70 69 69 70
71 70 70 70
71 69 70 63
62 60 63 69
69 63 70 70
∑ R = 1358
N = 20
R rata – rata :
1358
∑ R= ¿ =67,9 ¿
N 20
80 80
= =1,18
R rata−rata 67,9
Balok 21 hari α = - 90
R rata – rata :
525
∑ R= ¿ =26,25 ¿
N 20
R.k=
Rk = R rata – rata +∆R
= 1,18 + 26,25
= 27,43
F = - 1,84 + 13 . Ro
Pengujian ini dimaksudkan untuk menentukan kuat tekan beton keras dengan hasil
uji tidak merusak ( Non Destructive Test/ NDT ), hasil uji hanya memberikan indikasi ( kira –
kira ) saja dari kuat tekan beton yang bersangkutan, apakah cukup memenuhi syarat atau
tidak. Untuk itu sebelum pengujian itu harus dilakukan kesepakatan bersama antara pihak
yang bersangkutan.
Pengujian tidak merusak menggunakan alu – alu beton yang biasa dikenal dengan Schmidt
Test Hammer.
B. Pengujian NDT
a. Keuntungan
Alatnya sangat ringan dan dipakai pada daerah pengujian yang mana saja.
b. Kerugiannya
lingkupnya.
Cara pemakaian alat harus mengikuti peraturan yang berlaku, seperti cara
Kontruksi beton yang akan diuji dengan menggunakan alat ini dianggap memenuhi
syarat apabila hasil evaluasinya mencapai angka minimum 80% dari kuat tekan beton
a. Suatu massa baja yang diberi muatan energy kinetic melalui sistem Per
b. Setelah mencapai batas tertentu, maka massa baja tersebut akan terlepas
yang kemudian memukul torak tadi yang tetap tertekan pada permukaan
beton uji.
c. Akibat pukulan tersebut, maka massa baja tersebut akan memantul kembali.
beton yang diuji lalu ditunjukan oleh sebuah jarum petunjuk yang dapat
d. Besarnya pantulan dari massa baja tersebut sangat dipengaruhi oleh sudut
penekanan terhadap permukaan beton yang diuji. Hal ini dikarenakan energy
Hammer :
α = - 45 α = + 45 α
α = - 90 α = +90
α=0 α=0
3. Kalibrasi Alat
Syarat – syarat kalibrasi alat Schmidt Test Hammer adalah sebagai berikut :
c. Pada landasan tera ( Anvil ) menunjukan angka terendah 78 dan tertinggi 82 maka
Contoh :
Dari hasil pukulan didapat angka ( R/Rebound Value ) sebagai berikut :
Rebound Value ∑
70 75 74 70 289
71 72 73 70 286
74 71 70 69 284
75 72 73 70 290
73 71 71 69 1.433
Jumlah data ( N ) = 20
Jadi :
σ bm . ( AK ) = σ bm x AK = σ bm x 1,16
C. Prosedur Pelaksanaan
1. Persiapan bahan yang akan diuji
Beton yang akan diuji harus dalam keadaan kering udara, artinya benda uji tidak
boleh dalam keadaan lembab/basah.
Permukaan beton yang akan diuji harus rata/datar.
Untuk beton yang sudah diplester atau permukaannya dilapisi sesuatu maka lapisan
tersebut harus dibongkar telebih dahulu sebelum pengujian dan permukaan kembali
dikikis rata.
Apabila beton yang akan diuji adalah beton yang lama, maka permukaannya harus di
betel terlebih dahulu kurang lebih 12mm.
2. Pelaksanaan
Siapkan semua peralatan yang akan digunakan dan diperiksa kondisinya, semua
harus dalam keadaan baik dan bersih serta dapat digunakan dengan baik.
Tentukan beberapa titik uji ( N ) pada permukaan beton yang akan diuji, dengan jarak
titik uji yang satu dengan lainnya kira – kira 1- 2cm tergantung dari bagian kontruksi.
