Anda di halaman 1dari 30

Akuntansi Pajak

Pertambahan Nilai dan


Pajak Penjualan atas
Barang Mewah
KELOMPOK 6
ANGGOTA KELOMPOK

REGITA DWI
NURUL AINIF SAFIRA MAULIDINA
R
200903101004 200903101020 200903101025

DWI PUTRI N TIO FANNI F M HANDI A


200903101048 200903101056 200903101075
01
Pajak
Pertambahan
Nilai
OBJEK PPN
Objek PPN Umum Objek PPN Khusus
1. penyerahan Barang Kena Pajak di dalam Daerah Pabean
yang dilakukan oleh Pengusaha;
1. Kegiatan membangun sendiri yang dilakukan tidak
2. impor Barang Kena Pajak; dalam kegiatan usaha atau pekerjaan oleh orang
3. penyerahan Jasa Kena Pajak di dalam Daerah Pabean yang pribadi atau badan yang hasilnya digunakan sendiri
dilakukan oleh Pengusaha; atau digunakan pihak lain (Pasal 16C UU No 42
4. pemanfaatan Barang Kena Pajak Tidak Berwujud dari luar Tahun 2009).
Daerah Pabean di dalam Daerah Pabean; 2. Penyerahan Barang Kena Pajak berupa aktiva yang
5. pemanfaatan Jasa Kena Pajak dari luar Daerah Pabean di menurut tujuan semula tidak untuk diperjualbelikan
dalam Daerah Pabean; oleh Pengusaha Kena Pajak, kecuali atas
6. ekspor Barang Kena Pajak Berwujud oleh Pengusaha penyerahan aktiva yang Pajak Masukannya tidak
Kena Pajak; dapat dikreditkan sebagaimana dimaksud dalam
7. ekspor Barang Kena Pajak Tidak Berwujud oleh Pasal 9 ayat (8) huruf b dan huruf c (Pasal 16D UU
No 42 Tahun 2009).
Pengusaha Kena Pajak; dan
8. ekspor Jasa Kena Pajak oleh Pengusaha Kena Pajak.
BKP Tidak BKP Berwujud
Berwujud Barang Bergerak Barang Tidak Bergerak
• Tanah
• Berupa Kendaraan seperti
• Bangunan (Rumah, apartemen, gedung dan lain
(motor, bis, truck, kereta, sebagainnya)
• Hak atas merek dagang mobil, kapal dan lain Contoh barang tidak kena pajak atau non BKP
sebagainya) adalah sebagai berikut:
• Peralatan (excavator, aspal • Tambang atau hasil pengeboran yang langsung
• Hak paten sprayer, dan breaker, dan lain didapatkan dari sumbernya, seperti pasir dan
sebagainya) krikil.
• Hak cipta • Mesin-mesin produksi • Kebutuhan pokok yang sangat dibutuhkan oleh
• Perlengkapan seperti setiap masyarakat, seperti beras, sagu, kedelai
(Laptop, alat fotocopy, meja, dan lainnya.
kursi, lemari dan lain • Jenis makanan dan minuman yang disajikan
sebagainya) oleh restoran, warung, rumah makan dan
sejenisnya.
a. Mesin dan peralatan pabrik, baik dalam keadaan terpasang maupun
terurai tidak termasuk suku cadang.
b. Makanan atau bahan baku untuk pembuatana makanan ternak, ungas
dan ikan.
c. Barang berupa hasil pertanian, perkebunan, peternakan, dan juga hasil
dari perhutanan yang dipetik, diambil langsung melalui sumbernya
Jenis Barang termasuk juga hasil pemrosesannya oleh petani ataupun kelompok petani.
d. Bibit atau benih dari setiap barang yang dihasilkan dari perkebunan,

yang Tidak pertanian, kehutanan, peternakan, penangkaran, atau perikanan.


e. Bahan baku perak dalam bentuk butiran (granule) dan atau dalam
bentuk batangan.
dikenakan f. Bahan baku yang digunakan untuk melakukan pembuatan uang kertas
dan uang logam rupiah.
PPN g. Air bersih yang dialirkan melalui pipa oleh Perusahaan Air Minum.
h. Listrik, kecuali untuk perumahan dengan daya tidak lebih dari 6600
watt.
Tidak Termasuk Penyerahan Barang Kena Pajak
1. penyerahan Barang Kena Pajak kepada penyerahan Barang Kena Pajak untuk jaminan utang-
piutang;
2. Penyerahan Barang Kena Pajak sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf f dalam hal
Pengusaha Kena Pajak melakukan pemusatan tempat pajak terutang;
3. pengalihan Barang Kena Pajak dalam rangka penggabungan, peleburan, pemekaran, pemecahan,
dan pengambilalihan usaha
4. Barang Kena Pajak berupa aktiva yang menurut tujuan semula tidak untuk diperjualbelikan,
Prosedur pembukuan Jurnal PPN

