Anda di halaman 1dari 43

A.

Latar Belakang Masalah

Menurut Undang-Undang Perbankan Syariah No. 21 Tahun 2008

menyatakan bahwa Perbankan Syariah adalah segala sesuatu yang

menyangkut tentang bank syariah dan unit usaha syariah, mencakup

kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan

kegiatan usahanya. 1

Bank Syariah adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya

memberikan pembiayaan dan jasa-jasa lain dalam lalu-lintas

pembayarannya serta peredaran uang pengoperasinnya disesuaikan dengan

prinsip syariat islam. Dengan kata lain bank syariah lahir untuk menjadi

solusi alternatif terhadap persoalan pertentangan antara bunga bank

dengan riba.2 Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT yaitu QS. Ali-

Imran ayat 130:


‫ۖٗة‬
‫َٰٓيَأُّيَها ٱَّلِذ يَن َء اَم ُنوْا اَل َتۡأ ُك ُلوْا ٱلِّر َبٰٓوْا َأۡض َٰع ٗف ا ُّم َٰض َع َف َو ٱَّتُق وْا ٱَهَّلل َلَع َّلُك ۡم ُتۡف ِلُح وَن‬
١٣٠

Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan


riba dengan berlipat ganda] dan bertakwalah kamu kepada
Allah supaya kamu mendapat keberuntungan”

Dari ayat diatas sudah dijelaskan bahwa Allah telah melarang

dengan keras orang-orang yang mencari kekayaan atau hartanya dengan

cara riba. Carilah harta dengan jalan yang halal dan diridhai Allah, tapi

jika sudah terlanjur, maka Allah SWT menyuruh bertobat atau kembali

kepadanya, Allah maha mengampuni kesalahan hambanya ,agar

1
Ismail, Perbankan Syariah, (Jakarta : Kencana , 2011), hal 26
2
Muhammad, manajemen Dana Bank Syariah, (Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada,2014), hal 2-3

1
hambanya terhindar dari azab Allah dan menjadi orang-orang yang

beruntung.

PT. Bank Syariah Mandiri KC. Bukittinggi hadir dan tumbuh

sebagai bank islam dengan menjalankan prinsip-prinsip syariah dan bank

yang menggunakan sistem tanpa bunga atau riba

PT. Bank Syariah Mandiri KC. Bukittinggi merupakan salah satu

bank umum yang tidak jauh berbeda dengan bank-bank syariah lainnya

yang menyediakan produk dan jasa bank, yaitu menghimpun dana dari

masyarakat kemudian menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk

pembiayaan, serta fasilitas-fasilitas jasa lainnya yang dapat memudahkan

bank.

Sebagai Lembaga Keuangan Syariah, PT. Bank Syariah Mandiri KC.

Bukittinggi memiliki produk penyaluran dana kepada masyarakat yaitu

produk penyaluran dana berupa pembiayaan BSM Implan, Pembiayaan

Pensiun, Pembiayaan Griya BSM, BSM OTO dan Pembiayaan Warung

Mikro.

Pembiayaan Warung Mikro merupakan pembiayaan bank kepada

nasabah atau calon nasabah perorangan atau badan usaha dengan limit

Rp.11.000.000 – Rp. 200.000.000, termasuk dalam segmen mikro adalah

pembiayaan dengan tujuan multiguna kepada nasabah perorangan yang

disalurkan melalui warung mikro.

Menurut keterangan Bapak Syahrinaldi selaku manajer bagian mikro

pada PT. Bank Syariah Mandiri KC. Bukittinggi menjelaskan bahwa

pembiayaan mikro merupakan pembiayaan yang banyak diminati oleh

2
nasabah, karena semua orang bisa mengajukan pembiayaan ini asal

karyawan tetap (Golbertap) baik Pegawai Negeri Sipil (PNS) maupun

pedagang atau wiraswasta. Sekarang ini pembiayaan mikro mengalami

perkembangan, seperti pembiayaan untuk dana pendidikan, renovasi

rumah, pengembangan usaha atau pembiayaan yang tidak bisa dilakukan

di bagian konsumer maka dapat dilakukan di bagian mikro. Walaupun

demikian, Pembiayaan Warung Mikro di PT. Bank Syariah Mandiri KC.

Bukittinggi lebih memfokuskan kepada pemberian fasilitas penyediaan

pinjaman bagi masyarakat pengelola usaha kecil dan menengah guna

mengembangkan usahanya agar para nasabah mudah mendapatkan

pinjaman dana pengembangan usaha secara syariah khususnya UMKM,

terbukti dengan jumlah nasabah pembiayaan mikro sebanyak 117 nasabah

yang mayoritas nasabahnya lebih banyak pada bagian pengembangan

usaha atau UMKM. Pembiayaan Warung Mikro pada PT. Bank Syariah

Mandiri KC. Bukittinggi memiliki jumlah target yang harus dicapai yaitu

Rp. 700.000.000 per bulan atau Rp. 8.400.000.000 per tahun dengan biaya

Administrasi 1% dari jumlah plafon yang diajukan serta jaminan atau

agunan seperti SAM Tanah dan BPKB.3

Dhea selaku karyawan dibagian devisi mikro menambahkan bahwa

pelayanan produk Waryng Mikro BSM berpegang pada prinsip bagi hasil

dan nilai-nilai islam, sehingga tidak membebani nasabah akan suku bunga

yang rentan mengalami peningkatan. Prinsip yang dianut pada pembiayaan

warung mikro ini adalah keadilan dimana imbalan atas dasar bagi hasil

yakni keuntungan ditetapkan atas kesepakatan bersama antara bank dan


3
Wawancara Syahrinaldi, Manajer Bagian Mikro, Tanggal 25 November 2018

3
nasabah. Pihak nasabah tidak boleh mendzalimi nasabah dengan

menetapkan keuntungan secara sepihak, sebaliknya nasabah.4

Tabel 1.1
Tabel perkembangan Pembiayaan Warung Mikro di PT. Bank
Syariah Mandiri KC. Bukittinggi periode 2015-2017

TAHUN JUMLAH NASABAH JUMLAH PENCAIRAN


2015 73 Rp. 8.100.000.000

2016 78 Rp. 8.200.000.000

2017 79 Rp. 8.600.000.000

2018 84 Rp. 7.900.000.000

Sumber data diolah oleh penulis, diperoleh dari pihak Bank.

Berdasarkan keterangan tabel perkembangan Pembiayaan Warung

Mikro di PT. Bank Syariah Mandiri KC. Bukittinggi periode 2015-2017

diatas dapat disimpulkan bahwa pembiayaan warung mikro syariah

mengalami perkembangan dari tahun ketahun ditandai dengan peningkatan

jumlah nasabah dan pencairan. Walaupun demikian, pembiayaan warung

mikro ini pada dua tahun terakhir tidak mencapai target, dimana pada

tahun 2015 pembiayaan mikro hanya mencapai target sebesar 96.4 %, pada

tahun 2016 hanya mencapai sebesar 97.6%, pada 2017 mengalami

peningkatan menjadi 102% dan kemudian pada tahun 2018 (perhitungan

data sampai bulan oktober) mengalami penurunan, hanya mencapai target

sebesar 94%.

