Anda di halaman 1dari 14

ANALISIS NARASI: MAKNA PERNYATAAN DEMI TUHAN YANG HIDUP

DAN DEMI HIDUPMU SENDIRI, SESUNGGUHNYA AKU TIDAK AKAN


MENINGGALKAN ENGKAU BERDASARKAN 2 RAJA-RAJA 2

Oleh: Anon Dwi Saputra, S.Th1

Abstrak

The first problem is in the pre-transition period. In this scene Elijah


repeatedly tells Elisha to leave him but Elisa insists on not leaving him. The writer
will investigate Elisa's statement which he used to reject Elijah's request. In this
passage there is a statement "For the sake of the LORD who lives and for your own
life, surely I will not leave you." This statement is repeated three times in this passage
(2Raj.2: 2; 4; 6). This statement actually refers to the statement oath through analysis
of the pre-transition period, it is understandable how important it is to prepare for a
task, indeed making preparations or planning is not an easy thing to do, but without
preparation and planning it will cause confusion. before carrying out the tasks that
are charged, a good leader will do his tasks well including preparation.

Kata Kunci: Bethel, Repetition, Narrative, Setting, Plot

Pendahuluan

Pengangkatan judul karya ilmiah ini dilatarbelakangi oleh beberapa hal


yang penulis anggap menarik dalam 2 Raja-raja 2. Latar belakang masalah yang
penulis angkat dalam penulisan judul karya ilmiah ini berdasarkan pengamatan
penulis di dalam 2 Raja-raja 2:1-25.2 Raja-raja 2:1-25 ini merupakan sebuah narasi
yang menceritakan mengenai pengangkatan nabi Elia ke surga dan peralihan
kepemimpinan kepada nabi Elisa. Dalam nats ini setidaknya dapat dibagi menjadi tiga
bagian besar yaitu pra transisi, transisi dan post transisi.
Bagian-bagian tersebut terdiri dari beberapa adegan yang diikuti dengan
setting tempat. Adegan pertama terjadi di Betel (ayat 2-3), adegan kedua terjadi di
Yerikho (ayat 4-5) dan adegan ketiga terjadi di Yordan (ayat 6-8). Adegan ini disebut
juga dengan pra transisi (ayat 2-8). Pada makalah ini penulis hanya berfokus pada
masa pra transisi.
Masalah pertama terdapat dalam masa pra transisi. Dalam adegan ini Elia
berulang kali mengatakan kepada Elisa untuk meninggalkannya akan tetapi Elisa
dengan bersikeras tidak mau meninggalkannya.Penulis akan menyelidiki pernyataan
Elisa yang digunakannya untuk menolak permintaan Elia. Dalam nats ini ada
pernyatan "Demi TUHAN yang hidup dan demi hidupmu sendiri, sesungguhnya aku
tidak akan meninggalkan engkau.” Pernyataan ini diulang sebanyak tiga kali dalam
nats ini (2Raj.2:2; 4; 6). Pernyataan ini sebenarnya mengacu kepada pernyataan yang
bersifat sumpah.

1
Mahasiswa Magister Teologi Sekolah Tinggi Teologi Injili Indonesia (STTII)
Yogyakarta angakatan 2018.
Gebelein mengungkapkan bahwa tiga kali Elia menguji penggantinya dan
tiga kali Elisa tetap berdiri dari ujian tersebut.2Henry mengatakan bahwa Elisa tidak
akan meninggalkan Elia. Itu bukan hanya karena dia mengasihinya tetapi dia ingin
diteguhkan oleh dia yang kudus itu selama di bumi. Hal lain karena dia menginginkan
kepuasan dengan kedatangan Elia.3 Ada juga berpendapat bahwa ini merupakan
ungkapan sumpah yang umum di dalam Perjanjian Lama. Sumpah ini berhubungan
dengan ungkapan penolakan secara tegas. Pengulangan ayat ini mendahului sebelum
pengangkatan Elia dalam narasi ini.Ketekunan Elisa memberikan sebuah kesaksian
proses pengangkatan dan pergantian.4
Dilihat dari latar belakang masalah di atas, ada tiga hal yang menjadi
masalah dalam karya ilmiah ini. Pertama, bagaimana alur kisah dan pemecahan
masalah dalam masa pra transisi dari nabi Elia kepada nabi Elisa berdasarkan 2 Raja-
raja 2 dalam studi analisis? Kedua, bagaimana aplikasi masa pra transisi dari nabi Elia
kepada nabi Elisa berdasarkan 2 Raja-raja 2:1-25 terhadap masa kini?
Berdasarkan rumusan masalah yang diuraikan diatas dalam penyusunan
karya penelitian yaitu: Pertama adalah untuk memaparkan prosedur-prosedur
hermeneutika narasi dalam 2 Raja-raja 2:1-25. Kedua, menganalisis makna "Demi
TUHAN yang hidup dan demi hidupmu sendiri, sesungguhnya aku tidak akan
meninggalkan engkau” dalam masa pra transisi Elia kepada nabi Elisa berdasarkan 2
Raja-raja 2. Ketiga, untuk menemukan aplikasi masa pra transisi nabi Elia kepada
nabiElisa terhadap masa kini.tulis ini ada beberapa tujuan penting yang hendak
dicapai oleh penulis. Tujuan
Dalam kepenulisan karya tulis ini terdapat manfaat dalam menjawab
pertanyaan dari masalah-masalah yang ada dalam 2 Raja-raja 2. Oleh karena itu
manfaat penulisan karya tulis ini adalah sebagaimana dijelaskan dalam dua bagian.
Pertama, penelitian ini untuk menghasilkan suatu pemahaman yang benar
tentang makna "Demi TUHAN yang hidup dan demi hidupmu sendiri, sesungguhnya
aku tidak akan meninggalkan engkau dalam masa pra transisi. Kedua, penelitian ini
menolong pembaca untuk mengerti aplikasi masa pra transisi nabi Elia kepada nabi
Elisa bagi masa kini.
Dalam kepenulisan karya ilmiah ini untuk mendapatkan kesimpulan yang
benar dan tepat, penulis menggunakan penelitian kualitatif. Dalam penelitian ini
penulismemakai metode penelitian kualitatif dengan pendekatan hermeneutik dalam
bentuk genre narasi.5 Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian

2
Frank E.Gebelein, The Expositor’s Bible Commentary Volume 4 (1 Kings-Job) (Grand
Rapids, Michigan: Zondervan Publishing House, 1988), 175.
3
Matthew Henry,Matthew Henry’s Commentary on the Whole Bible Vol.II Joshua to
Esther (Old Tappan, New Jersey: Fleming H.Revell Company, t.t), 712.
4
T.R.Hobbs. “2 Kings” dalam Word Biblical Commentary Vol 13(Waco, Texas: Words
Books, 1985), 19-20.
5
Dalam memakai metode penelitian kualitatif dengan pendekatan Hermeneutik dalam
bentuk genre narasi Penulis menggunakan literature diantaranya: Douglas Stuart & Gordon D. Fee,
hermeneutic Menafsirkan Firman Tuhan Dengan tepat, pen., Emma Maspaitella(Malang: Gandum
Mas, 2015); Grant R. Osborne, Spiral Hermeneutika, pen., Elifas Gani(Surabaya: Momentum, 2012),
231-257; Richard, Pratt Jr, He Gave Us Stories (Ia Berikan Kita Kisah-Nya) (Surabaya: Momentum,
2005), Virkler, Henry & Karelynne Gerber Ayayo, Hermeneutik Prinsip-Prinsip dan Proses
Penafsiran Alkitab. pen.Jhony (Yogyakarta: Andi Offset,2015), 75-123; William W. Klein, Craig L.
Blomberg & Robert L. Hubbard, Introduction to Biblical Interpretation, Pen.Timotius Lo, (Malang:
SAAT Malang, 2005), 302-334;
kualitatif jenis case studies. Penelitian kualitatif case studies adalah salah satu jenis
penelitian kualitatif, dimana penelitian melakukan eksplorasi secara mendalam
terhadap program, kejadian, proses, aktivitas, terhadap satu atau lebih orang.6 Dalam
metode hermeneutik ini, penulis akan memakai metode analisis sastra, analisis
konteks, analisis stuktur.

Kajian Teori Sastra Narasi


Dalam 2 Raja-Raja 2

Pada bagian ini penulis akan menguraikan prosedur hermeneutik sastra


narasi yang akan dipakai dalam eksposisi 2 Raja-raja 2:1-25. Dalam pembahasan ini
penulis akan menguraikan, analisis sastra, analisis kontekstual, analisis struktur,
analisis gramatikal, dan analisis teologis untuk membahas studi analisis narasi tentang
makna "Demi TUHAN yang hidup dan demi hidupmu sendiri, sesungguhnya aku
tidak akan meninggalkan engkau dalma masa pra transisi nabi Elia kepada nabi Elisa
berdasarkan 2 Raja-raja 2:1-25.

Analisis Gramatika

Dalam analisis gramatika ini, penulis akan membandingkan terjemahan


langsung dari bahasa Ibrani dengan terjemahan Alkitab dalam bahasa Indonesia.
Analisis terjemahan ini akan memberikan pedoman kepada penulis dalam membuat
garis besar dan berusaha menemukan pokok-pokok pikiran yang terkandung di
dalamnya. Hal itu yang akan menjadi acuan bagi penulis untuk melakukan penafsiran
teks 2Raj. 2:1-25 yang menjelaskan tentang transisi kepemimpinan rohani nabi Elia
kepada nabi Elisa.
Douglas Stuart dalam bukunya Eksegese Perjanjian Lamamengatakan
bahwa memahami tata bahasa adalah sesuatu hal yang penting sebab kegagalan dalam
memahami tata bahasa akan mempengaruhi ketidaktepatan dalam mengetahui isi
perikop.
Tujuan dari tata bahasa ialah kecermatan. Tata bahasa yang kurang baik akan
mengganggu bukan hanya perasaan kita, tetapi juga pengertian kita. Demikian
pula, ketidakmampuan memahami tata bahasa dalam perikop Perjanjian Lama
bukan saja merupakan kegagalan untuk mengetahui ketepatan pembicaraan;
itu juga kegagalan untuk memastikan apakah kita mengetahui dengan tepat
apa yang dikatakan atau yang tidak dikatakan dalam perikop itu.7

Penerapan dari analisis ini akan digunakan dalam pembahasan bab ketiga dalam
penulisan karya ilmiah ini. Penulis akan melakukan eksegesa terhadap 2 Raja-raja 2
untuk mengetahui tata bahasa dalam perikop tersebut dengan tujuan menemukan
makna yang terkandung di dalamnya.

Analisis Sastra
6
Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi (Bandung: Alfabeta, 2012), 14.
7
DouglasStuart, Eksegese Perjanjian Lama (Malang: Gandum Mas, 2009), 59.
Analisis sastra8 merupakan pendekatan hermeneutik yang dewasa ini
menjadi tren.9 Analisis sastra bukan hanya memperhatikan tujuan dan struktur sebuah
kitab akan tetapi juga memperhatikan gaya sastra sebuah kitab.10 Teks-teks yang ada
dalamnya menggelar banyak karakteristik sastra seperti misalnya, perumpamaan, gaya
bahasa dan struktur yang kompleks.11. Jadi, analisis sastra merupakan penafsiran
dengan cara khusus yang dipakai pengarang untuk menempatkan satu perikop dalam
suatu kumpulan karya sastra, apa yang menjadi sumbangannya kepada seluruh kitab
terlebih kepada susunan kitab tersebut.

