Anda di halaman 1dari 50

PENUNTUN PRAKTIKUM

FARMAKOGNOSI

Oleh:

Prof. apt. Deddi Prima Putra


Dr. apt. Elidahanum Husni
Dr. apt. Meri Susanti
Dr. apt. Dira Hefni

FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS ANDALAS


PADANG
2022
2

TATA TERTIB BAGI MAHASISWA DALAM MENJALANKAN PRAKTIKUM

FARMAKOGNOSI

1. Sebelum menjalankan praktikum, harus sudah menyiapkan diri tentang objek yang
akan dikerjakan.
2. Harus sudah datang 5 menit sebelum praktikum, sebelumnya menyiapkan alat.
3. Sebelum mulai dan sesudah selesai menjalankan praktikum harus membersihkan
semua alat yang dipakai. Mereka yang merusakkan atau menghilangkan alat-alat
harus lapor kepada asisten/analis.
4. Mahasiswa yang tidak dapat hadir harus dengan surat keterangan dokter atau orang
tua/wali.
5. Paling lambat 1 minggu sesudah selesai 1 objek, laporan sudah diserahkan kepada
asisten.
6. Selama jam praktikum baik dilaboratorium maupun dikebun tidak dibenarkan
meninggalkan pekerjaan kecuali seijin asisten.
7. Mahasiswa tidak dibenarkan bersandal dan berkaos oblong

Tim Farmakognosi
3

PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI

Tujuan

A. Praktikum ini bertujuan melatih mahasiswa dalam pengenalan simplisia, baik secara
makroskopis maupun mikroskopis. Secara khusus, praktikum ini bertujuan agar
mahasiswa mampu:

1. Mengenal secara makroskopis morfologi simplisia dengan baik yang berasal dari
tumbuhan, hewan maupun mineral yang digunakan sebagai obat baik secara langsung
maupun tidak.
2. Mengenal lebih jauh struktur sel dan tipe jaringan secara mikroskopis tertama
simplisia yang berasal dari tanaman, sehingga dapat digunakan sebagai pedoman
untuk identifikasi serbuk simplisia.
3. Mengetahui adanya pemalsuan simplisia.
B. Praktikum ini bertujuan melatih untuk dapat mempersiapkan simplisia yang bermutu.
Secara khusus, praktikum ini bertujuan agar mahasiswa mampu:
1. Memahami cara-cara penyiapan simplisia yang baik dan bermutu yang dapat
digunakan sebagai obat atau bahan obat.
2. Mengenal lebih dalam cara-cara penentuan standar mutu dari simplisia, sehingga
dapat digunakan sebagai pedoman dalam penentuan dari suatu simplisia memenuhi
persyaratan minimal atau tidak bila akan digunakan sebagai obat atau bahan baku
obat.

Objek Praktikum

1. Pengamatan ciri-ciri mikroskopis simplisia yang terdiri dari : folium, cortex, flos,
fructus, semen, radix, rhizoma, lignum, herba, dan pati.
2. Pengamatan ciri-ciri mikroskopis serbuk simplisia diatas.
3. Penyiapan Amylum Manihot
4. Penyiapan Orthosiphonis Folium
5. Penyiapan Curcumae Rhizoma
6. Minyak Atsiri
7. Minyak Lemak

Dengan menguasai keterampilan ini mahasiswa akan mampu menyiapkan simplisia yang
bermutu sesuai dengan persyaratan yang tercantum dalam Farmakope.
4

OBJEK PRAKTIKUM

MIKROSKOPIS

OBJEK 1. FOLIUM
• Orthosiphonis Folium
• Nicotianae Folium
• Psidii Folium
• Syzygii Folium
OBJEK 2. RHIZOM
• Curcuma Rhizom
• Zingeberis Rhizom
RADIX
• Deridis Radix
• Rhei Radix
OBJEK 3. SEMEN
• Coffea Semen
• Myristicae Semen
FRUKTUS
• Anisi Stellati Fruktus
• Capsici Fruktus
OBJEK 4. CORTEX
• Chinae Cortex
• Cinnamomi Cortex
FLOS
• Caryophyllum flos
LIGNUM
• Sappan Lignum
HERBA
• Andrographis

SIMPLISIA

OBJEK 5. Pati

OBJEK 6. Minyak Lemak

OBJEK 7. Minyak Atsiri

OBJEK 8. Capsici Annui Fructus dan Citri aurantiifoliae Pericarpium


5

OBJEK 1

FOLIUM
Ciri makroskopis

Folium (daun) merupakan bagain dari tumbuhan yang dapat dibedakan berdasarkan bentuk
daun, dasar daun, ujung atau bagian atas daun serta bentuk pinggirannya. Disamping itu
daun dapat pula dibedakan berdasarkan jaringan dan fragmen-fragmen yang dapat dilihat
dibawah mikroskop.

Bentuk daun

Gambar 1. Bentuk-bentuk daun


6

Sumber gambar: Plants of the Chicago Region (Indiana Natural Science) 4th ed
1994.

Bentuk dasar daun

Gambar 2. Bentuk-bentuk dasar daun

Sumber gambar : Plant Form: An Illustrated Guide to Flowering Plant


Morphology (Second edition) 2008.
7

Bentuk ujung daun

Gambar 3. Bentuk-bentuk ujung daun

Sumber gambar : Plant Form: An Illustrated Guide to Flowering Plant Morphology (Second edition)
2008.
8

Bentuk pinggiran daun

Gambar 4. Bentuk-bentuk pinggiran daun

Sumber gambar :
http://www.indiahomeclub.com/botanical_garden/bot_leaf_margin.php
9

Permukaan daun

Harus diperhatikan warna, ada tidaknya rambut, bentuk, urat atau serat daun dan
perbedaan permukaan atas dan bawah daun.

Ciri mikroskopis

Secara umum daun terdiri atas jaringan epidermis, parenkim, mesofil, dan jaringan
pembuluh.

Penampang melintang daun

Gambar 5. Bentuk morfologi jaringan potongan melintang daun.

