Anda di halaman 1dari 63

0

PROPOSAL SKRIPSI

KERJASAMA BILATERAL INDONESIA DAN CHINA DALAM

PENGEMBANGAN VAKSIN COVID-19

OLEH:

ARIF RIZKI

L1A015003

PROGRAM STUDI HUBUNGAN INTERNASIONAL

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MATARAM

2020/2021
1
1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sejak pertama kali muncul penyakit coronavirus di kota China Wuhan

akhir Desember 2019, telah menyebar ke seluruh dunia dengan lebih dari 185

negara dan wilayah. Total kasus COVID-19 di dunia kini mencapai

128.773.247. Kemudian, tercatat 103.900.869 orang dinyatakan sembuh,

sedangkan 2.814.771 kasus lainnya meninggal dunia.1 Untuk membendung

penyebaran virus lebih lanjut, pihak berwenang di seluruh dunia menerapkan

langkah-langkah untuk mengunci negara dan kota pada tingkat yang berbeda-

beda. Itu termasuk menutup perbatasan, menutup sekolah dan tempat kerja,

membatasi pertemuan besar dan semisalnya. Pembatasan-pembatasan tersebut

dikenal dengan istilah "Great Lockdown," membuat banyak kegiatan ekonomi

global terhenti dan merugikan bisnis yang mengakibatkan jumlah

pengangguran meningkat, industri jasa terpuruk dan aktivitas

manufaktur/infrastruktur negara menurun.2

COVID-19 telah merusak kesehatan dunia dan menimbulkan dampak

luar biasa pada perekonomian nasional negara-negara di seluruh dunia, seperti


1

M. Indiana, ’kasus covid-19 dunia terbanyak,’idntimes,’31maret 2021.


<https://www.idntimes.com/news/world/indianamalia/update-kasus-covid-19-
dunia-sudah-1287-juta-brasil terbanyak/1>, diakses pada 6 juni 2021
2
Y.P. Gobel, ‘Pemulihan Ekonomi Indonesia Pasca Pandemi Covid-19
Dengan Mengkombinasikan Model Filantropi Islam Dan Ndeas- Model,
’Jurnal Tabarru’Islamic Banking and Finance, vol. 3, No. 2. Mei 2020, p. 2.
2

pertumbuhan ekonomi minus, pengangguran meningkat, dan jumlah orang

miskin bertambah. Menghadapi kondisi buruk seperti itu, negara-negara di

dunia berlomba-lomba menemukan vaksin yang dapat memutus mata rantai

pandemi COVID-19. Ditemukannya vaksin di berbagai negara seperti di AS,

Inggris, dan China telah memberikan semangat baru terhadap pulihnya roda

perekonomian dunia.3

Salah satu cara untuk mendapatkan vaksin adalah dengan

dilakukannya diplomasi dengan negara lain. Diplomasi vaksin Indonesia

dilakukan melalui pendekatan bilateral dengan melibatkan semua pihak yang

berkepentingan, dengan tugas utama membuka akses pasar, meratakan jalan,

dan mengatasi berbagai kendala yang muncul. Meskipun di dalam berbagai

forum internasional Indonesia berulangkali menyebutkan tentang pentingnya

kesetaraan akses terhadap alat kesehatan seperti vaksin, namun pada

kenyataannya Indonesia harus bermanuver memperjuangkan kepentingannya.

Melalui pendekatan secara bilateral, diplomasi vaksin yang dilakukan

Indonesia dalam kasus COVID-19 telah memberikan hasil nyata dan efektif.

Indonesia berhasil mendapatkan vaksin Sinovac (China), Pfizer (AS), dan

3
W. Humphrey, ‘Diplomasi Vaksin Indonesia Untuk Kesehatan
Dunia,’Pusat Penelitian Badan Keahlian Dpr-RI, vol. 13, No. 1, Januari
2021, p. 7 – 12.
3

AstraZeneca (Inggris). Diplomasi vaksin Indonesia secara bilateral yang

utama adalah memastikan ketersediaan jatah 20 persen dari populasi yang

disediakan oleh WHO.4

Vaksin sinovac merupakan vaksin yang pertama kali Indonesia

dapatkan berkat hubungan bilateral yang dijalin dengan China. Vaksin buatan

China diklaim mampu memicu respoms antibodi yang cepat dalam empat

minggu setelah imunisasi dengan memberikan dua dosis vaksin pada interval

14 hari.5

Vaksin Sinovac telah menjalani uji coba fase tiga di berbagai Negara.

Data sementara dari uji coba tahap akhir di Turki dan Indonesia menunjukkan

bahwa vaksin tersebut efektif masing-masing sebesar 91,25% dan 63,50% .

Para peneliti di Brasil pada awalnya mengatakan dalam uji klinis mereka

efektifitas vaksin Sinovac adalah 78%, akan tetapi setelah dilakukan

penambahan data penelitian maka angka tersebut direvisi menjadi 50,40% dan

dideklarasikan pada bulan Januari 2021. Vaksin Sinovac telah disetujui untuk

penggunaan darurat pada kelompok berisiko tinggi di China sejak Juli 2020,

dan pada September 2020 Sinovac telah diberikan kepada 1.000 orang

4
Humphrey, pp. 7 – 12.
5
K. Sagita, ‘Vaksin Corona Sudah Sampai di Indonesia, ‘detikhealt,
‘7 Desember 2020,
<https://health.detik.com/beritadetikhealth/d5285492/vaksin
corona-sudah-sampai-di-indonesia-ini-asal-negara-dantingkatkeampuhannya>
diakses pada 26 juni 2021.
4

sukarelawan denga hasil kurang dari 5% merasakan tidak nyaman atau

kelelahan ringan.6

Indonesia saat ini ikut berperan dalam pengembangan vaksin bersama

China. Indonesia melalui Biofarma dan China melalui Sinovac saat ini tengah

melakukan kerja sama  clinical trial tahap ketiga terkait proses pengembangan

vaksin untuk Virus Corona COVID-19. BioFarma tengah berada dalam proses

meningkatkan kapasitas produksi yang sebelumnya 100 juta menjadi 250 juta

per tahun.7Selama ini Indonesia menjadi tempat uji coba vaksin yang

dikembangkan oleh Sinovac Biotech Ltd China. Sinovac juga akan bekerja

sama dengan perusahaan induk farmasi Indonesia Bio Farma untuk

memproduksi vaksin COVID-19. Peluang Indonesia menjadi pusat industri

vaksin COVID-19 terbuka lebar dengan adanya tawaran dari China untuk

menjadi produsen terbesar di Asia Tenggara dan distributor vaksin di kawasan

China.

Peluang ini tidak hanya akan memberikan manfaat bagi Indonesia

untuk mendapatkan akses pertama ke vaksin, tetapi juga memungkinkan

negara untuk menguangkan keuntungan dari produksi dan distribusi vaksin.

Memiliki akses pertama ke vaksin COVID-19 dapat membantu ekonomi


6
T. Yvette, ’What do we know about China's corona virus
Vaccines?,’Bbcnews, 13 july 2021, <https://www.bbc.com/news/world-asia-
china>, diakses 26 Juni2021.
7
M. Benedikta, ‘Kerja Sama China-RI Kembangkan Vaksin COVID-
19 Dalam Proses, Siap Produksi Massal, ‘Liputan6, 30 july 2020.
https://www.liputan6.com /kerja-sama-china-ri-kembangkan-vaksin-covid-19-
dalam-proses-siap produksimassal ,diakses tanggal 26 Juni 2021.
5

Indonesia yang terhenti selama pandemi. Negara ini akan memasuki resesi

yang ditandai dengan pertumbuhan ekonomi negatif selama dua kuartal

berturut-turut. Tidak hanya menyelamatkan masyarakat Indonesia juga

perekonomian, jika Indonesia dapat memaksimalkan perannya sebagai hub

vaksin COVID-19 untuk Asia Tenggara, negara dapat memperoleh bagian

dari keuntungan. Berdasarkan perjanjian dengan China, Indonesia tidak hanya

menjadi distributor utama vaksin China untuk kawasan tetapi juga produsen.

Ini berarti Indonesia akan menghemat uang untuk impor vaksin.8

Berdasarkan uraian data tersebut dan dengan permasalahan yang ada,

peneliti tertarik untuk mengetahui bagaimana kerjasama bilateral Indonesia

dan China dalam pengembangan vaksin COVID-19.

1.2 Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan latarbelakang di atas maka muncul pertanyaan bagaimana

kerjasama bilateral Indonesia dan China dalam pengembangan vaksin

COVID-19.

1.3 Tujuan Penelitian

8
A. Nugroho, ‘Indonesia is set to become the hub for Chines vaccines,
in shouth asia how does the country benevfit, ‘The conversation, 30 Oktober
2020, <https://theconversation.com/indonesia-is-set-to-become-the-hub-for-
chinese-vaccinesin-southeast-asia-how-does-the country-benefit>, diakses
tanggal 26 Juni 2021.
6

a. Untuk mengetahui faktor penyebab Indonesia melakukan kerjasama

bilateral dengan China

b. Untuk mengetahui bagaimana kerjasama bilateral Indonesia dan China

dalam pengembangan vaksin COVID-19.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian adalah sebagai berikut:

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada

pembaca khususnya tentang kerjasama bilateral Indonesia dan China

dalam pengembangan vaksin COVID-19.

b. Dapat menjadi informasi dan referensi tambahan bagi para akademis

Hubungan Internasional yang memiliki ketertarikan terhadap isu

Covid-19 dan kerjasama bilateral Indonesia dan China dalam

pengembangan vaksin COVID-19.


7

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Literatur Review

Penelitian ini menggunakan beberapa sumber buku maupun jurnal

yang dijadikan rujukan sebagai perbandingan yang diperoleh melalui internet

berupa hasil penelitian dari publikasi jurnal Internasional. Dalam hal

kepustakaan seluruhnya menggunakan literatur internasional.

Literatur pertama penulis menggunakan tulisan berbentuk jurnal yang

berjudul Vaksin Polivalen Untuk Mencegah Penyakit Flu Burung yang di

susun oleh Nyoman Suartha.9 menjelaskan bahwa virus flu burung atau avian

influenza (VAI) yang sangat patogen (highly pathogenic avian influenza

virus/HPAI) subtipe H5N1, telah mewabah pada unggas di Indonesia sejak

akhir 2003. (WHO, 2005). Wabah flu burung yang sangat patogen tersebut

mengakibatkan kehancuran industri ternak unggas. (Webster dan Govorkova,

2006). Kerugian ekonomi yang berdampak langsung adalah kematian unggas

yang terserang dan pemusnahan unggas dalam radius satu kilometer dari

wilayah wabah.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penggunaan vaksin flu

burung polivalen yang mengandung dua, tiga atau lebih isolat yang

merupakan representasi virus yang bersirkulasi. Penelitian ini mengunakan


9
I.N. Suartha, ‘ddk, ‘Vaksin Polivalen Untuk Mencegah Penyakit Flu
Burung (Polyvalent vaccine to prevent bird flu diseases, ‘Jurnal Veteriner,
Vol.13, No. 2, July 2013, p. 113 – 117.
8

tiga seed virus yaitu (1) Chicken/Denpasar/Unud-01/2004 (H5N1), (2)

