Anda di halaman 1dari 4

Hipnosis adalah suatu kondisi di mana seseorang berada dalam keadaan kesadaran yang lebih dalam

atau trans. Dalam keadaan ini, seseorang dapat menerima sugesti-sugesti dari terapis atau orang
yang melakukan hipnosis. Proses formal hipnosis biasanya melibatkan langkah-langkah yang spesifik
dan terstruktur untuk membangun keadaan hipnosis pada seseorang.

Langkah-langkah dalam proses formal hipnosis meliputi:

Persiapan subjek sangat penting dalam proses personal hipnosis. Sebelum dimulainya sesi hipnosis,
subjek harus mempersiapkan dirinya dengan baik agar dapat mencapai keadaan hipnosis yang
optimal. Berikut ini adalah beberapa persiapan yang dapat dilakukan oleh subjek untuk
mempersiapkan diri dalam proses personal hipnosis:

1. Cari tempat yang tenang dan nyaman: Untuk mencapai keadaan hipnosis yang optimal,
subjek harus mencari tempat yang tenang dan nyaman untuk melakukannya. Hindari tempat
yang bising atau berisik, serta pastikan suhu ruangan yang ideal untuk subjek.
2. Pilih waktu yang tepat: Subjek harus memilih waktu yang tepat untuk melakukan hipnosis.
Pilih waktu ketika subjek tidak akan terganggu atau terinterrupsi oleh orang lain, seperti
ketika sedang sendiri di rumah atau di kamar tidur.
3. Pilih posisi yang nyaman: Subjek harus memilih posisi yang nyaman untuk melakukan
hipnosis, seperti berbaring atau duduk dengan sandaran yang nyaman. Posisi yang dipilih
harus mengurangi ketegangan pada otot dan memungkinkan subjek untuk bersantai
sepenuhnya.
4. Rencanakan durasi sesi hipnosis: Subjek harus merencanakan durasi sesi hipnosis dengan
baik. Durasi yang disarankan untuk sesi hipnosis adalah sekitar 20-30 menit, namun hal ini
dapat bervariasi tergantung pada tujuan hipnosis dan respons subjek.
5. Buat sugesti yang spesifik: Subjek juga dapat mempersiapkan sugesti yang spesifik yang ingin
dijalankan selama sesi hipnosis. Sugesti yang spesifik dapat membantu subjek untuk
mencapai tujuan hipnosis yang diinginkan dengan lebih efektif.
6. Fokus pada pernapasan: Sebelum dimulainya sesi hipnosis, subjek dapat fokus pada
pernapasan untuk membantu dirinya untuk bersantai dan memasuki keadaan hipnosis. Tarik
napas dalam-dalam dan hembuskan perlahan-lahan, dan rasakan perasaan relaksasi yang
terjadi di seluruh tubuh.

Dalam melakukan persiapan untuk proses personal hipnosis, subjek harus memastikan bahwa ia
berada dalam keadaan tenang dan nyaman. Dengan melakukan persiapan dengan baik, subjek dapat
mencapai keadaan hipnosis yang lebih dalam dan optimal.

Proses induksi hipnosis adalah proses untuk memasukkan seseorang ke dalam keadaan hipnosis.
Berikut adalah beberapa metode induksi hipnosis yang umum digunakan:

1. Metode Relaksasi Progresif: Metode ini melibatkan relaksasi tubuh secara bertahap dari
ujung kaki hingga ujung kepala. Terapis akan meminta subjek untuk merilekskan otot-otot
dan membayangkan rasa relaksasi yang terjadi di setiap bagian tubuh.
2. Metode Fokus pada Satu Objek: Metode ini melibatkan fokus subjek pada satu objek, seperti
kristal atau lilin. Subjek diminta untuk fokus pada objek tersebut dan membayangkan
keadaan yang tenang dan damai.
3. Metode Suggestibilitas Tinggi: Metode ini melibatkan penggunaan sugesti untuk membantu
subjek memasuki keadaan hipnosis. Terapis akan memberikan sugesti yang menantang bagi
subjek untuk membuka pikirannya dan menerima pengaruh hipnosis.
4. Metode Keheningan: Metode ini melibatkan terapis yang meminta subjek untuk berdiam diri
dan tidak bicara selama beberapa menit. Hal ini dapat membantu subjek untuk merilekskan
pikirannya dan memasuki keadaan hipnosis.
5. Metode Permainan Imajinasi: Metode ini melibatkan terapis yang memberikan instruksi
kepada subjek untuk membayangkan sebuah situasi atau peristiwa. Terapis akan meminta
subjek untuk membayangkan situasi tersebut secara mendalam sehingga dapat memasuki
keadaan hipnosis.

