B. Latar Belakang
Kota Makassar ( Ujung Pandang ) adalah salah satu Kota Metropolintan di Indonesia dan
sekaligus ibukota Provinsi Sulawesi Selatan. Kota Makassar merupakan kota terbesar keempat di
Indonesia dan terbesar di Kawasan Timur Indonesia. Sebagai pusat pelayanan di Kawasan Timur
Indonesia (KTI), Kota Makassar berperan sebagai pusat perdagangan dan jasa, pusat kegiatan
industri, pusat kegiatan pemerintahan, simpul jasa angkutan barang dan penumpang baik darat,
laut maupun udara dan pusat pelayanan pendidikan dan kesehatan.
Salah satu visi misi pemerintah kota Makassar, yakni revolusi pendidikan. Walikota
makassar ingin mengajak agar memperbaiki pendidikan mulai dari pendidikan dasar, yakni
Program Pendidikan Anak Usia Dini yang berstandar internasional, yang memiliki sarana dan
prasarana serta memiliki standar dapat dinikmati oleh anak-anak Makassar.
Sejak tahun 2021, Pokja Program Pendidikan Anak Usia Dini Kota Makassar, telah
merencanakan, mendesain, hadirnya PAUD berstandar, yang akan dihadirkan di setiap
kecamatan di Kota Makassar, untuk dijadikan bahan percontohan, sebagai sekolah PAUD yang
representatif dan dapat segera direalisasikan.
Adapun penyelenggaraan yang perlu diperhatikan pada landasan - landasan Program
Pendidikan Anak Usia Dini sebagai berikut :
a. UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
b. UU No. 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak.
c. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan dan permendiknas No. 58 tahun 2009 tentang Standar Pendidikan
Anak Usia Dini.
d. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 58 tahun 2007.
Prefesional yaitu menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang
mendukung pelajaran yang diampu.
Sosial yaitu kemampuan guru untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan
efisien dengan siswa, sesama guru, orang tua/wali peserta didik dan masyarakat.
2. Kualifikasi akademik.
Kemampuan guru untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan efisien dengan
siswa, sesama guru, orang tua/wali peserta didik dan masyarakat.
2. Tempat
Program Kegiatan "Pendidikan Anak Usia Dini" diselenggarakan di Jalan Faisal XVII
RT 05 RW 02, Kelurahan Banta-Bantaeng, Kota Makassar, Tahun 2023.
J. Metode Pembelajaran
Metode Pembelajaran yang dilakukan pada program Kegiatan Pendidikan Anak Usia Dini ini
menggunakan metode sebagai berikut.
a. Metode Bermain, dimana metode ini menerapkan permainan sebagai pembelajaran untuk
warga belajar.
b. Metode Bercerita, yaitu metode yang menggunakan teknik tutor untuk bercerita tentang
suatu legenda, dongeng, mitos, atau suatu kisah yang di dalamnya disisipkan pesan-pesan
moral.
c. Metode Menyanyi, dimana tutor menerapkan metode ini sebagai media wahana untuk
belajar.
d. Metode Kerja Kelompok, dimana metode ini digunakan untuk melatih kekompakan
warga belajar untuk berdiskusi.
e. Metode Demonstrasi, metode ini menerapkan warga belajar untuk melakukan atau
mengerjakan sesuatu dengan cara membuat benda-benda dengan plastisin atau
menggunting kertas origami lalu menempelkannya di buku gambar.
K. Sarana dan Prasarana (Fasilitas) Pembelajaran
Sarana
Nama Jumlah Nama Jumlah
Prasarana
Nama Jumlah Nama Jumlah
L. Pembiayaan
Pelaksaan Program Kegiatan Pendidikan Anak Usia Dini yang dibiayai oleh Pemerintah
setempat yang diselenggarakan oleh Kelurahan Banta-Bantaeng dengan jumlah rencana
anggaran program tersebut sebesar Rp.27.535.000.000. Berikut rincian rencana anggaran
program pembelajaran.
1. KESEKRETARIATAN
No Keterangan Harga
.
Nama Jumlah
2. PUBDEKDOK
No Keterangan Harga
.
Nama Jumlah
3. KONSUMSI
2. Pubdekdok Rp.1.150.000
3. Konsumsi Rp.15.816.000
Jumlah Rp.27.535.000
M. Penilaian
Teknik dan Instrument Penilaian Anak Usia Dini
1.Observasi
Dalam Kemendikbud (2015) disebutkan bahwa observasi atau lazim juga disebut dengan
pengamatan, adalah teknik penilaian yang dilakukan selama kegiatan pembelajaran baik secara
langsung maupun tidak langsung dengan menggunakan lembar observasi, catatan menyeluruh
atau jurnal, dan rubrik. Agar kegiatan obeservasi dapat memenuhi sasaran dan terarah, observer
harus menggunakan instrument dalam bentuk lembar observasi.
