Anda di halaman 1dari 42

APARATUR

SIPIL
NEGARA
Pertemuan 3
Mata Kuliah Organisasi
dan Tata Kerja
Capaian Pembelajaran
Mahasiswa memahami dan mampu menjelaskan:

01 02 03 04
Asas, nilai dasar, Jenis, fungsi, tugas, Hak dan kewajiban Jabatan ASN (Jabatan
dan kode etik ASN dan peran ASN ASN Administrasi, Jabatan
Fungsional, Jabatan
Pimpinan Tinggi)
Dasar hukum
• Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun
2014 tentang Aparatur Sipil Negara
• Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang
Manajemen Pegawai Negeri Sipil sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun
2020.
• Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor
182/PMK.01/2020 Tentang Pedoman Penunjukan
Pelaksana Tugas dan/atau Pelaksana Harian di Lingkungan
Kementerian Keuangan.
Undang-Undang No 5 Tahun 2014
LATAR BELAKANG

Amanat UUD 1945


Pelaksanaan cita-cita bangsa
&mewujudkan tujuan negara; Tata kelola pemerintahan yang baik
perlu dibangun aparatur ASN
yang berkualitas Terdapat gap pada Manajemen ASN , antara:
Kompetensi dan kualifikasi yang diperlukan oleh
jabatan, dengan
Kompetensi dan kualifikasi yang dimiliki calon
dalam rekrutmen, pengangkatan, penempatan,
dan promosi

Reformasi Birokrasi
ASN: profesi dengan kewajiban mengelola,
mengembangkan diri, mempertanggungjawabkan
Tuntutan perubahan kinerja, menerapkan prinsip merit dalam
manajemen ASN
UU lama tidak sesuai dengan
tuntutan nasional dan tantangan
global
Aparatur Sipil Negara
KUALITAS YANG DIHARAPKAN

Mampu menyelenggarakan
Berintegritas pelayanan publik bagi
masyarakat

Profesional Bersih dari praktik KKN

Netral dan bebas dari Menjalankan peran sebagai


intervensi politik unsur perekat persatuan
dan kesatuan bangsa
ASAS penyelenggaraan kebijakan dan Manajemen ASN

kepastian
profesionalitas proporsionalitas keterpaduan delegasi
hukum

efektif dan
netralitas akuntabilitas keterbukaan nondiskriminatif
efisien

persatuan dan keadilan dan


kesejahteraan
kesatuan kesetaraan

Pasal 2 UU 5/2014
Nilai Dasar ASN

b. setia dan mempertahankan


Undang-Undang Dasar c. mengabdi kepada d. menjalankan tugas e. membuat keputusan
a. memegang teguh
Negara Republik Indonesia negara dan rakyat secara profesional dan berdasarkan prinsip
ideologi Pancasila; Tahun 1945 serta Indonesia; tidak berpihak; keahlian;
pemerintahan yang sah;

j. memberikan layanan
h. i. memiliki kemampuan kepada publik secara
f. menciptakan g. memelihara dan
mempertanggungjawabk dalam melaksanakan jujur, tanggap, cepat,
lingkungan kerja yang menjunjung tinggi
an tindakan dan kebijakan dan program tepat, akurat, berdaya
nondiskriminatif; standar etika yang luhur;
kinerjanya kepada publik; pemerintah; guna, berhasil guna, dan
santun;

o. meningkatkan
m. mengutamakan
k. mengutamakan l. menghargai n. mendorong efektivitas sistem
pencapaian hasil dan
kepemimpinan komunikasi, konsultasi, kesetaraan dalam pemerintahan yang
mendorong kinerja
berkualitas tinggi; dan kerja sama; pekerjaan; demokratis sebagai
pegawai;
perangkat sistem karier.

Pasal 4 UU 5/2014
Kode etik dan 1 2 3
kode perilaku bertujuan untuk
menjaga martabat
berisi pengaturan
perilaku pegawai ASN
dilaksanakan sesuai
dengan ketentuan

ASN dan kehormatan ASN peraturan


perundang-
undangan.

