Anda di halaman 1dari 33

Tema: Kewirausahaan

PEMBUDIDAYAAN TANAMAN TERONG UNGU


Diajukan untuk melengkapi tugas project dan memenuhi
syarat-syarat Profil Pelajar Pancasila

OLEH:

KELOMPOK
KELAS X IPAS-1

M.Azim Muzammil
Eka Wira Syahputra
M.Alkausar
Kiflayin Zein.s
Fitrah Rahmayani Syukrida
Fazlul Najmi

P EMERINTAH ACEH
DINAS PENDIDIKAN
SMA NEGERI 16 BANDA ACEH
Jalan Prof Ali Hasyimi Gp. Ilie Kec.Ulee Kareng Kode Pos : 23119 Telp. (0651) 8011162
Email : sman16bandaaceh12@gmail.com Website : sman16bandaaceh.sch.id
2023

Lembar Pengesahan

PROJEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA


Judul proposal : Pembudidayaan tumbuhan terong ungu
Nama Penyusun : 1. M.Azim Muzammil
2. Eka Wira Syahputra
3. M.Alkausar
4. Kiflayin Zein.S
5. Fitrah Rahmayani Syukrida
6. Fazlul Najmi

Sekolah/Program : SMA Negeri 16 Banda Aceh/Merdeka Berubah

Menyetujui,
Komisi Pembimbing

Pembimbing I

Ainul Mardiah, S.Pd


NIP. 19680923 200504 2 002

Waka Kurikulum, Koordinator Projek

Safaliana, S.Si Sri wahyuni, S.Pd, M.Pd


NIP.19851024 201003 2 004 NIP.19800708 200801 2 005

Mengetahui,
Kepala SMA Negeri 16 Banda Aceh

Dra. Syarfati, M.Pd


Pembina Utama
NIP. 19691111 199512 2 001

Lembar Pernyataan

PROJEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA

Judul proposal : PEMBUDIDAYAAN TUMBUHAN TERONG UNGU


Nama Penyusun : 1. M.Azim Muzammil
2. Eka Wira Syahputra
3. M.Alkausar
4. Kiflayin Zein.S
5. Fitrah Rahmayani Syukrida
6. Fazlul Najmi

Bahwa judul projek diatas telah mengikuti seminar akhir pada


Hari Sabtu tanggal 28 Januari 2023

Dengan Penguji:

Nama: Tanda Tangan

1. Dra. Syarfati, M.Pd 1.

2. Sri Wahyuni, M.Pd 2.

3. Safaliana, S.Pd 3.

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim
Assalamualaikum wr wb
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunianya sehingga
penyusunan Laporan Akhir “PEMBUDIDAYAAN TUMBUHAN TERONG UNGU”
dapat kami selesaikan dengan baik dan tepat waktu. Adapun maksud dan tujuan dari
penyusunan Laporan Akhir ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas dalam
menyelesaikan proyek profil pelajar pancasila.
Dalam proses penyusunan Laporan Akhir ini kami menjumpai berbagai
hambatan, namun berkat dukungan materil dan moril dari berbagai pihak akhirnya
kami dapat menyelesaikan tugas ini, oleh karena itu melalui kesempatan ini kami
menyampaikan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada:
1. Kepala sekolah SMA Negeri 16 Banda Aceh, Ibu Dra. Syarfati, M.Pd
2. Pengawas pembina SMA Negeri 16 Banda Aceh, Bapak Samsul Bahri, S.Pd, M.Ed
3. Waka kurikulum SMA Negeri 16 Banda Aceh,Ibu Safaliana, S.Si
4. Koordinator projek penguatan profil pancasila, Ibu Sri Wahyuni, M.Pd
5. Guru pembimbing kami, Ibu Sri Wahyuni, M.Pd
6. Guru pembimbing kami, Ibu Ainul Mardiah, S.Pd
7. Orang tua kami yang telah mendukung secara moral dan spiritual
8. Semua pihak yang ikut menyukseskan penyusunan laporan ini
Dalam penyusunan laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu
kami mengharapkan segala saran dan kritik yang membangun dari semua pihak
sangat kami harapkan, demi perbaikan pada tugas selanjutnya. Harapan kami semoga
penyusunan Laporan ini bermanfaat khususnya bagi kami kelompok terong ungu di
kelas X IPAS 1 dan bagi pembaca lain pada umumnya.

Banda Aceh, Januari 2022


Penulis

DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan ......................................................................................... i


Lembar Pernyataan .......................................................................................... ii
Kata Pengantar ................................................................................................. Iii
Daftar Isi .......................................................................................................... iv
Daftar Gambar ................................................................................................. v
Daftar Tabel ..................................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ...................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................. 2
1.3 Tujuan ................................................................................................... 2
1.4 Manfaat ................................................................................................. 2

BAB II KAJIAN PUSTAKA ........................................................................... 4


2.1 Profil Pelajar Pancasila ......................................................................... 4
2.2 Kewirausahaan ...................................................................................... 4
2.3 Terong ungu .......................................................................................... 6
2.4 Pupuk Kandang sapi .............................................................................. 7
2.5 Media tanam .......................................................................................... 8
2.6 Tanah ..................................................................................................... 9

BAB III METODE PENELITIAN ..................................................................


