Anda di halaman 1dari 21

TUGAS RESUME BAHASA INDONESIA

Laporan ini Disusun untuk Memenuhi tugas


Mata Kuliah Bahasa Indonesia

DISUSUN OLEH:
Nama : Anna Evita Maretta Panjaitan
NRT : 2022.2667.2.02
Prodi : Administrasi Keimigrasian A

PRODI ADMINISTRASI KEIMIGRASIAN


POLITEKNIK IMIGRASI
2023
POLITEKNIK IMIGRASI
PRODI ADMINISTRASI KEIMIGRASIAN (A)
MATA KULIAH BAHASA INDONESIA
NAMA : ANNA EVITA MARETTA PANJAITAN
NRT : 2022.2667.2.02
PERTEMUAN : 1

Deskripsi Tugas 1 : Apa yang Anda ketahui tentang Bahasa Indonesia


Keadaan Negara Indonesia sebagai negara kepulauan secara langsung memberi dampak pada
diversitas bahasa daerah di Indonesia. Data yang dipetakan oleh Summer Institute Logistics
menunjukkan terdapat 652 bahasa daerah di Indonesia. Kendati demikian, Bahasa Indonesia
tetaplah berada dalam posisi teratas hierarki kebahasaan dalam Negara Indonesia karena
fungsinya sebagai bahasa nasional.
Sebagai bahasa nasional, Bahasa Indonesia berfungsi sebagai bahasa resmi
kengegaraan, bahasa pendidikan, pengembangan kebudayaan, dan fungsi lainnya dalam
berbagai aspek, terutama aspek pembangunan nasional. Sejarah perkembangan Bahasa
Indonesia berawal setelah lahirnya Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928. Sejak saat itu
hingga sekarang, perkembangan Bahasa Indonesia meningkat pesat dan bahkan menjadi
bahasa terbesar di wilayah Asia Tenggara dan merupakan bahasa resmi kedua di negara
Vietnam. Salah satu alasan pesatnya persebaran Bahasa Indonesia adalah karena bahasa ini
banyak menyerap kosakata bahasa asing, terutama bahasa Belanda dan Inggris. Sehingga
mudah diterima oleh penutur bahasa lain.
Bahasa Indonesia awalnya berkembang dari bahasa Melayu. Dahulu kala bahasa Melayu
digunakan pertama kali di zaman Kerajaan Sriwijaya sebagai bahasa kebudayaan, perhbungan,
perdagangan dan bahasa resmi kerajaan. Oleh karena keragaman fungsi yang diberikan serta
penuturan yang dianggap relative mudah untuk diterima sebagai bahasa kebudayaan dalam arti
yang luas, bahasa ini berkembang secara sangat pesat dan akhirnya diangkat menjadi bahasa
Indonesia.
Dua fungsi utama yang dimiliki bahasa Indonesia adalah antara lain sebagai bahasa
nasional dan bahasa negara. Bahasa nasional berarti bahwa bahasa Indonesia merupakan
lambing kebanggaan kebangsaan dan alat pemersatu antar keragaman bahasa yang ada di
Indonesia. Sedangkan fungsinya sebagai bahasa negara tidak lain adalah sebagai bahasa resmi
kenegaraan yang sekaligus berfungsi sebagai bahasa media massa, bahasa sastra Indonesia, dan
bahasa yang memperkaya khazanah bahasa daerah.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, E. Z., Wibowo, W., & Sosrohadi, S. (2010). Bahasa Indonesia Akademik: Mata
Kuliah Pengembangan Kepribadian. Tangerang: Pustaka Mandiri.
Yulisetiani, P. W. K. (2018, Juli 24). Badan Bahasa Petakan 652 Bahasa Daerah di
Indonesia. Diambil 24 Februari 2023, dari
https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2018/07/badan-bahasa-petakan-652-bahasa-
daerah-di-indonesia
POLITEKNIK IMIGRASI
PRODI ADMINISTRASI KEIMIGRASIAN (A)
MATA KULIAH BAHASA INDONESIA
NAMA : ANNA EVITA MARETTA PANJAITAN
NRT : 2022.2667.2.02
PERTEMUAN : 2

Deskripsi Tugas 2 : Buatlah masing-masing 5 contoh kalimat dari ragam tulis dan
ragam lisan.
Perbandingan Ragam Tulis dan Lisan
1. Ragam lisan menghendaki orang kedua
2. Ragam lisan tidak terlalu memperhatikan fungsi Gramatikal
3. Keterikatan pada kondisi, situasi, ruang dan waktu
4. Ragam lisan terikat pada intonasi suara sedangkan ragam tulisan terikat pada tata
penulisan
Ragam Tulis:
1. Dia baru saja selesai memakan kue buatan ibunya.
2. Aku sedang mengerjakan PR Bahasa Indonesia.
3. Alisha adalah anak yang sangat ribut di kelas.
4. Bayu mengatakan bahwa besok mata kuliah Pancasila akan dihadiri oleh dosen tamu.
5. Kelas praktikum kimia mewajibkan satu kelas membuat sabun cuci tangan.
Ragam Lisan:
Ragam Lisan mewajibkan perlunya orang kedua sebagai teman berbicara di depan sang
pembicara.
1. Dia baru aja siap makan kue bikinan ibunya.
2. Aku lagi ngerjain PR Bahasa Indonesia.
3. Alisha anak yang ribut kali di kelas.
4. Bayu bilang kalau besok mata kuliah Pancasila dihadiri dosen tamu.
5. Kelas praktikum kimia menyuruh sekelas bikin sabun cuci tangan.

