FARMAKOGNOSI
DOSEN PENGAMPU:
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2021
OBJEK PRAKTIKUM
I. MIKROSKOPIS
1. FOLIUM
Orthosiphonis Folium
Nicotianae Folium
Psidii Folium
Syzygii Folium
2. RHIZOM
Curcuma Rhizom
Zingeberis Rhizom
3. RADIX
Deridis Radix
Rhei Radix
4. SEMEN
Coffea Semen
Myristicae Semen
5. FRUKTUS
Anisi Stellati Fruktus
Capsici Fruktus
6. CORTEX
Chinae Cortex
Cinnamomi Cortex
7. FLOS
Syzgii Flos
8. HERBA
Andrographis
II. SIMPLISIA
1. Penyiapan Pati
2. Penyiapan Curuma Rhizome
3. Penyiapan Orthosiphonis Folium
4. Minyak Atsiri
5. Minyak Lemak
PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI
Tujuan
1. Mengenal secara makroskopis morfologi simplisia dengan baik yang berasal dari
tumbuhan, hewan maupun mineral yang digunakan sebagai obat baik secara langsung
maupun tidak.
2. Mengenal lebih jauh struktur sel dan tipe jaringan secara mikroskopis tertama
simplisia yang berasal dari tanaman, sehingga dapat digunakan sebagai pedoman
untuk identifikasi serbuk simplisia.
3. Mengetahui adanya pemalsuan simplisia.
Objek Praktikum
1. Pengamatan ciri-ciri mikroskopis simplisia yang terdiri dari : folium, cortex, flos,
fructus, semen, radix, rhizoma, lignum, herba, dan pati.
2. Pengamatan ciri-ciri mikroskopis serbuk simplisia diatas.
Dengan menguasai keterampilan ini mahasiswa akan mampu mengenal ciri-ciri
khas yang dipunyai oleh masing-masing simplisia sesuai dengan persyaratan yang
tercantum dalam farmakope Indonesia dan Materia Medika Indonesia.
I. FOLIUM
Ciri makroskopis
Folium (daun) merupakan bagain dari tumbuhan yang dapat dibedakan berdasarkan
bentuk daun, dasar daun, ujung atau bagian atas daun serta bentuk pinggirannya.
Disamping itu daun dapat pula dibedakan berdasarkan jaringan dan fragmen-fragmen
yang dapat dilihat dibawah mikroskop.
Bentuk daun
Gambar 1. Bentuk-bentuk daun
Sumber gambar: Plants of the Chicago Region (Indiana Natural Science) 4th
ed 1994.
Harus diperhatikan warna, ada tidaknya rambut, bentuk, urat atau serat daun dan
perbedaan permukaan atas dan bawah daun.
Ciri mikroskopis
Secara umum daun terdiri atas jaringan epidermis, parenkim, mesofil, dan jaringan
pembuluh.
Keterangan :
Tipe Stomata
Keterangan :
1. Tipe anomositik
2. Tipe anisositik
3. Tipe diastik
4. Tipe parasitik
1. Sclereid
2. Kristal (bentuk bintang, jarum, prisma, dll)
3. Bentuk sel minyak dan warnanya
4. Warna dan bentuk tulang daun
OBJEK PRAKTIKUM
1. Orthosiphonis Folium
2. Nicotiane Folium
3. Psidii Folium
OBJEK I
Famili : Labiatae
Makroskopis :
Tepi daun tidak bergerigi kasar tidak beraturan, kadang kadang beringgit tajam dan
menggulung kebawah. Permukaan daun licin, pada tepi daun dan diatas tulang daun terdapat
rambut pendek, terutama pada permukaan bawah. Tangkai daun persegi empat, warna agak
ungu.