3.1 Metode Penelitian..................................................................................
3.2 Tempat dan waktu penelitian ................................................................
3.3 Pendekatan Penelitian ...........................................................................
3.4 Sumber Data ..........................................................................................
3.5 Teknik Pengumpulan Data ....................................................................
3.6 Objek dan Subjek Penelitian .................................................................
3.7 Subjek penelitian ................................................................................... `
3.8 Informan Penelitian ...............................................................................
3.9 Tenik Analisis Data ...............................................................................

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................


76

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Terung atau terong merupakan sejenis tumbuhan yang dikenal sebagai sayur-

sayuran dan ditanam untuk dimanfaatkan sebagai bahan makanan. Terung

dikenal dengan nama ilmiah Solanum melongena L. adalah tanaman asli daerah

tropis yang cukup dikenal di Indonesia. Sebagai salah satu sayuran pribumi, buah

terung hampir selalu ditemukan di pasar tani atau pasar tradisional dengan harga

yang relatif murah. Akhir-akhir ini bisnis terung masih memberikan peluang pasar

yang cukup baik terutama untuk memenuhi permintaan pasar dalam negeri. Perlu

diakui belum adanya standardisasi mutu sesuai tuntutan masa kini serta masuknya

terung hibrida introduksi dari Jepang dan Thailand ke pasaran dalam negeri

menyebabkan harga rata-rata terung varietas lokal masih berada di bawah potensi

tanaman itu sendiri (Hastuti, 2007).

Peningkatan produksi tanaman sayur–sayuran merupakan bagian penting

dari usaha peningkatan produksi hasil pertanian yang bermanfaat, baik sebagai

sumber gizi dalam menunjang kesehatan masyarakat pada umumnya maupun

untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat tani pada

khususnya (Safei, dkk. 2014). Tanaman terong atau terung (Solanum melongena

L) merupakan salah satu jenis tanaman sayuran yang digemari oleh masyarakat

karena selain memiliki rasa yang enak, juga banyak mengandung vitamin dan gizi


77

seperti; vitamin A, vitamin B, vitamin C, kalium, fosfor, zat besi, protein, lemak,

dan karbohidrat. Selain itu, terung juga mempunyai khasiat sebagai obat karena

mengandung alkaloid solanin, dan solasodin yang berfungsi sebagai bahan baku

kontrasepsi oral. Buah terung juga diekspor dalam bentuk awetan, terutama jenis

terung ungu (Huruna, 2015).

Terong (Solanum melongena L) adalah salah satu sumber makanan yang

sangat dikenal oleh semua lapisan masyarakat. Terung menjadi salah satu menu

yang paling diminati berbagai kalangan. Untuk membelinya pun tidak sulit karena

tersedia dipasar-pasar maupun supermarket. Selain rasanya enak, terung juga bisa

diolah menjadi brermacam-macam menu masakan. Bahkan cara mengolahnya

terbilang mudah dan sederhana (Sriyanto, 2015).

Dalam setiap 100 gram terong segar terdapat kandungan zat sebagai berikut:

24 kalori, 1,1 g protein, 0,2 g lemak, 5,5 g karbohidrat, 15 mg kalsium, 37mg

fosfor, 0,4mg besi, 4mg Vitamin A, 5mg Vitamin C, 0,04mg vitamin B1, 92,7mg

air (Pracaya, 2011). Permintaan terhadap buah terung (Solanum melongena L)

selama ini terus meningkat sejalan dengan pertambahan penduduk yang diikuti

dengan meningkatnya kesadaran akan manfaat sayur-sayuran dalam memenuhi

gizi keluarga, sehingga produksi tanaman terung perlu ditingkatkan. Untuk

meningkatkan produksi tanaman terung dapat dilakukan melalui program

ekstensifikasi dan intensifikasi, namun dalam usaha peningkatan produktivitas

dan efisiensi penggunaan tanah, cara intensifikasilah merupakan pilihan yang


78

tepat untuk diterapkan salah satunya penggunaan pupuk. Pupuk yang sering

digunakan adalah pupuk anorganik (pupuk kimia). Penggunaan pupuk kimia yang

berlebihan dapat merusak kualitas tanah sehingga tanaman akan kekurangan

asupan hara yang diperlukan, lebih parah, tanah tanah dapat mengalami

pencemaran, yaitu keadaan dimana bahan kimia buatan manusia masuk dan

mengubah lingkungan alami tanah (Ayu, 2011).

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang ditulis, maka penulis menjelaskan rumusan

masalah:

1. Apakah dengan Pembudidayaan terong ungu dapat memberikan pengetahuan

tentang pembudidayaan tanaman lebih luas lagi.

2. Bagaimana komposisi pupuik,tanah serta air dari pembudidayaan terong ungu.

1.2 Tujuan

Tujuan Penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui Pembudidayaan terong ungu melalui proses pembuatannya.

