1
KAPABILITAS PENANGANAN SENGKETA PAJAK
3
PERSIAPAN MENGHADAPI KPP SENGKETA
7
MOTIVASI TRANSFER PRICING
Intra Border
Transfer Pricing
Cross Border • Beda Tarif Pajak
Transfer Pricing • Kompensasi
Kerugian
• Perbedaan Tarif
Pajak • PPh Final / Tidak
Final
• Fasilitas di setiap
negara berbeda • Pengenaan PPnBM
• Transaksi dengan
WP Kontraktor KKS
Migas
8
RESPONDS BY TAX PAYERS
- Tax Planning
9
SENGKETA TRANSFER PRICING
a. Subjek : Pihak-pihak Berelasi
b. Subjek Pajak: Karakteristik Usaha
c. Objek : Kejadian Transaksi
d. Metode Transfer Pricing
e. Subjek Pembanding
f. Objek Pembanding .
g. Selisih Rentang Kewajaran
h. Kewajiban TP-Doc
i. Penggunaan Data Pembanding
- Penggunaan Tahun Jamak
- Ex Ante vs Ex Post
10
HUBUNGAN ISTIMEWA DALAM PAJAK
HUBUNGAN ISTIMEWA
Pasal 18 ayat (4) UU PPh – Pasal 2 UU PPN
Apabila :
(a) suatu perusahaan dari suatu Negara pihak pada Persetujuan,
baik secara langsung maupun tidak langsung turut serta dalam
manajemen, pengawasan atau modal suatu perusahaan di
Negara pihak pada persetujuan lainnya.Atau
(b) orang dan badan yang sama baik secara langsung maupun tidak
langsung turut serta dalam manajemen, pengawasan atau
modal suatu perusahaan dari suatu Negara pihak pada
Persetujuan dan suatu perusahaan dari Negara pihak pada
Persetujuan lainnya,
12
HUBUNGAN ISTIMEWA
KEPEMILIKAN
13
ARM’S LENGTH PRINCIPLE
14
KEWAJIBAN PENERAPAN HARGA WAJAR
DALAM TRANSAKSI AFILIASI
16
ARM’S LENGTH PRINCIPLE/ALP
prinsip yang mengatur bahwa dalam hal kondisi dalam transaksi yang dilakukan antara para pihak yang
mempunyai Hubungan Istimewa sama atau sebanding dengan kondisi dalam transaksi yang dilakukan
antara para pihak yang tidak mempunyai Hubungan Istimewa yang dijadikan sebagai pembanding, harga
atau laba dalam transaksi yang dilakukan antara para pihak yang mempunyai Hubungan Istimewa
dimaksud harus sama dengan atau berada dalam rentang harga atau rentang
laba dalam transaksi yang dilakukan antara para pihak yang tidak mempunyai Hubungan Istimewa yang
dijadikan sebagai pembanding.
Pasal 1 angka 4 PMK 213
Direktur Jenderal Pajak berwenang untuk menentukan kembali besarnya penghasilan dan pengurangan
serta menentukan utang sebagai modal untuk menghitung besarnya Penghasilan Kena Pajak bagi Wajib
Pajak yang mempunyai hubungan istimewa dengan Wajib Pajak lainnya sesuai dengan kewajaran dan
kelaziman usaha yang tidak dipengaruhi oleh hubungan istimewa dengan menggunakan metode
perbandingan harga antara pihak yang independen, metode harga penjualan kembali, metode biaya-
plus, atau metode lainnya.
Pasal 18 ayat (3) UU PPh
17
JENIS-JENIS TRANSFER (TRANSAKSI)
18
Penentuan harga antar pihak afiliasi dapat digunakan sebagai sarana perencanaan pajak (tax
planning)
PT X Y Ltd
Indonesia Country Z
Tax Rate 25% Tax Rate 20%
Country C
Customers
Skenario I: Skenario II:
Sell the products from PT X to Sell the products from PT X to
customers in C customers in C through Y Ltd in Z
19
Perbedaan tarif pajak antara Indonesia dan Z dapat dimanfaatkan untuk menghemat
beban pajak melalui penentuan harga transfer!
