Anda di halaman 1dari 14

Nama : Pingki Marianti

Nim : 20220020
Prodi : Manajemen 1
Makul : Aplikasi Komputer

1. Pengertian modifikasi data menggunakan SPSS


Modifikasi data yang dimaksud adalah dengan menambah atau mengubah, menghapus data
secara langsung melalui perangkat keras yang digunakan.
Transformasi data diperlukan ketika melakukan analisis data, dan satu atau beberapa asumsi
yang tidak terpenuhi. Misalnya, pada suatu analisis regresi linear berganda, ketika model
tidak memenuhi asumsi normalitas, maka kita dapat melakukan transformasi data. Bisa juga
kita melakukan trimming data atau mengeluarkan data yang outliers. Modifikasi ini
biasanya cukup ampuh, sehingga model regresi linear menjadi bebas dari gangguan atau
memenuhi asumsi-asumsi yang diperlukan.

2. Tahapan dalam membuat tabulasi menggunakan SPSS


Crosstab/Cross Tabulation (Tabulasi Silang) atau yang juga biasa disebut Tabel Kontigensi
merupakan salah satu bentuk analisis deskriptif yang menggabungkan lebih dari satu
variabel kedalam bentuk tabel. Crosstab bertujuan untuk meringkas informasi dari
sekumpulan data kedalam bentuk tabel. Crosstab juga mempermudah pembaca dalam
memahami kriteria data.
contoh data sebagai berikut:

Data diatas merupakan contoh beberapa merk sepatu yang ada di sebuah pabrik sepatu dan
akan didistribusikan ke toko yang berada di kota tertentu. Variabel Merk merupakan merk
sepatu yang mana 0 artinya bermerk Tyrex, 1 artinya bermerk Donatello, dan 2 berarti merk
Yongky Komaladi. Sedangkan variabel tujuan menandakan akan dikirim kemana sepatu
tersebut, dengan tujuan Bandung jika kodenya 0 dan dikirim ke Surabaya jika berkode 1.
Variabel tipe menunjukkan tipe sepatu apakah untuk laki-laki atau wanita, jika berkode 0
untuk sepatu laki-laki dan sepatu perempuan untuk kode 1. Variabel jumlah produk
merupakan jumlah yang akan dikirimkan berdasarkan keterangan pada 3 variabel
sebelumnya.
1. Buka aplikasi SPSS
Setelah lembar kerja SPSS terbuka, klik variable view yang ada di posisi pojok kiri
bawah. Variable view ini berguna untuk mendefinisikan variabel yang akan dimasukkan.

Membuka Variabel View


2. Mendefinisikan Variabel
Masukkan definisi variabel satu persatu. Dimulai dari variabel Merk dengan ketentuan
sebagai berikut:
Name: Merk (Nama variabel yang anda inginkan)
Type: Numeric (Pemilihan tipe tulisan. Pada kasus ini tulisan bersifat numerik)
Width: 8 (Banyaknya angka yang dikehendaki dalam satu baris)
Decimal: 0 (Banyak bilangan desimal yang diinginkan)
Label: *Dikosongkan saja
Missing: None (Nilai missing values yang dikehendaki)
Columns: 8 (Banyaknya angka yang dikehendaki dalam satu kolom. Biasanya Width =
Columns)
Align: Right (Penyetaraan tulisan)
Measure: Scale (Pemilihan tipe data. Pada kasus ini data bersifat skala)
Values: Pada bagian values, klik pada bagian "titik tiga" seperti pada gambar dibawah.

Memasukkan Kriteria Nilai Value


Sehingga akan muncul kotak dialog Value Labels untuk memasukkan nilai Values.
Masukkan nilai Value = 0 dan Label = Tyrex, kemudian klik Add. Seperti pada contoh
gambar dibawah.

Kotak Dialog Value Labels


Setelah itu masukkan juga nilai Value = 1 dengan Label = Donatello, serta Value = 2 dengan
Label = Yongky Komaladi. Hal ini sesuai dengan ketentuan studi kasus apabila merk
sepatunya Tyrex maka akan diberikan kode 0, merk Donatello dengan kode 1, dan merk
Yongky Komaladi dengan kode 2.