Analisis Konteks

Kontekstualisasi merupakan inti dari narasi Alkitab yang meminta


pembaca untuk menerapkan pelajarannya kepada situasi orang itu sendiri. Osborne
mengatakan bahwa langkah pertama dalam mempelajari suatu teks adalah mengerti
konteksnya dalam sejarah dan dalam kitabnya. Dia berkata tahap pertama dalam
mempelajari Alkitab secara serius adalah mempertimbangkan konteks yang lebih luas
tempat suatu perikop berada.
Dalam analisis konteks ini, penulis akan membahas konteks dari 2 Raja-
raja 2:1-25. Konteks sebelumnya dimulai dari 1Raj. 17 dan konteks sesudahnya
sampai 2Raj. 11. Nats-nats sebelum dan sesudah memiliki gagasan yang mendukung
penyelidikan dari perikop yang akan dibahas. Oleh sebab itu, analisis konteks sangat
penting dalam menolong untuk menemukan arti atau makna dari sebuah perikop
terkhusus 2 Raja-raja 2.

Analisis Struktur
8
Dalam melakukan analisis sastra penulis akan menggunakan beberapa literature,
diantaranya: Grant R.Osborne, Spiral Hermeneutika: Pengantar Komprehensif Bagi Penafsiran
Alkitab, pen., Elifas Gani(Surabaya: Momentum, 2012); Richard L, Pratt, Ia Berikan Kisah-Nya:
Panduan bagi Siswa Alkitab untuk Menafsirkan Narasi Perjanjian Lama (Surabaya: Momentum,
2013); William W. Klein, Craig L. Blomberg & Robert L. Hubbard, Introduction to Biblical
Interpretation, Pen.Timotius Lo, (Malang: SAAT Malang, 2005); Douglas Stuart & Gordon D. Fee,
Hermeneutic Menafsirkan Firman Tuhan Dengan tepat, Pen., Emma Maspaitella(Malang: Gandum
Mas, 2015)
9
Richard L. Pratt, Ia Berikan Kisah-Nya: Panduan bagi Siswa Alkitab untuk Menafsirkan
Narasi Perjanjian Lama (Surabaya: Momentum, 2013), 111
10
HasanSutanto, Hermeneutika: Prinsip dan Metode Penafsiran Alkitab, 202.
11
Richard L. Pratt, Ia Berikan Kisah-Nya: Panduan bagi Siswa Alkitab untuk Menafsirkan
Narasi Perjanjian Lama, 110.
Analisis struktur12 merupakan suatu studi dengan teliti dan cermat untuk
mencari alur narasi dan mendapatkan ide awal dari plot.13 Analisis ini dilakukan
dalam dua tingkat. Tingkat yang pertama dilakukan pada tingkat makro,
memperhatikan perkembangan dari karya itu sebagai suatu keutuhan. Tingkat yang
kedua, dilakukan pada tingkat mikro dimana perkembangan dilihat dari masing-
masing perikop atau cerita.14 Pembahasan mengenai analisis struktur dalam karya
ilmiah ini. Penulis akan mengamati dan menemukan struktur yang terkandung dalam
2 Raja-raja 2:1-25. Nats ini menggunakan struktur khiasme (chiasm) yang berarti
sebuah susunan multi-inklusio (multi inclusions) (A B C C’ B’ A’). Pengaturan
khiastik juga muncul dalam pola konsentris bila episode-episode berpararel di sekitar
episode sentral.15

Analisis Teologis

Analisis teologis adalah mempelajari tingkat pemahaman teologis pada


saat pewahyuan diberikan untuk memastikan makna teks itu bagi penerima asli
dengan memperhitungkan ayat Alkitab yang terkait baik sebelum atau sesudah
perikop yang dipelajari.16 Analisis teologis berhubungan dengan komponen
proposional dan dimensi dramatis dengan dinamika atau komponen tindakan
(berhubungan dengan praksis) dari makna.
Oleh sebab itu dalam penulisan karya ilmiah ini, penulis juga akan
memberikan implikasi praktis mengenai pembahasan ini yang akan dipaparkan dalam
bab keempat.

Garis Besar Eksegesis 2 Raja-Raja 2:1-25

1. Sebelum Kenaikan Elia ke Surga (ayat 1-8) dibagi menjadi dua bagian yaitu:
A. Pemberitahuan akan kenaikan Elia ke surga (ayat 1a)
B. Perjalanan Elia dan Elisa ke sungai Yordan (1b-8)
a. Gilgal (ayat 1b)
b. Bethel (ayat 2-3)
c. Yerikho (ayat 4-5)
d. Sungai Yordan (ayat 6-8)
2. Kenaikan Elia Ke Surga (ayat 9-12)
A. Elia dan Elisa sampai di sungai Yordan (ayat 9a)
a. Interaksi Elia dengan Elisa (ayat 9b-10)

Dalam analisis struktur penulis menggunakan beberapa literature, diantaranya: Grant


12

R.Osborne, Spiral Hermeneutika: Pengantar Komprehensif Bagi Penafsiran Alkitab, pen., Elifas
Gani(Surabaya: Momentum, 2012); Richard L, Pratt, Ia Berikan Kisah-Nya: Panduan bagi Siswa
Alkitab untuk Menafsirkan Narasi Perjanjian Lama (Surabaya: Momentum, 2013);
13
14
Prabowo, Paulus Dimas. "Ragam Metode Tafsir Kitab Kidung Agung." (2019).
15
Richard L, Pratt, Ia Berikan Kisah-Nya: Panduan bagi Siswa Alkitab untuk Menafsirkan
Narasi Perjanjian Lama, 347.
16
Henry A. Virkler & Karelynne Gerber Ayayo, Hermeneutik Prinsip-prinsip dan Proses
Penafsiran Alkitab, 76.
b. Elia diangkat ke surga (ayat 11-12)
3. Setelah Kenaikan Elia Ke surga (ayat 13-25)
A. Elisa mengambil jubah Elia (ayat 13-14)
B. Elisa dengan anak-anak para nabi (ayat 15-18)
a. Masalah : mendesak Elisa untuk mencari Elia
b. Respon Elisa : melarang untuk mencarinya
c. Konklusi : tidak mendapatkan Elia
C. Elisa di Yerikho (ayat 19-22)
a. Masalah :tempat kota Yerikho airnya jahat dan tidak berbuah
b. Respon Elisa : dan ia pergi keluar ke mata air dan melemparkan
garam
c. Konklusi : air itu disembuhkan sampai hari ini
D. Elisa berada di jalan menuju Samaria (ayat 23-25)
a. Masalah : anak-anak muda di Betel mengejeknya Elisa
b. Respon Elisa : Elisa mengutuk mereka dalam nama Yahweh
c. Konklusi : dua ekor beruang betina keluar dari hutan dan
mencabik-cabik dari mereka 42 ana

Analisis Sastra

Dalam pembahasan analisis sastra dalam 2Raj. 2, penulis akan


menjelaskan mengenai sastra yang terkandung di dalamnya. Penulis akan membahas
tentang setting, penokohan, plot dan struktur plot.