Setiap terapis memiliki preferensi dan teknik yang berbeda dalam melakukan induksi hipnosis, dan
akan memilih metode yang paling cocok untuk subjek dan tujuan hipnosis yang ingin dicapai. Penting
untuk diingat bahwa proses induksi hipnosis harus dilakukan oleh terapis yang terlatih dan
berpengalaman dalam melakukan teknik tersebut, dan subjek harus selalu merasa aman dan
nyaman dalam prosesnya.

Setelah subjek memasuki keadaan hipnosis melalui proses induksi, terapis harus melakukan proses
verifikasi hipnosis untuk memastikan bahwa subjek benar-benar berada dalam keadaan hipnosis
yang mendalam. Berikut adalah beberapa metode verifikasi hipnosis yang umum digunakan:

1. Metode Ideomotor: Terapis akan memberikan instruksi sederhana, seperti meminta subjek
untuk mengangkat jari mereka jika mereka merasa dalam keadaan hipnosis yang dalam.
Terapis akan memantau respons subjek dan melanjutkan proses hipnosis jika respons subjek
sesuai dengan harapan.
2. Metode Suggestibilitas: Terapis akan memberikan sugesti sederhana, seperti meminta
subjek untuk membayangkan sebuah situasi atau peristiwa tertentu. Jika subjek merespons
dengan mudah dan mendalam, maka terapis dapat memastikan bahwa subjek berada dalam
keadaan hipnosis.
3. Metode Kepijakan Mata: Terapis akan memeriksa pupil mata subjek dengan lampu pijar.
Pada keadaan hipnosis, pupil mata subjek akan melebar karena relaksasi otot-otot dan
peningkatan aktivitas otak di daerah visual.
4. Metode Respons Fisiologis: Terapis akan memantau respons fisiologis subjek, seperti
pernapasan, detak jantung, dan tekanan darah. Jika respons fisiologis subjek menunjukkan
tanda-tanda keadaan relaksasi yang mendalam, maka terapis dapat memastikan bahwa
subjek berada dalam keadaan hipnosis.

Setiap terapis memiliki preferensi dan teknik yang berbeda dalam melakukan verifikasi hipnosis, dan
akan memilih metode yang paling cocok untuk subjek dan tujuan hipnosis yang ingin dicapai. Penting
untuk diingat bahwa proses verifikasi hipnosis harus dilakukan dengan hati-hati dan terapis harus
memastikan bahwa subjek merasa aman dan nyaman dalam prosesnya. Jika terapis tidak yakin
apakah subjek berada dalam keadaan hipnosis, terapis harus mengulangi proses induksi hipnosis
kembali hingga subjek benar-benar memasuki keadaan hipnosis yang mendalam.

Setelah terapis memastikan bahwa subjek berada dalam keadaan hipnosis yang mendalam melalui
proses induksi dan verifikasi hipnosis, maka terapis dapat melakukan proses intervensi hipnosis.
Proses ini bertujuan untuk memanfaatkan keadaan hipnosis subjek untuk mencapai tujuan tertentu,
seperti mengurangi stres, memperbaiki kebiasaan buruk, atau mengatasi masalah psikologis. Berikut
adalah beberapa metode intervensi hipnosis yang umum digunakan:
1. M Suggestibilitas Tinggi: Terapis akan memberikan sugesti positif yang kuat kepada subjek
untuk membantu mengubah pola pikir atau perilaku yang tidak diinginkan. Sugesti positif
yang diberikan akan disesuaikan dengan tujuan hipnosis yang ingin dicapai.
2. Metode Regresi: Terapis akan membantu subjek untuk kembali ke pengalaman masa lalu
dan mengatasi trauma atau masalah psikologis yang muncul dari pengalaman tersebut.
Terapis akan meminta subjek untuk membayangkan situasi tersebut dan memberikan
sugesti positif untuk membantu subjek mengatasi masalah tersebut.
3. Metode Visualisasi: Terapis akan meminta subjek untuk membayangkan sebuah gambaran
yang positif atau menyenangkan. Hal ini dapat membantu subjek merasa lebih rileks dan
mengurangi tingkat stres.
4. Metode Terapi Perilaku: Terapis akan membantu subjek untuk mengubah pola perilaku atau
kebiasaan buruk yang tidak diinginkan. Terapis akan memberikan sugesti positif untuk
membantu subjek merubah pola pikir dan perilaku.

Setiap terapis memiliki preferensi dan teknik yang berbeda dalam melakukan intervensi hipnosis,
dan akan memilih metode yang paling cocok untuk subjek dan tujuan hipnosis yang ingin dicapai.
Penting untuk diingat bahwa proses intervensi hipnosis harus dilakukan oleh terapis yang terlatih
dan berpengalaman dalam melakukan teknik tersebut, dan subjek harus selalu merasa aman dan
nyaman dalam prosesnya. Jika terapis tidak yakin apakah proses intervensi hipnosis berhasil, terapis
harus melakukan evaluasi dan perubahan metode intervensi hingga tujuan hipnosis tercapai.

