Anda di halaman 1dari 7

RENCANA BISNIS

MINIMARKET SYARIAH
PENDIRIAN MINIMARKET SYARIAH
Mukadimah

Pertumbuhan gerai-gerai pasar swalayan di Indonesia saat ini


menunjukkan peningkatan yang sangat pesat. Pasar swalayan raksasa dari
luar negeri pun tidak lama lagi mulai bermunculan di Jakarta dan
diperkirakan mereka mulai masuk ke berbagai kota-kota besar di Indonesia.
Perkembangan tersebut tidak bisa dilepaskan dari besarnya potensi
pasar Indonesia yang 80 % beragama Islam. Maka gagasan tentang perlunya
pendirian gerai swalayan syariah merupakan sebuah kebutuhan agar potensi
pasar ini tidak melulu dimanfaatkan oleh “orang lain”. Secara normatif, umat
Islam membutuhkan jaminan ketersediaan produk-produk halal, yang mana
hal ini jarang diperhatikan oleh supermarket moderen. Di sisi lain, kebutuhan
akan perlunya sebuah model gerai swalayan syariah perlu dijawab agar
implementasi nilai-nilai syariah dalam distribusi produk dan pelayanan
kepada kaum muslim dapat lebih berkembang.
Orientasi Kota Semarang menjadi Kota Metropolitan yang Religius,
nampaknya membutuhkan sebuah model minimarket syariah yang dikelola
secara profesional dan memberikan manfaat yang luas kepada umat.
Mengapa Minimarket Syariah ?

Paling tidak ada 3 alasan mendasar yang menjadi dasar pemikiran bagi kita
untuk merasa perlu membuat sebuah minimarket syariah, yaitu :
1. Secara normatif, umat Islam wajib menyediakan sebuah pusat
perbelanjaan yang menjamin tersedianya produk halal, thayib dan
barakah. Model pelayanannya pun harus Islami bukan semata simbolis
dari busana dan ornamen lain, namun juga prinsip keramahan, keadilan
dan persaudaraan.
2. Secara sosiologis kewajiban itu semakin kuat mengingat sebagian besar
warga Semarang beragama Islam. Minimarket syariah ini akan menjadi
pusat belanja keluarga muslim di Semarang. Disamping itu juga menjadi
media promosi dan distribusi barang bagi para produsen muslim lainnya.
3. Secara ekonomis bisnis ini memiliki prospek yang baik mengingat pasar
yang cukup besar. Minimarket syariah ini diharapkan mampu
menginspirasi semangat baru umat Islam dalam memperkuat posisi
ekonominya secara luas.
I. ANALISA SWOT

A. Strength
1. Berdirinya minimarket Syariah di Semarang akan mendapatkan
dukungan yang luas, baik dari jajaran Pemerintah, swasta maupun
umat Islam pada umumnya.
2. Adanya dukungan dari masyarakat dan jamaah yang peduli dengan
syariah
3. Adanya para pengusaha muslim dan investor yang bersedia
mendukung program ini.
B. Weakness
1. Belum terbentuknya jaringan suplier muslim yang bisa memback up.
2. Belum adanya model dan pengalaman.
C. Opportunity
1. Menjadi model minimarket syariah pertama di Semarang
2. Menjadi pusat pembelanjaan dan distribusi produk halal terbesar.
3. Pengembangan model waralaba syariah.
D. Threatment
1. Situasi krisis yang terus menurunkan daya beli
2. Ketidakmampuan bersaing dengan minimarket konvensional
3. Gagal membangun loyal market
II. IMPLEMENTASI SYARIAH

A. Secara Mikro
1. Suplai produk : selektif terhadap produk halal, menjadi bagian
dari distribusi perbelanjaan Islami (Goro Assalaam), menampung
produsen muslim lokal, mengutamakan kualitas, jaminan ketersediaan
produk, kontrol produk kedaluarsa yang ketat.
2. Tingkat harga : kompetitif, berusaha menjadi yang termurah,
menyediakan discount untuk pembelian partai besar, pembuatan label
yang jelas
3. Pelayanan : menjaga kebersihan, kenyamanan dan keramahan,
pramuniaga berjilbab dan berpeci, pemutaran musik Islami, delivery
order dan service, komputerisasi, tampilan interior Islami.
4. Manajemen : SDM muslim yang trampil, terlatih dan terpercaya,
bervisi memuliakan tamu-tamu dan pelanggan, profesional, efektif,
efisien, harus bebas buta Al Qur’an, shalat berjamaah, pengajian rutin,
profitabilitas yang proporsional.
B. Secara Makro
1. Bervisi membangun ukhuwah, merekatkan jamaah, selamat dan
menyelamatkan
2. Mendorong bangkitnya kewirausahaan muslim
3. Memberikan kontribusi pada golongan lemah
4. Menjaga keamanan investasi

