Anda di halaman 1dari 9

TEKNOLOGI BANGUNAN 3 Tata Massa Bangunan di Lahan Kontur

Materi 4-TATA MASSA BANGUNAN DI LAHAN BERKONTUR

1. Aspek Standar Kemiringan Lereng terhadap Massa dan Lngkungannya

Persen (%) Kemiringan Lereng


No Elemen Bangunan
Maksimum Minimum
1 Jalan umum, jalan servis dan daerah parkir 8% 0,5%
2 Trotoar dan jalur pencapaian pengunjung 10% 0,5%
3 Tanjakan/ramp 15% -
4 Daerah yang diperkeras dan daerah untuk duduk- 2% 0,5%
duduk
5 Halaman 25% 1%
6 Tempat bermain berumput 4% 0,5%
7 Cekungan 10% 1%

Sumber : - de Chiara (1978).


- Untuk grafik kemiringan lereng didasarkan pada Neufert Architect Data

1
2. Aspek Aturan Dasar Penempatan Massa terhadap Garis Kontur
a. Letak pada Tapak datar :
 Pada dasarnya massa bangunan di tapak datar dapat ditempatkan secara
bebas. Namun pada kenyataannya hanya sedikit tapak yang seluruhnya
rata. Oleh karenanya, massa bangunan sebaiknya diletakkan tegak lurus
kontur, untuk efisiensi pengaliran air hujan ke saluran drainase
permukaan.
Penempatan massa
sebaiknya tegak lurus
kontur untuk efisiensi
pengaliran air hujan

Arah aliran air hujan

Massa bangunan yang Massa bangunan yang


menghadang arah menghadang arah
aliran, jika lahan terbuka aliran, jika lahan
lebar, penempatannya terbuka sempit,
dapat dibuat menyatu penempatannya
dibuat terpisah

2
b. Tata Letak pada Tapak Curam atau Tak Teratur
1) Untuk Massa Bangunan Berukuran Kecil
 Massa bangunan berukuran kecil-kecil dan temporer (misal : gazebo, selfie
area, gardu pandang ), dapat saja diletakkan pada lereng yang curam
tanpa banyak mengubah kelandaian lereng.
2) Untuk Massa Bangunan Berukuran Besar
 Untuk posisi pada tapak dengan kelebaran antar garis kontur yang
tidak teratur (melebar-menyempit).
Massa bangunan bermassa besar (gedung, apartemen, dsb) sebaiknya
diletakkan sejajar kontur, untuk efisiensi biaya pembangunan awal dan
pemeliharaan.

Penempatan massa
sejajar kontur untuk
efisiensi pengaliran air
hujan dan efisiensi biaya
bangunan dari tuntutan
massa bangunan harus
berkolong/berpanggung

Penempatan jalan dapat


sejajar atau tegak lurus
kontur selama kemiringan
maksimum untuk jalan
memungkinkan

 Untuk posisi pada tapak Curam dengan kelebaran antar garis kontur
yang teratur.

Contoh penempatan
massa pada tapak curam
tapi jarak antar kontur
teratur yang keliru,
memaksa massa
bangunan banyak
rekayasa lantai
berundak, penimbunan
atau pembuatan lantai
berkolong

3
 Alternatif penataan massa bangunan pada tapak dapat ditempuh
sebagai berikut :
a) Menempatkan bangunan pada bagian tanah yang hampir datar
yang diperoleh dengan menggali lereng (perlakuan galian dan
urugan/cut and fill). Jalan harus sejajar bangunan ataupun hampir
tegak lurus kontur sejauh kemiringan maksimum untuk jalan
memungkinkan.
Penempatan massa pada
tanah yang hampir datar
(relatif/agak sejajar
kontur) dengan bantuan
rekayasa lereng (cut and
fill, bangunan sedikit
berkolong/berpanggung)

Penempatan jalan dapat


sejajar atau tegak lurus
kontur selama kemiringan
maksimum untuk jalan
memungkinkan

b) Menempatkan bangunan pada rangkaian undak, rangkaian massa


terpenggal berundak oleh garis kontur.

Penempatan massa
berupa rangkaian
terpenggal berundak
oleh garis kontur.

Penempatan jalan dapat


sejajar atau tegak lurus
kontur selama kemiringan
maksimum untuk jalan
memungkinkan

4
3. Hubungan antara Kemiringan Lereng dan Pemanfaatan Kolong
Bangunan Untuk Efisiensi Konstruksi dan Penambahan Ruang

No Persentase Ilustrasi Pendayagunaan


Kelerengan Kemiringan Lereng
(1) (2) (3) (4)
1 33% Lantai kolong bangunan
dapat memuat fungsi
utama gedung dan
bangunan bertindak
sebagai dinding penahan.

2 18% Lantai kolong bangunan


yang separuh terbuka
dapat memuat fungsi
utama bangunan, sebagi-
an lainnya sebagai fungsi
servis (tempat cuci,
gudang, dsb).
3 13% Bangunan dapat
disesuaikan dengan
kelandaian alamiah.
Pengubahan yang perlu
dibuat hanya pada bagian
halaman.

4 5% Bangunan sedemikian
berhubungan dengan
kelandaian alamiah.

4. Hubungan antara Pembagian Blok Lahan dan Desain Jalan


dengan Tipe Cluster Luas Terbangun
Pembagian Blok lahan dan desain jalan dengan tipe cluster bangunan ditujukan
untuk :
a. Upaya mempertahankan kontur alami
b. Upaya mempertahankan karakter alami dan vegetasi lahan
c. Menjaga fungsi resapan air

5
Kondisi eksisting alamiah
kontur

Pengembangan dengan
tata letak lahan sistem
cluster yang optimal
dalam mempertahankan
kontur dan karakter alami
lahan

Pengembangan dengan
cara konvensional yang
merusak kontur dan
karakter alami lahan.

Gambar 1. Perbandingan model pengembangan lahan

6
Gambar 2. Contoh model pengembangan lahan berbasis cluster yang trepadu dengan
infrastrukur lingkungan dan jarak jangkaunya.

5. Klasifikasi Jalan pada sebuah Lahan

7
6. Klasifikasi Pola Jalan

7. Contoh Proses Desain di Tapak Berkontur

8
9

Anda mungkin juga menyukai