Disusun Oleh:
165020407111011
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2020
i
PENGARUH INFLASI, SUKU BUNGA DEPOSITO, DANA PIHAK
Email: astri17021998@student.ub.ac.id
Abstrak
Perbankan memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap sistem
perekonomian suatu Negara. Perbankan berfungsi sebagai lembaga intermediasi
yang bertugas menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali
kepada masyarakat dalam bentuk kredit. Oleh karena itu perlu dilakukan
pengujian untuk mengetahui dan mengukur pengaruh inflasi, suku bunga
deposito, dana pihak ketiga, non performing loan terhadap penyaluran kredit
(studi kasus pada bank Maluku Utara periode (2009-2018). Penelitian ini
menggunakan Bank UMUM yang berada di Maluku Utara dengan periode
penelitian 2009-2018 (secara Triwulan). Teknik analisis yang digunakan adalah
Error Correction model. Berdasarkan hasil penelitian bahwa inflasi,suku bunga
deposito berpengaruh signifikan terhadap penyaluran kredit dalam jangka pendek
dan panjang. Dana pihak ketiga berpengaruh tidak signifikan dalam jangka
pendek dan signifikan dalam jangka panjang. Sedangkan variable non performing
loan berpengaruh signifikan dalam jangka pendek dan tidak signifikan dalam
jangka panjang.
Kata Kunci: Inflasi, Suku Bunga Deposito, Dana Pihak Ketiga, Kredit Macet,
Kredit
A. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1
Dalam jangka pendek, inflasi memiliki keterkaitan dengan suku bunga. Variabel
inflasi menjadi parameter penting dalam mempengaruhi penawaran kredit oleh
perbankan. Institusi bank tentu sangat berkepentingan dengan besaran-besaran inflasi
untuk mengkalkulasi risiko transmisinya terhadap demand side dan kapasitas
perekonomian (supply side). Perkembangan Inflasi yang diwakili oleh inflasi Kota
Ternate, selama 10 tahun terakhir beberapa kali mengalami fklutuasi, Tetapi inflasi kota
Ternate tidak selalu tinggi dibandingkan inflasi nasional.
Faktor penting yang berpengaruh terhadap jumlah simpanan deposito berjangka
masyarakat pada bank umum adalah suku bunga, sehingga dapat dikatakan ada hubungan
positif antara suku bunga dengan tingkat simpanan deposito berjangka. Sebagaimana The
Anticipated Income Theory (1944) : bahwa pinjaman dari bank harus didasarkan pada
kemampuan dunia usaha untuk membayar kembali, atau berdasarkan pada arus dana
dunia usaha. Besaran suku bunga deposito yang kompetitif, bank akan tertarik untuk
menjual alat-alat kredit jangka pendeknya kepada debitur, sehingga memperbesar aliran
likuiditas di pasar untuk penyaluran kredit. Variabel Suku bunga deposito yang tinggi
juga meningkatkan dana pihak ketiga yang selanjutnya penyaluran kredit juga meningkat.
Dana pihak ketiga yang dihimpun dari masyarakat merupakan sumber dana terbesar
yang paling diandalkan oleh bank, mencapai 80% - 90% dari seluruh dana yang dikelola
oleh bank (Dendawijaya, 2009). Dana pihak ketiga ini oleh bank kemudian dialirkan
sebagai likuiditas dalam bentuk kredit. Melalui bisnis ini, bank akan memperoleh tingkat
pengembalian berupa marjin bunga.
Terakhir non performing loan yang menjadi variabel penelitian disini, terlihat pada
tabel diatas selama 5 tahun terakhir telah terjadi penurunan yang signifikan, artinya
perbaikan masalah kredit macet di perbankan maluku utara semakin membaik. NPL yang
rendah juga berakibat terhadap penyaluran kredit yang meningkat. Karena kinerja
perbankan semakin membaik.
