Tujuan dari Program Nasional Bela Negara (BN) adalah terciptanya karakter BN sebagai
kekuatan Nasional untuk mengatasi AGHT (Ancaman, Gangguan, Hambatan dan Tantangan)
bagi Negara dan Bangsa.
a. Beri contoh masing masing AGHT terhadap Bangsa dan Negara
b. Bagaimana dampaknya bila AGHT dibiarkan.
c. Bagaimana dampaknya bila AGHT dapat dikendalikan
d. Beri contoh AGHT yang konkrit berkaitan dengan dunia usaha pertanian. Langkah langkah
apa yang akan Saudara lakukan untuk keberhasilan usaha ekonomi.
Ancaman, Gangguan, Hambatan dan Tantangan yang berkaitan dengan dunia usaha
pertanian adalah munculnya permasalahan Penyakit Mulut dan Kuku. Penyakit mulut dan kuku
(PMK) atau yang dikenal sebagai Foot and Mouth Disease adalah penyakit hewan menular
bersifat akut yang disebabkan virus. Penyakit ini dapat menyebar dengan sangat cepat mengikuti
arus transportasi daging dan ternak terinfeksi, negara Indonesia terdiri dari puluhan ribu pulau
dan ratusan pelabuhan besar dan kecil, sehingga rawan penyelundupan ternak dan bahan asal
hewan (daging, kulit, dll.) dari negara Endemis PMK seperti India, Brasil, Malaysia, Thailand,
Filipina dan sekitarnya. Hewan yang rentan tertular adalah Sapi, kerbau, unta, gajah, rusa,
kambing, domba dan babi.
Dampak bila AGHT berupa Penyakit Mulut dan Kuku dibiarkan akan mengancam
keberlangsungan usaha dan mata pencaharian peternak khususnya peternak sapi. Selain itu dapat
menimbulkan kerugian ekonomi yang sangat besar. Berdasarkan informasi Lembaga pengawas
pelayanan publik, Ombudsman RI, potensi kerugian sapi akibat PMK mencapai Rp254,45 miliar
dalam tujuh pekan terakhir. Sapi yang sakit mencapai 113.584 ekor, sapi yang telah sembuh bila
dijual akan turun nilainya karena kurang produktif dengan potensi kerugian Rp4 juta per ekor.
Selanjutnya sapi potong bersyarat juga mengalami penurunan harga mencapai Rp6juta per ekor.
Selain sapi, hewan lainnya juga rentan tertular seperti kerbau, unta, gajah, rusa, kambing, domba
dan babi.
Dampak bila AGHT dapat dikendalikan, dapat meminimalisir resiko kerugian ekonomi
yang ditimbulkan. Selain itu dapat meminimalisir biaya yang harus dikeluarkan sebagai upaya
penanggulangan wabah Penyakit Mulut dan Kuku.
Salah satu hal yang dapat dilakukan untuk menanggulangi persoalan ini, dibutuhkan
kebijakan penanganan PMK secara terpadu lintas sektor yang melibatkan Kementrian/Lembaga,
pemerintah daerah, pemerintah desa, BUMS, koperasi, dan masyarakat peternak. BUMN dan
BUMD dapat memberikan penampungan dan pembelian terhadap sapi-sapi hasil peternak rakyat
sebagai antisipasi kemungkinan pasar yang tidak mampu menampung kelebihan pasokan akibat
potong paksa sapi yang terjangkit PMK. Pemerintah dapat menetapkan dan memisahkan Rumah
Potong Hewan khusus untuk ternak terinfeksi atau yang memiliki gejala klinis dengan RPH
untuk ternak yang sehat. RPH untuk ternak tersebut dilengkapi dengan infrastruktur yang
memadai, sesuai SOP penanganan ternak dan dagingnya untuk pengendalian pencegahan
penyebaran virus PMK.
