KELAS: 1B
NIM: P07534023077
bahasa adalah alat komuniksi yang digunakan banyak orang untuk penyampaian
maksud kepada lawan bicara yang bisa dipahami dan dimengerti
fungsi bahasa :
(1) sebagai alat untuk menyatakan ekspresi diri
TUGAS KELOMPOK
PERTEMUAN 2
1. Gambarkanlah keadaan masalah kebahasaan di Indonesia!
Jawab:
Jawab:
3. Apakah perbedaan antara kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan
kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa negara?
4. Jawab:
PERTEMUAN 3
1. Mengapakah bahasa Indonesia memiliki banyak ragam dan bagaimakah kaitan
pemakaian ragam bahasa tersebut dengan upaya mewujudkan adanya integrasi
nasional dan harmoni sosial? Jelaskan jawaban Saudara!
Jawab:
Bahasa Indonesia adalah bahasa persatuan dan nasional yang berlaku
di seluruh Negara Kesatuan Republik Indonesia. Penetapan Bahasa
Indonesia sebagai bahasa nasional telah diatur dalam Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945. Berangkat dari keinginan
untuk menjadi satu bangsa dengan satu bahasa pada Kongres Pemuda II
tahun 1928, bangsa Indonesia akhirnya bersepakat untuk menggunakan
bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan persatuan seluruh
komponen bangsa.
2. Apakah yang membedakan antara dialek geografis dan dialek sosial? Jelaskanlah
jawaban Saudara disertai dengan contoh ilustrasinya!
Jawab:
Dialek sosial membahas variasi bahasa pada kelompok-kelompok sosialmasyarakat
penutur, sedangkan dialek geografi yaitu membahas variasibahasa yang
digunakan oleh penutur di daerah tertentu.Contoh dialek geografis dalam bahasa
Jawa, yaitu dialek Banyumas,dialek Tegal, dialek Osing, dialek standar, dan
sebagainya.Contoh dialek sosial remaja. Dialek temporal yaitu dialek yang
dipakaipada kurun waktu tertentu.
3. Apakah yang dimaksud dengan interferensi? Bagaimanakah interferensi itu bisa
terjadi? Jelaskanlah jawaban Saudara dengan menyertakan contoh-contoh!
Jawab:
Interferensi adalah kekeliruan berbahasa yang disebabkan olehpengaruh
bahasa lain yang sering digunakan sehingga mempengaruhipenggunaan
bahasa lainya baik berupa pengaruh fonologis, morfologis,sintaksis, ataupun
leksikonnya.
4. Jika Saudara menulis skripsi atau tugas akhir menggunakan bahasa Indonesia, ragam
bahasa yang manakah yang Saudara gunakan? Jelaskan jawaban Saudara!
Jawab:
Ragam bahasa yang saya gunakan yaitu Bahasa resmi, sederhana, danlugas, serta
selalu dipakai untuk mengacu hal yang dibicarakan secaraobjektif. bagi
komunikasi, resmi, baik tertulis maupun lisan.
PERTEMUAN 4
Jawab:
Jawab:
3. Bagaimanakah sikap Saudara sebagai pemilik dari pemakai bahasa Indonesia dalam
ikut serta mengemban fungsi bahasa Indonesia sebagai lambang identitas nasional?
Jawab:
PERTEMUAN 5
Nyatakan kalimat ini salah (S) atau benar (B). Jika salah, betulkan lah dan berikanlah
contoh yang benar. Jika benar, tulislah Benar.
PERTEMUAN 6
1. Berikanlah contoh dalam kalimat kata yang memiliki makna denotatif dan
konotatif
Jawab:
Kalimat Konotatif
Suhu politik di Indonesia semkain memanas ( Memanas : Suasana tegang
atau penuh ketegangan )
Emosi anggi meluap ketika adiknya di pukulin ( Meluap : Menjadi -
jadi )
Pengalaman pahit yang aku rasakan mejadi penyemangat kesuksesan ku
( Pahit : Tidak menyenangkan hati )
Kalimat Denotatif
Rizki mengerjakan pekerjaan rumahnya dalam waktu setengah jam
Tempat tinggal Restu berada di dataran rendah
Diki menjual kambing hitam miliknya
PERTEMUAN 7
1. Jelaskan dengan contoh tata cara penulisan kata depan, kata ulang, kata
majemuk, dan kata gabungan kata yang mendapat satu imbuhan dan dua
imbuhan!