Berbagai Studi Berupaya Untuk menjelaskan faktor-faktor Penentu Pemberian Kredit
perbankan ke sektor usaha dalam perekonomian. Penelitian yang dilakukan oleh
Ismaulandy Wildan (2014), dan Kurnia Silva (2016) dengan posisi penelitian pada
penyaluran kredit jenis Investasi Bank Umum. Bagaskoro Damar Jati (2017), dan
Muzzayinulhaq (2018) dengan posisi penelitian pada bank Umum di perbankan
Indonesia. Jacobs Samie Lambert and Maximiliane L.C. Hukom (2020) dengan posisi
penelitian pada Bank Malut. Posisi Penelitian yang dilakukan peneliti berfokus pada
Bank Umum di Maluku Utara dengan jenis penyaluran kredit modal kerja, investasi, dan
konsumsi.
2
1.1 Tabel Variabel Penyaluran Kredit
Tah Ting Non Infl Dana Pihak Penyaluran kredit (Milyaran Rupiah)
un akt Perfo asi Ketiga Modal Konsumsi Investas
Depo rmin (%) (Milyaran Kerja i
sito g Rupiah)
bank Loan
(%) (%)
200 5,2 3 3,8 3.000.297 775.300.00 1.480.379 194.760.
9 8 0 000
201 5,6 2,5 5,3 3.269.283 832.980.00 1.571.396 219.367.
0 8 0 000
201 6,1 3,5 4,5 3.482.700 942.700.00 1.667.675 232.125.
1 2 0 000
201 5,4 3,6 3,2 5.448.124 1.200.077 2.028.615 350.187.
2 9 000
201 6,0 2,8 9,7 4.822.527 1.259.647 1.151.383 451.657.
3 8 000
201 7,5 2,8 9,3 5.306.072 1.295.687 2.408.912 1.179.55
4 4 0
201 7,7 2,1 4,5 6.182.825 1.438.500 1.535.975 3.553.65
5 2 0
201 7,3 1,8 1,9 6.390.082 1.605.905 4.057.915 469.050.
6 1 000
201 6,2 1,8 1,9 6.650.379 1.877.155 4.730.462 423.455.
7 7 000
201 6,0 1,6 4,1 7.022.627 2.056.055 5.491.145 416.505.
8 2 000
Sumber : Bank Indonesia Maluku Utara dan Badan Pusat Statistik, 2019
3
Terakhir non performing loan yang menjadi variabel penelitian disini, terlihat
pada tabel diatas selama 5 tahun terakhir telah terjadi penurunan yang signifikan,
artinya perbaikan masalah kredit macet di perbankan maluku utara semakin
membaik. NPL yang rendah juga berakibat terhadap penyaluran kredit yang
meningkat. Karena kinerja perbankan semakin membaik. Alasan lain Penulis
memunculkan judul penelitian, memiliki tujuan untuk melihat bagaimana fungsi
intermediasi perbankan di Maluku Utara berpengaruh terhadap UMKM maupun
usaha lainnya sehingga dapat membantu Maluku Utara dalam peningkatan
kesejahteraan masyarakat yang ingin memulai menjalankan usaha.
Dengan ini maka saya sebagai peneliti mengusulkan judul tentang
“PENGARUH INFLASI, SUKU BUNGA DEPOSITO, DANA PIHAK
KETIGA, DAN NON PERFORMING LOAN TERHADAP PENYALURAN
KREDIT (STUDI KASUS PADA BANK MALUKU UTARA PERIODE
2009-2018)’’ yang diharapkan dapat menjadi pembelajaran bagi seluruh pihak.
B. TINJAUAN PUSTAKA
4
banyak. Semakin banyak dana masyarakat yang ada dibank, maka terjadi peningkatan
pada penawaran kredit perbankan sebab bank mempunyai uang lebih banyak untuk
disalurkan.
