0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
4 tayangan4 halaman
Kerja sama antara Indonesia dan China dalam menangani pandemi Covid-19 telah berjalan dengan baik, terlihat dari bantuan alat kesehatan dan vaksin. Namun, masih ada beberapa tantangan seperti kekhawatiran mutu produk China dan stigma masyarakat terhadap vaksin. TNI juga telah aktif membantu dengan mengangkut bantuan medis dan mendistribusikan vaksin.
Kerja sama antara Indonesia dan China dalam menangani pandemi Covid-19 telah berjalan dengan baik, terlihat dari bantuan alat kesehatan dan vaksin. Namun, masih ada beberapa tantangan seperti kekhawatiran mutu produk China dan stigma masyarakat terhadap vaksin. TNI juga telah aktif membantu dengan mengangkut bantuan medis dan mendistribusikan vaksin.
Kerja sama antara Indonesia dan China dalam menangani pandemi Covid-19 telah berjalan dengan baik, terlihat dari bantuan alat kesehatan dan vaksin. Namun, masih ada beberapa tantangan seperti kekhawatiran mutu produk China dan stigma masyarakat terhadap vaksin. TNI juga telah aktif membantu dengan mengangkut bantuan medis dan mendistribusikan vaksin.
Apa saja faktor pendukung dan penghambat dalam kerja sama Indonesia-China untuk
mengatasi pandemi Covid-19?
“Hubungan politik RI-RRT cukup baik, dimana Indonesia tetap menganut “Kebijakan Satu RRT” dan menganggap Taiwan sebagai bagian dari RRT. Hubungan kedua negara semakin erat yang ditandai dengan ditandatanganinya Deklarasi Bersama Kemitraan Strategis RI-RRT “Joint Statement on Strengthening Comprehensive Strategic Partnership between the People's Republic of China and The Republic of Indonesia”” “Hubungan Kerjasama Indonesia dan China dalam penanganan Covid 19 sangat erat hal ini dapat kita lihat dari kunjungan kerja Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menghadiri acara Tete-a-Tete yang diikuti dengan penandatanganan MoU Establishing a High Level Dialogue and Cooperation Mechanism (HDCM) bersama State Councilor Tiongkok, Wang Yi, pada Sabtu (05-06-2021) di Republik Rakyat Tiongkok (RRT).” “Diplomasi pertahanan Indonesia dalam masa damai diimplementasikan Kerjasama Bilateral dan Multilateral di bidang pertahanan, Penempatan Atase Pertahanan Indonesia di negara lain, Pengiriman bantuan kemanusiaan terhadap negara lain dan yang terakhir terkait misi pemeliharaan perdamaian PBB. Kaitan diplomasi pertahanan dalam mendukung Kerjasama dengan China dilakukan dengan oleh Kementerian pertahahanan dengan menggelar operasi bantuan kemanusiaan untuk memfasilitasi pengiriman alat-alat Kesehatan dari Tiongkok ke Indonesia.” “Adanya misinformasi atau hoax yang timbul terhadap vaksin dari china yang bermerk Sinovac. Harus kita akui bahwa stigma masyarakat Indonesia terhadap produk dari china. Hal ini merupakan asosiasi kualitas produk yang berasal dari china produknya cenderung kurang berkualitas. Perkembangan narasi ini yang merusak kepercayaan terhadap vaksin covid-19. Selain itu, masih adanya tokoh agama dan masyarakat dimana sebagai role model dan public figure yang belum memperoleh keyakinan terhadap keamanan, kemanjuran atau potenitas dan aspek kehalalan yang kesemuanya harus dijawab oleh pemerintah. Presiden Joko Widodo menyatakan bahwa dirinya sebagai orang pertama yang divaksinasi. Hal ini sangat penting untuk memberikan keyakinan atau menjawab keraguan masyarakat terhadap vaksin, serta menepis isu bahwa Indonesia digunakan sebagai kelinci percobaan.” “Adapun bentuk tugas keterlibatan militer dalam penanganan pandemi Covid-19 disesuaikan dengan kapasitas dan kapabilitas pertahanan militer. Dalam bentuk nyata Kemhan/TNI dilibatkan sebagai Satgas Penanganan Covid-19, di tingkat