Anda di halaman 1dari 62

TRANSFER PRICING

1
KAPABILITAS PENANGANAN SENGKETA PAJAK

1. Memahami Ilmu Hukum


2. Memahami aturan dan Prosedur Perpajakan
3. Memahami Akuntansi
4. Memahami bisnis perusahaan dan bisnis dalam
area yang sejenis.
5. Mampu melakukan analisis dan investigasi data
atau informasi.
6. Mampu Berkomunikasi Asertif, baik Lisan
maupun Tulisan

3
PERSIAPAN MENGHADAPI KPP SENGKETA

Knowing your tax own


Knowing your tax officer

Knowing your tax own:


Pahami secara mendalam dari siklus bisnis perusahaan, akuntansi,
legal, dan lainnya. Setiap aktivitas memiliki aspek pajak yang bisa
berbeda.
Pahami hak dan kewajiban perpajakan perusahaan serta prosedur
pelaksanaannya.
Yakinkan kewajiban pajak telah dilakukan dengan benar, tepat dan
akurat. Baik secara formal maupun secara material.
SPT dianggap benar jika sudah dilakukan pemeriksaan atau daluarsa;
KNOWING YOUR TAX
OFFICER:
DJP diberikan target dan mengamankan penerimaan negara (APBN)
DJP diberikan kewenangan untuk mengawasi kebenaran pelaksanaan
perpajakan para Wajib Pajak.
Direktorat Jendral Pajak telah merilis kriteria perusahaan yang akan
dilakukan “Pemeriksaan Pajak”
Setiap kesalahan atas pelaksanaan kewajiban perpajakan, akan dikenai
sanksi perpajakan.
Penerimaan pajak : Pokok Pajak + Sanksi Perpajakan
Sistem hukum perpajakan tidak mengenal adanya yurisprudensi
MEMINIMALKAN RISIKO SENGKETA

 Memahami peraturan perpajakan yang berhubungan dengan kegiatan


perusahaan
 Menyelenggarakan pembukuan yang baik
 Lakukan Internal Tax Review
 Mempersiapkan data dan dokumen yang diperlukan
 Melakukan breakdown (ekualisasi) antara PPh Badan dengan obyek PPh
pasal 21,23, 26, PPh final, PPN DN dan PPN Jasa Luar Negeri
 Aktif menanyakan permasalahan yang ditemukan dengan pihak KPP
 Segera melakukan respon yang cepat, fokus pada masalah dan
melengkapi dokumen yang dibutuhkan.
 Lakukan cara-cara komunikasi dengan bahasa yang baik dan mudah
dimengerti, baik komunikasi lisan maupun tulisan.
TRANSFER PRICING

Penentuan Harga Transfer


(transfer pricing) adalah
penentuan harga dalam transaksi
antara pihak-pihak yang
mempunyai Hubungan Istimewa

7
MOTIVASI TRANSFER PRICING

Intra Border
Transfer Pricing
Cross Border • Beda Tarif Pajak
Transfer Pricing • Kompensasi
Kerugian
• Perbedaan Tarif
Pajak • PPh Final / Tidak
Final
• Fasilitas di setiap
negara berbeda • Pengenaan PPnBM
• Transaksi dengan
WP Kontraktor KKS
Migas

8
RESPONDS BY TAX PAYERS
- Tax Planning

Responds By Tax Authority


- Tax Avoidance
- Tax Evasion

9
SENGKETA TRANSFER PRICING
a. Subjek : Pihak-pihak Berelasi
b. Subjek Pajak: Karakteristik Usaha
c. Objek : Kejadian Transaksi
d. Metode Transfer Pricing
e. Subjek Pembanding
f. Objek Pembanding .
g. Selisih Rentang Kewajaran
h. Kewajiban TP-Doc
i. Penggunaan Data Pembanding
- Penggunaan Tahun Jamak
- Ex Ante vs Ex Post

10
HUBUNGAN ISTIMEWA DALAM PAJAK

HUBUNGAN ISTIMEWA
Pasal 18 ayat (4) UU PPh – Pasal 2 UU PPN

HUBUNGAN ISTIMEWADIANGGAP ADA APABILA :


• WP mempunyai penyertaan modal langsung atau tidak langsung
paling rendah 25 % pada WP lainnya, atau
• Hubungan antara WP dengan penyertaan paling rendah 25 % pada
dua WP atau lebih, atau hubungan antara dua WP atau lebih yang
disebut terakhir

WP Yang Menguasai WP Lainnya, Dua Atau Lebih Baik Langsung Maupun


Tidak Langsung
• Penguasaan Manajemen
• Penguasaan Teknologi

Ada Hubungan Keluarga Sedarah Maupun Semenda Dalam Garis Keturunan


Lurus dan/atau ke Samping Satu Derajat 11
Pasal 9 Tax Treaty (P3B)
PERUSAHAAN-PERUSAHAAN YANG MEMPUNYAI
HUBUNGAN ISTIMEWA