Permintaan Kredit:
Fungsi penawaran kredit menurut Blundell – wignall dan Gizycki tahun 1992:
5
𝐿𝑠𝑡 = F [(Dₜ₋₁), (𝑒𝑏 /𝑒)ₜ₋₁ , 𝐸ₜ₋₁, (𝑖𝐿 − 𝑖𝑓 )ₜ, (𝑖𝐿 − 𝑖)ₜ, σₜ , πₜ ] …………………
(2.6)
𝐿𝐼1 , 𝐿𝐼2 , 𝐿𝐼3 ,𝐿𝐼4 > 0 ; 𝐿𝐼5 , 𝐿𝐼6 , 𝐿𝐼7 < 0 …………………………………………….. (2.7)
Apabila suku bunga tahunan lebih rendah dari tingkat inflasi maka bank akan
menurunkan penawaran pinjaman, sehingga tingkat penawaran pinjaman menjadi rendah.
Hal ini dilakukan karena nilai uang dari pengembalian atas pinjaman rendah, sehingga
kondisi ini tidak menguntungkan bagi bank.
Dinamika sektor keuangan yang berasal dari pergerakan tingkat bunga kredit
perbankan akan menyeimbangkan pasar kredit perbankan, sehingga penawaran di pasar
kredit dalam model BB adalah sebagaimana fungsi berikut ini:
𝐿𝑠 = 𝐿(𝜌, 𝑖, s)𝐿𝑝 < 0, 𝐿𝑖 > 0, 𝐿s < 0 …………………………………. (2.8)
Dimana :
Ls= Penawaran kredit
= Tingkat bunga kredit
i = Tingkat bunga pasar
s= Resiko alokasi kredit
Penawaran kredit terbentuk karena adanya permintaan kredit. Ketersediaan dana
pihak ketiga yang banyak akan membuat perbankan dapat menyalurkan kredit yang lebih
banyak, sehingga dapat meningkatkan potensi resiko kredit yang mungkin terjadi (Osei-
Assibey & Bockarie,2013). Penyaluran kredit yang seperti itu akan menimbulkan resiko
akibat terjadinya bad loan yang disebut juga sebagai resiko kredit. Resiko kredit
merupakan resiko dimana peminjam gagal membayar kembali kredit yang telah
disalurkan oleh bank sehingga dapat menimbulkan kredit macet.
6
Sumber:http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/10358/BAB%20II.pdf?s
equence=6&isAllowed=y
Kurva penawaran pinjaman seperti dapat dilihat pada gambar, mempunyai
kemiringan positif, bergerak dari kiri bawah ke kanan atas yang menggambarkan
hubungan positif antara tingkat bunga dan penawaran pinjaman. Semakin tinggi tingkat
bunga, maka akan semakin banyak masyarakat yang tertarik untuk menabungkan
uangnya sehingga semakin besar pula dana yang dapat disalurkan dalam bentuk pinjaman
dengan asumsi cateris paribus, dan begitu pula sebaliknya.
Noli Amelia, Hasdi Aimon, Efrizal Syofyan (2015) dalam penelitiannya Analisis
factor-faktor yang mempengaruhi penawaran dan permintaan kredit modal kerja pada
bank umum di Sumatera Barat.Variabel independen meliputi DPK,NPL,Suku Bunga
Kredit, Inflasi, Kurs, PDRB, variabel dependen ialah kredit.Metode analisis yang
digunakan ialah regresi regresi berganda. Hasil penelitian menunjukkan Variabel dana
7
pihak ketiga, NPL dan suku bunga kredit berpengaruh signifikan terhadap penawaran
kredit modal kerja pada bank umum di Sumatera Barat. Variabel inflasi, dan suku bunga
kredit mempengaruhi permintaan kredit modal kerja pada bank umum di Sumatera Barat
secara signifikan.