Selain itu, pemerintah dapat membuat kebijakan vaksinasi dengan memprioritaskan bagi
sapi perah dan pedet, vaksinasi sapi di sentra-sentra pembibitan sapi serta pemberian vaksin
gratis untuk para peternak sapi. Pemerintah bisa menjamin ketersediaan obat-obatan , sarana
pendukung dan fasilitas laboratorium di sentra-sentra peternakan.
2. Strategi membangun semangat mewujudkan NKRI yang bedaulat, adil dan makmur, tidak
terlepas dengan pelaksanaan nilai nilai Dasar BN, yaitu Cinta Tanah air, Kesadaran berbangsa
dan bernegara, Setia kepada Pancasila, Rela Berkorban untuk Bangsa dan Negara, memiliki
kemampuan awal Bela Negara.
a. Coba Saudara beri contoh masing masing nilai nilai Dasar BN tersebut.
b. Contohkan, apa yang pernah saudara lakukan selama ini berkait dengan masing-masing dari
Nilai nilai dasar BN tersebut.
c. Bagaimana bila nilai nilai Dasar BN tersebut tidak Saudara lakukan
d. Apa manfaatnya setelah saudara melakukan nilai nilai Dasar BN tersebut
e. Beri contoh implementasi nilai-nilai Dasar BN tersebut berkaitan dengan mempertahankan
ketahanan pangan nasional. Bagaimana poin e tersebut bila tidak dilaksanakan.
Cinta Tanah Air, indikator sikap dan perilaku dapat ditunjukkan dengan menjaga tanah
dan pekarangan serta seluruh ruang wilayah Indonesia dengan aksi menjaga kebersihan
lingkungan sekitar. Jiwa raganya bangga sebagai bangsa Indonesia, bangga berasal dari negara
yang mempunyai beragam suku dan budaya. Jiwa patriotisme terhadap bangsa dan negara,
ditunjukkan dengan selalu mengikuti Apel pagi dan Upacara bendera.
Kesadaran Berbangsa dan Bernegara, indikator sikap dan perilakunya dapat ditunjukkan
dengan berpartisipasi aktif dalam organisasi, yaitu dengan senantiasa memberikan masukan-
masukan yang positif yang dapat berkontribusi terhadap pertumbuhan dan perkembangan
organisasi ataupun tempat kerja. Menjalankan hak dan kewajibannya sebagai warga negara
sesuai dengan peraturan perundang-undangan, dilakukan dengan tidak menggunakan
kewenangan-nya semena-mena, menjalankan tugas dan jabatan yang diemban dengan penuh
tanggung jawab, mementingkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan
pribadi/kelompok.
Setia kepada Pancasila sebagai Ideologi Negara, indikator dan sikap perilakunya dapat
ditunjukkan dengan paham nilai-nilai dalam Pancasila, mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam
kehidupan sehari-hari, yaitu dengan tidak membeda-bedakan ras, golongan, atau suku tertentu,
senantiasa bekerja sama dan bergotong royong membantu rekan kerja yang membutuhkan
pertolongan, saling menghormati dan beribadah sesuai keyakinan masing-masing.
Rela berkorban untuk Bangsa dan Negara, indikator sikap dan perilaku dapat ditunjukkan
dengan bersedia mengorbankan waktu, tenaga dan pikirannya untuk kemajuan bangsa dan
negara, berpartisipasi aktif dalam pembangunan, gemar membantu sesama warga negara yang
mengalami kesulitan, yakin dan percaya bahwa pengorbanan untuk bangsa dan negara tidak sia-
sia, salah satu contohnya yaitu bersedia bekerja, belajar dan mengerjakan tugas/pekerjaan di
kantor dengan sebaik-baiknya, saling membantu masyarakat yang kurang mampu, dan percaya
bahwa usaha dan pengorbanan yang dilakukan untuk kemajuan bersama bangsa Indonesia.