Pasal 5 UU 5/2014
a. melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung
jawab, dan berintegritas tinggi;
b. melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin;
c. melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa
tekanan;
Kode etik dan d. melaksanakan tugasnya sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan;
kode perilaku e. melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan
atau Pejabat yang Berwenang sejauh tidak bertentangan
ASN dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan
etika pemerintahan;
f. menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan
negara;
g. menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara
bertanggung jawab, efektif, dan efisien;

h. …
Pasal 5 UU 5/2014
h. menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam
melaksanakan tugasnya;
i. memberikan informasi secara benar dan tidak
menyesatkan kepada pihak lain yang memerlukan
Kode etik dan j.
informasi terkait kepentingan kedinasan;
tidak menyalahgunakan informasi intern negara,
kode perilaku tugas, status, kekuasaan, dan jabatannya untuk
mendapat atau mencari keuntungan atau manfaat
ASN bagi diri sendiri atau untuk orang lain;
k. memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga
reputasi dan integritas ASN; dan
l. melaksanakan ketentuan peraturan perundang-
undangan mengenai disiplin Pegawai ASN.

Pasal 5 UU 5/2014
Aparatur Sipil Negara (ASN)
DEFINISI

ASN PEGAWAI ASN


profesi bagi pegawai negeri sipil dan pegawai pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah
pemerintah dengan perjanjian kerja yang dengan perjanjian kerja yang diangkat oleh
bekerja pada instansi pemerintah. pejabat pembina kepegawaian dan diserahi
tugas dalam suatu jabatan pemerintahan atau
diserahi tugas negara lainnya dan digaji
berdasarkan peraturan perundang-undangan.

PNS PPPK

Pasal 1 UU 5/2014
Jenis Pegawai ASN

Pegawai Negeri Sipil (PNS) Pegawai Pemerintah dengan


Perjanjian Kerja (PPPK)
• warga negara Indonesia yang memenuhi • warga negara Indonesia yang memenuhi syarat
syarat tertentu, diangkat sebagai Pegawai tertentu, yang diangkat berdasarkan perjanjian
ASN secara tetap oleh pejabat pembina kerja untuk jangka waktu tertentu dalam
kepegawaian untuk menduduki jabatan rangka melaksanakan tugas pemerintahan;
pemerintahan; • diangkat sesuai dengan kebutuhan Instansi
• memiliki nomor induk pegawai secara Pemerintah dan ketentuan Undang-Undang ini;
nasional • ketiadaan jaminan pensiun dan jaminan hari tua

Pasal 6 UU 5/2014
Kedudukan Pegawai ASN

Bebas dari pengaruh dan


intervensi semua golongan
dan partai politik
Sebagai unsur
aparatur negara
Melaksanakan kebijakan
yang ditetapkan oleh
pimpinan Instansi
Pemerintah

Pasal 9 UU 5/2014
Fungsi, Tugas, dan Peran
APARATUR SIPIL NEGARA

FUNGSI TUGAS PERAN

• Pelaksana kebijakan publik • Melaksanakan kebijakan Perencana, pelaksana, dan


• Pelayan Publik publik yang dibuat oleh pengawas penyelenggaraan
• Perekat Pemersatu Bangsa Pejabat Pembina tugas umum pemerintahan
Kepegawaian sesuai dan pembangunan nasional,
dengan ketentuan melalui pelaksanaan
peraturan perundang- kebijakan dan pelayanan
undangan publik yang profesional,
• Memberikan pelayanan bebas dari intervensi politik,
publik yang profesional serta bersih dari praktik KKN
dan berkualitas
• Mempererat persatuan
dan kesatuan NKRI

Pasal 10 dan 11 UU 5/2014


Hak

Hak PNS: Hak PPPK:


a. gaji, tunjangan, dan fasilitas; a. gaji dan tunjangan;
b. cuti; b. cuti;
c. jaminan pensiun dan jaminan hari tua; c. perlindungan; dan
d. perlindungan; dan d. pengembangan kompetensi.
e. pengembangan kompetensi.