01 02 03

Pembelian BKP/JKP,
PPN yang masih harus
dimana PPN dapat Penjualan dan PPN dibayar dan lebih bayar
dikreditkan dan yang terutang. PPN
tidak dapat dikreditkan.
Metode Pencatatan Jurnal PPN

01 02 03
PPN masukan dan PPN
PPN masukan dan PPN
PPN masukan dan PPN keluaran yang
keluaran dibukukan
keluaran dibukukan dibukukan secara
secara terpisah, tanpa
pada satu perkiraan. terpisah, dengan
prosedur offset pada
prosedur offset pada
setiap masa pajak
setiap akhir masa pajak
Jurnal PPN untuk Penjualan Tunai

Apabila penjualan barang/jasa dilakukan secara tunai, misalnya nilai


barang sebesar Rp 3,5 juta, ditambah PPN 11% yaitu Rp 385.000, maka
pencatatan jurnal PPN-nya adalah sebagai berikut:
Kas                         Rp 3.885.000,00
   Penjualan                                        Rp 3.500.000,00
   PPN Keluaran                                 Rp    385.000,00
Jurnal PPN untuk Penjualan Kredit
pada tanggal 1 November 2018, PT ABC menjual BKP secara kredit seharga Rp 3,5 juta, ditambah PPN
11% sebesar Rp 350.000. BKP telah diserahkan, namun faktur belum dibuat. Maka, pencatatan jurnal
PPN adalah sebagai berikut:
Piutang Dagang                                      Rp 3.885.000,00
   Penjualan                                                                         Rp 3.500.000,00
   PPN Keluaran Belum Difakturkan                                    Rp    385.000,00

Ketika pada tanggal 1 Desember 2018 faktur pajak keluaran dibuat dan diserahkan kepada PKP pembeli,
maka PKP penjual membuat jurnal PPN sebagai berikut:
PPN Keluaran Belum Difakturkan                 Rp 385.000,00
    PPN Keluaran                                                                   Rp 385.000,00
Jurnal PPN Jika Ada Pengembalian
Pada tanggal 1 November 2018, PT ABC menjual secara kredit BKP seharga Rp 3,5 juta ditambah PPN 11% sebesar Rp 350.000.
BKP telah diserahkan pada tanggal tersebut, tetapi faktur pajak belum dibuat. Atas trasaksi tersebut, PKP penjual membuat jurnal
PPN sebagai berikut:
Piutang Dagang Rp 3.885.000,00
Penjualan Rp 3.500.000,00
PPN Keluaran Belum Difakturkan Rp 385.000,00
Kemudian, pada tanggal 20 November 2018, dimana faktur pajak belum dibuat, terjadi retur penjualan atas barang yang berharga
Rp 500.000. Atas transaksi retur penjualan ini, perusahaan mencatat jurnal PPN sebagai berikut:
Retur Penjualan Rp 500.000,00
PPN Keluaran Belum Difakturkan Rp 55.000,00
Piutang Dagang Rp 555.000,00
Jurnal PPN Jika Ada Pengembalian
Pada tanggal 1 Desember 2018 PT ABC menerbitkan faktur pajak keluaran atas transaksi penjualan tersebut. Oleh transaksi ini, perusahaan hanya
perlu mencantumkan jumlah penjualan setelah dikurangi dengan retur penjualan.
Pun demikian dengan pencatatan PPN, hanya perlu dicatat besaran PPN yang sudah dikurangi PPN BKP yang diretur.
Jumlah yang dimasukan dalam faktur pajak adalah sebagai berikut:
Harga Jual Rp 3.000.000,00
PPN 11% Rp 330.000,00
Jumlah Yang Dibebankan Rp 3.330.000,00
Terkait penerbitan faktur pajak tersebut, perusahaan mencatat jurnal PPN sebagai berikut:
PPN Keluaran Yang Belum Difakturkan Rp 330.000,00
PPN Keluaran Rp 330.000,00
Jika retur dilakukan setelah perusahaan menerbitkan faktur pajak, misalnya tanggal 10 Desember 2018, maka pencatatan jurnal PPN yang dibuat oleh
perusahaan adalah sebagai berikut:
Retur Penjualan Rp 500.000,00
PPN Keluaran Rp 55.000,00
Piutang Dagang Rp 550.000,00
02
Pajak Penjualan
atas Barang
Mewah
Objek PPnBM

Penyerahan hak atas barang Pengallihan barang kena

A kena pajak karena suatu


perjanjian
C pajak oleh karena suatu
perjanjian sewa beli dan
perjanjian leasing

Pemakaian sendiri dan atau


pembelian Cuma Cuma atas barang
Penyerahan Barang kena kena pajak

B D
pajak kepada pedagang
perantara atau melalui juru Persediaan barang kena pajak dan
lelang aktiva yang menurut tujuan semula
tidak untuk diperjualbelikan
Tarif PPnBM

Tarif PPnBM atas


Tarif PPnBm atas
non Kendaraan
Kendaraan Bermotor
1. Bermotor
Dasar Pengenaan Pajak
jumlah harga jual, nilai impor, nilai ekspor, penggantian, ataupun nilai lainnya yang digunakan sebagai suatu rujukan
dalam menghitung nilai pajak terutang.