Kota Dialog Value Labels yang Sudah Terisi


Jika sudah, selanjutnya memasukkan variabel Tujuan, dengan ketentuan sebagai berikut:
Name: Tujuan (Nama variabel yang anda inginkan)
Type: Numeric (Pemilihan tipe tulisan. Pada kasus ini tulisan bersifat numerik)
Width: 8 (Banyaknya angka yang dikehendaki dalam satu baris)
Decimal: 0 (Banyak bilangan desimal yang diinginkan)
Label: *Dikosongkan saja
Missing: None (Nilai missing values yang dikehendaki)
Columns: 8 (Banyaknya angka yang dikehendaki dalam satu kolom. Biasanya Width =
Columns)
Align: Right (Penyetaraan tulisan)
Measure: Scale (Pemilihan tipe data. Pada kasus ini data bersifat skala)
Values: 0 = Bandung, 1 = Surabaya (Masukkan nilainya dengan cara yang sama seperti pada
variabel Merk)
 Penjelasan Lengkap Lembar Kerja Variable View

Variabel Tipe:
Name: Tipe (Nama variabel yang anda inginkan)
Type: Numeric (Pemilihan tipe tulisan. Pada kasus ini tulisan bersifat numerik)
Width: 8 (Banyaknya angka yang dikehendaki dalam satu baris)
Decimal: 0 (Banyak bilangan desimal yang diinginkan)
Label: *Dikosongkan saja
Missing: None (Nilai missing values yang dikehendaki)
Columns: 8 (Banyaknya angka yang dikehendaki dalam satu kolom. Biasanya Width =
Columns)
Align: Right (Penyetaraan tulisan)
Measure: Scale (Pemilihan tipe data. Pada kasus ini data bersifat skala)
Values: 0 = Laki-laki, 1 = Wanita (Masukkan nilainya dengan cara yang sama seperti pada
variabel Merk)

Variabel Jumlah Produk:


Name: Jumlah_Produk (Nama variabel yang anda inginkan. SPSS tidak bisa membaca data
spasi, maka gunakan under score ( _ ) untuk menggantikan fungsi spasi)
Type: Numeric (Pemilihan tipe tulisan. Pada kasus ini tulisan bersifat numerik)
Width: 8 (Banyaknya angka yang dikehendaki dalam satu baris)
Decimal: 0 (Banyak bilangan desimal yang diinginkan)
Label: *Dikosongkan saja
Missing: None (Nilai missing values yang dikehendaki)
Columns: 8 (Banyaknya angka yang dikehendaki dalam satu kolom. Biasanya Width =
Columns)
Align: Right (Penyetaraan tulisan)
Measure: Scale (Pemilihan tipe data. Pada kasus ini data bersifat skala)
Values: None (Karena tidak ada yang perlu didefinisikan pada variabel jumlah produksi)
Nantinya semua variabel yang telah didefinisikan akan terlihat seperti ini:

Mendefinisikan Variabel
3. Memasukkan Data
Berpindahlah ke sheet Data View yang ada disebelah tulisan Variable View. Masukkan data
satu persatu sesuai dengan ketentuan studi kasus. Jika data anda ada banyak dan tersimpan
di file Microsoft Excel, maka anda bisa meng-copy dari Excel kemudian paste-kan kedalam
lembar kerja SPSS. Namun lakukan copy paste data harus berdasarkan pervariabel.

Memasukkan Data ke Data View


4. Tahap Analisis Data
Klik Analyze → klik Descriptive Statistic → klik Crosstab. Setelah
mengklik Crosstab maka akan muncul kotak dialog Crosstabs. Masukkan variabel merk ke
kotak row(s), tipe ke kotak column(s) dan tujuan ke kotak layer dengan cara mengklik nama
masing-masing variabel kemudian klik tanda panah yang berwarna biru. Setelah itu klik OK
maka hasilnya akan keluar pada lembar output SPSS.