Pasal 21 dan 22 UU 5/2014


Kewajiban Pegawai ASN
a. setia dan taat pada Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik
Indonesia, dan pemerintah yang sah;
b. menjaga persatuan dan kesatuan bangsa;

c. melaksanakan kebijakan yang dirumuskan pejabat pemerintah yang berwenang;

d. menaati ketentuan peraturan perundang-undangan;

e. melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh pengabdian, kejujuran, kesadaran, dan tanggung jawab;

f. menunjukkan integritas dan keteladanan dalam sikap, perilaku, ucapan dan tindakan kepada setiap orang, baik di dalam
maupun di luar kedinasan;
g. menyimpan rahasia jabatan dan hanya dapat mengemukakan rahasia jabatan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan; dan
h. bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Pasal 23 UU 5/2014
JABATAN ADMINISTRASI

JABATAN FUNGSIONAL
JABATAN ASN
JABATAN PIMPINAN TINGGI

Dalam UU sebelumnya, Jabatan PNS


dibagi menjadi Jabatan Struktural
(yang terdiri dari beberapa tingkatan
eselon) dan Jabatan Fungsional

Pasal 13 UU 5/2014
Jabatan ASN
ADMINISTRASI Jabatan
Bertanggung jawab memimpin
pelaksanaan seluruh kegiatan
Administrator pelayanan publik serta administrasi
pemerintahan dan pembangunan

Jabatan Jabatan Bertanggung jawab mengendalikan


pelaksanaan kegiatan yang dilakukan
Administrasi Pengawas oleh pejabat pelaksana.

Bertanggung jawab melaksanakan


Jabatan Jabatan kegiatan pelayanan publik serta
Jabatan ASN
Fungsional Pelaksana administrasi pemerintahan dan
pembangunan

Jabatan
Pimpinan Tinggi

Pasal 15 UU 5/2014
AKUNTABILITAS
JABATAN ADMINISTRASI
Setiap pejabat administrasi harus menjamin akuntabilitas
jabatan, yang meliputi terlaksananya:
a. bagi Jabatan administrator:
→ seluruh kegiatan yang sudah direncanakan dengan
baik dan efisien sesuai standar operasional
prosedur dan terselenggaranya peningkatan kinerja
secara berkesinambungan;
b. bagi Jabatan pengawas:
→ pengendalian seluruh kegiatan pelaksanaan yang
dilakukan oleh pejabat pelaksana sesuai standar
operasional prosedur;
c. Bagi Jabatan pelaksana:
→ kegiatan sesuai dengan standar operasional
prosedur.
PP 11/2017 stdd PP 17/2020
Persyaratan, Kompetensi, dan Pengangkatan
Jabatan Administrasi

Jabatan
Pasal 54 ayat (1)
Persyaratan Administrator

Jabatan Jabatan
Pasal 54 ayat (3)
Administrasi Pengawas

Jabatan Peraturan Pemerintah


Pasal 54 ayat (4)
Pelaksana Nomor 11 Tahun 2017
tentang Manajemen ASN
Kompetensi Pasal 55
(teknis, manajerial, sosial kultural)

Tata Cara Pengangkatan Pasal 56


PEMBERHENTIAN DARI
JABATAN ADMINISTRASI
PNS diberhentikan dari JA apabila:
a. Mengundurkan diri dari Jabatan;
b. Diberhentikan sementara sebagai PNS;
c. Menjalani cuti di luar tanggungan negara;
d. Menjalani tugas belajar lebih dari 6 bulan;
e. Ditugaskan secara penuh di luar JA; atau
f. Tidak memenuhi persyaratan Jabatan
Selain alasan di atas, pejabat administrator dapat juga diberhentikan
apabila tidak melaksanakan kewajiban untuk memenuhi persyaratan
kualifikasi dan tingkat pendidikan yang disyaratkan.
PNS yang diberhentikan dari JA karena alasan b, c, d, dan e dapat
diangkat kembali sesuai jenjang JA terakhir apabila tersedia lowongan
Jabatan. PP 11/2017 stdd PP 17/2020
Jabatan ASN Ahli utama

FUNGSIONAL Ahli madya


Jabatan fungsional
keahlian
Jabatan Ahli muda
Administrasi
Ahli pertama
Jabatan Jabatan
ASN Fungsional
Penyelia
Jabatan
Pimpinan Tinggi Mahir
Jabatan fungsional
keterampilan
Terampil

Pemula
Pasal 18 UU 5/2014
Definisi
Jabatan Fungsional adalah sekelompok jabatan
yang berisi fungsi dan tugas berkaitan dengan
pelayanan fungsional yang berdasarkan pada
keahlian dan keterampilan tertentu.