Apabila :
(a) suatu perusahaan dari suatu Negara pihak pada Persetujuan,
baik secara langsung maupun tidak langsung turut serta dalam
manajemen, pengawasan atau modal suatu perusahaan di
Negara pihak pada persetujuan lainnya.Atau
(b) orang dan badan yang sama baik secara langsung maupun tidak
langsung turut serta dalam manajemen, pengawasan atau
modal suatu perusahaan dari suatu Negara pihak pada
Persetujuan dan suatu perusahaan dari Negara pihak pada
Persetujuan lainnya,
12
HUBUNGAN ISTIMEWA
KEPEMILIKAN

13
ARM’S LENGTH PRINCIPLE

Mendasarkan pada norma bahwa harga atau laba


atas transaksi yang dilakukan oleh pihak-pihak yang
tidak mempunyai Hubungan Istimewa ditentukan
oleh kekuatan pasar, sehingga transaksi
tersebut mencerminkan harga pasar yang wajar
(Fair Market Value/FMV)
Pasal 2 ayat (3) PER-43/PJ/2000 stdd PER-32/PJ/2011

14
KEWAJIBAN PENERAPAN HARGA WAJAR
DALAM TRANSAKSI AFILIASI

Pasal 18 ayat (3) UU PPh


“Direktur Jenderal Pajak berwenang untuk menentukan kembali besarnya penghasilan dan
pengurangan serta menentukan utang sebagai modal untuk menghitung besarnya Penghasilan
Kena Pajak bagi Wajib Pajak yang mempunyai hubungan istimewa dengan Wajib Pajak lainnya
sesuai dengan kewajaran dan kelaziman usaha yang tidak dipengaruhi oleh hubungan
istimewa….”.
Pasal 2 ayat (1) UU PPN
Dalam harga jual/penggantian harga dipengaruhi oleh hubungan istimewa, maka harga
jual/penggantian dihitung atas dasar harga pasar wajar saat penyerahan BKP atau
JKP itu dilakukan;
Pasal 9 Tax Treaty (P3B)
“……...di dalam hubungan dagang atau hubungan keuangannya diadakan atau
diterapkan syarat-syarat yang menyimpang dari yang lazimnya terjadi diantara
perusahaan-perusahaan yang bebas, maka setiap keuntungan yang seharusnya jatuh
pada salah satu perusahaan, tetapi tidak diperolehnya karena adanya syarat syarat
tersebut, dapat ditambahkan ke dalam laba perusahaan tersebut dan dikenakan
pajak.” (P3B Indonesia Jepang)
Pasal 9 (1) OECD Modet Tax Convention
15
ARM’S LENGHT PRINCIPLE (ALP) – PRINSIP KEWAJARAN

16
ARM’S LENGTH PRINCIPLE/ALP
prinsip yang mengatur bahwa dalam hal kondisi dalam transaksi yang dilakukan antara para pihak yang
mempunyai Hubungan Istimewa sama atau sebanding dengan kondisi dalam transaksi yang dilakukan
antara para pihak yang tidak mempunyai Hubungan Istimewa yang dijadikan sebagai pembanding, harga
atau laba dalam transaksi yang dilakukan antara para pihak yang mempunyai Hubungan Istimewa
dimaksud harus sama dengan atau berada dalam rentang harga atau rentang
laba dalam transaksi yang dilakukan antara para pihak yang tidak mempunyai Hubungan Istimewa yang
dijadikan sebagai pembanding.
Pasal 1 angka 4 PMK 213

Direktur Jenderal Pajak berwenang untuk menentukan kembali besarnya penghasilan dan pengurangan
serta menentukan utang sebagai modal untuk menghitung besarnya Penghasilan Kena Pajak bagi Wajib
Pajak yang mempunyai hubungan istimewa dengan Wajib Pajak lainnya sesuai dengan kewajaran dan
kelaziman usaha yang tidak dipengaruhi oleh hubungan istimewa dengan menggunakan metode
perbandingan harga antara pihak yang independen, metode harga penjualan kembali, metode biaya-
plus, atau metode lainnya.
Pasal 18 ayat (3) UU PPh

17
JENIS-JENIS TRANSFER (TRANSAKSI)

a. Penjualan barang, penyerahan jasa atau barang tidak


berwujud (intangible property),
b. Pembelian barang, pemanfaatan barang berwujud
(sewa),
c. Imbalan jasa, termasuk gaji
d. Penggunaan/pembayaran barang tidak berwujud
e. Pinjaman dan imbalan bunga, .
f. Pengalihan harta.
g. Alokasi biaya melalui pembebanan intragroup service
charge

18
Penentuan harga antar pihak afiliasi dapat digunakan sebagai sarana perencanaan pajak (tax
planning)

Manufacture Products Distribute Products

PT X Y Ltd

Indonesia Country Z
Tax Rate 25% Tax Rate 20%

Country C

Customers
Skenario I: Skenario II:
Sell the products from PT X to Sell the products from PT X to
customers in C customers in C through Y Ltd in Z
19
Perbedaan tarif pajak antara Indonesia dan Z dapat dimanfaatkan untuk menghemat
beban pajak melalui penentuan harga transfer!

