Anda di halaman 1dari 9

Anggota Kelompok:

- Hilmi Delphino Arrighi (2010116003)


- Muhammad Fikri Hasani Sururi (2010116016)
- fredly Alfarraby (2010116035)
- Aulia Rahma Savira (2010116042)

Artikel ke-1 (Strategi Pemasaran Produk Gadai Syariah Dalam Upaya Menarik Minat
Nasabah Pada Pegadaian Syariah)

Pegadaian adalah salah satu lembaga keuangan syariah non-bank yang menyediakan jasa
pinjaman untuk konsumen dengan barang pribadi sebagai jaminannya. Pegadaian adalah salah
satu alternatif pendanaan yang sangat efektif karena tidak memerlukan persyaratan yang rumit,
dengan cukup membawa barang jaminan yang bernilai ekonomis, masyarakat sudah
mendapatkan pinjaman atau dana untuk kebutuhan yang diperlukan. Pegadaian terdapat 2 jenis
yaitu pegadaian konvensional dan pegadian syariah. Pegadaian konvensional memakai sistem
bunga per 15 hari, sedangkan pegadaian syariah tidak memakai sistem bunga karna bertentangan
dengan syariat Islam. Pegadaian merupakan lembaga perkreditan dengan sistem gadai untuk
pertama kalinya. Hadir di Indonesia pada abad ke-17 yang dibawa dan dikembangkan oleh
maskapai perdagangan dari negeri Belanda yaitu V.O.C (Vereenigde Oost Indische Compagnie).

Seiring dengan dikeluarkannya fatwa DSN- MUI tentang haramnya riba maka Perum Pegadaian
meresponnya dengan mendirikan Unit Layanan Gadai Syariah (ULGS) sebagai diversifikasi
produk gadai. Hal tersebut bukan semata-mata respon terhadap fatwa DSN- MUI, melainkan
dalam rangka membentengi pegadaian sendiri terhadap persaingan dari perbankan syariah.
Perbankan syariah pun telah gencar meluncurkan produk serupa berkat pertolongan dari Undang-
undang No. 10 Tahun 1998 tentang perbankan syariah, yang isinya menyatakan perbankan
syariah boleh mendirikan usaha rahn (gadai). Pada tahun 2002 nota kesepakatan kerja sama
dibuat antara Perum Pegadaian dengan Bank Muamalat Indonesia. Pada tanggal 20 Desember
2002 penandatanganan kerja sama dilakukan dengan Nomor 446/Sp 300.233/2002 dan
015/BMI/PKS/XII/2002. Bank Muamalat Indonesia menandatangani kerja sama dengan Perum
Pegadaian untuk tambahan modal, dengan bentuk pembiayaan musyarakah sejumlah Rp.
40.000.000.000,-. Kemudian pada tanggal 14 Januari 2003 secara resmi dibentuk pegadaian
syariah dengan nama Unit Layanan Gadai Syariah (ULGS) dan operasionalnya Dewan Direksi
Perum Pegadaian Nomor: 06.A/UL.3.00.22.3/2003 tentang pemberlakuan Manual Operasional
Unit Layanan Gadai Syariah. Pembentukan pegadaian syariah ini juga berdasarkan pada fatwa
DSN No.25/DSN-MUI/III/2002 tentang rahn dan fatwa DSN No.26/DSN-MUI/ III/2002 tentang
rahn emas.

Struktur Organisasi :
1. Manajer Cabang, mengelola operasional cabang yaitu me- nyalurkan uang pinjaman
(Qardh) secara hukum gadai yang didasarkan pada penerapan prinsip syariat Islam.

2. Penaksir, bertugas menaksir marhun (barang jaminan) untuk me- nentukan mutu dan
nilai barang

3. Kasir, bertugas melakukan penerimaan, penyimpanan, dan pem- bayaran serta


pembukuan sesuai dengan ketentuan

4. Pemegang Gudang, bertugas melakukan pemeriksaan, penyimpanan, pemeliharaan dan


pengeluaran serta pembukuan marhun selain barang kantong sesuai dengan peraturan

5. Penyimpan Marhun, bertugas mengelola gudang marhun emas dengan menerima,


menyimpan, merawat, mengeluarkan, dan meng administrasikan- nya sesuai dengan
ketentuan yang berlaku

Produk-Produk yang Dihasilkan :

1. ar-Rahn (Gadai Syariah), Rahin menyerahkan harta bergerak/tidak bergerak sebagai


jaminan sekaligus memberi kuasa kepada pegadaian syariah untuk menjual/melelang (secara
syariah) jika setelah jatuh tempo rahin tidak mampu/bersedia melunasinya.