2. Untuk mengetahui pengaruh pemberian komposisi media tanam terhadap

pertumbuhan dan hasil tanaman terong.

1.3 Manfaat

Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Meningkatkan skill siswa-siswi dalam praktek bidang pertanian.


79

2. Menambah wawasan dan sebagai media edukasi tentang komposisi

pencampuran pupuk dan tanah, penanaman, penyiraman dan lain sebagainya.


80

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Profil Pelajar Pancasila

Pendidikan merupakan kunci untuk menumbuh kembangkan kehidupan

bermasyarakat, berbangsa dan bernegara berdasarkan pancasila sesuai dengan tujuan

pendidikan nasional, yaitu untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi

manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,

sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis

serta bertanggung jawab.

Menurut (Irawati, 2022: 35) dengan menjadi Pelajar Pancasila artinya menjadi

pelajar yang memiliki jati diri yang kuat sebagai bangsa Indonesia, yang peduli dan

mencintai tanah airnya, namun juga cakap dan percaya diri dalam berpartisipasi dan

berkontribusi dalam mengatasi masalah-masalah global.

2.2 Kewirausahaan

Wirausha berasal dari kata “wira” dan “usaha”. Wira berarti gagah,

berani, perkasa. Usaha, berarti bisnis (Nasution et al. 2007). Wirausaha

atau entrepreneur yang merupakan kata serapan dari bahasa Prancis yaitu

entreprendre yang artinya menjalankan (Frederick, et al. 2007: 26).

Sehingga istilah entrepreneur atau wirausaha dapat diartikan sebagai orang

yang berani atau perkasa dalam usaha/bisnis.


81

Menurut Wijaya (2017: 21) wirausaha adalah orang yang melakukan upaya

kretaif dan inovatif dengan mengembangkan ide serta meramu sumber daya untuk

menemukan peluang dan perbaikan hidup.

Menurut Takdir dkk (2015: 20):kewirausahaan dapat didefinisikan sebagai

proses dan perjuangan untuk menciptakan nilai tambah barang dan jasa yang

dilakukan dengan keberanian untuk menghadapi risiko dengan sesuatu kemampuan

kreatif dan inovatif (create new and different) yang dijadikan kiat, dasar, sumber

daya,.Sejalan dengan pendapat di atas Kasmir (2011: 21) mengungkapkan:

kewirausahaan adalah suatu kemampuan dalam hal menciptakan kegiatan usaha yang

memerlukan adanya kreatifitas dan inovasi yang terus-menerus untuk menemukan

sesuatu yang berbeda dari yang sudah ada sebelumya. Frederick et al. (2007: 29)

kewirausahaan adalah proses visi, perubahan, dan penciptaan yang dinamis Ini

membutuhkan penerapan energi dan semangat terhadap kreasi dan implementasi ide-

ide baru serta solusi yang kreatif.

Daryanto & Cahyono (2013:6) kewirausahaan adalah sikap, jiwa, semangat

mulia pada seseorang yang inovatif dan kreatif untuk kemajuan pribadi dan

masyarakat.

Menurut Hisrich et al. (2010: 6) kewirausahaan adalah proses menciptakan

sesuatu yang baru dan bernilai dengan mencurahkan usaha serta waktu yang

diperlukan, dengan asumsi resiko keuangan, psikis, dan sosial yang menyertainya,

dan menerima imbalan uang yang dihasilkan dan kepuasan pribadi serta kemandirian.


82

2.3 Terong ungu


Terung atau terong merupakan sejenis tumbuhan yang dikenal sebagai sayur-

sayuran dan ditanam untuk dimanfaatkan sebagai bahan makanan. Terung

dikenal dengan nama ilmiah Solanum melongena L. adalah tanaman asli daerah

tropis yang cukup dikenal di Indonesia. Sebagai salah satu sayuran pribumi, buah

terung hampir selalu ditemukan di pasar tani atau pasar tradisional dengan harga

yang relatif murah. Akhir-akhir ini bisnis terung masih memberikan peluang pasar

yang cukup baik terutama untuk memenuhi permintaan pasar dalam negeri. Perlu

diakui belum adanya standardisasi mutu sesuai tuntutan masa kini serta masuknya

terung hibrida introduksi dari Jepang dan Thailand ke pasaran dalam negeri

menyebabkan harga rata-rata terung varietas lokal masih berada di bawah potensi

tanaman itu sendiri (Hastuti, 2007).

Terong (Solanum melongena L) adalah salah satu sumber makanan yang

sangat dikenal oleh semua lapisan masyarakat. Terung menjadi salah satu menu

yang paling diminati berbagai kalangan. Untuk membelinya pun tidak sulit karena

tersedia dipasar-pasar maupun supermarket. Selain rasanya enak, terung juga bisa

diolah menjadi brermacam-macam menu masakan. Bahkan cara mengolahnya

terbilang mudah dan sederhana (Sriyanto, 2015).