Chicken/Klungkung/Unud-12/2006(H5N1),dan (3) Chicken/Jembrana /Unud-

17/2006 (H5N1). Ketiga seed virus itu dicampur menjadi satu (AI3G)

kemudian disuntikkan pada ayam petelur (jenis Isa Brown) umur tiga minggu

dan diulang pada umur lima minggu secara intramuskuler. Dosis tiap-tiap seed

virus yang digabung adalah 27 HA unit. Serum dipanen seminggu dan dua

minggu setelah vaksinasi kedua. Hasil pengujian silang berbagai serum ayam

diperoleh bahwa aritmatik mean titer (AMT) dari serum yang diuji dengan

virus yang sama lebih tinggi dibandingkan dengan pengujian menggunakan

virus yang berbeda. Penggunaan virus berbeda untuk pengujian HI, Rataan

titer yang dihasilkan lebih rendah 1-2 log. Serum ayam yang divaksin dengan

AI3G menunjukkan AMT yang seragam pada uji HI menggunakan isolat-

isolat tersebut. Selanjutnya serum ayam percobaan dengan vaksin homolog

komersial H5N1 dan heterolog komersial H5N2 menunjukkan AMT yang 1-4

log lebih rendah dibandingkan dengan vaksin AI3G. Disimpulkan vaksin

polivalen dengan seed vaksin dari virus lapang direkomendasikan untuk

diaplikasikan pada peternakan.10

Dampak ekonomi secara tidak langsung adalah kehilangan pekerjaan

bagi pekerja kandang, penyedia jasa peternakan unggas, dan kehilangan

sumber pendapatan keluarga peternak. Biaya yang besar dan waktu yang lama

diperlukan untuk pencegahan penyebaran lebih lanjut (WHO, 2005). Selama


10
Suartha, pp. 113 – 117.
9

wabah berlangsung di Indonesia dan negara lain di dunia, ratusan juta ayam,

itik dan jenis unggas lainnya, telah dimusnahkan untuk menghentikan laju

pesebaran wabah flu burung. Bagi negara berkembang yang memerlukan

unggas dan telur sebagai sumber utama protein, dampak wabah flu burung

terhadap keadaan gizi rakyatnya juga sangat besar. Kerugian ekonomi yang

ditimbulkan akibat wabah flu burung di seluruh dunia diperkirakan sebesar 10

miliar AS dolar. (FAO 2005).11

Infeksi virus flu burung menyebabkan kerugian ekonomi yang besar

dan ancaman pada ketahanan pangan. Virus HPAI tersebut juga telah terbukti

dapat melompati barier spesies unggas–manusia dan dapat menjadi ancaman

pandemi Oleh karena itu, pencegahan infeksi pada unggas sangat penting.

Strategi yang umum dilakukan untuk pengendalian flu burung pada unggas

adalah pemusnahan unggas yang tertular dalam radius tertentu (stamping

out/preemptive culling), biosekuriti, dan vaksinasi.

Berbagai sediaan vaksin flu burung untuk unggas telah banyak dicoba,

akan tetapi sediaan yang umum untuk penggunaan komersial adalah vaksin

virus inaktif dalam adjuvant minyak. Vaksin jenis tersebut telah terbukti dapat

melindungi unggas dari gejala klinis dan kematian, tetapi tidak menekan

ekskresi virus. Fakta tersebut menimbulkan keraguan tentang daya-guna

vaksinasi dalam mencegah pesebaran antar hewan. Penularan yang tak kasat

11
Suartha, pp. 113 – 117.
10

mata tersebut (silent transmission) meningkatkan risiko wabah baru dan

membawa ancaman pada kesehatan masyarakat. Salah satu masalah dalam

strategi vaksinasi adalah penentuan seed virus yang digunakan sebagai bibit

vaksin yang baku. Virus influenza merupakan virus yang secara antigenik

sangat labil sehingga penentuan seed vaksin menjadi masalah yang pelik.

Akhir-akhir ini, banyak kalangan mengeluhkan daya-perlindungan

vaksin flu burung dan tingginya prevalensi virus dari unggas hidup yang

dipasarkan. Hal tersebut diduga karena penggunaan vaksin yang tidak tepat.

Vaksin yang tersedia umumnya hanya mampu mencegah dengan sempurna

timbulnya gejala klinis akan tetapi tidak mampu menekan pengeluaran virus

(virus shedding) secara sempurna, jika unggas yang divaksin terpapar virus

lapang yang ganas. Hal itu dapat menyebabkan virus flu burung dapat

dideteksi dari unggas sehat yang diperjualbelikan dipasar, dengan persentase

dibawah 5%. (FAO, 2008).12

Penelitian sebelumnya menyimpulkan bahwa semua virus flu burung

H5N1 Indonesia berevolusi dari satu introduksi tunggal dan telah diprediksi

berasal dari unggas domestik di Cina Selatan, Virus flu burung telah mencapai

kondisi endemik di Indonesia dan berkembang menjadi kelompok-kelompok

genetik A, B, dan C dengan sebaran geografis yang bervariasi. Sub-kelompok

A ditemukan di Jawa, Sulawesi Selatan, dan Timor Barat. Sub- kelompok B

terisolasi dari Jawa, Bali, Flores dan Timor Barat, dan sub-kelompok C
12
Suartha, pp. 113 – 117.
11

berasal dari isolat Jawa dan Sumatra. Penggunaan vaksin heterolog H5N2 dan

H5N9 tampaknya juga tidak memberikan proteksi yang sempurna, karena dari

analisis materi genetik dan asam amino protein hemaglutinin (HA)

menunjukkan perbedaan yang cukup jauh dengan virus flu burung H5N1 asal

Indonesia. Penelitian ini bertujuan mencari vaksin yang ideal dan dapat

digunakan di seluruh wilayah Indonesia.

Selanjutnya dalam penelitian yang dilakukan oleh Ramdani pada tahun

2020 dengan judul Implementasi Program Kerja Australia Indonesia

Partnership For Emerging Infectious Diseases (Aip-Eid) Dalam Menangani

Virus Highly Phatogen Avian Influenza Di Dki Jakarta Periode 2010-2014

menjelaskan bahwa Highly Phatogen (HP) Avian Influenza (Al) adalah virus

tingkat ekstrim yang sangat menular penyakit sistemik multi-organ unggas

yang mengarah ke kematian yang tinggi dan disebabkan oleh evolusi subtype

H5N1 dari virus influenza tipe A Orthomyxoviridae yang dapat menular dari

hewan ke manusia serta manusia ke manusia. Avian Influenza sudah

teridentifikasi sejak abad ke-19 dengan penularan unggas sebagai sumbernya

dengan bentuk penyebaran serta nama yang berbeda- beda.13

13
MR. Ramdani, ‘Implementasi program kerja australia indonesia
partnership for emerging infectious diseases (AIP-EID) Dalam menangani
virus highly phathogen avian influenza di dki Jakarta periode:2010-2014,
‘eJournal Ilmu Hubungan Internasional, Vol. 8, No. 1, Oktober 2020. p. 249
– 251.
12

Dalam bidang kesehatan, terjalin kemitraan antara Australia dan

Indonesia dalam program penanggulangan penyakit menular tipe Avian

Influenza dari unggas ke manusia di Indonesia. Program kemitraan ini

berfokus pada penanganan dan bentuk antisipasi penyakit pandemik HPAI

yang telah menyebar di Indonesia khususnya DKI Jakarta yang memakan

korban secara massive di tahun-tahun sebelumnya yakni pada tahun 2005

hingga 2009.

Melalui kerangka program kerja Australia Indonesia Partnership for

Emerging Infectious Diseases (AIP-EID) yang disepakati berlandaskan

Memorandum of Understanding (MoU) yang ditandatangani pada tahun 2008

sampai 2013 dan secara otomatis diperpanjang (renew) hingga tahun 2014

oleh Mr. Syukur lwantoro Indonesian Co-Chair of Working Group on

Agriculture, Fisheries and Forestry Cooperation (WGAFFC) dan Mr. Paul

Morris Australian Co-Chair of Working Group on Agriculture, Fisheries and

Forestry Cooperation (WGAFFC) diharapkan meskipun kerjasama tersebut

dilakukan pada tahun yang dimana tingkat penyebaran HPAI di Indonesia

telah menurun namun melalui program-program kolaborasi kedua negara

dapat mengantisipasi adanya gelombang pandemik kedua yang sewaktu-

waktu dapat terjadi kembali di Indonesia.14

Dengan dasar permintaan independen Government to Government (G

to G) Pemerintah Indonesia kepada Pemerintah Australia dikarenakan


14
Ramdani, pp. 249 – 251.
13

Australia memiliki agensi khusus Australian Agency for International

Development (AusAID) sebagai badan pendanaan program kesehatan yang

dapat menunjuk instansi kesehatan di Australia yaitu Department of

Agriculture, Fisheries and Forestry (DAFF) sebagai Master Trainer (MT)

penanganan teknis maupun fungsional melalui metode-metode yang akan

diimplementasikan di lapangan terkait antisipasi adanya pandemik HPAI

gelombang kedua di DKI Jakarta. (AIP-EID, 2015).15

Penelitian Kedua yang dilakukan oleh Wanda Martatria Pada tahun

2016 dengan judul Kerjasama Pt Bio Farma (Persero) Dengan Developing

Countries Vaccine Manufacturers Network Dalam Upaya Meningkatkan Pasar

Vaksin Global.16

Penelitian Tersebut menggambarkan tentang industri vaksin tunggal

yang dimiliki Indonesia yakni PT Bio Farma (Persero) yang berhasil

menembus pasar vaksin global salah satunya melalui kerjasamanya dengan

Developing Countries Vaccine Manufacturers Network (DCVMN), suatu

aliansi yang anggotanya terdiri dari produsen-produsen vaksin dari negara-

negara berkembang dan Bio Farma merupakan salah satu anggotanya, dengan

tujuan untuk mengeksplanasi dan mendeskripsikan bagaimana DCVMN ini

bisa menjadi jalan bagi Bio Farma Indonesia untuk menembus pasar vaksin
15
Ramdani, pp. 249 – 251.
16
W. Martatria, ‘Kerjasama PT Bio Farma (Persero) dengan
develophing countries vaccine manufactures network, dalam upaya
Meningkatkan pasar vaksin global, ‘Skripsi (S1) thesis, Vol. 12, No 3, April
2016, p. 4 – 6.
14

global dan mendapatkan kepercayaan dunia akan produk-produk vaksinnya

serta untuk mengetahui bagaimana kondisi dari pasar vaksin global yang

selama ini didominasi oleh MNC.

Hasil dari penelitian ini adalah adanya keuntungan yang didapat oleh

Bio Farma dari kerjasamanya dengan DCVMN yaitu adanya kepercayaan

dunia terhadap produk-produk Bio Farma yang berimbas pada peningkatan

pasar vaksin global bagi produk-produk Bio Farma. Melalui kerjasama ini Bio

Farma pun dapat menjalin kerjasama bilateral dengan anggota DCVMN

lainnya dengan mengirimkan bahan setengah jadi atau bulk serta Bio Farma

pun dapat memperoleh informasi mengenai vaksin yang didapat dari setiap

pertemuan tahunan yang sering diselenggarakan oleh DCVMN. Kerjasama ini

pula menciptakan hubungan yang baik dan solid antar anggota produsen-

produsen lain di negara-negara berkembang untuk saling memenuhi

kebutuhan masing-masing dan terus bersama-sama meningkatkan kapasitas

produksi vaksin berkualitas dengan harga terjangkau yang bisa diakses secara

global.

Penelitian ketiga adalah penelitian yang dilakukan oleh Putranto pada

tahun 2019 dengan judul Kerjasama Indonesia-India Dalam Penanganan

Kasus Rubella Periode 2015-2018. Penelitian ini menjelaskan kerjasama

bilateral antara pemerintah Indonesia dan India terhadap isu wabah rubella di
15

Indonesia sesuai dengan Strategic Plan for Measles Elimination and Rubella

Control South East Asia Region pada periode 2015-2018.17

Tingginya angka rubella di kedua negara dengan populasi tinggi di

kawasan SEARO. Wabah rubella dianggap dapat mengancam health security

dikedua negara, sehingga kerjasama Indonesia dan India sebagai negara yang

memiliki prestasi di bidang farmasi diperlukan terhadap isu wabah rubella.

Namun, permasalahan rubella di kedua negara tidak mengalami penurunan

yang signifikan melalui strategi penanganan rubella yang telah dilakukan oleh

masing-masing pemerintahan.