2. di ar-Rahn.(Ar-Rahn Untuk Usaha Mikro Kecil),sebut skim ARRUM adalah skim


pemberian pembiayaan berprinsip syariah bagi para pe- ngusaha mikro dan kecil untuk
keperluan usaha yang didasarkan atas kelayakan usaha. Berfungsi untuk pemberdayaan para
pengusaha mikro dan kecil yang membutuhkan pembiayaan modal kerja atau investasi secara
syariah.

Strategi Pemasaran Produk Gadai Syariah :

1. Strategi produk, dengan cara pengembangan produk menjadi ARRUM (Ar-Rahn Untuk
Usaha Mikro Kecil) dan pengoptimalan taksiran.

2. Strategi harga, yaitu dengan memotong tarif ijarah dari Rp.85 menjadi Rp.80 setiap
Rp.10.000 nilai taksiran.

3. Strategi distribusi, yaitu dilakukan dengan cara membuka UPC (Unit Pelayanan
Cabang) kecil agar mudah dijangkau oleh nasabah.

4. Strategi promosi, yaitu dilakukan dengan cara periklanan, berupa leaflet, brosur,
spanduk, souvenir. Publisitas, dengan mengadakan kegiatan amal berupa sunatan masal pada
ulang tahun pegadaian. Dan melalui penjual- an pribadi dengan cara sosialisasi dengan ibu-
ibu pengajian dan melalui pribadi karyawan untuk mempromosikan produk tersebut.
Menurut M. Syayakir ada 4 karakteristik syariah marketing yaitu

1. Teistis (rabbaniyah)

2. Etis (akhlaqqiyah)

3. Realistis (rabbaniyah)

4. Humanistis (insaniyyah)

Ada beberapa faktor lain yang mempengaruhinya seperti kebutuhan nasabah yang mendesak
yang memerlukan proses pencairan dana yang cepat, nasabah yang menginginkan transaksi gadai
tanpa adanya unsur ribawi (bunga) di dalamnya, dan lain sebagainya.

1. Segmenting, Targeting, dan Positioning, membagi pasar menjadi kelompok pembeli


yang terbedakan dengan kebutuhan, karakteristik, atau tingkah laku berbeda yang mungkin
membutuhkan produk atau bauran pemasaran terpisah

2. Menentukan Sasaran Pasar (Targeting), mengevaluasi keaktifan setiap segmen,


kemudian memilih salah satu dari segmen pasar atau lebih untuk dilayani.

3. Menentukan Posisi Pasar (Positioning), menentukan posisi yang kompetitif untuk


produk atau suatu pasar.

4. Bauran Pemasaran (Marketing Mix), deskripsi dari suatu kumpulan alat-alat yang
dapat digunakan oleh manajemen untuk mem- pengaruhi penjualan

Implementasi strategi pemasaran yang dilakukan oleh Pegadaian Syariah Cabang Dewi Sartika
ternyata mampu menarik minat nasabah, dengan meningkatnya jumlah uang pinjaman/omzet dan
jumlah barang jaminan yang dimiliki Pegadaian Syariah Dewi Sartika. Peningkatan omzet
Pegadaian Syariah Cabang Dewi Sartika adalah sebesar 21,25 % pada periode Januari-Juni 2007
ke periode Juli-Desember 2007 yakni dari Rp. 19.751.000.000 menjadi Rp. 23.949.000.000

dan peningkatan sebesar 38,2% pada periode Juli-Desember 2007 ke periode Januari-Juni 2008
yakni dari Rp. 23.949.000.000 menjadi Rp. 33.100.000.000.

Serta peningkatan omzet sebesar 67,5 % pada periode Januari-Juni 2008 yakni Rp.
33.100.000.000 dibandingkan periode sama tahun 2007, yakni sebesar Rp. 19.751.000000.