Miksroskopis
Serbuk berwarna hijau kecoklatan. Fragmen pengenal: sel epidermis atas berbentuk
segi empat. Stomata tipe diasitik, terdapat dikedua permukaan, lebih banyak dipermukaan
bawah. Rambut penutup berbentuk kerucut bersel satu sampai dua, dan bersel empat sampai
enam, dinding sel tebal dengan kutikula bergaris halus, umumnya berisi zat yang berwarna
ungu. Rambut kelenjar umumnya dengan dua sel kepala. Terdapat pembuluh kayu dengan
penebalan spiral, tangga dan jala. Bandingkan bentuk rambutnya dengan rambut Colei Folium!
1. Gambar
A. Makroskopis B. Mikroskopis
2. Kandungan Kimia
3. Khasiat dan Penggunaannya
OBJEK 2
(DAUN TEMBAKAU)
Famili : Solanaceae
Makroskopis:
Daun bulat telur. Panjang, tepi rata, hampir tak bertangkai, daun tunggal dan banyak
rambut.
Mikroskopis:
Serbuk berwarna coklat. Fragmen pengenal jaringan mesofil mempunyai sel idioblast
dengan kristal pasir, rambut penutup bersel tiga sampai empat, rambut kelenjar dengan kepala
bersel tiga dan empat. Stomata tipe anisositik. Kadang-kadang dijumpai pallen.
1. Gambar
A. Makroskopis B. Mikroskopis
2. Kandungan Kimia
Famili : Myristaceae
Makroskopis
Daun tunggal, bertangkai pendek, panjang tangkai 0,5 cm sampai 1 cm, bentuk bulat
[…..] agak menjorong atau bulat memanjang, pinggir daun rata agak menggulung ke atas,
permukaan atas agak licin, warna hijau kelabu, kelenjar minyak seperti bintik-bintik berwarna
gelap, ibu tulang daun dan tulang cabang menonjol pada pemukaan bawah, tulang menyirip
warna putih kehijauan.
Mikroskopis
Serbuk hijau keabu-abuan. Fragmen pengenal: rambut penutup banyak terdapat yang
lepas, hablur kalsium oksalat, stomata tipe anomositik, masofil dengan kelenjar[……]
1. Gambar
A. Makroskopis B. Mikroskopis
2. Kandungan Kimia
(DAUN SALAM)
Famili : Myristaceae
Makroskopis
Daun tunggal, bertangkai pendek, panjang tangkai daun 5mm-10mm, tebal daun
berbentuk jorong memanjang, panjang 7-15 cm, lebar 3-10 cm, ujung dan pangkal daun
memancing, rata-rata permukaan atas coklat kehijauan licin mengkilat, permukaan bawah
berwarna coklat tua, tulang daun menyirip dan menonjol pada permukaan, bawah tulang
cabang halus.
1. Gambar
B. Makroskopis B. Mikroskopis
2. Kandungan Kimia
Rhizome adalah batang yang berada di bawah tanah, dijumpai akar pada permukaan
bawah dan batang atau daun di atas permukaan batang yang di bawah tanah. Rhizome tumbuh
horizontal, vertical atau miring. Bagian permukaan ditandai dengan bekas-bekas batang atau
daun. Rhizome mempunyai rambut dan daun.
Histologi
Serbuk Rhizoma
Umumnya dalam serbuk rhizome dijumaoai pati dan biasana terdapat pada bagian
parencyhym. Umumnya berwarna terang (putih keabu-abuan atau ciklat kekuningan). Adanya
sel gabus dan jaringan metaderm.
OBJEK PRAKTIKUM
Curcumae Rhizoma
Zingiberis Rhizoma
OBJEK 1
Famili : Zingiberaceae
Makroskopis
Rhizome merupakan helaian (irisan tipis) dari akar tinggal, ringan, keras, rapuh,
berbentuk lingkaran sampai meamnjang. Kulit sangat sempit, dipidahkan dengan silinder pusat
oleh garis yang tajam. Warna cokelat kuning sampai cokelat. Kedua dataran yang pipih
melengkung tak eraturan dan tak rata. Rasa pedas seperti rempah-rempah sedikit pahit.