Pejabat Fungsional adalah


Pegawai ASN yang menduduki
Jabatan Fungsional pada instansi
pemerintah.

Pasal 18 UU 5/2014
KEDUDUKAN
DAN TUGAS JF
KEDUDUKAN
Pejabat Fungsional berkedudukan di bawah dan
bertanggung jawab secara langsung kepada pejabat
pimpinan tinggi pratama, pejabat administrator, atau
pejabat pengawas yang memiliki keterkaitan dengan
pelaksanaan tugas JF

TUGAS
JF memiliki tugas memberikan pelayanan fungsional
yang berdasarkan pada keahlian dan keterampilan
tertentu PP 11/2017 stdd PP 17/2020
KRITERIA JABATAN
FUNGSIONAL

JF ditetapkan dengan kriteria sebagai berikut:


a. Fungsi dan tugasnya berkaitan dengan pelaksanaan fungsi
dan tugas instansi pemerintah;
b. Mensyaratkan keahlian atau keterampilan tertentu yang
dibuktikan dengan sertifikasi dan/atau penilaian tertentu;
c. Dapat disusun dalam suatu jenjang Jabatan berdasarkan
tingkat kesulitan dan kompetensi;
d. Pelaksanaan tugas yang bersifat mandiri dalam menjalankan
tugas profesinya; dan
e. Kegiatannya dapat diukur dengan satuan nilai atau akumulasi
nilai butir-butir kegiatan dalam bentuk angka kredit.
PP 11/2017 stdd PP 17/2020
PENETAPAN JF
Penetapan JF dilakukan oleh Menteri berdasarkan usulan
dari pimpinan Instansi Penerintah dengan mengacu pada
klasifikasi dan kriteria JF.
Dalam hal diperlukan, Menteri dapat menetapkan JF tanpa
usulan dari pimpinan Instansi Pemerintah

Pengangkatan dan Persyaratan JF


Pengangkatan PNS ke dalam JF keahlian dan JF keterampilan dilakukan melalui
pengangkatan:
a. pertama;
b. perpindahan dari Jabatan lain;
c. penyesuaian; atau
d. promosi.
Selain itu, pengangkatan kedalam JF tertentu dapat dilakukan melalui pengangkatan
PPPK. PP 11/2017 stdd PP 17/2020
PEMBERHENTIAN DARI
JABATAN FUNGSIONAL PNS diberhentikan dari JF apabila:
a. Mengundurkan diri dari Jabatan;
b. Diberhentikan sementara sebagai PNS;
c. Menjalani cuti di luar tanggungan negara;
d. Menjalani tugas belajar lebih dari 6 bulan;
e. Ditugaskan secara penuh di luar JF; atau
f. Tidak memenuhi persyaratan Jabatan

PNS yang diberhentikan dari JF


karena alasan b, c, d, dan e
dapat diangkat Kembali sesuai
jenjang JF terakhir apabila
tersedia lowongan Jabatan.

PP 11/2017 stdd PP 17/2020


RANGKAP
JABATAN
Dalam rangka optimalisasi pelaksanaan tugas dan pencapaian
kinerja organisasi, pejabat fungsional DILARANG rangkap
Jabatan dengan Jab Administrasi atau Jab Pimpinan Tinggi,
kecuali untuk JA dan JPT yang kompetensi dan bidang tugas
Jabatannya sama dan tidak dapat dipisahkan dengan kompetansi
dan bidang tugas JF.
PP 11/2017 stdd PP 17/2020
INSTANSI PEMBINA JF
Instansi Pembina JF merupakan Kementerian,
Lembaga pemerintah nonkementerian, atau
kesekretariatan Lembaga negara yang sesuai
kekhususan tugas dan fungsinya dietapkan menjadi
instansi Pembina suatu JF.

Instansi Pembina berperan sebagai pengelola JF yang


menjadi tanggung jawabnya untuk menjamin
terwujudnya standar kualitas dan profesionalisme
Jabatan.