Silva Kurnia (2016) dalam penelitiannya Analisis Pengaruh Suku Bunga Dasar
Kredit, Inflasi, Nilai tukar, dan DPK terhadap penyaluran kredit Investasi perbankan
(Studi Kasus pada Bank Umum Periode 2011:1- 2015:7). Variabel independen meliputi
Suku Bunga Dasar Kredit, Inflasi, Nilai Tukar, dan DPK, variabel dependen ialah kredit.
Metode analisis yang digunakan ialah regresi regresi berganda. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa Variabel inflasi dan DPK memiliki hubungan positif dan signifikan.
Dan variabel yang paling dominan dalam mempegaruhi kredit investasi bank umum yakni
variabel Dana Pihak Ketiga.
Damar Jati Bagaskoro (2017) dalam penelitiannya pengaruh Dana Pihak Ketiga,
Non Performing Loan, dan Net Interest Margin terhadap Penyaluran Kredit bank umum
konvensional yang terdapat pada Statistik Perbankan Indonesia (SPI). Variabel
independen meliputi DPK, NPL, NIM, dan variabel dependen ialah kredit. Metode
analisis yang digunakan ialah Error Correction Model. Hasil penelitian menunjukkan
Dana Pihak Ketiga dalam jangka pendek maupun jangka panjang berpengaruh positif
signifikan terhadap Penyaluran Kredit. Non Performing Loan dalam jangka pendek
berpengaruh negatif signifikan, sedangkan dalam jangka panjang tidak berpengaruh
terhadap Penyaluran Kredit.
Muzayyinulhaq (2018) dalam penelitiannya ANALISIS PERMINTAAN DAN
PENAWARAN KREDIT PERBANKAN DI INDONESIA.Variabel independen meliputi
BI Rate, GWM, Inflasi, Tingkat Suku Bunga, dan variabel dependen ialah permintaan
dan penawaran kredit. Metode analisis yang digunakan ialah Regresi Berganda. Hasil
penelitian menunjukkan Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa masing-masing variabel
memiliki pengaruh terhadap tingkat kredit perbankan. Suku bunga memiliki pengaruh
negatif signifikan terhadap permintaan dan positif signifikan terhadap penawaran kredit
perbankan. Tingkat inflasi memiliki pengaruh signifikan negatif terhadap permintaan
kredit perbankan. Perubahan permintaan yang terjadi sensitif terhadap perubahan tingkat
inflasi yang ditunjukkan oleh nilai elastisitas yang lebih dari satu.
8
penawaran kredit. Metode analisis yang digunakan ialah Regresi Berganda. Hasil
penelitian menunjukkan DPK dalam jangka pendek maupun jangka panjang berpengaruh
positif signifikan terhadap penyaluran kredit, NPL dalam jangka pendek maupun jangka
panjang berpengaruh negatif signifikan terhadap penyaluran kredit. Inflasi dalam jangka
pendek maupun jangka panjang berpengaruh negatif signifikan terhadap penyaluran
kredit, Secara simultan DPK, NPL, CAR, BI 7-Day Repo Rate dan Inflasi berpengaruh
terhadap penyaluran kredit pada bank umum konvensional
Berdasarkan tinjauan pustaka dari yang telah didukung dengan penelitian terdahulu,
diduga bahwa Suku Bunga Deposito, Non PerformingLoan, Inflasi, dan Dana Pihak
Ketiga (DPK) memiliki pengaruh terhadap penyaluran kredit yang disalurkan perbankan
pada Provinsi Maluku Utara. Dengan demikian dapat dirumuskan kerangka pikir
penelitian sebagai berikut:
Penyaluran Kredit
Non Performing Loan
Inflasi
C. METODELOGI PENELITIAN
9
kredit yang disalurkan yang merupakan cerminan dari fungsi intermediasi perbankan
Provinsi Maluku Utara.
Data yang digunakan bersumber dari publikasi Bank Indonesia Provinsi Maluku
Utara yang meliputi Dana Pihak Ketiga (DPK), NPL, dan Penyaluran Kredit dalam
statistik ekonomi keuangan daerah yang dapat diunduh dari www.bi.go.id. sedangkan
Inflasi diperoleh dari publikasi Badan Pusat Statistik yang diunduh dari www.bps.go.id.