pusat maupun daerah, baik sebagai tenaga medis, sukarelawan, maupun sebagai Tenaga Pengawas Protokol Covid-19. Peran TNI dalam menghadapi pandemi dikaitkan dengan Operasi Militer Selain Perang (OMSP) dengan tiga karakter: (1) operasi bakti yang digelar sebagai bentuk kepedulian terhadap masyarakat seperti penyediaan layanan medis dan distribusi logistik kesehatan ke daerah-daerah yang terdampak pandemi; (2) dilakukan tugas-tugas perbantuan TNI untuk mendukung dan menopang kapasitas institusi-institusi sipil dalam menangani dampak dan mengantisipasi resiko sosial seperti membantu otoritas bidang kesehatan, transportasi, keimigrasian, dan kepolisian dalam melaksanakan protokol penanggulangan pandemi dan; (3) mengerahkan kekuatan militer untuk pemulihan keamanan dalam negeri. Kemhan sebagai lembaga yang mengatur kebijakan TNI juga mendorong pelaksanaan fungsi koordinasi dan sinergi dengan Kementerian dan Lembaga lain, seperti menghadiri Rapat Koordinasi yang diselenggarakan oleh kementerian lain untuk penanggulangan TNI dan menerapkan “Masyarakat Produktif dan Aman Covid-19.” “Hubungan antara Indonesia dan China yang sudah terjalin selama 72 tahun memperlihatkan keterkaitan antara kedua negara yang sangat erat. Ini bisa dilihat dari sektor ekonomi, kedudukan China sebagai partner dagang terbesar Indonesia dan negara ketiga terbesar investor asing di Indonesia, di sisi lain China melihat Indonesia sebagai partner krusial dalam kebijakan BRI (Belt and Road Initiative) dan Jalur Sultra Maritimnya. Tidak hanya itu, jalinan pada sektor politik dan pertahanan-keamanan antara kedua negara bisa dilihat dari partisipasi aktif kedua negara pada forum ASEAN yang bersama mendorong secara aktif kerjasama China-ASEAN dan perdamaian di LCS (Laut China Selatan). Oleh karenanya hubungan kedua negara ini sangat tinggi tingkat interdependensinya.” “Sejak awal pandemi, Indonesia dan China telah melakukan kerja sama terkait penyediaan berbagai kebutuhan kesehatan seperti peralatan tes Covid-19 hingga vaksin. Indonesia dan China juga berkomitmen untuk meningkatkan kemandirian industri dan bahan baku obat. Kedua negara juga memperkuat kerja sama bilateral lewat high level dialogue dan cooperation mechanism seperti pada forum dengan menghasilkan sejumlah kesepakatan untuk menjadikan Indonesia sebagai hub regional untuk produksi vaksin Covid-19.” “Kerja sama antara Indonesia dan China di masa pandemi Covid-19 terutama difokuskan kepada pengiriman vaksin oleh China yang merupakan hasil dari hubungan baik keduanya. Munculnya “diplomasi vaksin” yang dilakukan kedua negara dengan tujuan untuk kesetaraan akses masyarakat akan vaksin Covid-19 yang ditunjukkan dengan pengembangan vaksin dan pendistribusian vaksin secara bilateral dan juga bagi negara-negara lainnya yang membutuhkan vaksin melalui forum multilateral seperti COVAX AMC engagement Group.” “Legalitas penggunaan vaksin Covid-19 oleh WHO untuk bisa distribusikan dan digunakan oleh masyarakat umum pada awal penanganan pandemi yang belum masuk pada kategori vaksin yang diakui oleh WHO menjadikan timbulnya ketidakpercayaan dan keengganan menggunakan vaksin tersebut.” “Hubungan antara Indonesia-China sudah berlangsung cukup lama secara resmi hubungan Indonesia-China dimulai tahun 1950. Karena terjadi peristiwa G-30 .S PKI, pada tahun 1967 hubungan kedua negara di hentikan. Pada Tahun 1990, hubungan ke dua negara di lanjutkan lagi. Indonesia adalah salah satu intern dagang terbesar China. Neraca perdagangan antara kedua negara pada akhir- akhir ini meningkat pesat. Selain hubunga kerja sama bidang ekonomi, kerja Indonesia-China juga dalam bidang Pertahanan dan kebudayaan.” “Dalam