SIPIL
NEGARA
Pertemuan 3
Mata Kuliah Organisasi
dan Tata Kerja
Capaian Pembelajaran
Mahasiswa memahami dan mampu menjelaskan:
01 02 03 04
Asas, nilai dasar, Jenis, fungsi, tugas, Hak dan kewajiban Jabatan ASN (Jabatan
dan kode etik ASN dan peran ASN ASN Administrasi, Jabatan
Fungsional, Jabatan
Pimpinan Tinggi)
Dasar hukum
• Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun
2014 tentang Aparatur Sipil Negara
• Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang
Manajemen Pegawai Negeri Sipil sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun
2020.
• Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor
182/PMK.01/2020 Tentang Pedoman Penunjukan
Pelaksana Tugas dan/atau Pelaksana Harian di Lingkungan
Kementerian Keuangan.
Undang-Undang No 5 Tahun 2014
LATAR BELAKANG
Reformasi Birokrasi
ASN: profesi dengan kewajiban mengelola,
mengembangkan diri, mempertanggungjawabkan
Tuntutan perubahan kinerja, menerapkan prinsip merit dalam
manajemen ASN
UU lama tidak sesuai dengan
tuntutan nasional dan tantangan
global
Aparatur Sipil Negara
KUALITAS YANG DIHARAPKAN
Mampu menyelenggarakan
Berintegritas pelayanan publik bagi
masyarakat
kepastian
profesionalitas proporsionalitas keterpaduan delegasi
hukum
efektif dan
netralitas akuntabilitas keterbukaan nondiskriminatif
efisien
Pasal 2 UU 5/2014
Nilai Dasar ASN
j. memberikan layanan
h. i. memiliki kemampuan kepada publik secara
f. menciptakan g. memelihara dan
mempertanggungjawabk dalam melaksanakan jujur, tanggap, cepat,
lingkungan kerja yang menjunjung tinggi
an tindakan dan kebijakan dan program tepat, akurat, berdaya
nondiskriminatif; standar etika yang luhur;
kinerjanya kepada publik; pemerintah; guna, berhasil guna, dan
santun;
o. meningkatkan
m. mengutamakan
k. mengutamakan l. menghargai n. mendorong efektivitas sistem
pencapaian hasil dan
kepemimpinan komunikasi, konsultasi, kesetaraan dalam pemerintahan yang
mendorong kinerja
berkualitas tinggi; dan kerja sama; pekerjaan; demokratis sebagai
pegawai;
perangkat sistem karier.
Pasal 4 UU 5/2014
Kode etik dan 1 2 3
kode perilaku bertujuan untuk
menjaga martabat
berisi pengaturan
perilaku pegawai ASN
dilaksanakan sesuai
dengan ketentuan
Pasal 5 UU 5/2014
a. melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung
jawab, dan berintegritas tinggi;
b. melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin;
c. melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa
tekanan;
Kode etik dan d. melaksanakan tugasnya sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan;
kode perilaku e. melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan
atau Pejabat yang Berwenang sejauh tidak bertentangan
ASN dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan
etika pemerintahan;
f. menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan
negara;
g. menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara
bertanggung jawab, efektif, dan efisien;
h. …
Pasal 5 UU 5/2014
h. menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam
melaksanakan tugasnya;
i. memberikan informasi secara benar dan tidak
menyesatkan kepada pihak lain yang memerlukan
Kode etik dan j.
informasi terkait kepentingan kedinasan;
tidak menyalahgunakan informasi intern negara,
kode perilaku tugas, status, kekuasaan, dan jabatannya untuk
mendapat atau mencari keuntungan atau manfaat
ASN bagi diri sendiri atau untuk orang lain;
k. memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga
reputasi dan integritas ASN; dan
l. melaksanakan ketentuan peraturan perundang-
undangan mengenai disiplin Pegawai ASN.
Pasal 5 UU 5/2014
Aparatur Sipil Negara (ASN)
DEFINISI
PNS PPPK
Pasal 1 UU 5/2014
Jenis Pegawai ASN
Pasal 6 UU 5/2014
Kedudukan Pegawai ASN
Pasal 9 UU 5/2014
Fungsi, Tugas, dan Peran
APARATUR SIPIL NEGARA
e. melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh pengabdian, kejujuran, kesadaran, dan tanggung jawab;
f. menunjukkan integritas dan keteladanan dalam sikap, perilaku, ucapan dan tindakan kepada setiap orang, baik di dalam
maupun di luar kedinasan;
g. menyimpan rahasia jabatan dan hanya dapat mengemukakan rahasia jabatan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan; dan
h. bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Pasal 23 UU 5/2014
JABATAN ADMINISTRASI
JABATAN FUNGSIONAL
JABATAN ASN
JABATAN PIMPINAN TINGGI
Pasal 13 UU 5/2014
Jabatan ASN
ADMINISTRASI Jabatan
Bertanggung jawab memimpin
pelaksanaan seluruh kegiatan
Administrator pelayanan publik serta administrasi
pemerintahan dan pembangunan
Jabatan
Pimpinan Tinggi
Pasal 15 UU 5/2014
AKUNTABILITAS
JABATAN ADMINISTRASI
Setiap pejabat administrasi harus menjamin akuntabilitas
jabatan, yang meliputi terlaksananya:
a. bagi Jabatan administrator:
→ seluruh kegiatan yang sudah direncanakan dengan
baik dan efisien sesuai standar operasional
prosedur dan terselenggaranya peningkatan kinerja
secara berkesinambungan;
b. bagi Jabatan pengawas:
→ pengendalian seluruh kegiatan pelaksanaan yang
dilakukan oleh pejabat pelaksana sesuai standar
operasional prosedur;
c. Bagi Jabatan pelaksana:
→ kegiatan sesuai dengan standar operasional
prosedur.