Dan Suku Bunga Deposito pada Penelitian Terdahulu.
1. Kredit
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kredit yang disalurkan. Kredit
merupakan penyediaan usaha atau tagihan yang dipersamakan dengan itu, sesuai
kesepakatan pinjam-meminjam antar bank dengan pihak peminjam yang memiliki
kewajiban untuk melunasi hutangnya.
b. Variabel Independen:
1. Inflasi
Indonesia dalam melakukan perhitungan inflasi menggunakan indeks harga
konsumen (IHK). Perhitunganya sebagai berikut.
IHKt – IHKt−1
IHK = IHKt−1
100%. Dan hasil dinyatakan dalam presentase.
Suku bunga deposito adalah nilai yang harus diberikan oleh pihak bank kepada
nasabah sebagai imbalan atas simpanan nasabah saat ini yang akan dikembalikan bank
pada kemudian hari.
10
Dana pihak ketiga pertahun terdiri dari jumlah tabungan, deposito, dan giro (dalam
jutaan rupiah) yang dihimpun dari masyarakat.
Teknik analisis yang digunakan akan dipakai dalam penelitian ini adalah teknik
analisis Error Correction Model untuk memperoleh gambaran yang menyeluruh mengenai
Dimana:
Dimana:
Kreditt = Penyaluran Kredit pada periode t
βo = Konstanta
Inflasi = Kenaikan harga jangka menengah pada periode t
Suku Bunga = Biaya untuk Deposito pada periode t
DPK = Dana Pihak Ketiga pada periode t
NPL = Non PerformingLoan pada Peeriode t
Δ= perbedaan dari kesalahan pada periode sebelumnya
ECT = Error Correction Term
𝛼1, 𝛼2, 𝛼3, 𝛼4 = koefisien regresi dari masing-masing variabel dalam jangka pendek
β1,β2, β3,β4= koefisien regresi dari masing-masing variabel dalam jangka panjang
𝛼4 = Koefisien ECT
11
Uji Stasioneritas ini dilakukan sebelum mengestimasi data time series. Pengujian ini
dilakukan terlebih dahulu untuk mengetahui variabel yang digunakan stasioner atau tidak
dan jika data tersebut tidak stasioner maka menyebabkan regresi yang palsu (Spurious)
Uji Augmented Dickey Fuller (ADF) dengan nilai taraf nyata α = 0.05 menunjukan
bahwa pada tinggkat level data tersebut satu diantaranya tidak stasioner dan tiga lainnya
variabel yang stasioner. Dimana pada variabel Suku Bunga Deposito sebesar -4.272683 >
-3.529758, variabel dana pihak ketiga dengan nilai prob sebesar -3.658632 > -3.540328
nilai critical valuesnya, variabel Non Performing Loan dengan nilai prob sebesar -
5.110828 > -3.529758. Variabel Inflasi dengan nilai prob ADF yakni -3.049100 < -
3.529758 menunjukan nilai inflasi tidak stasioner pada tingkat level atau ADF test
statistic ada di daerah penerima H0.
Uji akar intergasi ini dilakukan apabila uji akar unit data time series yang diamati
belum stasioner dapat melakukan uji derajat integrasi untuk menghetahui pada derajat
keberapa data tersebut stasioner.
Tabel 4.3 Stationer second difference
Variabel Independent ADF Statistik Test Critical Values (1%, 5%, 10%)
Inflasi -8.311343 -4.219126 -3.533083 -3.198312
Suku Bunga Deposito -8.219126 -4.219126 -3.533083 -3.198312
Dana Pihak Ketiga -19.23774 -4.219126 -3.533083 -3.198312
Non Performing Loan -10.99228 -4.219126 -3.533083 -3.198312
Sumber: Eviews,2020
Menggunakan uji ADF seluruh variabel baik variabel independent maupun variabel
dependent sudah stasioner pada tingkat first difference. Variabel tersebut diantaranya
variabel inflasi, suku bunga deposito, dana pihak ketiga, dan non performing dengan taraf
nyata α = 0.5 lebih kecil dibandingkan nilai ADF setiap variabel.