Kerjasama bilateral Indonesia dan India dalam penanganan kasus

rubella diatur berdasarkan MoU yang telah ditandatangani oleh kedua negara

melalui Kementerian Kesehatannya pada tahun 2015. Kesepakatan yang

dihasilkan oleh kerjasama ini sebagian besar bersifat saling membutuhkan,

karena tingginya populasi dan jangkitan rubella di Indonesia dan India

permasalahan ketersediaan vaksin menjadi tantangan. Dua negara dengan

prestasi baik di bidang farmasi memiliki keinginan untuk memaksimalisasi

kemampuan mereka dalam rangka untuk mengeliminasi rubella dan mencapai

status bebas rubella pada 2020. Akan tetapi hal tersebut bukan perkara mudah

bagi kedua negara.18

17
M.A. Putranto, ‘kerjrasama indonesia-india dalam penanganan kasus
rubella, ‘MKB, Vol.47. No. 3, September 2015, pp. 144 – 51.
18
Putranto, pp. 144 – 51.
16

Kerjasama ini membentuk the Analytical Group Development yang

bertujuan untuk melakukan pengawasan melalui penelitian surveilans rubella

yang hasilnya akan dijadikan acuan untuk program kampanye vaksin MR.

Selain itu, kerjasama dalam pengembangan vaksin MR dengan bahan baku

halal dilakukan pada vaccine action plan sebagai langkah untuk

mengantisipasi rendahnya penggunaan vaksin MR yang diberikan pada fase I

dan II di kedua negara.

Kerjasama bilateral Indonesia dan India dalam menangani kasus

rubella ini menurut penulis cukup efektif, karena kerjasama ini fokus terhadap

penggunaan vaksin sebagai subjek yang digunakan dalam pengendalian

rubella yang terbukti cukup berhasil dalam kampanye yang dilakukan kedua

negara dan kawasan Amerika dan Eropa. Pengawasan sampai ke level

individu juga menjadi keseriusan kedua negara dalam upaya untuk

mengendalikan rubella karena vaksinasi yang dilakukan berdasarkan

surveilans memiliki peluang tinggi dalam vaksinasi yang tepat sasaran.19

Penelitian keempat adalah penelitian yang dilakukan oleh Muharsini,

pada tahun 2005 dengan judul Strategi Pengembangan Vaksin Myiasis yang

disebabkan oleh larva Lalat Chrysomya Bezziana (The Old World Screwworm

Fly). Indonesia merupakan daerah endemis myiasis yang disebabkan oleh

larva lalat Chrysomya bezziana. Sampai saat ini, pengendalian penyakit ini

masih mengandalkan penggunaan insektisida jenis organofosfat dan


19
Putranto, pp. 144 – 51.
17

coumaphos. Kontrol myiasis dengan Sterile Insect Technique (SIT) cukup

berhasil, namun metode ini sangat mahal disamping pemakaian insektisida

pendamping yang cukup banyak. Oleh sebab itu, diperlukan alternatif lain

untuk pengendalian myiasis yang relatif murah, lebih ramah lingkungan dan

sesuai dengan konsep pertanian yang berkesinambungan, yaitu dengan

vaksinasi.20

Strategi pengembangan vaksin myiasis yang telah dikerjakan oleh

Balai Penelitian Veteriner bekerja sama dengan PAU-ITB, Bandung dan

CSIRO, Brisbane-Australia. Tahapan pertama adalah identifikasi dan

purifikasi antigen protektif dari bahan ekskretori/sekretori (ES) dan membran

peritrotik (MP). Bahan ES dipuritikasi dan dianalisa dengan sekuen asam

amino terminal menghasilkan tripsin dan chymotrypsin yang masing-masing

berukuran 26 dan 28 kDa. Bahan membran peritrotik selanjutnya difraksinasi

dan diperoleh kandidat antigen CbI5, Cb42 dan Cb48. Ke-tiga protein

kandidat diekspresikan ke bakteri Eschericia coli dan khamir Pichia pastoris

dengan hasil yang bervariasi, tergantung dari sifat masing-rnasing protein.

Strategi pengembangan vaksin myiasis ini dapat dijadikan salah satu acuan

untuk pengembangan vaksin penyakit parasit lain di Indonesia.

Penelitian kelima yang dilakukan oleh Anggraini pada tahun 2012

dengan judul Kepentingan Multinational Corporation (Perusahaan Farmasi)


20
S. Muharsini, ‘Strategi pengembangan vaksin miyasis yang
disebabkan oleh larva lalat chrysomya bezziana (the old worldscre
wwormfly), ‘Wartazoa, Vol. 19, No.3, 2005, p. 3
18

Dalam Program Penanganan Flu Burung Oleh World Health Organization Di

Indonesia, menjelaskan bahwa Upaya MNC (Perusahaan Farmasi) mencapai

kepentingannya dalam program penanganan flu burung oleh WHO di

Indonesia yaitu, bekerjasama dengan departemen kesehatan Indonesia,

memberikan bantuan dana dan vaksin flu burung kepada WHO yang di

alokasikan untuk menangani flu burung di Indonesia, serta melakukan lobi

terhadap aktor-aktor yang memiliki pengaruh besar dalam memutuskan

kebijakan vaksin di WHO.21

Dalam upaya penanggulangan flu burung oleh WHO di Indonesia

ternyata ada keterlibatan MNC (Multinational Corporation) dalam program

penganggulangan ancaman flu burung di Indonesia. MNC disini adalah

perusahaan-perusahaan farmasi yang memproduksi vaksin flu burung seperti

perusahaan Baxter, Hoffman-La Roche, GlaxoSmitheKline, Sanofi Pasteur.

Perusahaan-perusahaan farmasi tersebut melakukan negosiasi terhadap WHO

dalam rangka penanganan flu burung oleh WHO di Indonesia untuk mencapai

kepentingan pribadinya yakni, untuk memasarkan produk obat mereka secara

global serta mendapat keuntungan yang lebih besar dengan meningkatkan

produk obatnya yang dijadikan sebagai vaksin flu burung. Efek dari

keterlibatan WHO tersebut memunculkan perilaku-perilaku manipulatif yang

21
D. Anggreani, ‘kepentingan multinastional corporation perusahaan
farmasi dalam program penanganan flu burung oleh world health
organization di indonesia, ‘Journal International Conflict and Cooperation:
An Introduction to World, vol. 23. No. 2, 2012, pp. 213 – 236.
19

dilakukan oleh WHO dalam program penanganan flu burung di Indonesia

diantaranya adalah WHO melakukan propaganda adanya ancaman pandemi

flu burung di Indonesia, monopoli dan komersialisasi sampel virus Indonesia,

serta WHO bekerjasama dengan perusahaan-perusahaan farmasi untuk

mengembangkan varian virus baru dari agen flu burung Indonesia. Upaya-

upaya tersebut dilakukan oleh perusahaan farmasi untuk menguasai pasar

penjualan vaksin flu burung dan mendapat keuntungan yang sebesar-besarnya

dari penjualan vaksin flu burung tersebut.22

Penelitian ini menggunakan konsep Multinational Corporation untuk

menjelaskan strategi perusahaan farmasi dapat mempengaruhi kebijakan

pemerintah dan institusi internasional (WHO) dalam program penanganan flu

burung oleh WHO di Indonesia. Peneliti juga menggunakan konsep

Organisasi Internasional, Human Security, dan Bantuan Luar Negeri untuk

menganalisa tindakan WHO mengatasi ancaman flu burung di Indonesia.

Intervensi perusahaan farmasi dalam penanganan flu burung oleh WHO di

Indonesia adalah untuk memonopoli penjualan vaksin oleh perusahaan

farmasi.

2.2 Landasan Teori

Dalam landasan teori ini, terdapat beberapa teori maupun konsep yang

digunakan oleh penulis untuk mengkaji permasalahan yang diangkat dalam

penelitian ini guna memudahkan pembaca dalam memahami isi pokok


22
Anggraeni, Pp. 213 – 236.
20

bahasan dalam penelitin ini. Konsep merupakan sebuah istilah atau definisi

yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak suatu kejadian,

keadaan, kelompok, individu, yang menjadi pusat perhatian suatu ilmu sosial.

Secara umum, konsep merupakan suatu fenomena yang dirumuskan

atas dasar generalisasi dan sejumlah karakteristik kejadian, keadaan,

kelompok, atau individu tertentu. Sehingga lebih mudah dalam memberikan

gambaran tentang pendekatan dan kejelasan penelitian menggunakan suatu

konsep. Dalam pemilihan konsep atau kerangka pemikiran yang akan

digunakan dalam sebuah tulisan maka penulis harus cermat memperhatikan

arah dan tujuan dalam tulisan yang sedang disusun. Dengan menggunakan

serta menentukan konsep atau kerangka pemikiran yang tepat maka akan

membantu penulis untuk mampu memberikan gambaran tentang pendekatan

serta kejelasan penelitian menggunakan sebuah konsep yang sudah ditentukan

sebelumnya.

Tulisan ini menggunakan beberapa kerangka pemikiran yang mampu

membuat tulisan ini menjadi lebih menarik dan mampu menjawab persoalan

dalam penelitian ini. Pemilihan kerangka pemikiran dalam tulisan ini pun

dilakukan dengan memperhatikan apa yang menjadi tujuan akhir dalam

tulisan sehingga kerangka pemikiran yang dipilih akan mampu menjawab dan

memberikan gambaran dalam tulisan yang sedang disusun. Kerangka

pemikiran yang digunakan dalam tulisan ini adalah kepentingan nasional,

hubungan bilateral dan diplomasi.


21

Pemilihan dua konsep untuk kerangka pemikiran ini dilakukan karena

ketiga konsep yang digunakan dalam tulisan ini sangat memiliki keterkaitan

yang cukup erat dengan tulisan yang sedang disusun oleh penulis. Hal ini

dapat dilihat dari upaya diplomasi yang dilakukan oleh Indonesia serta ada

kepentingan nasional yang sedang diperjuangkan dalam upaya kerejasama

bilateral indonesia dan china dalam pengembangan vaksin covid 19.

Berikut penjelasan tentang konsep kepentingannasional dan

keterkaitannya konsep kepentingannasional dengan tulisan yang sedang

penulis susunsaat ini.

2.2.1 Kepentingan Nasional

Kepentingan nasional merupakan konsepsi yang sangat umum

tetapi merupakan unsur yang menjadi kebutuhan sangat vital bagi

negara.23 Tujuan mendasar serta faktor paling menentukan yang

memandu para pembuat keputusan dalam merumuskan politik luar

negeri adalah kepentingan nasional. Kepentingan nasional adalah

tujuan-tujuan yang ingin dicapai sehubungan dengan kebutuhan

bangsa/negara atau sehubungan dengan hal yang dicita-citakan oleh

sebuah negara. Menurut Jack C. Plano, “Kepentingan nasional sebagai

kebutuhan dan keinginan oleh suatu negara yang berdaulat dalam

P.H. Purnama, ‘Pelarangan Import Drama Republik Korea


23

Oleh Republik Rakyat Tiongkok Dalam Perspektif National Interrest


Dan Hubungan Internasional. Jurnal Komunikasi Hukum Vol. 3, No.
2, Agustus 2017, p. 33 – 39.
22

berhubungan dalam negara berdaulat lainnya yang merupakan

lingkungan eksternalnya.” ArtinyaJack C. Plano mengartikan

kepentingan nasional sebagai instrumen yang cukup penting bagi suatu

negara dalam menjalin hubungannya dengan negara lain. 24

Dalam konsep kepentingan nasional, dikenal sebuah perspektif

yang disebut perspektif realis. Perspektif realis berasumsi bahwa

negara merupakan aktor utama dalam politik internasional. Negara

adalah aktor rasional dimana kebijakan luar negeri diambil

berdasarkan kepentingan dan tujuan nasional. Asumsi pendekatan atau

konsep kepentingan nasional ini adalah keyakinan bahwa isu-isu

internasional mempunyai prioritas atau hierarki dimana keamanan

nasional menempati urutan teratas. Keamanan nasional menempati

prioritas teratas karena berkaitan langsung dengan eksistensi sebagai

negara yang berdaulat. Negara sebagai aktor utama berperan dalam

mengamati kebijakan yang diarahkan kepada isu keamanan nasional.