PP 11/2017 stdd PP 17/2020
Persyaratan, Kompetensi, dan Pengangkatan
Jabatan Administrasi
Jabatan
Pasal 54 ayat (1)
Persyaratan Administrator
Jabatan Jabatan
Pasal 54 ayat (3)
Administrasi Pengawas
Pemula
Pasal 18 UU 5/2014
Definisi
Jabatan Fungsional adalah sekelompok jabatan
yang berisi fungsi dan tugas berkaitan dengan
pelayanan fungsional yang berdasarkan pada
keahlian dan keterampilan tertentu.
Pasal 18 UU 5/2014
KEDUDUKAN
DAN TUGAS JF
KEDUDUKAN
Pejabat Fungsional berkedudukan di bawah dan
bertanggung jawab secara langsung kepada pejabat
pimpinan tinggi pratama, pejabat administrator, atau
pejabat pengawas yang memiliki keterkaitan dengan
pelaksanaan tugas JF
TUGAS
JF memiliki tugas memberikan pelayanan fungsional
yang berdasarkan pada keahlian dan keterampilan
tertentu PP 11/2017 stdd PP 17/2020
KRITERIA JABATAN
FUNGSIONAL
Jabatan Pimpinan
Tinggi Pratama
Untuk setiap Jabatan Pimpinan Tinggi ditetapkan
syarat kompetensi, kualifikasi, kepangkatan,
pendidikan dan pelatihan, rekam jejak jabatan dan
integritas, serta persyaratan lain yang dibutuhkan
Pasal 19 UU 5/2014
FUNGSI
Jabatan Pimpinan Tinggi
Jabatan Pimpinan Tinggi berfungsi memimpin dan
memotivasi setiap Pegawai ASN pada Instansi
Pemerintah melalui:
a. kepeloporan dalam bidang:
1) keahlian profesional;
2) analisis dan rekomendasi kebijakan; dan
3) kepemimpinan manajemen.
b. pengembangan kerja sama dengan instansi lain;
dan
c. keteladanan dalam mengamalkan nilai dasar ASN
dan melaksanakan kode etik dan kode perilaku
ASN.
Pasal 19 UU 5/2014
PERSYARATAN JABATAN
PIMPINAN TINGGI JPT utama, JPT madya, dan JPT pratama diisi
dari kalangan PNS. Setiap PNS yang memenuhi
syarat mempunyai kesempatan yang sama
untuk mengisi JPT yang lowong.
JPT utama dan JPT madya tertentu dapat diisi dari
kalangan non-PNS dengan persetujuan Presiden yang
pengisiannya dilakukan secara terbuka dan kompetitif
serta ditetapkan dalam Keputusan Presiden.
JPT utama dan JPT madya tertentu di bidang rahasia
negara, pertahanan, keamanan, pengelolaan aparatur
negara, kesekretariatan negara, pengelolaan sumber
daya alam tidak dapat diisi dari kalangan non-PNS,
kecuali mendapatkan persetujuan dari Presiden setelah
mendapatkan pertimbangan dari Menteri, Kepala BKN
dan Menteri Keuangan.
Eselon II
• Setara: Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama
Eselon III
• Setara: Jabatan Administrator
Eselon IV
• Setara: Jabatan Pengawas
Eselon V dan fungsional umum
• Setara: Jabatan Pelaksana
Jabatan Administrator:
Kepala Bagian, Kepala Bidang,
Kepala Subdirektorat
Jabatan Pengawas:
Kepala Subbagian,
Kepala Subbidang,
Kepala Seksi
Pelaksana Harian
Pelaksana Tugas &
Pelaksana Tugas (Plt)
(Plh) Pelaksana Harian
• Pegawai yang ditunjuk • Pegawai yang ditunjuk
untuk melaksanakan untuk melaksanakan
tugas rutin dari Pejabat tugas rutin dari Pejabat
definitif yang definitif yang
berhalangan tetap berhalangan sementara
sehingga suatu Jabatan sehingga suatu Jabatan
tidak terisi dan yang masih terisi tetapi
menimbulkan lowongan Pejabat definitif yang
Jabatan. bersangkutan tidak
dapat melaksanakan
tugas jabatannya.
PMK No.182/PMK.01/2020
Berhalangan tetap
a. pensiun;
b. meninggal dunia;
c. perpindahan;
d. diberhentikan dalam jabatan;
e. cuti di luar tanggungan negara; atau
f. tidak dapat melaksanakan tugas rutin yang lebih dari 6 (enam) bulan.
Keadaan
Berhalangan
Pejabat Definitif
yang
mengharuskan Berhalangan sementara
adanya Plt a.
b.
cuti tahunan;
cuti besar;
ataupun Plh c. cuti melahirkan;
d. cuti karena alasan penting;
e. cuti sakit;
f. tidak masuk bekerja dengan alasan yang sah atau tanpa alasan yang sah;
g. penugasan yang tidak lebih dari 6 (enam) bulan; atau
h. di luar penugasan yang tidak lebih dari 6 (enam) bulan.
Wewenang Pelaksana Tugas &
Pelaksana Harian
Melaksanakan tugas, menetapkan keputusan,
melakukan tindakan rutin yang menjadi
wewenang Jabatan definitif dari Jabatan yang
dirangkap sesuai dengan ketentuan peraturan
per-UU-an
PMK No.182/PMK.01/2020