Anda di halaman 1dari 2

NAMA : EFRAIM NATANAEL Jumat, 26 Juni 2020

NIM : 201750141

JAWABAN UAS PERPAJAKAN INTERNASIONAL

Dosen : Bu Nelly

SOAL TEORI

1) Pemerintah Indonesia memberikan Fasilitas Tax Holiday


Untuk menarik investasi yang lebih besar, Indonesia secara resmi sudah membuat kebijakan
pemberian pembebasan Pajak Penghasilan Badan atau yang sering disebut  tax holiday.
Dasar hukum tax holiday adalah Peraturan Menteri Keuangan nomor 35/PMK.010/2018
Fasilitas Tax Holiday tidak efektif diterapkan jika negara investor menganut World wide
income adalah karena pengenaan pajak berdasarkan domisili. Siapapun orang atau badan
yang berdomisili di negara tersebut akan dikenakan pajak di negara tersebut, atas
penghasilan dari manapun. Tidak bergantung apakah kewarganegaraan orang tersebut
Pengadaan Tax holiday tidak terlalu efektif, karena dapat melepaskan pendapatan, sehingga
investor lebih memilih untuk berbisnis di negara lain yang tidak menerapkan insentif pajak,
tetapi memberi kemudahan ekspor-impor. Lebih baik fokus pada hal lain yang dapat
dilakukan untuk menarik minat investor yaitu dengan mengembangkan infrastruktur, serta
keterampilan dan kesehatan tenaga kerja.

2) 1. Tunduk pada ketentuan Pasal 16, 18, 19 dan 20,gaji, upah dan upah serupa lainnya yang
diperoleh seseorang yang merupakan penduduk salah satu Negara pihak pada suatu
pekerjaan hanya akan dikenakan pajak di Negara tersebut kecuali jika pekerjaan tersebut
dilakukan di Negara pihak pada Persetujuan lainnya. Jika pekerjaan tersebut dilakukan, upah
yang diperoleh dari latihan tersebut dapat dikenakan pajak di Negara lain tersebut.
Penghasilan berupa gaji, upah dan penghasilan lainnya yang diperoleh seseorang yang
merupakan penduduk salah satu Negara pihak pada suatu pekerjaan hanya akan dikenakan
pajak di Negara tersebut kecuali jika pekerjaan tersebut dilakukan di Negara pihak pada
persetujuan lainnya. Jika pekerjaan tersebut dilakukan, maka penghasilan yang diperoleh
dapat dikenakan pajak di Negara lain (negara sumber) tersebut.
Contoh :
Mr Steve adalah WN Australia yang memiliki pekerjaan di Indonesia, maka Indonesia sebagai
Negara Sumber Penghasilan yang memiliki hak untuk memotong pajak penghasilan dari Mr
Steve sebagai WPLN (WAJIB PAJAK LUAR NEGERI). Perjanjian P3B ini digunakan untuk
menghindari adanya pengenaan pajak berganda untuk Mr Steve.

3)  Arm’s Length Principle (ALP) atau Prinsip Kewajaran dan Kelaziman Usaha yang Tidak
Dipengaruhi oleh Hubungan Istimewa yang selanjutnya disebut Prinsip Kewajaran dan
Kelaziman Usaha adalah prinsip yang mengatur bahwa dalam hal kondisi dalam transaksi
yang dilakukan antara para pihak yang mempunyai Hubungan Istimewa sama atau
sebanding dengan kondisi dalam transaksi yang dilakukan antara para pihak yang tidak
mempunyai Hubungan Istimewa yang dijadikan sebagai pembanding, harga atau laba dalam
transaksi yang dilakukan antara para pihak yang mempunyai Hubungan Istimewa dimaksud
harus sama dengan atau berada dalam rentang harga atau rentang laba dalam transaksi
yang dilakukan antara para pihak yang tidak mempunyai Hubungan Istimewa yang dijadikan
sebagai pembanding.
Arm’s Length Standard merupakan dasar, yang menjadi standar Internasional, untuk
menentukan harga transfer untuk tujuan pajak, yang digunakan dalam Pasal 9 dari OECD
Model Tax Convention, sebagai keadaaan yang di buat atau diberlakukan di anatara
kedua pihak dalam hubungan dagang atau hubungan keuangan yang berbeda dengan
yang dibuat antara perusahaan dengan kondisi tertentu, tetapi dengan alasan kondisi
tertentu tersebut belum diakui, maka laba dimaksud dapat dimasukan dalam laba
perusahaan tersebut dan dikenakan pajak
 Cost-Plus Pricing Method adalah metode penetapan harga jual produk dengan cara
menambahkan biaya total produksi dengan nilai marginnya. Dengan kata lain, cost plus
pricing merupakan strategi yang sangat sederhana dalam menetapkan harga barang dan
jasa. Dalam menetapkan harga biaya plus, perusahaan bisa menambahkan biaya
material langsung, biaya overhead, hingga biaya tenaga kerja. Persentase markup inilah
yang akan diambil sebagai laba.

4) Dalam Pemeriksaan transfer pricing, definisi hubungan istimewa mengacu pada peraturan
perpajakan yang berlaku. Konsep hubungan istimewa diatur dalam Pasal 18 ayat (4) Undang-
Undang Pajak Penghasilan dan Pasal 2 ayat (2) Undang-Undang Pajak Pertambahan Nilai
yang menyatakan bahwa hubungan istimewa dianggap ada apabila:

a) Wajib Pajak mempunyai penyertaan modal langsung atau tidak langsung paling rendah
25% (dua puluh lima persen) pada Wajib Pajak lain; hubungan antara Wajib Pajak
dengan penyertaan paling rendah 25% (dua puluh lima persen) pada dua Wajib Pajak
atau lebih; atau hubungan di antara dua Wajib Pajak atau lebih yang disebut terakhir;

b) Wajib pajak menguasai Wajib Pajak lainnya atau dua atau lebih Wajib Pajak berada di
bawah penguasaan yang sama baik langsung maupun tidak langsung; atau

c) Terdapat hubungan keluarga baik sedarah maupun semenda dalam garis keturunan
lurus dan/atau ke samping satu derajat.

Hubungan istimewa di antara Wajib Pajak dapat terjadi karena ketergantungan atau
keterikatan satu dengan yang lain yang disebabkan:

 kepemilikan atau penyertaan modal; atau


 adanya penguasaan melalui manajemen atau penggunaan teknologi.
Selain karena hal-hal tersebut, hubungan istimewa di antara Wajib Pajak orang pribadi dapat
pula terjadi karena adanya hubungan darah atau perkawinan.

Huruf b
 Hubungan istimewa di antara Wajib Pajak dapat juga terjadi karena penguasaan melalui
manajemen atau penggunaan teknologi walaupun tidak terdapat hubungan kepemilikan.
 Hubungan istimewa dianggap ada apabila satu atau lebih perusahaan berada di bawah
penguasaan yang sama. Demikian juga hubungan di antara beberapa perusahaan yang
berada dalam penguasaan yang sama tersebut.

Anda mungkin juga menyukai