PP 11/2017 stdd PP 17/2020


TUGAS INSTANSI
PEMBINA
Dalam melaksanakan peran, instansi Pembina memiliki tugas:
a. Menyusun pedoman formasi JF; n. Memfasilitasi pembentukan organisasi
b. Menyusun standar kompetensi JF; profesi JF;
c. Menyusun petunjuk pelaksanaan dan o. Memfasilitasi penyusunan dan penetapan
petunjuk teknis JF; kode etik profesi dan kode perilaku JF;
d. Menyusun standar kualitas hasil kerja danp. Melakukan akreditasi pelatihan
pedoman penilaian kualitas hasil kerja fungsional dengan mengacu kepada
pejabat fungsional; ketentuan yang telah ditetapkan oleh
e. menyusun pedoman penulisan karya LAN;
tulis/karya ilmiah yang bersifat inovatif di q. Melakukan pemantauan dan evaluasi
bidang tugas JF; penerapan JF di seluruh instansi
f. Menyusun kurikulum pelatihan JF; Pemerintah yang menggunakan Jabatan
g. Menyelenggarakan pelatihan JF; tersebut;
h. Membina penyelenggaraan pelatihan r. Melakukan koordinasi dengan instansi
fungsional pada Lembaga pelatihan; pengguna dalam rangka pembinaan
i. Menyelenggarakan uji kompetensi JF; karier pejabat fungsional; dan
j. Menganalisis kebutuhan pelatihan s. Menyusun informasi faktor jabatan untuk
fungsional di bidang tugas JF; evaluasi jabatan
k. Melakukan sosialisasi petunjuk
pelaksanaan dan petunjuk teknis JF;
l. Mengembangkan sistem informasi JF;
m. Memfasilitasi pelaksanaan tugas pokok
PP 11/2017 stdd PP 17/2020 JF;
Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan:

JF dengan Instansi Pembina Kementerian Keuangan:


• Analisis Pengelolaan Keuangan APBN
• Pranata Keuangan APBN

JF dengan Instansi Pembina K/L lain:


• Widyaiswara (LAN RI)

Contoh • Dosen (Kemendikbud)


• Pranata komputer (BPS)
• Perawat gigi (Kementerian Kesehatan)

Jabatan • Assessor SDM (BKN)


• Pustakawan (Perpusnas)
• Pengembang Teknologi Pembelajaran (Kemendikbud)
Fungsional di • Arsiparis (Arsip Nasional RI)
• Dokter (Kementerian Kesehatan)

Kementerian Direktorat Jenderal Pajak:

Keuangan JF dengan Instansi Pembina Kementerian Keuangan:


• Pemeriksa Pajak
• Penilai Pajak dan Asisten Penilai Pajak
• Penyuluh Pajak dan Asisten Penyuluh Pajak

JF dengan Instansi Pembina K/L lain:


• Pranata komputer (BPS)
• Dokter Gigi (Kementerian Kesehatan)
• Assessor SDM (BKN)
Jenis jabatan fungsional di Kemenkeu semakin berkembang
Jabatan ASN Jabatan
PIMPINAN TINGGI Administrasi

Jabatan Jabatan Jabatan Pimpinan


ASN Fungsional Tinggi Utama

Jabatan Jabatan Pimpinan


Pimpinan Tinggi Tinggi Madya

Jabatan Pimpinan
Tinggi Pratama
Untuk setiap Jabatan Pimpinan Tinggi ditetapkan
syarat kompetensi, kualifikasi, kepangkatan,
pendidikan dan pelatihan, rekam jejak jabatan dan
integritas, serta persyaratan lain yang dibutuhkan
Pasal 19 UU 5/2014
FUNGSI
Jabatan Pimpinan Tinggi
Jabatan Pimpinan Tinggi berfungsi memimpin dan
memotivasi setiap Pegawai ASN pada Instansi
Pemerintah melalui:
a. kepeloporan dalam bidang:
1) keahlian profesional;
2) analisis dan rekomendasi kebijakan; dan
3) kepemimpinan manajemen.
b. pengembangan kerja sama dengan instansi lain;
dan
c. keteladanan dalam mengamalkan nilai dasar ASN
dan melaksanakan kode etik dan kode perilaku
ASN.
Pasal 19 UU 5/2014
PERSYARATAN JABATAN
PIMPINAN TINGGI JPT utama, JPT madya, dan JPT pratama diisi
dari kalangan PNS. Setiap PNS yang memenuhi
syarat mempunyai kesempatan yang sama
untuk mengisi JPT yang lowong.
JPT utama dan JPT madya tertentu dapat diisi dari
kalangan non-PNS dengan persetujuan Presiden yang
pengisiannya dilakukan secara terbuka dan kompetitif
serta ditetapkan dalam Keputusan Presiden.
JPT utama dan JPT madya tertentu di bidang rahasia
negara, pertahanan, keamanan, pengelolaan aparatur
negara, kesekretariatan negara, pengelolaan sumber
daya alam tidak dapat diisi dari kalangan non-PNS,
kecuali mendapatkan persetujuan dari Presiden setelah
mendapatkan pertimbangan dari Menteri, Kepala BKN
dan Menteri Keuangan.