DAFTAR PUSTAKA
Arifin, E. Z., Wibowo, W., & Sosrohadi, S. (2010). Bahasa Indonesia Akademik: Mata
Kuliah Pengembangan Kepribadian. Tangerang: Pustaka Mandiri.
POLITEKNIK IMIGRASI
PRODI ADMINISTRASI KEIMIGRASIAN (A)
MATA KULIAH BAHASA INDONESIA
NAMA : ANNA EVITA MARETTA PANJAITAN
NRT : 2022.2667.2.02
PERTEMUAN : 3

Deskripsi Tugas 3: Buatlah contoh kalimat dari ejaan (1) Van Ophuijsen, (2)
Soewandi, dan (3) EYD masing-masing sebanyak 3 contoh!

1. Ejaan Van Ophuijsen


Ejaan Van Ophuijsen berlaku pada tahun 1901 dan merupakan jenis ejaan lama yang
awalnya dipakai untuk Bahasa Melayu, tetapi kemudian dijadikan sebagai ejaan resmi
Bahasa Indonesia di zaman kolonialisme Belanda. Ciri khas dari ejaan ini adalah
penulisannya disesuaikan dengan kebiasaan orang Belanda yakni penggunaan huruf
Latin serta pelafalannya yang juga mirip dengan tutur Bahasa Belanda. Adapun
penanda lingual dalam Ejaan Van Ophuijsen adalah sebagai berikut:
1. Penggunaan huruf j dibaca /y/
2. Penggunaan huruf oe dibaca /u/
3. Penggunaan tanda diakritik (tanda baca yang mengubah fonetis sebuah huruf)
meliputi tanda koma (,), ain (‘), dan trema (¨).
Contoh kalimat:
1. Goeroe jang bernama Pa’ Djalal itoe mengadjar Mata Koeliah Pantjasila.
2. Ada tiga matjam boenga jang ditanam oleh Iboe.
3. Dimas poenya banjak ‘akal litjik.

2. Ejaan Soewandi (disebut juga Ejaan Republik)


Ejaan yang diresmikan tahun 1947 ini merupakan ejaan pengganti dari Ejaan Van
Ophuijsen. Tujuan transformasi ejaan tersebut adalah untuk melepaskan pengaruh
kolonial Pemerintah Belanda pada aspek kebahasaan rakyat Indonesia. Empat ciri khas
dari ejaan ini adalah:
1. Penggantian huruf oe menjadi u
2. Bunyi sentak ditulis dengan k
3. Kata ulang boleh ditulis dengan angka 2
4. Tidak dibedakan antara penulisan di sebagai awalan dan di sebagai kata depan.
Contoh kalimat:
1. Anak2 terseboet meroepakan tjutju dari wanita toea itoe.
2. Tono berdjalan2 didepan roemahnja.
3. Makin banyak rakyat mempergoenakan telegram djaman ini.

3. Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)


EYD adalah ejaan pengganti dari Ejaan Soewandi yang berlaku sejak tahun 1972
hingga saat ini. Ejaan ini juga sievut sebagai Ejaan Mashuri karena pada saat itu Pak
Mashuri selaku Menteri Kebudayaan memperjuangka EYD sampai diresmikan oleh
Presiden. Ciri khas dari EYD adalah:
1. terdapat perubahan huruf /j/, /dj/, /nj/, /ch/, /tj/, /sj/ pada ejaan bahasa Indonesia
menjadi /y/, /j/, /ny/, /kh/, /c/, /sy/,
2. Kata ulang ditulis dengan tanda hubung (tidak diperbolehkan menggunakan tanda
angka /2/)
3. Penulisan kata majemuk dipisah dan tidak menggunakan tanda hubung.
4. Kata ganti 'ku', 'mu', 'kau', dan 'nya' ditulis serangkai dengan kata depannya,
5. Kata depan 'di' dan 'ke' ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya
6. Gabungan kata yang dianggap satu kata ditulis serangkai,
7. Partikel 'pun' ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya, kecuali 'pun' yang
menjadi kelompok kata,
8. Penulisan kata 'si'dan 'sang' ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya
9. Partikel 'per' ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.
Contoh kalimat:
1. Apa pun masalah yang ada, Neta dapat mengatasinya dengan bijaksana.
2. Taruna Politeknik Imigrasi mendapatkan Tunjangan Ikatan Dinas (TID) per tanggal
satu tiap bulannya.
3. Meskipun berasal dari keluarga mampu, para mahasiswa kedinasan dituntut untuk
tetap hidup sederhana.