TANPA TRANSFER PRICING PT X (ind) Y Ltd (neg Z) TOTAL

Harga Pasar 1.000.000.000 PENJUAL PEMBELI GROUP


Indonesia (25%) Negara Z (20%)
Penjualan 1.000.000.000 1.250.000.000 2.250.000.000
Harga pokok penjualan 800.000.000 1.000.000.000 1.800.000.000
Laba kotor 200.000.000 250.000.000 450.000.000
Biaya usaha 50.000.000 215.000.000 265.000.000
Laba (rugi) bersih sebelum pajak 150.000.000 35.000.000 185.000.000
PPh terutang 37.500.000 7.000.000 44.500.000
Laba (rugi) setelah pajak 112.500.000 28.000.000 140.500.000

DENGAN TRANSFER PRICING PT X Y Ltd TOTAL


Harga transfer 900.000.000 PENJUAL PEMBELI GROUP
Indonesia (25%) Negara Z (20%)
Penjualan 900.000.000 1.250.000.000 2.150.000.000
Harga pokok penjualan 800.000.000 900.000.000 1.700.000.000
Laba kotor 100.000.000 350.000.000 450.000.000
Biaya usaha 50.000.000 215.000.000 265.000.000
Laba (rugi) bersih sebelum pajak 50.000.000 135.000.000 185.000.000
PPh terutang 12.500.000 27.000.000 39.500.000
Laba (rugi) setelah pajak 37.500.000 108.000.000
20
145.500.000
LANGKAH-LANGKAH PELAKSANAAN
PENGUJIAN KEWAJARAN TRANSAKSI AFILIASI
PER-22/PJ/2013

Menentukan Karakteristik Usaha Wajib Pajak

Mengidentifikasi karakteristik transaksi afiliasi Wajib Pajak

Melakukan Analisis Fungsi

Mengidentifikasi ketersediaan data pembanding

Menentukan metode TP yang paling sesuai


•Menerapkan Prinsip Kewajaran dan Kelaziman Usaha

Melakukan analisis kesebandingan

Meningkatkan kesebandingan

21
ANALISIS KESEBANDINGAN

Arm’s Length
Principle Kandidat pembanding
independen
(penerapan) (internal/eksternal)

Karakteristik produk
Analisis Fungsi
Persyaratan Kontrak
Analisis Kondisi Ekonomi
Kesebandingan Strategi Bisnis

Pembanding independen
yang andal

PT A
Benchmarking
Harga/Profit Harga/Profit Pembanding
Transaksi Afiliasi Vs Independen yang andal

Membandingkan harga atau profit transaksi afiliasi dengan harga atau profit
transaksi independen yang andal (pembanding independen yang andal)
Apakah sebanding?

23
SEBANDING?

• Kondisi ekonomi transaksi afiliasi dan transaksi independen sama atau


serupa
• Terdapat perbedaan kondisi ekonomi transaksi, penyesuaian yang akurat
dapat dilakukan untuk menghilangkan dampak perbedaan terhadap
harga
• Tidak semua kondisi ekonomi transaksi dianalisis dan fokus pada kondisi
yang mempengaruhi harga
• Contoh perbedaan:
transaksi afiliasi: FOB shipping point
transaksi independen: FOB destination

24
5 COMPARABILITY FACTORS/KESEBANDINGAN
Factors Details/Examples
(1) Characteristics of -Physical feature of Tangible Property
property or service -Form of Intangible Property transaction
-Nature of Service and extent of Services
(2) Functions etc. of each party -Function (design, manufacturing, assembling,
-Functions performed R&D, servicing, purchasing, distributing, marketing,
-Risks assumed after-the sales services, warranty of products )
-Assets used -Risk (market, investment in property and R&D,
financial, credit, inventory)
-Asset (tangible/intangible)

(3) Contractual terms -Volume of transaction, term of transaction (long, spot), trade terms
(FOB, CIF), settlement terms
-Licensing (exclusive or non-exclusive)
(4) Economic circumstance -Geographic location of market,
(Market comparability) -Level of market (retail or wholesale)
-Date and time of transaction
(5) Business strategies -Market penetration (for expansion of market share)
-Start-up of business /operation