Pada setiap titik uji dibuat suatu bidang persegi tidak kurang dari 10 x 10cm atau
ruang lingkup bidang dapat memberikan paling sedikit 10 pukulan.
Dari hasil nilai rata – rata ( R ), dikonversikan kepada kekuatan tekannya ( σ b ) sesuai
dengan kalibrasi alat.
D. Analisa Data
a. Hitung Rebound Number = R = Er/N, masing – masing titik uji.
b. Untuk beberapa titik uji akan didapat nilai Rebound Number : R1, R2, . . . dst. ( N ) =
Jumlah titik uji = 20 titik.
c. Setiap R yang didapat dikonversikan terhadap kuat tekannya (σ b ) sesuai dengan table
kalibrasi alat.
d. Hitung kuat tekan beton rata – ratanya ( σ bm )
( σ bm ) = ∑ ( σ b )/N
e. Hitung σ bm kalibrasi = ( σ bm ) . AK
f. Hitung standar deviasinya ( SD )
√∑ (σ bm¿. AK −σb)2 ¿
N−1
h. Hitung 80% x ( σ bk )
AGE 4 5 6 7 8 9 10 11 12
αn 1,9 1,84 1,78 1,72 1,67 1,61 1,55 1,45 1,45
AGE 13 14 15 16 17 18 19 20 21
αn 1,4 1,36 1,32 1,25 1,23 1,22 1,18 1,15 1,12
AGE 22 23 24 25 26 27 28 29 30
αn 1,1 1 1,06 1,04 1,02 1,01 1 0,99 0,99
AGE 32 34 36 38 40 42 44 46 48
αn 0,98 0,96 0,95 0,94 0,93 0,92 0,91 0,9 0,89
AGE 50 52 54 56 58 60 62 64 66
αn 0,87 0,87 0,87 0,86 0,86 0,86 0,85 0,85 0,85
AGE 68 70 72 74 76 78 80 82 84
αn 0,84 0,84 0,84 0,83 0,83 0,82 0,82 0,82 0,81
AGE 86 88 90 100 125 150 175 200 250
αn 0,81 0,8 0,8 0,78 0,76 0,74 0,73 0,72 0,71
AGE 300 400 500 750 1000 2000 3000
αn 0,7 0,68 0,67 0,66 0,65 0,64 0,63
HASIL PEMERIKSAAN KUAT TARIK BAJA BETON
Diperiksa/Mengetahui:
Pengajar,
( )
Benda uji 1 :
So ( Luas penampang ) = ¼ d2
= ¼ . π . 12,62
= 124,097 mm2
W
B =
Lo
3,239
= =9,73 N=0,973 Kg
0,333
= 60,82 mm2
Du = 8,8 mm
Lu = 380 mm = 38 cm = 0,38 m
Wu
B ==
Lu
3,216
= =8,463 N=846,3 Kg
0,38
lu−lo
Regang % (Benda uji 1 ) = x 100 %
lo
38−33,3
= x 100 %=14,114 %
33,3
Batas putus = 70 kN
pMAKS 70
= =0,564 kN /mm 2
So 124,097
pMAKS 45
= =0,363 kN /mm 2
Aso 124,097
Kontraksi penampang :
So−Su 124,097−60,82
S= x 100 %= =51 %
So 124,097
Benda uji 2 :
So ( Luas penampang ) = ¼ d2
= ¼ . π . 11,22
= 98,87 mm2
W
B =
Lo
2,495
= =7,75 N =0,775 Kg
0,322
= 33,16 mm2
Du = 6,5 mm
Lu = 380 mm = 38 cm = 0,38 m
Wu
B ==
Lu
2,471
= =6,502 N =65,02 Kg
0,38
lu−lo
Regang % (Benda uji 1 ) = x 100 %
lo
38−32,2
= x 100 %=18,01%
32,2
Batas putus = 32 kN
pMAKS 32
= =0,32 kN /m m2
So 98,87
pMAKS 20
= =0,2 kN /mm 2
Aso 98,87
Kontraksi penampang :
So−Su 98,87−33,16
S= x 100 %= x 100 %=66,4 %
So 98,87