Setting

Setting atau letak merupakan unsur yang penting dalam sebuah


narasi.Setting menolong untuk menentukan batasan adegan.Setting berhubungan
dengan tempat atau geografis, ciri-ciri lingkungan dan para tokoh.17Sitompul juga
menjelaskan bahwa ada tiga teknik naratif yaitu menyangkut tempat, waktu atau
temporal dan kemasyarakatan atau sosial.18

Setting Temporal

Setting temporal berhubungan dengan letak waktu dalam narasi.Setting


temporal merupakan suatu setting yang menyediakan kerangka waktu tertentu dimana
tindakan berlangsung.Ini tidak hanya berfungsi untuk memberi tanda historis tetapi
juga sering mencerminkan kondisi masyarakat selama waktu pengambilan tindakan
tempat.19
Dalam sebuah narasi bukan saja letak atau setting tempat yang sangat
dibutuhkan, tetapi juga waktu.Setting temporal untuk episode ini adalah durasi singkat

17
Richard L, Pratt, Ia Berikan Kisah-Nya: Panduan bagi Siswa Alkitab untuk Menafsirkan
Narasi Perjanjian Lama, 176.
18
A. A. Sitompul & Ulrich Beyer, Metode Penafsiran Alkitab (Jakarta: BPK Gunung
Mulia, 2017), 314.
19
Yue Ming Joseph Chang, A Rhetorical Analysis of The Elijah-Elisha Stories Within The
Deutronomistic History (Dallas Theological Seminary, 2000), 50-51).
setelah kematian Ahab.Periode ini mencakup pemerintahan pendek Ahazia sekitar
satu tahun (1Raj. 22:51; 2Raj. 3:1).

Setting Fisik atau Geografis

Setting fisik adalah lingkungan tempat karakter bergerak dan aksi terjadi.
Setting fisik akan menolong pembaca untuk mengetahui latar belakang cerita dengan
jelas dan membawa pembaca untuk lebih menghargai apresiasi karakter atau
plot.20Dalam penelitian suatu narasi mencari lokasi atau tempat sangat
diperlukan.Letak tempat atau geografi lebih luas wawasannya daripada setting.21
Setting fisik atau geografi dalam narasi 2 Raja-raja 2:1-25 berhubungan
dengan perjalanan terkahir di bumi dengan Elisa.Setting fisik perjalanan terakhir
dibumi Elia dan Elisa dimulai dari Gilgal, Bethel, Yerikho dan kemudian
menyeberangi sungai Yordan.Disebelah timur sungai Yordan Elia diangkat ke surga
dalam angin badai.Gilgal berada diperbatasan timur dataran tinggi Yerikho yang
berada disebelah sungai Yordan (Yos. 4:19; 5:10).
Jalan memutar ini juga membantu untuk mengenali tempat-tempat yang
disebutkan dalam episode ini untuk bertemu di Trans Yordan.Sebelum masa
pengangkatan, Elia adalah nabi terkemuka dan setelah itu Elisa adalah satu-satunya
nabi yang tersisa.Dalam analisis sastra, setting fisik atau geografi ini menggunakan
pola khiastik.Untuk memudahkan dan mengerti pola khiastik dalam narasi ini.
Di bawah ini penulis memberikan gambar pola khiastik perjalanan Elia dan Elisa.

A Elia dan Elisa di Gilgal (ayat 1)


B Elia dan Elisa di Bethel (ayat 2-3)
C Elia dan Elisa di Yericho (ayat 4-7)
D Elia dan Elisa menyeberang Yordan (ayat 8)
E Transisi di Trans-Jordan (ayat 9-13)
D’ Elisa menyebarang Jordan (ayat 14-17)
C’ Elisa di Yerikho (ayat 18-22)
B’ Elisha di Betel (ayat 23-24)
A’ Elisa di gunung Karmel (ayat 25)
Elisa kembali ke Samaria

Karakter dan Karakterisasi

Karakter merupakan dasar yang penting dalam sebuah narasi.Dalam


pembahasan karya ilmiah ini penulis akan menggunakan kategori sastra yang terkenal
seperti yang dikemukan oleh Pratt antara lain tokoh bundar22, tokoh datar23 dan tokoh
latar. Sedangkan karakterisasi merupakan penggambaran dari karakter.Pada dasarnya
karakter bisa diketahui secara langsung melalui deskripsi atau tidak langsung melalui
teknik pidato dan sebagainya.Karakterisasi mampu memberikan pemahaman awal dan
lengkap tentang karakter yang sederhana.Penyelidikan terhadap karakter dan
20
Yue Ming Joseph Chang, A Rhetorical Analysis of The Elijah-Elisha Stories Within The
Deutronomistic History, 51.
21
A. A. Sitompul & Ulrich Beyer, Metode Penafsiran Alkitab, 314.
22