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, dapat dilihat pentingnya

peningkatan market share pembiayaan warung mikro pada PT. Bank

4
Wawancara Dhea, Karyawan Devisi Mikro, Tanggal 26 November 2018

4
Syariah Mandiri KC. Bukittinggi. Atas dasar itulah penulis tertarik untuk

melakukan penelitian dengan judul : “Strategi Meningkatkan Market

Share Pembiayaan Warung Mikro Pada Bank Syariah Mandiri KC.

Bukittinggi”.

B. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang yang tertulis diatas, maka dapat dikemukakan

identifikasi masalah adalah :

1. Perkembangan market share pembiayaan mikro tidak mengalami

pertumbuhan yang berarti.

2. Banyaknya bank ataupun perusahaan lainnya yang menwarkan produk

pembiayaan warung mikro yang lebih murah dengan mengunggulkan

kelebihan masing-masing.

C. Batasan Masalah

Adapun pembatasan masalah pada penelitian ini adalah :

1. Penelitian ini difokuskan pada strategi meningkatkan market share

pembiayaan warung mikro pada PT. Bank Syariah Mandiri KC.

Bukittinggi.

2. Penelitian ini difokuskan pada pembiayaan warung mikro khususnya

UMKM yang ada pada PT. Bank Syariah Mandiri KC. Bukittinggi.

D. Rumusan Masalah

5
Permasalahan pada penelitian ini adalah :

1. Bagaimana strategi meningkatkan market share pembiayaan warung

mikro pada PT. Bank Syariah Mandiri KC. Bukittinggi. ?

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin diketahui dalam penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui strategi meningkatkan market share pembiayaan

warung mikro pada PT. Bank Syariah Mandiri KC. Bukittinggi.

F. Manfaat Penelitian

Dalam penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dalam

memahami dan menerapkan manajemen pemasaran khususnya masalah

strategi peningkatan market share dalam perusahaan. Secara khusus

penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi :

1. Peneliti

Diharapkan dapat memperkaya wawasan berfikir peneliti dalam

masalah manajemen pemasaran, khususnya mengenai market

share dan penerapannya pada pembiayaan warung mikro.

2. Perusahaan yang menjadi obyek penelitian

Dapat menjadi masukan yang berguna dalam melaksanakan

strategi peningkatan market share pembiayaan bank khususnya

pada pembiayaan warung mikro.

6
3. Program Studi

Dapat menjadi bahan bacaan dan pengetahuan bagi mahasiswa/i

di Jurusan Perbankan Syariah mengenai strategi meningkatkan

market share terhadap pembiayaan warung mikro.

G. Penjelasan Judul

Untuk menghindari terjadinya permsalahan pada persepsi

pembaca, maka penulis akan menjelaskan pengertian dari judul yang

penulis angkat diatas.

Strategi :Rencana yang diutamakan untuk mencapai tujuan

perusahaan.5

Meningkatkan : Menaikan, mempertinggi, dan memperhebat.

Market Share :Persentase nilai jual beli barang atau jasa tertentu

yang dikuasai oleh pelaku usaha pada pasar

bersangkutan dalam tahun kalender tertentu.6

Pembiayaan Mikro :Produk alternatif pembiayaan dari Bank Syariah

Mandiri yang diperuntukan bagi pengusaha yang

skalanya sangat terbatas atau biasa disebut UMKM (

Usaha Mikro Kecil dan Menengah)

Jadi, secara keseluruhan maksud dari judul diatas adalah “suatu

kegiatan rencana yang dilakukan pihak bank dalam meningkatkan market

share atau pangsa pasar terhadap suatu produk pembiayaan mikro agar

5
Multi Sumarni, Manajemen Pemasaran Bank, (Yogyakarta: Liberty, 2002), hal 264
6
Philip Kotler, Manajemen Pemasaran, Analisis Perencanaan dan kontrol, (Jakarta :
Prenhallindo, 1997), hal 9

7
produk pembiayaan mikro dapat bersaing dengan bank-bank lainnya yang

juga memiliki produk mikro.”

H. Kajian Terdahulu

Penelitian yang saya lakukan berjudul “Strategi meningkatkan

marketshare pembiayaan warung mikro pada PT. Bank Syariah Mandiri KC.

Bukittinggi”. Penelitian ini tentu tidak lepas dari berbagai penelitian terdahulu

yang dijadikan sebagai pandangan dan juga referensi.

Pertama, yaitu penelitian yang dilakukan oleh Try Prasetyo tentang

“Produk Pembiayaan Warung Mikro di Bank Syariah Mandiri KC.

Bukittinggi”. Penelitian ini tentang analisa kesesuaian antara konsep dan

pengaplikasian produk pembiayaan mikro yang mengalami perkembangan

dari waktu ke waktu serta startegi mengembangkan pembiayaan mikro.

Kedua, yaitu penelitian yang dilakukan oleh Zainal Arifin tentang

“Pengaruh Produk Pembiayaan Warung Mikro Mandiri Syariah KCP BSM

(Bank Syariah Mandiri) Lubuk Sikaping terhadap Peningkatan Pendapatan

Usaha Mikro di Kecamatan Lubuk Sikaping”. Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa hasil analisa yang dilakukan yaitu dampak produk

pembiayaan warung mikro mempunyai pengaruh yang positif terhadap

peningkatan pendapatan usaha mikro di kecamatan Lubuk Sikaping.

Ketiga, Penelitian yang dilakukan oleh Yel Pitrawati dengan judul “

Strategi Perluasan Pangsa Pasar Pembiayaan Griya BSM pada PT. Bank

Syariah Mandiri CP. Pulau Punjung Kab. Dhamasraya”. Pembahasan ini

8
berfokus pada strategi atau usaha yang dilakukan PT. Bank Syariah Mandiri

CP. Pulau Punjung dalam memasarkan atau mempromosikan produk

pembiayaan Griya BSM agar PNS berminat untuk menggunakan pembiayaan

tersebut dan dapat meningkatkan target yang telah ditetapkan pada

pembiayaan pensiun.

Perbedaan penelitian terdahullu dengan penelitian yang penulis angkat

yaitu objek penelitian sekarang adalah PT. Bank Syariah Mandiri KC.

Bukittinggi, dan penelitian ini berfokus pada strategi yang dilakukan pihak

bank dalam meningkatkan marketshare pada pembiayaan warung mikro

dengan menganalisa tentang permasalahan dan keadaan saat ini.

I. Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan dan mengetahui dalam penelitian skripsi ini,

maka peneliti menyusun sistematikanya sebagai berikut :

BAB I :PENDAHULUAN

Bab ini menjelaskan tentang latar belakang masalah,

rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian,

penjelasan judul, metodologi penelitian serta

sistematika penulisan.

BAB II :LANDASAN TEORI

Memuat tentang strategi meningkatkan Market

Share yang terdiri , dari pengertian Market Share,

strategi meningkatkan Market Share, strategi

9
pemasaran, segmentasi, target pasar, positioning,

bauran pemasaran, pengertian pembiayaan , tujuan

pembiayaan , fungsi pembiayaan, konsep UMKM

dan analisa SWOT

BAB III :METODE PENELITIAN

Bab ini terdiri penelitian data, sumber data, dan

wawancara serta metode dan analisis yang

digunakan. Untuk memperluas manajemen

pemasaran serta sebagai bahan masukan bagi para

karyawan bank PT. Bank Syariah Mandiri KC.

Bukittinggi untuk meningkatkan market sharenya.