Mikroskopis
Ada butir pati pipih dengan hilus di tepi fragmen dan parenchym yang berisi sel minyak
dan berdinding tipis, berkas pembuluh dengan penebalam tracheid, warna kuning intensif.
1. Gambar
C. Makroskopis B. Mikroskopis
2. Kandungan Kimia
Famili : Zingiberaceae
Makroskopis
Irisan pipih dari akar tinggal, padat, dan berat melengkung pada sisi. Dasar kedua sisi
sama merekrut kasar dengan parut daun berbentuk cincin dan sangat sedikit parut dari akar
serabut, warna luar abu-abu sampai kuning agak cokelat. Bahagian dalam berserat, berbutir
warna putih kotor atau lebih muda dan didapati bintik-bintik merah kuning. Penampang
melintang terlihat seperti kulit yang sangat tipis. Bau aromatic rasa pedas.
Mikroskopis
Sangat banyak pati, butir tunggal, pipih berbentuk lensa, bulat tak beraturan atau
membujur, kebanyakan ujungnya berbentuk ujung mammae, didalam didapati titik inti yang
jelas selalu eksentrik, dekat ke pinggir hilum dan sukar dibedakan. Sel minyak membulat,
seluruhnya berisi resin yang berwarna cokelat merah. Berkas pembuluh dengan penebalan
sedikit tebal. Serat mempunyai bentuk yang condong. Sel gabus lebar berdinding tipis,
sebagian tersusun radial.
1. Gambar
D. Makroskopis B. Mikroskopis
e. Aracheid
f. Schlereid dan serat
g. Sel pembuluh dengan sclerencym
h. Parenchym kulit luar dengan dinding tipis atau polygonal
i. Pati
2. Kandungan Kimia
Radix adalah bagian dari tumbuhan, tumbuh di dalam atau yang terdekat dengan tanah,
tidak berdaun, tidak pernah membiak menjadi daun, bunga atau batang dan tumbuh apex
dilindungi oleh tudung akar. Fungsi utama dari akar adalah untuk menyerap makanan,
menyimpan dan penyokong.
Histologi
Periderm dari radix dicotyledon tua terdiri dari suatu lapisan tipis gabus dan suatu
phelloderm yang mana kadang-kadang berkembang dengan baik. Jaringan akhir berubah
menjadi parenchym, bahkan jaringan cortex dikeliliingi oleh schlerencym dan sel pembantu.
Lapisan dalam dari cortex endodermis mempunyai karakteristik pada beberapa radix
monocotyl. Fibrovascular bundle (stele) dikelilingi oleh pericyclic dan phloem dan xylem.
Bagian tengah dari radix umumnya mempunyai pith.
Serbuk radix
Objek Penelitian
1. Derridis Radix
2. Rhei Radix
OBJEK 1
Famili: Leguminosae
Makroskopis:
Berupa potongan-potongan pendek dari akar. Bau sedikit aromatik, rasa agak pahit,
akar silinder, sedikit bercabang, lentur, permukaan akar berwarna coklat abu-abu sampai coklat
merah, berkerut halus memanjang dan berkerut kasar melintang dengan jarak satu sama lain.
Pada irisan melintang, tampak bagian cortex yang tipis berwarna coklat dan bagian selinder
kayu yang lebar, berpori, dengan pembuluh yang lebar.
Mikroskopis:
Butir pati, serabut yang tidak berwarna, tidak bernoktah dan didampingi serabut hablur,
parenchym yang berisi sel sekresi, sel parenchym kayu yang bernoktah dan fragmen pembuluh
bernoktah yang sangat besar.
Gambar:
Kandungan Kimia:
Khasiat:
OBJEK 2
Famili: Polygonaceae
Makroskopis:
Mikroskopis:
serbuk sangat banyak pati dengan butir-butir kecil dan besar, tunggal, berbentuk peluru
dengan hilum sentral, tapi tanpa lapisan yang tebal dan ada yang berbentuk majemuk 2-4.