23
karakterisasi tokoh dapat menolong untuk menilai beberapa dimensi vital dalam
narasi-narasi Perjanjian Lama.24
Dalam narasi ini setidaknya adatujuh tokoh di dalamnya yaitu Yahweh,
Elia, Elisa, anak-anak para nabi, penduduk Yerikho, anak-anak Betel dan
beruang.Nama Elia yang berarti Yahweh adalah Allahku muncul 66 kali dalam kitab
Raja-raja.Nama Elia juga menandakan pelayanannya sebagai perjuangannya melawan
Baal di Israel dan mencoba mengembalikan hati orang Israel kepada TUHAN.Elia
adalah orang yang penuh dengan dedikasi yang membawa kemenangan rohani yang
luar biasa (1Raj. 18:22; 2Raj. 1:9, 11, 13).Dia menghadapi para otokrat tanpa rasa
takut dan menyerahkan penghakiman Yahweh tanpa rasa takut (1Raj. 17:1; 18:18; 40;
21:20-24; 2Raj. 1:16).Elia adalah Tokoh bundar, namun kepentingannya memudar
saat ia memindahkan posisinya kepada Elisa.
Nama Elisa berarti Tuhan adalah keselamatan muncul 58 kali dalam kitab
Raja-raja.25Sebagaimana pengembangan episode, fokus dari teks adalah peralihan dari
Elia kepada Elisa.Elisa menjadi nabi Allah yang sangat baik sampai akhir di episode
ini.Anak-anak para nabi adalah agen yang berfungsi sebagai karakter yang
meningkatkan kualifikas spiritual Elisa.Tidak seperti Elisa, mereka bersikeras mencari
Elia. Mereka berpikir Elia akan ditempatkan disuatu tempat. Mereka tidak mengerti
bahwa tidak ada lagi kebutuhan akan Elia setelah itu, karena Tuhan telah
menempatkan seorang wakil baru untuk menggantikannya (2Raj. 2:16-18).
Penduduk Yerikho adalah agen seperti Israel yang datang kepada Allah
dan meminta pertolongan.Anak-anak muda Bethel mewakili tipe orang yang
menantang pelayan Tuhan.Beruang adalah agen.Hewan juga merupakan alat Tuhan
untuk membawa penghakiman kepada orang yang melawan Dia.

Plot and Struktur Plot

Plot merupakan bagian penting dalam narasi selain setting, karakter dan
karakterisasi.Plot atau alur terdiri dari gabungan peristiwa-peristiwa yang berurutan
yang mengikuti susunan sebab akibat. Plot mengarah kepada suatu klimaks dan
melibatkan pembaca di dalam dunia narasi dari suatu cerita.Unsur utama alur cerita
adalah ketegangan atau suasana pertentangan26.
Plot pembentukan otoritas Nabi Elisa (2Raj. 2): Pertama, setting (2Raj.
2:1a): Allah akan mengangkat Elia ke surga. Kedua, aksi dimulai (2Raj. 2:1b): Elia
dan Elisa memulai perjalanan mereka dari Gilgal. Ketiga, ketegangan diperkenalkan
dan Mengintensifkan (2Raj. 2:2-6): Tiga tempat di Gilgal, Bethel, and Yerikho (Ayat
2, 4, 6). Elia meminta Elisa untuk meninggalkan dia sendiri.Akan tetapi Elisa
menolaknya. Keempat, ketegangan terselesaikan (2Raj. 2:7-15): Transisi kenabian di
sebelah timur sungai Yordan.
2 Raja-Raja 2:2-15 diatur dengan jelas dalam sebuah pengulangan tiga
panel. Setiap panel terdiri dari setting fisik (Bethel, Yerikho dan Trans Yordan) diapit
24
Richard L, Pratt, Ia Berikan Kisah-Nya: Panduan bagi Siswa Alkitab untuk Menafsirkan
Narasi Perjanjian Lama, 166.
25
Yue Ming Joseph Chang, A Rhetorical Analysis of The Elijah-Elisha Stories Within The
Deutronomistic History, 305.
26
Grant R.Osborne, Spiral Hermeneutika: Pengantar Komprehensif Bagi Penafsiran
Alkitab, 252.
diantara dua dialog.Panel ketiga merupakan yang paling penting karena berada dalam
setting fisik panel berkaitan tentang transisi kenabian nabi Elia kepada nabi Elisa.
Struktur panel dilukiskan sebagai berikut:

Dialog antara Elisa dan anak-anak


Dialog antara Elia dan Elisa para Nabi

(Ayat 2a) Berkatalah Elia kepada Elisa:


"Baiklah tinggal di sini, sebab TUHAN
menyuruh aku ke Betel." Tetapi Elisa
menjawab: "Demi TUHAN yang hidup
dan demi hidupmu sendiri,
sesungguhnya aku tidak akan
meninggalkan engkau."

(Ayat 2b) Dan mereka pergi ke Betel.

(Ayat 3) Pada waktu itu keluarlah


rombongan nabi yang ada di Betel
mendapatkan Elisa, lalu berkatalah
mereka kepadanya: "Sudahkah engkau
tahu, bahwa pada hari ini tuanmu akan
diambil dari padamu oleh TUHAN
terangkat ke sorga?" Jawabnya: "Aku
juga tahu, diamlah!"

(Ayat 4a) Berkatalah Elia kepadanya:


"Hai Elisa, baiklah tinggal di sini, sebab
TUHAN menyuruh aku ke Yerikho."
Tetapi jawabnya: "Demi TUHAN yang
hidup dan demi hidupmu sendiri,
sesungguhnya aku tidak akan
meninggalkan engkau."

(Ayat 4b) Dan mereka datang ke


Yerikho

(Ayat 5) Pada waktu itu mendekatlah


rombongan nabi yang ada di Yerikho
kepada Elisa serta berkata kepadanya:
"Sudahkah engkau tahu, bahwa pada
hari ini tuanmu akan diambil dari
padamu oleh TUHAN terangkat ke
sorga?" Jawabnya: "Aku juga tahu,
diamlah!"

(Ayat 6) Berkatalah Elia kepadanya:


"Baiklah tinggal di sini, sebab TUHAN
menyuruh aku ke sungai Yordan."
Jawabnya: "Demi TUHAN yang hidup
dan demi hidupmu sendiri,
sesungguhnya aku tidak akan
meninggalkan engkau." Lalu berjalanlah
keduanya.

