Anda di halaman 1dari 31

ASET LANCAR

NAMA KELOMPOK:

1. Intan Putri Kumala 1810536052

2. Yeza Putri Rahayu` 1810536007

3. Indah Sri Khairani 1810536016

4. Alisha Indah Permata 1810536001


KAS DAN SETARA KAS

KAS

Alat pembayaran yang siap dan bebas dipergunakan


untuk membiayai kegiatan umum perusahaan.(PSAK NO. 02)
 SETARA KAS

Investasi jangka pendek yang sangat likuid yang siap


dijabarkan menjadi kas serta bebas dari resiko perubahan
nilai yang signifikan.(PSAK NO. 02)
PENGENDALIAN KAS
Bentuk-Bentuk Prosedur Pengendalian Kas:
• Untuk penerimaan uang:

1. Harus ditunjukkan dengan jelas fungsi-fungsi dalam penerimaan kas dan


setiap penerimaan kas harus segera dicatat dan disetor ke bank
2. Diadakan pemisahan fungsi antara pengurusan kas dengan fungsi
pencatatan kas.
3. Diadakan pengawasan yang ketat terhadap fungsi penerimaan dan
pencatatan kas.
4. Dibuat laporan kas untuk setiap hari sebagai pertanggung jawaban kas.
• Untuk Pengeluaran Kas:

1. Pengeluaran uang harus menggunakan cek kecuali pengeluaran-


pengeluaran yang jumlahnya kecil yaitu menggunakan kas kecil
2. Dibentuk kas kecil
3. Diadakan pemisahan antara pihak yang mengumpulkan bukti
pengeluaran, yang menulis cek dan yang menandatangani cek serta
yang mencatat pengeluaran kas.

4. Pemerikasaan internal pada jangka waktu yang tidak tentu.


5. Dibuat laporan pengeluaran kas
M E T O D E D A L A M M E N G E L O L A KA S
KECIL

Dalam metode mengelola kas kecil terbagi 2 metode:

1. Metode imprest

2. Metode fluktuasi
Transaksi yang berkaitan dengan Kas dan Setara
Kas

a. Penerimaan dari penjualan barang dan pemberian


jasa.

b. Pembayaran kepada pemasok barang dan jasa.

c. Penerimaan kas, royalti, fees, komisi dan


pendapatan lain-lain.

d. Pembayaran kas untuk memperoleh aset tetap,


aset tidak berwujud dan aset jangka panjang.
D A S A R H U KU M T E N TA N G P P N D A N P P N B M

- UU No. 42 TAHUN 2009 TENTANG PERUBAHAN KETIGA


ATAS UU NO. 8 TAHUN 1983 TENTANG PPN & PPn BM
- UU No. 18 TAHUN 2000 TENTANG PERUBAHAN KEDUA
ATAS UU NO. 8 TAHUN 1983 TENTANG PPN & PPn BM
- PP No. 143 Th. 2000 TENTANG PELAKSANAAN UU PPN
TAHUN 2000
- PP No. 144 Th. 2000 TENTANG JENIS BARANG DAN JASA
YG TDK DIKENAKAN PPN
- PP No. 145 Th. 2000 TENTANG KELOMPOK BKP YG TERGOLONG MEWAH
YANG DIKENAKAN PPn BM
- PP No. 146 Th. 2000 TENTANG IMPOR/PENYERAHAN BKP & JKP TERTENTU
YANG DIBEBASKAN DARI PPN

- KMK No. 547 s.d. 554 & 567 s.d 570, 575 Tahun 2000 & KMK No. 10, 11, 50
Tahun 2001
 Kep DJP No. 522 s.d. 526 & 539, 540, 546, 549 Thn 2000

- Undang-undang Pajak Penghasilan Nomor 36 tahun 2008

- Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 244/ PMK.03/2008


tentang objek dan besarnya tarif PPh Pasal 23
a. P E N E R I M A A N D A R I
P E N J UA L A N B A R A N G D A N
PEMBERIAN JASA.

Ketika ada penyerahan/pemanfaatan barang/jasa


kena pajak di dalam daerah pabean, maka
perusahaan akan mencatat (asumsinya metode fisik):

Kas/Piutang Dagang xxx

Penjualan xxx

PPN xxx
Ketika perusahaan menjual barang/jasa yang tidak
dikenakan pajak maka perusahaan akan mencatat:

Kas/Piutang Dagang xxx

Penjualan xxx
Ketika perusahaan melakukan penjualan barang yang
tergolong mewah ini maka perusahaan akan mencatat:

Kas/Piutang Dagang xxx

Penjualan xxx

PPN xxx
PPnBM xxx
Ketika perusahaan melakukan pembelian barang
yang tergolong mewah maka perusahaan akan
mencatat (asumsinya metode fisik):

Pembelian xxx

PPN xxx

PPnBM xxx

Kas/Piutang Dagang xxx


T A R I F PA J A K P E R T A M B A H A N N I L A I

 Tarif PPN ada dua macam:

1. 10 % untuk semua jenis penyerahan barang/jasa kena


pajak kecuali ekspor. Jumlah ini dapat berubah sesuai
yang diatur dalam Peraturan Pemerintah serendahnya 5
% dan setinggi-tingginya 15 %.

