Anda di halaman 1dari 50

Penguatan Evidence

Based Policy : Analisis


Kebijakan dan
Penyusunan Policy
Brief
Dumilah Ayuningtyas
08161840446
dumilah@gmail.com
Mari tengok beberapa
berita berikut…
Urgensi Penguatan
Evidence Based Policy
Peran penting Kita semua:
Policy Analysis,
Policy Recommendation, Advokasi Koalisi
Policy Brief
Evidence and Policy-making
Apakah Penetapan
Kebijakan Kesehatan
Belum Berbasis Bukti ?
Tentu saja telah ada kebijakan
berbasis bukti..
Policy Failure & Berbagai
permasalahan kesehatan
Sensitivitas Kriteria Miskin di Berbagai Wilayah
Sensitivitas terhadap
Sensitivitas terhadap
Kriteria Kemiskinan Kepmensos No. 146/2013
14 Kriteria Kemiskinan BPS
Kriteria Sensitif Kriteria Tidak Sensitif Kriteria Sensitif Kriteria Tidak Sensitif
1. Sumber penghasilan kepala rumah 1. Luas lantai rumah kecil kurang dari 8 1. Mempunyai pengeluaran sebagian 1. Luas lantai rumah kecil kurang dari 8
tangga adalah: petani dengan luas m² (kriteria ke-1) besar digunakan untuk memenuhi m2 (kriteria ke-10)
lahan 0.5 Ha, buruh tani, nelayan, 2. Sumber penerangan rumah tangga konsumsi makanan pokok sangat 2. Mempunyai sumber air minum berasal
buruh bangunan, buruh perkebunan, tidak menggunakan listrik (kriteria
sederhana (kriteri ke-2) dari sumur atau mata air tak
atau pekerjaan lainnya dengan ke-5)
1. Tidak mampu atau mengalami kesulitan terlindung/air sungai/air
pendapatan di bawah Rp600.000 per 3. Hanya membeli satu pakaian baru dalam
untuk berobat ke tenaga medis. kecuali hujan/lainnya (kriteria ke-11)
bulan (kriteria ke-8). setahun (kriteria ke-12)
Puskesmas atau yang disubsidi 3. Mempunyai penerangan bangunan
2. Tidak memiliki tabungan/barang
pemerintah (kriteria ke-3) tempat tinggal bukan dari listrik atau
yang mudah dijual dengan nilai
2. Atap terbuat dari ijuk/rumbia atau listrik tanpa meteran (kriteria ke-9).
minimal Rp500.000 seperti sepeda
genteng/seng/asbes dengan kondisi
motor (kredit/non kredit), emas,
tidak baik / kualitas rendah (kriteria
hewan ternak, kapal motor ataupun
barang modal lainnya (kriteria ke-10) ke-8)
3. Hanya mengonsumsi
daging/susu/ayam satu kali dalam
seminggu (kriteria ke-11)
4. Hanya mampu makan satu/dua kali
dalam sehari (kriteria ke-13)
5. Tidak sanggup membayar biaya
pengobatan di puskesmas/klinik
(kriteria ke-14)
Meski telah berbasis bukti,
mengapa masih terjadi
Policy Failure ?
Karena Kesehatan Amat
Strategis :
Kuatnya Konteks Politik
Politik Kesehatan,
Politik Kebijakan Kesehatan
Politisasi Kesehatan
Evidence Based Policy
Tidak Mudah Terwujud
Black box of policy making process
A system diagram of the policy-making process

Environment

Demands Outcomes
Policy
Inputs

Decisions
Support
making actions
Resources Outputs
Environment Environment

Feedback

Environment
Policy Problem, Public Problem,
Strategic Issue & Agenda Setting
 Knoepfel et all, 2007 dalam Solichin,
2012; yaitu : “A series of decisions or
activities resulting from structured and
recurrent interactions between different
actors, both public and private, who are
involved in various different ways in the
emergence, identification, and resolution
of problem defined politically as a public
issues
Policy Problem, Public Problem,
Strategic Issue & Agenda Setting
 …..problem defined  pembuatan agenda
politically as a public issues menempati urutan pertama
 Tidak semua masalah dalam siklus pengembangan
memiliki nilai strategis kebijakan.
untuk diidentifikasi dan  agenda setting :
dirumuskan sebagai pertemuan dari tiga “pilar
masalah kebijakan pertimbangan” penting,
 istilah “issue” alih-alih yaitu : masalah (problems),
memakai istilah “problem” solusi yang memungkinkan
untuk mengarahkan pada untuk masalah tersebut
sesuatu yang mungkin (possible solutions to the
dapat menjadi pemicu problems), dan keadaan
pembuatan kebijakan politik (politic
(Gormley dan Boccuti, circumstances). (Kingdon
2001). (1995)
Urgensi Analisis Kebijakan
Ruang Yang Tersedia
Policy Failure & Analisis
Kebijakan
• … cerminan dari kegagalan  Analisis kebijakan
kebijakan (policy failure) yang
merefleksikan buruknya formulasi
menjadi suatu
kebijakan, ketidaktepatan instrumen penting
implementasi, rendahnya
efektivitas evaluasi kebijakan,
dalam proses
atau kurang mendukungnya pengembangan
berbagai aktor serta faktor
eksternal dan internal lain yang kebijakan  bukan
berperan dalam tahapan hanya informasi
pengembangan kebijakan.
berdasarkan data dan
fakta lapangan
namun pula
kemampuan analisis
untuk mengolah data
Policy failure & analisis pada
siklus Kebijakan

