Anda di halaman 1dari 5

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR MEMONITOR TETESAN INFUS

Pengertian Memonitor tetesan infus adalah prosedur tindakan untuk memonitor


atau memantau tetesan infus apakah sesuai dengan terapi atau
tidak.Memonitor tetesan infus adalah tindakan pemantauan terhadap
tetesan cairan infus.
Tujuan Mencegah terjadinya kolaps kardiovaskular dan sirkulasi pada klien
dehidrasi dan syok, mencegah kelebihan cairan
Indikasi  Pasien yang memerlukan terapi cairan, seperti pada kasus
dehidrasi, syok, atau kondisi medis lain yang memerlukan
pemberian cairan intravena.
 Pasien yang mengalami muntah atau diare yang menyebabkan
dehidrasi.
 Pasien yang sedang menjalani operasi atau perawatan di ruang
perawatan intensif.

Kontra Indikasi  Pasien dengan kondisi medis yang membuatnya tidak cocok
untuk menerima cairan intravena, seperti pada kasus gagal ginjal
atau gagal jantung.
 Pasien dengan alergi terhadap bahan yang digunakan dalam alat
infus, seperti pada kasus alergi terhadap lateks.

Alat dan Bahan  Kertas


 Pensil
 Jam dengan jarum detik

Prosedur Tindakan  Fase Interaksi

1) Mengidentifikasi kebutuhan/indikasi klien


2) Mencuci tangan
3) Menyiapkan alat

 Fase Orientasi

1) Mengucapkan salam & memperkenalkan diri


2) Menjelaskan tujuan prosedur tindakan
3) Menanyakan persetujuan klien untuk dilakukan tindakan

 Fase Kerja

1)Membaca program dokter dan memastikan larutan/cairan yang


diberikan tepat
2) Mencari tahu kalibrasi dalam tetesan per mililiter dari set infus
3)Menghitung tetesan infus
4)Menetapkan kecepatan aliran dengan menghitung tetesan pada bilik
dril selama 1 menit dengan tajam
5) Atur klem pengatur untuk menaikan atau menurunkan tetesan infus
6) Periksa kecepatan setiap jam

 Fase Terminasi

1)Mengevaluasi hasil/respon klien


2)Mengakhiri kegiatan/memberi salam
3)Mencuci tangan
4)Mendokumentasikan hasil
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR MERAWAT INFUS

Pengertian Perawatan infus adalah suatu proses perawatan di area pemasangan


infus
Tujuan  Memberikan rasa nyaman
 Mencegah infeksi

Indikasi  Infus diperlukan untuk memberikan obat atau cairan yang tidak
dapat di berikan melalui jalur oral, misalnya obat yang cepat
bekerja, obat yang tidak stabil di dalam saluran pencernaan, atau
ketika pasien tidak dapat menelan.
 Pasien yang mengalami dehidrasi akibat muntah, diare, atau
penyakit lainnya membutuhkan infus untuk menggantikan
cairan tubuh yang hilang.
 Pasien dengan kondisi medis tertentu, seperti gagal jantung atau
penyakit ginjal, mungkin membutuhkan infus untuk mengontrol
tekanan darah dan kadar elektrolit di dalam tubuh.
 Infus juga dapat digunakan untuk mengganti darah atau produk
darah lainnya
Kontra Indikasi  Infus tidak diperlukan jika pasien dapat menelan obat secara
normal atau jika kondisi pasien sudah membaik.
 Pasien yang memiliki alergi atau reaksi terhadap obat atau
cairan tertentu yang akan diberikan melalui infus harus
dihindari.
 Infus tidak dianjurkan untuk pasien dengan gangguan
kardiovaskular atau kondisi medis lainnya yang dapat
memperburuk kondisinya.
 Infus tidak disarankan untuk pasien dengan penyakit infeksi
yang parah. karena dapat meningkatkan risiko infeksi pada
saluran infus.
Alat dan Bahan  Pinset anatomi steril: 2 buah\
 Kassa steril
 Sarung tangan steril
 Gunting plester
 Plester
 Lidi kapas
 Alcohol 70% / wash bensin dalam tempatnya
 Iodine povidon solution 10% sejenis
 Penunjuk waktu
 NaCl 0,9%
 Bengkok 2 buah, satu berisi cairan desinfektan

Prosedur Tindakan  Tahap Pra Interaksi


1) Melakukan verifikasi data
2) Mencuci tangan
3) Menempatkan alat di dekat pasien
 Tahap Orientasi
1) Memberikan salam kepada pasien
2) Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
3) Menanyakan kesiapan pasien
 Tahap Kerja
1) Mengatur posisi pasien (tempat tusukan infuse terlihat jelas
2) Memakai sarung tangan
3) Membasahi plester dengan alcohol/wash bensin dan buka balutan
dengan menggunakan pinset
4) Membersihkanbekas plester
5) Membersihkan daerah tusukan dan sekitarnya dengan NaCl
6) Mengolesi tempat tusukan dengan iodine cair/zalf
7) Menutup dengan kassa steril dengan rapi
8) Memasang plester penutup
9) Mengatur tetesan infuse sesuai program
 Tahap terminasi
1) Melakukan evaluasi tindakan
2) Berpamita dengan pasien
3) Membereskan alat
4) Mencuci tangan
5) Mencatat kegiatan dalam lembar keperawatan
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR MELEPAS INFUS

Pengertian Pencabutan cairan yang telah dimasukkan ke dalam tubuh pasien


melalui pembuluh darah karena keadaan pasien yang sudah membaik.

Tujuan Agar tidak timbulnya reaksi alergi, emboli udara, infeksi, edema paru-
paru pada pasien.
Indikasi Melepaskan infus diindikasikan ketika pasien tidak membutuhkan terapi
intravena lagi, mengalami flebitis, inflamasi atau tromboflebitis.

Kontra Indikasi Tidak ada.

Alat dan Bahan  Perlak pengalas


 Sarung tangan
 Kapas alcohol larutan antiseptic (klorheksidin glukonat 2%,
alcohol 60-90% atau PVI 10%)
 Plester bedah atau band aid steril, kassa 2x2 cm
 Gunting plester
 Bengkok
Prosedur Tindakan  Tahap Pra Interaksi
1) Melaksanakan verifikasi data
2) Mencuci tangan
3) Menempatkan alat di dekat pasien dengan benar
 Tahap Orientasi
1) Memberi salam sebagai pendekatan terapeutik
2) Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada keluarga/ klien
3) Menanyakan kesiapan pasien
 Tahap kerja
1) Memasang perlak pengalas
2) Memakai sarung tangan
3) Membasahi plester yang melekat pada kulit dengan kapas alcohol
4) Melepas plester dan kassa dari kulit
5) Menekan tempat tusukan dengan kapas alcohol dan mencabut nfus
pelan-pelan.
6) Menekan kapas alcohol dengan plester.
7) Melepas sarung tangan
 Tahap terminasi
1) Melakukan evaluasi tindakan
2) Melakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
3) Berpamitan dengan klien
4) Membereskan alat
5) Mencuci tangan
6) Melakukan pendokumentasian

Anda mungkin juga menyukai