Anda di halaman 1dari 50

Penuntun Praktikum

FARMAKOGNOSI

DOSEN PENGAMPU:

Prof. Dr. apt. Deddi Prima Putra.

Dr. apt. Elidahanum Husni, M.Si

Dr. apt. Meri Susanti, S.Si, M.Farm

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS ANDALAS

PADANG

2021
OBJEK PRAKTIKUM

I. MIKROSKOPIS
1. FOLIUM
 Orthosiphonis Folium
 Nicotianae Folium
 Psidii Folium
 Syzygii Folium
2. RHIZOM
 Curcuma Rhizom
 Zingeberis Rhizom
3. RADIX
 Deridis Radix
 Rhei Radix
4. SEMEN
 Coffea Semen
 Myristicae Semen
5. FRUKTUS
 Anisi Stellati Fruktus
 Capsici Fruktus
6. CORTEX
 Chinae Cortex
 Cinnamomi Cortex
7. FLOS
 Syzgii Flos
8. HERBA
 Andrographis
II. SIMPLISIA
1. Penyiapan Pati
2. Penyiapan Curuma Rhizome
3. Penyiapan Orthosiphonis Folium
4. Minyak Atsiri
5. Minyak Lemak
PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI

Tujuan

Praktikum ini bertujuan melatih mahasiswa dalam pengenalan simplisia, baik


secara makroskopis maupun mikroskopis. Secara khusus, praktikum ini bertujuan agar
mahasiswa mampu:

1. Mengenal secara makroskopis morfologi simplisia dengan baik yang berasal dari
tumbuhan, hewan maupun mineral yang digunakan sebagai obat baik secara langsung
maupun tidak.
2. Mengenal lebih jauh struktur sel dan tipe jaringan secara mikroskopis tertama
simplisia yang berasal dari tanaman, sehingga dapat digunakan sebagai pedoman
untuk identifikasi serbuk simplisia.
3. Mengetahui adanya pemalsuan simplisia.

Objek Praktikum

1. Pengamatan ciri-ciri mikroskopis simplisia yang terdiri dari : folium, cortex, flos,
fructus, semen, radix, rhizoma, lignum, herba, dan pati.
2. Pengamatan ciri-ciri mikroskopis serbuk simplisia diatas.
Dengan menguasai keterampilan ini mahasiswa akan mampu mengenal ciri-ciri
khas yang dipunyai oleh masing-masing simplisia sesuai dengan persyaratan yang
tercantum dalam farmakope Indonesia dan Materia Medika Indonesia.
I. FOLIUM
Ciri makroskopis

Folium (daun) merupakan bagain dari tumbuhan yang dapat dibedakan berdasarkan
bentuk daun, dasar daun, ujung atau bagian atas daun serta bentuk pinggirannya.
Disamping itu daun dapat pula dibedakan berdasarkan jaringan dan fragmen-fragmen
yang dapat dilihat dibawah mikroskop.

Bentuk daun
Gambar 1. Bentuk-bentuk daun

Sumber gambar: Plants of the Chicago Region (Indiana Natural Science) 4th
ed 1994.

Bentuk dasar daun

Gambar 2. Bentuk-bentuk dasar daun

Sumber gambar : Plant Form: An Illustrated Guide to Flowering Plant


Morphology (Second edition) 2008.
Bentuk ujung daun

Gambar 3. Bentuk-bentuk ujung daun

Sumber gambar : Plant Form: An Illustrated Guide to Flowering Plant


Morphology (Second edition) 2008.
Bentuk pinggiran daun

Gambar 4. Bentuk-bentuk pinggiran daun

Sumber gambar : http://www.indiahomeclub.com/botanical_garden/bot_leaf_margin.php


Permukaan daun

Harus diperhatikan warna, ada tidaknya rambut, bentuk, urat atau serat daun dan
perbedaan permukaan atas dan bawah daun.

Ciri mikroskopis

Secara umum daun terdiri atas jaringan epidermis, parenkim, mesofil, dan jaringan
pembuluh.

Penampang melintang daun

Gambar 5. Bentuk morfologi jaringan potongan melintang daun.

Sumber gambar : https://www.digitalatlasofancientlife.org/learn/embryophytes/tracheophytes/leaves/


Bentuk rambut penutup daun

Gambar 6. Bentuk-bentuk rambut penutup daun.

Sumber gambar : http://www.cas.miamioh.edu/~meicenrd/ANATOMY/Ch11_Secretory/trichomes.jpg


Bentuk Rambut Kelenjar

Keterangan :

A. Rambut kelenjar tembakau


B. Rambut kelenjar diperbesar
C. Rambut penyangga dengan sistolit
D. Rambut satu sel
E. Rambut tegak, pendek dengan sistolit
F. Rambut penyangga dengan sistolit (pada cannabis)
G. Dan 11 rambut terurai (atas dan samping)

Tipe Stomata
Keterangan :

1. Tipe anomositik
2. Tipe anisositik
3. Tipe diastik
4. Tipe parasitik

Bagian-bagian lain yang harus diperhatikan juga antara lain

1. Sclereid
2. Kristal (bentuk bintang, jarum, prisma, dll)
3. Bentuk sel minyak dan warnanya
4. Warna dan bentuk tulang daun

OBJEK PRAKTIKUM

1. Orthosiphonis Folium
2. Nicotiane Folium
3. Psidii Folium
OBJEK I

Nama Simplisia : ORTHOSIPHONIS FOLIUM

(DAUN KUMIS KUCING)

Spesies : Orthosiphon stamineus Benth

Famili : Labiatae

Makroskopis :

Tepi daun tidak bergerigi kasar tidak beraturan, kadang kadang beringgit tajam dan
menggulung kebawah. Permukaan daun licin, pada tepi daun dan diatas tulang daun terdapat
rambut pendek, terutama pada permukaan bawah. Tangkai daun persegi empat, warna agak
ungu.