25
KEPEMILIKAN ASSET

Milik sendiri atau sewa

Aset tersebut terkait dengan transaksi afiliasi

Keahlian pegawai sangat menentukan

Finansial asset untuk perusahaan trader

Machinery untuk perusahaan manufaktur

Key person dalam perusahaan jasa


26
JENIS-JENIS RISIKO

Market
risk

Foreign
Inventory
exchange
risk
risk

Risk
Product
Warranty
liability
risk
risk

Credit
risk

27
risiko pengembangan pasar termasuk iklan dan promosi produk, risiko
fluktuasi permintaan dan harga jual, risiko siklus bisnis, risiko volume, risiko
Market risk
insentif pemasaran, dan risiko aset yang tidak digunakan dalam usaha (asset
redundancy risk)

Credit risk risiko kredit dan risiko piutang tak tertagih

Business risiko kerugian terkait dengan penanaman modal, risiko pelanggan utama,
Risk dan risiko kehilangan harta tidak berwujud yang melekat pada sumber daya
manusia

Financial metode pembiayaan, fluktuasi tingkat suku bunga, pembiayaan atas rugi
Risk (funding of losses), dan risiko mata uang

28
risiko desain dan pengembangan produk, risiko pemutakhiran dan keusangan
Product produk, risiko layanan purna jual, risiko terkait riset dan pengembangan, risiko
Risk kerugian pihak ketiga akibat penggunaan produk (product liability risk), risiko
harta tidak berwujud, risiko penjadwalan produksi, dan risiko persediaan

General
Business risiko terkait kepemilikan aset, risiko terkait eksploitasi bisnis, dan risiko inflasi
Risk

Country risiko politik, risiko keamanan, risiko peraturan, dan risiko terkait kebijakan
Risk
pemerintah

29
FAR ANALISIS - CONTOH

30
FUNCTION ANALYSIS:MANUFACTURER

31
FUNCTION ANALYSIS:DISTRIBUTOR

32
DATA PEMBANDING
Data Internal
- Data pembanding dari transaksi yang terjadi antar perusahaan dengan pihak non
related party.
- Kebijakan harga yang berlaku untuk seluruh lawan transaksi, baik related party
maupun non related party

Data Eksternal
- Peraturan Pemerintah
- Data dari pihak yang menjadi acuan secara umum dan mencerminkan harga wajar,
misal barang komoditas, tingkat suku bunga
- Data publik: Bursa efek, bursa komoditas, website perusahaan, website BI,
www.sec.gov, dsb.
- Data commercial

33
KELEMAHAN DATABASE KOMERSIAL

Database laporan keuangan tidak memberikan penjelasan yang akurat tentang


kegiatan usaha perusahaan. Begitu juga dengan strategi bisnis, kebijakan akuntansi,
penggunaan merek dagang dll.

Database harga pasar tidak memuat informasi ketentuan kontrak

34
Kesesuaian metode TP dengan karakteristik transaksi dan usaha pihak yang bertransaksi

Kelebihan dan kekuragan setiap metode

Ketersediaan pembanding independen yang handal

Tingkat kesebandingan antara transaksi afiliasi dan transaksi independen yang menjadi
pembanding

Keakuratan penyesuaian yang dibuat dalam hal terdapat perbedaan kondisi

Metode TP yang dipilih berdasarkan pertimbangan yang paling sesuai

35
1. COMPARABLE UNCONTROLLED PRICE
When using CUP, the comparable transaction and tested transaction sales/purchase
of inventory assets should be the same or similar in terms of property, construction,
functions ect and substantially the same in terms of conditions.

Result of reviewing comparable transactions


1. The same type of product
2. The same market level
3. Substantially the same in volume; the same terms of contract
4. The same business strategies
5. The same role and functions of P; no intangible used
6. The same market conditions; no government regulations.

Computing ALP applying CUP is appropriate


Umumnya digunakan untuk produksi barang komoditas seperti : emas, timah, batubara, kelapa
sawit, dll
Selain itu digunakan untuk Jasa seperti : tingkat bunga pinjaman, premi asuransi, dll

36
1. CUP (COMPARABLE UNCONTROLLED PRICE)
Product A
Parent
Third Parties Subsidiary Third Parties
Company
Price $100
Supplier of raw Manufacturer Distributor
material
HONGKONG
Produk A
Internal CUP Price $120
Third
Third Parties
Parties

Distributor

TAIWAN

INDONESIA

Coals
Parent
Third Parties Subsidiary Third Parties
Company
Price $100
Manufacturer Distributor

Coals
Third
Third Parties Parties
Third Parties External CUP
Price $120

Manufacturer Distributor

INDONESIA
SINGAPURA
37
2. COST PLUS
A comparable transaction is a transaction where a third-party manufactures/purchases the same
or similar inventory assets in terms of property, construction, functions etc, as the inventory
assets traded in the tested transaction, and resells them to other third-parties.