Penentuan panjang lag optimum sangat penting dalam analisis data time series
dengan estimasi hubungan kausalitas, kointegrasi dan ECM sangat peka terhadap panjang
12
lag. Pemilihan lag yang tepat akan menghasilkan residual yang bersifat Gaussian yaitu
terbebas dari masalah autokorelasi dan heteroskedastisitas (Gujarati, 2003).
4.4 Uji Lag Optimum
Uji Kointegrasi merupakan langkah selanjutnya setelah uji akar unit atau uji derajat
integrasi, oleh karena itu melakukan uji validitas data runtut waktu menggunakan uji
jangka panjang inflasi, suku bunga deposito, dana pihak ketiga, dan non performing loan
t-statistik Prob*
Augmented Dickey-Fuller test statistic -2.854189 0.0601
Test Critical Value 1% Level -3.610453
5% Level -2.938987
10% Level -2.607932
Sumber: Eviews,2021
Berdasarkan output eviews pada tabel diatas terlihat bahwa residual persamaan
adalah stasioner pada taraf nyata α = 10% uji ADF. Residual yang stationer ini
menunjukkan bahwa keempat peubah Inflasi, Suku Bunga Deposito, DPK, dan Non
Performing Loan terkointegrasi, yang berarti terdapat hubungan jangka panjang antara
setiap variabel peubah.
2. Uji Error Correction Model (ECM)
13
DPK(-1) -0.151694 0.0347 Signifikan
Inflasi(-1) -1.074205 0.0143 Signifikan
NPL(-1) 1.568767 0.1706 Tidak Signifikan
Bungadeposito(-1) 3.392784 0.0034 Signifikan
ECT -0.307826 0.0269 Signifikan
Konstanta -0.181713 0.0132
Sumber : Eviews, 2020
R-squared (0.407320)
F-statistic (2.138118)
Prob(F-statistic) (0.060023)
memperoleh besaran koefisien regresi jangka panjang dengan menggunakan model
ECM, maka digunakan rumus: Konstanta = 0 / 3 Xt = (1 + α5 ) / α5 sebagai berikut:
4.7 Tabel Koefisien Jangka Panjang
1.Variabel Inflasi
Nilai koefisien inflasi dalam jangka panjang sebesar 4,48965 menunjukkan apabila
terjadi peningkatan pada inflasi sebesar 1 persen maka penyaluran kredit akan mengalami
penurunan sebesar 4,4 persen. Nilai probabilitasnya sebesar 0,0143 lebih kecil dari taraf
nyata 10%. Dalam jangka panjang pertumbuhan kredit modal kerja telah merespon
adanya pergerakan laju inflasi. Terkait dengan kondisi laju inflasi yang tinggi, Bank
menggunakan prinsip Condition sebagai pertimbangan dalam menyalurkan kreditnya.
14
Kondisi ini akan menekan masyarakat terhadap pinjaman, sehingga jumlah pinjaman
menurun.
2. Variabel Bunga Deposito
15
4. Variabel Dana Pihak Ketiga
Nilai koefisien dana pihak ketiga dalam jangka panjang sebesar 1,49279138
menunjukkan apabila terjadi peningkatan pada dana pihak ketiga sebesar 1 persen maka
penyaluran kredit akan mengalami kenaikan sebesar 1,49 persen. Nilai probabilitasnya
sebesar 0,0347 lebih kecil dari taraf nyata 10%. Sebaliknya, dalam jangka panjang
menunjukkan bahwa pertumbuhan dana pihak ketiga masih menjadi penentu penting bagi
pertumbuhan kredit di sektor perbankan. Upaya menyiasati perlambatan pertumbuhan
kredit dengan melakukan penerbitan obligasi yang ramai dilakukan perbankan, meskipun
instrumen instrumen yang diterbitkan mempunyai jatuh tempo yang lebih panjang namun
masih memiliki porsi yang kecil sehingga tetap menempatkan dana pihak ketiga sebagai
sumber utama pendanaan untuk kredit.