Miksroskopis

Serbuk berwarna hijau kecoklatan. Fragmen pengenal: sel epidermis atas berbentuk
segi empat. Stomata tipe diasitik, terdapat dikedua permukaan, lebih banyak dipermukaan
bawah. Rambut penutup berbentuk kerucut bersel satu sampai dua, dan bersel empat sampai
enam, dinding sel tebal dengan kutikula bergaris halus, umumnya berisi zat yang berwarna
ungu. Rambut kelenjar umumnya dengan dua sel kepala. Terdapat pembuluh kayu dengan
penebalan spiral, tangga dan jala. Bandingkan bentuk rambutnya dengan rambut Colei Folium!

1. Gambar
A. Makroskopis B. Mikroskopis

2. Kandungan Kimia
3. Khasiat dan Penggunaannya
OBJEK 2

Nama Simplisia : NICOTIANAE FOLIUM

(DAUN TEMBAKAU)

Spesies : Nicotiana tabacum Linn

Nicotiana rustica Linn

Famili : Solanaceae

Makroskopis:

Daun bulat telur. Panjang, tepi rata, hampir tak bertangkai, daun tunggal dan banyak
rambut.

Mikroskopis:

Serbuk berwarna coklat. Fragmen pengenal jaringan mesofil mempunyai sel idioblast
dengan kristal pasir, rambut penutup bersel tiga sampai empat, rambut kelenjar dengan kepala
bersel tiga dan empat. Stomata tipe anisositik. Kadang-kadang dijumpai pallen.

1. Gambar
A. Makroskopis B. Mikroskopis

2. Kandungan Kimia

3. Khasiat dan Penggunaannya


OBJEK 3
Nama Simplisia : PSIDII FOLIUM (DAUN JAMBU BIJI)

Spesies : Psidium guajava Linn

Famili : Myristaceae

Makroskopis

Daun tunggal, bertangkai pendek, panjang tangkai 0,5 cm sampai 1 cm, bentuk bulat
[…..] agak menjorong atau bulat memanjang, pinggir daun rata agak menggulung ke atas,
permukaan atas agak licin, warna hijau kelabu, kelenjar minyak seperti bintik-bintik berwarna
gelap, ibu tulang daun dan tulang cabang menonjol pada pemukaan bawah, tulang menyirip
warna putih kehijauan.

Mikroskopis

Serbuk hijau keabu-abuan. Fragmen pengenal: rambut penutup banyak terdapat yang
lepas, hablur kalsium oksalat, stomata tipe anomositik, masofil dengan kelenjar[……]

1. Gambar
A. Makroskopis B. Mikroskopis

2. Kandungan Kimia

3. Khasiat dan Penggunaanya


OBJEK 4

Nama Simplisia : SYZIGII POLYANTHI FOLIUM

(DAUN SALAM)

Spesies :Syzigii polyantum

Famili : Myristaceae

Makroskopis

Daun tunggal, bertangkai pendek, panjang tangkai daun 5mm-10mm, tebal daun
berbentuk jorong memanjang, panjang 7-15 cm, lebar 3-10 cm, ujung dan pangkal daun
memancing, rata-rata permukaan atas coklat kehijauan licin mengkilat, permukaan bawah
berwarna coklat tua, tulang daun menyirip dan menonjol pada permukaan, bawah tulang
cabang halus.

1. Gambar
B. Makroskopis B. Mikroskopis

2. Kandungan Kimia

3. Khasiat dan Penggunaanya


III. RIZOMA

Rhizome adalah batang yang berada di bawah tanah, dijumpai akar pada permukaan
bawah dan batang atau daun di atas permukaan batang yang di bawah tanah. Rhizome tumbuh
horizontal, vertical atau miring. Bagian permukaan ditandai dengan bekas-bekas batang atau
daun. Rhizome mempunyai rambut dan daun.

Histologi

Epidermis rhizome adalah bergabus, umumnya jaringan cortex dibatasi oleh


endodermis, jaringan vaskuler teratur dalam suatu lingkaran dari bundel terpisah atau dibentuk
sebagai cincin cambium dengan xylem phloem.

Serbuk Rhizoma

Umumnya dalam serbuk rhizome dijumaoai pati dan biasana terdapat pada bagian
parencyhym. Umumnya berwarna terang (putih keabu-abuan atau ciklat kekuningan). Adanya
sel gabus dan jaringan metaderm.

OBJEK PRAKTIKUM

Curcumae Rhizoma

Zingiberis Rhizoma
OBJEK 1

Nama Simplisia : CURCUMA RHIZOMA

Spesies : Curcuma domestica Val

Famili : Zingiberaceae

Makroskopis

Rhizome merupakan helaian (irisan tipis) dari akar tinggal, ringan, keras, rapuh,
berbentuk lingkaran sampai meamnjang. Kulit sangat sempit, dipidahkan dengan silinder pusat
oleh garis yang tajam. Warna cokelat kuning sampai cokelat. Kedua dataran yang pipih
melengkung tak eraturan dan tak rata. Rasa pedas seperti rempah-rempah sedikit pahit.

Mikroskopis

Ada butir pati pipih dengan hilus di tepi fragmen dan parenchym yang berisi sel minyak
dan berdinding tipis, berkas pembuluh dengan penebalam tracheid, warna kuning intensif.