Artikel ke- 2 (Strategi Pemasaran dan Upaya Menarik Minat Nasabah Pada Produk
Tabungan Emas di PT. Pegadaian Syariah Unit Sadabuan Padangsidimpuan

Strategi Pemasaran Produk Tabungan Emas PT. Pegadaian Syariah Unit Sadabuan.
1. Strategi dalam Bidang Produk (Product)

Suatu produk dikatakan bernilai apabila sesuai dengan keinginan dan memenuhi kebutuhan
masyarakat. Kesalahan dalam suatu perencanaan maupun penawaran produk dapat
mengakibatkan kekalahan dalam bersaing dipasar.Tabungan Emas merupakan Tabungan yang
diakumulasikan harganya ke emas, beda dengan tabungan yang biasa kalau tabungan biasa itu
kalau kita menabung Rp. 100. 000 harganya tetap Rp. 100. 000 dibuat, kalau tabungan emas itu
misalkan kita menabung mulai dari Rp. 10. 000 sudah boleh, Rp. 10. 000 itu nanti kita buat jadi
0,0104 gram berbentuk emas.

Persyaratan yang harus dipenuhi nasabah, yaitu:

a. KTP

b. Uang muka Rp 50. 000.

Berdasarkan hasil wawancara dengan dengan Ibu Lila Santi Hasibuan strategi produk yang
dilakukan PT. Pegadaian Syariah Unit Sadabuan adalah dengan memberikan produk yang
dibutuhkan masyarakat serta selalu memberitahukan tentang keunggulan produk kepada
masyarakat. Dan dalam memasarkan produk tabungan emas ini semua pegawai pegadaian ikut
terlibat mulai dari pimpinan sampai security pun ikut terlibat dalam memasarkan produk, karena
seluruh pegawai yang ada di pegadaian adalah pemasar.

2. Strategi Harga (Price)

Pada dasarnya harga akan sangat mempengaruhi persepsi dan permintaan oleh nasabah maupun
pencapaian target dan penawaran oleh perusahaan. Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu
Masdawiyah Pegadaian memberikan harga yang terjangkau masyarakat, sehingga semua
masyarkat dapat menikmati produk ini. Dengan biaya administrasi yang murah produk ini tidak
membatasi masyarakat dari kalangan manapun untuk menabung dan menjadi nasabah PT.
Pegadaian Syariah Unit Sadabuan, biayanya yaitu hanya uang muka Rp. 50. 000 saja, dan
pengelolaan rekening Rp. 30. 000/tahun.

Hal ini sesuai dengan yang diutarakan oleh salah satu nasabah Tabungan Emas yaitu Ibu
Rosdewi Harahap beliau mengatakan bahwa penetapan harga tabungan emas sangat murah yaitu
cukup menabung Rp. 10. 000 saja sudah mendapatkan 0, 0104 gram emas dalam tabungan kita
dan potongannya hanya Rp. 30. 000/tahun tidak ada potongan yang lain lagi.

3. Strategi Tempat (Place)

PT. Pegadaian Syariah Unit Sadabuan Padangsidimpuan beralamat di jalan Sudirman Sadabuan,
Kode pos 22718. Berdasarkan hasil observasi penelitian lokasi ini cukup strategis dikarenakan
berada di pusat kota Padangsidimpuan, lokasi Pegadaian merupakan daerah yang ramai dan
aman dikarenakan banyaknya perkantoran dan dapat dijangkau dengan transportasi apa saja
sehingga tidak menyulitkan nasabah ketika ingin bertransaksi.

4. Strategi Promosi (Promotion)

Strategi selanjutnya menurut Bapak Harry adalah promosi, promosi yang dilakukan oleh PT.
Pegadaian Syariah Unit Sadabuan dalam memasarkan produk

Tabungan Emas adalah dengan cara:

a) Periklanan (Adversiting) yaitu dengan menyebarkan brosur baik secara langsung maupun
dengan cara menitipkannya.

b) Penjualan Pribadi (Personal Selling) yaitu dengan memanfaatkan internet sebagai Personal
Sellingnya yaitu melalui akun sosial media seperti facebook, instagram, whatsapp , dan sosial
media lainnya. Atau para karyawan langsung menawarkan produk Tabungan Emas kepada
nasabah ataupun disebut dengan face to face.

c) Publisitas (Publicity) yaitu dengan cara sosialisasi kepada masyarakat dalam pengajian
maupun arisan, berkunjung kesekolah-sekolah, melakukan kerjasama antar Instansi, serta
menerima anak magang akan menambah dalam proses promosi.