83

2.4 Pupuk Kandang Sapi

Pupuk kandang didefinisikan sebagai semua produk buangan dari binatang

peliharaan yang dapat digunakan untuk menambah hara, memperbaiki sifat fisik, dan

biologi tanah. Apabila dalam memelihara ternak tersebut diberi alas seperti sekam

pada ayam, jerami pada sapi, kerbau dan kuda, maka alas tersebut akan dicampur

menjadi satu kesatuan dan disebut sebagai pupuk kandang pula. Beberapa petani di

beberapa daerah memisahkan antara pupuk kandang padat dan cair.

Manfaat dari penggunaan pupuk kandang telah diketahui berabad-abad

lampau bagi pertumbuhan tanaman, baik pangan, ornamental, maupun perkebunan.

Yang harus mendapat perhatian khusus dalam penggunaan kandang adalah kadar

haranya yang bervariasi. Komposisi hara ini sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor

seperti jenis dan umur hewan, jenis makanannya, alas kandang, dan

penyimpanan/pengelolaan. Kandungan hara dalam pupuk kandang sangat

menentukan kualitas pukan. Kandungan unsur-unsur hara di dalam pupuk kandang

tidak hanya tergantung dari jenis ternak, tetapi juga tergantung dari makanan dan air

yang diberikan, umur, dan bentuk fisik dari ternak (Hartatik dan Widowati, 2006).


84

2.5 Media Tanam

Media tanam merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan

tanaman. Penggunaan jenis media tanam yang tepat akan memberikan kondisi

lingkungan yang optimal untuk pertumbuhan tanaman. Syarat media tanam yang baik

adalah sebagai berikut : (1) dapat berfungsi sebagai tempat berpijak tanaman, (2)

dapat mengikat air dan unsur hara, (3) mempunyai drainase dan aerasi yang baik, (4)

dapat mempertahankan kelembaban di sekitar akar tanaman, (5) tidak menjadi

sumber penyakit bagi tanaman, dan (6) mudah didapatkan dan harganya relatif murah

(Agoes, 1994 dalam Ramadhan, 2014).

Media tanam sangat penting untuk pertumbuhan dan produksi tanaman

optimal, sehingga perlu adanya suatu usaha mencari media tanam yang sesuai. Media

tanam terdiri dari dua tipe yaitu campuran tanah (soil-mixes) yang mengandung tanah

alami dan campuran tanpa tanah (soilles-mixes) yang tidak mengandung tanah

(Harjadi, 1996 dalam Hari, 2013).

2.6 Tanah

Tanah merupakan hasil pelapukan dari batuan. Jenis tanah dibedakan menjadi

dua, yaitu tanah mineral dan tanah organik. Tanah mineral adalah tanah yang

merupakan hasil pelapukan dari bahan-bahan mineral, sedangkan tanah organik

adalah tanah yang berasal dari hasil pelapukan bahan-bahan organik. Tanah organik

memiliki bahan organik dalam jumlah yang tinggi, misalnya tanah gambut. Setiap

jenis tanah memiliki sifat fisik dan sifat kimia yang berbeda, sebagai contoh tanah


85

latosol memiliki sifat kimia yang kurang baik, memiliki KTK yang rendah

disebabkan oleh bahan organik sedikit dan memerlukan tambahan unsur hara N, P, K,

Ca, Mg dan beberapa unsur mikro. Tanah latosol mengandung hidrooksida besi atau

aluminium (Murbandono, 1993 dalam Hari, 2013).

Pengaruh kondisi tanah bagi tanaman merupakan salah satu faktor yang

menentukan pertumbuhan tanaman. Bagi tanaman, tanah berfungsi sebagai : (1)

Tempat tumbuhnya tanaman; (2) Tempat persediaan udara bagi pernafasan akar

tanaman dan kehidupan mikroorganisme; (3) Tempat persediaan unsur hara bagi

pertumbuhan tanaman, baik berupa zat organik maupun anorganik; (4) Tempat

persediaan air untuk melarutkan unsur hara agar bisa diserap tanaman (Balai

Pengkajian Teknologi Pertanian Kaltim, 2015).

Berdasarkan fungsi tanah di atas, maka tanah yang menunjang kesuburan

tanaman adalah tanah yang mengandung zat organik, anorganik, air, dan udara dalam

keadaan cukup dan tersedia sesuai dengan pertumbuhan tanaman. Zat organik

merupakan zat yang terbentuk dari hasil pelapukan atau pembusukan sisasisa

tanaman dan hewan. Biasanya zat organik terdapat pada lapisan tanah paling atas (top

soil) hingga kedalaman ± 15 cm dan berwarna kehitaman. Sedangkan zat anorganik

ialah zat yang berasal dari hancuran bebatuan dan mineral, biasanya tersebar pada

lapisan tanah bawah pada kedalaman lebih dari 15 cm. Tanah dikatakan subur apabila

mengandung bahan-bahan tersebut dengan komposisi 45% bahan organik, 5% zat


86

anorganik, 25% air, dan 25% udara (Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kaltim,

2015).