J. Landasan Teori

A. Strategi Market Share atau Pangsa Pasar

1. Pengertian Market Share atau Pangsa Pasar

Strategi merupakan rencana jangka pendek maupun jangka

panjang tentang bagaimana perusahaan akan mencapai misinya.

Strategi juga merupakan pedoman untuk menentukan keputusan-

keputusan dan hasilnya dimasa mendatang sesuai dengan arah kemana

perusahaan akan bergerak.

Menurut Heizer dan Render strategi adalah rencana tindakan

organisasi untuk mencapai misinya. Setiap wilayah fungsional

10
mempunyai strategi untuk mencapai misinya dan membantu

organisasi mencapai misi keseluruhan.7

Market Share atau Pangsa Pasar adalah presentase nilai jual

beli barang atau jasa tertentu yang dikuasai oleh pelaku usaha pada

pasar bersangkutan dalam tahun kalender tertentu.

Jadi, strategi meningkatkan market share adalah suatu rencana

yang dilakukan perusahaan (bank) untuk mengetahui kekuatan dan

kelemahan pangsa pasar agar suatu perusahaan (bank) mampu

memahami dan meningkatkan strategi dalam menguasai pangsa pasar.

2. Strategi meningkatkan Market Share atau Pangsa Pasar

Terdapat tiga strategi dalam meningkatkan Market Share atau

Pangsa Pasar , yaitu:

a. Strategi penetrasi pasar, dimana hal ini dilakukan dengan cara

membanjiri pasar dengan produk baru yang belum ada

dipasaran, sehingga orang atau pelanggan akan membeli

produk tersebut.

b. Strategi pengembangan pasar, dilakukan apabila perusahaan

mulai mencari saluran baru atau wilayah baru untuk pasar

produknya yang belum tersentuh dari produk tersebut.

c. Strategi pengembangan produk, strategi ini dilakukan apabila

perusahaan telah melakukan dua strategi sebelumnya dimana

7
Irmayanti Hasan, Manajemen Operasional Prespektif Integratif,( Jakarta: UIN-
Maliki Press, 2011 ) hal 27

11
produk sebelumnya dilakukan diversifikasi atau penemuan

turunan dari produk tersebut. adapn tujuan dari strategi

pengembangan produk adalah :

1. Memenuhi kebutuhan dan keinginan nasabah yang terus

berubah seiring perkembangan zaman.

2. Menghidupkan kembali pertumbuhan dari simpanan

yang sudah lesu.

3. Menandingi penawaran baru dari perusahaan pesaing

yang menawarkan produk baru terhadap nasabah

Berdasarkan uraian diatas, strategi meningkatkan pangsa

pasar itu penting dilakukan agar dapat meningkatkan pertumbuhan

bagi perusahaan. Dengan mengetahui pangsa pasar dapat

membantu bisnis dalam memahami kekuatan kompetitif

dibandingkan dengan orang lain dipasar dan juga dengan

pemahaman tentang kekuatan pangsa pasar, maka dapat menilai

dampak dari suatu perubahan-perubahan. Misal perubahan produk,

perubahan staf, perubahan harga, perubahan layanan, promosi

pemasaran dan sebagainya. Hal itu dapat meningkatkan pangsa

pasar sehingga dapat memfokuskan upaya yang dilakukan

perusahaan dalam mengelola perusahaan yang baik.

3. Strategi Pemasaran Bank

12
Perusahaan dibentuk untuk mencapai berbagi tujuan

perusahaan. Tujuan perusahaan ini selanjutnya akan dijabarkan

kedalam berbagai tujuan fungsional perusahaan yang mencakup

didalamnya tujuan perusahaan. Untuk mencapai tujuan perusahaan ,

perusahaan harus mengembangkan strategi pemasaran. Pada dasarnya

strategi pemasaran memiliki dua unsur yakni pemilihan pasar dan

pengembangan bauran pemasaram :8

a. Pemilihan Pasar

Perusahaan melakukan pemilihan pasar (market

selection) melalui serangkaian aktivitas yang dikenal dengan

nama segmenting, targeting dan positioning .

1. Segmentasi Pasar

Merupakan proses yang dilakukan perusahaan untuk

membagi pasar kedalam beberapa segmen pasar.

Segmentasi pasar terbagi menjadi :

a. Segmentasi Geografis, yaitu pembagian pasar

menjadi unit-unit geografis yang berbeda-beda.

Seperti : bangsa, wilayah, kecamatan, kota atau

lingkungan permukiman.

b. Segmentasi Demografis, yaitu pembagian pasar

menjadi kelompok-kelompok yang berdasarkan

variabel yang menyangkut kependudukan. Seperti :

Umur, Agama, Ras, Kebangsaan, Pekerjaan, Ukuran

8
Ismail Solihin, Pengantar Bisnis, (Bandung : Erlangga,2015), hal 177-179

13
Keluarga, Siklus Kehidupan Keluarga, Tempat

Tinggal dan Pendidikan.

c. Segementasi Psikografis, yaitu pembagian pasara

menjadi kelompok-kelompok yang berdasarkan

kejiwaan dan kependudukan untuk lebih baik

memahami pelanggan.

d. Segmentasi Menggunakan Variabel Perilaku

(Behavior), dalam segementasi ini nasabah

dikelompokan berdasarkan pengetahuan, sikap,

pemakaian atau tanggapan mereka terhadap suatu

produk.

2. Targetting

Targetting adalah langkah untuk menetapkan pasar

sasaran (Target Market). Target Market adalah sekumpulan

nasabah yang dituju yang akan dilayani dengan program

pemasaran tertentu. Langkah-langkah yang dapat dilakukan

yaitu :

a. Mengevaluasi Market Share

untuk menetapkan pasar sasaran, mulanya bank

syariah harus mengevaluasi pasar sasaran yang

berbeda. Dalam mengevaluasi tersebut, bank syariah

harus memerhatikan dua faktor, yaitu :

14
1. Daya tarik segmen secara keseluruhan, dalam

aspek ukuran, tingkat pertumbuhan, profitabilitas,

sklaa ekonomis, risiko yang rendah.

2. Apakah berinvestasi dalam segmen itu masuk

akal dengan memerhatikan tujuan dan sumber

daya bank syariah.

b. Memilih Market Segmen

Setelah melakukan evaluasi segmen-segmen pasar

yang berbeda-beda, bank syariah harus memutuskan

segmen mana yang akan dipilih.

c. Pertimbangan tambahan dalam penilaian dan

pemilihan segmen.

1. Hubungan antar segmen dan super segmen

Dalam memilih lebih dari satu segmen

pasar yang akan dimasuki, bank syariah harus

memerhatikan hubungan antar segmen pasar pada

sisi biaya, kinerja dan teknologi.

2. Rencana perluasan segmen demi segmen.

Jika suatu bank syariah merencanakan

untuk masuk ke “super segmen”, lebih baik bila ia

memasuki satu segmen terlebih dahulu, dan ia

harus “merahasiakan rencana induknya untuk

melakukan ekspansi/ perluasan pasar”.

15
3. Postioning

Menurut Al Ries dan Jack Trout, Positioning adalah

tindakan untuk mendesain penawaran serta citra perusahaan

agar menempati tempat yang berbeda dibenak nasabah.