5. Orang (People)

Produk yang bagus tidak terlepas dari peran sumberdaya manusia yang memadai dalam
mengelolanya. Dalam hal seleksi perekrutan karyawan baru Pegadaian Syariah itu harus memang
benar-benar ahli dalam bidang ekonomi Islam, di PT. Pegadaian Syariah Unit Sadabuan menurut
bapak Harry tidak ada pelatihan khusus hanya saja harus memiliki tata krama yang baik dan
mampu berkomunikasi dengan baik sehingga nasabah mudah mengerti tentang penjelasan yang
diberikan.

6. Proses (Process)

Proses merupakan kegiatan yang dari awal sampai akhir suatu transaksi itu terjadi. Cepat dan
lambatnya suatu proses dapat memepengaruhi nasabah untuk melakukan transaksi. Hal ini sesuai
hasil wawancara dengan Ibu Lila Santi Hasibuan, proses yang dilakukan cukup mudah dan cepat
yaitu ketika calon nasabah datang ke kantor dan ingin membuka Tabungan Emas kemudian
pihak karyawan meminta KTP, dan Uang muka Rp. 50. 000. Dan karyawan tersebut mengisi
formulir tabungan emas tersebut. Setelah itu karyawan menyuruh nasabah untuk menunggunya
selama proses pembuatan buku tabungannya. Paling lama 15 menit dalam proses pembuatannya
jikalau nasabah produk lain tidak banyak bertransaksi.

7. Bukti Fisik (Physical Evidence)


Kenyamanan nasabah merupakan salah satu hal yang wajib diperhatikan oleh pihak Pegadaian
Syariah, karena melalui kenyamanan nasabah akan sering bertransaksi di Pegadaian Syariah
Tersebut. Dari hasil observasi yang peneliti lakukan di Kantor PT. Pegadaian Syariah Unit
Sadabuan tidak dapat menampung kenderaan roda empat dan kapasitas penyimpanan barang
jaminan hanya bisa untuk emas, berlian, dan hanya dua sepeda motor. Tata ruangan yang
disediakan PT. Pegadaian Syariah Unit Sadabuan untuk nasabah adalah simple dan nyaman.
Karena dalam segala transaksi terjadi di dalam satu ruangan yang sering disebut terdapat kasir
dan penaksir, diruangan tersebut terdapat 2 kusri panjang dan satu steleng untuk tempat
meletakkan barang lelang, satu pot bunga mati serta hiasan dinding lainnya.

Jadi Pegadaian Syariah Unit Sadabuan selalu terlihat nyaman, dan selalu menjaga kebersihan
ruangannya, dengan penambahan AC tidak membuat nasabah gerah ataupun kepanasan berada
diruangan tersebut, adanya tempat parkir yang selalu dibantu security dalam merapikan kenderan
motor milik nasabah dan tersedianya kamar mandi yang disediakan oleh PT. Pegadaian Syariah
Unit Sadabuan.

Jadi berdasarkan semua data yang diperoleh oleh peneliti baik dari interview, observasi, dan
wawancara. Bahwa startegi yang dilakukan oleh PT. Pegadaian Syariah Unit Sadabuan ada 7
atau disebut juga dengan 7p, yaitu: produk (product), harga (price), tempat (place), promosi
(promotion), orang (people),proses (process), bukti fisik physicalevidence).

Artikel ke -3 (Strategi Pemasaran Pembiayaan Arrum Haji Dalam Meningkatakan Jumlah


Nasabah di Unit Pegadaian Syariah (UPS) Cirebon Bisnis Center)

Pegadaian menurut Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Pasal 1150 disebutkan "Gadai adalah
suatu hak yang diperoleh seorang yang berpiutang atas suatu barang bergerak, yang diserahkan
kepadanya oleh seorang berutang atau oleh seorang lain atas namanya, dan yang memberikan
kekuasaan kepada orang yang berpiutang itu untuk mengambil pelunasan dari barang tersebut
secara didahulukan daripada orang yang berpiutang lainnya, dengan pengecualian biaya untuk
melelang barang tersebut dan biaya yang telah dikeluarkan untuk menyelamatkannya setelah
barang itu digadaikan, biaya-biaya mana harus didahulukan.”