Tanah yang dikehendaki tanaman adalah yang berstruktur gembur, di

dalamnya terdapat ruang pori-pori yang dapat diisi oleh air, tanah, dan udara. Air,

tanah, dan udara sangat penting bagi pertumbuhan akar tanaman. Keuntungan dari

tanah yang berstruktur gembur atau remah ini yakni udara dan air tanah berjalan

lancar, temperaturnya stabil. Keadaan tersebut memacu pertumbuhan jasad renik

tanah yang memegang peranan penting dalam proses pelapukan bahan organik di

dalam tanah (Lingga dan Marsono, 2002).

1. Bahasa Indonesia

Peserta didik mampu mengintepretasikan informasi untuk mengungkapkan

kepedulian, empati atau pendapat dari teks aural, visual dan atau audio

visual.

2. Matematika

Peserta didik dapat mengidentifikasi daftar tabel kegiatan keterampilan

vokasional, membuat tabel kebutuhan uang untuk belanja barang

3. Sosial


87

Peserta didik memahami pentingnya semangat dalam bekerja serta

mengelaborasikan pemahaman tentang semangat bekerja dalam

keterkaitannya dengan aktivitas sehari-hari.

4. PKWU

Sistem produksi kerajinan dan memahami perhitungan biaya produksi

inspirasi bahan berbentuk bidang datar

5. Ekonomi

Menganalisis peran pelaku ekonomi dalam kegiatan ekonomi

6. PKN

Menyajikan hasil penerapan konsep berpikir kronologis, diakronik, sinkronik,

ruang, dan waktu dalam peristiwa sejarah dalam bentuk tulisan atau bentuk

lain.

7. TIK

Terampil dalam mengakses, mengelola, mengelola, menginterpretasi,

mengintergasikan mengevaluasi informasi, serta menciptakan informasi baru

dari himpunan data dan informasi yang dikelolanya, dengan memanfaatkan

TIK yang sesuai .

2.10 Penguatan Merdeka Belajar


88

Penguatan merdeka belajar dapat dimanfaatkan sebagai strategi untuk

membentuk identitas yang kuat pada setiap peserta didik. Membentuk sikap yang

dapat membawa peserta didik pada kemajuan dan sesuai dengan karakteristik.

Pendidikan merupakan sarana strategis dalam membentuk penguatan merdeka belajar

untuk infrastruktur dan ekosistem tersendiri. Dunia pendidikan perlu lebih

memberdayakan, menguatkan, serta meningkatkan peran peserta didik dalam tahap

yang lebih mendasar penguatan merdeka belajar untuk dilakukan pertimbangan,

menurut Sriwilujeng (2022:7) sebagai berikut:

a. Revolusi digital yang semakin pesat dan telah mengubah sendi-sendi


kehidupan , kebudayaan, peradaban, termasuk pendidikan.
b. Semakin terintegrasinya masyarakat dunia akibat globalisasi, hubungan
multilateral antarnegara, teknologi komunikasi, dan transportasi.
c. Dunia semakin sempit terutama negara, korporasi dan individu yang semakin
menggobal
d. Dunia yang berubah dengan amat cepat, sehingga jarak tampak memendek,
waktu terasa ringkas, dan segala sesuatu menjadi cepat usang
e. Tumbuhnya masyarakat padat pengetahuan (knowledge society), masyarakat
informasi (information society), dan masyarakat jaringan (network society)
yang membuat pengetahuan, informasi, dan jaringan menjadi modal penting
dalam kehidupan
f. Kebutuhan peserta didik kreatif menempatkan kreativitas dan inovasi sebagai
modal yang amat penting bagi individu dan masyarakat.

Penguatan merdeka belajar memberikan inspirasi untuk peserta didik pada

kebutuhan baru yang berbeda dengan masa sebelumnya dan memiliki tatanan baru

serta parameter yang berbeda pula.


89

2.11 Kerangka pemikiran

Kerangka pemikiran adalah ilustrasi dari ringkasan yang lugas dan benar

mengenai konsep atau gambaran yang berhubungan satu kejadian dengan fenomena

lainnya. Kerangka pemikiran sangat penting untuk mengetahui konsep dasar atau

gambaran ringkas dari sebuah penelitian ilmiah yang dilakukan oleh seseorang

sehingga lebih memudahkan untuk memahami arah penelitian tersebut.

Adapun kerangka untuk penelitian dapat dilihat dari proses penanaman dan

pembudidayaan terong ungu dapat meningkatkan life skill siswa dalam bidang

pertanian dan pembudidayaan, yang dilaksanakan di sekolah SMA Negeri 16 B.

Aceh, melalui metode pembelajaran pada proses pengetahuan, keterampilan aplikatif

dan produk yang dihasilkan penulis melalui kerja kelompok.