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil regresi error correction model dengan variabel independen (inflasi,
bunga deposito, dana pihak ketiga, non performing loan) terhadap variable dependent
(penyaluran kredit) didapat hasil dengan kesimpulan sebagai berikut:
1. Inflasi tidak mempengaruhi pertumbuhan kredit modal kerja dalam jangka pendek
karena dalam jangka pendek laju inflasi masih terkendali dan tergolong rendah sehingga
Bank Indonesia belum mengambil kebijakan untuk pengendalian yang berdampak pada
penyaluran kredit.
2. Suku Bunga Deposito dalam jangka pendek mempengaruhi berpengaruh terhadap
penyaluran kredit karena peningkatan jumlah dana pihak ketiga akibat suku bunga
deposito meningkat. Peningkatan dana pihak ketiga menyebabkan bank mempunyai lebih
banyak dana untuk disalurkan.
16
3. Non Performing Loan memiliki pengaruh terhadap NPL, kenaikan nilai NPL
menjadikan bank lebih selektif dan menerapkan prinsip kehati-hatian dalam penyaluran
kredit karena berdampak penurunan laba bank.
4. Dalam jangka pendek DPK tidak mempengaruhi pertumbuhan kredit modal kerja. Hal
ini dikarenakan Bank Umum lebih mengandalkan sumber pendanaan kredit dari
instrumen lain selain DPK
5. Inflasi berpengaruh Dalam jangka pendek inflasi berpengaruh negatif disebabkan
masyarakat sudah beralih dari kredit di lembaga keuangan bank menjadi kredit online
(pinjaman online).
6. Suku Bunga Deposito dalam jangka pendek mempengaruhi berpengaruh terhadap
penyaluran kredit karena peningkatan jumlah dana pihak ketiga akibat suku bunga
deposito meningkat. Peningkatan dana pihak ketiga menyebabkan bank mempunyai lebih
banyak dana untuk disalurkan.
7. Dalam jangka panjang NPL tidak dijadikan acuan bank saat menyalurkan kredit
mengingat persaingan dengan bank – bank di dalam negeri maupun bank – bank asing
sehingga kenaikan NPL tidak mempengaruhi pertumbuhan kredit modal kerja.
8. Dana Pihak Ketiga menjadi penentu penting bagi pertumbuhan kredit di sektor
perbankan karena bank membutuhkan sumber dana ini untuk menjalankan aktivitas
perbankan dalam jangka panjang
5.2 Saran
1. Suku Bunga deposito dan Inflasi merupakan dua factor yang paling mempengaruhi
penyaluran kredit dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang maka di
perbankan Maluku Utara. Maka pihak perbankan harus berhati-hati terutama dengan
inflasi. Apabila inflasi tinggi maka akan merugikan pihak perbankan dengan dana yang
telah disalurkan, dan akan menurunkan minat debitur untuk membuat pinjaman terhadap
bank.
2. Kelambanan (lag) seharusnya lebih diperpanjang waktunya menjadi 3 bulan sesuai
Keputusan Menteri Keuangan No 74/KMK.06/2004, supaya dampak jangka panjang
dapat lebih terasa.
3. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan untuk memasukan variable lain selain yang telah
di lakukan penulis. Variable suku bunga deposito bisa menjadi contoh, karena
pengaruhnya terhadap penyaluran kredit lebih besar.