PT Pegadaian sampai saat ini merupakan satu-satunya lembaga formal di Indonesia yang
berdasarkan hukum dibolehkan melakukan pembiayaan dengan bentuk penyaluran kredit atas
dasar hukum gadai. Tugas pokok PT Pegadaian adalah menjembatani kebutuhan dana
masyarakat dengan pemberian uang pinjaman berdasarkan hukum gadai. Tugas tersebut
dimaksudkan untuk membantu masyarakat agar tidak terjerat dalam praktik-praktik lintah darat.
Kantor pusat PT Pegadaian berkedudukan di Jakarta, dan dibantu oleh kantor daerah, kantor
perwakilan daerah, dan kantor cabang. Jaringan usaha PT Pegadaian telah meliputi lebih dari 500
cabang yang tersebar di wilayah Indonesia, salah satunya Unit Pegadaian Syariah (UPS) Cirebon
Bisnis Center.

Ar-Rahn untuk Usaha Mikro (ARRUM) Haji


Arrum haji merupakan produk yang berasal dari Pegadaian Syariah, yang diluncurkan sebagai
solusi dari produk yang ada di bank syariah yakni dana talangan haji. Yang mana produk dana
talangan haji tersebut menuai perdebatan dikalangan ulama. Dengan adanya produk Arrum Haji
di Pegadaian Syariah diharapkan dapat mewujudkan impian setiap umat muslim untuk beribadah
ke tanah suci tanpa khawatir dengan masalah biaya. Dasar hukum dari produk Arrum Haji ini
terdapat pada Fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor 92/DSN-MUI/IV/2014 tentang
pembiayaan yang disertai rahn.

Banyak kasus calon jamaah haji memiliki dana yang cukup untuk mendaftar haji, namun mereka
mengalami kesulitan dalam hal pendanaan ketika menjelang pemberangkatan. Atas dasar kasus
tersebut, maka dari itu Pegadaian Syariah mengeluarkan produk Arrum Haji ini. Dengan
menggadaikan 3.5 gram logam mulia, akan mendapatkan pembiayaan sebesar Rp 25.000.000,-
maka calon jamaah haji sudah bisa mendapatkan porsi haji dari Departemen Agama dengan
mengikuti alur pendaftarannya. Dan dengan jangka waktu angsuran paling lama 5 tahun.

Adapun persyaratan untuk akad arrum haji, diantaranya:

1. Memenuhi persyaratan sesuai Kementrian Agama untuk mendaftar haji. Persyaratan


administrasi Departemen Agama, diantaranya:

a) Fotocopy KTP sebanyak 6 lembar

b) Fotocopy Kartu Keluarga sebanyak 6 lembar

c) Fotocopy Buku nikah sebanyak 3 lembar

d) Pas photo (3x4) 15 lembar 80% wajah latar putih

e) Surat keterangan sehat dan golongan darah dari puskesmas/rumah sakit pemerintah

f) Surat keterangan domisili dari desa/kelurahan dan kecamatan

2. Fotocopy KTP yang masih berlaku

3. Menyerahkan logam mulia sseberat 3,5 gram, atau emas perhiasan berkadar minimal 70%
dengan berat sekitar 7 gram.

4. Biaya administrasi Rp 270.000,-

5. Biaya pembukaan tabungan haji Rp 500.000,-

6. Imbal jasa kafalah

Strategi Pemasaran Pembiayaan Arrum Haji di Unit Pegadaian Syariah CBC


Strategi pemasaran yang dilakukan oleh kantor Unit Pegadaian Syariah Cirebon Bisnis Center
(CBC) terhadap khususnya produk Pembiayaan Arrum Haji menggunakan strategi marketing
mix atau bauran pemasaran. Pemasaran produk Arrum ini dilaksanakan dengan memperhatikan
elemen 4P, yakni Product (Produk), Price (Harga), Place (Tempat), dan Promotion (Promosi).
Pelaksanaan 4P tersebut adalah sebagai berikut :

1. Product (Produk)

Pembiayaan Arrum Haji merupakan pengembangan dari produk Arrum (Ar-rahn untuk
usaha mikro) yang ada di Pegadaian Syariah. Produk Arrum Haji ini menggunakan akad
rahn, dengan menggadaikan logam mulia seberat 3.5 gram, nasabah akan mendapatkan dana
pembiayaan sebesar Rp 25,000,000,-. Strategi yang diterapkan pada produk yang dijalankan
oleh Pegadaian Syariah dengan memberikan fasilitas serta pelayanan yang memadai.
Apabila nasabah tidak memiliki logam mulia ataupun emas yang dapat digadaikan bisa juga
menggunakan tabungan emas yang dimiliki, asalkan tabungan emas tersebut telah memenuhi
minimal taksiran.