Sumber gambar :
https://www.digitalatlasofancientlife.org/learn/embryophytes/tracheophytes/leaves/
10

Bentuk rambut penutup daun

Gambar 6. Bentuk-bentuk rambut penutup daun.

Sumber gambar :
http://www.cas.miamioh.edu/~meicenrd/ANATOMY/Ch11_Secretory/trichomes.jpg
11

Bentuk Rambut Kelenjar

Keterangan :

A. Rambut kelenjar tembakau


B. Rambut kelenjar diperbesar
C. Rambut penyangga dengan sistolit
D. Rambut satu sel
E. Rambut tegak, pendek dengan sistolit
F. Rambut penyangga dengan sistolit (pada cannabis)
G. Dan 11 rambut terurai (atas dan samping)

Tipe Stomata
12

Keterangan :

1. Tipe anomositik
2. Tipe anisositik
3. Tipe diastik
4. Tipe parasitik

Bagian-bagian lain yang harus diperhatikan juga antara lain

1. Sclereid
2. Kristal (bentuk bintang, jarum, prisma, dll)
3. Bentuk sel minyak dan warnanya
4. Warna dan bentuk tulang daun
13

Nama Simplisia : ORTHOSIPHONIS FOLIUM (DAUN KUMIS KUCING)

Spesies : Orthosiphon stamineus Benth

Famili : Labiatae

Makroskopis :

Tepi daun tidak bergerigi kasar tidak beraturan, kadang kadang beringgit tajam dan
menggulung kebawah. Permukaan daun licin, pada tepi daun dan diatas tulang daun terdapat
rambut pendek, terutama pada permukaan bawah. Tangkai daun persegi empat, warna agak
ungu.

Miksroskopis

Serbuk berwarna hijau kecoklatan. Fragmen pengenal: sel epidermis atas berbentuk
segi empat. Stomata tipe diasitik, terdapat dikedua permukaan, lebih banyak dipermukaan
bawah. Rambut penutup berbentuk kerucut bersel satu sampai dua, dan bersel empat sampai
enam, dinding sel tebal dengan kutikula bergaris halus, umumnya berisi zat yang berwarna
ungu. Rambut kelenjar umumnya dengan dua sel kepala. Terdapat pembuluh kayu dengan
penebalan spiral, tangga dan jala. Bandingkan bentuk rambutnya dengan rambut Colei Folium!

1. Gambar
A. Makroskopis B. Mikroskopis

2. Kandungan Kimia

3. Khasiat dan Penggunaannya


14

Nama Simplisia : NICOTIANAE FOLIUM (DAUN TEMBAKAU)

Spesies : Nicotiana tabacum Linn

Nicotiana rustica Linn

Famili : Solanaceae

Makroskopis:

Daun bulat telur. Panjang, tepi rata, hampir tak bertangkai, daun tunggal dan banyak
rambut.

Mikroskopis:

Serbuk berwarna coklat. Fragmen pengenal jaringan mesofil mempunyai sel idioblast
dengan kristal pasir, rambut penutup bersel tiga sampai empat, rambut kelenjar dengan kepala
bersel tiga dan empat. Stomata tipe anisositik. Kadang-kadang dijumpai pallen.

1. Gambar
A. Makroskopis B. Mikroskopis

2. Kandungan Kimia

3. Khasiat dan Penggunaannya


15

Nama Simplisia : PSIDII FOLIUM (DAUN JAMBU BIJI)

Spesies : Psidium guajava Linn

Famili : Myristaceae

Makroskopis

Daun tunggal, bertangkai pendek, panjang tangkai 0,5 cm sampai 1 cm, bentuk bulat
agak menjorong atau bulat memanjang, pinggir daun rata agak menggulung ke atas,
permukaan atas agak licin, warna hijau kelabu, kelenjar minyak seperti bintik-bintik berwarna
gelap, ibu tulang daun dan tulang cabang menonjol pada pemukaan bawah, tulang menyirip
warna putih kehijauan.

Mikroskopis

Serbuk hijau keabu-abuan. Fragmen pengenal: rambut penutup banyak terdapat yang
lepas, hablur kalsium oksalat, stomata tipe anomositik, masofil dengan kelenjar

1. Gambar
A. Makroskopis B. Mikroskopis

2. Kandungan Kimia

3. Khasiat dan Penggunaanya


16

Nama Simplisia : SYZIGII POLYANTHI FOLIUM (DAUN SALAM)

Spesies : Syzigii polyantum

Famili : Myristaceae

Makroskopis

Daun tunggal, bertangkai pendek, panjang tangkai daun 5mm-10mm, tebal daun
berbentuk jorong memanjang, panjang 7-15 cm, lebar 3-10 cm, ujung dan pangkal daun
memancing, rata-rata permukaan atas coklat kehijauan licin mengkilat, permukaan bawah
berwarna coklat tua, tulang daun menyirip dan menonjol pada permukaan, bawah tulang
cabang halus.

1. Gambar
A. Makroskopis B. Mikroskopis

2. Kandungan Kimia

3. Khasiat dan Penggunaanya


17

OBJEK 2

RIZOMA

Rhizome adalah batang yang berada di bawah tanah, dijumpai akar pada permukaan
bawah dan batang atau daun di atas permukaan batang yang di bawah tanah. Rhizome tumbuh
horizontal, vertical atau miring. Bagian permukaan ditandai dengan bekas-bekas batang atau
daun. Rhizome mempunyai rambut dan daun.

Histologi

Epidermis rhizome adalah bergabus, umumnya jaringan cortex dibatasi oleh


endodermis, jaringan vaskuler teratur dalam suatu lingkaran dari bundel terpisah atau dibentuk
sebagai cincin cambium dengan xylem phloem.

Serbuk Rhizoma

Umumnya dalam serbuk rhizome dijumaoai pati dan biasana terdapat pada bagian
parencyhym. Umumnya berwarna terang (putih keabu-abuan atau ciklat kekuningan). Adanya
sel gabus dan jaringan metaderm.
18

Nama Simplisia : CURCUMA RHIZOMA

Spesies : Curcuma domestica Val

Famili : Zingiberaceae

Makroskopis

Rhizome merupakan helaian (irisan tipis) dari akar tinggal, ringan, keras, rapuh,
berbentuk lingkaran sampai meamnjang. Kulit sangat sempit, dipidahkan dengan silinder pusat
oleh garis yang tajam. Warna cokelat kuning sampai cokelat. Kedua dataran yang pipih
melengkung tak eraturan dan tak rata. Rasa pedas seperti rempah-rempah sedikit pahit.