Meningkatkan kesebandingan
21
ANALISIS KESEBANDINGAN
Arm’s Length
Principle Kandidat pembanding
independen
(penerapan) (internal/eksternal)
Karakteristik produk
Analisis Fungsi
Persyaratan Kontrak
Analisis Kondisi Ekonomi
Kesebandingan Strategi Bisnis
Pembanding independen
yang andal
PT A
Benchmarking
Harga/Profit Harga/Profit Pembanding
Transaksi Afiliasi Vs Independen yang andal
Membandingkan harga atau profit transaksi afiliasi dengan harga atau profit
transaksi independen yang andal (pembanding independen yang andal)
Apakah sebanding?
23
SEBANDING?
24
5 COMPARABILITY FACTORS/KESEBANDINGAN
Factors Details/Examples
(1) Characteristics of -Physical feature of Tangible Property
property or service -Form of Intangible Property transaction
-Nature of Service and extent of Services
(2) Functions etc. of each party -Function (design, manufacturing, assembling,
-Functions performed R&D, servicing, purchasing, distributing, marketing,
-Risks assumed after-the sales services, warranty of products )
-Assets used -Risk (market, investment in property and R&D,
financial, credit, inventory)
-Asset (tangible/intangible)
(3) Contractual terms -Volume of transaction, term of transaction (long, spot), trade terms
(FOB, CIF), settlement terms
-Licensing (exclusive or non-exclusive)
(4) Economic circumstance -Geographic location of market,
(Market comparability) -Level of market (retail or wholesale)
-Date and time of transaction
(5) Business strategies -Market penetration (for expansion of market share)
-Start-up of business /operation
25
KEPEMILIKAN ASSET
Market
risk
Foreign
Inventory
exchange
risk
risk
Risk
Product
Warranty
liability
risk
risk
Credit
risk
27
risiko pengembangan pasar termasuk iklan dan promosi produk, risiko
fluktuasi permintaan dan harga jual, risiko siklus bisnis, risiko volume, risiko
Market risk
insentif pemasaran, dan risiko aset yang tidak digunakan dalam usaha (asset
redundancy risk)
Business risiko kerugian terkait dengan penanaman modal, risiko pelanggan utama,
Risk dan risiko kehilangan harta tidak berwujud yang melekat pada sumber daya
manusia
Financial metode pembiayaan, fluktuasi tingkat suku bunga, pembiayaan atas rugi
Risk (funding of losses), dan risiko mata uang
28
risiko desain dan pengembangan produk, risiko pemutakhiran dan keusangan
Product produk, risiko layanan purna jual, risiko terkait riset dan pengembangan, risiko
Risk kerugian pihak ketiga akibat penggunaan produk (product liability risk), risiko
harta tidak berwujud, risiko penjadwalan produksi, dan risiko persediaan
General
Business risiko terkait kepemilikan aset, risiko terkait eksploitasi bisnis, dan risiko inflasi
Risk
Country risiko politik, risiko keamanan, risiko peraturan, dan risiko terkait kebijakan
Risk
pemerintah
29
FAR ANALISIS - CONTOH
30
FUNCTION ANALYSIS:MANUFACTURER
31
FUNCTION ANALYSIS:DISTRIBUTOR
32
DATA PEMBANDING
Data Internal
- Data pembanding dari transaksi yang terjadi antar perusahaan dengan pihak non
related party.
- Kebijakan harga yang berlaku untuk seluruh lawan transaksi, baik related party
maupun non related party
Data Eksternal
- Peraturan Pemerintah
- Data dari pihak yang menjadi acuan secara umum dan mencerminkan harga wajar,
misal barang komoditas, tingkat suku bunga
- Data publik: Bursa efek, bursa komoditas, website perusahaan, website BI,
www.sec.gov, dsb.
- Data commercial
33
KELEMAHAN DATABASE KOMERSIAL
34
Kesesuaian metode TP dengan karakteristik transaksi dan usaha pihak yang bertransaksi
Tingkat kesebandingan antara transaksi afiliasi dan transaksi independen yang menjadi
pembanding
35
1. COMPARABLE UNCONTROLLED PRICE
When using CUP, the comparable transaction and tested transaction sales/purchase
of inventory assets should be the same or similar in terms of property, construction,
functions ect and substantially the same in terms of conditions.