Setiap tahap pengembangan kebijakan


terdapat ruang untuk memberikan umpan balik
bagi perbaikan kebijakan.
Framework analisis kebijakan
 Mengacu pada siklus  Proses analisis
pengembangan kebijakan untuk
kebijakan, analisis menggali informasi,
kebijakan dapat pengetahuan dan
dilakukan pada setiap fenomena pada
tahapan kebijakan. pengembangan
 Framework analisis kebijakan (knowledge
kebijakan :1) Agenda of policy making)
Setting; 2) Formulasi dilakukan dengan
Kebijakan; 3) Adopsi pendekatan yang
Kebijakan; 4) berbeda, yaitu :
Implementasi – “analisis untuk
Tak Bisa Advokasi Bersendiri……
 must analyse the policy area
 advocacy coalitions comprise a politically to identify the advocacy
diverse range of actors including coalitions and their core values
politicians, civil servants, pressure and beliefs about the nature of
groups, journalists, academics, think the policy problem, its causes and
tanks and others. Each advocacy potential solutions.
coalition interprets and uses
 must be engaged directly with
research/data to advance its policy
advocacy coalitions or policy
goals in different ways.
communities if they wish to have
 ‘policy communities’ or ‘advocacy influence ( Gibson 2003)
coalitions’  user friendly
Advocacy Coalition (Fischer et all.
2007)
 The advocacy Coalition Framework (ACF) is a
policymaking framework developed to deal
with intense public policy problems (Sabatier
and Jenkins-Smith 1988,1993, 1999).

 …..involving multiple actors from several


levels of government, interests groups,
research institutions, and the media (Hoppe
and Peterse 1993).
Analisis Kebijakan,
Advokasi dan Policy Brief
Jarak antara Pengambil
Kebijakan & Hasil Riset/Analisis
Kebijakan
 Dunn: "....... Pada kenyataannya, ada
jarak yang amat lebar antara pembuatan
analisis kebijakan dan pemanfaatannya
dalam proses pembuatan kebijakan."
 Kebijakan publik adalah suatu keputusan yang
memiliki implikasi politik, ekonomi, dan sosial
budaya;
 Kebijakan yang tidak tepat menghasilkan:
– Program yang tidak efektif;
– Pemborosan sumber daya;
– Masalah yang tidak terpecahkan;
– Masalah baru yang lebih kompleks.
Agar Tidak menjadi sekadar
Aktivitas Intelektual
 Lomas (2000a), ‘The research-policy arena
is assumed to be a retail store in which
researchers are busy filling shelves of a
shop front with a comprehensive set of all
possible relevant studies that a decision
maker might some day drop by to
purchase”.
Mengapa Perlu
Analisis, Evaluasi,
Advokasi dan Policy Brief
Dumilah Ayuningtyas
Jarak antara Pengambil
Kebijakan & Hasil Riset/Analisis
Evaluasi
 Dunn: "....... Pada kenyataannya, ada
jarak yang amat lebar antara pembuatan
analisis kebijakan dan pemanfaatannya
dalam proses pembuatan kebijakan."
Agar Tidak menjadi sekadar
Aktivitas Intelektual
 Lomas (2000a), ‘The research-policy arena
is assumed to be a retail store in which
researchers are busy filling shelves of a
shop front with a comprehensive set of all
possible relevant studies that a decision
maker might some day drop by to
purchase”.
Menyarankan sebuah policy Memberikan informasi berimbang
action untuk membentuk opini policy
maker
Pengertian
The policy brief is a  Policy briefs are short
document which documents that present
outlines the the findings and
recommendations of a
rationale for
research project to a non-
choosing a specialist readership.
particular policy They are often
alternative or recommended as a key
course of action in tool for communicating
a current policy research findings to
policy actors (Young and
debate.
Quinn, 2007).
Komponen “Policy Brief”
 Ringkasan eksekutif
 Pernyataan isu/masalah
 Latar belakang masalah
 Kepentingan organisasi terhadap isu
 Kebijakan saat ini dan sebelumnya yang
terkait dengan masalah/isu
 Opsi kebijakan
 Manfaat dan kelemahan dari setiap opsi
kebijakan
 Pilihan opsi kebijakan yang disarankan
38
STRUKTUR POLICY BRIEF
Judul