DAFTAR PUSTAKA
Arifin, E. Z., Wibowo, W., & Sosrohadi, S. (2010). Bahasa Indonesia Akademik: Mata
Kuliah Pengembangan Kepribadian. Tangerang: Pustaka Mandiri.
POLITEKNIK IMIGRASI
PRODI ADMINISTRASI KEIMIGRASIAN (A)
MATA KULIAH BAHASA INDONESIA
NAMA : ANNA EVITA MARETTA PANJAITAN
NRT : 2022.2667.2.02
PERTEMUAN : 4

Deskripsi Tugas 4: Merangkum Video “Memahami Pedoman Umum Ejaan Bahasa


Indonesia” di Youtube

1. Pemakaian Huruf
A. Huruf Abjad
B. Huruf Vokal
C. Huruf Konsan
D. Huruf Diftong
E. Gabungan Huruf Konsonan
F. Huruf Kapital
• Digunakan pada huruf pertama awal kalimat
Contoh: Mahasiswa itu rajin membaca.

• Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama orang, termasuk
julukan.
Contoh: Septi Yulisetiani
*catatan: Huruf kapital tidak dipakai untuk nama jenis, satuan ukuran, kata yang
bermakna ‘anak dari’, dan kata tugas.
Contoh:
1. Linda membeli ikan mujair (huruf M pada mujair ditulis dengan huruf
kecil karena merupakan nama jenis)
2. Linda memasang lampu 5 volt (huruf V pada volt ditulis dengan huruf kecil
karena merupakan satuan ukuran)
3. Siti Fatimah binti Salim (huruf B pada binti diulis dengan huruf kecil karena
bermakna “anak dari”)
4. di, ke, dari, untuk, dan, yang (ditulis dengan huruf kecil arena merupakan
kata tugas)

• Huruf kapital dipakai pada awal kalimat dalam petikan langsung


Contoh: Adik bertanya, “Kapan kita pulang?”

• Dipakai pada huruf pertama nama:


1. Agama : Islam, Hindu, Kristen
2. Kitab Suci : Alquran
3. Tuhan : Allah, Tuhan, hamba-Nya
4. Gelar Kehormatan : Yang Mulia, Sultan
5. Gelar Keagamaan : Haji Mustofa (ditulis kapital jika diikuti nama orang)
6. Gelar Akademik : Doktor Edward, Prof (ditulis kapital jika diikuti nama
orang, atau nama sapaan)
7. Nama Jabatan : Wakil Presiden Adam Malik (ditulis kapital jika diikuti
nama orang, atau sebagai pengganti nama orang tertentu)
8. Pangkat : Laksamana Muda Udara Husein Satranegara
9. Instansi : Sekretaris Jenderal Kementrian Hukum dan HAM
10. Tempat : Gubernur Papua Barat
11. Bangsa : bangsa Indonesia
12. Suku Bangsa : suku Dani
13. Tahun : tahun Hijriah, hari Jumat
14. Bulan : bulan Agustus
15. Hari Raya : Idul Fitri
16. Geografi : Jalan Lingkar, Terusan Suez, Jakarta
*catatan: huruf kapital tidak ditulis untuk yang bukan nama diri (Anna
berenang di danau) dan bukan nama jenis (Anna makan jeruk bali)
17. Negara : Republik Indonesia
18. Lembaga : Majelis Permusyawaratan Republik Indonesia
19. Badan : Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia
20. Organisasi : Perserikatan Bangsa-Bangsa
21. Dokumen : Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 16
Tahun 2010 tentang Penggunaan Bahasa Indonesia dalam Pidato Presiden
dan/atau Wakil Presiden serta Pejabat Lainnya
22. Judul Buku : Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
23. Judul Karangan
24. Judul Artikel
25. Judul Makalah
26. Majalah
27. Surat Kabar
28. Singkatan
a. Gelar : S.H., M.Hum.
b. Pangkat : Kadiv Propam Polri
c. Sapaan : “Silakan duduk, Dik!” ; “Lihat si Kutu Buku itu.”
29. Hubungan Kekerabatan (dalam sapaan)
a. Surat Ibu sudah saya terima (huruf I pada Ibu kapital karena
disampaikan secara langsung)
b. “Kapan Bapak berangkat?” tanya ibu (huruf B pada Bapak kapital
karena meru
c. Saya selalu melihat ibu membaca buku (Huruf i pada ibu huruf kecil
karena kzlimat bercerita, tidak dalam sapaan. Maka, tidak ditulis kapital”
30. Huruf A pada kata Anda (dimanapun posisinya)

G. Huruf Miring
• Judul buku, nama majalah, atau nama surat kabar yang dikutip dalam tulisan
termasuk daftar pustaka
Contoh: Saya sudah membaca buku Salah Asuhan karangan Abdoel Moeis.

• Menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, kata atau kelompok kata
dalam kalimat.
Contoh:
- Huruf terakhir kata abad adalah d
- Dia tidak diantar, tetapi mengantar.
- Dalam bab ini tidak dibahas pemakaian tanda baca.
- Buatlah kalimat dengan menggunakan ungkapan lepas tangan.

• Ungkapan dalam bahasa daerah atau asing


- Upacara peusijuek (tepung tawar) menarik perhatian wisatawan asing yang
berkunjung ke Aceh.
- Nama ilmiah buah manggis ialah Garcinia mangostana.
- Weltanschauung bermakna ‘pandangan dunia’.
- Ungkapan bhinneka tunggal ika dijadikan semboyan negara Indonesia.