36
1. CUP (COMPARABLE UNCONTROLLED PRICE)
Product A
Parent
Third Parties Subsidiary Third Parties
Company
Price $100
Supplier of raw Manufacturer Distributor
material
HONGKONG
Produk A
Internal CUP Price $120
Third
Third Parties
Parties
Distributor
TAIWAN
INDONESIA
Coals
Parent
Third Parties Subsidiary Third Parties
Company
Price $100
Manufacturer Distributor
Coals
Third
Third Parties Parties
Third Parties External CUP
Price $120
Manufacturer Distributor
INDONESIA
SINGAPURA
37
2. COST PLUS
A comparable transaction is a transaction where a third-party manufactures/purchases the same
or similar inventory assets in terms of property, construction, functions etc, as the inventory
assets traded in the tested transaction, and resells them to other third-parties.
Umumnya digunakan oleh pabrikan yang memproduksi barang intermediate yang dijual kepada perusahaan afiliasi untuk
proses selanjutnya.
Selain itu untuk perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa seperti jasa managemen, pembukuan, konsultasi,
keuangan dll.
38
COST PLUS METHOD
Gross
Mark-up
20%
Parent
Third Parties PT Anak Company Third Parties
Manufacturer Owner of IP
Distributor
Tested Party
Distributor
Manufacturer
INDONESIA SINGAPURA
39
CONTOH PERHITUNGAN HARGA JUAL WAJAR
DENGAN METODE COST PLUS
40
3. RESALE PRICE
A comparable transaction is a transaction where a third-party purchases/sells the same or
similar inventory assets in terms of property, construction, functions etc, as the inventory
assets traded in the tested transaction, from/to other third-parties.
Result of reviewing comparable transactions
1. Deem to have similar inventory
2. The same market level
3. Substantially the same in volume; the same terms of contract
4. The same business strategies
5. The same role and functions of P; no intangible used
6. The same market conditions; no government regulations.
Umumnya metode ini digunakan untuk perusahaan di bidang distribusi dengan fungsi
tambahan yang minimal.
Contoh : distributor air mineral, distributor LPG, dan sejenisnya
41
RESALE PRICE
42
4. METODE LABA BERSIH TRANSAKSIONAL
(TRANSACTIONAL NET MARGIN METHOD)
• Metode Laba Bersih Transaksional adalah Metode Penetapan Harga Transfer
yang menggunakan indikator tingkat laba transaksi independen yang sebanding
untuk menentukan laba bersih usaha transaksi afiliasi.
• Indikator tingkat laba yang biasa digunakan adalah indikator tingkat
pengembalian terhadap aset (Return on Asset/ROA), tingkat pengembalian
terhadap penjualan (Return on Sales/ROS), tingkat pengembalian terhadap total
biaya (Return on Total Cost/RoTC), Rasio Berry (Berry Ratio) dan lain-lain.
• Dalam melakukan analisis kesebandingan untuk penerapan Metode Laba Bersih
Transaksional, perlu diperhatikan mengenai perbedaan-perbedaan diantara
transaksi independen dan transaksi afiliasi yang mempengaruhi laba bersih
usaha, seperti fungsi yang dijalankan, risiko yang ditanggung, aset yang
digunakan, kondisi industri dan pasar, skala bisnis, siklus ekonomi, siklus produk,
perlakuan akuntansi, efisiensi manajemen dan lain-lain.
43
• Dalam hal terdapat perbedaan yang material maka penting untuk melakukan
penyesuaian yang akurat dan mempunyai dasar. Dalam hal penyesuaian yang
akurat dan mempunyai dasar tidak dapat dilakukan maka penerapan metode lain
dapat dipertimbangkan.
• Metode Transaksional Net Margin Method hanya diterapkan pada transaksi afiliasi
saja sehingga dalam hal Wajib Pajak juga mempunyai transaksi independen maka
Wajib Pajak harus membuat laporan keuangan yang tersegmentasi.
• Metode Transaksional Net Margin Method biasa diterapkan dalam transaksi
penjualan atau pembelian, transfer dan penggunaan harta berwujud, pemberian
jasa, dan transfer harta tidak berwujud.
