PENANGGULANGAN KEKURANGAN VITAMIN Ns. Yayah Syafariah Skep., MM Defisiensi vitamin terjadi : 1. Karena pola makan yang tidak seimbang 2. Efek penggunaan obat
Gejala kekurangan vitamin A, B, C, dan D
1. Kekurangan vitamin A * Rabun senja (sulit melihat dalam gelap) akibat kekurangan pigmen fotoreseptor rhodopsin * Kulit kering, bersisik, menebal dengan sisik folikel yang menonjol * Bibir kering dan lidah menebal * Keratinisasi saluran kemih, gastrointestinal, dan pernapasan. 2. Gejala kekurangan Vitamin B :
* Badan terasa lesu
* Mengalami gangguan keseimbangan * Tubuh jadi lebih mudah terserang penyakit * Adanya luka di ujung bibir • Warna kulit, rambut, dan kuku yang berubah menjadi lebih pucat. 3. Kekurangan vitamin C Vitamin C di tubuh berfungsi untuk melindungi sel dan menjaganya tetap sehat, menjaga kesehatan kulit, pembuluh darah, tulang, serta membantu penyembuhan luka
Gejala kekurangan Vitamin C
* Tubuh yang mudah terluka dan butuh waktu lama untuk sembuh * Kelelahan yang berlebih * Nyeri otot dan sendi * Adanya bintik-bintik merah keunguan atau mirip lebam di kulit. 4. Kekurangan vitamin D Vitamin D diperlukan tubuh untuk menyerap kalsium yang membantu tulang tetap sehat.
Gejala tubuh kekurangan vitamin D di antaranya seperti berikut:
* Suasana hati yang mudah berubah
* Pengeroposan tulang * Kram atau kelemahan otot * Sakit pada persendian, terutama di punggung. Anemia Anemia adalah kondisi ketika tubuh kekurangan sel darah merah yang sehat atau ketika sel darah merah tidak berfungsi dengan baik. Akibatnya, organ tubuh tidak mendapat cukup oksigen sehingga membuat penderita anemia pucat dan mudah lelah. Anemia merupakan gangguan darah atau kelainan hematologi yang terjadi ketika kadar hemoglobin (bagian utama dari sel darah merah yang mengikat oksigen) berada di bawah normal. Orang dewasa dikatakan menderita anemia bila kadar • hemoglobinnya di bawah 14 gram per desiliter untuk laki-laki dan kurang dari 12 gram per desiliter untuk wanita. • Anemia dengan kadar hemoglobin di bawah 8 gram per desiliter sudah tergolong berat. Kondisi ini disebut dengan anemia gravis. • Pengobatan anemia tergantung kepada penyebab yang mendasarinya, mulai dari konsumsi suplemen zat besi, transfusi darah, sampai operasi. Secara garis besar, anemia terjadi akibat tiga kondisi berikut ini: • Produksi sel darah merah yang kurang • Kehilangan darah secara berlebihan • Hancurnya sel darah merah yang terlalu cepat Berikut ini adalah jenis-jenis anemia yang umum terjadi berdasarkan penyebabnya: 1. Anemia akibat kekurangan zat besi • Kekurangan zat besi membuat tubuh tidak mampu menghasilkan hemoglobin (Hb). Kondisi ini bisa terjadi akibat kurangnya asupan zat besi dalam makanan, atau karena tubuh tidak mampu menyerap zat besi, misalnya akibat penyakit celiac. 2. Anemia pada masa kehamilan • Ibu hamil memiliki nilai hemoglobin yang lebih rendah, tetapi hal ini normal. Meski demikian, kebutuhan hemoglobin meningkat saat hamil sehingga dibutuhkan lebih banyak zat pembentuk hemoglobin, yaitu zat besi, vitamin B12, dan asam folat. 3. Anemia akibat perdarahan • Anemia dapat disebabkan oleh perdarahan berat yang terjadi secara perlahan dalam waktu lama atau terjadi seketika. • Penyebabnya bisa cedera, gangguan menstruasi, wasir, peradangan pada lambung, kanker usus, atau efek samping obat, seperti obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS). 4. Anemia Aplastik
Anemia Aplastik terjadi ketika kerusakan pada sumsum tulang
membuat tubuh tidak mampu lagi menghasilkan sel darah merah dengan optimal. Kondisi ini diduga dipicu oleh infeksi, penyakit autoimun, paparan zat kimia beracun, serta efek samping obat antibiotik dan obat untuk mengatasi rheumatoid arthritis. 5. Anemia Hemolitik • Anemia Hemolitik terjadi ketika penghancuran sel darah merah lebih cepat daripada pembentukannya. Kondisi ini dapat diturunkan dari orang tua, atau didapat setelah lahir akibat kanker darah, infeksi bakteri atau virus, penyakit autoimun, serta efek samping obat-obatan, seperti paracetamol, penisilin, dan obat antimalaria 6. Anemia akibat penyakit kronis
Beberapa penyakit dapat memengaruhi proses pembentukan sel darah