A DPP Harga Jual C DPP Penggantian

DPP Nilai Lain Lain


B DPP Nilai Ekspor D
Nilai Lain Sebagai DPP
Nilai lain yaitu nilai berupa uang yang ditetapkan dan digunakan sebagai Dasar Pengenaan Pajak sesuai dengan Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 75/PMK.03/2010 tentang nilai lain sebagai Dasar Pengenaan Pajak yang diberlakukan mulai tanggal 1 april 2010
yaitu;
1. Untuk pemakaian sendiri barang kena pajak dan atau jasa kena pajak adalah harga jual atau penggantian, setelah dikurangi laba
kotor;
2. Untuk pemberian cuma cuma barang kena pajak dan/atau jasa kena pajak adalah harga jual atau penggantian , setelah dikurangi
laba kotor;
3. Untuk penyerahan media rekaman suara atau gambar adalah perkiraan harga jual rata-rata;
4. Untuk penyerahan film cerita adalah perkiraan hasil rata-rata per judul film
5. Untuk penyerahan produk hasil tembakau adalah sebesar harga jual eceran
6. Untuk barang kena pajak berupa persediaan dan/atau aktiva yang menurut tujuan semula tidak untuk diperjualbelikan, yang
masih tersisa pada saat pembubaran perusahaan, adalah harga pasar wajar
7. Untuk penyerahan barang kena pajak dari pusat ke cabang atau sebaliknya dan/atau penyerahan barang kena pajak antar-cabang
adalah harga pokok penjualan atau harga perolehan.
Jurnal PPnBM untukk Transaksi Penjualan Barang Mewah

PT ABC menjual Barang Kena Pajak (BKP) yang tergolong mewah dengan tarif PPnBM 20%. Nilai
penjualan transaksi tersebut adalah sebesar Rp 50 juta

Harga Jual Rp                 50.000.000,00

PPN 11% x Rp 50.000.000,00 Rp                   5.500.000,00

PPnBM 20% x Rp 50.000.000,00 Rp                 10.000.000,00

Jumlah yang dibebankan kepada Rp                 65.500.000,00

 pembeli
Jurnal PPnBM untukk Transaksi Penjualan Barang Mewah

Atas transaksi penjualan barang mewah tersebut, jurnal PPnBM yang dibuat perusahaan adalaah sebagai
berikut:

Kas (Piutang Dagang) Rp         65.000.000,00  

       Penjualan   Rp        50.000.000,00

       PPN Keluaran   Rp          5.500.000,00

       PPnBM yang masih harus disetor   Rp        10.500.000,00
Jurnal PPnBM Transaksi Pembelian Baranng Mewah

PT ABC membeli BKP untuk bahan baku, yang tergolong barang mewah dengan tarif PPnBM 20%.
Sedangkan, nilai pembelian adalah sebesar Rp 200 juta

Harga Beli Rp      200.000.000,00

PPN 11% x Rp 200.000.000,00 Rp        22.000.000,00

PPnBM 20% x Rp 200.000.000,00 Rp        40.000.000,00

Jumlah yang harus dibayar Rp      262.000.000,00
Jurnal PPnBM Transaksi Pembelian Baranng Mewah

Terkait transaksi pembelian tersebut, jurnal PPnBM yang dibuat oleh perusahaan adalah sebagai berikut:

Pembelian (Persediaan) Rp      240.000.000,00  

PPN Masukan Rp        22.000.000,00  

       Kas (Utang Dagang)   Rp     262.000.000,00
Pencatatan Jurnal PPnBM atas Pembelian yang Bisa Restitusi

Terkait dengan transaksi pembelian barang mewah seperti yang telah disebutkan sebelumnya, memang pencatatan PPnBM
dalam jurnal PPnBM dikapitalisasikan dalam biaya karena tidak bisa dikreditkan.
Namun, apabila pembelian bahan baku yang dimaksud adalah untuk diproduksi dan kemudian menjadi barang yang akan
diekspor, PPnBM sebesar Rp 40 juta (menggunakan contoh di atas), yang telah dibayar dapat diminta kembali (restitusi).

Pembelian (Persediaan) Rp          200.000.000,00  

PPN Masukan Rp            22.000.000,00  

PPnBM yang belum direstitusi Rp            40.000.000,00  

       Kas (Utang Dagang)   Rp      262.000.000,00


Pencatatan Jurnal PPnBM atas Pembelian yang Bisa Restitusi

Ketika PKP memperoleh restitusi terkait PPnBM yang sudah dibayarkan, maka pencatatan jurnal PPnBM-nya adalah sebagai
berikut:

Kas Rp         40.000.000,00  

    PPnBm yang belum dire   Rp        40.000.000,00


stitusi

Anda mungkin juga menyukai