Kemampuan Awal Bela Negara, indikator sikap dan perilaku dapat ditunjukkan dengan
senantiasa memelihara jiwa dan raga, senantiasa bersyukur dan berdoa atas kenikmatan yang
telah diberikan Tuhan Yang Maha Esa, dan senantiasa menjaga kesehatan, contohnya rajin
melakukan olahraga untuk menjaga kesehatan jiwa dan raga, beribadah dan bertakwa selalu
melaksanakan pekerjaan dan membantu orang lain tulus dari hati, rajin minum susu dan vitamin
sebagai upaya menjaga kesehatan.
Apabila nilai-nilai Bela Negara tersebut tidak dilakukan, maka terancam terjadinya
perpecahan dan ketidakharmonisan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
3. Kelompok generasi millenial, pada prinsipnya kelompok yang mempunyai pemahaman akan
ilmu pengetahuan dan teknologi yang tinggi, Salah satu Metode untuk mengisi dan
mengembangkan, mempertahankan generasi penerus Millenial dalam berbangsa dan bernegara,
wajib mengimplementasikan empat nilai-nilai yaitu: Dasar Negara Pancasila, UUD’45, NKRI
serta Bhinneka Tunggal Ika, bagi setiap insan Millenial.
a. Isu Kontemporer sering terjadi ditengah2 kita misal seperti terjadi disintegrasi bangsa, sikap
Saudara sebagai generasi millenial dan aparatur pemerintah akan mengambil langkah langkah
apa terhadap empat Nilai nilai Dasar tersebut.
b. Bagaimana bila empat nilai nilai Dasar tersebut dibiarkan pada saat terjadi isu kontemporer
tersebut (disintegrasi bangsa).
c. Bagaimana dengan keberhasilan dunia pertanian berkaitan dengan poin b.
d.Langkah langkah apa untuk mempertahankan keberhasilan usaha pertanian berkait dengan poin
b.
4. Di berbagai belahan dunia, masalah Iklim ektrim adalah masalah yang sangat serius
diperhatikan oleh karena itu keberhasilan anomali iklim tersebut merupakan implementasi
ketahanan Negara, termasuk di Indonesia.
a. Beri contoh beberapa bentuk iklim ektrim yang merusak usaha pertanian, sehingga ketahanan
pangan di Indonesia disinyalir melemah.
b. Beri contoh atau buat 4 buah isu berkait dengan dampak iklim ekstrim sehingga produktivitas
pertanian kita tidak maksimal (Analisa isu tersebut dengan APKL, USG dan tapisan Mc
Namara).
c. Bagaimana dampaknya bila poin b., tidak dilaksanakan Bagaimana manfaatnya bila poin b.,
dilaksanakan.
PENCEGAHAN
A. Pencegahan Dengan Cara Biosekuriti:
1. Perlindungan pada zona bebas dengan membatasi gerakan hewan, pengawasan lalu lintas
dan pelaksanaan surveilans.
2. Pemotongan pada hewan terinfeksi, hewan baru sembuh, dan hewan - hewan yang
kemungkinan kontak dengan agen PMK.
3. Desinfeksi asset dan semua material yang terinfeksi (perlengkapan kandang, mobil, baju, dll.)
4. Musnahkan bangkai, sampah, dan semua produk hewan pada area yang terinfeksi.
5. Tindakan karantina.
Menunggu Kloter Berikutnya, 1.000 Dosis Vaksin Penyakit Mulut & Kuku
Disuntikkan ke Ternak!
Sapi-sapi di wilayah Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, mulai divaksin secara bertahap.
Selain vaksinasi, Pemkab Pasuruan juga menggalakkan penyemprotan disinfektan guna
mengatasi penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak.
1.000 dosis vaksin dibagikan secara bertahap untuk sapi perah dan sapi potong yang
terkonfirmasi positif penyakit mulut dan kuku.
Teknis vaksinasi ataupun pemilahan sapi diserahkan pada Dinas Peternakan setempat.
Sebenarnya, dosis ini masih kurang karena jumlah sapi yang sakit di Kabupaten Pasuruan saat ini
sudah mencapai 2.573 ekor.
Sembari menunggu kedatangan vaksin selanjutnya, Pemkab Pasuruan akan memberikan
suplemen dan disinfektan kandang secara rutin.