Asumsi tersebut diperkuat dengan bukti bahwa negara adalah

aktor terpenting dalam interaksi hubungan internasional dimana

proposisi teoritis utama mengarah kepada kompetisi kepentingan

negara-negara untuk mendapatkan kekuatan serta keamanan. Setiap

negara akan berlomba-lomba dan saling memperjuangkan kepentingan

nasional masing-masing untuk mencapai suatu tujuan tertentu yaitu


24
Purnama, pp. 33 -39.
23

mendapatkan kekuatan atau keamanan. Setiap negara memiliki

kepentingan masing-masing sesuai dari kebutuhan dari negara itu

sendiri dan untuk menjamin serta memenuhi kebutuhan masyarakat

yang ada di wilayah negara tersebut.

Para penulis tentang kepentingan nasional memandang bahwa

negara memiliki tanggungjawab dalam melindungi masyarkat, cara

hidup masyarakatnya, dan juga wilayahnya. Kepentingan nasional

berarti kemampuan negara melindungi wilayahnya dan memenuhi

kebutuhan masyarakatnya. Sedangkan menurut Hans J. Morgenthau

“Kepentingan nasional setiap negara berbeda karena tradisi dan kultur

politik luar negerinya sesuai dengan kebutuhan negara tersebut.”

Tradisi dimaksudkan seperti sistem pemerintahan atau atribut

negaranya, sedangkan kultur politik berupa kebiasaan masyarakatnya

yang dapat mencerminkan politik luar negeri negara tersebut.

Sehingga dua hal ini menjadi penting bagi setiap negara dalam

mengambil keputusan untuk membuat kebijakan luar negeri sebagai

upaya mencapai kepentingan nasional.25

Kemudian Morgenthau melanjutkan pandangannya tentang

kepentingan nasional bahwa kepentingan nasional setiap negara pada

akhirnyabertujuan untuk mencapai kekuasaan, dalam artiannegara


25
A.P. Handayani, ‘Kebijakan Turki Memutuskan Kerjasama
Militer Dengan Israel Tahun 2010, ‘Jurnal Transnasional.
vol. 3, No. 2, November 2012. p. 2.
24

ingin terlepas dari campur tangan negara lain yang dapat diwujudkan

dengan teknik paksaan ataukerja sama. Menurutnya, dua hal yang

menjadikunci dari kepentingan nasional, yakni power (kekuasaan) dan

keinginan, serta harusmemperhatikan rasionalitas dan situasi.

Kepentingan nasional juga bersifat dua hal, yaitupertama

bersifat vital dimana kepentingan ini bersifat penting atau genting

yang sangat perlu diputuskan saat itu, artinya kepentingan yang

bersifat vital ini harus segera diwujudkan dengan sebuah kebjakan

sehingga mampu melahirkan sebuah keputusan. Kedua adalah bersifat

non-vital yaitu kepentingan yang bersifat dampaknya tidak secara

langsung dirasakan atau kepentingan yang sifatnya jangka panjang.

Dalam pengertian lain kepentingan nasional yang pertama berupaya

agar segera dilaksanakan, sedangkan yang kedua bersifat jangka

panjang.

Sehingga kita mendapat pengertian bahwa kepentingan

nasional yaitu merupakan instrumen negara untuk mencapai

keinginannya untuk memenuhi kebutuhan masyarakatnya. Dalam

mencapai kepentingan tersebut harus melihat berbagai hal dan

pertimbangan, baik dari dalam negeri maupun luar negeri, hal ini

bertujuan untuk mengukur kemampuan negara dalam mengeluarkan

kebijakan agar keinginan dari sebuah negara yang sedang diupayakan

bisa tercapai. Selain kemampuan negara, yang juga menjadi hal


25

penting adalah melihat kepentingan nasional tersebut bersifat vital atau

tidak, ini dilakukan agar negara memiliki kalkulasi keinginan yang

harus dicapai dalam waktu dekat dan jangka panjang. Dengan

memperhatikan kepentingan nasional sebuah negara bersifat vital atau

tidak maka akan memudahkan sebuah negara dalam mengambil

kebijakan ataupun keputusan demi memperjuangkan kepentingan

nasionalnya.

Selain konsep kepentingan nasional yang dikemukakan oleh

Morgenthau yang bersifat realisme, terdapat beberapa pendapat

tentang kepentingan nasional yang dijelaskan oleh beberapa ahli

Hubungan Internasional lainnya. Salah satu konsep kepentingan

nasional lainnya yaitu dijelaskan oleh Alexander Wendt dengan

pendekatan konstruktivis yang percaya bahwa negara adalah unit

analisis utama dalam HI, tetapi sifat negara bisa saja berubah/

bertransformasi karena perubahan-perubahan yang terjadi dalam

struktur internasional, baik terkait dengan individu, ekonomi, politik,

dan lain sebagainya. Dengan demikian, kepentingan nasional terbentuk

secara sosial dari hubungan antara agensi negara sebagai unit politik

dan struktur pergaulan negara dalam politik internasional.

Kepentingan nasional senantiasa terbentuk, bertransformasi, dan

menyesuaikan diri dengan struktur politik internasional yang ada. Hal

ini dimungkinkan karena struktur pada dasarnya dibentuk bukan hanya


26

oleh “pertarungan material”, melainkan“pembentukan gagasan

bersama”. 26

Proses pembentukan itulah yang membuat “konstruktivis”

percaya bahwa walaupun “kepentingan nasional” didasarkan pada

kepentingan negara, namun bukanlah sesuatu yang given dan tetap,

melainkan senantiasa berubah.

Dengan adanya beberapa pendapat tentang konsep kepentingan

nasional yang sudah dijelasakan oleh beberapa ahli tersebut diatas

akan memudahkan penulis untuk melihat arah dalam penelitian ini.

Penggunaan konsep kepentingan nasional yang bersifat konstruktivis

ini pun mampu memberikan gambaran bahwa upaya pengembangan

vaksin covid 19 ini memiliki tujuan bersama antara negara dan juga

dari masyarakat indonesia.

Selain menggunakan konsep kepentingan nasional, konsep lain

yang digunakan oleh penulis adalah konsep kerjasama bilateral dan

diplomasi. Penulis menggunakan konsep kerjasama bilateral dan

diplomasi karena tulisan ini sangat memiliki keterkaitan erat dengan

upaya kerjasama bilateral dan diplomasi yang dilakukan oleh

Indonesia dan china dalam upaya pengembangan vaksin covid 19,

jalur kerjasama bilateral dan diplomasi memegang peran penting bagi

26
S. Burchill, ‘The National Interestin International Relations
Theory, M. Palgrave, London, 2005, p. 31 – 62.
27

Indonesia untuk menangani kasus covid 19, untuk lebih jelas berikut

penjelasan tentang konsep kerjasama bilateral dan diplomasi yang

digunakan oleh penulis dan hubungannya dengan tulisan yang sedang

penulissusun saat ini.

2.2.2 Kerjasama Bilateral

Menurut Harpiandi dan Bagus Kerjasama bilateral merupakan

kerjasama yang dilakukan oleh dua negara untuk memenuhi

kepentingan kedua negara dan untuk mencapai tujuan bersama.

Beberapa organisasi seperti Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)

menetapkan bahwa kerjasama yang berlangsung diantara negara

anggota organisasi tersebut dilakukan atas dasar pengakuan kedaulatan

nasional masing-masing negara. Kerjasama yang dilakukan antar

pemerintah dua negara yang berdaulat dalam rangka mencari

penyelesaian bersama terhadap suatu masalah yang menyangkut kedua

negara tersebut melalui perundingan, perjanjian, dan lain sebagainya

disebut sebagai kerjasama bilateral. Kerjasama bilateral merupakan

suatu bentuk hubungan dua negara yang saling mempengaruhi atau

terjadinya hubungan timbal balik yang dimanifestasikan dalam bentuk

kooperasi.27
27
NMB. Harpiandi, ‘Kerjasama Indonesia Singapura.Dalam
Bidang Ekonomi Digital 2017.Other thesis, Universitas Komputer
Indonesia, Vol. 1, No. 2. 2019, p. 2 – 3.
28

Menurut Anindya, Kerjasama bilateral merupakan konsep

diplomasi yang pertama kali digunakan, yakni sejak diplomasi pada

masa peradaban kuno, yang dibuktikan dengan adanya hubungan

kerjasama antar dua negara atau kerajaan, pengiriman perwakilan

diplomatik dari satu negara ke negara lain, dan lain sebagainya. Pola

diplomasi bilateral digunakan oleh dua negara apabila hanya dua

negara tersebut yang memiliki kepentingan dan tujuan yang sama.

Dengan menerapkan pola diplomasi bilateral, maka dua negara akan

lebih mudah dalam mencapai kesepakatan. Kerjasama bilateral sudah

muncul sejak era Presiden Soekarno. Indonesia pertama kali menjalin

hubungan bilateral dengan Jepang pada tahun 1958.28

Berdasarkan data yang didapat dari Kementerian Luar Negeri

Republik Indonesia, saat ini Indonesia telah menjalin kerjasama

bilateral dengan 162 negara serta satu teritori khusus yang berupa non-

self governing territory. Negara-negara mitra kerja sama Indonesia ini

terbagi dalam delapan kawasan. Delapan kawasan itu meliputi Afrika,

Timur Tengah, Asia Timur dan Pasifik, Asia Selatan dan Tengah,

28
AM. Anindya, ‘Macam-Macam Diplomasi, 9 Oktober
2014,‘<http://afra-monicafisip13.web.unair.ac.id/artikel_detail-112858
Negosiasi%20Diplomasi-polapola%20 Diplomasi.html>, diakses pada
tanggal 26 Maret 2017.
29

Amerika Utara dan Tengah, Amerika Selatan dan Karibia, Eropa Barat

serta Eropa Tengah dan Timur.29

Kerjasama bilateral yang dikoordinasikan oleh Bagian

Kerjasama Bilateral, lazimnya dapat dilaksanakan antara Indonesia

dan suatu negara yang memiliki hubungan diplomatik dengan

Indonesia dan keduanya telah menandatangani persetujuan atau

Agreement yang akan menjadi dasar atas semua bentuk kerjasama

yang akan dilakukan. Kerjasama dalam bidang perindutrian, ekonomi

dan perdagangan, pengembangan sumber daya manusia dan capacity

building, dan bidang lainnya yang akan disepakati bersama oleh para

pihak dituangkan dalam Nota Kesepahaman atau MoU (Memorandum

of Understanding).30

Pola kerjasama bilateral meliputi proses:

1. Respon atau kebijakan actual dari negara yang menginisiasi

2. Persepsi dari respon tersebut oleh pembuat keputusan di

Negara penerima

3. Aksi balik dari negara penerima keputusan


29
Indonesia dan Tiongkok Sepakat Perkuat Kolaborasi untuk
Dorong Pemulihan Ekonomi dan Tangkal Pandemi Kementerian Luar
Negeri Republik Indonesia, ‘Kementrian Luar Negri RI, ‘14 January
2021, https://kemlu.go.id/portal/id/read/2069/berita/indonesia-dan tio
ngkok-sepakat-perkuat-kolaborasi-untuk-dorong-pemulihan-ekonomid
an-tangkal-pandemi, diakses pada tanggal 26 juni 2021.
30
Lisbet, ‘Peningkatan kerjasama Bilateral Indonesia – Jepang,
‘Kajian singkat terhadap isu Aktual dan Strategis. Vol. 9, No. 02.
Januari 2017. p. 5.
30

4. Persepsi oleh pembuat keputusan dari negara penginisiasi31

Pola interaksi timbal balik antara dua negara dalam hubungan

internasional di definisikan dengan hubungan bilateral. Hubungan

bilateral sebagai suatu konsep dalam ilmu hubungan internasional,

mempunyai makna yang lebih kompleks dan lebih beragam serta

mengandung sejumlah pengertian yang berkaitan dengan dinamika

hubungan internasional itu sendiri. Dalam kamus politik internasional,

hubungan bilateral secara sederhana dijelaskan sebagai, “…keadaan

yang menggambarkan adanya hubungan saling mempengaruhi atau

terjadi hubungan timbal balik antara dua pihak (dua negara)” Batasan

seperti ini mengandung maksud bahwa hubungan bilateral merupakan

hubungan timbal balik dan saling mempengaruhi antara dua negara.