44
TRANSACTIONAL NET MARGIN METHOD (TNMM)
• Net profit indicators (e.g. return on • Net profit indicator dapat Cost Plus Analogue:
assets, operating profit to sales, etc.) dipengaruhi oleh faktor yang •(Contract) Manufacturer
kurang dipengaruhi oleh perbedaan tidak berpengaruh signifikan
terhadap harga atau gross •Service Provider not adding
transaksional daripada harga.
margins, sehingga sulit significant unique intangibles
• Net profit indicators lebih toleran menentukan arm’s length net
Resale Price Analogue:
terhadap perbedaan beberapa fungsi profit indicators yang handal.
•Distributor not adding
antara controlled and uncontrolled
• WP mungkin tidak memiliki akses significant value to the product
transactions.
terhadap specific information on Asset Based TNMM:
• Net profit indicators dapat the net profits dari transaksi
•Manufacturer if reasonably
menghindari masalah ketersediaan pembanding.
reliable comparables for Cost
data publik terkait dengan klasifikasi
Plus or cost based TNNM
biaya pada gross atau operating 45
unavailable
profits.
45
5. PROFIT SPLIT METHOD (RESIDUAL ANALYSIS)
Combined Profits
46
METODE PROFIT SPLIT
47
PERBANDINGAN METODE TP
TRANSACTIONAL METHOD PROFIT METHOD
COMPARABLE METHOD OTHER
TPM
CUP RP CP TNMM PS
Resale Cost-plus Operating Profit allocation
Focus: Price Margin Mark-up Margin (OP)
(GP) (GP) (OP)
Profit level OP/Sales (%)
Indicator - GP/Sales (%) GP/COGS (%) OP/COGS + -
(PLI): SG&A (%) etc.
Integrated/
Applicable All kinds Purchase & Manufacturing All kinds Unique intangible
Transaction: resale /Provision of involved
service
Similarity of
Depend on: product Functions/ Functions/ Functions/ Allocation key
/Service Risks Risks Risks
48
PEMILIHAN INDIKATOR TINGKAT LABA
Pemilihan indikator tingkat laba (PLI) menggunakan hirarki dari tingkat harga
transaksi, laba kotor, dan terakhir tingkat laba bersih operasi, dengan pertimbangan:
(a) penerapan prinsip kewajaran lebih langsung diarahkan kepada harga transaksi,
sehingga pembahasan lebih fokus pada upaya untuk identifikasi perbedaan
kondisi yang menyebabkan perbedaan harga,
(b) keandalan dan keakuratan lebih tinggi karena tidak dipengaruhi oleh resiko
ketidakandalan atau ketidakakuratan alokasi biaya. Alokasi biaya dalam
penerapan metode transfer pricing berbasis harga hanya dapat dilakukan apabila
terdapat beda kondisi transaksi yang membutuhkan alokasi biaya atas kondisi
transaksi yang berbeda, sebelum dilakukan penyesuaian.
Kelebihan dari pemilihan pembanding pada tingkat laba bersih adalah ketersediaan
data pembanding pada tingkat laba bersih, khususnya setelah banyaknya pihak yang
menyediakan commercial databases, yaitu database yang berisi kumpulan laporan
keuangan yang dikompilasi oleh pihak tertentu dan dijual bebas di pasaran.
Dalam hal menerapkan prinsip kewajaran maka dianjurkan untuk menggunakan data
pembanding yang tersedia untuk umum (public information) dan commercial
databases, sehingga dapat diverifikasi oleh pihak lain.