(Ayat 7-15a) Transisi kenabian yang


terjadi di Trans Yordan.

(Ayat 15b-19) Mereka datang menemui


dia, lalu sujudlah mereka kepadanya
samapai ke tanah. Mereka
berkata:“cobalah lihat hamba-hambamu
ini ada lima puluh orang laki-laki,
orang-orang tangkas. Biarlah mereka itu
pergi mencari tuanmu, jangan-jangan ia
diangkat oleh Roh Tuhan dan
dilemparkan-Nya ke atas salah satu
gunung atau ke dalam.” Elisa menjawab:
“Janganlah suruh pergi!”

Melalui struktur di atas dapat memudahkan dalam memberikan penjelasan


dalam memahami narasi mengenai perjalanan Elia dan Elisa.Struktur ini menjabarkan
bahwasetiap panel terdiri dari setting fisik (Bethel, Yerikho dan Trans Yordan) diapit
diantara dua dialog.Dalam hal ini berhubungan dengan dialog Elia dan Elisa serta
Elisa dan Elisa dengan rombongan anak-anak para nabi.
Peralihan jabatan kenabian yang terjadi di Trans Yordan ini dijabarkan dengan
pengaturan kalimat chiastic.

Ayat 7 Lima puluh orang dari rombongan nabi itu ikut berjalan, tetapi mereka
berdiri memandang dari jauh.
Ayat 8 Lalu Elia mengambil jubahnya, digulungnya, dipukulkannya ke
atas air itu, maka terbagilah air itu ke sebelah sini dan ke
sebelah sana, sehingga menyeberanglah keduanya dengan
berjalan di tanah yang kering.
Ayat 9-13 Transisi kenabian disebuah temat sebelah timur sungai
Yordan.
Ayat 14 Elisa mengambil jubahnya, memukulkannya ke air, maka
Terbagilah air itu. lalu terbagi ke sebelah sini dan ke sebelah
sana, maka menyeberanglah Elisa.
Ayat 15a Ketika rombongan nabi yang dari Yerikho itu melihat dia dari jauh,
mereka berkata: "Roh Elia telah hinggap pada Elisa."
Penutup (2Raj.2:16-25): Elisa menggantikan Elia sebagai wakil Allah.
Pertama, Tidak ada jejak Elia yang pernah ditemukan (2Raj. 2:16-18): Kedua,
subplotdi mana Elisa memiliki otoritas atas kehidupan (2Raj. 2:19-22). Ketiga,
subplot di mana Elisa memiliki otoritas atas kematian (2Raj. 2:23-25).
Konteks 2 Raja-Raja 2

2 Raja-raja 2 dalam Konteks Terdekat

Konteks terdekat merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari nats,


konteks terdekat memberikan bantuan untuk menjelaskan nats yang menjadi fokus
penelitian. Konteks terdekat merupakan sebuah fakta pendukung yang masih memiliki
keterkaitan dengan nats, sehingga melalui konteks terdekat penulis akan lebih teliti
memahami maksud penulis kitab dan alasan penulis meletakkan nats tersebut pada
bagian-bagian tersebut.

Konteks Sebelum

Konteks ini dimulai dari 1Raj.17 s/d 2Raj.1.Secara konteks ini


menjelaskan mengenai cerita nabi.Dalam hal ini menjelaskan tentang pengabdian nabi
Elia kepada kerajaan utara.27Konteks sebelum menyoroti mengenai tokoh Elia dan
pelayanannya.Pasal 17 dimulai dari peristiwa pelayanan Elia di tepi sungai Kerit, di
Sarfat.Pasal 18 menceritakan perjalanan Elia di gunung Karmel sampai pada satu titik
dimana Elia mengalami depresi (Pasal 19). Kemudian pasal 20 berbicara mengenai
pertempuran-pertempuran baik di Samaria maupun kota Afek. Pasal 21 mengenai
kebun anggur Nabot dan pasal 22 mengakhiri dengan peristiwa dimana Ahab
memerangi Ramot-Gilead Nabi Tuhan berhadapan dengan nabi-nabi palsu dan
memaparkan mengenai Yosafat, Raja Yehuda dan Ahazia, raja Israel.Dalam hal ini
Yehuda di bawah pemerintahan Yosafat.Masuk di dalam 2 Raja-Raja pasal 1
menjelaskan mengenai nabi Elia memberitahukan kematian Ahazia.

Konteks Sesudah

Konteks sesudah nats merupakan bagian penting untuk mengerti nats yang
diteliti.Konteks sesudah merupakan hal-hal yang terjadi dan ditulis sesudah nats yang
ada.Konteks sesudah dimulai dari 2Raj.3-11.Dalam bagian ini diceritakan mengenai
perjalanan pelayanan Elisa setelah pengangkatan Elia ke surga dalam angin badai.
Ketika melihat dalam pasal 2:19-25 Elisa sudah mulai pelayanannya. Yoram
menyerang Moab (2Raj 3:1-27).Pelayanan Elisa sebagai nabi (2Raj. 4:1-8:15). Pasal 4
menceritakan peran Elisa untuk menolong seorang janda dan perempuan di
Sunem.Masa pemerintahan Yoram dan Ahazia di Yehuda (2Raj. 8:16-29).Yehu
diangkat menjadi Raja Israel (2Raj. 9:1-10).Masa pemerintahan Yehu (2Raj. 9:11-
10:36).Pasal-pasal selanjutnya juga memaparkan tentang tindakan-tindakan pelayanan
yang dikerjakan Elisa baik dalam peperangan melawan Aram, pada waktu Samaria
dikepung, pada waktu di Damsyik dan sampai pada pasal 11 menceritakan Atalya
dibunuh dan Yoas menjadi Raja.
Analisis Eksegetik