• Catatan:
- Nama diri (seperti nama orang, lembaga, atau organisasi, dalam bahasa
asing tidak ditulis dengan huruf miring)
Contoh: United Nations berperan dalam menjaga ketertiban dunia.
- Jika menggunakan mesin tik atau naskah yang ditulis tangan, bagian yang
dicetak miring ditandai dengan garis bawah
- Kalimat atau teks berbahasa asing yang dikutip secara langsung dalam teks
berbahasa Indonesia ditulis dengan huruf miring
Contoh: Saat melihatnya, Butet spontan berteriak, “Horas!”

H. Penggunaan Huruf Tebal


• Menegaskan bagian tulisan yang sudah ditulis miring
Contoh: Huruf dh, seperti pada kata Ramadhan, tidak terdapat dalam Ejaan
Bahasa Indonesia yang Disempurnakan.
• Menegaskan bagian karangan, seperti:
- Judul buku
- Bab
- Sub bab
Contoh: 1.1 Latar Belakang dan Masalah
2. Penulisan Kata
A. Kata Dasar
• ditulis debagai satu kesatuan
Contoh: Kantor pajak penuh sesak.

B. Kata Berimbuhan
• Imbuhan ditulis serangkai dengan bentuk dasarnya
Contoh: berjalan, berkelanjutan, kemauan, perbaikan
• Bentuk terikat ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya
Contoh: adibusana, antibitik, antarkota
• Catatan
- Bentuk terikat uang diikuti oleh kata yang berhuruf awal kapital atau
singkatan yang berhuruf kjapital dirangkai dengan tanda hubung
Contoh: non-Indonesia
- Maha yang diikuti kata turunan yang mengacu pada nama atau sifat Tuhan
ditulis terpisah dengan awal kapital
Contoh: Bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Pengasih
- Maha yang diikuti kata dasar yang mengacu pada nama atau sifat Tuhan
(kecuali kata esa) ditulis serangkai
Contoh: Tuhan Yang Mahakuasa menentukan arah hidup kita.

C. Bentuk Ulang
• Ditulis dengan menggunakan tanda hubbung (-)
Contoh: anak-anak

D. Gabungan Kata
• Unsur gabungan kata yang lazim disebut kata majemuk, termasuk istilah
khusus, ditulis terpisah
Contoh: duta besar, model linear, kambing hitam, persegi Panjang

E. Pemenggalan Kata
• Jika di tengah kata terdapat huruf vokal yang berurutan, pemenggalannya
dilakukan di antara kedua huruf vokal itu.
Contoh: bu-ah

F. Kata Depan
• Kata depan seperti di , ke, dan dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya
Contoh: Ia berasal dari Pulau Sumatra.

G. Kata Ganti ku-, kau-, -ku, -mu, dan -nya


• Ku- dan kau- ditulis serangkai degan yang mengikutinya
• -ku dan -mu ditulis serangkai dengan yang mendahuluinya
H. Kata Sandang si dan sang
• Kata si dan sang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya
Contoh” Simba si Raja Hutan.

I. Partikel
• Partikel -lah, -kah, dan -tah ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya
Contoh: Bacalah buku itu baik-baik
• Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya
Contoh: Apa pun permasalahan yang muncul, dia dapat mengatasinya dengan
bijaksana.
• Partikel per yang berarti ‘demi’, ‘tiap’, atau ‘mulai’ ditulis terpisah dari kata
yang mengikutinya.
Contoh: Mereka masuk ke dalam ruang rapat satu per satu.

J. Angka dan Bilangan


• Bilangan dalam teks yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata ditulis
dengan huruf, kecuali hika dipakai secara berurutan seperti dalam perincian
• Angka dipakai untuk menyatakan ukuran, waktu, dan nilai uang.

3. Memeriksa Arti dan Penulisan Kata yang Benar


• Untuk memeriksa penulisan kata yang benar, kita dapat mengetikkan langsung
dalam aplikasi KBBI dan akan muncul kata dengan penulisan baku serta
lengkap dengan definisinya
• Beberapa contoh kata yang sering salah dituliskan:
- Idulfitri seharusnya ditulis serangkai, tidak dipisah
- Kata baku dari Pebruari adalah Februari
- Teoretis tidak baku, melainkan teoritis.

4. Penulisan Tanda Baca


• Tanda Titik : Dipakai di akhir kalimat.
• Tanda Koma : Dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu pemerincian atau
pembilangan.
• Tanda Titik Koma : Dipakai pada akhir perincian yang berupa klausa
• Tanda Titik Dua : Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan
lengkap yang diikuti pemerincian atau penjelasan.
• Tanda Pisah : Dipakai antara dua builangan, tanggal, atau tempat yang
berarti ‘sampai dengan’ atau ‘sampai ke’
• Tanda Hubung : Dipakai untuk menyambung unsur kata ulang.
• Tanda Seru : Dipakai untuk mengakhiri ugkapan yang berupa seruan
atau perintah yang menggambarkan kesungguhan, ketidak percayaan.
• Tanda Tanya : Dipakai pada akhir kalimat tanya
• Tanda Garis Miring : Dipakai dala nomor surat, nomor pada alamat, dan
penandaan masa satu tahun yang terbagi dalam dua tahun takwim.
• Tanda Kurung Siku : Untuk mengapit keterangan dalam kalimat penjelas yang
terdapat dalam tanda kurung
• Tanda Penyingkat atau Apostrof : Tanda penyikat dipakai untuk menunjukkan
penghilang bagian kata atau bagian angka tahun dalam konteks tertentu.