Tujuan dari positioning adalah menempatkan citra merek

produk perusahaan maupun citra perusahaan yang baik

dibenak nasabah/ pasar sasaran sehingga perusahaan akan

memperoleh manfaat dari citra produk yang baik dibenak

nasabah.

b. Bauran Pemasaran atau Marketting Mix Strategy

1. Product (Produk)

Produk adalah barang atau jasa yang

memungkinkan perusahaan untuk mendapatkan nilai

tambah. 9

Produk menurut Kotler dan Amstrong adalah segala

sesuatu yang ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan

perhatian, dibeli, digunakan, dan yang dapat memuaskan

keinginan atau kebutuhan konsumen.10

Strategi produk dalam hal ini adalah menetapkan

cara dan penyediaan produk yang tepat bagi pasar yang

dituju, sehingga dapat memuaskan para nasabahnya dan

9
Sentot Imam Wahjono, Manajemen Pemasaran Bank, (Surabaya : Graha Ilmu,2009),
hal 4-5
10
Arif Rahman, Strategi Dahsyat Marketting Mix for Small Business,(Jakarta : Trans
Media, 2010) hal 9

16
sekaligus dapat meningkatkan keuntungan perusahaan

dalam jangka panjang, melalui peningkatan penjualan dan

peningkatan market share.11

Tujuan utama strategi produk adalah untuk dapat

mencapai sasaran pasar yang dituju dengan meningkatkan

kemampuan bersaing atau mengatasi pasar.

2. Price (Harga )

Harga adalah pengganti nilai produk . Nilai bukan

sekedar biaya produksi yang ditambah laba yang

diinginkan. Didalam harga produk terkandung juga harga

atas citra dan gengsi yang tertempel diproduk.

Penetapan harga selalu menjadi masalah bagi setiap

perusahaan karena penetapan harga ini bukanlah kekuasaan

atau kewenangan yang mutlak dari seseorang. Peranan

penetapan harga akan menjadi sangat penting terutama pada

keadaan persaingan yang semakin tajam dan perkembangan

permintaan yang terbatas. Dalam keadaan persaingan yang

semakin tajam , yang terutama sangat terasa dalam pasar

pembeli, peranan harga sangat penting terutama untuk

menjaga dan meningkatkan posisi perusahaan dipasar, yang

tercermin dalam market share perusahaan, disamping untuk

meningkatkan penjualan dan keuntungan perusahaan.

Dengan kata lain penetapan harga mempengaruhi

11
Prof. Dr. Sofjan Assauri, M.B.A, Manajemen Pemasaran Dasar, Konsep dan Strategi,
( Jakarta :Rajawali Pers, 2014), hal 199

17
kemampuan bersaing perusahaan dan kemampuan

perusahaan mempengaruhi konsumen.

Dalam strategi penetapan harga, ada beberapa

tujuan penetapan harga yaitu:

a. memperoleh laba yang maksimum.

Pencapaian tujuan ini dilakukan dengan cara

menentukan tingkat harga yang memperhatikan total

hasil penerimaan penjualan dan total biaya. Dalam

hal ini perusahaan menetapkan harga yang

memperoleh tingkat keuntungan (rate ofreturn) yang

maksimal paling memuaskan.

b. Mendapatkan market share tertentu.

Startegi ini dilakukan perusahaan karena

karena perusahaan percaya bahwa jika market share

bertambah besar, maka tingkat keuntungan akan

bertambah pada masa depan. Oleh karena itu banyak

perusahaan yang melakukan penetrasi pasar dengan

cara menetapkan harga yang relatif rendah diharga

pasaran, sehingga memperoleh market share yang

lebih besar.

c. Memerah pasar (Market Skimming)

Perusahaan mengambil manfaat memperoleh

keuntungan dari bersedianya pembeli membayar

dengan harga yang lebih tinggi dari pembeli lain,

18
karena produk yang ditawarkan memberikan nilai

yang lebih tinggi bagi mereka. Jadi dalam hal ini

perusahaan menetapkan harga yang tinggi, karena

hendak menarik manfaat dari sekelompok besar

pembeli yang bersedia membayar harga tinggi, yang

disebabkan produk perusahaan tersebut mempunyai

nilai yang tinggi bagi mereka.

d. Mencapai keuntungan yang ditargetkan.

Perusahaan menetapkan harga tertentu untuk

dapat mencapai tingkat laba yang memuaskan.

Meskipun harga yang lebih tinggi dapat

memberikan atau menghasilkan tingkat laba yang

lebih besar, tetapi perusahaan meerasa tetap puas

dengan tingkat laba yang berlaku.

e. Mempromosikan Produk

Perusahaan menetapkan harga yang rendah

untuk mendorong penjualan bagi produknya, bukan

semata-mata bertujuan mendapatkan keuntungan

yang besar tetapi dengan maksud agar nasabah lebih

tertarik dan juga mempromosikan kepada orang lain

tentang produk-produk yang ada di PT. Bank

Syariah Mandiri. Dalam hal ini perusahaan dapat

menetapkan harga yang rendah bagi produk agar

dapat menarik sebanyak mungkin nasabah, dan

19
nasabah-nasabah yang lain juga tertarik melakukan

pembiayaan-pembiayaan lain.

3. Place (Saluran Distribusi)

Saluran distribusi adalah lembaga-lembaga yang

memasarkan produk dari produsen sampai kekonsumen

atau dari perusahaan sampai kenasabah.

4. Promotion (Promosi)

Suatu produk betapapun bermanfaat akan tetapi jika

tidak dikenal oleh nasabah, maka produk tersebut tidak

akan diketahui manfaatnya dan mungkin tidak ada

nasabah yang meminatinya. Oleh karena itu, perusahaan

harus berusaha mempengaruhi para nasabah, untuk

menciptakan permintaan atas produk. Usaha tersebut dapat

dilakukan melalui kegiatan promosi, yang merupakan slah

satu dari acuan atau bauran pemasaran. Kegiatan promosi

yang dilakukan sejalan dengan rencana pemasaran secara

keseluruhan, serta direncanakan akan diarahkan dan

dikendalikan dengan baik, diharapkan dapat berperan

secara berarti dalam meningkatkan penjualan dan market

share.

B. Pembiayaan

1. Pengertian Pembiayaan

Pembiayaan atau financing , yaitu pendanaan yang diberikan

oleh satu pihak kepada pihak lain untuk mendukung investaasi yang

20
telah direncanakan, baik dilakukan sendiri maupun lembaga. Dengan

kata lain, pembiayaan adalah pendanaan yang dieluarkan untuk

investasi yang telah direncanakan, baik dilakukan sendiri maupun

lembaga.12

Pembiayaan dalam perbankan syariah atau istilah teknisnya

aktiva produktif, menurut ketentuan Bank Indonesia adlah penanaman

dana Bank Syariah baik dalam rupiah maupun valuta asing dalam

bentuk pembiayaan, piutang, qardh, surat berharga syariah,

penempatan, penyertaan modal, penyertaan modal sementara,

komitmen dan kontinjensi pada rekening administratif serta sertifikat

wadiah Bank Indonesia.