17
Daftar Pustaka
Abdul, W. (2015, Januari ). UIN ALAUDIN. Retrieved Desember Minggu, 2019, from
Pengaruh PDRB, Inflasi, Suku Bunga Bank Indonesia dan Dana Pihak Ketiga
Terhadap Penyaluran Kredit Pada Bank-Bank Umum Di Sulawesi Selatan:
http://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/ecc/article/view/1131
Amelia , N., Aimon, H., & Syofyan, E. (2015). Ekonomi. Retrieved January Senin, 2020,
from ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PENAWARAN DAN PERMINTAAN KREDIT MODAL KERJA PADA
BANK UMUM DI SUMATERA BARAT:
file:///C:/Users/UNKHAIR/AppData/Local/Temp/5930-11906-1-SM.pdf
Badan Pusat Statistik. (2020). Badan Pusat Statistik Provinsi Maluku Utara. Retrieved
January Kamis, 2021, from Inflasi: https://malut.bps.go.id/subject/3/inflasi.html
Bank Indonesia . (2019). Bank Indonesia. Retrieved Oktober Jum'at, 2020, from Kajian
Ekonomi Regional: https://www.bi.go.id/id/publikasi/kajian-ekonomi-
regional/malut/Default.aspx
Can, W. Y. (2016). Universitas Bung Hatta. Retrieved Januari Selasa, 2020, from
ANALISIS PENAWARAN KREDIT PADA BANK PEMERINTAH DI
INDONESIA:
https://www.ejurnal.bunghatta.ac.id/?journal=JFEK&page=article&op=view&pat
h%5B%5D=8297
Ekinci, R., & Poyraz, G. (2019). The Effect of Credit Risk on Financial.
Frianto, P. (2012). Manajemen Dana dan Kesehatan Bank. Jakarta: PT Rineka Cipta
Jakarta.
Hertati, S. (2014). UIN SUSKA RIAU. Retrieved Januari Senin, 2019, from PENGARUH
SUKU BUNGA DEPOSITO BANK KONVENSIONAL, BAGI HASIL
18
DEPOSITO MUDHARABAH, INFLASI, DAN UKURAN PERUSAHAAN
TERHADAP NILAI DEPOSITO MUDHARABAH PADA BANK
MUAMALAT INDONESIA PERIODE 2010-2012 : http://repository.uin-
suska.ac.id/4985/
Insukindro. (1993). Ekonomi Uang dan Bank. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta. hal 21-48
Junaidi, B. J. (2012). Ekonometrika Deret Waktu. Bogor: PT IPB Press. ghal 121-130
Mankiw, N. G., (2019). Macroeconomics, Tenth Edition, Worth Publishers, New York.
Mankiw. N. Gregore, Teori Makro Ekonomi, edisi kelima, Alih Bahasa Imam
Rai Ida Ayu Aiswarya, N. k. (2017). Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Kredit pada
Bank Umum Swasta Nasional (Busn) Devisa. Retrieved Januari Senin, 2020,
from Neliti: https://www.neliti.com/id/publications/255313/faktor-faktor-yang-
mempengaruhi-kredit-pada-bank-umum-swasta-nasional-busn-devis
19
Silva, K. (2016). ANALISIS PENGARUH SBDK, INFLASI, NILAI TUKAR DAN DPK
TERHADAP PENYALURAN KREDIT INVESTASI PERBANKAN (Studi pada
Bank Umum Periode 2011:1 – 2015:7). Retrieved November Rabu, 2019, from
Jurnal Ilmiah Mahasiswa FEB:
https://jimfeb.ub.ac.id/index.php/jimfeb/article/view/3116
Soewito (1984). Sejarah Pemikiran Ekonomi Teori Bunga. EKI Vol. XXXII, No. 4,
Desember.
Wignall, A. B., & Gizycki, M. (1992, July). Research Discussion Paper. Dipetik January
Minggu, 2021, dari Credit Supply and Demand and the Australian Economy:
file:///C:/Users/UNKHAIR/Downloads/Credit_Supply_and_Demand_and_the_A
ustralian_Econom.pdf
20