1. Gambar
C. Makroskopis B. Mikroskopis

a. Parenchym dengan butir pati


b. Buti pati panjang 15-30µ oval
c. Pembuluh tracheid
d. Parenchym

2. Kandungan Kimia

3. Khasiat dan Penggunaanya


OBJEK 2

Nama Simplisia : ZINGIBERIS RHIZOMA

Spesies : Zingiber officinale

Famili : Zingiberaceae

Makroskopis

Irisan pipih dari akar tinggal, padat, dan berat melengkung pada sisi. Dasar kedua sisi
sama merekrut kasar dengan parut daun berbentuk cincin dan sangat sedikit parut dari akar
serabut, warna luar abu-abu sampai kuning agak cokelat. Bahagian dalam berserat, berbutir
warna putih kotor atau lebih muda dan didapati bintik-bintik merah kuning. Penampang
melintang terlihat seperti kulit yang sangat tipis. Bau aromatic rasa pedas.

Mikroskopis

Sangat banyak pati, butir tunggal, pipih berbentuk lensa, bulat tak beraturan atau
membujur, kebanyakan ujungnya berbentuk ujung mammae, didalam didapati titik inti yang
jelas selalu eksentrik, dekat ke pinggir hilum dan sukar dibedakan. Sel minyak membulat,
seluruhnya berisi resin yang berwarna cokelat merah. Berkas pembuluh dengan penebalan
sedikit tebal. Serat mempunyai bentuk yang condong. Sel gabus lebar berdinding tipis,
sebagian tersusun radial.

1. Gambar
D. Makroskopis B. Mikroskopis

e. Aracheid
f. Schlereid dan serat
g. Sel pembuluh dengan sclerencym
h. Parenchym kulit luar dengan dinding tipis atau polygonal
i. Pati
2. Kandungan Kimia

3. Khasiat dan Penggunaanya


IV RADIX

Radix adalah bagian dari tumbuhan, tumbuh di dalam atau yang terdekat dengan tanah,
tidak berdaun, tidak pernah membiak menjadi daun, bunga atau batang dan tumbuh apex
dilindungi oleh tudung akar. Fungsi utama dari akar adalah untuk menyerap makanan,
menyimpan dan penyokong.

Histologi

Periderm dari radix dicotyledon tua terdiri dari suatu lapisan tipis gabus dan suatu
phelloderm yang mana kadang-kadang berkembang dengan baik. Jaringan akhir berubah
menjadi parenchym, bahkan jaringan cortex dikeliliingi oleh schlerencym dan sel pembantu.
Lapisan dalam dari cortex endodermis mempunyai karakteristik pada beberapa radix
monocotyl. Fibrovascular bundle (stele) dikelilingi oleh pericyclic dan phloem dan xylem.
Bagian tengah dari radix umumnya mempunyai pith.

Serbuk radix

parenchym umumnya mempunyai amylum, warna putih abu-abu sampai coklat


kekuningan. Adanya kristal kalsium oksalat.

Objek Penelitian

1. Derridis Radix
2. Rhei Radix
OBJEK 1

Nama simplisia: DERRDIS RADIX

Species: Derris elliptica Bentham

Famili: Leguminosae

Makroskopis:

Berupa potongan-potongan pendek dari akar. Bau sedikit aromatik, rasa agak pahit,
akar silinder, sedikit bercabang, lentur, permukaan akar berwarna coklat abu-abu sampai coklat
merah, berkerut halus memanjang dan berkerut kasar melintang dengan jarak satu sama lain.
Pada irisan melintang, tampak bagian cortex yang tipis berwarna coklat dan bagian selinder
kayu yang lebar, berpori, dengan pembuluh yang lebar.

Mikroskopis:

Butir pati, serabut yang tidak berwarna, tidak bernoktah dan didampingi serabut hablur,
parenchym yang berisi sel sekresi, sel parenchym kayu yang bernoktah dan fragmen pembuluh
bernoktah yang sangat besar.

Gambar:

Kandungan Kimia:

Khasiat:
OBJEK 2

Nama Simplisia: RHEI RADIX

Species: Rheum officinale Bailloa

Famili: Polygonaceae

Makroskopis:

potongan-potongan dari akar dengan bermacam-macam ukuran, sering berupa


selinderatau pipih, berat, keras dan rapuh. Bagian luar sedikit persegi. Warna putih kelabu
sampai merah coklat. Penampang melintang dengan cambium berwarna tua yang terpotong
oleh garis yang arahnya seperti jari yang berwarna tua di atas dasar muda. Bau aromatis yang
sudah dikenal, agak asam, rasa agak pahit, dan sedikit kelat.

Mikroskopis:

serbuk sangat banyak pati dengan butir-butir kecil dan besar, tunggal, berbentuk peluru
dengan hilum sentral, tapi tanpa lapisan yang tebal dan ada yang berbentuk majemuk 2-4.
Banyak kristal berbentuk bintang yang besar. Sel parenchym berdinding tipis dengan dinding
tidak berwarna. Kebanyakan berisi minyak berwarna coklat merah. Pembuluh dengan
penebalan spiral dan noktah. Serbuk dengan naoh berwarna tua.