Result of reviewing comparable transactions


1. Deem to have similar inventory
2. The same market level
3. Substantially the same in volume; the same terms of contract
4. The same business strategies
5. The same role and functions of P; no intangible used
6. The same market conditions; no government regulations.

Computing ALP applying CP is appropriate

Umumnya digunakan oleh pabrikan yang memproduksi barang intermediate yang dijual kepada perusahaan afiliasi untuk
proses selanjutnya.
Selain itu untuk perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa seperti jasa managemen, pembukuan, konsultasi,
keuangan dll.

38
COST PLUS METHOD

Gross
Mark-up
20%
Parent
Third Parties PT Anak Company Third Parties

Manufacturer Owner of IP
Distributor
Tested Party

Gross Gross Mark-Up


Mark-up = Gross Profit / COGS
30%

Third Parties Third Parties


Third Parties

Distributor
Manufacturer

INDONESIA SINGAPURA

39
CONTOH PERHITUNGAN HARGA JUAL WAJAR
DENGAN METODE COST PLUS

Profit & Loss Account PT Anak No Uraian Rupiah


1. Cost of Goods Sold 100
Sales 120 2. Gross Mark up Wajar = 30 % x Rp.
Cost of Goods Sold 100 100/unit 30
Gross Profit 20 3. Harga Jual Wajar 130
Operating Expense 10
Operating Profit 10 4. Harga Jual Cfm. WP 120

Gross Mark up = 20/100 = 20% 5. Koreksi harga jual ( 10 % x 10


Rp.100 )

40
3. RESALE PRICE
A comparable transaction is a transaction where a third-party purchases/sells the same or
similar inventory assets in terms of property, construction, functions etc, as the inventory
assets traded in the tested transaction, from/to other third-parties.
Result of reviewing comparable transactions
1. Deem to have similar inventory
2. The same market level
3. Substantially the same in volume; the same terms of contract
4. The same business strategies
5. The same role and functions of P; no intangible used
6. The same market conditions; no government regulations.

Computing ALP applying RP is appropriate

Umumnya metode ini digunakan untuk perusahaan di bidang distribusi dengan fungsi
tambahan yang minimal.
Contoh : distributor air mineral, distributor LPG, dan sejenisnya

41
RESALE PRICE

42
4. METODE LABA BERSIH TRANSAKSIONAL
(TRANSACTIONAL NET MARGIN METHOD)
• Metode Laba Bersih Transaksional adalah Metode Penetapan Harga Transfer
yang menggunakan indikator tingkat laba transaksi independen yang sebanding
untuk menentukan laba bersih usaha transaksi afiliasi.
• Indikator tingkat laba yang biasa digunakan adalah indikator tingkat
pengembalian terhadap aset (Return on Asset/ROA), tingkat pengembalian
terhadap penjualan (Return on Sales/ROS), tingkat pengembalian terhadap total
biaya (Return on Total Cost/RoTC), Rasio Berry (Berry Ratio) dan lain-lain.
• Dalam melakukan analisis kesebandingan untuk penerapan Metode Laba Bersih
Transaksional, perlu diperhatikan mengenai perbedaan-perbedaan diantara
transaksi independen dan transaksi afiliasi yang mempengaruhi laba bersih
usaha, seperti fungsi yang dijalankan, risiko yang ditanggung, aset yang
digunakan, kondisi industri dan pasar, skala bisnis, siklus ekonomi, siklus produk,
perlakuan akuntansi, efisiensi manajemen dan lain-lain.

43
• Dalam hal terdapat perbedaan yang material maka penting untuk melakukan
penyesuaian yang akurat dan mempunyai dasar. Dalam hal penyesuaian yang
akurat dan mempunyai dasar tidak dapat dilakukan maka penerapan metode lain
dapat dipertimbangkan.
• Metode Transaksional Net Margin Method hanya diterapkan pada transaksi afiliasi
saja sehingga dalam hal Wajib Pajak juga mempunyai transaksi independen maka
Wajib Pajak harus membuat laporan keuangan yang tersegmentasi.
• Metode Transaksional Net Margin Method biasa diterapkan dalam transaksi
penjualan atau pembelian, transfer dan penggunaan harta berwujud, pemberian
jasa, dan transfer harta tidak berwujud.