2.12 Alat dan Bahan serta Proses Pembuatan

Adapun alat dan bahan yang digunakan pada proses penerapan teknik Budidaya
Terong Ungu yaitu:

1. Alat dan Bahan

No Uraian Satuan Keterangan


1. Alat
Cangkul 3 Buah
Gerobak Sorong 1 Buah
2. Bahan
Bibit 1 Pcs


90

Pupuk 10 Karung
Air -
Tali 30 Meter
Polybag 50 Pcs
Paranet 9 Meter

2.11.1 Tabel Alat dan Bahan pada Budidaya Terong Ungu

2. Proses teknik Budidaya Terong Ungu

1. Menanam bibit ke dalam Polybag.


2. Menyiapkan pupuk.
3. Melakukan pembuatan bedengan.
4. Setelah 10 hari menanam bibit yang sudah ditanam di polybag ke
dalam bedengan yang sudah dibuat.
5. Menyiram tanaman secara rutin (setiap pagi dan sore).
6. Menunggu tumbuhan terong tumbuh.
7. Tumbuhan terong siap untuk di panen.


91

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Metode adalah suatu prosedur atau cara untuk mengetahui sesuatu yang

mempunyai langkah-langkah sistematis. Menurut Usman (2009:41) menjelaskan

“metodologi penelitian adalah suatu pengkajian dalam mempelajari peraturan-

peraturan yang terdapat dalam penelitian yaitu bagaimana cara seseorang untuk

melakukan penelitian”. Setiap penulisan karya ilmiah pasti memerlukan metode

penelitian tertentu yang sesuai dengan masalah yang diteliti. Sebagaimana

penelitian ini berfokus pada makna dari elemen-elemen pembentukan ukiran pinto

Aceh dan proses penerapan teknik manik-manik pada tas etnik pinto Aceh.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian kualitatif

dengan menggunakan tipe deskriptif. Dimana metode ini merupakan penelitian yang

dilakukan terhadap objek atau sesuatu yang harus diteliti secara menyeluruh,

mendalam dan utuh. Penelitian yang dilakukan dengan metode kualitatif bertujuan

untuk menggambarkan, meringkas berbagai kondisi dan situasi serta fenomena

realitas sosial yang ada di dalam masyarakat yang menjadi penelitian dan berupaya

menarik realita itu ke permukaan sebagai suatu ciri, karakter, model, tanda atau

gambaran tentang kondisi dan fenomena tertentu, dan dan proses penerapan teknik

manik-manik pada tas etnik pinto Aceh menurut Burhan (2007:68).


92

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian adalah tempat dimana proses pembelajaran, yang

digunakan untuk memperoleh pemecahan masalah penelitian berlangsung. Lokasi

penelitian ini yaitu pada SMA Negeri 16 Banda Aceh, Jl Prof Ali Hasyimi, Ilie

Ulee Kareng Banda Aceh dan Museum Aceh Kota Banda Aceh yang berada di Jl.

Sultan Mahmudsyah No.10, Peuniti, Kecamatan Baiturrahman, Kota Banda Aceh,

Aceh.

Adapun waktu penelitiannya dilaksanakan pada bulan Februari 2023 dan

berakhir April pada bulan 2023.

Tabel 3.2.1. Jadwal Penelitian

November 2022 – Januari


2023
No Rencana Kegiatan
Bulan ke-

2 3 4

1 Pelaporan proposal

2 Observasi dan dokumentasi

3 Proses produk

4 Pelaporan akhir

3.3 Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif

deskriptif. Pendekatan kualitatif sering disebut dengan metode naturalistik karena

penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah. Dalam penelitian kualitatif,


93

peneliti berperan menjadi instrumen. Oleh karena itu dalam penelitian kualitatif

yang menjadi instrumen penelitian adalah orang atau human instrument.

Menurut Sugiyono (2015:335) menjelaskan “Untuk dapat menjadi

instrumen, maka peneliti harus mempunyai wawasan yang luas sehingga mampu

menganalisis dan bertanya dan mampu mengkonstruksi objek yang diteliti

menjadi lebih jelas dan bermakna”.

Sementara metode deskriptif adalah metode yang menggambarkan suatu data

yang dibuat, oleh penulis sendiri. Peneliti menggunakan metode ini karena untuk

mengungkapkan kejadian atau fakta, keadaan, fenomena, variabel dan keadaan yang

terjadi saat penelitian berlangsung dengan menyuguhkan apa yang sebenarnya

terjadi. Selain itu, peneliti hanya sebagai pelaku peran dari implementasi mandiri

terhadap proses teknik pembuatan Budidaya Terong Ungu dan teknik

pengumpulan datanya pun dengan cara dokumentasi dan proses dalam

penerapannya.

3.4 Sumber Data

Adapun sumber data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data

primer dan sekunder adalah sebagai berikut :

1. Data Primer

Data primer adalah data yang langsung diperoleh dari sumber data

pertama pada objek penelitian. Adapun data primer yang digunakan dalam

penelitian ini adalah berupa hasil observasi dan pengamatan langsung


94

terhadap motif ukiran pinto Aceh di Museum Aceh, baik yang diperoleh

secara lisan maupun tulisan dari para informan, dan informasi sebagai

acuan untuk proses penerapan teknik pembuatan Budidaya Terong Ungu

dari manik-manik.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber ketiga dari

data yang dibutuhkan. Adapun sumber data sekunder didapatkan dari

berbagai literatur bacaan yang memiliki relevansi dengan penelitian ini

seperti skripsi, artikel, jurnal ilmiah, ensiklopedia, buku bacaan dan situs

internet serta proses penerapan sebagai acuan PEMBUDIDAYAAN

TUMBUHAN TERONG UNGU.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data dari penelitian ini, maka menggunakan Teknik

pengumpulan data sebagai berikut :