Latihan!
Manakah di bawah ini merupakan kalimat yang sesuai dengan kaidah PUEBI?
1. Mahasiswa terbaik akan belajar dengan disiplin, penuh semangat, dan pantang
menyerah
2. Mahasiswa terbaik akan belajar dengan disiplin , penuh semangat , dan pantang
menyerah .
3. Mahasiswa terbaik akan belajar dengan disiplin ,penuh semangat , dan pantang
menyerah.
Penulisan yang benar terdapat pada kalimat 1, karena penulisan tanda baca selalu melekat pada
kata sebelumnya. Kalimat 2 dan 3 kurang tepat karena ada spasi sebelum tanda baca.

DAFTAR PUSTAKA
Arifin, E. Z., Wibowo, W., & Sosrohadi, S. (2010). Bahasa Indonesia Akademik: Mata
Kuliah Pengembangan Kepribadian. Tangerang: Pustaka Mandiri.
Yulisetiani, S. (2021). Memahami Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia. Diambil dari
https://www.youtube.com/watch?v=Nn8g2FSE94o
POLITEKNIK IMIGRASI
PRODI ADMINISTRASI KEIMIGRASIAN (A)
MATA KULIAH BAHASA INDONESIA
NAMA : ANNA EVITA MARETTA PANJAITAN
NRT : 2022.2667.2.02
PERTEMUAN : 5

Deksripsi Tugas: Buatlah 5 contoh dari makna konotatif, makna denotatif, kata umum,
kata khusus, dan ungkapan idimoatik

1. Makna Konotatif
Makna konotatif merupakan makna kias yang menimbulkan nilai rasa pada orang yang
membaca atau mendengar kata tersebut. Artinya, makna konotatif tidaklah murni
bermakna literal. Penggunaan makna konotatif berkaitan erat dengan nilai dan norma
yang hidup di masyarakat tertentu. Namun, bukan berarti makna konotatif bersifat
kaku, karena makna tersebut dapat berubah apabila terjadi perubahan nilai dan norma
di masyarakat.
• Contoh kalimat:
1. Tak disangka anak sekecil itu memiliki kebiasaan yang buruk sehingga
dicap panjang tangan oleh orang sekitarnya.
2. Situasi memanas ketika terdakwa menyebut bahwa ia sengaja melakukan
pembunuhan terhadap temannya itu.
3. Karena sikapnya yang tegas dan cekatan, Ia menjadi tangan kanan pembina.
4. Bisnisnya terpaksa gulung tikar semenjak covid melanda.
5. Mengapa susah sekali bagi kamu untuk menangkap pelajaran?

2. Makna Denotatif
Makna denotatif adalah makna yang ditulis secara lugas dan harfiah. Dalam
mengartikannya tidak diperlukan pikiran dan perasaan tertentu karena sifatnya yang
cenderung objektif. Intinya, makna denotative disajikan apa adanya.
• Contoh kalimat:
1. Salah satu ciri fisik dari orang utan adalah tangannya yang panjang.
2. Telah diprediksi bahwa satu dekade mendatang, suhu bumi akan perlahan
memanas.
3. Annisa tidak lihai menggunakan tangan kanannya karena ia seorang yang
kidal.
4. Usai acara syukuran di rumah, anak-anak diperintah untuk membersihkan
rumah termasuk menggulung tikar.
5. Adik gemar sekali menangkap jangkrik di lapangan belakang rumah.
3. Kata Umum
Kata umum atau yang biasa disebut juga dengan sebutan hipernim adalah kata yang
memiliki cakupan yang luas dan oleh karenanya bersifat general.Esensi dari
memperhatikan penggunaan kata umum-khusus bertujuan untuk mendapatkan
pemhaman yang tepat serta spesifik. Sesuai dengan namanya, kata umum tidak soesifik
dan bermakna luas.
• Contoh kalimat
1. Aku berjalan di tengah taman yang dipenuhi banyak sekali pohon.
2. Perserikatan Bangsa-Banga mengadakan konferensi tahunan untuk
membicarakan terkait permasalahan dunia yang melibatkan banyak negara.
3. Anna memiliki alergi terhadap beberapa jenis ikan.
4. Cuaca di Gandul belakangan ini tidak stabil sehingga menimbulkan
masalah kesehatan bagi sebagian taruna dan taruni.
5. Showroom tersebut menampung banyak kendaraan bekas yang hendak
dijual dengan harga miring.