Merebaknya kasus PMK pada peternakan rakyat, kini sudah sangat mengkhawatirkan dan
mengancam keberlangsungan usaha dan mata pencaharian peternak, khususnya peternak sapi
seluruh Indonesia.
Masyarakat Peternakan Indonesia, yang terdiri atas perwakilan peternak sapi, koperasi susu,
asosiasi usaha, dokter hewan, industri peternakan dan akademisi ini telah melakukan analisis dan
kajian terhadap aspek kesehatan hewan, sosial dan ekonomi masyarakat ke beberapa sentra sapi
dan susu di beberapa lokasi, terkait dampak dari PMK.
MPI juga meminta agar BUMN dan BUMD yang bergerak di bidang pangan ikut hadir
memberikan solusi, berupa penampungan dan pembelian terhadap sapi-sapi hasil peternak rakyat
sebagai antisipasi kemungkinan pasar yang tidak mampu menampung kelebihan pasokan akibat
potong paksa sapi yang terjangkit PMK.
MPI juga meminta agar pemerintah menetapkan dan memisahkan Rumah Potong Hewan khusus
untuk ternak terinfeksi atau yang memiliki gejala klinis dengan RPH untuk ternak yang sehat.
RPH untuk ternak tersebut dilengkapi dengan infrastruktur yang memadai, sesuai SOP
penanganan ternak dan dagingnya untuk pengendalian pencegahan penyebaran virus PMK.
MPI juga meminta agar pemerintah melakukan terobosan hokum (diskresi) untuk memberikan
kompensasi pada peternak yang hewan piaraannya terinfeksi untuk dikenakan penanganan
ternaknya dipotong di lokasi RPH khusus ternak terinfeksi.
Selain itu agar pemerintah membuat kebijakan vaksinasi dengan memprioritaskan bagi sapi
perah dan pedet, vaksinasi sapi di sentra-sentra pembibitan sapi serta pemberian vaksin gratis
untuk para peternak sapi. Pemerintah bisa menjamin ketersediaan obat-obatan , sarana
pendukung dan fasilitas laboratorium di sentra-sentra peternakan.
Kementrian Pertanian menentukan sejumlah kategori hewan ternak yang diprioritaskan untuk
mendapatkan vaksinasi penyakit mulut dan kuku (PMK) dalam upaya pencegahan meluasnya
penyebaran wabah PMK di Indonesia.
Mengingat jumlah vaksin darurat masih sangat terbatas maka penyuntikan vaksin akan
diprioritaskan untuk hewan sehat yang berada di zona merah dan kuning. Vaksin PMK juga
diprioritaskan pada hewan ternak yang berada di wilayah sumber pembibitan, serta bagi ternak
yang berada di wilayah sentra peternakan sapi perah.
Pemerintah telah mempersiapkan pengadaan 3 juta dosis vaksin PMK darurat. Pengadaan tahap
pertama vaksin darurat sebanyak 800 ribu dosis dan tahap selanjutnya 2,2 juta dosis.
Sebagian vaksin tahap pertama telah tiba Minggu, 12 Juni 2022 lalu sebanyak 10.000 telah
dilakukan vaksinasi perdana pada 14 Juni 2022 lalu di dua peternakan sapi rakyat yang berlokasi
di Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur.
Sapi yang sakit mencapai 113.584 ekor dengan taksiran kerugian rata-rata mencapai 500ribu
untuk biaya pengobatan, sehingga kerugian masyarakat diperkirakan mencapai Rp59,79 miliar.
Sapi yang telah sembuh bila dijual akan turun nilainya karena kurang produktif dengan potensi
kerugian Rp 4 juta per ekor. Jumlah sapi sembuh sebanyak 43.583 ekor dengan proyeksi
kerugian masyarakat Rp174,33 miliar.
Selanjutnya sapi potong bersyarat yang berjumlah 1.093 ekor juga mengalami penurunan harga
mencapai Rp6juta per ekor, sehingga potensi kerugian masyarakat Rp6,56 miliar.