44
TRANSACTIONAL NET MARGIN METHOD (TNMM)

KEUNGGULAN KELEMAHAN SESUAI DIGUNAKAN UNTUK

• Net profit indicators (e.g. return on • Net profit indicator dapat Cost Plus Analogue:
assets, operating profit to sales, etc.) dipengaruhi oleh faktor yang •(Contract) Manufacturer
kurang dipengaruhi oleh perbedaan tidak berpengaruh signifikan
terhadap harga atau gross •Service Provider not adding
transaksional daripada harga.
margins, sehingga sulit significant unique intangibles
• Net profit indicators lebih toleran menentukan arm’s length net
Resale Price Analogue:
terhadap perbedaan beberapa fungsi profit indicators yang handal.
•Distributor not adding
antara controlled and uncontrolled
• WP mungkin tidak memiliki akses significant value to the product
transactions.
terhadap specific information on Asset Based TNMM:
• Net profit indicators dapat the net profits dari transaksi
•Manufacturer if reasonably
menghindari masalah ketersediaan pembanding.
reliable comparables for Cost
data publik terkait dengan klasifikasi
Plus or cost based TNNM
biaya pada gross atau operating 45
unavailable
profits.

45
5. PROFIT SPLIT METHOD (RESIDUAL ANALYSIS)

P/L of Parent Company P/L of Subsidiary Company


Sales XX.XXX Sales XX.XXX
COGS X.XXX COGS X.XXX
SG&A X.XXX SG&A X.XXX
OP X.XXX OP X.XXX

Profit of Parent Co Profit of Subsidiary

Combined Profits

Ordinary profit of Ordinary Profit of


Parent Company
Residual Profit
Subsidiary

Ordinary profit of Residual Profit of Residual Profit of Ordinary Profit of


Parent Company Parent Co Subsidiary Co Subsidiary

46
METODE PROFIT SPLIT

KEUNGGULAN KELEMAHAN SESUAI DITERAPKAN


UNTUK
• Lebih fleksibel dalam • Sulit untuk mendapatkan akses informasi Residual Profit Split (Residual
memperhitungkan dari foreign affiliates, khususnya ketika Analysis):
specific, possibly unique, foreign affiliate is the parent company or a •Highly integrated
facts and circumstances sister company daripada a subsidiary of the transactions, e.g. global
of the associated taxpayer trading of financial instruments
enterprises that are not
• Sulit mengukur kombinasi revenue dan •Transactions where both
present in independent
costs untuk semua associated enterprises parties make unique and
enterprises.
yang berpartisipasi dalam controlled valuable contributions (e.g.
• Cenderung kurang transactions, yang membutuhkan metode intangibles) to the transaction
mendasarkan informasi pembukuan dengan basis yang sama dan
dari independent membuat penyesuaian dalam praktik
enterprises akuntansi dan mata uang.

47
PERBANDINGAN METODE TP
TRANSACTIONAL METHOD PROFIT METHOD
COMPARABLE METHOD OTHER
TPM
CUP RP CP TNMM PS
Resale Cost-plus Operating Profit allocation
Focus: Price Margin Mark-up Margin (OP)
(GP) (GP) (OP)
Profit level OP/Sales (%)
Indicator - GP/Sales (%) GP/COGS (%) OP/COGS + -
(PLI): SG&A (%) etc.

Integrated/
Applicable All kinds Purchase & Manufacturing All kinds Unique intangible
Transaction: resale /Provision of involved
service
Similarity of
Depend on: product Functions/ Functions/ Functions/ Allocation key
/Service Risks Risks Risks

48
PEMILIHAN INDIKATOR TINGKAT LABA
Pemilihan indikator tingkat laba (PLI) menggunakan hirarki dari tingkat harga
transaksi, laba kotor, dan terakhir tingkat laba bersih operasi, dengan pertimbangan:
(a) penerapan prinsip kewajaran lebih langsung diarahkan kepada harga transaksi,
sehingga pembahasan lebih fokus pada upaya untuk identifikasi perbedaan
kondisi yang menyebabkan perbedaan harga,
(b) keandalan dan keakuratan lebih tinggi karena tidak dipengaruhi oleh resiko
ketidakandalan atau ketidakakuratan alokasi biaya. Alokasi biaya dalam
penerapan metode transfer pricing berbasis harga hanya dapat dilakukan apabila
terdapat beda kondisi transaksi yang membutuhkan alokasi biaya atas kondisi
transaksi yang berbeda, sebelum dilakukan penyesuaian.

Kelebihan dari pemilihan pembanding pada tingkat laba bersih adalah ketersediaan
data pembanding pada tingkat laba bersih, khususnya setelah banyaknya pihak yang
menyediakan commercial databases, yaitu database yang berisi kumpulan laporan
keuangan yang dikompilasi oleh pihak tertentu dan dijual bebas di pasaran.

Dalam hal menerapkan prinsip kewajaran maka dianjurkan untuk menggunakan data
pembanding yang tersedia untuk umum (public information) dan commercial
databases, sehingga dapat diverifikasi oleh pihak lain.