Mikroskopis

Ada butir pati pipih dengan hilus di tepi fragmen dan parenchym yang berisi sel minyak
dan berdinding tipis, berkas pembuluh dengan penebalam tracheid, warna kuning intensif.

1. Gambar
A. Makroskopis B. Mikroskopis

a. Parenchym dengan butir pati


b. Buti pati panjang 15-30µ oval
c. Pembuluh tracheid
d. Parenchym

2. Kandungan Kimia

3. Khasiat dan Penggunaanya


19

Nama Simplisia : ZINGIBERIS RHIZOMA

Spesies : Zingiber officinale

Famili :Zingiberaceae

Makroskopis

Irisan pipih dari akar tinggal, padat, dan berat melengkung pada sisi. Dasar kedua sisi
sama merekrut kasar dengan parut daun berbentuk cincin dan sangat sedikit parut dari akar
serabut, warna luar abu-abu sampai kuning agak cokelat. Bahagian dalam berserat, berbutir
warna putih kotor atau lebih muda dan didapati bintik-bintik merah kuning. Penampang
melintang terlihat seperti kulit yang sangat tipis. Bau aromatic rasa pedas.

Mikroskopis

Sangat banyak pati, butir tunggal, pipih berbentuk lensa, bulat tak beraturan atau
membujur, kebanyakan ujungnya berbentuk ujung mammae, didalam didapati titik inti yang
jelas selalu eksentrik, dekat ke pinggir hilum dan sukar dibedakan. Sel minyak membulat,
seluruhnya berisi resin yang berwarna cokelat merah. Berkas pembuluh dengan penebalan
sedikit tebal. Serat mempunyai bentuk yang condong. Sel gabus lebar berdinding tipis,
sebagian tersusun radial.

1. Gambar
A. Makroskopis B. Mikroskopis

a. Aracheid
b. Schlereid dan serat
c. Sel pembuluh dengan sclerencym
d. Parenchym kulit luar dengan dinding tipis atau polygonal
e. Pati
2. Kandungan Kimia

3. Khasiat dan Penggunaanya


20

RADIX

Radix adalah bagian dari tumbuhan, tumbuh di dalam atau yang terdekat dengan tanah,
tidak berdaun, tidak pernah membiak menjadi daun, bunga atau batang dan tumbuh apex
dilindungi oleh tudung akar. Fungsi utama dari akar adalah untuk menyerap makanan,
menyimpan dan penyokong.

Histologi

Periderm dari radix dicotyledon tua terdiri dari suatu lapisan tipis gabus dan suatu
phelloderm yang mana kadang-kadang berkembang dengan baik. Jaringan akhir berubah
menjadi parenchym, bahkan jaringan cortex dikeliliingi oleh schlerencym dan sel pembantu.
Lapisan dalam dari cortex endodermis mempunyai karakteristik pada beberapa radix
monocotyl. Fibrovascular bundle (stele) dikelilingi oleh pericyclic dan phloem dan xylem.
Bagian tengah dari radix umumnya mempunyai pith.

Serbuk radix

parenchym umumnya mempunyai amylum, warna putih abu-abu sampai coklat


kekuningan. Adanya kristal kalsium oksalat.
21

Nama simplisia: DERRDIS RADIX

Species: Derris elliptica Bentham

Famili: Leguminosae

Makroskopis:

Berupa potongan-potongan pendek dari akar. Bau sedikit aromatik, rasa agak pahit,
akar silinder, sedikit bercabang, lentur, permukaan akar berwarna coklat abu-abu sampai coklat
merah, berkerut halus memanjang dan berkerut kasar melintang dengan jarak satu sama lain.
Pada irisan melintang, tampak bagian cortex yang tipis berwarna coklat dan bagian selinder
kayu yang lebar, berpori, dengan pembuluh yang lebar.

Mikroskopis:

Butir pati, serabut yang tidak berwarna, tidak bernoktah dan didampingi serabut hablur,
parenchym yang berisi sel sekresi, sel parenchym kayu yang bernoktah dan fragmen pembuluh
bernoktah yang sangat besar.

Gambar:

Kandungan Kimia:

Khasiat:
22

Nama Simplisia: RHEI RADIX

Species: Rheum officinale Bailloa

Famili: Polygonaceae

Makroskopis:

potongan-potongan dari akar dengan bermacam-macam ukuran, sering berupa


selinderatau pipih, berat, keras dan rapuh. Bagian luar sedikit persegi. Warna putih kelabu
sampai merah coklat. Penampang melintang dengan cambium berwarna tua yang terpotong
oleh garis yang arahnya seperti jari yang berwarna tua di atas dasar muda. Bau aromatis yang
sudah dikenal, agak asam, rasa agak pahit, dan sedikit kelat.

Mikroskopis:

serbuk sangat banyak pati dengan butir-butir kecil dan besar, tunggal, berbentuk peluru
dengan hilum sentral, tapi tanpa lapisan yang tebal dan ada yang berbentuk majemuk 2-4.
Banyak kristal berbentuk bintang yang besar. Sel parenchym berdinding tipis dengan dinding
tidak berwarna. Kebanyakan berisi minyak berwarna coklat merah. Pembuluh dengan
penebalan spiral dan noktah. Serbuk dengan naoh berwarna tua.

Gambar:

a. Drus oksalat
b. Pati
c. Serat
d. Parenchym polygonal agak bulat dan vessel

Kandungan Kimia:

Khasiat:
23

OBJEK 3

SEMEN

Secara umum semen mengandung embryo. Semen yang normal sekurang-kurangnya


terdiri dari dua bagian, yaitu (a) selubung semen, dan (b) embryo. Jaringan penyimpanan
makanan tersebut disebut endosperm. Bila semen, selubungnya terdapat pada bagian luar
disebut testa dan kalau bagian dalam disebut segmen. Kadang-kadang semen mempunyai
selubung lagi di luar testa, maka ini disebut arrillus (misalnya pada Myristica Semen).