Terdapat beberapa bidang yang meliputi hubungan bilateral ini,

dimana yang paling umum adalah bidang perdagangan, pendidikan

dan sosial budaya, politik bahkan pertahanan keamanan.

Menurut Holsty dan Azhary tentang variabel-variabel yang

harus diperhitungkan dalam kerjasama bilateral adalah;

1. Kualitas dan kuantitas kapabilitas yang dimiliki suatu negara.

2. Keterampilan mengerahkan kapabilitas tersebut untuk

mendukung berbagai tujuan.

3. Kredibilitas ancaman serta gangguan.


31
Harpiandi, pp. 2 – 3.
31

4. Derajat kebutuhan dan ketergantungan.

5. Responivitas di kalangan pembuat keputusan.

Apa yang dikatakan Sukawarsini Djelantik tahun 2020,

perlunya berbagai negara memanfaatkan diplomasi kebencanaan,

maka Indonesia menjalin kerjasama bilateral dengan sejumlah negara

dan swasta dalam pencarian vaksin Covid-19. Sukawarsini Djelantik

(2020) menyebutkan, salah satu poin kerjasama internasional dalam

menghadapi Covid-19 ini adalah membangun saluran komunikasi

antara kelompok ilmuwan yang memiliki keahlian khusus, ahli medis

dan profesional lainnya yang relevan termasuk ahli kemasyarakatan

dan kebijakan Dengan semakin meluasnya pandemic Covid-19,

kebutuhan untuk kerjasama internasional untuk menangani baik

masalah kesehatan dan krisis ekonomi telah menjadi hal yang perlu

dibahas.32

Diplomasi Indonesia untuk mendorong kerjasama ini tampak

dalam pertemuan ASEAN. Seperti dijelaskan Muhamad Haripin

(2020) dalam kesempatan 25th Meeting of the ASEAN Coordinating

Council (ACC) April 2020, Menlu Indonesia menyampaikan empat

poin penting. Pertama, Indonesia mendorong implementasi hasil

pertemuan Menteri Kesehatan negara-negara anggota ASEAN dan

A. Setiawan, ‘Politik Luar Negri Indonesia Era Covid-19


32

Penyelamatan dan kerjasama Independen, ‘Jurnal Politik Indonesia


dan Global, vol. 1, No. 2, Oktober 2020, p. 65 – 74.
32

ASEAN+3. Kedua, Indonesia mengajukan usul agar kesepakatan

“Supply Chain and Flow of Goods during the Outbreak” dibahas

dalam forum KTT ASEAN+3. Ketiga, Indonesia menekankan

pentingnya ASEAN untuk memberikan perlindungan bagi warga

negara ASEAN, termasuk pekerja migran, dengan memerhatikan

protokol kesehatan yang berlaku. Keempat, Indonesia mengusulkan

pengumpulan ASEAN COVID-19 Response Fund yang berasal dari

ASEAN Development Fund serta ASEAN+3 Cooperation Fund untuk

membiayai pembelian alat-alat medis dan kebutuhan lainnya.33

Dalam forum kerjasama ASEAN tersebut tampak Indonesia

mengusulkan kerangka kerjasama yang lebih luas. Tidak hanya

penyelamatan warga masing-masing tetapi juga dalam pembiayaan

dan pembelian alat-alat perlindungan kesehatan. Didalamnya secara

implisit Indonesia berkeinginan juga bekerja sama dalam pengobatan

Covid-19. Keinginan kerjasama dalam mencari vaksin dan berbagai

langkah dalam mengatasi Covid-19 ini telah menjadi posisi Indonesia

sejak awal. Indonesia mengikuti forum International Coordination

Group on COVID- 19, Di dalam forum ini Indonesia meminta kerja

sama yang erat dan konkret dari tiap negara untuk bersama-sama

menanggulangi dampak penyebaran Covid-19 bagi masyarakat.

Indonesia menyatakan upaya kolektif dalam pembuatan dan


33
Setiawan, pp. 65 – 74.
33

penyaluran vaksin harus diiringi dengan koordinasi lebih lanjut dalam

pemulihan ekonomi global pasca- pandemi.

Kerjasama pencarian vaksin Covid-19 ini dilakukan berbagai

negara. Menurut data dari World Health Organization (WHO) 28

Agustus 2020 terdapat 33 kandidat vaksin yang sudah masuk tahap uji

klinik dan 143 kandidat vaksin yang masih dalam tahap uji pra klinik

di seluruh dunia.

Indonesia memiliki pemahaman komprehensif mengenai

potensi vaksin yang sedang pada tahap uji coba ini. Menlu Retno

Marsudi menyatakan bahwa Indonesia memandang terdapat obat yang

sedang diuji coba dalam melawan Covid-19 saat ini yakni remdisivir,

liponavir/ritonavir, liponavir/ritonavir dikombinasikan dengan

interferon, beta 1-a; dan chloroquine atau hydroxychloroquine.34

Indonesia juga berpartisipasi dalam kerjasama pencarian

vaksin dan uji coba obat Covid-19 seperti dijelaskan Menlu Retno

Marsudi. Disebutkan antara lain Kimia Farma dengan Gilead Science,

tengah menjajaki penggunaan remdisivir, yang saat ini sedang

menunggu hasil uji klinis di Amerika Serikat. Kemudian terdapat

Biofarma dengan Lembaga Eikjman, dalam pengembangan plasma

darah untuk membantu pasien yang memiliki gejala sedang. Dan

Biofarma dengan Kemristek dan Lembaga Eijkman telah membentuk


34
Setiawan, pp. 65 – 74.
34

konsorsium untuk pengembangan vaksin. Konsorsium ini juga akan

berkolaborasi dengan mitra-mitra internasional. Setidaknya terdapat

empat kerjasama bilateral dalam pencarian vaksin Covid-19 ini.

Pertama yang tampak karena juga melakukan uji coba tahap klinis di

Indonesia adalah kerjasama Indonesia-China. Menteri Luar Negeri

Retno Marsudi dengan Mentri BUMN, Erick tohir, datang ke tiongkok

untuk menetapkan kerjasama kedua negara dalama produksi vaksin

covid 19 yang di perkirakan akan di produksi tahun 2021.

(Kemenlu :2020).35

Menlu Retno Marsudi bertemu dengan Menlu ChinaWangyi

serta melihat perusahaan armasi, yaitu Sinovac, Sinopharm dan

CanSino. Kedua pihak juga menyepakati essential business travel

corridor arrangement bagi pelaku bisnis dan perjalanan kedinasan

secara aman. Tiongkok merupakan negara ketiga, setelah sebelumnya

Indonesian menjalin pengaturan ini dengan UAE dan Korsel. Dalam

pertemuan itu, terjadi penandatanganan 2 perjanjian kerja sama antara

Bio Farma dan Sinovac untuk penyediaan 40 juta dosis vaksin bagi

Indonesia mulai November 2020 hingga Maret 2021, dan prioritas

penyediaan vaksin oleh Sinovac bagi Bio Farma periode April –

Desember 2021. Dari pertemuan tersebut tampak bahwa kebijakan

Indonesia memanfaatkan peluang secara pragmatis untuk


35
Setiawan, Pp. 65 – 74.
35

memanfaatkan teknologi kesehatan yang maju di China untuk

kepentingan dalam negeri yakni menjaga kesehatan warga negara

melalui vaksinasi. Langkah Indonesia itu menunjukkan bahwa ketika

peluang kerjasama itu dapat menguntungkan untuk memperoleh vaksi

tanpa harus melakukan investasi penelitian maka untuk kepentingan

dalam negeri yakni kesehatan publik langkah itu ditempuh Indonesia.

Yang menjadi perhatian dalam kerjasama ini terutama dengan China

adalah menandai semakin dekatnya hubungan kedua negara yang akan

menimbulkan beberapa konsekuensi.

Pertama, kerjasama erat antara perusahaan farmasi Indonesia

dengan China akan menimbulkan ketidaknyamanan dari negara-negara

lain seperti Amerika Serikat. Penyebabnya, kerjasama dalam jumlah

besar yang akan melibatkan produksi vaksi puluhan juta unit tidak

hanya merupakan skala ekonomi yang besar tetapi juga berdampak

pada hubungan kedua negara secara politik yang dipandang semakin

dekat. Menjadi catatan bahwa vaksi kerjasama dengan China ini akan

diproduksi tahun 2021 dan Indonesia sudah memesan dalam jumlah

besar. Amerika Serikat dan sekutunya tidak akan nyaman dengan

posisi yang semakin dekat dalam konteks kerjasama ini dengan China.

Di tengah persaingan negara besar China dan Amerika Serikat,

pendekatan terhadap satu kubu akan mempengaruhi kubu lainnya. Di

sinilah Indonesia perlu memberikan perimbangan mengenai kerjasama


36

produksi vaksin dengan China dan peluangnya dengan negara-negara

Barat.36

Konsekuensi kedua yang perlu dicatat ini adalah implikasi

kedalam negeri yang masih menganggap China sebagai negara

komunis yang terlibat dalam gerakan kudeta tahun 1966. Stigma ini

masih kuat di kalangan sejumlah politisi dan para aktivis masyarakat

sehingga dalam setiap pemilihan umum, isu China ini senantiasa

muncul dan hilang kembali setelah pemilu berlalu. Penjelasan

pemerintah mengenai manfaat kerjasama produksi vaksin ini dapat

meredakan kecurigaan itu karena dari berbagai uji coba vaksin Covid-

19, produk asal China ini termasuk yang paling cepat.

Politik luar negeri yang bebas dan aktif ini juga tidak lepas

dalam mencari vaksin yang akan menyelamatkan warga. Setiap pilihan

Indonesia untuk bekerjasama dengan negara lain seperti dengan China

akan membawa konsekuensi politik juga meskipun bidang yang

digarap adalah kesehatan.

Oleh karena itulah maka kebijakan Indonesia untuk membuka

kerjasama dengan berbagai negara dan perusahaan asing ini dapat

ditafsirkan sebagai perwujudan politik luar negeri bebas dan aktif.

Dalam konteks ini, selain dengan China kerjasama juga dilakukan

36
Setiawan, pp. 65 – 74.
37

dengan Uni Emirat Arab merupakan indikasi adanya kebijakan yang

independen.

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyaksikan

penandatanganan dua perjanjian kerja sama antara G42, perusahaan

teknologi Kesehatan UAE dengan Kimia Farma dan Bio Farma.

(Kemlu: 2020). Menurut Kementerian Luar Negeri, Kimia Farma dan

G42 akan mengembangkan produk vaksin dengan lingkup kerja sama

di bidang produk obat, layanan kesehatan, riset dan uji klinis, produksi

vaksin dan lainnya. Sedangkan dengan Bio Farma, G42 akan menjalin

kerja sama di bidang penelitian, pengembangan, produksi dan

distribusi berbasis teknologi laser dan Artificial Intelligence (AI)

untuk screening Covid-19.37

Kepala Badan POM RI Penny K. Lukito dalam pertemuan

dengan pihak berwenang di Uni Emirat Arab akhir Agustus 2020

menerima informasi bahwa pelaksanaan uji klinik tahap ketiga di UEA

ditargetkan untuk diikuti oleh 22.000 peserta uji klinik dari 119

kebangsaan dengan melibatkan lebih dari 100 dokter dan tenaga

37
Perkuat Kerja Sama Bilateral Menuju Kemandirian Nasional,
Menlu RI dan Meneg BUMN Kunjungi Tiongkok dan UAE,
Kementerian Luar Negeri RI, 24 Agustus 2020. <https://kemlu.
go.id/portal/id/read/1579/berita/perkuat-kerja-samabilateral-menuju-ke
mandirian-nasional-menlu-ri-dan-meneg-bumn-kunjungi-tiongkok-dan
-uae> diakses pada tanggal 26 juni 2021.
38

farmasi, 1000 perawat dan petugas laboratorium yang dilakukan di

pusat uji klinik. (Badan POM, 1 September 2020).

