Anda di halaman 1dari 6

PANDUAN

UPAYA PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN


FILARIASIS

Oleh :

MELINDA NEVI PUSPITA

(Programer Filariasis)

PEMERINTAH KABUPATEN BOJONEGORO

PUSKESMAS PADANGAN

TAHUN 2020

3
BAB I

DEFINISI

A. PENGERTIAN

Filariasis atau penyakit kaki gajah (elephantiasis) merupakan penyakit menular yang
mengenai saluran kalenjar limfe (getah bening) dan disebabkan oleh cacing filaria yang
ditularkan oleh serangga. Penyakit ini menyerang semua umur dan bersifat menahun. Jika
seseorang terkena penyakit ini dan tidak mendapatkan pengobatan sedini mungkin maka dapat
menimbulkan cacat permanen berupa pembesaran kaki, lengan, buah dada dan alat kelamin.

Filariasis dapat menimbulkan kecacatan seumur hidup serta stigma sosial berupa
pengucilan, kegiatan sosial terganggu, tidak bisa menikmati waktu hidup dan rasa tidak nyaman
bagi penderita dan keluarganya. Keadaan ini juga membawa dampak beban ekonomi yaitu biaya
berobat, hari produktif yang hilang karena sakit, dan hari produktif anggota rumah tangga lain
yang hilang karena harus merawat orang yang sakit (Kemenkes RI, 2010). Hampir seluruh
wilayah Indonesia adalah daerah endemis filariasis, terutama wilayah Indonesia Timur yang
memiliki prevalensi lebih tinggi.

Sejak tahun 2000 hingga 2009 dilaporkan kasus kronis filariasis sebanyak 11.914 kasus
yang tersebar di 401 Kabupaten atau kota. Hasil laporan kasus klinis kronis filariasis dari
kabupaten atau kota yang ditindaklanjuti dengan survey endemisitas filariasis, sampai dengan
tahun 2009 terdapat 337 kabupaten atau kota endemis dan 135 kabupaten atau kota non endemis
(Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2010).

B. DASAR HUKUM
1. Peraturan Menteri Kesehatan No. 1501 Tahun 2010 tentang Jenis-jenis Penyakit
Menular Tertentu Yang dapat menimbulkan Wabah dan Upaya Penanggulangan.
2. Peraturan Menteri Kesehataan Nomor 94 tahun 2014 tentang Penanggulangan
Filariasis (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 134);
3. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 25 Tahun 2014 tentang Upaya Kesehatan Anak
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 825);
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 74 Tahun 2015 tentang Upaya Peningkatan
Kesehatan dan Pencegahan Penyakit (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015
Nomor 1755);

4
BAB 2

RUANG LINGKUP

Ruang Lingkup Filariasis adalah ruang lingkup yang tercermin dalam tugas
pokok filariasis / kecacingan yang meliputi :
1. PENDATAAN KECACINGAN
Pendataan kecacingan adalah suatu proses pengumpulan data dan pencatatan data
anak. Tujuan dari pendataan yaitu untuk memperoleh data jumlah sasaran yang akan
mendaptakan obat cacing. Tempat pendataan untuk anak usia 1-5 tahun di posyandu,
anak usia 5-7 tahun di PAUD/TK, dan anak usia 7-12 tahun di SD/MI.
2. PENGUMPULAN DATA
Mengumpulkan data adalah suatu proses pengambilan data sasaran dari kader
posyandu, bidan / perawat pembina desa, PAUD/TK, serta SD/MI
3. PEMBERIAN OBAT CACING KEPADA ANAK USIA 1-12 TAHUN
Pemberian obat cacing dari pemerintah minimal 2 kali tiap tahun dan masyarakat
tidak perlu bayar obatnya. Aanak usia dasar minum obat yang di bagikan pada kegiatan
penjaringan anak sekolah. Anak balita minum obat yang dibagikan bersamaan dengan
pemberian vitamin A
4. PELAPORAN KEGIATAN
Pemberian Obat kecacingan untuk anak Usia 1-12 tahun, Bila ada Kasus suspect
Filariasis kita koordinasi dengan Dokter dan Kepala Puskesmas untuk terapi yang
diberikan serta dilakukan pemantauan secara Berkala dengan kunjungan rumah.