Semen diklasifikasikan ke dalam dua kelompok, yaitu:

1. Exalbumenous group, yaitu semen yang jaringan penyimpanan makanannya terdapat


dalam embryo
2. Albuminous group, yaitu semen yang jaringan penyimpanan makanannya terdapat di
luar embryo

Karakteristik semen:

1. Elemen-elemen yang biasa ada meliputi butir aleuron, pati, lemak, dan minyak
menguap
2. Jaringan schlerenchym, epidermis
3. Tidak ada sel gabus, jaringan pembuluh, jaringan hijau daun
24

Nama Simplisia : COFFEA SEMEN

Species : Coffea Arabica L atau Coffea liberica

Family : Rubiaceae

Makroskopis

Buahnya buah batu terdiri dari dua locus yang setangkup, kecil berbentuk elips , bagian luar
cembung dan bahagian dalam cekung dan mempunyai alur yang seolah- olah membagi dua
locusnya. Warna semen bila kering abu- abu dan rasa agak pahit

Mikroskopis

Sel parenkim polygonal tidak beraturan, mengkilat setelah berflurosensi. Dijumpai adanya sel
batu yang panjang dengan lumen yang jelas da nada fragmen dengan warna keabu- abuan

Gambar

Sel parenkim sel batu fregmen abu- abu

Kandungan kimia

Khasiat
25

Nama simplisia : MYRISTICA SEMEN

Species : Myristica fragrans Hoult

Family : myristicaceae

Makroskopis:

bentuk biji bulat telur, panjang 2-3 cm, lebar 1,5-2cm, warna permukaan coklat muda, beralur
dangkal, berupa anyaman pala. Endosperm berwarna coklat pucat dan perisperm coklat tua

Mikroskopis:

serbuk berwarna coklat kemerahan dengan fregmen pengenalnya. Sel perisperm adalah
polyhedral, sangat pipih yang berisi massa coklat dan kadang- kadang hablur bentuk prisma
kalsium oksalat. Parenchym berisi butir minyak tunggal atau berkelompok. Endosperm berisi
pati yang tunggal dan majemuk da nada butir aleuron dan juga butir pati sering dalam masa
serupa lemak

Gambar

a. Amilum, kadang- kadang berupa massa seperti minyak


b. Parenchym dengan butir minyak
c. Perisperm berdinding pipih coklat

Kandungan kimia

Khasiat
26

FRUCTUS

Fructus (buah) adalah buah yang masak atau ovary dan tampuk yang mengandung biji.
Buah diklasifikasikan dalam beberapa jenis seperti yang paling sederhana adalah buah cherry.
Kumpulan buah terdiri dari beberapa ovary yang masak yang berasal dari satubunga, misalnya
raspberries. Buah majemuk muncul dari ovary yang masak dari beberapa bunga yang terpisah,
misalnya nenas.

Buah yang diklasifikasikan menurut, buah kering atau basah yang sudah tua. Setiap kelas
dibagi lagi menurut struktur dasar buah, seperti crensocarps, legumes, capdrupes, berries,
achenes, dan follicles.

Bubuk dari fruktus (buah) bila dilihat dibawah mikroskop akan dijumpai bagian- bagian
yang biasanyya adalah butir- butir aleuron, butir pati, lemak , dan minyak penguap, sclerencym,
jaringan epidermis dari biji dan pericarp, endosperm, perisperm dan jaringan cotyledon dari
biji dan jaringan vascular dari pericarp buah

Dari bubuk buah tidak ada sel gabus, vascular yang besar dan jaringan hijau daun (sedikit
stomata dipericarp terlihat pada beberapa buah) juga dijumpai Kristal rosette dankristal prisma
dari kalsium oksalat
27

Nama simplisia: ANISI STELATI FRUCTUS

Species : Hicium verum Hook

Family : Magnoliace

Makroskopis:

Buah berbentung bintang yang terdiri dari 8 lobus dengan warna merah coklat tua. Tiap
lobus berisi 1 biji keras. Biji merah coklat, mengkilat dan berbentuk bulat panjang. Bau dan
rasa seperti adas.

Mikroskopis:

Bubuk berwarna merah coklat. Sel sclerenchyma segi banyak dengan lumen yang jelas
dari buah yang berlumen, epidermis segi enam, dijumpai fregmen seperti lukisan batik.

Gambar

Kandungan kimia:

Khasiat
28

Nama Simplisia : CAPSICI FRUCTUS

Species : Capsicum annum L

Famili : Solanaceae

Makroskopis :

Buah bentuk kerucut lurus atau bengkok,permukaan luar


licin,mengkilap,berongga,bagian atas beruang satu,bagian bawah beruang dua atau tiga,warna
merah coklat,merah atau jingga,jarang berwarna kuning. Dinding buah kering,liat tangkai
pendek atau panjang,warna hijau abu-abu. Kelopak berbentuk bintang atau lonceng,terdiri dari
5-6 helai daun kelopak, warna hijau abu-abu. Biji banyak,telepas atau masih melekat pada
plasenta ,bentuknya bulat pipih,garis tengah ±4mm.

Mikroskopis :

Epidermis luar,sel pipih ke arah tangensial,dinding tebal,warna kuning,penebalan


berbutir seperti rantai mutiara. Hipodermis,kolenchimatik,tebal sampai 7 lapis sel. Dinding sel
berwarna kuning,lapisan sel besar, parenchimatik,tebal 1-2 sel,poligonal,dinding sel tipis.
Schlereid,langsung berbatasan dengan lapisan sel besar,berkelompok dalam epidermis dalam.
Epidermis dalam,sel berbentuk persegi empat ,dinding sel tipis tidak berlignin. Semua sel berisi
tetesan berwarna merah,kecuali skleida dan lapisan sel besar.