Pengertian pembiayaan menurut Undang-Undang Nomor 21

Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah adalh penyediaan dana atau

tagiahan yang dipersamakan dalam hal itu berupa:

a. Transaksi bagi hasil dalam bentuk mudharabah dan

musyarakah

b. Transaksi sewa-menyewa dalam bentuk ijarah atau sewa

beli dalam bentuk ijarah muntahiya bittamlik

c. Transaksi jual beli dalam bentuk piutang qardh, dan

d. Transaksi sewa menyewa jasa dalam bentuk ijarah untuk

transaksi multijasa, berdasarkan persetujuan atau

kesepakatan antara Bank Syariah dan atau Unit Usaha

Syariah dan pihak lain yang mewajibkan pihak yang

dibiayai dan atau diberi fasilitas dana untuk


12
Kasmir, Dasar-Dasar Perbankan, (Jakarta : Raja Grafindo, 2002), hal 102

21
mengembalikan dana tersebut setelah jangka waktu

tertentu dengan imbalan ujrah, tanpa imbalan, atau bagi

hasil.13

Dalam aktivitas pembiayaan, bank syaruah akan menjalankan

dengan berbagai teknik dan metode yang penerapannya tergantung

pada tujuan an aktifitas nasabah penerima pembiayaan. Mekanisme

perbankan syariah yang berdasarkan prinsip mitra usaha, adalah bebas

bunga. Oleh karena itu, masalah membayarkan bunga kepada debitur

atau pembebanan bunga kepda nasabah pembiayaan tiak akan timbul.

Yang menjadi perbedaan antara kredit yang diberikan oleh bank

berdasarkan konvensional dengan pembiayaan yang diberikan oleh

bank berdasarkan prinsip syariah adalah terletak pada keuntungan

yang diharapkan, bagi bank berdasarkan prinsip konvensional,

keuntungan diperoleh melalui bunga. Sedangkan bagi bank

berdasarkan prinsip syariah berupa imbalan atau bagi hasil. Perbedaan

lainnya terdiri dari analisis pemberian pembiayaan (kredit) beserta

persyaratannya.14

2. Tujuan Pembiayaan

Pembiayaan merupaakn sumber pendapatan bagi bank syariah.

Tujuan pembiayaan yang dilaksanakan perbankan syariah yaitu:

a. Pemilik

13
UU No. 21 Tahun 2008 sebagi revisi UU No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan
Syariah, Pasal 1 ayat 25
14
Kashmir, Manajemen Perbankan, (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2003) hal 72 -73

22
Dari sumber pendapatan, para pemilik mengharapkan akan

memperoleh penghasilan atas dana yang ditanamkan pada

bank tersebut.

b. Pegawai

Para pegawai mengharapkan akan memperoleh

kesejahteraan dari bank yang dikelolanya.

c. Masyarakat

a) Pemilik dana

Sebagai pemilik, mereka mengharapkan dari dana

yang diinvestasikan akan diperoleh bagi hasil.

b) Debitur yang bersangkutan

Para debitur, dengan penyediaan dana baginya,

mereka terbantu guna menjalankan usahanya

(sektor produktif) atau terbantu untuk pengadaan

barang yang diinginkannya (pembiayaan

konsumtif)

c) Masyarakat umumnya – konsumen

Mereka dapat memperoleh barang-barang yang

dibutuhkannya.

d. Pemerintah

Akibat penyediaan pembiayaan, pemerintah terbantu

dalam pembiayaan pembangunan negara, disamping itu

akan diperoleh pajak (berupa pajak penghasilan atas

23
keuntungan yang diperoleh bank dan juga perusahaan-

perusahaan.15

3. Fungsi Pembiayaan

Ada beberapa fungsi dari pembiayaan yang diberikan bank

syariah kepada masyarakat penerima, diantaranya:

a. Meningkatkan daya guna

Nasabah menyimpan uangnya dibank dalam bentuk

giro, tabungan dan deposito. Uang tersebut dalam

presentase teretentu ditingkatkan kegunaannya oleh bank

guna suatu usaha peningkatan produktivitas.

Para pengusaha menikmati pembiayaan dari bank

untuk memperluas atau memperbesar usaha baik untuk

peningkatan produksi, perdagangan maupun untuk usaha-

usaha rehabilitasi ataupun memulai usaha baru. Dengan

demikian, dana yang mengendap dibank (yang diperoleh

dari penyimpan uang) tidaklah idle (diam) dan disalurkan

untuk usaha-usaha yang bermanfaat,baik kemanfaatan bagi

pengusaha maupun kemanfaatan bagi masyarakat.

b. Meningkatkan daya guna barang

1. Produsen dengan bantuan pembiayaan bank

dapat memproduksi bahan mentah menjadi

bahan jadi sehingga utility dari bahan tersebut

meningkat.
15
Muhammad, Manajemen Dana Bank Syariah,..., hal 302-308

24
2. Produsen dengan bantuan pembiayaan dapat

memindahkan barang dari suatu tempat yang

kegunaannya kurang ketempat yang lebih

bermanfaat.

Seluruh barang-barang yang dipindahkan atau

dikirim dari suatu daerah kedaerah lain yang kemanfaatan

barang itu lebih terasa, pada dasarnya meningkatkan utility

barang itu. Pemindahan barang-barang tersebut tidaklah

dapat diatasi oleh keuangan para distributor saja dan oleh

karenanya mereka memerlukan bantuan dari permodalan

dari bank yang berupa pembiayaan

c. Meningkatkan peredaran uang

Melalui pembiayaan, peredaran uang kartamaupun

giral akan lebih berkembang oleh karena pembiayaan

menciptakan suatu kegairahan berusaha sehingga

penggunaan uang akan bertambah baik kualitataif apalagi

secara kuantitatif. Hal ini selaras dengan pengertian bank

selaku “money creator”. Penciptaan uang itu selain dengan

cara subsitusi, penukaran uang kartal tyang disimpan di giro

dengan uang giral, maka ada juga exchange of cliam, yaitu

bank memberikan pembiayaan dalam bentuk uang giral.

d. Menimbulkan kegairahan berusaha

Setiap manusia adalah makhluk yang selalu

melakukan kegiatan ekonomi yaitu berusaha untuk

25
memenuhi kebutuhannya, karena itu pengusaha

berhubungan dengan bank untuk memperoleh bantuan

permodalan guna peningkatan usahanya.

Ditinjau dari hukum permintaan dan penawaran maka

terhadap segala macam dan ragam usahanya, permintaan

akan terus bertambah bilamana masyarakat telah memulai

melakukan penawaran. Timbulah kemusiaan efek kumultif

oleh semakin besarnya permintaan sehingga secara berantai

kemudian menimbulkan kegairahan yang meluas

dikalangan masyarakat untuk sedemikian rupa

meningkatkan produktivitas.

Secara otomatis kemudian timbul kesan bahwa setiap

usaha untuk peningkatan produktivitas, masyarakat tidak

perlu khawatir kekurangan modal oleh karena masalahnya

dapat diatasi oleh bank dengan pembiayaan.

e. Stabilitas ekonomi

Dalam ekonomi yang kurang sehat, langkah-langkah

stabilitas pada dasarnya diarahlan pada usaha-usaha untuk

antara lain :

1. Pengendalian inflasi

2. Peningkatan ekspor

3. Rehabilitasi prasarana

4. Pemenuhan kebutuhan-kebutuhan pokok

rakyat

26
Untuk menekan arus inflasi dan terlebih lagi untuk

usaha pembangunan ekonomi maka pembiayaan bank

memegang peranan penting.

f. Sebagai jembatan untuk peningkatan pendapatan nasional

Para usahawan unuk memperoleh pembiayaan tentu

saja berusaha untuk meningkatkan usahanya. Peningkatan

usaha berarti peningkatan profit. Bila keuntungan ini secara

kumulatif dikembangkan lagi dalam arti kata dikembalikan

lagi kedalam struktur permodalan, maka peningkatan akan

berlansung terus-menerus.