4. Kata Khusus
Memiliki cakupan kata yang sempit dan terbatas, kata khusus kerap dikenal juga
sebagai hiponim atau subordinat. Artiya, kelompok kata yang ruang lingkup maknanya
mencakup hal sempit saja dan bersifat khusus di ruang lingkup tertentu.Maka dapat
disimpulkan bahwa kata khusus adalah kelompok kata yang mempunyai definisi sempit
dan yang maknanya merujuk pada hal yang spesifik.
• Contoh kalimat:
1. Taman itu dipenuhi denang berbagai jenis pohon, diantaranya ada pohon
manga, pohon beringin, serta pohon apel.
2. Amerika Serikat dan Republik Rakyat Cina terlibat dalam perang dagang
yang memberi dampak pada kestabilan ekonomi dunia.
3. Anna tidak dapat memakan ikan lele, ikan patin, dan cumi-cumi karena tidak
memilik sisik.
4. Ketidakstabilan cuaca yang terkadang panas dan terkadang hujan
menyebabkan timbulnya berbagai penyakit seperti ISPA.
5. Jika menaiki KRL, MRT, angkot maupun motor, taruna dan taruni wajib
menggunakan jaket untuk menutupi seragam yang dikenakan.

5. Ungkapan Idiomatik
Ungkapan idiomatik adalah konstruksi yang khas pada suatu bahasa yang salah satu
unsurnya tidak dapat dihilangkan atau diganti. Ungkapan idiomatick adalah kata-kata
yang mempunyai sifat idiom yang tidak terkena kaidah ekonomi bahasa. Ungkapan
yang bersifat idiomatik terdiri atas dua atau tiga kata yang dapat memperkuat diksi di
dalam tulisan
• Contoh kalimat:
1. Seleksi Kompetensi Dasar terdiri atas materi TWK, TIU, dan TKP.
2. Hukuman disiplin yang diberikan kepada para taruna disebabkan oleh
pelanggaran Peraturan Hidup Taruna (Perduptar) yang dilakukan.
3. Keberhasilan seseorang sangat bergantung pada usaha yang dikerahkannya.
4. Baik Poltekim maupun Poltekip, keduanya adalah Sekolah Ikatan Dinas di
bawah naungan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia.
5. Jumlah paparan covid tahun ini menurun jika dibandingkan dengan tahun
sebelumnya.

DAFTAR PUSTAKA
Arifin, E. Z., Wibowo, W., & Sosrohadi, S. (2010). Bahasa Indonesia Akademik: Mata
Kuliah Pengembangan Kepribadian. Tangerang: Pustaka Mandiri
POLITEKNIK IMIGRASI
PRODI ADMINISTRASI KEIMIGRASIAN (A)
MATA KULIAH BAHASA INDONESIA
NAMA : ANNA EVITA MARETTA PANJAITAN
NRT : 2022.2667.2.02
PERTEMUAN : 6

Deskripsi Tugas:
1. Buatlah 2 contoh kalimat dari semua jenis kalimat berdasarkan struktur
2. Buatlah minimal 2 contoh kalimat efektif berdasarkan tiap-tiap ciri kalimat
efektif
1. Jenis Kalimat Menurut Struktur
• 1. Kalimat Tunggal: Terdiri atas satu subjek dan satu predikat
Contoh:
- Pemanasan global sudah terjadi.
- Impian kita sudah tercapai.

• 2. Kalimat Majemuk Setara: Terdiri dari dua kalimat tunggal atau lebih,
disebut juga kalimat majemuk koordinatif.
o Kalimat Majemuk Setara Perjumlahan: Dihubungkan oleh kata dan
atau serta,
Contoh:
- Ayah bekerja, Ibu memasak, dan Bayu pergi ke sekolah.
- Ular melata, burung terbang, dan ikan berenang.
o Kalimat Majemuk Setara Pertentangan: Dihubungkan oleh kata tetapi,
sedangkan, melainkan
Contoh:
- Indonesia memiliki banyak penduduk, tetapi angka penerimaan
pajaknya masih tergolong rendah.
- Lulusan Poltekim memiliki fungsi sebagai kader imigrasi,
sedangkan Poltekip berfungsi sebagai kader pemasyarakatan.
o Kalimat Majemuk Setara Perurutan: Dihubungkan oleh kata lalu dan
kemudian
- Awalnya dia hanya mencoba-coba saja, kemudian dia terjerumus
ke dalam lingkaran setan narkoba.
- Masa basis kami telah selesai, lalu kami dilantik mejadi seorang
Taruna Politeknik Imigrasi
o Kalimat Majemuk Setara Pemilihan: Dihubungkan oleh kata atau.
- Mereka harus menyelesaikan tugasnya atau mereka akan menjalani
hukuman dari guru.
- Dia akan pergi studi banding ke Jepang atau ke Amerika Serikat.

• 3. Kalimat Majemuk Setara Rapatan: Suatu bentuk yang merapatkan dua atau
lebih kalimat tunggal.
- Saya belajar, berdoa, dan berhasil.
- Dian lari, sit up, dan push up.

• 4. Kalimat Majemuk Tidak Setara: Terdiri atas satu klausa bebas dan satu
klausa terikat. Induk kalimat mengandung inti dari pokok pembahasan,
sedangkan anak kalimat mengandung pertalian berupa tujuan, waktu, sebba,
akibat, syarat, dan lain sebagainya.
- Meskipun sudah diperingati, anak itu tidak kunjung berubah.
- Walaupun Ibu telah menasihatinya, Ia tetap hanya mendengar hasutan
temannya.