1. Wawancara

Wawancara atau interview adalah sebuah proses memperoleh

keteranganuntuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab melalui bertatap

muka antara pewawancara dengan responden atau orang yang

diwawancarai. Dengan atau tanpa menggunakan pedoman wawancara. Inti

dari metode wawancara ini bahwa di setiap penggunaan metode ini selalu

ada beberapa pewawancara, responden, materi wawancara dan pedoman


95

wawancara, menurut Moleong (2007:190)

Dari hasil observasi lapangan, peneliti selanjutnya bisa melakukan

wawancara dengan pihak-pihak yang terlibat sesuai dengan rumusan

masalah. Wawancara diartikan sebagai teknik riset dimana periset

melakukan kegiatan wawancara tatap muka terus menerus baik secara

langsung maupun tidak langsung. Wawancara dilakukan untuk menggali

informasi dari narasumber yang dianggap dapat memberikan informasi

maupun pengetahuan terkait dengan objek penelitian. Pada penelitian ini

wawancara akan dilakukan secara terstruktur dan tidak terstruktur.

Wawancara terstruktur yaitu pewawancara menetapkan sendiri masalah dan

pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan. Pokok-pokok yang dijadikan

dasar pertanyaan diatur sangat terstruktur. Sehingga jarang mengadakan

pendalaman di setiap pertanyaan yang diajukan, menurut Moleong

(2007:190)

Selain itu peneliti juga melakukan penerapan pada teknik-teknik

pembuatan Budidaya Terong Ungu pada manik-manik, untuk proses

perkembangan pada tahapan-tahapan motif sampai hasil yang dibuat.

2. Dokumentasi

Dokumen adalah pelengkap dari penggunaan metode observasi dan

wawancara dalam penelitian kualitatif yaitu dengan menelusuri data historis

yang berupa fakta dan data sosial yang tersimpan di objek penelitian.


96

Menurut Burhan (2007:124) menjelaskan, “data yang tersedia dapat

berbentuk surat, statistik, catatan harian, cendera mata dan laporan.

Kumpulan data lainnya dapat berupa foto, video, CD, hardisk, flashdisk,

dan lain sebagainya”. Teknik ini digunakan untuk mengumpulkan data-data

yang bersumber dari dokumen arsip. Kegiatan ini selain untuk mencatat

semua arsip dan dokumen juga dimaksudkan untuk memperoleh gambaran

yang lengkap tentang kondisi dokumen dan arsip tersebut. Teknik

pemanfaatan dokumen sebagai sumber data.

3. Observasi

Setelah membaca dan mencatat data yang dibutuhkan, kemudian

peneliti melakukan observasi ke lokasi penelitian. Observasi adalah suatu

teknik pengumpulan data dengan melakukan pengamatan dan pengindraan

dengan cara mendatangi langsung tempat atau lokasi penelitian, menurut

Burhan (2007:118).

Observasi atau pengamatan adalah kegiatan keseharian manusia

dengan menggunakan pancaindera mata sebagai alat bantu utamanya selain

pancaindera lainnya seperti telinga, penciuman, mulut dan kulit. Karena itu

observasi sendiri berartikan kemampuan seseorang untuk menggunakan

pengamatannya melalui hasil kerja pancaindera mata serta dibantu dengan

pancaindera lainnya. Observasi dalam penelitian ini adalah menganalisis

dengan cermat terhadap motif ukiran Pinto Aceh berdasarkan hasil

pengumpulan data melalui observasi, menurut Burhan ( 2007:118).


97

4. Studi Kepustakaan

Penelitian ini tentu pastinya memerlukan studi dari keperpustakaan

guna mencari buku-buku ataupun hal-hal yang terkait dengan analisis motif

Pinto Aceh serta proses PEMBUDIDAYAAN TUMBUHAN TERONG

UNGU. Studi keperpustakaan ini sangatlah dibutuhkan untuk memperkuat

analisis dalam penelitian ini. Sehingga penelitian yang akan dilakukan

dapat sesuai dengan apa yang diinginkan.

5. Internet Searching

Dalam penelitian ini penulis mengambil data dengan cara

mengakses atau mengunduh data yang diperlukan dari internet melalui

website tertentu yang dapat mendukung hasil pencarian. Penulis juga akan

melakukan pengecekan terlebih dahulu terhadap setiap data yang diambil

dari internet sehingga dapat dipastikan setiap data yang digunakan benar-

benar dari situs yang diperbolehkan untuk digunakan sebagai pelengkap

dalam suatu penelitian.

(2012:13). Adapun yang menjadi objek kajian penelitian penulis

adalah analisis makna yang terkandung dalam motif ukiran pinto Aceh dan

PEMBUDIDAYAAN TUMBUHAN TERONG UNGU.

