BAB 13
PEMROSESAN KERAMIK
13.1. Pendahuluan
Keramik pada awalnya berasal dari bahasa Yunani keramikos yang artinya suatu bentuk
dari tanah liat yang telah mengalami proses pembakaran.Kamus dan ensiklopedia tahun 1950-
an mendefinisikan keramik sebagai suatu hasil seni dan teknologi untuk menghasilkan barang
dari tanah liat yang dibakar, seperti gerabah, genteng, porselin, dan sebagainya. Tetapi saat ini
tidak semua keramik berasal dari tanah liat. Definisi pengertian keramik terbaru mencakup
semua bahan bukan logam dan anorganik yang berbentuk padat.
Umumnya senyawa keramik lebih stabil dalam lingkungan termal dan kimia dibandingkan
elemennya. Bahan baku keramik yang umum dipakai adalah felspard, ball clay, kwarsa, kaolin,
dan air.
Sifat keramik sangat ditentukan oleh struktur kristal, komposisi kimia dan mineral
bawaannya. Oleh karena itu sifat keramik juga tergantung pada lingkungan geologi dimana
bahan diperoleh. Secara umum strukturnya sangat rumit dengan sedikit elektron-elektron
bebas. Kurangnya beberapa elektron bebas keramik membuat sebagian besar bahan keramik
secara kelistrikan bukan merupakan konduktor dan juga menjadi konduktor panas yang jelek. Di
samping itu keramik mempunyai sifat rapuh, keras, dan kaku. Keramik secara umum
mempunyai kekuatan tekan lebih baik dibanding kekuatan tariknya.
Pada tahun 1992 Jepang mentargetkan mesin-mesin mobilnya berbagian keramik sekitar
7-8 Kg sedangkan Eropa antara 1-2 Kg
Keramik dinilai dari propertinya. Kegunaan keramik beragam disesuaikan dengan
kemampuan dan daya tahannya. Keramik dengan properti elektrik dan magnetik dapat
digunakan sebagai semikoncuktor, konduktor dan magnet. Keramik dengan properti yang
berbeda dapat digunakan pada aerospace, biomedis, konstruksi bangunan, dan industri nuklir.
Beberapa contoh penggunaan keramik industri:
Peralatan yang dibuat dari alumina dan silikon nitrida dapat digunakan sebagai pemotong,
pembentuk dan penghancur logam.
Keramik tipe zirconias, silikon nitrida maupun karbida dapat digunakan untuk saluran pada
rotorturbocharger diesel temperatur tinggi dan Gas-Turbine Engine.
Keramik sebagai semikonduktor adalah barium titanate (BaTiO3) dan strontium titanate
(SrTiO3). Sebagai superkonduktor adalah senyawa berbasis tembaga oksida.
Keramik dengan campuran semen dan logam digunakan untuk pelapis pelindung panas
pada pesawat ulang-alik dan satelit.
Keramik Biomedical jenis porous alumina digunakan sebagai implants pada tubuh manusia.
Porous alumina dapat berikatan dengan tulang dan jaringan tubuh.
Butiran uranium termasuk keramik yang digunakan untuk pembangkit listrik tenaga nuklir.
Butiran ini dibentuk dari gas uranium hexafluorida (UF6).
Keramik berbasis feldspar dan tanah liat digunakan pada industri bahan bangunan.
Keramik juga digunakan sebagai coating (pelapis) untuk mencagah korosi. Keramik yang
digunakan adalah jenis enamel. Peralatan rumah tangga yang menggunakan pelapisan
enamel ini diantaranya adalah kulkas, kompor gas, mesin cuci, mesin pengering.
ini menjadikannya lebih ringan dari baja, maka keramik sering dibuat untuk mesin
mobil, pesawat
mudah menghalau panas karena daya hantar termal keramik cukup baik, maka keramik
juga digunakan untuk sistem pendingin mesin, wadah piranti sirkuit elektronik yang
terbuat dari aluminium oksida atau nitrida.
Lihat tabel 9.1 Potret dunia keramik struktural.
Untuk membuat komponen kecil dan rumit pada penggunaan teknik/rekayasa serta
elektronik, maka digunakan proses pengempaan. Pengempaan kering ialah pemampatan
sehingga volume lebih kecil dengan bantuan tekanan sehingga terjadilah jejalan partikel dan
terbentuk ikatan partikel. Proses kempa kering dimulai dengan :
mengisi rongga die dengan bubuknya, lalu diberi tekanan dari desakan kempa atas dan
bawahnya.
Setelah dikempa, produk dipindahkan dan proses pengisian berulang.
Setelah pemurnian, sedikit wax (lilin) biasanya ditambahkan untuk meekatkan bubuk
keramik dan menjadikannya mudah dibentuk. Plastik juga dapat ditambahkan untuk
mendapatkan kelenturan dan kekerasan tertentu. Bubuk tersebut dapat menjadi bentuk yang
berbeda-beda dengan beragam proses pembentukan (molding).
Proses pembentukan ini diantaranya adalah slip casting, pressure casting, injection
molding, dan extruction. Setelah dibentuk, keramik kemudian dipanaskan dengan proses yang
dikenal dengan nama densifikasi (densification) agar material yang terbantuk lebih kuat dan
padat.