49
KEWAJIBAN PELAPORAN
KOMERSIAL :
Dilaporkan dalam Audit Report (PSAK NOMOR 7) :
Berisi Pihak Afiliasi, Jenis dan Besaran Transaksi

PAJAK:
Dilaporkan dalam Lampiran SPT
Berisi Pihak Afiliasi, Jenis dan Besaran Transaksi
- 3A, 3A-1, 3A-2, 8A Transkrip Kutipan Elemen-elemen Laporan Keuangan
- Dokumen Transfer Pricing (TP-Doc) bagi yang wajib

50
51
Dokumen Penentuan Harga Transfer
(Transfer Pricing Documentation /TP-Doc)

Dokumen yang diselenggarakan oleh Wajib Pajak sebagai


dasar penerapan Prinsip Kewajaran dan Kelaziman Usaha
dalam Penentuan Harga Transfer yang dilakukan oleh Wajib
Pajak.

Meliputi:
- Master File: Informasi mengenai Group Usaha
- Local File: Informasi mengenai perusahaan
- CBCR :

52
1 WP Wajib Masterfile dan Local File
Wajib Pajak No

berjalan
Tidak membuat

Tahun
melakukan
TP Doc
transaksi afiliasi
Yes
Peredaran bruto Yes
Peredaran Bruto: > 50M
Wajib TP Doc

Mengacu Tahun Pajak


No (MF & LF)
jumlah bruto dari penghasilan yang yang

sebelumnya
Trx Afiliasi barang Yes
diterima atau diperoleh sehubungan
dengan pekerjaan, usaha atau
berwujud > 20M mencakup
kegiatan utama Wajib Pajak
No semua
sebelum dikurangi diskon, rabat, Transaksi
dan pengurang lainnya Trx Afiliasi jasa, bunga, Yes
brng tdk berwujud,
Afiliasi
atau lainnya > 5M MF
dihitung dengan cara disetahunkan
dalam hal Tahun Pajak diperolehnya No LF

peredaran bruto dan/ atau Pihak afiliasi berada di Yes


berjalan
Tahun

dilakukannya Transaksi Afiliasi < 12 negara dgn tarif pajak


bln < tarif Ps 17
No
Tidak wajib TP Doc 53
2 WP Wajib CbCR
Primary Filling Mechanism

Entitas Induk
dari Grup Usaha di
Indonesia

Yes Peredaran bruto Yes


Wajib Memiliki transaksi Wajib
konsolidasi thn pajak
MF & LF afiliasi? CbCR
bersangkutan ≥ 11 T?

No No

Tidak membuat Tidak membuat


MF & LF CbCR

MF

LF

54
MASTER FILE

Informasi mengenai Grup usaha,


paling sedikit memuat:

struktur dan bagan kepemilikan serta negara atau


Master File Yurisdiksi masing-masing anggota
Kegiatan usaha yang dilakukan

Harta tidak berwujud yang dimiliki

Aktivitas keuangan dan pembiayaan

Laporan keuangan konsolidasi entitas induk dan informasi


perpajakan terkait transaksi afiliasi

Sesuai lampiran huruf C PMK 213/PMK.03/2016

55
Local File

Informasi mengenai Wajib Pajak,


paling sedikit memuat:

Identitas dan kegiatan usaha yang dilakukan


Local File
Informasi transaksi afiliasi dan transaksi independen yang
dilakukan
Penerapan Prinsip Kewajaran & Kelaziman Usaha

Informasi Keuangan

Peristiwa/kejadian/fakta non-keuangan yang mempengaruhi


pembentukan tingkat harga atau laba

Sesuai lampiran huruf D PMK 213/PMK.03/2016

Lebih dari 1 kegiatan usaha dengan Local file disajikan secara tersegmentasi sesuai
karakterisasi usaha berbeda karakterisasi usaha yang dimiliki
56
SENGKETA TRANSFER PRICING
a. Subjek : Pihak-pihak Berelasi
b. Subjek Pajak: Karakteristik Usaha
c. Objek : Kejadian Transaksi
d. Metode Transfer Pricing
e. Subjek Pembanding
f. Objek Pembanding .
g. Selisih Rentang Kewajaran
h. Kewajiban TP-Doc
i. Penggunaan Data Pembanding
- Penggunaan Tahun Jamak
- Ex Ante vs Ex Post

57
METODE TRANSFER PRICING DAN KOREKSI PAJAK

CUP ==> Perbandingan Harga Barang/Jasa Sejenis


Koreksi dari selisih harga per unit

Cost Plus/Resale Price/TNMM ==> Yang


dibandingkan margin dari perusahaan sejenis
Koreksi dari selisih margin

58
PEMBUKTIAN KEWAJARAN HARGA
Penggunaan Metode CUP, bila terdapat harga yang dapat dijadikan
pembanding

1. Buktikan Barang atau Jasa benar-benar sebanding

2. Lakukan Adjustment terkait perbedaan yang ada


3. Bandingkan harga dengan transaksi non afiliasi

Penggunaan Metode Cost Plus/ Resale Price, bila bisa memisahkan HPP
secara akurat.
Penggunaan TNMM, bila tidak bisa memisahkan HPP secara akurat