Dengan adanya kerjasama Indonesia denga Uni Emirat Arab

dalam pelayanan kesehatan terkait Covid-19 ini dapat memperkuat

posisi Indonesia sebagai negara yang menerima kerjasama yang

memberikan manfaat langsung tanpa memilih negara tertentu. Apalagi

Uni Emirat Arab ini adalah negara di Teluk Persia yang mayoritas

penduduknya Islam maka diplomasi kerjasama Indonesia akan

memberikan penyeimbangan dengan kerjasama dengan China.38

Dalam melihat kerjasama internasional ini menarik juga

disinggung mengenai kerjasama Indonesia dan Korea Selatan saat

covid-19 ini. Kerjasama Indonesia dan Korea Selatan ini dilakukan

melalui perusahaan PT Kalbe Farma Tbk (Kalbe) dengan

penandatanganan nota kesepahaman dengan perusahaan asal Korea

Selatan, yakni Genexine, Inc. Genexine Inc adalah perusahaan obat

biologi dan bioteknologi yang terdaftar di bursa Korea Selatan.

Kalbe dan Genexine sepakat untuk melakukan uji klinis GX-19

di Indonesia, yakni pengembangan vaksin DNA terhadap virus Corona

baru oleh konsorsium dengan Genexine, Binex, the International

Vaccine Institute(IVI), GenNBio, the Korea Advanced Institute of

Science & Technology (KAIST), and Pohang University of Science &


38
Setiawan, pp. 65 – 74.
39

Technology (POSTECH). Kalbe Farma sebelumnya juga telah

menjalin kerja sama dengan Genexine Inc, membentuk PT Kalbe

Genexine Biologic (KGBio), sebuah perusahaan joint venture untuk

mengembangkan dan membuat bahan baku obat-obatan bioteknologi

di Indonesia.39

Menurut Menteri Menteri Koordinator Bidang Perekonomian

Airlangga Hartarto, Uji klinis tahap pertama kerjasama PT Kalbe

Farma dengan Genexine Consortium Korea Selatan.sudah

dilangsungkan keduanya di Korea Selatan pada Juni 2020 (CNN

Indonesia, 28 Juli 2020). Uji klinis tahap kedua dan rencananya akan

masuk tahap ketiga pada September 2020 sampai Maret 2021. Bila uji

klinis selesai, produksi ditargetkan mencapai 50 juta dosis per tahun

dan persetujuan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM)

ditargetkan keluar pada Agustus 2021. 40

Dengan fokus kerjasama sangat spesifik dengan Korea Selatan

ini dan bahkan melalui perusahaan swasta kedua adanya perluasan

39
Kalbe Jalin Kerjasama dengan Genexine Korea Selatan
Kembangkan Vaksin COVID-19, ‘Kalbe, ‘27 mei 2020,
<https://www.
kalbe.co.id/id/berita/ArtMID/705/ArticleID/825>, diakses pada
tanggal 26 juni 2021
40
Kalbe Jalin Kerjasama dengan Genexine Korea Selatan
Kembangkan Vaksin COVID-19, ‘Kalbe, ‘27 mei 2020,
<https://www.
kalbe.co.id/id/berita/ArtMID/705/ArticleID/825>, diakses pada
tanggal 26 juni 2021.
40

peran non-state dalam kerjasama bilateral. Perlu dicatat bahwa produk

Korea Selatan ini memiliki pendekatan berbeda dengan China dalam

memproduksi vaksin Covid-19. Dengan dukungan dari pemerintah

Indonesia maka perusahaan swasta juga terbuka dalam

mengembangkan kerjasama pembuatan vaksin melawan Covid-19

yang diperkirakan baru dapat dimulai tahun 2021. Jadi dari sudut

kerjasama internasional seperti ini akan berlangsung lama dan

seharusnya menguntungkan kedua pihak.

Jadi dalam kasus kerjasama dengan Korea ini, Indonesia

tampaknya memberikan dukungan kepada swasta yang melakukan

kerjasama berbasiskan kepentingan bisnis yang dipayungi hubungan

bilateral. Adanya jalinan kerjasama ini juga merupakan salah satu

buah dari hubungan diplomatic kedua negara yang berlangsung lancar.

Kerjasama yang keempat yang disebut Menteri Menteri

Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto ini berlangsung

antara Bio Farma dengan Koalisi untuk Inovasi Persiapan Epidemi

(Coalition for Epidemic Preparedness Innovation/CEPI). Ini

merupakan sebuah kerja sama antar pemerintah dan swasta di tingkat

global yang berbasis di Norwegia. Bentuk kerja sama ini berupa

transfer teknologi formulasi vaksin yang telah dikembangkan oleh

CEPI ke Bio Farma. Targetnya, Bio Farma bisa menjadi satu dari
41

daftar 10 perusahaan yang bisa memproduksi vaksin CEPI di masa

mendatang. 41

Implementasi politik luar negeri Indonesia dalam membuka

kerjasama ini dapat dilihat dalam istilah diplomasi jalur pertama yang

difasilitasi perusahaan negara dan multi jalur yang mengikutkan

perusahaan swasta. Dengan adanya kombinasi dalam bentuk

kerjasama yang benar-benar antar swasta dan kemudian ada

perusahaan milik negara dari Indonesia maka menjadi menarik untuk

diikuti sejauh mana dampak dari kerjasama ini dalam hubungan

bilateral. Kerjasama Indonesia dengan beberapa negara dan aktor non-

negara ini sebagai langkah yang didukung Martha (2020) karena

merupakan bagian dari pemanfaatan diplomasi publik seperti yang

dilakukan negara lain. Martha menjelaskan Disebutkan bahwa

Indoensia telah mengajak negara-negara lainnya untuk membangun

kemitraan dan bekerjasama menekan penyebaran Covid-19. Kemitraan

dalam saling tukar informasi, pengembangan penelitian, clinical

treatment, test practice, hingga perlindungan warga negara ditawarkan

Indonesia pada negara- negara anggota ASEAN.42

2.2.3 Diplomasi

41
CNN Indonesia, p.42.
42
Setiawan, pp. 65 – 74.
42

Diplomasi merupakan salah satu instrumen penting dalam

pelaksanaan kepentingan nasional suatu negara. Diplomasi sebagai

alat utama dalam pencapaian kepentingan nasional yang berkaitan

dengan negara lain atau organisasi internasional. Melalui diplomasi ini

sebuah negara dapat membangun citra tentang dirinya. Proses praktek

diplomasi pun dilakukan atau diwakilkan oleh perwakilan resmi dari

setiap negara, dan perwakilan resmi tersebut dipilih langsung oleh

negara yang bersangkutan tanpa ada campur tangan dari negara lain.

Diplomasi antar negara dapat mencakup seluruh proses hubungan luar

negeri, baik merupakan pembentukan kebijakan luar negeri dan terkait

pelaksanaannya serta hubungan kerjasama dengan negara lain.

Diplomasi juga diartikan sebagai suatu relasi atau hubungan,

komunikasi dan keterkaitan. Selain itu diplomasi juga dikatakan

sebagai proses interaktif dua arah antara dua negara yang dilakukan

untuk mencapai poltik luar negeri masing-masing negara, karena

diplomasi dan politikluar negeri bagaikan dua sisi mata uang yang

takdapat dipisahkan. 43

Diplomasi terus mengalami perkembanganseiring dengan

adanya saling ketergantungan antara suatu negara dengan negara lain.

Menurut G.R. Berridge, konsep diplomasi merujuk pada aktivitas


43
RR. Nurika, ‘Peran Globalisasi di Balik Munculnya
Tantangan Baru Bagi Diplomasi di Era Kontemporer, ‘Jurnal Sosial
politik, vol 3 No 1. Juny 2017, p. 133 – 134
43

politik yang dilakukan oleh para aktor untuk mengejar tujuannya dan

mempertahankan kepentingannya melalui negosiasi, tanpa

menggunakan kekerasan, propaganda, atau hukum. Perkembangan

diplomasi yang terjadi merupakan bentuk penyesuaian pola hubungan

internasional terhadap kepentingan dan situasi global, sehingga

memunculkan konsep diplomasi modern.

Pada diplomasi modern, substansi yang dicakuplebih luas dari

diplomasi tradisional. Perbedaan mendasar dari diplomasi tradisional

dan diplomasi modern terletak pada segi aktor diplomasi hingga

lingkup tujuan pelaksanaannya. Pada diplomasi modern, aktivitasnya

tidak lagi hanya dipandang sebagai aktivitas yang semata-mata

dilakukan oleh negara beserta perwakilan formalnya saja. Diplomasi

modern mencakup aktor hubungan internasional yang bisa merupakan

aktor non negara, seperti organisasi internasional, perusahaan

multinasional, kelompok kepentingan bahkan termasuk juga individu.

Dalam kegiatan diplomasi salah satu proses yang sering

dilakukan adalah dengan menggunakan cara negosiasi disamping

bentuk kegiatan diplomasi lainnya, seperti pertemuan, kunjungan, dan

perjanjian-perjanjian. Oleh karena itu negosiasi merupakan salah satu

teknik dalam diplomasi untuk menyelesaikan perbedaan secara damai

dan memajukan kepentingan nasional suatu negara. Diplomasi


44

menjadi bagian yang sangat penting untuk dijadikan salah satu solusi

atau jalan keluaruntuk mengupayakan penyelesaian secara damai. 44

Diplomasi dilakukan untuk mencapai suatukepentingan

nasional suatu negara. Meskipun diplomasi berhubungan dengan

aktivitas-aktivitas yang damai (soft diplomacy), dapat juga terjadi di

dalam kondisi atau konflik bersenjata (hard diplomacy) karena tugas

utama diplomasi tidakhanya manajemen konflik, tetapi juga

manajemen perubahan dan pemeliharaannya dengan cara melakukan

persuasi yang terus menerus di tengah-tengah perubahan yang tengah

berlangsung. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa diplomasi

adalah perpaduan antara ilmu dan seni perundingan atau metode untuk

menyampaikan pesan melalui perundingan guna mencapai tujuan dan

kepentingan negara yang menyangkut bidang politik, ekonomi,

perdagangan, sosial, budaya, pertahanan, militer, dan berbagai

kepentingan lain dalam bingkai hubungan internasional.45

Dalam tulisan ini konsep diplomasi menjadi konsep yang

cukup membantu dalam menjelaskan alur dari seluruh tulisan, sebab

ada proses diplomasi yang dilakukan Indonesia dalam upayanya untuk

pengembangan vaksin melalui kerjasama indonesia china dalam

44
A. Tritiya, ‘Dinamika Hubungan Timor Leste–Australia
Dalam Penyelesaian Sengketa Wilayah Celah Timor, ‘Skripsi (S1)
thesis Fisip, vol.2, No. 2, 15 Oktober 2019, p. 16 – 18.
45
Tritiya, pp. 16 – 18.
45

pananganan kasus covid 19, hal tersebut dapat dilihat dari upaya-

upaya yang dilakukan Indonesia untuk pengembangan vaksin untuk

pengembangan vaksin antara Indonesia dan china ini ada beberapa

langkah diplomasi yang sudah ditempuh Indonesia guna medapatkan

vaksin untuk mencegah covid 19 ini.

Diplomasi vaksin Indonesia ini dilakukan melalui pendekatan

bilateral dengan melibatkan semua pihak yang berkepentingan, dengan

tugas utama membuka akses pasar, meratakan jalan, dan mengatasi

berbagai kendala yang muncul. Meskipun di dalam berbagai forum

internasional Indonesia berulangkali menyebutkan tentang pentingnya

kesetaraan akses terhadap alat kesehatan seperti vaksin, namun pada

kenyataannya Indonesia harus bermanuver memperjuangkan

kepentingannya. Melalui pendekatan secara bilateral, diplomasi vaksin

yang dilakukan Indonesia dalam kasus COVID-19 telah memberikan

hasil nyata dan efektif.