Apabila rata-rata pengusaha, pemilik tanah, pemilik

modal dan buruh atau karyawan mengalami peningkatan

pendapatan, maka pendpatan negara via pajak akan

bertambah, penghasilan devisa bertambah dan penggunaan

devisa untuk urusan konsumsi berkurang, sehingga

langsung atau tidak, melalui pembiayaan, pendapatan

nasional akan bertambah.

g. Sebagai alat hubungan ekonomi internasional.

Negara-negara kaya atau kuat ekonominya, demi

persahabatan antar negara banyak memberikan bantuan

kepada negara-negara yang sedang berkembang atau yang

sedang membangun. Bantuan-bantuan tersebut tercermin

dalam bentuk bantuan kredit dengan syarat-syarat yang

27
ringan yaitu bunga yang relatif murah dan jangka waktu

yang penggunaan yang panjang.

Melalui bantuan pembiayaan antar negara, maka

hubungan antar negara pemberi dan penerima kredit akan

bertambah serta terutama yang mneyangkut hubungan

perekonomian dan perdagangan.

C. Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)

1. Definisi UMKM ( Usaha Mikro Kecil dan Menengah)

Definisi dan konsep UMKM berbeda menurut negara. Oleh

kerana itu memang sulit membandingkan pentingnya atau peran

UMKM antar negara.16 Dalam konteks Indonesia, kriteria usaha

penting dibedakan untuk penetuan kebijakan yang terkait. Skala

usaha dibedakan menjadi usaha mikro, usaha kecil, usaha

menengah dan usaha besar. Penyebutan UMKM adalah untuk

ketiga skala usaha selain usaha besar, yakni usaha menengah,

kecil dan mikro.

Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor

20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah

(UMKM), UMKM didefiniskikan sebagai berikut:17

16
Tulus T.H. Tambunan, UMKM diindonesia,( Jakarta: Ghalia Indonesia, 2009), hal 16
17
Rachmawan Budiarto, dkk , Pengembangan UMKM: Antara Konseptual dan
Pengalaman Praktis, (Yogyakarta : Gadjah Mada University Press, 2015), hal 2-3

28
1. Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang

perorangan dan atau badan usaha perorangan yang

memenuhi kriteria kriteria sebagai berikut:

a. memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp.

50.000.000,00 tidak termsauk tanah dan bagunan

tempat usaha , atau

b. memiliki hasil penjualan tahunan paling banayak

Rp. 300.000.000,00

2. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri

sendiri , yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan

usaha, yang bukan merupakan anak perusahaan atau

cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi

bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha

menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria usaha

kecil sebagai berikut :

a. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp.

50.000.000,00 sampai dengan paling banyak Rp.

500.000.000 tidak termasuk tanah dan bangunan

tempat usaha atau

b. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari

Rp.300.000.000,00 sampai dengan paling banyak

Rp. 2.500.000.000,00

3. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang

berdiri sendiri, yang dilakukan oleh perorangan atau badan

29
usaha, yang bukan merupakan anak perusahaan atau

cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi

bagian langsung maupun tidak langsung dengan usaha

kecil atau usah besar dengan jumlah kekayaan bersih atau

hasil penjualan tahunan dengan kriteria sebagai berikut:

a. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp.

500.000.000,00 sampai dengan paling banyak Rp.

10.000.000.000,00 tidak termasuk taanh dan

bangunan, atau

b. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp.

2.500.000.000,00 sampai dengan paling banyak

Rp. 50.000.000.000,00 .

Keberadaan usaha kecil, mikro dan menengah dalam

perekonomian dalam perekonomian indonesia memiliki

sumbangan yang sangat positif, diantaranya dalam menyediakan

lapangan kerja, menyediakan barang dan jasa, serta pemerataan

usaha untuk mendistribusikan pedapatan nasional. Dengan

peranan usaha kecil, mikro dan menengah tersebut, posisi

UMKM dalam pembangunan ekonomi nasional menjadi sangat

penting bagi suatu negara.

Istilah kredit mikro muncul untuk memudahkan

penjelasan mengenai segmentasi skala usaha yang diberi

pinjaman kredit. Segmentasi tersebut secara universal sudah

dianut diberbagai negara dengan istilah SME (Small Medium

30
Enterprise). Selanjutnya, istilah kredit mikro ini semakin

populer karena forum-forum negara berkembang dan maju

semakin kerap mengangkat kredit mikro sebagai tema

pembicaraan untuk menunjukkan bentuk kepedulian mereka

terhadap usaha mikro.18

Jadi, secara umum kredit mikro dapat dikatakan sebagai

kredit kecil yang diberikan kepada pengusaha mikro untuk baik

dalam skala usahanya maupun dalam jumlah modal yang

dibutuhkan.

2. Mekanisme Pembiayaan Warung Mikro di Bank Syariah


Mandiri

Pembiayaan mikro adalah pembiayaan bersifat produktif

kepada nasabah atau calon nasabah perorangan atau badan usaha

dengan limit sampai dengan Rp. 100.000.000. termasuk dalam

segmen mikro adalah pembiayaan dengan tujuan multiguna

kepada nasabah perorangan dengan kimit sampai dengan Rp.

50.000.000 yang disalurkan melalui warung mikro.19

Persyaratan yang mudah, proses pembiayaan cepat, dan

angsuran ringan serta tetap hingga jatuh tempo adalah nilai plus

dari produk Pembiayaan Warung Mikro ini. Dengan keunggulan

18
Krisna Wijaya,Kredit Mikro Pedesaan catatan pengalaman selama 25 tahun,
(Jakarta : ANDI Yogyakarta, 2010), hal 20-22
19
Ahmad Ifham, Ini Lho Bank Syariah Memahami Bank Syariah dengan mudah,
(Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama, 2015) hal 255

31
tersebut maka diharapkan dengan fasilitas yang diberikan

Warung Mikro, masyarakat kecil dan pelaku UMKM dapat tetap

menjalankan roda perekonomiannya secara maksimal.20

Warung Mikro sendiri menawarkan tiga jenis produk

yakni, Pembiayaan Usaha Mikro Tunas (non agunan) dengan

nilai pembiayaan Rp 2 juta hingga Rp 10 juta, Pembiayaan

Usaha Mikro Madya dengan nilai Rp diatas Rp 10 juta hingga

Rp 50 juta, dan Pembiayaan Usaha Mikro Utama dengan nilai

diatas Rp 50 juta hingga Rp 100 juta.

Cukup mudah bagi calon nasabah yang ingin

mengajukan Pembiayaan Warung Mikro Bank Syariah Mandiri.

Yang pertama, calon nasabah harus memiliki tujuan yang jelas

dimana calon nasabah harus menyepakati dengan pihak bank

bahwa pembiayaan yang diberikan akan digunakan untuk usaha

apa dan barang-barang apa saja yang akan dibeli.

Akad yang digunakan pada produk Pembiayaan Warung

Mikro adalah akad Murabahah. Implikasi dari penggunaan akad

murabahah mengharuskan adanya penjual, pembeli, dan barang

yang dijual. Sebagaimana kita ketahui, dalam skim Murabahah

fungsi bank adalah sebagai penjual barang untuk kepentingan

nasabah, dengan cara membeli barang yang diperlukan nasabah

dan kemudian menjualnya kembali kepada nasabah dengan

20
Try Prasetyo, 2011, Produk pembiayaan Warung Mikro di Bank Syariah Mandiri
Cabang Depok Kelapa Dua, Skripsi Online, Jakarta : Fakultas Syariah dan Hukum UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta, hal 64-65. Diakses pada tanggal 23 November 2018 pukul 13:04
WIB.