1. Buktikan Perusahaan pembanding benar-benar sebanding

2. Lakukan Segmentasi bila tersegmen


3. Lakukan adjustment atas perbedaan yang ada
4. Bandingkan margin dengan margin perusahaan sebanding
59
CONTOH KASUS
Penjualan Per Unit Kuantitas Total
- ke pihak afiliasi 100.000 100.000 10.000.000.000
- ke non afiliasi 120.000 10.000 1.200.000.000
Total Penjualan 110.000 11.200.000.000
Harga Pokok Penjualan
- HPP penjualan afiliasi 80.000 100.000 8.000.000.000

- HPP penjualan non afiliasi 85.000 10.000 850.000.000


Total HPP 110.000 8.850.000.000
Laba Kotor 2.350.000.000
Biaya Operasional
- Biaya gaji 1.000.000.000
- Biaya marketing 100.000.000
- Biaya logistik 50.000.000
- Biaya lainnya 500.000.000
Total Biaya Operasional 1.650.000.000

Laba Usaha 700.000.000

Penghasilan/Biaya Lainnya 200.000.000

Laba (rugi) bersih sebelum pajak 900.000.000

PPh terutang 198.000.000

Laba (rugi) setelah pajak 702.000.000


60
CONTOH HASIL ANALISIS …. 1

ANALISIS KEWAJARAN : PT KLM - Tahun 2019


PLI Gross Margin
METODE TP TNNM

Total
1 Sales 30.000.000.000
2 COGS (Cost of Revenue) 20.000.000.000
Gross Profit 10.000.000.000
Gross Margin 33,3%
3 Operating Expense 9.000.000.000
Operating Profit/Loss 1.000.000.000
Operating Margin 3,33%

61
CONTOH HASIL ANALISIS …. 2
DATA PEMBANDING
2016 2017 2018 WA
1 ABC 4,50% 5,20% 5,30% 5,00%
2 DEF 5,20% 3,30% 3,20% 3,90%
3 GHI 4,30% 5,10% 6,10% 5,17%
5 JKL 4,20% 5,29% 3,44% 4,31%
6 MNO 1,55% 4,83% 5,30% 3,89%
7 PQR 3,20% 3,80% 6,20% 4,40%
8 STU 1,70% 1,90% 3,30% 2,30%

Q1 2,45% 3,55% 3,37% 3,90%


Q2 4,20% 4,83% 5,30% 4,31%
Q3 4,40% 5,15% 5,70% 4,70%

3,3% - 3,90% =
Kesimpulan: % Margin vs Q1 (0,56%) Tidak Wajar

62
KOREKSI TRANSAKSI DAN PAJAK YANG TERPENGARUH
Penjualan Jenis Pajak Terpengruh
Penjualan Barang PPh Badan, PPN
Penjualan Jasa PPh Badan, PPN
Penjualan Barang Tidak
Berwujud PPh Badan, PPN
Pembelian dengan harga tinggi bisa dianggap
Pembelian
sebagai dividen terselubung
Pembelian Barang PPh Badan, PPN Impor PPh 22
PPh Badan, PPN Jasa Luar Negeri, PPh 21, PPh 23,
Pembayaran Jasa PPh 26, PPh Final
Pembayaran Barang Tidak
berwujud PPh Badan, PPN Jasa Luar Negeri, PPh 23, PPh 26
Pembayaran Gaji PPh Badan, PPh 21, PPh 23, PPh 26

Pinjaman Koreksi dari selisih tingkat bunga


Penghasilan Bunga PPh Badan
Pembayaran Bunga PPh Badan, PPh 23, PPh 26

Pengalihan harta. PPh Badan, PPN


63
ATURAN TERKAIT TP DI INDONESIA

SE 18/1995 PENGERTIAN HUBUNGAN ISTIMEWA

KMK 543/2002 SAFE HARBOUR CONTRACT MANUFACTURING

PER 32/2011 PENERAPAN PRINSIP KEWAJARAN DAN KELAZIMAN USAHA

PER 22/2013 PEDOMAN PEMERIKSAAN TRANSFER PRICING

SE 26/2013 AUDIT PERUSAHAAN GRUP

SE 50/2013 AUDIT WP HUBUNGAN ISTIMEWA

PMK 213 /2016 TRANSFER PRICING DOKUMENTATION

PMK 07/2015 ADVANCE PRICING AGREEMENT

PMK 240/2014 MUTUAL AGREEMENT PROCEDURE

64

Anda mungkin juga menyukai