Gambar:

a. Drus oksalat
b. Pati
c. Serat
d. Parenchym polygonal agak bulat dan vessel

Kandungan Kimia:

Khasiat:
V. SEMEN

Secara umum semen mengandung embryo. Semen yang normal sekurang-kurangnya


terdiri dari dua bagian, yaitu (a) selubung semen, dan (b) embryo. Jaringan penyimpanan
makanan tersebut disebut endosperm. Bila semen, selubungnya terdapat pada bagian luar
disebut testa dan kalau bagian dalam disebut segmen. Kadang-kadang semen mempunyai
selubung lagi di luar testa, maka ini disebut arrillus (misalnya pada Myristica Semen).

Semen diklasifikasikan ke dalam dua kelompok, yaitu:

1. Exalbumenous group, yaitu semen yang jaringan penyimpanan makanannya terdapat


dalam embryo
2. Albuminous group, yaitu semen yang jaringan penyimpanan makanannya terdapat di
luar embryo

Karakteristik semen:

1. Elemen-elemen yang biasa ada meliputi butir aleuron, pati, lemak, dan minyak
menguap
2. Jaringan schlerenchym, epidermis
3. Tidak ada sel gabus, jaringan pembuluh, jaringan hijau daun

Objek penelitian:

1. Coffea Semen
2. Myristica Semen
OBJEK 1

Nama Simplisia : COFFEA SEMEN

Species : Coffea Arabica L atau Coffea liberica

Family : Rubiaceae

Makroskopis

Buahnya buah batu terdiri dari dua locus yang setangkup, kecil berbentuk elips , bagian luar
cembung dan bahagian dalam cekung dan mempunyai alur yang seolah- olah membagi dua
locusnya. Warna semen bila kering abu- abu dan rasa agak pahit

Mikroskopis

Sel parenkim polygonal tidak beraturan, mengkilat setelah berflurosensi. Dijumpai adanya sel
batu yang panjang dengan lumen yang jelas da nada fragmen dengan warna keabu- abuan

Gambar

Sel parenkim sel batu fregmen abu- abu

Kandungan kimia

Khasiat
OBJEK 2

Nama simplisia : MYRISTICA SEMEN

Species : Myristica fragrans Hoult

Family : myristicaceae

Makroskopis:

bentuk biji bulat telur, panjang 2-3 cm, lebar 1,5-2cm, warna permukaan coklat muda, beralur
dangkal, berupa anyaman pala. Endosperm berwarna coklat pucat dan perisperm coklat tua

Mikroskopis:

serbuk berwarna coklat kemerahan dengan fregmen pengenalnya. Sel perisperm adalah
polyhedral, sangat pipih yang berisi massa coklat dan kadang- kadang hablur bentuk prisma
kalsium oksalat. Parenchym berisi butir minyak tunggal atau berkelompok. Endosperm berisi
pati yang tunggal dan majemuk da nada butir aleuron dan juga butir pati sering dalam masa
serupa lemak

Gambar

a. Amilum, kadang- kadang berupa massa seperti minyak


b. Parenchym dengan butir minyak
c. Perisperm berdinding pipih coklat

Kandungan kimia

Khasiat
VI. FRUCTUS

Fructus (buah) adalah buah yang masak atau ovary dan tampuk yang mengandung biji.
Buah diklasifikasikan dalam beberapa jenis seperti yang paling sederhana adalah buah cherry.
Kumpulan buah terdiri dari beberapa ovary yang masak yang berasal dari satubunga, misalnya
raspberries. Buah majemuk muncul dari ovary yang masak dari beberapa bunga yang terpisah,
misalnya nenas.

Buah yang diklasifikasikan menurut, buah kering atau basah yang sudah tua. Setiap kelas
dibagi lagi menurut struktur dasar buah, seperti crensocarps, legumes, capdrupes, berries,
achenes, dan follicles.

Bubuk dari fruktus (buah) bila dilihat dibawah mikroskop akan dijumpai bagian- bagian
yang biasanyya adalah butir- butir aleuron, butir pati, lemak , dan minyak penguap, sclerencym,
jaringan epidermis dari biji dan pericarp, endosperm, perisperm dan jaringan cotyledon dari
biji dan jaringan vascular dari pericarp buah

Dari bubuk buah tidak ada sel gabus, vascular yang besar dan jaringan hijau daun (sedikit
stomata dipericarp terlihat pada beberapa buah) juga dijumpai Kristal rosette dankristal prisma
dari kalsium oksalat

OBJEK PRAKTIKUM

1. Anisi stellate fructus


2. Capsici fructus
OBJEK 1

Nama simplisia: ANISI STELATI FRUCTUS

Species : Hicium verum Hook

Family : Magnoliace

Makroskopis:

Buah berbentung bintang yang terdiri dari 8 lobus dengan warna merah coklat tua. Tiap
lobus berisi 1 biji keras. Biji merah coklat, mengkilat dan berbentuk bulat panjang. Bau dan
rasa seperti adas.

Mikroskopis:

Bubuk berwarna merah coklat. Sel sclerenchyma segi banyak dengan lumen yang jelas
dari buah yang berlumen, epidermis segi enam, dijumpai fregmen seperti lukisan batik.

Gambar

Kandungan kimia:

Khasiat
OBJEK 2

Nama Simplisia : CAPSICI FRUCTUS

Species : Capsicum annum L

Famili : Solanaceae

Makroskopis :

Buah bentuk kerucut lurus atau bengkok,permukaan luar


licin,mengkilap,berongga,bagian atas beruang satu,bagian bawah beruang dua atau tiga,warna
merah coklat,merah atau jingga,jarang berwarna kuning. Dinding buah kering,liat tangkai
pendek atau panjang,warna hijau abu-abu. Kelopak berbentuk bintang atau lonceng,terdiri dari
5-6 helai daun kelopak, warna hijau abu-abu. Biji banyak,telepas atau masih melekat pada
plasenta ,bentuknya bulat pipih,garis tengah ±4mm.