• 5. Kalimat Majemuk Tidak Setara yang Berunsur Sama: Kalimat ini dapat
dirapatkan jika dan hanya jika unsur-unsur subjeknya sama.
- Karena sudah muak, kami berusaha untuk tidak mendengarnya.
- Setelah mengganti buku dengan sampu baru, dia tidak lagi harus berhati-
hati dalam menggunakan buku sambil minum.

• 6. Penghilangan Kata Penghubung:


- Setelah mengetahui yang sebenarnya, saya merasa bersalah telah
menghakiminya saat itu.
- Karena menderita penyakit asma, ia harus memakai masker Ketika di jalan
raya.

• 7. Kalimat Majemuk Campuran:


- Karena sudah tidak sempat lagi, dia terpaksa mengemudi dengan
kecepatan tinggi.
- Dia tertawa, tetapi temannya sedang meringis kesakitan.

2. Kalimat Efektif
• Kesepadanan Struktur: Kesepadanan Struktur: keseimbanan antara pikiran dan
struktur bahasa yang dipakai
o Semua taruna wajib mengikuti Unit Kegiatan Taruna.
o Dalam menulis skripsi, para mahasiswa dibimbing oleh dosen
pembimbing.
• KeparalelanKeparalelan: kesamaan bentuk kata yang digunakan dalam kalimat
itu.
o Setiap akhir pekan, Ibu sering memasak, menyuci, serta mengepel.
o Tahap akhir dari pembangunan rumah adalah pengecatan dan
pengebora dinding.
• Ketegasan:Ketegasan: Penonjolan pada ide pokok kalimat.
o Para pembina berekspektasi tinggi kepada taruna untuk memenangkan
lomba.
o Saya suka jika para mahasiswa rajin, saya suka jika mereka memiliki
etika.
• Kehematan:Kehematan: Hemat mempergunakan kata, frasa atau betuk lain
yang dianggap tidak perlu.
o Karena marah, ia membanting meja itu
o Para penonton berdiri setelah mendengar suara nyanyiannya yang
menggelegar.
• KecermatanKecermatan: Yang dimaksud dengan cermat adalah bahwa kalimat
itu tidak menimbulkan tafsiran ganda.
o Perempuan yang berasal dari keluarga kaya raya itu mengadakan
donasi kepada yatim piatu.
o Ibu dua anak itu harus banting tulang untuk biaya sekolah anak-
anaknya.
• KepaduanKepaduan: Kepaduan pernyataan dalam kalimat sehingga informasi
yang disampaikannya tidak terpecah-pecah.
o DPR bertugas sebagai peyambung lidah antara rakyat dan pemerintah
o Uang yang ada pada dirinya tidak cukup untuk biaya hidupnya satu
bulan ini.
• KelogisanKelogisan: Yang dimaksud dengan kelogisan ialah bahwa ide
kalimat itu dapat diterima oleh akal da penulsiannya sesuai dengan ejaan yang
berlaku.
o Kepada Ibu Bupati kami persilakan.
o Susi Susanti meraih gelar kehormatan di bidang olahraga.

DAFTAR PUSTAKA
Arifin, E. Z., Wibowo, W., & Sosrohadi, S. (2010). Bahasa Indonesia Akademik: Mata
Kuliah Pengembangan Kepribadian. Tangerang: Pustaka Mandiri.
POLITEKNIK IMIGRASI
PRODI ADMINISTRASI KEIMIGRASIAN (A)
MATA KULIAH BAHASA INDONESIA
NAMA : ANNA EVITA MARETTA PANJAITAN
NRT : 2022.2667.2.02
PERTEMUAN : 7

Deskripsi Tugas:
1. Buatlah minimal 2 contoh paragraf yang menggunakan 2 kata transisi
2. Buatlah minimal masing-masing 1 contoh paragraph deduktif dan induktif
3. Buatlah minimal masing-masing 2 contoh paragraf dengan menggunakan kata
ganti orang dan kata ganti yang lain
4. Buatlah 1 paragraf yang menggunakan teknik pengembangan paragraf.
1. Kata Transisi
1. Pulau Kalimantan dan Pulau Riau mengalami kebakaran hutan yang dahsyat pada bulan Juli
hingga Maret 2021. Kebakaran terjadi dalam waktu lama karena api yang tidak terkendali
akibat musim kemarau yang panas dan kering. Kebakaran hutan tersebut menghanguskan lebih
dar46 juta hektar lahan. Akibatnya, sekitar 1,25 miliar hewan terpengaruh. Baik mati karena
terkena api, keracunan karbon dioksida, maupun rusaknya habitat. Akhirnya, pemerintah
mengeluarkan kebijakan untuk menghukum siapa saja yang melakukan pembakaran lahan

2. Sayangnya, karakteristik anak manja tidak hilang begitu saja di masa remaja. Dalam hal
yang demikian, pelatihan yang cukup selama masa pertumbuhan anak-anaklah yang
menjamin manja tidaknya perilaku seorang anak. Contoh pelatihan dapat berupa delegasi
pekerjaan rumah seperti mencuci piring dan membereskan makanan setelah makan. Oleh
sebab itu, peran orang tua sangat penting dalam mendidikan anak sedari kecil.