Banyak kristal berbentuk bintang yang besar. Sel parenchym berdinding tipis dengan dinding
tidak berwarna. Kebanyakan berisi minyak berwarna coklat merah. Pembuluh dengan
penebalan spiral dan noktah. Serbuk dengan naoh berwarna tua.
Gambar:
a. Drus oksalat
b. Pati
c. Serat
d. Parenchym polygonal agak bulat dan vessel
Kandungan Kimia:
Khasiat:
V. SEMEN
Karakteristik semen:
1. Elemen-elemen yang biasa ada meliputi butir aleuron, pati, lemak, dan minyak
menguap
2. Jaringan schlerenchym, epidermis
3. Tidak ada sel gabus, jaringan pembuluh, jaringan hijau daun
Objek penelitian:
1. Coffea Semen
2. Myristica Semen
OBJEK 1
Family : Rubiaceae
Makroskopis
Buahnya buah batu terdiri dari dua locus yang setangkup, kecil berbentuk elips , bagian luar
cembung dan bahagian dalam cekung dan mempunyai alur yang seolah- olah membagi dua
locusnya. Warna semen bila kering abu- abu dan rasa agak pahit
Mikroskopis
Sel parenkim polygonal tidak beraturan, mengkilat setelah berflurosensi. Dijumpai adanya sel
batu yang panjang dengan lumen yang jelas da nada fragmen dengan warna keabu- abuan
Gambar
Kandungan kimia
Khasiat
OBJEK 2
Family : myristicaceae
Makroskopis:
bentuk biji bulat telur, panjang 2-3 cm, lebar 1,5-2cm, warna permukaan coklat muda, beralur
dangkal, berupa anyaman pala. Endosperm berwarna coklat pucat dan perisperm coklat tua
Mikroskopis:
serbuk berwarna coklat kemerahan dengan fregmen pengenalnya. Sel perisperm adalah
polyhedral, sangat pipih yang berisi massa coklat dan kadang- kadang hablur bentuk prisma
kalsium oksalat. Parenchym berisi butir minyak tunggal atau berkelompok. Endosperm berisi
pati yang tunggal dan majemuk da nada butir aleuron dan juga butir pati sering dalam masa
serupa lemak
Gambar
Kandungan kimia
Khasiat
VI. FRUCTUS
Fructus (buah) adalah buah yang masak atau ovary dan tampuk yang mengandung biji.
Buah diklasifikasikan dalam beberapa jenis seperti yang paling sederhana adalah buah cherry.
Kumpulan buah terdiri dari beberapa ovary yang masak yang berasal dari satubunga, misalnya
raspberries. Buah majemuk muncul dari ovary yang masak dari beberapa bunga yang terpisah,
misalnya nenas.
Buah yang diklasifikasikan menurut, buah kering atau basah yang sudah tua. Setiap kelas
dibagi lagi menurut struktur dasar buah, seperti crensocarps, legumes, capdrupes, berries,
achenes, dan follicles.
Bubuk dari fruktus (buah) bila dilihat dibawah mikroskop akan dijumpai bagian- bagian
yang biasanyya adalah butir- butir aleuron, butir pati, lemak , dan minyak penguap, sclerencym,
jaringan epidermis dari biji dan pericarp, endosperm, perisperm dan jaringan cotyledon dari
biji dan jaringan vascular dari pericarp buah
Dari bubuk buah tidak ada sel gabus, vascular yang besar dan jaringan hijau daun (sedikit
stomata dipericarp terlihat pada beberapa buah) juga dijumpai Kristal rosette dankristal prisma
dari kalsium oksalat
OBJEK PRAKTIKUM
Family : Magnoliace
Makroskopis:
Buah berbentung bintang yang terdiri dari 8 lobus dengan warna merah coklat tua. Tiap
lobus berisi 1 biji keras. Biji merah coklat, mengkilat dan berbentuk bulat panjang. Bau dan
rasa seperti adas.