Mikroskopis :

Epidermis luar,sel pipih ke arah tangensial,dinding tebal,warna kuning,penebalan


berbutir seperti rantai mutiara. Hipodermis,kolenchimatik,tebal sampai 7 lapis sel. Dinding sel
berwarna kuning,lapisan sel besar, parenchimatik,tebal 1-2 sel,poligonal,dinding sel tipis.
Schlereid,langsung berbatasan dengan lapisan sel besar,berkelompok dalam epidermis dalam.
Epidermis dalam,sel berbentuk persegi empat ,dinding sel tipis tidak berlignin. Semua sel berisi
tetesan berwarna merah,kecuali skleida dan lapisan sel besar.

Gambar :

a. Epidermis semen
b. Epidermis buah seperti mutiara
c. Sel minyak
d. Endosperm dengan aleuron

Kandungan kimia :

Khasiat :
VII. CORTEX

Cortex yang digunakan sebagai obat terdiri dari phloem sekunder dengan atau tanpa
gabus. Bila ada periderm disusun dari phyllogen yang menghasilkan sel gabus dan phelloderm.

Cortex bila ada parenchym biasanya mengandung pati dan kalsium oksalat. Sel minyak
atau struktur sekunder lain sering didapatkan. Kadang-kadang sel collenchym dijumpai pada
bahagian luar cortex. Bahagian dalam cortex atau daerah phloem dibedakan dengan sel medula
schlereid,pembuluh tapis,serat melingkar,dan serat-serat kristal.

Karakteristik Cortex

Warna coklat atau coklat kemerahan. Elemen –elemen yang dijumpai ada pembuluh
tapis, parenchym,selulosa,sel medula,sel gabus,ricyclic dan serat phloem,schlereids. Kadang-
kadang jaringan schlereid itu sel minyak dan jaringan laticiferous,jaringan pembuluh dan
traceid. Yang sering ada kalsium oksalat dengan berbagai bentuk. Biasanya kecil tunggal atau
berkelompok.

OBJEK PRAKTIKUM

1. Chinae Cortex
2. Cinnamomi Cortex
OBJEK 1

Nama Simplisia : CHINAE CORTEX

Species : Cinchona succirubra Pavon

Famili : Rubiaceae

Makroskopis

Potongan kulit berbentuk pipa,berlekuk atau pipih sampai tebal 8 mm atau bentuk
serpihan. Bahagian luar mempunyai kerutan halus memanjang. Bahagian yang tidak bergabus
warna coklat merah dan yang bergabus warna cokat kelabu dengan bintik kelabu muda. Rasa
pahit.

Mikroskopis

Sebagai fragmen pengenal adalah dijumpai serat berbentuk gelombang atau


gelondong,tunggal atau berkelompok,panjang sampai 1300 µm,idioblast dengan hablur pasir
dan butir pati. Warna fragmen umumnya adalah coklat merah.

Gambar :

Kandungan Kimia :

Khasiat :
OBJEK 2

Nama Simplisia : CINNAMOMI CORTEX

Species : Cinnamomum zeylanicum Nees

Famili : Lauraceae

Makroskopis :

Potongan kulit berbentuk selinder agak pipih dengan panjang sekitar 1 m,tebal 1 cm.
Dasar luar rata-rata kusam,coklat atau kuning pucat dengan garis-garis yang berwarna lebih
muda dan sejajar,memanjang atau sedikit berombak,rasa manis,bau aromatis.

Mikroskopis :

Serbuk berwarna coklat kusam. Adanya serat,panjang 400-600 µ yang kebanyakan


bersatu sebagai berkas-berkas,dinding tebal dengan pembuluh bernoktah yang sangat sedikit
jumlahnya. Hablur-hablur berbentuk prisma kecil tapi sedikit. Adanya pati yang lepas,tapi
umumnya didalam sel. Schelerenchym tunggal atau majemuk. Sel schlerencym tunggal atau
berkelompok dengan dinding lebih tebal sedikit darpada dinding sel. Pada serat dijumpai
pembuluh-pembuluh bernoktah yang bercabang.

Gambar :

Kandungan Kimia :

Khasiat :
VIII. LIGNUM ( Rumput)

Lignum atau bahagian kayu dari tanaman yang terdiri dari xilem, tracheid, serat kayu,
dan parenchim xilem yang merupakan bahagian yang spesifik dari jaringan kayu yang tersusun
dan bentuk yang dapat membedakan dengan tanaman.

Kebanyakan dari jaringan berlignin, bahagian yang bersekresi dan membentuk kalsium
oksalat yang dapat ditentukan. Dibawah mikroskop dapat dilihat adanya elemen (karakteristik)
seperti tracheid atau elemen jaringan pembuluh, serat-serat, sel medula, parenkim kayu,
kalsium oksalat biasanya berbentuk prisma, yang tidak ada adalah sel gabus, jaringan
pembuluh, seklereid, dan pati.

OBJEK PRAKTIKUM

1. Sappan Lignum

2. Santali Lignum
OBJEK 1

Nama Simplisia : Sappan Lignum

Species : Caesalpinia sappan L.

Famili : Caesalpiniaceae

Pemerian : Tidak berbau, rasa agak kelat

Makroskopis

Kayu : Berbentuk potongan-potongan atau kepingan dengan ukuran sangat bervariasi


atauberupa serutan-serutan; keras dan padat; warna merah, merah jingga atau kuning.