2. Catatan Anekdot
Catatan anekdot adalah sebuah catatan yang lebih memfokuskan pada sikap dan perilaku anak
yang terjadi secara khusus atau peristiwa yang terjadi secara insidental atau tiba-tiba.
3. Percakapan
Percakapan merupakan teknik mengumpulkan informasi tentang pengetahuan dan penalarana
anak didik. Dalam melaksanakan kegiatan percakapan ini, pendidik harus memperhatikan
karakteristik anak. Teknik percakapan dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu cara terstruktur
dan tidak terstruktur.
4. Unjuk Kerja
Unjuk kerja merupakan teknik penilaian yang menuntut peserta didik melakukan tugas dalam
bentuk perbuatan yang dapat diamati dan terukur. Beberapa aspek yang dapat dinilai dengan
teknik ini antara lain menyanyi, olahraga, menari, dan bentuk kegiatan yang memerlukan praktik
lainnya.
5. Portofolio
Portofolio adalah kumpulan atau rekam jejak berbagai hasil kegiatan atau catatan-catatan guru
tentang berbagai aspek perkembangan anak dalam kurun waktu tertentu. Portofolio ini diperoleh
jika pendidik sering melakukan kegiatan pengamatan terhadap perkembangan anak, kemudian
dicatat, dan selanjutnya didokumentasikan dalam kurun waktu satu semester atau satu tahun.
Dalam pembuatan portofolio, pendidik harus memperhatikan dua aspek, yaitu a) proses, yang
menunjukkan bagaimana anak belajar dan melakukan kegiatan, dan b) hasil atau produk, yang
merupakan bukti dari apa yang dilakukan peserta didik.
Waktu penilaian
Di lembaga PAUD, penilaian dilaksanakan sepanjang waktu, mulai sejak anak tiba disekolah,
bermain, sampai pulang kembali (Suyadi & Dahlia, 2014:120). Selanjutnya dikutip dalam
(Anonim, 2015:74) tentang hasil penilaian dapat dirangkum dalam kurun waktu harian,
mingguan dan bulanan. Penilaian dilakukan secara alami, baik berdasarkan kondisi nyata yang
muncul dari perilaku anak selama proses berkegiatan maupun hasil dari kegiatan tersebut. itulah
yang disebut penilaian autentik.
Dari hasil informasi dan data yang diperoleh, maka guru akan mengolah serta
mendeskripsikan hasil dari pelaksanaan evaluasi sehingga pada akhirnya akan memperoleh
gambaran tentang perkembangan belajar siswa atau juga hal lainnya yang berkenaan dengan
pembelajaran di PAUD (Wahyudin & Mubiar, 2012:86). Pengolahan penilaian dalam kurikulum
2013 pendidikan anak usia dini mencakup kegiatan:
a. Mencatat hasil penilaian perkembangan anak kedalam format yang disusun oleh pendidik
setiap selesai melakukan penilaian.
b. Dilanjutkan dengan kegiatan merangkum semua hasil perkembangan anak dan
dipindahkan kedalam format yang telah disiapkan baik harian maupun bulanan. Sehingga
dapat dibuat kesimpulan sebagai dasar laporan perkembangan anak kepada orang tua.
Terkait dengan pelaporan hasil penilaian dalam kurikulum 2013 pendidikan anak usia dini
terdiri atas:
1. Bentuk pelaporan hasil penilaian anak usia dini berupa deskripsi pertumbuhan fisik dan
perkembangan kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan anak yang dilaporkan
kepada orang tua (Permendikbud, 2015:75). Laporan semester disampaikan dalam bentuk
narasi, hasil rangkuman perkembangan anak didik sebagai dampak dari proses belajar
selama satu semester. Dalam menyusun ulasan (deskripsi) ditulis dengan kalimat yang
efektif/ tidak terlalu rumit dan obyektif sehingga tidak menimbulkan persepsi yang salah
bagi orang tua atau bagi yang berkepentingan terhadap laporan perkembangan anak didik
(Kemendikbud, 2015: 20).
2. Pelaporan dilakukan dengan cara bertatap muka dengan orang tua untuk menjelaskan
hasil penilaian anak (Permendikbud, 2015:75). Teknik dalam menyampaikan hasil
penilaian dapat melalui lisan maupun tertulis. Secara lisan dapat dilakukan dengan
bertemu dengan orang tua peserta didik atau pihak terkait melalui pertemuan rutin
ataupun kunjungan rumah. Sedangkan untuk secara tertulisnya, hasil penilaian dapat
disampaikan dalam bentuk catatan atau buku kegiatan harian, serta melalui buku rapor
(Fadlillah, 2014:246).
3. Pelaporan secara tertulis diberikan kepada orang tua minimal sekali untuk setiap 6 bulan,
sedangkan pelaporan secara lisan dapat diberikan sesuai kebutuhan (Permendikbud,
2015:75).