Dalam nats 2Raj.2 setidaknya ada tiga garis besar yang terkandung di
dalamnya.Masa pra-transisisi, masa transisi dan masa post-transisi.Disetiap masa
terdapat masalah-masalah di dalamya.
27
J. Sidlow Baxter, “2 Raja-Raja” dalam Menggali Isi Alkitab 1Kejadian-Ester, 363.
Masa Pra-Transisi (2Raj.2:1-8)

Ayat-ayat ini menjelaskan mengenai masa sebelum pengangkatan nabi


Elia ke surga dan digantikan oleh nabi Elisa. Ayat1‫ה ִּגלְּגָ ֽל‬
ַ ‫( מִ ן־‬min-hagilegäl) “from
Gilgal”. Gilgal disebutkan dalam narasi penaklukkan (Yos. 4:19).Gilgal di sebelah
timur Yerikho, letaknya antara Yerikho dan Yordan.28Lokasinya sekitar delapan mil
utara Bethel di daerah bukit.29
Dari Gilgal mereka sedang berjalan menuju Bethel.Kota Betel sekarang
Tell Beitin, di jalan batas air, 19 km di utara Yerusalem yang telah didirikan pada
awal zaman perunggu. Di bawah kerajaan kota ini makmur, kemudian menjadi pusat
kebaktian Yerobeam sekaligus menyaingi Yehuda sehingga kota ini dijatuhi kutuk
oleh abdi Allah yang berasal dari Yehuda (1Raj. 12:28-13:32). Abia dari Yehuda
merebutnya (2Taw. 13:19) dan putranya, Asa mungkin yang menghancurkannya
(2Taw. 14:8).30
Nabi Elia berkata kepada nabi Elisa untuk tinggal di sini, sebab Yahweh
mengutus aku ke Bethel.Dalam ayat ini tidak diberitahukan mengapa nabi Elia
disuruh ke Betel dan melarang nabi Elisa ke sana. Tapi intinya bahwa rencana Allah
sudah terlihat dari awal bahwa akan ada transisi dari Elia kepada Elisa. Elia
diberitahukan bahwa waktu pelayanannya tidak akan lama lagi dan disuruh untuk
mengurapi Elisa (1Raj. 19). Jadi yang menjadi fokusnya adalah rencana Allah.Dalam
masa pra transisi ini dipaparkan mengenai beberapa sikap dari Elisa.Walaupun Elia
telah diangkat yang menjadi fokus dalam nats ini adalah Elisa.
Dalam ayat ini dapat dilihat bagaimana Elisa sangat bertekun, bersemangat
dan berfokus kepada satu tujuan.Penulis berpikir bahwa Elisa sudah tahu bahwa Elia
akan diangkat. Oleh sebab itu ketika Elia meminta Elisa untuk tinggal dan tidak
mengikutinya.Elisa menolak secara keras.Pernyataan itu dikatakan oleh nabi Elia
sebanyak tiga kali sewaktu mereka di Bethel, Yerikho dan Yordan (ayat 2, 4 dan 6).
Ketika di Yerikho nabi Elia berkata: “Tinggallah kamu di sini sebab Yahweh
mengutus aku ke Yerikho.” Pernyataan yang sama dilontarkan kepada nabi Elisa
ketika nabi Elia di Yordan “tinggallah kamu di sini sebab Yahweh mengutus aku ke
Yordan”.
Akan tetapi secara tegas nabi Elisa juga menolak permintaan dari nabi Elia
untuk meninggalkannya.Bukti dari penolakan kerasnya, nabi Elisa mendahului
penolakannya dengan menggunakan bahasa sumpah ֖‫(חַי־י ְהוָ ֥ה ו ְֵחֽי־נַ ְפׁשְָך‬hay-
yhwhwahê|-napešek)“demi Yahweh yang hidup dan jiwamu yang hidup”.Ini
merupakan sumpah yang umum di dalam Perjanjian Lama. Perbedaannya terletak
pada point diantara dua kata seru ‫(חַי‬hay)yang digunakan untuk menjaga keunikan
nama ketuhanan.31 Bentuk ‫(חַי‬hay) hanya digunakan pada ‫(י ְהוָ ֥ה‬yhwh).32Kata
‫(חַי‬hay)menunjuk kepada sumpah (1Sam. 1:26; Kej.42:15; 2Sam.1:26; 2Sam.2:27;
28
T. R. Hobbs, “2 Kings” Dalam Buku Word Bibilical Commentary, 19.
29
Frank E.Gebelein, The Expositor’s Bible Commentary Volume 4 (1 Kings-Job), 174.
30
W.F Albright dan J.L Kelso, ”Betel” dalamEnsiklopedi Alkitab Masa Kini, pen., Harun
Hadiwijono, peny., H.A. Oppusunggu (Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih, 2011), Jil.I A-L, 181.
31
Burney, Notes, 264.
32
T. R. Hobbs, “2 Kings” Dalam Buku Word Bibilical Commentary, 20.
1Raj.1:29; Bil.14:21).Kata ‫(חַי‬hay) bisa juga diartikan hidup (Pkh. 9:4; 1Sam.2:15;
Im.13:10-16; Kej.3:20; Kej.1:20); bangkit (2Sam. 12:18; Kej.43:7; Yes.38:11); hidup
(Tuhan) (1Sam.17:26; 2Raj.19:4-16; Kej.18:10-14).33Pernyataan sumpah tersebut
merupakan suatu pernyataan yang keras dan tegas.Inidiindikasikan sebagai suatu
komitmen yang besar nabi Elisa kepada nabi Elia untuk tidak meninggalkan tuannya
nabi Elia.
Frase ‫ּך‬ ָ ‫´(אִם־אֶ ֶעז ֶ ְ֑ב‬im-´e`ezbeºkkä) "aku tidak akan meninggalkan engkau
(ayat 2, 4 dan 6).”Penolakan secara tegas merupakan suatu idiomatik dan serupa
dengan “Semitism” yang ditemukan dalam Yunani Koine (Mrk. 8:12).Pengulangan
ayat ini mendahului pengangkatan Elia dalam narasi ini.Ketekunan Elisa memastikan
bahwa dia menjadi saksi dari pengangkatan dan menggantikan Elia.34Pernyataan "aku
tidak akan meninggalkan engkau” menimbulkan banyak intepretasi.Gebelein