Setelah terapis selesai melakukan intervensi hipnosis, maka terapis harus melakukan proses
terminasi hipnosis untuk membawa subjek kembali ke keadaan normal. Berikut adalah beberapa
langkah yang dapat dilakukan dalam proses terminasi hipnosis:

1. Memberi Sugesti: Terapis dapat memberikan sugesti kepada subjek bahwa mereka akan
merasa bangun dan segar setelah terapi selesai dan bahwa mereka akan merasa lebih baik
daripada sebelum terapi.
2. Menghitung Mundur: Terapis dapat menghitung mundur dari 10 ke 1, memberi sugesti
bahwa setiap angka yang dihitung akan membantu subjek bangun dari keadaan hipnosis dan
kembali ke keadaan normal.
3. Memberi Perintah: Terapis dapat memberikan perintah kepada subjek, seperti "Sekarang
saatnya untuk bangun dan merasakan segalanya kembali", untuk membantu subjek kembali
ke keadaan normal.

Setelah proses terminasi hipnosis selesai, terapis harus memberikan waktu yang cukup untuk subjek
untuk kembali ke keadaan normal dan memastikan bahwa subjek merasa baik-baik saja sebelum
meninggalkan sesi terapi. Penting untuk diingat bahwa hipnosis adalah sebuah proses yang serius
dan harus dilakukan oleh terapis yang terlatih dan berpengalaman. Subjek harus selalu merasa aman
dan nyaman dalam proses hipnosis dan terapis harus selalu memperhatikan kondisi subjek selama
proses hipnosis dan setelahnya.

Meskipun proses formal hipnosis terdengar sangat terstruktur dan terkontrol, namun setiap individu
mungkin memiliki respons yang berbeda terhadap hipnosis. Beberapa orang mungkin lebih mudah
terhipnosis daripada yang lain, sementara yang lain mungkin tidak bisa dihipnosis sama sekali. Oleh
karena itu, penting bagi terapis untuk memahami dan menghargai keunikan subjek yang dihipnosis
dan tidak menganggap hipnosis sebagai metode yang universal dan dapat bekerja pada semua
orang.
Daftar Pustaka:

Margaretha, N. I., & Utomo, B. A. (2014). Pengaruh Hipnosis terhadap Tingkat Kecemasan pada
Pasien yang Akan Menjalani Pembedahan. Jurnal Keperawatan, 2(2), 74-83.

Wibowo, A. S., & Suhartono, S. (2017). Efektivitas Terapi Hipnotik Relaksasi terhadap Tingkat
Kecemasan pada Lansia. Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan, 5(1), 11-19.

Kurnia, R., Wijaya, E. S., & Irawati, R. (2019). Hubungan Antara Kualitas Tidur dan Terapi Hipnosis
pada Pasien Depresi. Jurnal Kesehatan Komunitas, 7(1), 37-45.

Herawati, F. D., & Sumarwan, U. (2019). Penerapan Terapi Hipnoterapi dalam Menurunkan Skor
Nyeri Persalinan. Jurnal Kebidanan dan Keperawatan, 11(2), 93-102.

Widyastuti, M. E., & Mustikasari, M. (2020). Pengaruh Teknik Hypno-Suggestion terhadap Perilaku
Merokok pada Karyawan Perokok Aktif. Jurnal Ilmu Keperawatan Jiwa, 2(1), 34-43.

Yuniar, E., Lestari, Y., & Mustika, I. (2020). Hipnosis sebagai Terapi pada Pasien Hipertensi. Jurnal
Keperawatan, 12(1), 28-35.

Prameswari, A. W., & Siregar, S. S. (2020). Efektivitas Terapi Hipnotik dalam Mengurangi Nyeri pada
Pasien Gagal Ginjal Kronis. Jurnal Keperawatan Indonesia, 23(2), 113-120.

Yuniarti, N. M. D., & Wirawan, I. N. (2020). Pengaruh Terapi Hipnosis terhadap Penurunan Skala
Nyeri pada Kanker Payudara. Jurnal Kesehatan Medika Udayana, 9(2), 379-386.

Anwar, R. N., & Anggraini, R. (2021). Efektivitas Terapi Hipnosis dalam Menurunkan Tingkat
Kecemasan pada Pasien Preoperasi di Rumah Sakit Islam Klaten. Jurnal Ilmiah Kesehatan, 10(1), 1-7.

Santi, P., Rahayu, N. R., & Utomo, B. A. (2021). Efektivitas Teknik Hipnotis terhadap Penurunan Nyeri
Persalinan Ibu Primigravida. Jurnal Keperawatan, 13(1), 76-83.

Anda mungkin juga menyukai