5
BAB 3

TATA LAKSANA

1. Pemberian obat cacing kepada anak usia 1 – 5 tahun di posyandu


Tujuan Pemberian obat cacing kepada anak usia 1 – 5 tahun adalah
- Untuk mencegah kekurangan gizi yang menetap ( presistent malnourish ) di
kemudian hari.
- Meningkatkan Pertumbuhan anak.
Dosis Pemberian Obat Cacing Usia 1 – 5 Tahun
ALBENDAZOL
Sasaran Dosis ( Tablet 400 mg ) Dosis ( sirup 200 mg/5ml )
1- ≤ 2 Tahun ½ Tablet ( 200 mg ) 5 ml
2 - ≤ 5 Tahun 1 Tablet 10 ml

2. Pemberian obat cacing kepada anak usia 5 - 7 tahun di PAUD/TK


Tujuan Pemberian obat cacing kepada anak usia 5 – 7 tahun adalah
- Untuk menurunkan prevelensi dan intensitas cacing secara bermakna
- Meningkatkan PHBS dengan cuci tangan pakai sabun
Dosis Pemberian Obat Cacing Usia 2 – 7 Tahun
ALBENDAZOL
Sasaran Dosis ( Tablet 400 mg ) Dosis ( sirup 200 mg/5ml )
5 - 7 Tahun 1 Tablet 10 ml

3. Pemberian obat cacing kepada anak usia 7 – 12 tahun di SD/MI


Tujuan Pemberian obat cacing kepada anak usia 5 – 7 tahun adalah
- Untuk menurunkan prevelensi dan intensitas cacing secara bermakna
- Meningkatkan PHBS dengan cuci tangan pakai sabun
Dosis Pemberian Obat Cacing Usia 2 – 7 Tahun
ALBENDAZOL
Sasaran Dosis ( Tablet 400 mg ) Dosis ( sirup 200 mg/5ml )
7 - 12 Tahun 1 Tablet 10 ml

4. Pemantauan Berkala pasien Filariasis setiap bulannya dengan cara kolaborasi


bersama kader untuk dilakukan kunjungan rumah.

6
BAB 4

DOKUMENTASI

Berdasarkan RPK yang telah tersusun, penanggung jawab upaya


melaksanakan kegiatan melalui tahapan:
1. Penyusunan Kerangka Acuan Kegiatan (KAK)
KAK dibuat untuk setiap kegiatan yang tercantum dalam RPK.
2. Penyusunan jadwal kegiatan dan kesepakatan jadwal kegiatan
 Penanggung jawab upaya menyusun jadwal kegiatan berdasarkan KAK yang
telah dibuat. Kegiatan yang melibatkan sasaran anak usia 1-12 tahun seperti
kegiatan Pembagian POPM dengan melibatkan kegiatan lintas program yang
disepakati melalui koordinasi lintas program.
3. Sosialisasi jadwal kegiatan
Jadwal kegiatan yang telah disusun kemudian disosialisasikan melalui
pertemuan lokakarya mini Puskesmas, lokakarya mini lintas sektor, media
komunikasi dan distribusi langsung kepada sasaran program dengan tetap
menerapkan protokol kesehatan
4. Pelaksanaan kegiatan
Penanggung jawab upaya melaksanakan kegiatan dengan cara:
 Mengorganisasi pelaksana kegiatan
 Mempersiapkan kebutuhan logistik kegiatan seperti obat, alat tulis,
pengecekan alat kesehatan yang digunakan
 Melaksanakan koordinasi dengan sasaran program dan lintas program jika
ada perubahan jadwal.
 Selesai pelaksanaan kegiatan, penanggung jawab upaya membuat
laporan dan mendokumentasikan seluruh hasil kegiatan.

5. Monitoring
Monitoring pelaksanaan kegiatan dilaksanakan oleh Tim Mutu UKM meliputi:
 Kesesuaian jadwal
 Kesesuaian proses pelaksanaan kegiatan
 Capaian hasil kegiatan dibandingkan dengan target
Monitoring dilaksanakan setiap bulan melalui kegiatan audit internal dan
dibahas dalam Rapat Tinjauan Manajemen (RTM) dan Lokakarya mini
bulanan.

7
6. Evaluasi
Setiap akhir kegiatan, penanggung jawab upaya membuat evaluasi
pelaksanaan kegiatan meliputi:
 Kesesuaian pelaksanaan kegiatan dengan rencana
 Hambatan dan masalah selama pelaksanaan kegiatan
 Masukan atau umpan balik dari sasaran program

7. Rencana Tindak Lanjut (RTL)


Berdasarkan hasil evaluasi, penanggung jawab upaya membuat RTL untuk
perbaikan kegiatan dan penyusunan rencana kegiatan yang akan datang.
Laporan kegiatan, hasil evaluasi dan RTL dilaporkan kepada Kepala
Puskesmas

Anda mungkin juga menyukai