49
KEWAJIBAN PELAPORAN
KOMERSIAL :
Dilaporkan dalam Audit Report (PSAK NOMOR 7) :
Berisi Pihak Afiliasi, Jenis dan Besaran Transaksi
PAJAK:
Dilaporkan dalam Lampiran SPT
Berisi Pihak Afiliasi, Jenis dan Besaran Transaksi
- 3A, 3A-1, 3A-2, 8A Transkrip Kutipan Elemen-elemen Laporan Keuangan
- Dokumen Transfer Pricing (TP-Doc) bagi yang wajib
50
51
Dokumen Penentuan Harga Transfer
(Transfer Pricing Documentation /TP-Doc)
Meliputi:
- Master File: Informasi mengenai Group Usaha
- Local File: Informasi mengenai perusahaan
- CBCR :
52
1 WP Wajib Masterfile dan Local File
Wajib Pajak No
berjalan
Tidak membuat
Tahun
melakukan
TP Doc
transaksi afiliasi
Yes
Peredaran bruto Yes
Peredaran Bruto: > 50M
Wajib TP Doc
sebelumnya
Trx Afiliasi barang Yes
diterima atau diperoleh sehubungan
dengan pekerjaan, usaha atau
berwujud > 20M mencakup
kegiatan utama Wajib Pajak
No semua
sebelum dikurangi diskon, rabat, Transaksi
dan pengurang lainnya Trx Afiliasi jasa, bunga, Yes
brng tdk berwujud,
Afiliasi
atau lainnya > 5M MF
dihitung dengan cara disetahunkan
dalam hal Tahun Pajak diperolehnya No LF
Entitas Induk
dari Grup Usaha di
Indonesia
No No
MF
LF
54
MASTER FILE
55
Local File
Informasi Keuangan
Lebih dari 1 kegiatan usaha dengan Local file disajikan secara tersegmentasi sesuai
karakterisasi usaha berbeda karakterisasi usaha yang dimiliki
56
SENGKETA TRANSFER PRICING
a. Subjek : Pihak-pihak Berelasi
b. Subjek Pajak: Karakteristik Usaha
c. Objek : Kejadian Transaksi
d. Metode Transfer Pricing
e. Subjek Pembanding
f. Objek Pembanding .
g. Selisih Rentang Kewajaran
h. Kewajiban TP-Doc
i. Penggunaan Data Pembanding
- Penggunaan Tahun Jamak
- Ex Ante vs Ex Post
57
METODE TRANSFER PRICING DAN KOREKSI PAJAK
58
PEMBUKTIAN KEWAJARAN HARGA
Penggunaan Metode CUP, bila terdapat harga yang dapat dijadikan
pembanding
Penggunaan Metode Cost Plus/ Resale Price, bila bisa memisahkan HPP
secara akurat.
Penggunaan TNMM, bila tidak bisa memisahkan HPP secara akurat
Total
1 Sales 30.000.000.000
2 COGS (Cost of Revenue) 20.000.000.000
Gross Profit 10.000.000.000
Gross Margin 33,3%
3 Operating Expense 9.000.000.000
Operating Profit/Loss 1.000.000.000
Operating Margin 3,33%
61
CONTOH HASIL ANALISIS …. 2
DATA PEMBANDING
2016 2017 2018 WA
1 ABC 4,50% 5,20% 5,30% 5,00%
2 DEF 5,20% 3,30% 3,20% 3,90%
3 GHI 4,30% 5,10% 6,10% 5,17%
5 JKL 4,20% 5,29% 3,44% 4,31%
6 MNO 1,55% 4,83% 5,30% 3,89%
7 PQR 3,20% 3,80% 6,20% 4,40%
8 STU 1,70% 1,90% 3,30% 2,30%
3,3% - 3,90% =
Kesimpulan: % Margin vs Q1 (0,56%) Tidak Wajar
62
KOREKSI TRANSAKSI DAN PAJAK YANG TERPENGARUH
Penjualan Jenis Pajak Terpengruh
Penjualan Barang PPh Badan, PPN
Penjualan Jasa PPh Badan, PPN
Penjualan Barang Tidak
Berwujud PPh Badan, PPN
Pembelian dengan harga tinggi bisa dianggap
Pembelian
sebagai dividen terselubung
Pembelian Barang PPh Badan, PPN Impor PPh 22
PPh Badan, PPN Jasa Luar Negeri, PPh 21, PPh 23,
Pembayaran Jasa PPh 26, PPh Final
Pembayaran Barang Tidak
berwujud PPh Badan, PPN Jasa Luar Negeri, PPh 23, PPh 26
Pembayaran Gaji PPh Badan, PPh 21, PPh 23, PPh 26
64