3.7 Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah dimana objek penelitian tersebut melekat

atau menjadi sumber dari objek penelitian, menurut Indra (2019: 17).

Dimana suatu subjek penelitian adalah sumber informasi yang kita


98

butuhkan. Subjek pada penelitian ini yang pertama adalah staf khusus

Museum Aceh yang menangani info-info sejarah tentang Aceh. Kedua

penulis sendiri sebagai perkembangan untuk penerapan teknik dalam proses

pembuatan Budidaya Terong Ungu.

3.8 Informan Penelitian

Informan penelitian adalah pemberi informasi kepada pewawancara

pada proses penelitian yang diperkirakan menguasai dan memahami data,

informasi, maupun fakta dari suatu objek penelitian, menurut Burhan

(2007:111). Pada penelitian ini yang menjadi informan adalah staf khusus

petani yang memahami mengenai tentang pembudidayaan terong ungu

Teknik penentuan informan pada penelitian ini menggunakan teknik

snowball sampling. Teknik snowball sampling adalah teknik pengambilan

sampel pertama berdasarkan wawancara untuk mendapatkan sampel

berikutnya demikian secara terus menerus hingga seluruh kebutuhan sampel

penelitian dapat terpenuhi.

https://noniaryanti.wordpress.com/2016/05/17/snowball-sampling/, (Website
diakses pada tanggal 10 Januari 2023, Pukul 13:32)
Menurut Suardi Endaswara (2016:119), Kriteria informan dalam

penelitian ini adalah :

• Usia yang bersangkutan telah dewasa

• Orang yang bersangkutan memiliki pengalaman pribadi sesuai

denganpermasalahan yang diteliti


99

• Orang yang bersangkutan sehat jasmani dan rohani

• Orang yang bersangkutan bersifat netral, tidak mempunyai

kepentingan pribadi untuk menjatuhkan serta menjelekkan orang lain

• Orang yang bersangkutan memiliki pengetahuan yang luas mengenai

permasalahan yang diteliti.

3.5 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data diartikan sebagai proses mencari dan menyusun

secara sistematis data yang diperoleh dari hasil studi pustaka, catatan lapangan

dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori-

kategori dan menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun

kedalam pola, memilih mana yang penting dan akan dipelajari dan membuat

kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain,

menurut Nazir (1998:112).

Validitas atau keahlian suatu proses pada penerapan teknik pembuatan

Budidaya Terong Ungu sebagai ukuran dari beberapa data yang diperoleh,

sebagai tahapan-tahapan proses yang dibuat dalam sebuah rancangan, menurut

Mustafa (2013:164).


DAFTAR PUSTAKA

Akbar, A. 2012. Pengaruh Sistem Olah Tanah dan Waktu Penyiangan pada

Pertumbuhan dan Hasil Kedelai (Glycine max L.) Var. Grobogan. Budidaya

Pertanian. FP-UB. Malang.

Ashari, S. 2006. Hortikultura Aspek Budidaya. Universitas Indonesia. Jakarta.

Aldrich, R.J. 1984. Weed-crop Ecology. Principles in Weed Management. Nort

Scituate, Massachussets: Breton Publisher.m, 2006.

Bambang, S. 2015. Tanaman Hortikultura.

http://industri.bisnis.com/read/20150610/99/442242/tanaman hortikultura-

ewindo-luncurkan-sejumlah-varietas-hasil-riset-terbaru. Diakses pada hari

Selasa, 31 Januari 2017 ( 06:56).

Barus, E. 2003. Pengendalian Gulma di Perkebunan. Kanisius. Yogyakarta.

Cahyono, B. 2003. Budidaya Terong. Yayasan Pustaka Nusantara. Yogyakarta.

Cahyono, B. 2003. Teknik Strategi Budi daya Terong. Yayasan Pustaka

Nusatama. Yogyakarta.

Cahyono, B. 2016. Untung Besar dari Terong Hibrida. Pustaka Mina. Jakarta.

Callaway, M.B. 1992. A Compendium of Crop Varietal Tolerance to Weeds.

Amer. J. Alt. Agron. 7 (4) :169–180.

Direktorat Bina Produksi Padi dan Polowijo. 1990. Pengembangan Produksi Kedelai.

Direktorat Jendral Pertanian Tanaman Pangan.


Direktorat Gizi Depkes. R.I. 1981. Daftar Komposisi Bahan Makanan. Jakarta:

Bhratara Karya Aksara.

Emma. S. Wirakusumah. 1994. Buah dan Sayuran untuk Terapi. Penebar Swadaya.

Jakarta Firmanto, B. 2011.

Sukses bertanaman terong secara organik. Angkasa. Bandung. Gafur W A, Pembengo

W, Zakaria F. 2013.

Pertumbuhan dan Hasil Kacang Tanah (Arachis hypogeal L.) berdasarkan Waktu

Penyiangan dan Jarak Tanam yang Berbeda. Skripsi. Gorontalo : Fakultas

Pertanian Universitas Negeri Gorontalo

Anda mungkin juga menyukai