Menlu Retno Marsudi telah mengunjungi banyak negara

seperti China, Inggris, dan Swiss untuk memastikan ketersediaan

vaksin bagi rakyat Indonesia. Dengan memberdayakan KBRI,

Indonesia berhasil masuk dalam kelompok Advanced Market

Commitment, yang berarti menerima akses vaksin 20 persen dari

populasi yang disediakan oleh WHO. Meskipun mempunyai prinsip

“all vaccine for same people in some countries”, namun WHO hanya
46

menyediakan vaksin sebatas 20 persen dari total populasi sebuah

negara. Melalui pendekatan bilateral, Indonesia berhasil mendapatkan

vaksin Sinovac (China), Pfizer (AS), dan AstraZeneca (Inggris). 46

Diplomasi vaksin Indonesia secara bilateral yang utama adalah

memastikan ketersediaan jatah 20 persen dari populasi yang

disediakan oleh WHO. Di samping pendekatan bilateral, Indonesia

juga melakukan pendekatan pendekatan multilateral. Pendekatan

multilateral sebenarnya sudah lama dilakukan Indonesia dengan cara

mengintegrasikan politik luar negeri dengan isu kesehatan global.

Indonesia bekerja sama dengan Afrika Selatan, Brazil, Norwegia,

Perancis, Senegal, dan Thailand membentuk Global Health and

Foreign Policy Initiative (GHFPI) pada bulan September 2006 di New

York. GHFPI inilah yang kemudian mensponsori dikeluarkannya

berbagai resolusi PBB yang berkaitan dengan penyakit menular, yaitu:

Resolusi Majelis Umum PBB No. 64/108 Tahun 2009 tentang

pengendalian emerging infectious disease dan SDM kesehatan;

Resolusi No. 65/95 Tahun 2010 tentang tata kelola global dan

pencapaian MDGs; Resolusi No. 66/115 Tahun 2011 mengenai

kesehatan, lingkungan hidup, dan bencana alam; Resolusi No. 67/81

Tahun 2013 mengenai Universal Health Coverage (UHC); serta


46
Humphrey, ‘Diplomasi Vaksin Indonesia Untuk Kesehatan
Dunia,’Pusat Penelitian Badan Keahlian Dpr-RI, vol. 13, No. 1,
Januari 2021, p. 7 – 12.
47

Resolusi No. 68/98 Tahun 2014 mengenai kemitraan global. Semua

resolusi ini baru terlihat urgensinya pada saat sekarang ketika dunia

harus berhadapan dengan pandemi COVID-19.47

Dalam Sidang Umum PBB ke-75 bulan September 2020 yang

dihadiri Presiden Joko Widodo, Indonesia kembali mengusulkan

pentingnya kolaborasi dan collective global leadership dalam

menangani pandemi. Menindaklanjuti usulan itu, pada tanggal 14

Desember 2020 Indonesia berhasil menginisiasi lahirnya sebuah

resolusi Majelis Umum PBB lainnya, yaitu “Global Health and

Foreign Policy: Strengthening Health System Resilience through

Affordable Healthcare for All”. Melalui resolusi ini, Indonesia sangat

menekankan pentingnya layanan kesehatan yang mudah diakses dan

terjangkau untuk memperkuat sistem ketahanan kesehatan global.

Resolusi ini sangat sejalan dengan posisi Indonesia sebagai Ketua

GHFPI yang aktif mendukung upaya global mengatasi dampak

pandemi COVID-19 sekaligus menjadi bukti nyata kiprah Indonesia

dalam memperjuangkan solidaritas internasional terkait kesehatan

global, khususnya pada masa pandemi COVID-19.48

Saat mempresentasikan resolusi dimaksud ke negara-negara

anggota PBB, Indonesia menyampaikan bahwa resolusi ini meminta

47
Humphrey, pp. 7 – 12.
48
Humphrey, pp. 7 – 12.
48

negara-negara anggota PBB untuk memperkuat sistem layanan

kesehatan nasional yang terjangkau, membuat kebijakan inovatif

terkait pembiayaan layanan kesehatan, dan tidak diskriminatif dalam

mengatasi pandemi. Resolusi juga mendorong pemerintah untuk

bermitra dengan dunia usaha, LSM, dan kalangan akademik, termasuk

apresiasi kepada tenaga kesehatan pada masa pandemi. Bagi Indonesia

kerja sama kemitraan dengan semua stakeholder merupakan modal

untuk bangkit bersama dari dampak pandemi COVID-19. Diplomasi

semacam ini penting untuk menjaga kedaulatan dan menggerakkan

perekonomian dalam negeri serta menunjukan komitmen untuk

bersama-sama mengatasi pandemi.

Diplomasi Indonesia bukan hanya berhenti pada pengusulan

resolusi PBB, tetapi juga aktif mengupayakan ketersediaan vaksin

COVID-19 bagi semua negara dan tidak hanya dikuasai oleh negara-

negara maju. Menghadapi kondisi seperti itu, DPR dapat melakukan

diplomasi parlemen membantu pemerintah mendapatkan vaksin

melalui berbagai forum keparlemenan internasional seperti IPU,

AIPA, PUIC, APPF, dan sebagainya. Bila memang dimungkinkan,

inisiasi dapat dilakukan DPR dengan membentuk wahana baru

multilateral yang bersifat adhoc sebagai media interaksi antar-

parlemen dalam mengatasi pandemi COVID-19. 49


49
Humphrey, pp. 7 – 12.
49

Dari uraian dan penjelasan di atas maka dapatdilihat bahwa

konsep kerjasama bilateral dan diplomasi sangat tepat untuk

digunakan dalam tulisan ini, sebab jika Indonesia ingin melakukan

kerjasama bilateral dalam pengembangan vaksin covid 19 maka cara

terbaik adalahmelalui jalur kerjasama bilateral dan diplomasi. Hal ini

dikuatkan denganbeberapa langkah kerjsama bilateral dan diplomasi

vaksin melalui beberapapertemuan. Karena belum menemukan titik

terangakhirnya Indonesia terus melakukan beberapa upaya kerjasama

bilaterlal dan diplomasi vaksin covid 19 lanjutan hingga terakhir

pertemuan antaraPresiden Indonesia dengan presiden china

Dengan penjelasan yang sudah diuraikan di atas, dapat dilihat

bahwa dari beberapa pandangan kerjasama dan diplomasi dari

beberapa ahli menunjukkan kerjasama bilateral dan diplomasi tidak

hanya dilakukan oleh aktor negara saja, aktor non negara pun kini giat

melaksanakan kerjasama bilateral dan diplomasi sebab terdapat

beberapa kepentingan juga yang ingin dicapai oleh aktor non negara

sepertistudi kasus dalam penelitian yang sedang penulissusun saat ini.

Seperti yang sudah dijelaskan diatas, beberapalangkah kerjasama

bilaterala dan diplomasi seperti diplomasi bilateral hinggadiplomasi

multilateral sudah dilakukan oleh Indonesia, Langkah-langkah

kerjasama dan diplomasi tersebutpada akhirnya akan mampu

membantu Indonesia agar bisa mengambil alih ini adakepentingan


50

dari beberapa pihak yang ingin dicapai, baik dari pihak aktor negara

maupun non negara.

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Pada bagian selanjutnya atau pada bab ketiga terdapat metodologi penelitian.

Dalam bagian ini bertujuan menjelaskan bagaimana proses penelitian dalam tulisan

ini dilakukan dengan cara apa penulis mendapatkan data dan informasi sehingga

mampu membuat tulisan yang sedang disusun ini menjadi sebuah karya yang

menarik dan memiliki manfaat keilmuan sehingga mampu menambah wawasan

pembaca juga wawasan bagi penulis. Dalam mendapatkan data dan informasi yang

akan digunakan dalam tulisan ini penulis menggunakan beberapa cara agar data dan

informasi yang didapat adalah data yang valid. Untuk membahas pada bagian bab

ketiga, pertama terdapat metodologi penelitian, berikut penjelasannya:

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis dalam menganalisis

penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif kualitatif dalam menganalisis

kerjasama bilateral indonesia dan china dalam pengembangan vaksin COVID-

19 dengan menggunakan beberapa referensi bacaan atau studi literatur yang

nantinya akan digunakan untuk menjawab pertanyaan penelitian secara


51

deskriptif. Penyampaian informasi dalam penelitian ini disampaikan dalam

bentuk kata-kata dari awal hingga akhir.

3.2 Pendekatan Penelitian

Pendekatan atau disebut juga dengan paradigma penelitian merupakan

cara pandang terhadap suatu objek atau permasalahan. Pendekatan juga

dimaknai sebagai cara untuk mengamati atau memahami dunia sosial. Di

dalam penyusunan penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan Kualitatif,

yaitu sebuah pendekatan yang berusaha menafsirkan makna suatu peristiwa

interaksi tingkah laku manusia dalam situasi tertentu menurut perspektif

peneliti sendiri. Penelitian kualitatif bersifat deskriptif eksploratif dan

menggunakan logika berfikir induktif (dari khusus ke umum atau dari data

lapangan menjadi sebuah kesimpulan umum).50

Pendekatan deskriptif eksploratif ini merupakan tipe pendekatan

penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan karakter suatu variabel,

kelompok atau gejala sosial yang terjadi di masyarakat. Penelitian ini

berkaitan dengan pertanyaan penelitian mengenai “apa fenomena yang

diteliti”. Peneliti akan menggambarkan variable-variabel kemudian

menganalisa data yang terkumpul untuk mencari hubungan antara variable.

Penelitian ini dapat menggunakan metode kualitatif, dimana dalam kasus ini

H. Usman, Metodologi Penelitian Sosial, Bumi Aksara, Jakarta,


50

2014, P. 101 – 103.


52

peneliti memilih untuk menggunakan metode kualitatif. Penelitian deskriptif

melibatkan proses penggambaran karakter individu, kelompok, hasil kerja,

budaya, perilaku dan sebagainya.51

Berdasarkan penjelasan tersebut, dalam menjelaskan variabel-variabel

yang ada dalam penelitian ini, yaitu kerjasama bilateral Indonesia China

dalam pengembangan vaksin, peneliti menjelaskan dengan cara deskriptif

setelah mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya mengenai variable

yang ada, kemudian dicatat dan dianalisis sehingga menghasilkan sebuah

interpretasi sebagai jawaban dari pertanyaan permasalahan yang telah disusun.

3.3 Jenis Dan Sumber Data

Adapun jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data

sekunder. Data sekunder merupakan data yang berasal dari sumber kedua

yang dapat diperoleh melalui buku-buku, brosur dan artikel yang di dapat dari

website yang berkaitan dengan penelitian ini.52

Ada berbagai jenis sumber pustaka yang dapat dimanfaatkan. Pada

dasarnya, semua sumber tertulis dapat dimanfaatkan sebagai sumber pustaka.

Setidaknya terdapat dua syarat minimal bagi sebuah pustaka dapat digunakan

sebagai sumber pustaka, yaitu identitas penulis jelas dan telah dipublikasikan
51
N. Martono, Metode Penelitian Sosial: Konsep-konsep Kunci,
Rajagrafindo Persada, 2015, p. 464.
52
B. Bungin, 2005, Metodologi Penelitian Kualitatif Komunikasi,
Ekonomi, Dan Kebijakan Publik Ilmu-ilmu Sosial Lainya, ‘RajaGrafindo
persada, Jakarta, p.119.l
53

secara lisan atau tulisan; kemudian dipublikasikan secara lisan, misal melalui

kegiatan seminar atau presentasi ilmiah, sedangkan publikasi tertulis dapat

dilakukan melalui buku, jurnal ilmiah, majalah, surat kabar atau media tertulis

lainnya yang dapat diakses umum.53 Terdapat beberapa sumber pustaka yang

dipandang memiliki kekuatan ilmiah dan dapat dipertanggungjawabkan.