2. Paragraf Induktif dan Deduktif


A. Paragraf Deduktif: Kalimat utama di awal paragraf.
The Girl on the Train adalah film tahun 2016 yang menceritakan kisah Rachel, seorang pecandu
alkohol yang terobsesi dengan mantan suaminya Tom dan kehidupan baru yang Tom jalani
bersama istrinya saat ini, Anna, dan putrinya yang baru lahir.

Setiap hari Rachel bepergian dengan kereta api di mana dia bisa memata-matai rumah
lamanya. Obsesi ini meningkat ketika dia mulai memata-matai tetangga Tom dan Anna,
seorang wanita muda bernama Megan yang kehidupannya tampaknya sempurna membuat iri.
Kehidupan Rachel dimulai dengan hilangnya Megan, di mana dia terlibat. Pencarian wanita
muda itu menjadi misi pribadi, di mana Rachel mencoba memahami dan mengatasi masa
lalunya sendiri.
B. Paragraf Induktif: Kalimat utama di akhir paragraf.
Planet Bumi adalah satu-satunya rumah yang kita miliki. Tidak ada bukti bahwa bermigrasi ke
bagian lain dari galaksi akan terjadi dalam beberapa dekade mendatang.

Perlakuan yang telah kita berikan kepada rumah kita sangat disesalkan; polusi, penebangan
pohon sembarangan, tumpahan minyak di lautan. Semua aspek ini memperburuk keadaan dan
keseimbangan planet Bumi.

Kesalahan terbesar adalah dengan menghancurkan Bumi kita menghancurkan satu-satunya


tempat kita bisa hidup. Jadi inilah saatnya untuk menyadari dan melakukan segala
kemungkinan untuk memperbaiki kerusakan yang telah terjadi, untuk menyelamatkan diri kita
sendiri.

3. Kata Ganti Orang dan Kata Ganti yang Lain

A. Kata Ganti Orang: Kata ganti orang berguna untuk menghindari penyebutan nama
orang berkali-kali. Kata ganti yang dimaksud adalah saya, aku, ku, kita, kami, enngkau,
ku, kamu.

Anna, Andrayane, dan Dilla adalah Taruni Pertama Politeknik Imigrasi yang berasal dari
Program Studi Administrasi Keimigrasian. Mereka memilih untuk mengikuti Unit Kegiatan
Taruna bagian bela diri karate. Tujuan mereka mengikuti UKT tersebut adalah untuk melatih
kemampuan fisik mereka masing-masing.

Saya dan teman-teman saya yang bernama Ghina dan Khaisin sudah berteman baik sejak
menginjak bangku SMP. Kami kerap mengadakan kegiatan belajar bersama guna
mempersiapkan diri menghadapi UTS dan UAS. Namun, di saat covid-19 melanda, kami
megubah sistem belajar bersama kami menjadi daring.

B. Kata Ganti yang Lain: Kata ganti yang lain dugunakan dalam menciptakan kepaduan
paragraph ialah itu, ini, tadi, begitu, demikian, di situ, ke situ, di atas, di sana, di sini dan
sebagainya.

Itu adalah hasil dari kerja kerasnya selama ini. Ia rela hidup sederhana dan enabung Sebagian
besar dari pendapatannya agar dapat membeli asset berupa rumah dan tanah. Hal ini membuat
orang tuanya sungguh bangga kepadanya.

Karena berbuat demikian, Ia harus bertanggung jawab atas perbuatannya. Akhirnya, hakim
menjatuhkan hukuman penjara selama 5 tahun. Hal ini tentu membuat keluarganya kecewa dan
sedih terhadap dirinya. Namun, nasi sudah menjadi bubur dan waktu tidak bisa diputar kembali.

4. Teknik Pengembangan Paragraf

Ada beberapa teknik pengembangan paragraph, di antaranya ada:


1. Dengan memberikan contoh/fakta
2. Dengan memberikan alasan-alasan
3. Dengan bercerita

Teknik Pengembangan Paragraf dengan bercerita.


Saat libur lebaran, saya berkesempatan untuk pulang ke daerah asal. Hal ini merupakan momen
yang sudah saya tunggu-tunggu dari lama karena sudah sekian lama menahan rindu kepada
keluarga di rumah. Selama perjalanan menuju bandara, saya melihat banyak sekali orang-
orang, yang kemungkinan adalah perantau seperti saya, berbonndong-bondong menuju ruang
tunggu bandara. Saya melihat anak-anak berlarian dan bermain, ada juga yang tertidur di
pangkuan ibunya, serta banyak yang keluar masuk restoran bandara untuk makan. Selagi
menunggu jadwal penerbanga, saya melihat ke arah luar jendela di mana banyak pesawat
terparkir di luar. Sesekali saya menoleh ke televisi untuk menonton.

DAFTAR PUSTAKA
Arifin, E. Z., Wibowo, W., & Sosrohadi, S. (2010). Bahasa Indonesia Akademik: Mata
Kuliah Pengembangan Kepribadian. Tangerang: Pustaka Mandiri.

Anda mungkin juga menyukai