2. Price (Harga)

harga yang ditawarkan dari pembiayaan Arrum Haji merupakan harga yang sudah ditetapkan
oleh kantor Pegadaian Pusat dan disesuaikan dengan kebutuhan untuk mendapatkan porsi
haji. Nasabah yang membayar angsurannya lebih cepat dari jangka waktu yang telah
ditetapkan maka akan mendapatkan potongan harga. Selain itu juga ada promo-promo free
administrasi di waktu-waktu tertentu.

Berikut merupakan skema simulasi angsuran pembiayaan Arrum Haji

Keterangan: * Uang muka ONH

** Biaya pemeliharaan LM/perhiasan emas, SABPIH, dan SPPH

3. Place (Tempat)

Pemilihan tempat yang strategis untuk proses usaha menjadi faktor penentu kesuksesan
suatu usaha yang dijalani. Dengan membandingkan dan meriset beberapa pilihan tempat
yang dijadikan opsi untuk proses berjalannya usaha sebelum menentukan lokasi yang paling
strategis. Lokasi yang dijadikan tempat usaha Pegadaian Syariah merupakan hasil survei dari
kantor Cabang Pegadaian Syariah. Lokasi kantor Unit Pegadaian Syariah CBC cukup
strategis untuk dijadikan tempat usaha, melihat jarak yang dekat dengan jalan raya serta
kantor yang berdampingan dengan ruko-ruko usaha lain sehingga dapat dengan mudah untuk
menarik minat nasabah.

4. Promotion (Promosi)

Promosi yang dilakukan Pegadaian Syariah terhadap produk Arrum Haji dengan cara cross
selling yaitu menawarkan produk secara langsung kepada nasabah yang berkunjung ke outlet
Pegadaian Syriah maupun kepada nasabah yang berkunjung ke kantor Cabang Pegadaian
Syariah, strategi promosi selanjutnya dengan mengadakan seminar haji, mendatangi
pengajianpengajian yang didalamnya terdapat kegiatan promosi dan sosialisasi produk
Arrum Haji, mengadakan program mitra dakwah untuk merekrut pesrta haji. Selain itu
Pegadaian Syariah juga melakukan promosi melalui media seperti iklan di televisi dan media
massa, dan memasang banner-banner di stasiun dan bandara.

Respon Nasabah terhadap Produk Pembiayaan ARRUM Haji

Respon yang diberikan oleh nasabah yang menggunakan produk Pembiayaan Arrum Haji sangat
baik. Nasabah merasa terbantu dengan adanya produk Arrum Haji, karena mempercepat untuk
mendapatkan porsi haji, dan meringankan dari segi materi. Secara pembayaran yang dilakukan
dengan angsuran kepada Pegadaian Syariah dan marhun yang dititipkan kepada murtahin akan
dikembalikan setelah pelunasan. Kebanyakan nasabah Arrum Haji mengetahui produk ini dari
Kantor Pegadaian Syariah yang mereka kunjungi, nasabah mengetahui dari tawaran karyawan
Pegadaian Syariah dan secara melihat langsung dari bosur yang ada.

Secara prosedur tidak memberatkan nasabah, namun terdapat kendala dari nasabah sendiri pada
saat pengumpulan persyaratan. Ketika melampirkan surat keterangan domisili, sedikit ada
kendalan karena memang nasabah sering berpindah-pindah tempat tinggal. Adapun alasan yang
dituturkan mengapa memilih mengikuti program ibadah haji dari Pegadaian Syariah karena
memang menginginkan segala prosesnya menggunakan prinsip syariah dan Pegadaian Syariah
merupakan perusahan yang secara SOP menggunakan prinsip syariah.

Anda mungkin juga menyukai