Executive
Quatation Summary:
10%

contoh tampilan
policy brief
bagian judul,
Pendahuluan: 15%
executive
summary, quatation,
dan pendahuluan
Judul

Executi
Quatation ve
Summ
ary:
10%

contoh tampilan policy brief


bagian judul, executive Pendahul
summary, quatation, dan uan: 15%
pendahuluan
Tabel untuk
mengilustras
ikan kondisi Hasil:
35%

contoh proporsi
policy brief
bagian hasil
dengan tabel
• Tips Menghasilkan Policy Brief yang • Tips Membuat Tampilan Policy Brief
Dapat Dipahami
Pastikan format dan penampilan menarik
Padat dan jelas perhatian dan mengikuti kaidah yang
Menggunakan kalimat aktif lazim dalam penyusunan policy brief
Pecah teks dalam beberapa paragraf
Menekankan manfaat rekomendasi
pendek. Hal ini dapat dilakukan dengan
terhadap sistem kebijakan dan pihak yang
box, sub headings,dan bullets sepanjang
dipengaruhi oleh kebijakan
sesuai dengan alur penulisan policy brief.
Mengantisipasi pertanyaan yang dapat Pertimbangkan penggunaan diagram dan
timbul tabel untuk menghemat penggunaan kata
Memuat informasi yang penting untuk Gunakan fungsi bold dan italic untuk
pandangan umum pembuat kebijakan menekankan hal-hal penting, tetapi
Menyajikan pendapat yang didasarkan jangan menggunakannya secara
pada bukti-bukti dan bukan sekedar berlebihan agar pembaca tidak menjadi
pandangan pribadi kebingungan dan kehilangan fokus.
Beberapa Referensi
 Ayuningtyas, D, Kebijakan Kesehatan: Prinsip & Praktik, Raja Grassindo, 2014
 Ayuningtyas D, Analisis Kebijakan Kesehatan : Konsep dan Aplikasi, Raja
Grassiondo, 2018 (proses cetak)
 Buse, et all. 2012. Making Health Policy, Understanding Public Health , second
edtion. Mc Graw Hill: Open University Press
 Buse, K., N. Mays dan G. Walt. 2005. Chapter 10 of Making Health Policy.
Maidenhead: Open University Press. Dalam Nash, Robert, Alan Hudson, dan Cecilia
Lutrell. 2006. Mapping Political Context : A Toolkit for Civil Society Organizations.
London: Overseas Development Institute.
 Dunn, W. N. 1994a. Public Policy Analysis : An Introduction. New Jersey, USA :
Pearson Prentice Hall. Sumber: http://www.ehow.com/about_370044_policy-
analysis-methods.html
 G. Walt. Health policy: an introduction to process and power, Zed Books, London
(1996)
 Monitoring Policy Impacts (MPI) , Setting-up and Organizing MPI by Manfred Metz,
Consultant, Gesellschaft für Technische Zusammenarbeit (GTZ), Germany, in
collaboration with the Agricultural Policy Support Service, Policy Assistance Division,
FAO, Rome, Italy for Food and Agriculture Organization of the United Nations, FAO
 Sekita, Yasuyoshi dan Yumi Kato. Design of Evaluation System and Evaluation
Method on Policy Program. Graduate School of Economics, Tohoku University,
Graduate School of Economics, Tohoku University.
 Lucy Gilson, .Health policy and systems research: a methodology reader
 Printed by the WHO Document Production Services, Geneva, Switzerland, WHO
2012
Terima Kasih
 Meningkatkan kesejahteraan wilayah
kabupaten/kota dengan germas: sebuah
pendekatan kewilayahan
 Puskesmas kembali ke khitoh: urun
tangan bantu defisit BPJS
 Penurunan stunting tugas siapa?
Konvergensi lintas sektor sebagai solusi
percepatan pencapaian penurunan
prevalensi stunting di Indonesia
 Strategi percepatan penurunan stunting:
urgensi konvergensi lintas sector
 Peran militer dalam menurunkan AKI

Anda mungkin juga menyukai