Jawab:
kata depan
Kata depan “di”, “ke”, dan “dari”, tidak boleh disambung, sehingga harus
dipisah dengan kata belakangnya ketika menunjukkan arah, tempat, waktu, dan
tempat. Contoh aturan kata depan ini adalah: di luar, di sana, di siang hari, ke
toko, ke luar, dari belakang, dari Surabaya, dan lain-lain.
kata ulang
kata “ulang” yaitu kata yang terjadi sebagai hasil reduplikasi. Contohnya,
sehari-hari, dedaunan dan lain sebagainya. Berdasarkan itu bisa diambil
kesimpulan bahwa, kata ulang ialah kata yang terjadi pengulangan pada kata
dasarnya.
kata majemuk
Kata majemuk adalah kata yang terdiri dari dua kata sebagai unsurnya di
samping itu, ada juga kata majemuk yang terdiri dari satu kata dan satu pokok
kata sebagai unsurnya. Misalnya daya tahan, daya juang, kamar tunggu, kamar
kerja, ruang baca, dan sebagainya.
kata gabungan
Gabungan kata berarti terdiri dari sejumlah kata yang digabungkan dan
membentuk makna baru Contohnya: rumah sakit, meja makan, tumpang tindih.
Adalah gabungan dua atau lebih kata yang sifatnya tidak predikatif.
kata imbuhan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, imbuhan adalah bubuhan (yang
berupa awalan, sisipan, akhiran) pada kata dasar untuk membentuk kata baru;
afiks. Prefiks atau awalan merupakan imbuhan yang terletak di awal kata
dasar, misalnya me-, di-, ber-, ter , dan lainnya
2. Perbaiki kalimat di bawah ini!
Jawab:
Rapat itu dihadiri Gubernur Seindonesia.
Firza sedang membaca buku konsep dan aplikasi bahasa Indonesia untuk
Perguruan Tinggi karya I putu gede Sutrisna, S.Pd.,M.Pd
PERTEMUAN 10
PERTEMUAN 12
1. Jelaskan kaitan Bahasa Indonesia yang baik dan benar dengan Bahasa Indonesia
baku
Jawab:
agam pemakaian bahasa seperti kata baku tercipta karena dalam konteks
komunikasi, penutur akan mempertimbangkan lawan bicara, isi pembicaraan,
dan kondisi pembicaraan. Sebab itulah, kata baku digunakan sebagai acuan resmi
dalam kaidah bahasa agar masyarakat memiliki rujukan ragam bahasa yang
sama.
2. Bahasa Indonesia baku memiliki 3 sifat yaitu kemantapan dinamis,kecendekiaan,
dan keseragaman jelaskan dengan 3 sifat tersebut?
Jawab:
Kemantapan dinamis
Mantap artinya sesuai dengan kaidah bahasa. Kalau kata rasa dibubuhi
awalan pe-, akan berbentuk kata perasa. Kata raba dibubuhi pe-, akan
terbentuk kata peraba. Oleh karena itu menurut kemantapan bahasa, kata
rajin dibubuhi pe-, akan menjadi perajin, bukan pengrajin. Kalau kita
berpegang pada sifat mantap, kata pengrajin tidak dapat kita terima. Bentuk-
bentuk lepas tangan, lepas pantai, dan lepas landas merupakan contoh
kemantapan kaidah bahasa baku.
Dinamis artinya tidak statis, tidak kaku. Bahasa baku tidak menghendaki
adanya bentuk mati. Kata langganan mempunyai makna ganda, yaitu orang
yang berlangganan dan toko tempat langganan. Dalam hal ini, tokonya
disebut langganan dan orang yang berlangganan itu disebut pelanggan.
Kecendengkiaan
Ragam baku bersifat cendekia karena ragam baku dipakai pada tempat-
tempat resmi. Pewujud ragam baku ini adalah orang-orang yang terpelajar.
Ragam baku dapat dengan tepat memberikan gambaran apa yang ada dalam
otak pembicara atau penulis.Contoh kalimat yang tidak cendekia adalah
sebagai berikut:Rumah sang jutawan yang aneh akan dijual.Makna rumah
sang jutawan yang aneh mengandung konsep ganda, yaitu rumahnya yang
aneh atau sang jutawan aneh. Dengan demikian, kalimat itu tidak
memberikan informasi yang jelas. Agar menjadi cendekia kalimat tersebut
harus diperbaiki sebagai berikut. - Rumah aneh milik sang jutawan akan
dijual. - Rumah sang jutawan aneh akan dijual.