Mikroskopis:
Bubuk berwarna merah coklat. Sel sclerenchyma segi banyak dengan lumen yang jelas
dari buah yang berlumen, epidermis segi enam, dijumpai fregmen seperti lukisan batik.
Gambar
Kandungan kimia:
Khasiat
OBJEK 2
Famili : Solanaceae
Makroskopis :
Mikroskopis :
Gambar :
a. Epidermis semen
b. Epidermis buah seperti mutiara
c. Sel minyak
d. Endosperm dengan aleuron
Kandungan kimia :
Khasiat :
VII. CORTEX
Cortex yang digunakan sebagai obat terdiri dari phloem sekunder dengan atau tanpa
gabus. Bila ada periderm disusun dari phyllogen yang menghasilkan sel gabus dan phelloderm.
Cortex bila ada parenchym biasanya mengandung pati dan kalsium oksalat. Sel minyak
atau struktur sekunder lain sering didapatkan. Kadang-kadang sel collenchym dijumpai pada
bahagian luar cortex. Bahagian dalam cortex atau daerah phloem dibedakan dengan sel medula
schlereid,pembuluh tapis,serat melingkar,dan serat-serat kristal.
Karakteristik Cortex
Warna coklat atau coklat kemerahan. Elemen –elemen yang dijumpai ada pembuluh
tapis, parenchym,selulosa,sel medula,sel gabus,ricyclic dan serat phloem,schlereids. Kadang-
kadang jaringan schlereid itu sel minyak dan jaringan laticiferous,jaringan pembuluh dan
traceid. Yang sering ada kalsium oksalat dengan berbagai bentuk. Biasanya kecil tunggal atau
berkelompok.
OBJEK PRAKTIKUM
1. Chinae Cortex
2. Cinnamomi Cortex
OBJEK 1
Famili : Rubiaceae
Makroskopis
Potongan kulit berbentuk pipa,berlekuk atau pipih sampai tebal 8 mm atau bentuk
serpihan. Bahagian luar mempunyai kerutan halus memanjang. Bahagian yang tidak bergabus
warna coklat merah dan yang bergabus warna cokat kelabu dengan bintik kelabu muda. Rasa
pahit.
Mikroskopis
Gambar :
Kandungan Kimia :
Khasiat :
OBJEK 2
Famili : Lauraceae
Makroskopis :
Potongan kulit berbentuk selinder agak pipih dengan panjang sekitar 1 m,tebal 1 cm.
Dasar luar rata-rata kusam,coklat atau kuning pucat dengan garis-garis yang berwarna lebih
muda dan sejajar,memanjang atau sedikit berombak,rasa manis,bau aromatis.
Mikroskopis :
Gambar :
Kandungan Kimia :
Khasiat :
VIII. LIGNUM ( Rumput)
Lignum atau bahagian kayu dari tanaman yang terdiri dari xilem, tracheid, serat kayu,
dan parenchim xilem yang merupakan bahagian yang spesifik dari jaringan kayu yang tersusun
dan bentuk yang dapat membedakan dengan tanaman.
Kebanyakan dari jaringan berlignin, bahagian yang bersekresi dan membentuk kalsium
oksalat yang dapat ditentukan. Dibawah mikroskop dapat dilihat adanya elemen (karakteristik)
seperti tracheid atau elemen jaringan pembuluh, serat-serat, sel medula, parenkim kayu,
kalsium oksalat biasanya berbentuk prisma, yang tidak ada adalah sel gabus, jaringan
pembuluh, seklereid, dan pati.
