Anda di halaman 1dari 2

JUDUL: PENINGKATAN MUTU KAYU KARET (Hevea braziliensis MUELL

Arg) DENGAN BAHAN PENGAWET ALAMI DARI BEBERAPA JENIS KULIT


KAYU (Mahoni,Pinus,Eucaliptus)

PENDAHULUAN:
1. Masalah yang diangkat: Adanya kecenderungan masyarakat adalah
menggunakan kayu-kayu yang keawetannya rendah. Salah satu upaya
untuk meningkatkan umur pakai kayu dengan pengawetan kayu. Namun
sebagian besar bahan pengawet kayu yang digunakan pada saat ini
merupakan bahan kimia sintetis. Ditinjau dari aspek ekologis,
penggunaan bahan kimia sintetis mempunyai dampak yang kurang
menguntungkan terutama disebabkan bahan kimia tersebut tidak dapat
terurai. Upaya untuk mengurangi dampak negatif tersebut dilakukan
dengan pencarian bahan pengawet alternatif dari alam melalui berbagai
penelitian. Pemanfaatan komponen kimia berupa zat ekstraktif yang
terdapat dalam kayu merupakan salah satu alternatif sumber bahan
pengawet kayu alami. Kayu tahan terhadap serangan berbagai faktor
perusak terutama perusak biologis (hama dan penyakit) karena memiliki
zat ekstraktif yang bersifat racun pada faktor perusak tersebut. Sifat racun
zat ekstraktif ini memiliki potensi sebagai bahan pengawet alami.
Berbagai penelitian menunjukkan sifat bioaktifnya terhadap rayap dan
jamur diantaranya: ekstraktif kulit kayu jati bersifat racun pada rayap
(Sari dan Syafii, 2000) dan jamur (Rosamah, 1990), ekstraktif kulit kayu
medang bersifat racun pada jamur (Batubara, 2007).
Kayu yang mudah dirusak oleh faktor biologis merupakan kayu yang
memiliki keawetan rendah, salah satu kayu yang memiliki keawetan
rendah tersebut adalah kayu karet sehingga kurang disukai sebagai bahan
bangunan atau kontruksi. Perlakuan untuk meningkatkan keawetan kayu
dapat dilakukan dengan cara pengawetan. Pengawetan kayu bertujuan
untuk meningkatkan keawetan kayu, sehingga mutu kayu meningkat dan
umur pakai kayu lama. Perlakuan pengawetan yang mudah dikerjakan
yaitu metode perendaman air dingin yang menggunakan bahan pengawet
alami seperti zat ekstraktif.

2. Solusi yang disajikan: Memberikan suatu alternatif dalam penggunaan


zat ekstraktif dari beberapa jenis kulit kayu sebagai bahan pengawet
alami.

3. Tujuan penelitian: Tujuan dari penelitian ini adalah :


1. Mengetahui kandungan kimia kulit kayu mahoni, pinus dan eucaliptus
berdasarkan uji fitokimia.
2. Mengujian kayu karet yang telah diawetkan dengan zat ekstraktif kulit
kayu mahoni, pinus dan eucaliptus terhadap serangan jamur S. commune
Fr.
METODE:
Ekstraksi Kulit Kayu Serbuk kulit kayu tersebut yang telah kering diambil sebanyak 500
gram, masing- masing diekstrak dengan pelarut metanol dengan metode perendaman
pada suhu ruangan selama 2 hari dengan perbandingan tinggi serbuk dan pelarut 1:3
dalam stoples, campuran ini diaduk dengan selang waktu 2 jam dengan menggunakan
spatula, hasil ekstraksi tersebut disaring dengan menggunakan kertas saring, hasil
saringan tersebut di masukkan ke dalam botol, residunya direndam kembali selama 2 hari.
Kegiatan perendaman dan penyaringan ini diulang sebanyak 3 kali. Hasil masing-masing
ekstraksi tersebut kemudian dievaporasi sampai volumenya 100 mililiter. Dari ekstraksi
diambil 10 mililiter, kemudian dievaporasi sampai kering setelah itu baru dioven untuk
mengetahui kadar ekstraknya.

Kadar ekstrak = Bobot kering ektrak/Bobot kering bubuk sebelum diektraksi X 100%

REFERENSI:
Cahya, Ditha Dwi. Peningkatan Mutu Kayu Karet (Hevea braziliensis Muell Arg) dengan
Bahan Pengawet Alami dari beberapa Jenis Kulit Kayu. Diss. Universitas Sumatera
Utara, 2013.

OLEH KELOMPOK 1:

1. Yosua sihotang (L1A120074)


2. Joan alfarizi (L1A120036)
3. Micko

Anda mungkin juga menyukai