Keseragaman
Ragam baku bersifat seragam. Pada hakikatnya, proses pembakuan bahasa
adalah proses penyeragamaan bahasa. Dengan kata lain, pembakuan bahasa
adalah pencarian titik-titik keseragaman. Pelayan kapal terbang dianjurkan
untuk memakai istilah pramugara
tetapi kata tersebut sampai saat ini tidak disepakati untuk dipakai. Yang
timbul dalam masyarakat ialah pramugara dan pramugari.
3. Kalimat kalimat berikutb tergolong tidak baku karena bersifar pleonostik,
perbaikilah!
a. Para guru sedang mengikuti rapat
b. Kebodohan adalah merupakan kemiskinan
c. Tamu itu saling bersalam salaman dengan presiden
d. Dalam kita membentuk rumah tangga kita harus siap mental
Jawab:
PERTEMUAN 13
1. Kejelasan (Clarity), Karangan ilmah harus konkret dan jelas, mudah dipahami,
mudah dibaca serta tidak memberi ruang untuk disalahtafsirkan, tidak boleh
bersifat samar-samar. Tidak boleh kabur, tidak boleh ada wilayah abu-abu (tidak
jelas) alias gamblang.
2. Ketepatan (accuracy), Karangan ilmiah menjunjung tinggi keakuratan atau
ketepatan. Hasil penelitian ilmiah dan cara penyajian hasil penelitian itu harus
tepat dan akurat. Maka penulis dan atau peneliti harus sangat cermat, sangat
teliti, tidak boleh sembrono atau ‘main-main dengan ilmu’.
3. Keringkasan (brevity), Karangan ilmiah harus ringkas. Ringkas tidak sama
dengan pendek. Karangan setebal 500 halaman dapat dikatakan ringkas sejauh
isinya tidak terdapat bentuk-bentuk kebahasaan yang bertele-tele, kalimat yang
bertumpukan, sarat dengan kemubaziran dan kerancuan.
4. Menulis pada hakikatnya merupakan sebuah proses yang terdiri atas beberapa
tahap, jelaskan tahap tahap tersebut
Jawab:
Tahap Pratulis
Tahapan menulis pratulis atau tahap menulis pramenulis ini merupakan tahap
siap menulis. Tahapan menulis atau penemuan menulis ini diyakini bahwa 20
persen atau lebih waktu akan tersita pada tahapan ini (Murray: 1985). Pada
tahapan pratulis ini, penulis juga akan melalui tahapan menulis lainnya
meliputi, (1) memilih topik, (2) memilikirkan tujuan, bentuk, dan audiens, dan
(3) memanfaatkan dan mengorganisasikan gagasan-gagasan.
Tahap Pembuatan
Tahapan menulis yang kedua adalah tahap pembuatan. Pada tahap ini tulisan
penulis sudah mulai bisa mengembangkan kerangka tulisan menjadi draf
tulisan yang disusun secara kasar. Pada proses ini, penulis akan mulai lebih
mengutamakan isi tulisan daripada tata tulisnya, sehingga semua pikiran,
gagasan, dan perasaan mampu tertuang ke dalam tulisan.
Tahap Revisi
Tahapan menulis yakni tahap revisi atau tahap perbaikan ini merupakan tahap
di mana penulis dapat memperbaiki tulisannya. Mulai dari menambah data
atau mengurangi data, kalimat, atau aspek tulisan lain yang memang harus
diperbaiki, kemudian menambah atau mengurangi informasi pada tulisan,
mempertajam perumusan tulisan, mengubah urutan penulisan, dan lain
sebagainya.
Tahap Penyuntingan
Berbeda dengan tahapan menulis yakni tahap revisi, tahap penyuntingan ini
dilakukan oleh penulis dengan maksud membaca lagi keseluruhan isi draf atau
tulisan yang sudah utuh atau sudah selesai. Dalam tahapan menulis draf kasar,
sudah dijelaskan bila diperlukan berbagai perbaikan dan juga penyempurnaan
yang dilakukan melalui tahap revisi.
PERTEMUAN 14
1. Identitas buku:
Judul : Strategi: Konsep dan Aplikasinya
Jakarta 13220