OBJEK PRAKTIKUM
1. Sappan Lignum
2. Santali Lignum
OBJEK 1
Famili : Caesalpiniaceae
Makroskopis
Mikroskopis
Xilem: Jelas, radier dengan jari-jari xilem terdiri dari I sampai 3 baris sel yang berisi butir
pati kecil, tunggal dan berkelompok. Pembuluh kayu atau trachea: Umumnya berkelompok,
kadang-kadang tunggal, garis tengah : 25 mikrometer sampai 120 mikrometer, dinding tebal
berlignin, bernoktah yang berupa noktah halaman dengan lubang berbentuk celah, lumen
umumnya berisi zat yang berwarna merah keunguan, merah kekuningan sampai merah
kecoklatan. Serabut xilen: Berkelompok, tersusun radier, terdiri dari 5 sampai 40 serabut,
dinding serabit tebal berlignin, lumen sempit, kelonpok serabut diliputi seludang sel parenkim,
sel parenkim umumnya berisi hablur kalsium oksalat berbentuk prisma, ukuran hablur 3
mikrometer sampai 20 mikrometer, umumnya 15 mikrometer.
Gambar
Kandungan Kimia :
Khasiat :
IX. FLORES (BUNGA)
Flores merupakan tipe yang unsexual atau hermaphrodite, yang digunakan sebagai obat
merupakan keseluruhan, baik yang tua maupun yang muda.
Jaringan mesophyl secara umum tidak dapat dibedakan, menyerupai jaringan parenchym
bunga karang dari daun
Epidermis petal umumnya ber bentuk papil dan umumnya sel mengandung pigment
Butir pollen/serbuk sari yang khas dan ini untuk menentukan pada identifikasi
Jaringan dari gynoccum umumnya parenclymatis serta jaringan stoma yang spesifik.
Bubuk Bunga
Bila bubuk bunga/los diperiksa di bawah mikroskop akan dijumpai adanya warna yang
berjenis-jenis.
Butir-butir pollen, spora (pada lycopodium), rambut kelenjar/tidak berkelenjar, serat yang
tipis dari dinding anthera
Bahagian-bahagian yang berwarna dari petal yang sering dari sel epidermis
Fragmen hijau yang menyerupai daun yang sering berasal dari calyx atau involacrum
1. Caryophyllum
2. Rosae Flos
ОВJЕK I
Famili : Myrtaceae
Makroskopis
Merupakan kuncup bunga. Hipentium berisi 4 agak pipih, bahagian atas meliputi bakal
buah yang tenggelam dan berongga dua, berisi banyak bakal biji yang melekat pada plasenta
sumbu. Daun kelopak 4 helai, tebal, runcing, lepas, menutupi mahkota. Daun mahkota 4 helai,
warna lebih muda dari warna kelopak, tidak mekar, tipis seperti selaput, saling menutupi seperti
susanan genteng Benang sari bamyak, melengkung ke dalam. Tangkai putik satu, kaku dan
tegak.
Mikroskopis
Epidermis hipentium dan epidermis daun kelopak, sel berukuran 8-25 mikrometer,
umumnya 10-15 um, dinding sel lurus, kutikula tebal, stoma bulat, tipe ranunculaceae. Benang
sari berisi kelenjar minyak pada penghubung ruang sari. Serbuk sari/pollen, bentuk segi tiga,
cembung rangkap. Kepala sari, dinding berupa lapisan seperti serabut. Rongga kelenjar:
sizalisogen, bentuk bulat iclur, hablur kalsium oksalat berkelompok. Terdapat sedikit sclereid
dan hablur prisma kalsium oksalat yang berasal dari tangkai bunga.
Gambar:
a. Epidermis
b. Anthera
c. parenchym dengan sel sekrit
d. pollen
e. stoma
f. schlerenchym
Kandungan Kimia :
Khasiat :
IX. HERBA
Yang dimaksud dengan herba disini adalah simplisia yang terdiri dari seluruh bagian
tanaman yang terdapat di permukaan tanah. Pada simplisia ini dijumpai unsur-unsur batang,
daun, bunga, buah dan lainnya.