merah, terutama bila berlangsung dalam jangka panjang. Beberapa di antaranya adalah Penyakit Crohn, Penyakit Ginjal, Kanker, Rheumatoid Arthritis, dan HIV/AIDS. 7. Anemia Sel Sabit (Sickle Cell Anemia) • Anemia Sel Sabit disebabkan oleh mutasi (perubahan) genetik pada hemoglobin. Akibatnya, hemoglobin menjadi lengket dan berbentuk tidak normal, yaitu seperti bulan sabit. Seseorang bisa terserang Anemia Sel Sabit jika kedua orang tuanya sama-sama mengalami mutasi genetik tersebut. 8. Thalasemia • Thalasemia disebabkan oleh mutasi gen yang memengaruhi produksi hemoglobin. Seseorang dapat menderita thalasemia jika satu atau kedua orang tuanya memiliki kondisi yang sama. Gejala Anemia • Lemas dan cepat lelah • Sakit kepala dan pusing • Sering mengantuk, misalnya mengantuk setelah makan • Kulit terlihat pucat atau kekuningan • Detak jantung tidak teratur • Napas pendek • Nyeri dada • Dingin di tangan dan kaki • Gejala di atas awalnya sering tidak disadari oleh penderita, namun akan makin terasa seiring bertambah parahnya kondisi anemia. Kekurangan Karbohidrat dan Cara Mengatasinya Kekurangan Karbohidrat dan Cara Mengatasinya • Manfaat utama karbohidrat bagi tubuh adalah • menyediakan energi untuk beraktivitas, mulai dari bernapas hingga berjalan. • Selain itu, karbohidrat juga berfungsi mencegah serangan penyakit menjaga berat badan Efek Kekurangan Karbohidrat Kekurangan karbohidrat dapat menyebabkan berbagai gangguan kesehatan, • Mulai dari kepala pusing, • Tubuh terasa lemah, • Rentan terserang penyakit Jangka pendek Dalam jangka pendek, kekurangan karbohidrat dapat menyebabkan ketosis, yaitu suatu kondisi ketika tubuh memanfaatkan lemak sebagai sumber energi. Gejala ketosis antara lain adalah • Sakit kepala • Lemas • Dehidrasi • Mual • Pusing • Emosi tidak stabil. Ketosis dapat menyebabkan penumpukan senyawa keton dalam tubuh. Dalam jangka panjang, Keton yang menumpuk ini bisa menyebabkan gangguan kesehatan serius, seperti Asidosis Koma Kematian Jangka panjang Kekurangan karbohidrat secara terus-menerus juga akan menimbulkan dampak jangka panjang terhadap kesehatan, di antaranya: • Kekurangan nutrisi • Kolesterol tinggi, jika mengganti asupan karbohidrat dengan makanan tinggi lemak atau protein, sehingga meningkatkan risiko terjadinya penyakit jantung dan stroke • Kerusakan pembuluh darah • Meningkatkan risiko terkena kanker • Berat badan mudah naik-turun Cara Mengatasi Kekurangan Karbohidrat
Hal pertama yang harus dilakukan ketika mengalami kekurangan karbohidrat
adalah: • Memenuhi asupan karbohidrat harian. • Mengonsumsi sayuran dan buah-buahan segar, karena kandungan serat di dalamnya dapat membuat Anda kenyang lebih lama • Mengonsumsi beragam makanan sehat dengan gizi seimbang, yang mana harus mengandung karbohidrat kompleks, protein, lemak sehat, vitamin, mineral, serat, dan cairan dalam jumlah yang cukup • Mengonsumsi susu dan produk-produk olahannya • Mengonsumsi makanan yang terbuat dari gandum utuh atau bekatul STUNTING Stunting • Stunting adalah kondisi ketika tinggi badan anak lebih pendek daripada standar usianya akibat kekurangan gizi dalam jangka panjang. • Kondisi ini bisa disebabkan oleh malnutrisi yang dialami ibu saat hamil atau anak pada masa pertumbuhannya. Berdasarkan data WHO • berdasarkan data tahun 2018,jumlah kasus stunting di Indonesia adalah sebanyak 30,8%, atau tiga dari sepuluh anak Indonesia. • Oleh karena itu, stunting masih menjadi masalah yang harus segera ditangani Penyebab Stunting • Penyebab utama stunting adalah malnutrisi dalam jangka panjang (kronis). Kekurangan asupan gizi ini bisa terjadi sejak bayi masih di dalam kandungan karena ibu tidak mencukupi kebutuhan nutrisi selama kehamilan. • Selain itu, anak yang kebutuhan nutrisinya tidak terpenuhi selama masa tumbuh kembangnya juga bisa mengalami stunting OBESITAS Obesitas
Obesitas adalah kondisi ketika lemak yang menumpuk di dalam tubuh
sangat banyak akibat kalori masuk lebih banyak dibandingkan yang dibakar. Obesitas harus segera ditangani, dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, hipertensi, diabetes. Berdasarkan data World Health Organization Tahun 2016, ada sekitar 650 juta penduduk usia dewasa yang mengalami obesitas. Tahun 2020, ada sekitar 39 juta anak usia di bawah 5 tahun yang menderita obesitas. Gejala Obesitas • Obesitas bukan sekadar berat badan berlebih (overweight). Obesitas ditandai dengan nilai indeks massa tubuh (IMT) 30 atau lebih, • mudah atau banyak berkeringat, • penumpukan lemak di beberapa area tubuh, • mudah lelah, dan • nyeri sendi. • Pada anak-anak, obesitas umumnya ditandai dengan penumpukan lemak di bagian payudara, sesak ketika melakukan aktivitas fisik, dan gangguan pubertas. Obesitas dapat disebabkan: konsumsi makanan cepat saji atau minuman yang mengandung gula tambahan dalam jangka panjang. konsumsi makanan secara berlebihan yang tidak diimbangi dengan olahraga secara rutin. Pengobatan dan Pencegahan Obesitas
Penanganan utama pada obesitas adalah
Mengatur pola makan sehat dan sesuai dengan kebutuhan asupan kalori harian. Diet (memilih jenis makan yg dikonsumsi) Aktif berolahraga setiap hari.