Gambar :

a. Epidermis semen
b. Epidermis buah seperti mutiara
c. Sel minyak
d. Endosperm dengan aleuron

Kandungan kimia :

Khasiat :
29

OBJEK 4

CORTEX

Cortex yang digunakan sebagai obat terdiri dari phloem sekunder dengan atau tanpa
gabus. Bila ada periderm disusun dari phyllogen yang menghasilkan sel gabus dan phelloderm.

Cortex bila ada parenchym biasanya mengandung pati dan kalsium oksalat. Sel minyak
atau struktur sekunder lain sering didapatkan. Kadang-kadang sel collenchym dijumpai pada
bahagian luar cortex. Bahagian dalam cortex atau daerah phloem dibedakan dengan sel medula
schlereid,pembuluh tapis,serat melingkar,dan serat-serat kristal.

Karakteristik Cortex

Warna coklat atau coklat kemerahan. Elemen –elemen yang dijumpai ada pembuluh
tapis, parenchym,selulosa,sel medula,sel gabus,ricyclic dan serat phloem,schlereids. Kadang-
kadang jaringan schlereid itu sel minyak dan jaringan laticiferous,jaringan pembuluh dan
traceid. Yang sering ada kalsium oksalat dengan berbagai bentuk. Biasanya kecil tunggal atau
berkelompok.
30

Nama Simplisia : CHINAE CORTEX

Species : Cinchona succirubra Pavon

Famili : Rubiaceae

Makroskopis

Potongan kulit berbentuk pipa,berlekuk atau pipih sampai tebal 8 mm atau bentuk
serpihan. Bahagian luar mempunyai kerutan halus memanjang. Bahagian yang tidak bergabus
warna coklat merah dan yang bergabus warna cokat kelabu dengan bintik kelabu muda. Rasa
pahit.

Mikroskopis

Sebagai fragmen pengenal adalah dijumpai serat berbentuk gelombang atau


gelondong,tunggal atau berkelompok,panjang sampai 1300 µm,idioblast dengan hablur pasir
dan butir pati. Warna fragmen umumnya adalah coklat merah.

Gambar :

Kandungan Kimia :

Khasiat :
31

Nama Simplisia : CINNAMOMI CORTEX

Species : Cinnamomum zeylanicum Nees

Famili : Lauraceae

Makroskopis :

Potongan kulit berbentuk selinder agak pipih dengan panjang sekitar 1 m,tebal 1 cm.
Dasar luar rata-rata kusam,coklat atau kuning pucat dengan garis-garis yang berwarna lebih
muda dan sejajar,memanjang atau sedikit berombak,rasa manis,bau aromatis.

Mikroskopis :

Serbuk berwarna coklat kusam. Adanya serat,panjang 400-600 µ yang kebanyakan


bersatu sebagai berkas-berkas,dinding tebal dengan pembuluh bernoktah yang sangat sedikit
jumlahnya. Hablur-hablur berbentuk prisma kecil tapi sedikit. Adanya pati yang lepas,tapi
umumnya didalam sel. Schelerenchym tunggal atau majemuk. Sel schlerencym tunggal atau
berkelompok dengan dinding lebih tebal sedikit darpada dinding sel. Pada serat dijumpai
pembuluh-pembuluh bernoktah yang bercabang.

Gambar :

Kandungan Kimia :

Khasiat :
32

LIGNUM ( Rumput)

Lignum atau bahagian kayu dari tanaman yang terdiri dari xilem, tracheid, serat kayu,
dan parenchim xilem yang merupakan bahagian yang spesifik dari jaringan kayu yang tersusun
dan bentuk yang dapat membedakan dengan tanaman.

Kebanyakan dari jaringan berlignin, bahagian yang bersekresi dan membentuk kalsium
oksalat yang dapat ditentukan. Dibawah mikroskop dapat dilihat adanya elemen (karakteristik)
seperti tracheid atau elemen jaringan pembuluh, serat-serat, sel medula, parenkim kayu,
kalsium oksalat biasanya berbentuk prisma, yang tidak ada adalah sel gabus, jaringan
pembuluh, seklereid, dan pati.
33

Nama Simplisia : Sappan Lignum

Species : Caesalpinia sappan L.

Famili : Caesalpiniaceae

Pemerian : Tidak berbau, rasa agak kelat

Makroskopis

Kayu : Berbentuk potongan-potongan atau kepingan dengan ukuran sangat bervariasi


atauberupa serutan-serutan; keras dan padat; warna merah, merah jingga atau kuning.

Mikroskopis

Xilem: Jelas, radier dengan jari-jari xilem terdiri dari I sampai 3 baris sel yang berisi butir
pati kecil, tunggal dan berkelompok. Pembuluh kayu atau trachea: Umumnya berkelompok,
kadang-kadang tunggal, garis tengah : 25 mikrometer sampai 120 mikrometer, dinding tebal
berlignin, bernoktah yang berupa noktah halaman dengan lubang berbentuk celah, lumen
umumnya berisi zat yang berwarna merah keunguan, merah kekuningan sampai merah
kecoklatan. Serabut xilen: Berkelompok, tersusun radier, terdiri dari 5 sampai 40 serabut,
dinding serabit tebal berlignin, lumen sempit, kelonpok serabut diliputi seludang sel parenkim,
sel parenkim umumnya berisi hablur kalsium oksalat berbentuk prisma, ukuran hablur 3
mikrometer sampai 20 mikrometer, umumnya 15 mikrometer.

Gambar

Kandungan Kimia :

Khasiat :
34

FLORES (BUNGA)

Flores merupakan tipe yang unsexual atau hermaphrodite, yang digunakan sebagai obat
merupakan keseluruhan, baik yang tua maupun yang muda.

Histologi fores secara umum:

• Sepal menyerupai daun

• Pada epidermis dijumpai stoma dan rambut

• Jaringan mesophyl secara umum tidak dapat dibedakan, menyerupai jaringan parenchym
bunga karang dari daun

• Epidermis petal umumnya ber bentuk papil dan umumnya sel mengandung pigment

• Jaringan dari andraeceum besar seperti parenchym

• Butir pollen/serbuk sari yang khas dan ini untuk menentukan pada identifikasi

• Jaringan dari gynoccum umumnya parenclymatis serta jaringan stoma yang spesifik.