mengungkapkan bahwa tiga kali Elia menguji penggantinya dan tiga kali Elisa tetap
berdiri dari ujian tersebut.35 Henry mengatakan bahwa Elisa tidak akan meninggalkan
Elia. Itu bukan hanya karena dia mengasihinya tetapi dia ingin diteguhkan oleh dia
yang kudus itu selama di bumi. Hal lain karena dia menginginkan kepuasan dengan
kedatangan Elia.36
Berdasarkan analisis ayat 2,4 dan 6 mengenai pernyataan "aku tidak akan
meninggalkan engkau” memberikan penjelasan bahwa nabi Elisa sangat bertekun,
bersemangat dan bahkan komitmen yang besar.Tidak ada informasi secara jelas
mengapa nabi Elisa melakukan seperti itu dalam ayat ini. Tetapi dilihat dari minat dari
nabi Elisa untuk melakukan apapun dengan tujuan supaya mendapat kuasa TUHAN
dan dia pun tidak akan membiarkan apapun yang akan menghalanginya untuk
mendapat kuasa TUHAN. Hal ini secara konteks berkaitan dengan ayat 9 dimana nabi
Elisa berminat untuk mendapat kuasa Tuhan dalam hubungannya melanjutkan
kepemimpinan pelayanan nabi Elia.
Kata‫( ֶהחֱׁשֽ ּו‬hekesu) dari kata kerja hiphil imperative bisa diterjemahkan
sebagai suatu keharusan.Sebagai suatu keharusan itu mencerminkan rasa urgensi yang
kuat dirasakan oleh Elisa selama periode itu.Kegigihan Elisa menunjukkan usahanya
untuk melihat sampai akhir perjalanan yang dia dan Elia hadapi. Elisa tidak ingin
melewatkan moment terakhir dengan tuannya nabi Elia.37
Lalu nabi Elia mengambil jubahnya, menggulungnya dan memukulnya ke
air. Air itu terbagi ke sini dan ke sana. Mereka keduanya menyeberang melalui tanah
kering.Kata jubah‫(אַ ּדֶ ֶרת‬addeºret) dapat memiliki bermacam-macam arti. Harus
ditentukan arti manakah yang dimaksudkan oleh Penulis untuk membentuk narasinya.
Kata ini dapat berarti: Jubah, mulia/hormat.38Kata jubah ‫( ַאּדֶ ֶרת‬addeºret) dipakai 12
kali dalam PL. 10 kali menunjukkan terhadap jubah. Dua kali jubah berbulu, jubah
indah, jubah raja, jubah Elia (Kej.25:25; Yos. 7:21; 1Raj.19:16,19; Zak.13:4). 2 kali
menunjukkan kepada arti bagus atau mulia atau lebih seperti kata sifat (Zak.11:3;
33
William L. Holladay, A Concise Hebrew and Aramic Lexicon of the Old Tastement
(Boston: Brill Leiden, 2000), 2486.
34
Ibid, 20-21.
35
Frank E.Gebelein, The Expositor’s Bible Commentary Volume 4 (1 Kings-Job), 175.
36
MatthewHenry. Matthew Henry’s Commentary on the Whole Bible Vol.II Joshua to
Esther, 712.
37
Ibid, 21.
38
William L. Holladay,A Concise Hebrew and Aramaic Lexicon of The Old Tastement,
(Leiden, Boston: Grand Rapids, 2000), 2501.
Yeh.17:8). Penulis berpendapat bahwa jubah ini menunjukkan kepada sifat harafiah
dimana memang jubah ini menunjukkan kepada pakaian.Ayat 8 ini sejajar dengan
ayat 14.Ayat 8 menjelaskan mengenai nabi Elia mengambil jubah dan memukulnya
ke air sedangkan ayat 14 menjelaskan tentang nabi Elisa dengan tindakan sama yang
dilakukannya.
Berdasarkan analisis diatas dapat diketahui bahwa pada masa pra transisi
bisa dikatakan dengan masa persiapan nabi Elisa sebelum pengangkatan nabi
Elia.Dalam masa ini nabi Elisa menolak tiga kali permohonan nabi Elia untuk
meninggalkannya.Ini menunjukkan suatu komitmen besarnya, semangat,
ketekunannya untuk tidak meninggalkanya.Hal ini disebabkan nabi Elisa berminat
untuk mendapat kuasa Tuhan (ayat 9) dalam hubungannya melanjutkan
kepemimpinan nabi Elia sebab nabi Elisa sudah mengetahui bahwa nabi Elia
akandiangkat dan ia akan menggantikan serta meneruskan tugas-tugas selanjutnya.

Implikasi Masa Pra Transisi

Melalui analisis masa pra transisi itu dapat dipahami bagaimana


pentingnya persiapan untuk menangani sebuah tugas. Memang membuat persiapan
atau perencanaan bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan. Akan tetapi tanpa
persiapan dan perencanaan akan menimbulkan kebingungan di dalamnya. Persiapan
merupakan kesempatan untuk mempersiapakan diri sebelum melakukan tugas-tugas
yang dibebankan. Pemimpin yang baik akan mengerjakan tugas-tugasnya dengan baik
termasuk di dalamnya melakukan persiapan.39
Masa persiapan merupakan kesempatan untuk menyadari keterbatasan diri
dan hanya Allah yang dapat mengubah hati manusia, berpaling kepada Allah dengan
berdoa dan menunggu, menyusun dan mengatur rencana yang dapat dengan mudah
dikerjakan dan maju terus kendatipun mendapatkan tantangan dan halangan-halangan
untuk melaksanakan rencana ketika Allah sudah membuka jalan.

39
Ibid, 56-58.

Anda mungkin juga menyukai