Objek 1
Makroskopis:
Simpleks terdiri dari daun dan pucuk, bunga dan buah dari tanaman betina. Daun kecil-
kecil yang menjari, bentuk daun lanset dan bergaris-garis, daun banyak rambut. Bunga
merupakan bunga majemuk dengan adanya daun pelindung dengan 8-12 sel pemisah minyak,
pembuluh spiral papil yang bulat.
Gambar:
Kandungan kimia:
Khasiat:
TATA TERTIB BAGI MAHASISWA DALAM MENJALANKAN
PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI II
1. Sebelum menjalankan praktikum, harus sudah menyiapkan diri tentang objek yang
akan dikerjakan.
2. Harus sudah datang 5 menit sebelum praktikum, sebelumnya menyiapkan alat.
3. Sebelum mulai dan sesudah selesai menjalankan praktikum harus membersihkan semua
alat yang dipakai. Mereka yang merusakkan atau menghilangkan alat-alat harus lapor
kepada asisten/analis.
4. Mahasiswa yang tidak dapat hadir harus dengan surat keterangan dokter atau orang
tua/wali.
5. Paling lambat 1 minggu sesudah selesai 1 objek, laporan sudah diserahkan kepada
asisten.
6. Selama jam praktikum baik dilaboratorium maupun dikebun tidak dibenarkan
meninggalkan pekerjaan kecuali seijin asisten.
7. Mahasiswa tidak dibenarkan bersandal dan berkaos oblong
Tim Farmakognosi
TUJUAN PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI II
Tujuan
Praktikum ini bertujuan melatih untuk dapat mempersiapkan simplisia yang bermutu.
1. Memahami cara-cara penyiapan simplisia yang baik dan bermutu yang dapat digunakan
sebagai obat atau bahan obat.
2. Mengenal lebih dalam cara-cara penentuan standar mutu dari simplisia, sehingga dapat
digunakan sebagai pedoman dalam penentuan dari suatu simplisia memenuhi
persyaratan minimal atau tidak bila akan digunakan sebagai obat atau bahan baku obat.
Objek praktikum
Dengan menguasai keterampilan ini mahasiswa akan mampu menyiapkan simplisia yang
bermutu sesuai dengan persyaratan yang tercantum dalam Farmakope.
I. PENYIAPAN PATI SINGKONG
Bahan:
Alat:
Cara memperoleh:
Timbang 1-2 kg umbi yang telah dikupas dan dicuci, parut lalu diperas, ampas ditambah air
secukupnya (takar) dan diperas lagi kumpulkan air perasan lalu enap tuangkan. Endapkan
dikeringkan dan diayak.
PERSYARATAN:
I. Pemerian :
Warna :
Mikroskopis :
II. Kelarutan
1) Dalam air dingin
2) Dalam etanol
III. Identifikasi
2) Ambil 1 mL suspensi (1) tambahn 0,05 mL Iodium P amati warna yang terjadi (
), kemudian panaskan amati perubahan yang terjadi (
), dinginkan amati lagi perubahan yang terjadi
IV. Keasaman
Timbang 10 g pati masukkan kedalam erlenmeyer 250 mL, tambahkan 100 mL etanol 70%,
yang telah dinetralkan dengan larutan fenoftalein 0,1% (dalam etanol 80%), kocok selama 1
jam, saring. Ambil 50 mL filtrat, titrasi dengan NaOH 0,1 N
Perhitungan
V. Susut Pengeringan
Keringkan botol timbang selama 30 menit, masukkan 1 gram pati, goyang pelan-pelan
sampai rata. Masukkan kedalam oven buka tutp botol, panaskan pada temperatur 100° sampai
150° C, timbang dan ulangi pemanasan sampai berat konstan.