Kotak Dialog Crosstab


5. Hasil Analisis dan Pembahasan

Output Crosstab

Gambar diatas merupakan hasil tabel kontigensi 2x3x2. Dinamakan tabel kontigensi 2x3x2
dikarenakan susunan dari kiri ke kanan terdiri dari dua objek variabel Tujuan, kemudian tiga
objek variabel Merk, dan dua objek variabel Tipe yang membentuk susunan Tujuan x Merk
x Tipe = 2x3x2. Tabel terbagi menjadi dua baris besar yakni Bandung dan Surabaya. Dari
masing-masing variabel tujuan tersebut terdapat masing-masing tiga baris merk dan dua
kolom tipe. Jumlah data yang disajikan pada tabel ini menunjukan angka-angka yang relatif
besar mencapai angka seribuan, hal ini dikarenakan praktikan sebelumnya menggunakan
variabel jumlah_produk untuk menghitung frekuensinya.

Cara membaca tabelnya dimulai dari sebelah kiri ke kanan. Pada bagian tabel dengan tujuan
Bandung, merk Tyrex dengan tipe laki-laki ada 886 data sedangkan untuk tipe wanita
datanya kosong, sehingga total data yang ada pada merk Tyrex untuk semua tipe ada 886
data. Tujuan Bandung dengan Merk Donatello tipe laki-laki ada 824 data dan wanita ada
987 data dengan total keseluruhannya 1811 data. Tujuan Bandung Merk Yongky Komaladi
tidak mempunyai data tipe laki-laki dan tipe wanitanya ada 715 data, sehingga total
keseluruhan semua tipe ada 715 data. Untuk total keseluruhan data yang ada di tujuan
Bandung untuk tipe laki-lakinya ada 1710 data dan 1702 untuk data wanita dengan total
keseluruhan 3412 data untuk semua tipe dan semua merk.

Untuk bagian tabel dengan tujuan Surabaya, merk Tyrex dengan tipe laki-laki ada 119 data
dan 837 data untuk wanita yang total keseluruhannya ada 956 data. Merk Donatello hanya
mempunyai data tipe laki-laki sebanyak 397 data. Begitupun dengan merk Yongky
Komaladi yang juga hanya memiliki data tipe laki-laki sebanyak 678 data. Total keseluruhan
data yang ada pada tabel tujuan Surabaya sebanyak 2031 data untuk semua tipe dan merk
dengan rincian total tipe laki-laki sebanyak 1194 data dan 837 data untuk keseluruhan tipe
wanita.
Jika ditotal secara keseluruhan maka data untuk semua merk dengan tipe laki-laki ada 2.904
data dan 2539 data untuk tipe wanita serta total keseluruhan data yang ada untuk semua
tujuan, merk dan tipe sebanyak 5443 data.

3. Distribusi, frekuensi menggunakan SPSS


Tabel distribusi frekuensi adalah salah satu analisis data deskriptif yang mengelompokkan
data berdasarkan interval tertentu. Pada tutorial ini dijelaskan cara membuat tabel distribusi
frekuensi dengan SPSS. Untuk mempermudah digunakan contoh kasus berikut.
Misalkan dibuat tabel frekuensi beserta histogram dari nilai praktikum komputer yang
diperoleh 17 mahasiswa yaitu 78 78 81 76 84 94 78 76 78 82 81 88 93 93 81 76 78. Berikut
langkah-langkahnya,

A. Cara Membuat Tabel Distribusi Frekuensi dengan SPSS

1. Membuat Variabel Data


Dari data kasus yang terkumpul dapat kita ketahui data menggunakan
pengukuran scale (skala) dan dengan type numeric. Sehingga dapat dibuat variabel
baru dengan nama 'nilai' dengan label 'Nilai Praktikum'.

o Buka aplikasi SPSS Statistics dan arahkan ke Variable View


o Sorot sel pertama
o Klik Edit › Insert Variable
o Sunting variabel dengan konfigurasi di atas

2. Input Data melalui Data View


Setelah variabel nilai dibuat, data kasus dapat dimasukkan melalui Data View. Kasus
yang ada di variabel baris pertama di Variable View, dapat diinput melalui kolom
pertama di Data View.
 Arahkan aplikasi SPSS ke Data View
 Input data kasus pada kolom nilai