32
harga jual yang setara dengan harga beli ditambah keuntungan

bank dan bank harus memberitahukan secara jujur harga pokok

barang berikut biaya yang diperluan dan menyampaikan semua

hal yang berkaitan dengan pembelian barang kepada nasabah.

Pada aplikasinya bank syariah menggunakan media

”akad Wakalah” dengan memberikan kuasa kepada nasabah

untuk membeli barang tersebut. Dengan adanya akad wakalah

tersebut maka bank sepenuhnya menyerahkan dana tersebut

kepada nasabah untuk membeli barang-barang yang dibutuhkan

oleh nasabah. Walaupun bank telah menggunakan akad wakalah

kepada nasabah, namun bank akan tetap melakukan pengawasan

terhadap barang- barang yang akan dibeli oleh nasabah agar

tidak keluar dari koridor transaksi jual beli yang ada dalam

syariat Islam. Hal ini dilakukan untuk mencegah nasabah

melakukan transaksi yang dilarang, misalnya menggunakan

dana pembiayaan untuk membeli barang-barang yang termasuk

barang haram.

Dengan adanya akad wakalah ini sebagai tambahan

tentunya hal ini akan sedikit menimbulkan pertanyaan apakah

bank syariah sudah menjalankan operasionalnya sesuai dengan

prinsp-prinsip syariah atau belum. Selain itu akad wakalah ini

juga akad membuat persepsi yang ada di masyarakat

bahwasannya bank syariah tidak ada bedanya dengan bank

konvensional karena pada prakteknya akan menimbulkan

33
persamaan diantara keduanya. Terkesan aplikasi murabahah

pada produk pembiayaan warung ini bank yang seharusnya

bertindak sebagai penyedia barang agar tidak dipusingkan

dengan langkah-langkah pembelian barang.

Selain itu dalam aplikasinya akad jual beli murabahah

dilakukan sebelum barang secara prinsip menjadi milik bank.

Hal ini tentunya tidak sesuai dengan ketentuan Fatwa MUI

No.04/DSN-MUI/IV/2000 tanggal 1 April 2000 (26 Dzulhijah

1420 H) yang menetapkan bahwa jika bank hendak mewakilkan

kepada nasabah untuk membeli barang dari pihak ketiga, maka

akad jual beli murabahah harus dilakukan setelah barang secara

prinsip menjadi milik Bank. Masalah ini tentunya harus betul-

betul diperhatikan oleh bank-bank syariah yang ada karena

masalah ini bisa berpotensi menurunkan citra bank syariah itu

sendiri.

Mengenai adanya ketidaksesuaian ini pihak DPS

menganggap hal ini masih berada didalam koridor syariah.

Menurut mereka selama ketidaksesuaian itu masih berada di

tataran aplikasi dan tidak masuk kedalam wilayah prinsip.oleh

karena itu produk Pembiayaan Warung Mikro masih sesuai

dengan prinsip syariah dan layak adanya.

Skema Transaksi Pembiayaan Mikro di Bank


Syariah Mandiri

34
Akad Wakalah

1. Negosiasi &
Persyaratan
Bank mewakilkan pada nasabah untuk
membeli barang barang

2. Akad Jual Beli

6. Bayar

5. Terima Barang & Dokumen

Supplier

D. Produk Pembiayaan Warung Mikro PT. Bank Syariah Mandiri

KC. Bukittinggi

1. pembiayaan usaha mikro yang ditujukan kepada nasabah

wiraswasta atau pedagang dengan plafon pembiayaan sampai

dengan Rp. 200.000.000. Syarat-syaratnya yaitu:

a. Usaha telah berjalan minimal 2 tahun.

b. Usia minimal 21 tahun atau sudah menikah dan

maksimal 65 tahun saat pembayaran lunas.

c. Surat Keterengan Usaha

d. Non Golbertap (bukan golongan berpenghasilan tetap) :

wiraswasta atau pedagang.

e. Limit pembayaran sampai dengan Rp. 200.000.000.

f. Tujuan Pembiayaan : Modal Kerja dan Investasi

35
g. Jangka Waktu : Modal Kerja 48 bulan dan Investasi 60

bulan

h. Biaya Administrasi sesuai ketentuan BSM.

2. Pembiayaan Serbaguna Mikro yang ditujukan kepada nasabah

wiraswasta dan pegawai dengan plafon pembiyaan sampai

dengan Rp. 200.000.000. Syarat-syaratnya yaitu:

a. Usaha telah berjalan minimal 2 tahun.

b. Usia minimal 21 tahun atau sudah, atau saat

pembiayaan lunas maksimal berusia 60 tahun bagi

pegawai atau 65 tahun saat pembiayaan ;unas bagi

wiraswasta.

c. KTP suami dan istri ( surat cerai atau surat kematian),

Kartu Keluarga, Surat Nikah (surat keterangan belum

menikah)

d. Jangka Waktu : Modal Kerja 48 bulan dan Investasi 60

bulan

e. Surat Keterangan Usaha atau Surat Keterangan Kerja.

E. SWOT Produk Pembiayaan Mikro Bank Syariah Mandiri

1. Kekuatan (Strengths)

a. rasa tentram dan tenang karena produk pembiayaan

mikro dibank syariah terhindar dari riba.

36
b. Selama masa pembiayaan, besarnya angsuran tetap dan

tidak berubah sampai lunas.

c. Jumlah plafon pembiayaan yang dapat disesuaikan

dengan kebutuhan nasabah.

d. Proses pengajuan pembiayaan yang mudah dan relatif

cepat.

3. Kelemahan (Weakness)

a. Kurangnya promosi kepada masyarakat

b. Masih adanya persyaratan agunan.

4. Peluang (Opportunities)

a. Memiliki undang-undang yang mendukung bank

syariah.

b. Pertumbuhan UMKM yang pesat

c. Promosi media melalui media cetak.

5. Ancaman (Threats)

a. Banyaknya pesaing

b. Masih kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap

produk pembiayaan mikro syariah.

K. Landasan Syariah

1) Landasan Syariah tentang strategi meningkatkan Market Share.

a. QS. Al-Insyirah ayat 5-6

٦ ‫ ِإَّن َم َع ٱۡل ُع ۡس ِر ُيۡس ٗر ا‬٥ ‫َفِإَّن َم َع ٱۡل ُع ۡس ِر ُيۡس ًرا‬

37
Artinya : “Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada
kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada
kemudahan.”

b. Qs. Al-Jumuah ayat 10

‫َفِإَذ ا ُقِض َيِت ٱلَّص َلٰو ُة َفٱنَتِش ُروْا ِفي ٱَأۡلۡر ِض َو ٱۡب َتُغ وْا ِم ن َفۡض ِل ٱِهَّلل َو ٱۡذ ُك ُروْا‬
١٠ ‫ٱَهَّلل َك ِثيٗر ا َّلَع َّلُك ۡم ُتۡف ِلُحوَن‬
Artinya : “Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu
di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah
banyak-banyak supaya kamu beruntung”

Berdasarkan ayat diatas , dapat disimpulkan bahwa dalam strategi

meningkatkan market share, Allah memerintahkan kepada kita untuk

bertebaran dimuka bumi setelah menunaikan kewajiban shalat ,tujuannya

agar kita berusaha mencari karunia Allah, agar kita melakukan suatu

usaha atau rencana dalam meningkatkan market share pembiayaan

warung mikro. Walaupun banyak rintangan, halangan, dan persaingan,

yakinlah bahwa setiap kesulitan pasti ada kemudahan. Tetap berusaha,

sabar dan yakin bahwa semua yang kita lakukan pasti mendapatkan hasil

yang terbaik.