penanganan Covid 19 ,sepanjang tahun 2020, pemerintah ke dua negara saling membantu dan mendukung untuk mengatasi kesulitan bersama.selain menjadi tempat uji teknis,fase 3 untuk Vaksin Corona buatan China, Indonesia juga telah meneima pasokan 3 juta dosis Vaksin dan 25 juta bahan baku Vaksin dari China. Tujuan kerja sama Indonesia -China dalam menangani pandemi Covid-19, selain untuk bersama-sama menangani pandemi Covid juga dalam rangka Reseach serta uji ktinis, mendorong penelitian dan pengembangan, produksi dan pengadaan vaksin serta China berusaha mendorong dan mendukung Indonesia dalam pembanginan pusat produksi vaksin regional.” “Kebijakan Kemhan adalah dalam rangka mendukung kebjiakan Pemerintah untuk menghadapi pandemi Covid-19 dengan mendatangkan secara langsung peralatan medis dan vaksin dari China menggunakan pesawat TNI AU. Kebijakan Kementerian Pertahanan dalam mendukung penanganan pandemi Covid 19 di dalam negeri adalah dengan memberdayakan tenaga medis dan fasilitas Rumah Sakit TNI di seluruh Indonesia, menyediakan APD bagi tenaga kesehatan TNI dan menyediakan peralatan medis APD untuk tenaga kesehatan TNI yang diperuntukkan untuk penanganan pandemi bagi masyarakat.” “Kendalanya adalah peralatan, obat serta vaksin yang berasal dari China kualitas dan mutunya masih diragukan, sehingga pemerintah tidak seluruhnya menggunakan Produk China. Selain itu, di China sendiri masih menghadapi kesulitan untuk menanggulangi Covid 19. Tingkat Persentase penyebarannya masih cukup tinggi hampir diseluruh wilayah China.” “Pelibatan militer yang dimaksud adalah pelibatan sarana transportasi militer yaitu pengerahan pesawat angkut militer berupa Hercules dan pengerahan anggota TNI berupa awak pesawat beserta crew serta anggota TNI lainnya (personel Kemhan dan TNI) dalam upaya mengangkut alat Kesehatan guna menanggulangi wabah pandemi Covid-19. Pelibatan militer dalam konteks penanggulangan pandemi Covid-19 sudah tepat dalam aspek penggunaan sarana transportasi udara dan personal TNI (yang dimaksud adalah penggunaan pesawat angkut militer Hercules beserta awak pesawat dan crew), karena dalam suatu kondisi negara dalam ancaman (non militer) maka penggunaan kemampuan sarana transportasi militer merupakan wujud nyata dari upaya negara Indonesia untuk segera dapat menyelesaikan masalah pandemi Covid-19.” “Pelibatan militer yang dimaksudkan adalah (1) Pengerahan Rumah Sakit jajaran Kemhan dan TNI sebagai salah satu garda terdepan dalam upaya menangani pandemi Covid 19. (2) Pengerahan tenaga Kesehatan di jajaran Rumah sakit Kemhan dan TNI serta non Rumah Sakit (di jajaran satker diluar Kesehatan) dalam upaya penanganan pandemi Covid-19. (3) Pengerahan personil TNI dalam upaya kegiatan pendistribusian alkes, obat-obatan termasuk vitamin dan pelaksanaan vaksin bagi seluruh masyarakat Indonesia tanpa terkecuali. Koordinasi dengan K/L lainnya juga dapat dijalin dengan maksimal” “Indonesia sangat berpartisipasi aktif dalam penanganan pandemi Covid-19, karena negara China merupakan salah satu negara yang memiliki standar peralatan Kesehatan (khususnya APD atau alkes lainnya) yang digunakan untuk menangani permasalahan pandemi Covid-19. Kendala yang dihadapi adalah masih terdapatnya beberapa standar material kesehatan yang perlu dipenuhi untuk mengantisipasi pandemi Covid-19.” “(dalam konteks peran aktif) sebenarnya Indonesia sendiri memberikan kegiatan- kegiatan yang aktif, kita belum pernah memiliki stockpile, tapi semua negara di asia ini dapat mencontoh indonesia dalam melakukan kegiatan stockpile yang dimana jika terjadi suatu kondisi dimana terjadinya sebuah pandemi stockpile tersebut bisa digunakan.”