Mikroskopis

Xilem: Jelas, radier dengan jari-jari xilem terdiri dari I sampai 3 baris sel yang berisi butir
pati kecil, tunggal dan berkelompok. Pembuluh kayu atau trachea: Umumnya berkelompok,
kadang-kadang tunggal, garis tengah : 25 mikrometer sampai 120 mikrometer, dinding tebal
berlignin, bernoktah yang berupa noktah halaman dengan lubang berbentuk celah, lumen
umumnya berisi zat yang berwarna merah keunguan, merah kekuningan sampai merah
kecoklatan. Serabut xilen: Berkelompok, tersusun radier, terdiri dari 5 sampai 40 serabut,
dinding serabit tebal berlignin, lumen sempit, kelonpok serabut diliputi seludang sel parenkim,
sel parenkim umumnya berisi hablur kalsium oksalat berbentuk prisma, ukuran hablur 3
mikrometer sampai 20 mikrometer, umumnya 15 mikrometer.

Gambar

Kandungan Kimia :

Khasiat :
IX. FLORES (BUNGA)

Flores merupakan tipe yang unsexual atau hermaphrodite, yang digunakan sebagai obat
merupakan keseluruhan, baik yang tua maupun yang muda.

Histologi fores secara umum:

 Sepal menyerupai daun

 Pada epidermis dijumpai stoma dan rambut

 Jaringan mesophyl secara umum tidak dapat dibedakan, menyerupai jaringan parenchym
bunga karang dari daun

 Epidermis petal umumnya ber bentuk papil dan umumnya sel mengandung pigment

 Jaringan dari andraeceum besar seperti parenchym

 Butir pollen/serbuk sari yang khas dan ini untuk menentukan pada identifikasi

 Jaringan dari gynoccum umumnya parenclymatis serta jaringan stoma yang spesifik.

Bubuk Bunga

Bila bubuk bunga/los diperiksa di bawah mikroskop akan dijumpai adanya warna yang
berjenis-jenis.

Bahagian-bahagian yang biasanya terlihat adalah :

 Butir-butir pollen, spora (pada lycopodium), rambut kelenjar/tidak berkelenjar, serat yang
tipis dari dinding anthera

 Sel stigma yang berpapil

 Bahagian-bahagian yang berwarna dari petal yang sering dari sel epidermis

 Fragmen hijau yang menyerupai daun yang sering berasal dari calyx atau involacrum

 Saluran kecil, jaringan epidermis, serat - serat dan scleroid


OBJEK PRAKTIKUM

1. Caryophyllum

2. Rosae Flos
ОВJЕK I

Nama Simplisia : CARYOPHYLLUM

Species : Eugenia caryophyllataa (Spengel) Bullock el Harrison

Famili : Myrtaceae

Makroskopis

Merupakan kuncup bunga. Hipentium berisi 4 agak pipih, bahagian atas meliputi bakal
buah yang tenggelam dan berongga dua, berisi banyak bakal biji yang melekat pada plasenta
sumbu. Daun kelopak 4 helai, tebal, runcing, lepas, menutupi mahkota. Daun mahkota 4 helai,
warna lebih muda dari warna kelopak, tidak mekar, tipis seperti selaput, saling menutupi seperti
susanan genteng Benang sari bamyak, melengkung ke dalam. Tangkai putik satu, kaku dan
tegak.

Mikroskopis

Epidermis hipentium dan epidermis daun kelopak, sel berukuran 8-25 mikrometer,
umumnya 10-15 um, dinding sel lurus, kutikula tebal, stoma bulat, tipe ranunculaceae. Benang
sari berisi kelenjar minyak pada penghubung ruang sari. Serbuk sari/pollen, bentuk segi tiga,
cembung rangkap. Kepala sari, dinding berupa lapisan seperti serabut. Rongga kelenjar:
sizalisogen, bentuk bulat iclur, hablur kalsium oksalat berkelompok. Terdapat sedikit sclereid
dan hablur prisma kalsium oksalat yang berasal dari tangkai bunga.

Gambar:

a. Epidermis

b. Anthera
c. parenchym dengan sel sekrit

d. pollen

e. stoma

f. schlerenchym

Kandungan Kimia :

Khasiat :
IX. HERBA

Yang dimaksud dengan herba disini adalah simplisia yang terdiri dari seluruh bagian
tanaman yang terdapat di permukaan tanah. Pada simplisia ini dijumpai unsur-unsur batang,
daun, bunga, buah dan lainnya.

Objek 1

Nama simplisia : CANNABIS HERBA


Spesies : Cannabis sativa Linne
Famili : Moraceae

Makroskopis:

Simpleks terdiri dari daun dan pucuk, bunga dan buah dari tanaman betina. Daun kecil-
kecil yang menjari, bentuk daun lanset dan bergaris-garis, daun banyak rambut. Bunga
merupakan bunga majemuk dengan adanya daun pelindung dengan 8-12 sel pemisah minyak,
pembuluh spiral papil yang bulat.