2. 0 % untuk ekspor. Hal ini dikarenakan tujuan


pemerintah untuk meningkatkan sumber devisa Negara.
 Tarif untuk PPnBm adalah:

1. Tarif Pajak Penjualan Atas Barang Mewah adalah


paling rendah 10% (sepuluh persen) dan paling
tinggi 200%

2. Atas ekspor Barang Kena Pajak Yang Tergolong


Mewah dikenakan pajak dengan tarif 0% (nol
persen)
B . P E M B A YA R A N ATA S B A R A N G D A N
JASA

 Perusahaan mempunyai kewajiban untuk membayar dan melaporkan PPh


Pasal 23 yang telah dipotong. Maka perusahaan akan mencatat sebagai
berikut:
Biaya Deviden/Sewa/Bunga xxx

Kas xxx

(Mencatat pengeluaran deviden, sewa, lainnya)

Kas xxx
Hutang PPh Pasal 23 xxx

(Mencatat pemungutan PPh Pasal 23)

Hutang PPh Pasal 23 xxx

Kas xxx
(Mencatat pembayaran PPh Pasal 23)
 PPN

Pembelian xxx

PPn Masukan xxx

Kas xxx
C . P E N E R I M A A N K A S , R O YA LT I ,
F E E S , K O M I S I D A N P E N D A PATA N
LAIN-LAIN.

Ketika perusahaan menerima penghasilan yang berasal dari deviden, bunga, royalty
dan sebagaimana yang telah diatur dalam peratuan menteri keuangan, maka
perusahaan akan dipotong PPh Pasal 23 oleh perusahaan yang memberikan
penghasilan tersebut. Oleh karena itu ketika perusahaan menerima penghasilan ini
maka perusahaan akan mencatat sebagai berikut:
Kas xxx
Pedapatan Deviden/Sewa/Bunga xxx
(Mencatat penerimaan pendapatan deviden, sewa, lainnya)
PPh Pasal 23 dibayar dimuka xxx
Kas xxx
(Mencatat PPh Pasal 23 yang dipungut)
D . P E M B A YA R A N K A S U N T U K
M E M P E R O L E H A S E T T E T A P, A S E T T A K
B E R W U J U D D A N A S E T J A N G K A PA N J A N G
L A I N N YA

PPN

Aset tetap xxx

PPN Masukan xxx

Kas xxx
PIUTANG USAHA

 Definisi Piutang:

Efraim Ferdinan G, 1993


adalah tuntutan kepada pihak lain untuk memperoleh uang,
barang atau jasa tertentu (aktiva) pada masa yang akan datang,
sebagai akibat penyerahan barang atau jasa yang dilakukan saat
ini.

Klasifikasi Piutang menurut IAI dlm PSAK No.9 Paragraf 07e:


- Pitang usaha
- Piutang lain-lain
Transaksi yang berkaitan dengan piutang usaha:
1. Penjualan barang dagang secara kredit
a. PPh
Piutang Usaha xxx
Penjualan xxx
b. PPN
Piutang Usaha xxx
PPN Keluaran xxx
Penjualan xxx
c. PPnBM

Piutang Usaha xxx

Penjualan xxx

PPN xxx

PPnBM xxx
2. Penerimaan pembayaran atas penjualan barang dagang secara kredit
a. PPh
Kas xxx

Piutang Usaha xxx


b. PPN
Kas xxx

PPN Masukan xxx


Piutang Usaha xxx
c. PPnBM

Kas xxx
Piutang Usaha xxx
PPN xxx
PPnBM xxx
3. Penyisihan piutang tak tertagih

Biaya piutang tak tertagih xxx

Penyisihan piutang tak tertagih xxx

4. Penghapusan piutang tak tertagih

Penyisihan piutang tak tertagih xxx

Piutang usaha xxx


TATA C A R A P E N YA J I A N P I U TA N G
U S A H A B E R D A S A R KA N P S A K

PSAK 7 menyatakan bahwa nilai piutang disajikan


di laporan posisi keuangan setelah dikurangi dengan
golongan kerugian penurunan nilai persediaan
piutang usaha dengan perundang-undangan
perpajakan.
Berdasarkan akuntansi komersial mengakui adanya
analisa umur piutang yang memungkinkan
menyisihkan kerugian piutang yang tiak tertagih
meskipun belum ada bukti pendukung yang kuat
bahwa piutang tersebut tidak dapat ditagih,
sedangkan neraca fiskal hanya boleh mengakui
kerugian piutang tidak tertagih, apabila piutang
tersebut ternyata tidak dapat ditagih dengan
diperkuat oleh putusan pengadilan atau alasan lain
yang lebih kuat.
B I AYA - B I AYA D I B AYA R
D I M U KA

Biaya yang dibayar dimuka merupakan biaya yang


telah terjadi yang akan digunakan untuk aktivitas
perusahaan yang akan datang (PSAK NO 9 Buku
SAK 1994).
SEWA DIBAYAR DI
MUKA

Penghasilan yang diterima oleh OP atau Badan dari sewa


tanah atau bangunan berupa tanah, rusun, apartemen,gedung
perkantoran, ruko, toko, gudang, dan industri.
Dikenakan PPh Final disebut PPh Pasal 4 (2) tarif 10% dari
jumlah bruto
PP No 5/2002, KMK-120/2002 dan KEP-227/2002
Pajak dipotong oleh penyewa pada saat pembayaran atau
pembebenan biaya
JURNAL TRANSAKSI

a.PPh Final
Sewa di bayar dimuka atas tanah dan bangunan

Sewa dibayar dimuka xxx

PPN masukan xxx

PPh final 4 ayat 2 xxx

Kas xxx
2.PPh Pasal 23

Sewa dibayar dimuka sewa mobil


Sewa dibayar dimuka xxx

PPN masukan xxx

Utang PPh pasal 23 xxx


Kas xxx

(jurnal pembayaran sewa mobil)


Beban sewa xxx

Sewa dibayar dimuka xxx

(jurnal penyesuaian pengakuan beban sewa)

Anda mungkin juga menyukai