Bubuk Bunga

Bila bubuk bunga/los diperiksa di bawah mikroskop akan dijumpai adanya warna yang
berjenis-jenis.

Bahagian-bahagian yang biasanya terlihat adalah :

• Butir-butir pollen, spora (pada lycopodium), rambut kelenjar/tidak berkelenjar, serat yang
tipis dari dinding anthera

• Sel stigma yang berpapil

• Bahagian-bahagian yang berwarna dari petal yang sering dari sel epidermis

• Fragmen hijau yang menyerupai daun yang sering berasal dari calyx atau involacrum

• Saluran kecil, jaringan epidermis, serat - serat dan scleroid


35

Nama Simplisia : CARYOPHYLLUM

Species : Eugenia caryophyllataa (Spengel) Bullock el Harrison

Famili : Myrtaceae

Makroskopis

Merupakan kuncup bunga. Hipentium berisi 4 agak pipih, bahagian atas meliputi bakal
buah yang tenggelam dan berongga dua, berisi banyak bakal biji yang melekat pada plasenta
sumbu. Daun kelopak 4 helai, tebal, runcing, lepas, menutupi mahkota. Daun mahkota 4 helai,
warna lebih muda dari warna kelopak, tidak mekar, tipis seperti selaput, saling menutupi seperti
susanan genteng Benang sari bamyak, melengkung ke dalam. Tangkai putik satu, kaku dan
tegak.

Mikroskopis

Epidermis hipentium dan epidermis daun kelopak, sel berukuran 8-25 mikrometer,
umumnya 10-15 um, dinding sel lurus, kutikula tebal, stoma bulat, tipe ranunculaceae. Benang
sari berisi kelenjar minyak pada penghubung ruang sari. Serbuk sari/pollen, bentuk segi tiga,
cembung rangkap. Kepala sari, dinding berupa lapisan seperti serabut. Rongga kelenjar:
sizalisogen, bentuk bulat iclur, hablur kalsium oksalat berkelompok. Terdapat sedikit sclereid
dan hablur prisma kalsium oksalat yang berasal dari tangkai bunga.

Gambar:

a. Epidermis

b. Anthera
36

c. parenchym dengan sel sekrit

d. pollen

e. stoma

f. schlerenchym

Kandungan Kimia :

Khasiat :
37

HERBA

Yang dimaksud dengan herba disini adalah simplisia yang terdiri dari seluruh bagian
tanaman yang terdapat di permukaan tanah. Pada simplisia ini dijumpai unsur-unsur batang,
daun, bunga, buah dan lainnya.

Nama simplisia : CANNABIS HERBA


Spesies : Cannabis sativa Linne
Famili : Moraceae

Makroskopis:

Simpleks terdiri dari daun dan pucuk, bunga dan buah dari tanaman betina. Daun kecil-
kecil yang menjari, bentuk daun lanset dan bergaris-garis, daun banyak rambut. Bunga
merupakan bunga majemuk dengan adanya daun pelindung dengan 8-12 sel pemisah minyak,
pembuluh spiral papil yang bulat.

Gambar:

a. Epidermis dengan rambut


b. Rambut lurus
c. Rambut biasa
d. Papilla
e. Pollen
f. Kelenjar labian
g. Epidermis dengan kelenjar labiat dan rambut

Kandungan kimia:

Khasiat:
38

OBJEK 5

PATI SINGKONG (AMYLUM MANIHOT)

Diperoleh dari umbi spesies Manihot utilissima Pohl (Famili Euphorbiaceae)

Bahan:

Singkong Fenolftalein 0,1% dalam etanol 80%


Etanol 96% NaOH 0,1 N
Etanol 70% dan 80% Amonium Karbonat 16%
Iodium P ( 2 g Iodium, 3 g KJ, Air ad 100ml) Aquadest

Alat:

Timbangan Botol timbang


Panci dan parutan Krus porselen
Kain penyaring Erlenmeyer
Lumpang dan stamper Buret dan pipet gondok
Mikroskop, cover dan objek glass Kertas pH
Ayakan Oven dan furnace

Cara memperoleh:

Timbang 1-2 kg umbi yang telah dikupas dan dicuci, parut lalu diperas, ampas ditambah air
secukupnya (takar) dan diperas lagi kumpulkan air perasan lalu enap tuangkan. Endapkan
dikeringkan dan diayak.

Hasil yang diperoleh dihitung dengan rumus:

𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑛 𝑘𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔


𝑅𝑒𝑛𝑑𝑒𝑚𝑒𝑛 (%)= 𝑥 100%
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑤𝑎𝑙

PERSYARATAN:

I. Pemerian :
Warna :
Mikroskopis :
39

II. Kelarutan
1) Dalam air dingin

2) Dalam etanol

III. Identifikasi

1) 1 gram pati ditambahakan air 50 mL (suspensi), dididihkan selama 1 menit amati


perubahan yang terjadi

2) Ambil 1 mL suspensi (1) tambahn 0,05 mL Iodium P amati warna yang terjadi (
), kemudian panaskan amati perubahan yang terjadi (
), dinginkan amati lagi perubahan yang terjadi

IV. Keasaman

Timbang 10 g pati masukkan kedalam erlenmeyer 250 mL, tambahkan 100 mL etanol 70%,
yang telah dinetralkan dengan larutan fenoftalein 0,1% (dalam etanol 80%), kocok selama 1
jam, saring. Ambil 50 mL filtrat, titrasi dengan NaOH 0,1 N

Perhitungan

V. Susut Pengeringan

Keringkan botol timbang selama 30 menit, masukkan 1 gram pati, goyang pelan-pelan
sampai rata. Masukkan kedalam oven buka tutp botol, panaskan pada temperatur 100° sampai
150° C, timbang dan ulangi pemanasan sampai berat konstan.

Perhitungan

VI. Sisa Pemijaran (kadar abu)


40

1 gram pati masukkan ke dalam krus yang sudah dipijar terlebih dahulu, tambahkan 2 mL
H2SO4 2 N panaskan di atas penangas air, panaskan pati pada suhu 600°C sampai arang habis
terbakar dan dinginkan, tambahakan Amonium Karbonat 16%, uapkan sampai kering dan
pijar hati-hati, dinginkan , timbang dan pijar selama 15 menit kemudian ulangi sampai berat
konstan.