Gambar:

a. Epidermis dengan rambut


b. Rambut lurus
c. Rambut biasa
d. Papilla
e. Pollen
f. Kelenjar labian
g. Epidermis dengan kelenjar labiat dan rambut

Kandungan kimia:

Khasiat:
TATA TERTIB BAGI MAHASISWA DALAM MENJALANKAN

PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI II

1. Sebelum menjalankan praktikum, harus sudah menyiapkan diri tentang objek yang
akan dikerjakan.
2. Harus sudah datang 5 menit sebelum praktikum, sebelumnya menyiapkan alat.
3. Sebelum mulai dan sesudah selesai menjalankan praktikum harus membersihkan semua
alat yang dipakai. Mereka yang merusakkan atau menghilangkan alat-alat harus lapor
kepada asisten/analis.
4. Mahasiswa yang tidak dapat hadir harus dengan surat keterangan dokter atau orang
tua/wali.
5. Paling lambat 1 minggu sesudah selesai 1 objek, laporan sudah diserahkan kepada
asisten.
6. Selama jam praktikum baik dilaboratorium maupun dikebun tidak dibenarkan
meninggalkan pekerjaan kecuali seijin asisten.
7. Mahasiswa tidak dibenarkan bersandal dan berkaos oblong

Tim Farmakognosi
TUJUAN PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI II

Tujuan

Praktikum ini bertujuan melatih untuk dapat mempersiapkan simplisia yang bermutu.

Secara khusus, praktikum ini bertujuan agar mahasiswa mampu:

1. Memahami cara-cara penyiapan simplisia yang baik dan bermutu yang dapat digunakan
sebagai obat atau bahan obat.
2. Mengenal lebih dalam cara-cara penentuan standar mutu dari simplisia, sehingga dapat
digunakan sebagai pedoman dalam penentuan dari suatu simplisia memenuhi
persyaratan minimal atau tidak bila akan digunakan sebagai obat atau bahan baku obat.

Objek praktikum

I. Penyiapan Amylum Manihot


II. Penyiapan Orthosiphonis Folium
III. Penyiapan Curcumae Rhizoma
IV. Minyak Atsiri
V. Minyak Lemak

Dengan menguasai keterampilan ini mahasiswa akan mampu menyiapkan simplisia yang
bermutu sesuai dengan persyaratan yang tercantum dalam Farmakope.
I. PENYIAPAN PATI SINGKONG

AMYLUM MANIHOT (PATI SINGKONG)

Diperoleh dari umbi spesies Manihot utilissima Pohl (Famili Euphorbiaceae)

Bahan:

Singkong Fenolftalein 0,1% dalam etanol 80%


Etanol 96% NaOH 0,1 N
Etanol 70% dan 80% Amonium Karbonat 16%
Iodium P ( 2 g Iodium, 3 g KJ, Air ad 100ml) Aquadest

Alat:

Timbangan Botol timbang


Panci dan parutan Krus porselen
Kain penyaring Erlenmeyer
Lumpang dan stamper Buret dan pipet gondok
Mikroskop, cover dan objek glass Kertas pH
Ayakan Oven dan furnace

Cara memperoleh:

Timbang 1-2 kg umbi yang telah dikupas dan dicuci, parut lalu diperas, ampas ditambah air
secukupnya (takar) dan diperas lagi kumpulkan air perasan lalu enap tuangkan. Endapkan
dikeringkan dan diayak.

Hasil yang diperoleh dihitung dengan rumus:

𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑛 𝑘𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔


𝑅𝑒𝑛𝑑𝑒𝑚𝑒𝑛 (%) = 𝑥 100%
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑤𝑎𝑙

PERSYARATAN:

I. Pemerian :
Warna :
Mikroskopis :
II. Kelarutan
1) Dalam air dingin

2) Dalam etanol

III. Identifikasi

1) 1 gram pati ditambahakan air 50 mL (suspensi), dididihkan selama 1 menit amati


perubahan yang terjadi

2) Ambil 1 mL suspensi (1) tambahn 0,05 mL Iodium P amati warna yang terjadi (
), kemudian panaskan amati perubahan yang terjadi (
), dinginkan amati lagi perubahan yang terjadi

IV. Keasaman

Timbang 10 g pati masukkan kedalam erlenmeyer 250 mL, tambahkan 100 mL etanol 70%,
yang telah dinetralkan dengan larutan fenoftalein 0,1% (dalam etanol 80%), kocok selama 1
jam, saring. Ambil 50 mL filtrat, titrasi dengan NaOH 0,1 N

Perhitungan

V. Susut Pengeringan

Keringkan botol timbang selama 30 menit, masukkan 1 gram pati, goyang pelan-pelan
sampai rata. Masukkan kedalam oven buka tutp botol, panaskan pada temperatur 100° sampai
150° C, timbang dan ulangi pemanasan sampai berat konstan.

Perhitungan

VI. Sisa Pemijaran (kadar abu)


1 gram pati masukkan ke dalam krus yang sudah dipijar terlebih dahulu, tambahkan 2 mL
H2SO4 2 N panaskan di atas penangas air, panaskan pati pada suhu 600°C sampai arang habis
terbakar dan dinginkan, tambahakan Amonium Karbonat 16%, uapkan sampai kering dan
pijar hati-hati, dinginkan , timbang dan pijar selama 15 menit kemudian ulangi sampai berat
konstan.