2) Landasan Syariah tentang Pembiayaan Pensiun

a. Qs. An-Nisa’ ayat 29

‫َٰٓيَأُّيَها ٱَّلِذ يَن َء اَم ُنوْا اَل َتۡأ ُك ُلٓو ْا َأۡم َٰو َلُك م َبۡي َنُك م ِبٱۡل َٰب ِط ِل ِإٓاَّل َأن َتُك وَن ِتَٰج َر ًة َعن‬
٢٩‫َتَر اٖض ِّم نُك ۚۡم َو اَل َتۡق ُتُلٓو ْا َأنُفَس ُك ۚۡم ِإَّن ٱَهَّلل َك اَن ِبُك ۡم َر ِح يٗم ا‬
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling
memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali
dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka

38
di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu,
sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu”

b. Qs. Al- Baqarah ayat 275

...‫َو َأَح َّل ٱُهَّلل ٱۡل َبۡي َع َو َح َّر َم ٱلِّر َبٰو ْا‬
Artinya : “Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan
riba.“

Berdasarkan ayat diatas, dapat disimpulkan bahwa Allah

melarang kita untuk mencari harta dengan jalan yang salah apalagi

memakan harta orang lain yang bukan milik kita. Carilah harta dengan

cara yang benar . Misalnya dengan jalan jual beli perdagangan dengan

suka sama suka. Sekilas praktik riba hampir mirip dengan jual beli

karena sama-sama memungut tambahan. Hanya saja, jual beli disebut

margin (keuntungan) dalam transaksinya. Sedangkan riba adalah

kelebihan dari pokok pinjaman uang atau nilai lebih dari pertukaran

barang ribawi.

Pada Pembiayaan Warung Mikro yaitu produk alternatif

pembiayaan dari Bank Syariah Mandiri yang diperuntukan bagi

pengusaha yang skalanya sangat terbatas atau biasa disebut UMKM

( Usaha Mikro Kecil dan Menengah).

L. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian yang turun langsung

kelapangan (field research) dengan mengumpulkan data langsung melalui

pendekatan yang bersifat deskrupsi kualitatif. penelitian kualitatif yaitu

39
penelitian yang pemecahan masalahnya dengan menggunakan data

empiris.21 penelitian yang bersifat deskriptif yaitu pendekatan yang

dilakukan dengan cara menggambarkan kejadian yang terjadi .

Pada PT. Bank Syariah Mandiri KC. Bukittinggi dilakukan

penelitian dengan cara mengadakan pengamatan dan pengumpulan data

yang akan dianalisis,guna untuk menjawab permasalahan yang ada,

kemudian peneliti langsung kelapangan untuk mendiskripsikan tentang

bagaimana strategi yang dilakukan pihak bank dalam meningkatkan

Market Share atau pangsa pasar pada pembiayaan warung mikro.

M. Teknik Pengumpulan Data

1. Observasi

Observasi adalah pengumpulan data dengan melakukan

pengamatan dan pencatatan yang sistematis terhadap gejala-gejala

dan fenomena subyek yang diteliti. 22 Dalam penelitian ini penulis

melakukan observasi langsung untuk mendapatkan data-data

tentang strategi meningkatkan marketshare pembiayaan mikro pada

PT. Bank Syariah Mandiri KC. Bukittinggi dengan cara langsung

kelokasi penelitian.

2. Wawancara

21
Dr. H. Bur asnawi, Dr. H. Masyhuri, Metodologi Riset manajemen Pemasaran,
(Malang : UIN- Maliki Press, 2011), hal 20
22
Muhammad Teguh, Metodologi Penelitian Ekonomi, (Jakarta : PT. Raja Grafindo,
1999), hal 112

40
Wawancara adalah suatu metode yang dipergunakan dalam

pengumpulan data, dimana penulis mendapatkan keterangan secara

lisan dari Responden.23 Hal ini penulis lakukan dalam

memfokuskan hal-hal yang penting untuk ditanyakan serta

memungkinkan mengembangkan pertanyaan dan perhatian kepada

persoalan yang relevan berkaitan dengan pembiayaan mikro,

mengenai apa saja strategi yang digunakan untuk meningkatkan

marketshare pembiayaan warung mikro pada PT. Bank Syariah

Mandiri KC. Bukittinggi. Hal ini perlu dilakukan untuk

memperoleh gambaran yang lebih jelas dan menyeluruh mengenai

obyek penelitian. Maka penulis melakukan wawancara langsung

kepada manajer pembiayaan warung mikro yaitu Bapak syahrinaldi

dan staff pembiayaan warung mikro yaitu Dhea di PT. Bank

Syariah Mandiri KC. Bukittinggi dalam pemberian informasi data

yang diperlukan penulis.

3. Dokumentasi

Dokumentasi adalah teknik yang digunakan untuk mencari

data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, buku,

surat kabar, majalah, notulen dan lain sebagainya. 24 Teknik ini

digunakan untuk memperoleh data yang dilakukan pada saat

penelitian dengan mencatat semua keterangan dari bahan-bahan,

dokumen, dan catatan yang ada di Bank Syariah Mandiri

23
Sanafiah Faisal, Metodologi Penelitian Pendidikan , (Bandung : Grafindo, 2004 ), hal
22
24
Amirul Hadi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, cet. 11, (Jakarta : PT.
Rineka Cipta, 1998), hal 236

41
N. Jenis dan Sumber Data

1. Data Primer

Yaitu data yang diperoleh atau dikumpulkan langsung

dilapangan. Data primer ini juga disebut dengan data asli.

Sumber data primer dalam penelitian ini diperoleh dari hasil

wawancara dengan manajer pembiayaan warung mikro dan staff

pembiayaan warung mikro pada PT. Bank Syariah Mandiri KC.

Bukittinggi.

2. Data Sekunder

Yaitu data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh orang

yang melakukan penelitian dari sumber-sumber yang telah ada. 25

Data sekunder dalam penelitian ini berupa file yang diperoleh

dari PT. Bank Syariah Mandiri KC. Bukittinggi.

O. Teknik Analisa Data

Teknik analisa yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik

analisis Deskriptif. Dalam pendekatan ini penulis menggambarkan

fenomena seputar fokus permasalahan yang terdapat pada PT. Bank

Syariah Mandiri KC. Bukittinggi yang berkaitan dengan dengan strategi

meningkatkan market share pada pembiayaan warung mikro . Disamping

itu, penulis juga menggunakan Teknik Analisis Kualitatif, dimana penulis

25
Iqbal Hasan, Analisis Data Dengan Statistik, (Jakarta : Bumi Aksara, 2004), hal 19

42
menggunakan data referensi baik berupa literatur maupun dokumen yang

berkaitan dengan strategi meningkatkan market share pada pembiayaan

warung mikro.

43

Anda mungkin juga menyukai