PP 11/2017 stdd PP 17/2020


Penyetaraan Jabatan Eselon
dalam UU Nomor 5 Tahun 2014 Eselon Ia
• Kepala Lembaga Nonkementerian.
• Setara: Jabatan Pimpinan Tinggi Utama
Eselon Ia dan Ib
• Setara: Jabatan Pimpinan Tinggi Madya

Eselon II
• Setara: Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama
Eselon III
• Setara: Jabatan Administrator

Eselon IV
• Setara: Jabatan Pengawas
Eselon V dan fungsional umum
• Setara: Jabatan Pelaksana

Pasal 131 UU 5/2014


Contoh
Pimpinan Tinggi Madya:
Penyetaraan Sekretaris Jenderal
Jabatan Eselon di Direktur Jenderal
Instansi Pusat Inspektur Jenderal
Kepala Badan

Pimpinan Tinggi Madya:


Staf Ahli
Pimpinan Tinggi Pratama:
Kepala Biro, Direktur, Kepala Pusat,
Inspektur, Sekretaris Badan, Sekretaris Itjen

Jabatan Administrator:
Kepala Bagian, Kepala Bidang,
Kepala Subdirektorat

Jabatan Pengawas:
Kepala Subbagian,
Kepala Subbidang,
Kepala Seksi
Pelaksana Harian
Pelaksana Tugas &
Pelaksana Tugas (Plt)
(Plh) Pelaksana Harian
• Pegawai yang ditunjuk • Pegawai yang ditunjuk
untuk melaksanakan untuk melaksanakan
tugas rutin dari Pejabat tugas rutin dari Pejabat
definitif yang definitif yang
berhalangan tetap berhalangan sementara
sehingga suatu Jabatan sehingga suatu Jabatan
tidak terisi dan yang masih terisi tetapi
menimbulkan lowongan Pejabat definitif yang
Jabatan. bersangkutan tidak
dapat melaksanakan
tugas jabatannya.

PMK No.182/PMK.01/2020
Berhalangan tetap
a. pensiun;
b. meninggal dunia;
c. perpindahan;
d. diberhentikan dalam jabatan;
e. cuti di luar tanggungan negara; atau
f. tidak dapat melaksanakan tugas rutin yang lebih dari 6 (enam) bulan.
Keadaan
Berhalangan
Pejabat Definitif
yang
mengharuskan Berhalangan sementara
adanya Plt a.
b.
cuti tahunan;
cuti besar;
ataupun Plh c. cuti melahirkan;
d. cuti karena alasan penting;
e. cuti sakit;
f. tidak masuk bekerja dengan alasan yang sah atau tanpa alasan yang sah;
g. penugasan yang tidak lebih dari 6 (enam) bulan; atau
h. di luar penugasan yang tidak lebih dari 6 (enam) bulan.
Wewenang Pelaksana Tugas &
Pelaksana Harian
Melaksanakan tugas, menetapkan keputusan,
melakukan tindakan rutin yang menjadi
wewenang Jabatan definitif dari Jabatan yang
dirangkap sesuai dengan ketentuan peraturan
per-UU-an

Tidak memiliki kewenangan


mengambil/menetapkan keputusan yang
strategis yang berdampak pada perubahan
status hukum pada aspek organisasi,
kepegawaian, dan alokasi anggaran.

PMK No.182/PMK.01/2020

Anda mungkin juga menyukai