Perhitungan

VII. Hasil dan Pembahasan

VIII. Kandungan Kimia

IX. Kegunaan Amylum Manihot


II. PENYIAPAN CURCUMAE RHIZOMA

CURCUMAE RHIZOMA (Rimpang Temulawak)

Rimpang Curcuma xanthorriza Roxb (F. Zingiberaceae)

Bahan dan Alat

Bahan:

 Rimpang temulawak HCl pekat P


 Kloralhidras 70% NaOH P 5% b/v
 Aquadest KOH P 5% b/v
 H2SO4 P KI P 6% b/v
 FeCl3 P 5% b/v Amonia 25% P

Alat:

 Timbangan/ analitik Botol timbang


 Panci dan pengiris Krus porselen
 Niru Pipet tetes
 Lumpang dan stamper Plate tetes
 Mikroskop, cover dan objek glass Oven dan Furnace

Cara Penyimpanan:

 Rimpang cuci dan bebaskan dari bulu akar


 Timbnag (2-3 kg), iris tipis denganketebalan 3-4 mm
 Keringkan dengan panas tak langsung (rumah kaca)
 Timbang rimpang kering

Rendemen yang diproleh (%) dihitung terhadap rimpang basah

Persyaratan
I. Pemerian
 Warna
 Rasa
 Bau

II. Makroskopis

III. Mikroskopis (dilihat dengan aqua dan kloralhidras)

IV. Identifikasi

Tabel Pengujian terhadap 2 mgserbuk rimpang

No. Pereaksi (5 tetes) Pengamatan (warna)

1 H2SO4 P

2 HCl pekat
3 NaOH P 5%

4 KOH P 5%

5 Amonia 25%

6 KI P 6%

7 FeCl3 P 5%

V. Susut Pengeringan

Keringkan botol timbang selama 30 menit, timbang, masukkan 2 gram serbuk rimpang
kering, goyang pelan-pelan sampai rata. Masukkan kedalam oven buka tutp botol, panaskan
pada temperatur 100° sampai 150° C, timbang dan ulangi pemanasan sampai berat konstan.

Perhitungan

VI. Sisa Pemijaran (kadar abu)

1 gram serbuk curcumae masukkan ke dalam krus yang sudah dipijar terlebih dahulu,
tambahkan 2 mL HCl 2 N panaskan di atas penangas air, panaskan pati pada suhu 600°C
sampai arang habis terbakar dan dinginkan, tambahakan Amonium Karbonat 16%, uapkan
sampai kering dan pijar hati-hati, dinginkan , timbang dan pijar selama 15 menit kemudian
ulangi sampai berat konstan.

Perhitungan
VII. Hasil dan Pembahasan

VIII. Kandungan Kimia

IX. Kegunaan Curcumae rhizoma


III. MINYAK ATSIRI

Minyak atsiri yang digunakan biasanya berasal dari daun salam /Syzygium polyantum
(Myrtaceae) atau tumbuhan yang ada di KTO. Minyak atsiri diperoleh dengan cara destilasi
selama 4 jam setelah tetes pertama.

Bahan:

 Daun dari tumbuhan KTO


 Etanol
 Natrium sulfat anhidrat

Alat:

 Timbangan kilogram
 Seperangkat alat destilasi uap
 Piknometer
 Refraktometer

Cara kerja:

Timbang 1-2 kg daun segar, masukkan ke dalam alat destilasi.

Hasil yang diperoleh dihitung rendemennya.

Berat minyak
Rendemen (%)= × 100%
Berat awal

Persyaratan:

1. Pemberian
 Warna
 Rasa
 Bau
2. Kelarutan
 Dalam etanol 70 %, biarkan selama 24 jam pada suhu 20-30℃, lalu amati
3. Indeks Bias
 Pengukuran indeks bias menggunakan refraktometer
4. Bobot Jenis
 Pengukuran menggunakan piknometer dengan cara berikut
Perhitungan:
berat (piknometer+minyak atsiri)−berat piknometer kosong
Bobot jenis = volume piknometer

5. Kandungan Kimia
6. Rotasi Optik
 Pengukuran menggunakan polarimeter
7. Kegunaan tradisional

Hasil dan Pembahasan


IV. MINYAK LEMAK

Minyak Kelapa Murni (VCO)

Minyak lemak dari daging kelapa Cocos nucifera Linn (F. Palmae)

Bahan:

 Sari (pati santan) perasan kelapa tua


 Etanol 96%
 Feolftalein
 KOH
 NaOH

Alat:

 Blender
 Botol
 Corong
 Kompor
 Wajan
 Piknometer
 Beaker glass
 Kertas saring
 Erlemeyer
 Buiret
 Refraktometer

Cara memperoleh:

Sari perasan 10 kelapa tua, didiamkan selama 1 malam dalam lemari pendingin, pisahkan air
dan krim (lemak) timbang. Pindahkan krim ke dalam botol, diamkan 1 malam kemudian
pisahkan minyak yang terbentuk (mutu I). Sisanya dipanaskan dengan api sedang saring dan
didapatkan minyak mutu II. Krim yang menggumpal dipanaskan lagi sehingga didapatkan
mutu III (coklat).

Persyaratan:

1. Pemberian
 Warna
 Rasa
 Bau
2. Kelarutan
 Air
 Etanol 95%
 Kloroform
3. Indeks Bias
 Pengukuran indeks bias menggunakan refraktometer
4. Bobot Jenis
 Pengukuran menggunakan piknometer dengan cara berikut
Perhitungan:
berat (piknometer+minyak atsiri)−berat piknometer kosong
Bobot jenis =
volume piknometer

5. Kandungan Kimia
6. Penetapan Bilangan Asam
Timbang 10 g minyak dalam labu 250 mL, tambahkan 50 mL campuran etanol 95%
dan eter dengan volume yang sama setelah dinetralkan dengan NaOH 0,1 M
menggunakan indikator fenolftalein. Titrasi dengan KOH 0,1 N, sambil dikocok sampai
terjadi warna merah jambu yang mantap selama 15 menit
Perhitungan:
a×5,611
Bilangan asam=
g
Keterangan:
a= jumah mL KOH 0,1 yang diperlukan
g= bobot dalam gram minyak lemak
7. Kegunaan tradisional

Hasil dan Pembahasan

Anda mungkin juga menyukai