Creswell dan Neuman menyebutkan beberapa sumber yang dapat dijadikan

prioritas sebagai sumber pustaka tersebut, antara lain: Ensiklopedi dan kamus,

jurnal ilmiah, buku, makalah seminar, karya ilmiah, dan dokumen resmi

pemerintah.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data merupakan cara yang digunakan oleh

penulis dalam mengumpulkan data, sedangkan alat pengumpulan data atau

instrumen penelitian merupakan alat yang akan membantu penulis dalam

pengumpulan data. Penelitian ini menggunakan studi pustaka dalam

mengumpulkan data.

Studi kepustakaan merupakan proses berupa melakukan

kegiatan mencari, membaca, memahami dan menganalisis berbagai literatur,

serta hasil penelitian jenis literatur lainnya yang berhubungan dengan

penelitian yang akan dilakukan. Studi pustaka memiliki keuntungan berupa

memperkaya dan mengembangkan pengetahuan dan argumentasi peneliti


53
Martono, pp, 299 – 300.
54

mengenai permasalahan, teori dan konsep yang digunakan dalam penelitian

yang akan dilakukan.54

Adapun langkah-langkah yang hendak dilakukan dalam melakukan

studi pustaka, antara lain55:

3.4.1 Mengidentifikasi konsep atau kunci yang digunakan. Beberapa kata

kunci tersebut dimunculkan saat menentukan topik penelitian

3.4.2 Mencari definisi konsep atau kata kunci tersebut pada sumber-sumber

pustaka yang telah dijelaskan sebelumnya

3.4.3 Mengumpulkan hasil pencarian dari berbagai sumber tersebut,

kemudian memilah dan mencatat sehingga memudahkan dalam

menyusun hasil studi pustaka dalam desain penelitian

3.4.4 Membuat desain atau kerangka literatur agar hasil studi pustaka lebih

sistematis dan sesuai dengan topik serta penelitian

3.4.5 Memasukkan atau menyusun berbagai bahan yang telah dikumpulkan

sesuai dengan desain atau kerangka yang telah disusun sebelumnya

3.4.6 Membuat ringkasan hasil studi pustaka yang telah disusun.

3.5 Analisa Data

Analisis data merupakan proses pengolahan, penyajian, interpretasi

dan analisis data yang diperoleh dari lapangan dengan tujuan agar data yang
54
Martono, Metode Penelitian Sosial: Konsep-Konsep Kunci,
Rajawali Pers, Jakarta 2015, p. 298.
55
Martono, pp, 299 – 300.
55

disajikan memiliki makna, sehingga pembaca dapat mengetahui hasil dari

penelitian yang telah dilakukan. Teknik analisis data yang digunakan dalam

penelitian ini mengikuti saran Miles dan Huberman (1994), dalam bukunya

Qualitative Data Analysis: An Expanded Sourcebook, menjelaskan bahwa

secara umum, proses analisis data kualitatif melibatkan empat komponen

penting, yaitu, pengumpulan data, reduksi data, penyajian data serta verifikasi,

dan penarikan kesimpulan, yang di mana penjelasannya antara lain:56

3.3.1 Reduksi Data

Reduksi data, yaitu proses pemilihan, penyederhanaan,

pengabstrakan, dan pengubahan data kasar yang muncul dari catatan

tertulis yang dihasilkan ketika berada di lapangan, atau dengan kata

lain merupakan sebuah proses menyeleksi, mempertegas,

memperpendek, membuat fokus, membuang hal-hal yang tidak

penting dan mengatur data sedemikian rupa, sehingga kesimpulan

akhir dapat dilakukan. Proses ini berlangsung secara terus menerus.

3.3.2 Penyajian Data

Sajian data, yaitu aktivitas menyajikan data hasil penelitian

sehingga memungkinkan peneliti mengambil kesimpulan sementara

dan dapat merencanakan tindakan berikutnya bila ternyata masih

56
Martono, pp. 11 – 12.
56

terdapat data yang tidak lengkap, perlu klarifikasi, atau sama sekali

belum diperoleh.

3.3.3 Verifikasi dan Penarikan kesimpulan

Kedua aktivitas ini merupakan aktivitas merumuskan simpulan

berdasarkan dua aktivitas sebelumnya, simpulan ini dapat berupa

simpulan sementara maupun kesimpulan akhir. Bagi simpulan

sementara, ini dapat disimpulkan sebagai hipotesis, karena penelitian

kualitatif analisis datanya setiap saat dimulai sejak peneliti mulai

mengumpulkan data sampai perolehan data itu dirasa cukup, maka

tidak ada kesimpulan akhir yang baku. Sebelum proses pengumpulan

data secara keseluruhan selesai atau cukup.

DAFTAR PUSTAKA

Wawancara

Purwonugroho. S, ‘Kerja Sama Bilateral oleh Indonesia dalam Pengembangan

VaksinCOVID-19. Hasil wawancara pribadi: 07 Desember 2020.

Kementerian Kesehatan RI
57

Buku

Putranto. M.A, ‘kerjrasama indonesia-india dalam penanganan kasus rubella, ‘MKB,

Vol.47. No. 3, September 2015, pp. 144 – 51.

Burchill. S, ‘The National Interestin International Relations Theory, M. Palgrave,

London, 2005, p. 31 – 62.

Usman. H, Metodologi Penelitian Sosial, Bumi Aksara, Jakarta, 2014, p. 101 – 103.

Martono. N, Metode Penelitian Sosial: Konsep-konsep Kunci, Rajagrafindo Persada,

2015, p. 464.

Bungin. B, 2005, Metodologi Penelitian Kualitatif Komunikasi, Ekonomi, Dan

Kebijakan Publik Ilmu-ilmu Sosial Lainya, ‘RajaGrafindo persada, Jakarta,

p.119.l

Jurnal

Gobel. Y.P, ‘Pemulihan Ekonomi Indonesia Pasca Pandemi Covid-19 Dengan

Mengkombinasikan Model Filantropi Islam Dan Ndeas- Model, ’Jurnal

Tabarru’Islamic Banking and Finance, vol. 3, No. 2. Mei 2020, p. 2.

Humphrey. W, ‘Diplomasi Vaksin Indonesia Untuk Kesehatan Dunia,’Pusat

Penelitian Badan Keahlian Dpr-RI, vol. 13, No. 1, Januari 2021, p. 7 – 12.
58

Suartha. I.N, ‘ddk, ‘Vaksin Polivalen Untuk Mencegah Penyakit Flu Burung

(Polyvalent vaccine to prevent bird flu diseases, ‘Jurnal Veteriner, Vol.13,

No. 2, July 2013, p. 113 – 117.

Ramdani. M.R, ‘Implementasi program kerja australia indonesia partnership for

emerging infectious diseases (AIP-EID) Dalam menangani virus highly

phathogen avian influenza di dki Jakarta periode:2010-2014, ‘eJournal Ilmu

Hubungan Internasional, Vol. 8, No. 1, Oktober 2020. p. 249 – 251.

Martatria. W, ‘Kerjasama PT Bio Farma (Persero) dengan develophing

countriesvaccine manufactures network, dalam upaya Meningkatkan pasar

vaksin global, ‘Skripsi (S1) thesis, Vol. 12, No 3, April 2016, p. 4 – 6.

Muharsini. S, ‘Strategi pengembangan vaksin miyasis yang disebabkan oleh larva

lalat chrysomya bezziana (the old worldscre wwormfly), ‘Wartazoa, Vol. 19,

No.3, 2005, p. 3

Anggreani. D, ‘kepentingan multinastional corporation perusahaan farmasi dalam

program penanganan flu burung oleh world health organization di indonesia,

‘Journal International Conflict and Cooperation: An Introduction to World,

Vol. 23. No. 2, 2012, pp. 213 – 236.

Purnama. P.H, ‘Pelarangan Import Drama Republik Korea Oleh Republik Rakyat

Tiongkok Dalam Perspektif National Interrest Dan Hubungan Internasional.

Jurnal Komunikasi Hukum Vol. 3, No. 2, Agustus 2017, p. 33 – 39.


59

Handayani. A.P, ‘Kebijakan Turki Memutuskan Kerjasama Militer Dengan Israel

Tahun 2010, ‘Jurnal Transnasional.Vol. 3, No. 2, November 2012. p. 2.

Harpiandi. NMB, ‘Kerjasama Indonesia Singapura.Dalam Bidang Ekonomi Digital

2017.Other thesis, Universitas Komputer Indonesia, Vol. 1, No. 2. 2019, p. 2

– 3.

Lisbet, ‘Peningkatan kerjasama Bilateral Indonesia – Jepang, ‘Kajian singkat

terhadap isu Aktual dan Strategis. Vol. 9, No. 02. Januari 2017. p. 5.

Setiawan. A, ‘Politik Luar Negri Indonesia Era Covid-19 Penyelamatan dan

kerjasama Independen, ‘Jurnal Politik Indonesia dan Global, Vol. 1, No. 2,

Oktober 2020, P. 65 – 74.

Nurika. R.R, ‘Peran Globalisasi di Balik Munculnya Tantangan Baru Bagi Diplomasi

di Era Kontemporer, ‘Jurnal Sosial politik, Vol 3 No 1. Juny 2017, p. 133 –

134

Tritiya. A, ‘Dinamika Hubungan Timor Leste–Australia Dalam Penyelesaian

Sengketa Wilayah Celah Timor, ‘Skripsi (S1) thesis Fisip, Vol.2, No. 2, 15

Oktober 2019, p. 16 – 18.

Web
60

Indiana. M, ’kasus covid-19 dunia terbanyak,’idntimes, ’31maret 2021.

<https://www.idntimes.com/news/world/indianamalia/update-kasus-covid-19-

dunia-sudah-1287-juta-brasil terbanyak/1>, diakses pada 6 juni 2021

Sagita. K, ‘Vaksin Corona Sudah Sampai di Indonesia, ‘detikhealt, ‘7 Desember

2020, https://health.detik.com/beritadetikhealth/d5285492/vaksincorona-

sudah-sampai-di-indonesia-ini-asal-negara-dantingkatkeampuhannya diakses

pada 26 juni 2021.

Yvette. T, ’What do we know about China's corona virus Vaccines? ’Bbcnews, 13

july 2021, <https://www.bbc.com/news/world-asia-china>, diakses 26

Juni2021.

Benedikta. M, ‘Kerja Sama China-RI Kembangkan Vaksin COVID-19 Dalam Proses,

Siap Produksi Massal, ‘Liputan6, 30 july 2020. https://www.liputan6.com

/kerja-sama-china-ri-kembangkan-vaksin-covid-19-dalam-proses-siap

produksimassal, diakses tanggal 26 Juni 2021.

Nugroho. A, ‘Indonesia is set to become the hub for Chines vaccines, in shouth asia

how does the country benevfit, ‘The conversation, 30 Oktober 2020,

<https://theconversation.com/indonesia-is-set-to-become-the-hub-for-chinese-

vaccinesin-southeast-asia-how-does-the country-benefit>, diakses tanggal 26

Juni 2021.
61

Anindya. A.M, ‘Macam-Macam Diplomasi, 9 Oktober 2014, ‘<http://afra-

monicafisip13.web.unair.ac.id/artikel_detail-112858 Negosiasi

%20Diplomasi-polapola%20 Diplomasi.html>, diakses pada tanggal 26 Maret

2021.

Indonesia dan Tiongkok Sepakat Perkuat Kolaborasi untuk Dorong Pemulihan

Ekonomi dan Tangkal Pandemi Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia,

‘Kementrian Luar Negri RI, ‘14January 2021, <https://kemlu.go.id/portal/

id/read/2069/berita/indonesia-dan tiongkok-sepakat-perkuat-kolaborasi-untuk-

dorong-pemulihan-ekonomidan-tangkal-pandemi>, diakses pada tanggal 26

juni 2021.

Kalbe Jalin Kerjasama dengan Genexine Korea Selatan Kembangkan Vaksin

COVID- 19, ‘Kalbe, ‘27 mei 2020, <https://wwwkalbe.co.id/id/

berita/ArtMID/705/ArticleID/825>, diakses pada tanggal 26 juni 2021.


62

Anda mungkin juga menyukai