Perhitungan

VII. Hasil dan Pembahasan

VIII. Kandungan Kimia

IX. Kegunaan Amylum Manihot


41

OBJEK 6

MINYAK ATSIRI

Minyak atsiri yang digunakan biasanya berasal dari daun salam /Syzygium polyantum
(Myrtaceae) atau tumbuhan yang ada di KTO. Minyak atsiri diperoleh dengan cara destilasi
selama 4 jam setelah tetes pertama.

Bahan:

• Daun dari tumbuhan KTO


• Etanol
• Natrium sulfat anhidrat

Alat:

• Timbangan kilogram
• Seperangkat alat destilasi uap
• Piknometer
• Refraktometer

Cara kerja:

Timbang 1-2 kg daun segar, masukkan ke dalam alat destilasi.

Hasil yang diperoleh dihitung rendemennya.


Berat minyak
Rendemen (%)= × 100%
Berat awal

Persyaratan:

1. Pemberian
• Warna
• Rasa
• Bau
2. Kelarutan
• Dalam etanol 70 %, biarkan selama 24 jam pada suhu 20-30℃, lalu amati
3. Indeks Bias
• Pengukuran indeks bias menggunakan refraktometer
42

4. Bobot Jenis
• Pengukuran menggunakan piknometer dengan cara berikut
Perhitungan:
berat (piknometer+minyak atsiri)−berat piknometer kosong
Bobot jenis =
volume piknometer

5. Kandungan Kimia
6. Rotasi Optik
• Pengukuran menggunakan polarimeter
7. Kegunaan tradisional

Hasil dan Pembahasan


43

OBJEK 7

MINYAK LEMAK

Minyak Kelapa Murni (VCO)

Minyak lemak dari daging kelapa Cocos nucifera Linn (F. Palmae) tua yang segar dan diproses

dengan diperas dengan atau tanpa penambahan air, tanpa pemanasan atau pemanasan tidak

lebih dari 60oC

Bahan:

• Sari (pati santan) perasan kelapa tua


• Asam asetat
• Gas klor
• Sikloheksana
• KI 20%
• Na tiosulfat
• Larutan kanji
• Kloroform
• Larutan Wijs : Timbang 13 g iod dilarutkan ke dalam 1 liter asam asetat pekat
lalu dialiri gas klor (tidak boleh berlebihan), sehingga jumlah klor yang terikat setara
dengan iod yaitu diperlukan 3,6 g klor.
Alat:
• Krus porselen
• Alat gelas
• Pipet gondok

Cara memperoleh:
Sari perasan 10 kelapa tua, didiamkan selama 1 malam dalam lemari pendingin, pisahkan air
dan krim (lemak) timbang. Pindahkan krim ke dalam botol, diamkan 1 malam kemudian
pisahkan minyak yang terbentuk (mutu I). Sisanya dipanaskan dengan api sedang saring dan
didapatkan minyak mutu II. Krim yang menggumpal dipanaskan lagi sehingga didapatkan
44

mutu III (coklat).

Persyaratan (SNI 7381:2008):

1. Pemberian
• Warna
• Rasa
• Bau
2. Kadar air dan senyawa yang menguap
Panaskan botol timbang berisi pasir kering (kuarsa/kertas saring berlipat) dan
pengaduk pada oven dengan suhu 105oC selama satu jam. Dinginkan dalam desikator
selama 30 menit. Timbang dan catat bobotnya. Timbang minyak sebanyak 5 gram
pada botol timbang, panaskan dalam oven pada suhu 105oC selama satu jam.
Dinginkan dalam desikator selama 30 menit. Timbang dan catat bobotnya. Ulangi
pemanasan dan penimbangan sampai diperoleh bobot tetap.
Kadar air dinyatakan sebagai %(b/b), dihitung dengan rumus:

3. Bilangan iod
Timbang dengan teliti sejumlah contoh berdasarkan bilangan iod dari contoh tersebut ke dalam
Erlenmeyer 500 ml, bertutup asah.

Tambahkan 15 ml pelarut (sikloheksan:asam asetat 1:1) untuk melarutkan lemak. Tambahkan


dengan tepat 25 ml larutan wijs dengan menggunakan pipet gondok lalu tutuplah Erlenmeyer
tersebut. Simpan selama 1-2 jam dalam ruang gelap untuk lemak yang mempunyai nilai
bilangan iod di bawah 50, simpan di tempat gelap selama 1 jam (di atas 50, selama 2 jam).
Tambahkan 10 ml larutan KI 20% dan 100 ml air suling. Tutup Erlenmeyer dengan segera,
45

kocok dan titrasi dengan larutan Na tiosulfat 0.1 N dan larutan kanji sebagai indikator. Hitung
bilangan iod dalam sampel (gram iod yang diserap per 100 gram).

4. Asam lemak bebas (dihitung sebagai asam laurat)


Timbang dengan seksama 30 gram sampel ke dalam Erlenmeyer 250 ml. tambahkan 50 ml
etanol 95% netral (alkohol ditetesi dengan indicator pp dan dititrasi dengan NaOH 0,1 N
sampai terbentuk warna merah muda). Tambahkan 3-5 tetes indikator pp dan titrasi dengan
NaOH 0,1 N hingga terbentuk warna merah muda tetap. Hitung bilangan asam (dihutung
sebagai asam laurat, dinyatakan sebagai persen asam lemak).

5. Bilangan peroksida
Timbang ke dalam Erlenmeyer 300 ml, sebanyak 0.3 - 0.5 gram sampel. Tambahkan 10 ml
kloroform dan larutkan sampel dengan cara menggoyangkan erlenmeyer dengan kuat.
Tambahkan 15 ml asam asetat glasial dan 1 ml larutan kalium iodida jenuh. Tutuplah segera
erlenmeyer tersebut dan kocok kira kira 5 menit di tempat gelap pada suhu 15-25 oC. Titrasi
dengan larutan standar Na Tiosulfat 0,02 N dengan larutan kanji sebagai indikator. Hitung
bilangan peroksida (mg ekivalen dari oksigen aktif per kg).

