Anda di halaman 1dari 3

NAMA : MUHAMMAD RAHMAN HAKIM

NIM : 048363507
PRODI : D3 PERPAJAKAN

TUGAS 2
AKUNTANSI BIAYA

1. Spoilage yang diakui perusahaan dapat terdiri atas dua macam. Dapatkah
saudara/i menjelaskan dua macam spoilage yang diakui perusahaan tersebut dan
bagaimana perlakuan perusahaan dua macam spoilage tersebut!

JAWAB
Spoilage yang diakui perusahaan dapat dibagi menjadi dua kategori utama, yaitu
spoilage normal (normal spoilage) dan spoilage abnormal (abnormal spoilage).
Perusahaan mengakui kedua jenis spoilage ini dengan perlakuan akuntansi yang
berbeda. Berikut adalah penjelasan tentang kedua jenis spoilage tersebut dan
perlakuan perusahaan terhadapnya:

a. Spoilage Normal:
Spoilage normal adalah spoilage yang dianggap sebagai bagian yang tak terelakkan
dari proses produksi atau penyimpanan yang dapat diterima secara wajar. Spoilage
normal dapat terjadi karena alasan-alasan seperti kerugian yang diharapkan dalam
proses alami atau kondisi yang tidak terhindarkan dalam produksi atau penyimpanan
barang. Contohnya, beberapa produk mungkin mengalami penguapan alami atau
kerusakan fisik selama proses produksi.

Perlakuan perusahaan terhadap spoilage normal adalah sebagai berikut:


• Biaya spoilage normal diakui sebagai bagian dari biaya produksi total.
• Biaya spoilage normal dialokasikan ke unit yang dihasilkan secara proporsional,
berdasarkan metode akuntansi biaya yang dipilih (misalnya, metode biaya rata-
rata atau metode biaya standar).
• Biaya spoilage normal termasuk dalam perhitungan harga pokok produksi dan
dapat mempengaruhi harga jual dan keuntungan perusahaan.

b. Spoilage Abnormal:
Spoilage abnormal adalah spoilage yang dianggap tidak normal dan tidak
diharapkan dalam proses produksi atau penyimpanan. Spoilage abnormal dapat
disebabkan oleh kesalahan manusia, kerusakan peralatan, infestasi hama atau
penyakit, kontaminasi mikroba yang berlebihan, atau kondisi penyimpanan yang
tidak sesuai. Spoilage abnormal merupakan masalah yang perlu diatasi dan dapat
mengurangi efisiensi operasional serta menghasilkan biaya yang tidak terencana.

Perlakuan perusahaan terhadap spoilage abnormal adalah sebagai berikut:


• Biaya spoilage abnormal dianggap sebagai biaya tidak terencana dan tidak
diikutsertakan dalam perhitungan harga pokok produksi atau biaya unit yang
dihasilkan.
• Biaya spoilage abnormal dicatat sebagai biaya terpisah dalam akun "Spoilage"
atau "Biaya Ketidaknormalan" yang diidentifikasi secara terpisah dari biaya
produksi normal.
• Perusahaan mungkin melakukan analisis penyebab spoilage abnormal dan
mengambil tindakan perbaikan untuk mengurangi spoilage dan memperbaiki
proses produksi.

Pemisahan perlakuan akuntansi antara spoilage normal dan abnormal membantu


perusahaan dalam menganalisis biaya produksi, mengidentifikasi masalah dalam
proses, dan mengambil tindakan yang sesuai untuk meningkatkan efisiensi produksi
serta kualitas produk.

2. Saudara diminta menghitung total biaya terkait kejadian spoilage berikut:

Sebuah perusahaan konveksi tas memproduksi 3.000 unit tas. Namun setelah
dilakukan inspeksi, sebanyak 150 produk ditemukan tidak presisi dan gagal. Biaya
per produk adalah Rp150.000,-. Hitunglah:

a) Besarnya biaya produk gagal yang terjadi.

b) Total biaya manufaktur perusahaan konveksi tas tersebut. Berapa biaya


manufaktur per unit tas.

c) Tingkat normal spoilage yang terjadi di perusahaan tersebut.

JAWAB
a) Biaya produk gagal yang terjadi:
Biaya produk gagal = Jumlah unit tas yang gagal × Biaya per produk gagal
= 150 unit × Rp150.000,-
= Rp22.500.000,-

Jadi, biaya produk gagal yang terjadi adalah Rp22.500.000,-.


b) Total biaya manufaktur perusahaan konveksi tas:
Total biaya manufaktur meliputi biaya produk gagal dan biaya produk yang berhasil
diproduksi.

Total biaya manufaktur = Biaya produk gagal + (Jumlah unit tas yang berhasil
diproduksi × Biaya per produk)
= Rp22.500.000,- + (2.850 unit × Rp150.000,-)
= Rp22.500.000,- + Rp427.500.000,-
= Rp450.000.000,-

Jadi, total biaya manufaktur perusahaan konveksi tas adalah Rp450.000.000,-.

Biaya manufaktur per unit tas:


Biaya manufaktur per unit tas dapat dihitung dengan membagi total biaya
manufaktur dengan jumlah unit tas yang berhasil diproduksi.

Biaya manufaktur per unit tas = Total biaya manufaktur / Jumlah unit tas yang
berhasil diproduksi
= Rp450.000.000,- / 2.850 unit
= Rp157.894,74

Jadi, biaya manufaktur per unit tas adalah Rp157.894,74.

c) Tingkat normal spoilage yang terjadi:


Tingkat normal spoilage dapat dihitung dengan membagi jumlah unit tas yang gagal
dengan jumlah unit tas yang berhasil diproduksi.

Tingkat normal spoilage = Jumlah unit tas yang gagal / Jumlah unit tas yang berhasil
diproduksi
= 150 unit / 2.850 unit
= 0,0526 atau 5,26%

Jadi, tingkat normal spoilage yang terjadi di perusahaan konveksi tas tersebut adalah
5,26%.

Anda mungkin juga menyukai