III. ANALISA BISNIS

A. Aspek Pasar
Kota Semarang berdasarkan data BPS tahun 2005 memiliki jumlah
penduduk 1,4 juta jiwa. Dari jumlah tersebut 1,148,000 jiwa beragama Islam
(82 %)
Asumsi yang dipakai :
1. Warga muslim Kota Semarang yang peduli dengan produk halal
sebesar 20% atau 229,600 jiwa, ini disebut sebagai pasar potensial
(potential market).
2. Warga muslim Kota Semarang yang diharapkan langsung memberikan
respon positif terhadap atribut bisnis syariah diperkirakan sebesar 20
% dari pasar potensial tersebut atau sekitar 45,920 jiwa. Ini disebut
sebagai pasar yang bisa dijanjikan atau dilayani (direct market).
3. Warga muslim Kota Semarang yang memiliki komitmen syariah
tinggi, sangat selektif terhadap produk syariah dan dipastikan menjadi
pelanggan tetap diperkirakan sebesar 20% dari direct market atau
sekitar 9,184 jiwa. Ini disebut sebagai pasar loyal ( loyal market).
4. Loyal market tersebut dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu Kelompok
Keluarga (@ 4 orang/KK) sebanyak 1,148 KK dan perorangan
sebanyak 1,148 jiwa.
5. Rata-rata anggaran belanja kebutuhan sehari-hari dari loyal market ini
setiap bulannya adalah :
-Kelompok Keluarga = 1,148 x Rp 250,000/bl = Rp 287,000,000
-Perorangan = 1,148 x Rp 100,000/bl = Rp 114,800,000
-Jumlah total = Rp 401,800,000
Jumlah belanja per tahun sebesar :
= Rp 401,800,000 x 12 = Rp 4,821,600,000.

B. Aspek Pemasaran
1. Produk Strategik
Minimarket Syariah ini merupakan produk strategis dan model yang
pertama di Semarang. Pendiriannya didukung oleh pimpinan BI Jateng/DIY,
perbankan syariah, pengusaha muslim dan komunitas masyarakat ekonomi
syariah. Untuk mendapatkan dukungan yang lebih luas perlu melibatkan
walikota, ormas Islam seperti NU dan Muhammadiyah, majelis taklim, dll.
2. Produk Halal
Produk yang dipasang benar-benar diseleksi kehalalannya.
3. Harga Kompetitif
Harga terjangkau dan kompetitif, margin keuntungan sekitar 10%.
4. Tempat Distribusi
 Dicari lokasi strategis, dekat dengan pusat keramaian, mudah
dijangkau, jalur angkutan kota.
 Desain interior menarik dan ditata apik
5. Promosi
 Menyediakan acara grand opening yang didukung sponsor
 Pemasangan iklan di media cetak, radio, dll

C. Aspek Manajemen Organisasi


 Pemilik Usaha : .......................................................
 Badan Hukum : .......................................................
 Nama Perusahaan : .......................................................
 Dewan Pengawas Syariah : .......................................................
 Dewan Komisaris : .......................................................
: .......................................................
: .......................................................
 Direksi : .......................................................
: .......................................................
 Manajemen :
Dipimpin seorang Manajer Operasional yang membawahi 9 orang
karyawan.
Pengelolaan usaha akan memperhatikan prinsip-prinsip syariah.

D. Aspek Keuangan :
 Kebutuhan Modal : Rp 530,000,000
 Target Omset per tahun : Rp 4,821,600,000
 Laba Bersih per tahun : Rp 500,688,000
 Return on investment (ROI) : 57%
 Break Even Point (BEP) : 50%

E. Aspek Kepemilikan :
 Perlu diperhatikan posisi MES secara institusional.
 Perlu ada kesepakatan dengan para investor, bahwa usaha ini harus
mampu memberikan kontribusi maksimal bagi aktivitas MES Kota
Semarang di masa depan.

Demikian proposal ini disusun. Mohon koreksi yang membangun. Semoga


Allah SWT meridhai.

Billahit taufiq wal hidayah,

Sukabumi,
Tim Minimarket Syariah

Ketua

Anda mungkin juga menyukai