6. Asam lemak
Lemak dan asam-asam lemak diekstrak dari sampel dengan cara hidrolisis menggunakan basa.
Hasil ekstraksi dimetilasi menjadi asam lemak metil ester dengan menggunakan BF3 dalam
metanol. Jumlah asam metil ester diukur dengan menggunakan gas kromatografi.
46

7. Cemaran mikroba (Uji angka lempeng total)


8. Cemaran logam (Cu, Pb, Fe, Cd)
Peleburan sampel 500-550 oC dan dilarutkan dalam larutan asam. Logam yang terlarut
dihitung menggunakan alat SSA.
9. Cemaran arsen
Sampel didestruksi dengan asam menjadi larutan arsen. Larutan As5+ direduksi dengan Ki
menjadi As3+ dan direaksikan dengan NaBH4 sehingga terbentuk AsH3 yang kemudian dibaca
dengan SSA
10. Kegunaan tradisional
Hasil dan Pembahasan
47

OBJEK 8

Capsici Annui Fructus dan Citri aurantiifoliae Pericarpium

1. Capsici Annui Fructus (Capsicum annuum L., Family: Solanaceae)

Bahan dan Alat

Bahan:

• Buah masak cabe Plat Silika Gel 60 F254

• Kloralhidras 70% Etanol

• Aquadest Pembanding Kapsaisin

• Toluen Asam sulfat 5 %

• Etil asetat

Alat:

• Timbangan/ analitik Botol timbang

• Panci dan pengiris Krus porselen

• Niru Pipet tetes

• Lumpang dan stamper Oven dan Furnace

• Mikroskop, cover dan objek glass

Penyiapan simplisia:

• Buah cabe utuh yang masih segar di sortasi basah dan ditimbang.

• Cuci dengan air mengalir hingga bersih.

• Lakukan pengeringan dengan oven pada suhu 50oC lalu disortasi kering.

• Timbang buah cabe kering.

Persyaratan

A. Pemerian
48

B. Mikroskopik

C. Pola Kromatografi

Fase gerak = Toluen : Etil asetat (1:1)

Larutan Uji = 2% dalam etanol

Larutan pembanding = Kapsaisin 0.02% dalam etanol

Volume penotolan = 10 µL larutan uji dan 20 µL larutan pembanding

Deteksi = UV 366 dan asam sulfat 5% dalam etanol

D. Susut pengeringan

E. Abu total

F. Abu tidak larut asam

G. Sari larut air

H. Sari larut etanol

I. Kandungan kimia Simplisia

Lakukan penetapan kadar dengan cara KLT Densitometri

Fase gerak = Toluen : Etil asetat (1:1)

Larutan uji = timbang seksama lebih kurang 500 mg serbuk simplisia, larutkan dalam 10

ml etanol di dalam tabung reaksi, vortek selama 10 menit. Saring ke dalam labu tentukur

25 ml. tambahkan etanol melalui kertas saring sampai tanda.

Larutan pembanding = Kapsaisin 0.1% dalam etanol. Buat larutan pembanding hingga

diperoleh kadar 300 µg/ml.

Totolkan secara terpisah 15 µL larutan uji dan 1, 3, 7, 9, 11 µL larutan pembanding pada

lempeng silika, eluasi dengan fase gerak. Ukur serapan pada Panjang gelombang 280 nm.

Buat kurva kalibrasi.

Hitung persentase kapsaisin dalam serbuk simplisia.


49

2. Citri aurantiifoliae Pericarpium (Citrus aurantiifolia (Christm.) Swingle., Family


Rutaceae)

Bahan dan Alat

Bahan:

• Buah jeruk Plat Silika Gel 60 F254

• Kloralhidras 70% metanol

• Aquadest Pembanding Hesperidin

• Aseton Asam format

• Sitroborat Etil asetat

Alat:

• Timbangan/ analitik Botol timbang

• Panci dan pengiris Krus porselen

• Niru Pipet tetes

• Lumpang dan stamper Oven dan Furnace

• Mikroskop, cover dan objek glass

Penyiapan simplisia:

• Kulit buah jeruk dipisahkan dari buah dan ditimbang.

• Cuci dengan air mengalir hingga bersih.

• Lakukan pengeringan dengan oven pada suhu 50oC lalu disortasi kering.

• Timbang kulit buah kering.

Persyaratan

A. Pemerian
50

B. Mikroskopik

C. Pola Kromatografi

Fase gerak = Etil asetat : aseton : asam format : air (10:6:2:1)

Larutan Uji = 10% dalam metanol

Larutan pembanding = Hesperidin 0.5% dalam metanol

Volume penotolan = 20 µL larutan uji dan 5 µL larutan pembanding

Deteksi = Sitroborat, panaskan lempeng pada suhu 100oC selama 5-10 menit dan UV 366

D. Susut pengeringan

E. Abu total

F. Abu tidak larut asam

G. Sari larut air

H. Sari larut etanol

I. Kandungan kimia Simplisia

Lakukan penetapan kadar dengan cara KLT Densitometri

Fase gerak = Etil asetat : asam format : air (45:2,5:2,5)

Larutan uji = timbang seksama lebih kurang 500 mg serbuk simplisia, larutkan dalam

metanol masukkan dalam labu tentukur 25 ml. tambahkan metanol sampai tanda.

Larutan pembanding = Timbang seksama lebih kurang 25 mg hesperidin, masukkan ke

dalam labu tentukur 25 ml, tambahkan metanol sampai tanda. Buat seri pengenceran

larutan pembanding hingga diperoleh kadar dengan serapan mendekati serapan larutan uji.

Totolkan secara terpisah masing-masing 5 µL larutan uji dan masing-masing seri larutan

pembanding pada lempeng silika, eluasi dengan fase gerak. Ukur serapan pada panjang

gelombang 326 nm. Buat kurva kalibrasi.

Hitung persentase kapsaisin dalam serbuk simplisia.

Anda mungkin juga menyukai