3. Membuat Tabel Distribusi Frekuensi dan Histogram


Untuk mempermudah membaca visualisasi data dapat dibuat tabel frekuensi beserta
histogram data. Berikut langkah-langkahnya,
o Klik menu bar Analyze › Descriptive Statistics › Frequencies...

o Pilih variabel yang dilakukan analisis frekuensi


Setelah jendela Frequencies terbuka, pilih nama variabel yang akan dianalisis
frekuensinya. Hal ini dilakukan dengan memindahkan variabel di kolom kiri ke
kolom kanan.
o Menambahkan Histogram, klik Charts... pada jendela Frequencies
Sehingga terbuka jendela Frequencies: Charts, pilih Histogram dan klik Continue.

o Klik OK
Tunggu hingga jendela output dari tabel distribusi frekuensi dan histogram
terbuka.

4. Selesai

4. Cara pengujian/tahapan analisis statistic deskriptif menggunakan SPSS

LANGKAH-LANGKAH ANALISIS DESKRIPTIF:


1. Persiapkan data yang akan digunakan
2. Buka Aplikasi SPSS
3. Setelah lembar kerja SPSS terbuka, Buatlah nama variabel serta tipe data dari data yang
akan digunakan dengan cara klik pada Variabel View.

4. Setelah itu lakukan entri data pada masing-masing variabel yang telah dibuat, dengan
klik Data View kemudian entri data.
5. Lakukan analisis deskriptif dengan cara klik pada menu Analyze - Deskriptive
Statistics - Frequencies

6. Pindahkan variabel biaya promosi dan volume penjualan dengan blok ke dua variabel
terlebih dahulu kemudian klik tanda ( > ) dan centang Display 

7. Setelah itu klik pada Statistics dan centang pada Quartiles, Percentile (s):(25, 50, 75),
Mean, Median, Mode, Sum, Std. Deviation, Variance, Minimum, Maximum,Skewness
dan Kurtosis. Selanjutnya klik Continue. 
8. Selanjutnya untuk menampilakan representasi grafik, klik Chats - Histograms -
centang Show normal curve on histogram - Continue.

9. Klik Ok 

10. Tampilan Hasil Output


5. Tahapan pengujian analisis statistic lanjut, grafik
Buat data seperti di bawah ini:

Klik Menu, Analyze, Regression, Linear: kemudian masukkan Fisika, Bilogi, dan
matematika ke kotak Variabel Independent dan masukkan variabel SPMB ke kotak variabel
dependent.
Langkah Awal Uji Heteroskedastisitas dengan Grafik
Cari tombol “PLOT”, lalu klik sehingga muncul jendela “Linear Regression Plots”.
Kemudian masukkan SRESID pada kotak Y dan ZPRED pada kotak X, klik Continue dan
OK sampai jendela tertutup.

Langkah Akhir Uji Heteroskedastisitas dengan Grafik


Demikianlah cara yang singkat sekali, namun anda sudah selesai melakukan tahapan uji
heteroskedastisitas dengan grafik. Selanjutnya tinggal membaca output dan menyimpulkan
hasil analisis anda.
Cara Baca Output Uji Heteroskedastisitas dengan Grafik
Lihat Output hasil analisis yang telah dilakukan di atas!

Output Uji Heteroskedastisitas dengan Grafik


Lihat Grafik Scatter di atas, jelas bahwa tidak ada pola tertentu karena titik meyebar tidak
beraturan di atas dan di bawah sumbu 0 pada sumbu Y. Maka dapat disimpulkan tidak
terdapat gejala heteroskedastisitas atau H0 diterima.

Dan bagaimana jika seandainya malah sebaliknya, yaitu titik-titik atau plot menyebar tidak
merata dan atau membentuk pola-pola tertentu? Pola tertentu itu misalnya membentuk
gumpalan atau membentuk pola seperti ombak? Jawabannya adalah jelas terdapat masalah
heteroskedastisitas.

Jika hasil analisis yang anda lakukan ternyata memang menunjukkan ada masalah
heteroskedastisitas, maka anda dapat membuktikannya lebih lanjut dengan melakukan
beberpa uji heteroskedastisitas yang lebih anda, seperti Uji Glejser, Uji Park dan Uji
Spearman

Anda mungkin juga menyukai