Slip Casting. Slip Casting adalah proses untuk membuat keramik yang berlubang. Proses
ini menggunakan cetakan dengan dinding yang berlubang kecil dan memanfaatkan daya
kapilaritas air. Adonan dituangkan ke cetakan (yang terbuat dari plester Paris) berpori agar
air hilang dan bubuknya memampat. Biasanya digunakan untuk membuat bentuk
kompleks besar, misalnya peralatan toilet atau bila jumlah komponen yang dibuat tidak
terlalu banyak. Lihat gambar 13.2.
Pressure Casting. Pada proses ini, bubuk keramik dituangkan pada cetakan dan diberi
tekanan. Tekanan tersebut membuat bubuk keramik menjadi lapisan solid keramik yang
berbentuk seperti cetakan. Jigger dilakukan untuk membuat alat-alat makan, dengan
cetakan putar untuk membentuk satu permukaan sedangkan permukaan lainnya terbentuk
oleh putaran massa plastiknya sendiri pada piranti lengkung. Cara ini digunakan untuk
membuat mangkuk, piring dsb. Lihat gambar 9.3.
Injection Molding. Proses ini digunakan untuk membuat objek yang kecil dan rumit.
Metode ini menggunaan piston untuk menekan bubuk keramik melalui pipa panas masuk
ke cetakan. Pada cetakan tersebut, bubuk keramik didinginkan dan mengeras sesuai
dengan bentuk cetakan. Ketika objek tersebut telah mengeras, cetakan dibuka dan bagian
keramik dipisahkan.
Extrusion. Extrusion adalah proses kontinu yang mana bubuk keramik dipanaskan didalam
sebuah tong yang panjang. Terdapat baling-baling yang memutar dan mendorong material
panas tersebut kedalam cetakan. Karena prosesnya yang kontinu, setelah terbentuk dan
didinginkan, keramik dipotong pada panjang tertentu. Proses ini digunakan untuk membuat
9.2.2.Densifikasi
Proses densifikasi menggunakan panas yang tinggi untuk menjadikan sebuah keramik
menjadi produk yang keras dan padat. Setelah dibentuk, keramik dipanaskan pada tungku
(furnace) dengan temperatur antara 1000 sampai 1700 C. Pada proses pemanasan, partikel-
partikel bubuk menyatu dan memadat. Proses pemadatan ini menyebabkan objek keramik
menyusut hingga 20 persen dari ukuran aslinya.
Tujuan dari proses pemanasan ini adalah untuk memaksimalkan kekerasan keramik
dengan mendapatkan struktur internal yang tersusun rapih dan sangat padat.
Agar air verlebih bisa dihilangkan , maka air harus dihilangkan. Ada beberapa jenis air
pada keramik yatiu :
Air suspensi dari slip casting
Air antar partikel dari bentukan plastik
Air pori antarpartikel setelah pengerutan
Air terjerap atau terabsorbsi pada partikel
Proses pengeringan akan disertai pengerutan serta pemampatan, juga menambah
kekuatan karena air terbagi bersama. Pembakaran atau sintering memampatkan bubuk
keramik menjadi massa koheren. Permukaan mengecil, volume berkurang (rterjadi
pengerutan), bertambah kuat pula produknya karena butiran-butiran saling lebur menyatu.
Sintering merupakan perpindahan bahan untuk mengurangi porositas. Mekanisme yang
terlibat pada sintering yaitu :
Aliran kental atau aliran plastik
Penguapan dan pengembangan (kondensasi)
Pelarutan dan pengendapan
Pemampatan merupakan akibat peleburan dan berkurangnya porositas (lihat gambar 9.4)
Pengerutan disertai pertukaran bahan dan karena saling merekat maka akan bertambah kuat.
Gambar 13.6 adalah kurva pendinginan bahan kristal dan bukan kristal.
Bahan kristal di saat mendingin dari keadaan eleh akan berada pada titik suhu tetap untuk
beberapa saat. Terdapat fasa cair dan padat. Bila setimbang, bahan tidak dapat didinginkan
sampai seluruh cairan berubah menjadi padatan dan sebaliknya.
Bahan non kristal atau gelas, tak ada patahan pada kurva. Jadi tak jelas kapan terjadi
perubahan cair-padat. Kondisi ini merupakan kondisi dalam keadaan gelas. Jadi gelas adalah
bentuk cairan supradingin.
Gelas dapat dibuat dengan berbagai cara yaitu :
13.2.4 Pelapisan/Coating
Pelapisan enamel porselen adalah pelapisan gelas pada bahan basis logam. Lapisan
gelas menempel pada lapisan oksidasi yang terjadi saat pembakaran logam. Koefisien muai
termal enamel porselen agak lebih rendah daripada logam sehingga coating akan kompresif
pada suhu kamar. Enamel porselen merupakan bahan yang keras dan tegar, tahan aus, bahan
kimia dan isolator. Biasanya digunakan untuk kebutuhan rumah tangga, arsitektur dan industri.
Logam yang dapat dienamel termasuk baja karbon rendah, baja stainles, alloy aluminium tahan
panas, logam mulia (tembaga, emas,perak)
Glazur adalah coating gelas atas bahan basis keramik. Ini untuk menghaluskan
permukaan akibat butiran-butiran polikristal.
Plating nyala akan menghasilkan lapisan oksida, karbida dan nitrida dengan memasukkan
bubuk nyala amat panas. Bahan meleleh dan disemprotkan ke permukaan, lalu memadat.
Lapisan ini berpori tapi amat keras. Penggunaannya terutama untuk permukaan anti aus.
Deposisi uap merupakan pelapisan permukaan dengan melelehkan bahan dan
membiarkan uapnya membentuk lapisan stabil, rapat mampat.