Perhitungan
Perhitungan
Bahan:
Alat:
Cara Penyimpanan:
Persyaratan
I. Pemerian
Warna
Rasa
Bau
II. Makroskopis
IV. Identifikasi
1 H2SO4 P
2 HCl pekat
3 NaOH P 5%
4 KOH P 5%
5 Amonia 25%
6 KI P 6%
7 FeCl3 P 5%
V. Susut Pengeringan
Keringkan botol timbang selama 30 menit, timbang, masukkan 2 gram serbuk rimpang
kering, goyang pelan-pelan sampai rata. Masukkan kedalam oven buka tutp botol, panaskan
pada temperatur 100° sampai 150° C, timbang dan ulangi pemanasan sampai berat konstan.
Perhitungan
1 gram serbuk curcumae masukkan ke dalam krus yang sudah dipijar terlebih dahulu,
tambahkan 2 mL HCl 2 N panaskan di atas penangas air, panaskan pati pada suhu 600°C
sampai arang habis terbakar dan dinginkan, tambahakan Amonium Karbonat 16%, uapkan
sampai kering dan pijar hati-hati, dinginkan , timbang dan pijar selama 15 menit kemudian
ulangi sampai berat konstan.
Perhitungan
VII. Hasil dan Pembahasan
Minyak atsiri yang digunakan biasanya berasal dari daun salam /Syzygium polyantum
(Myrtaceae) atau tumbuhan yang ada di KTO. Minyak atsiri diperoleh dengan cara destilasi
selama 4 jam setelah tetes pertama.
Bahan:
Alat:
Timbangan kilogram
Seperangkat alat destilasi uap
Piknometer
Refraktometer
Cara kerja:
Berat minyak
Rendemen (%)= × 100%
Berat awal
Persyaratan:
1. Pemberian
Warna
Rasa
Bau
2. Kelarutan
Dalam etanol 70 %, biarkan selama 24 jam pada suhu 20-30℃, lalu amati
3. Indeks Bias
Pengukuran indeks bias menggunakan refraktometer
4. Bobot Jenis
Pengukuran menggunakan piknometer dengan cara berikut
Perhitungan:
berat (piknometer+minyak atsiri)−berat piknometer kosong
Bobot jenis = volume piknometer
5. Kandungan Kimia
6. Rotasi Optik
Pengukuran menggunakan polarimeter
7. Kegunaan tradisional
Minyak lemak dari daging kelapa Cocos nucifera Linn (F. Palmae)
Bahan:
Alat:
Blender
Botol
Corong
Kompor
Wajan
Piknometer
Beaker glass
Kertas saring
Erlemeyer
Buiret
Refraktometer
Cara memperoleh:
Sari perasan 10 kelapa tua, didiamkan selama 1 malam dalam lemari pendingin, pisahkan air
dan krim (lemak) timbang. Pindahkan krim ke dalam botol, diamkan 1 malam kemudian
pisahkan minyak yang terbentuk (mutu I). Sisanya dipanaskan dengan api sedang saring dan
didapatkan minyak mutu II. Krim yang menggumpal dipanaskan lagi sehingga didapatkan
mutu III (coklat).
Persyaratan:
1. Pemberian
Warna
Rasa
Bau
2. Kelarutan
Air
Etanol 95%
Kloroform
3. Indeks Bias
Pengukuran indeks bias menggunakan refraktometer
4. Bobot Jenis
Pengukuran menggunakan piknometer dengan cara berikut
Perhitungan:
berat (piknometer+minyak atsiri)−berat piknometer kosong
Bobot jenis =
volume piknometer
5. Kandungan Kimia
6. Penetapan Bilangan Asam
Timbang 10 g minyak dalam labu 250 mL, tambahkan 50 mL campuran etanol 95%
dan eter dengan volume yang sama setelah dinetralkan dengan NaOH 0,1 M
menggunakan indikator fenolftalein. Titrasi dengan KOH 0,1 N, sambil dikocok sampai
terjadi warna merah jambu yang mantap selama 15 menit
Perhitungan:
a×5,611
Bilangan asam=
g
Keterangan:
a= jumah mL KOH 0,1 yang diperlukan
g= bobot dalam gram minyak lemak
7. Kegunaan tradisional