KELAS: 1B
NIM: P07534023076
PERTEMUAN 1
bahasa adalah alat komuniksi yang digunakan banyak orang untuk penyampaian
maksud kepada lawan bicara yang bisa dipahami dan dimengerti
fungsi bahasa :
(1) sebagai alat untuk menyatakan ekspresi diri
TUGAS KELOMPOK
Jawab:
Jawab:
3. Apakah perbedaan antara kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan
kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa negara?
4. Jawab:
Jawab:
Jawab:
3. Bagaimanakah sikap Saudara sebagai pemilik dari pemakai bahasa Indonesia dalam
ikut serta mengemban fungsi bahasa Indonesia sebagai lambang identitas nasional?
Jawab:
PERTEMUAN 5
Nyatakan kalimat ini salah (S) atau benar (B). Jika salah, betulkan lah dan berikanlah
contoh yang benar. Jika benar, tulislah Benar.
1. Mereka membeli Kacang Bandung dan Gudeg Yogya. (S)
= Mereka membeli kacang Bandung dan gudeg Yogya.
2. Mereka bekerja di Yayasan Ilmu – Ilmu Sosial. (B)
3. Wilayah itu akhirnya menjadi sebuah Kecamatan. (S)
= Wilayah itu akhirnya menjadi sebuah kecamatan.
4. Dia menjabat sebagai Kepala Tata Usaha. (B)
5. Saya membaca majalah Bahasa dan Sastra. (B)
6. Para Menteri berziarah ke makam Bung Karno. (S)
= Para menteri berziarah ke Makam Bung Karno.
7. Seogianya saudara menulis surat kepada Kepala Desa. (B)
8. Kiriman saudara sudah di terima oleh Bupati Sleman kemarin. (S)
= Kiriman Saudara sudah di terima oleh Bupati Sleman kemarin.
9. Disuruhnya anak itu membeli gula jawa dan pisang ambon. (B)
10. Kantornya bernama Badan Kesejahteraan Ibu dan Anak. (B)
11. Negara itu akhirnya menjadi sebuah Republik. (S)
= Negara itu akhirnya menjadi sebuah republik.
12. Dilihatnya Undang Undang yang berlaku itu segera mungkin. (S)
= Dilihatnya undang – undang yang berlaku itu segera mungkin.
13. Presiden menetapkan undang – undang penyiaran (S)
= Presiden menetapkan Undang – Undang penyiaran.
14. Saya membaca Koran KOMPAS. (S)
= Saya membaca koran Kompas.
15. Para Jendral berziarah ke makam ibu Sudirman. (S)
= Para jendral berziarah ke Makam ibu Sudirman
16. Terbaca sudah Koran REPUBLIKA halaman/halaman. (S)
= Terbaca sudah koran Republika halaman/halaman.
17. Rapat K M S I membahas tentang pengembangan kurikulum. (B)
18. Politik Devide et Impera pernah meraja lela disini. (S)
= Politik devide et impera pernah merajalela disini.
19. Saya mengenal Bp. Marwan dan Tuti, S K M sarjana kesehatan masyarakat itu. (B)
20. Daya lampu yang itu tercatat sebesar 5 Ampere dan yang lain ini 3 Ampere. (S)
= Daya lampu yang tercatat sebesar 5 ampere dan yang lain ini 3 ampere.
21. Nama ilmiah buah manggis ialah carcinian mangostana. (S)
= Nama ilmiah buah manggis ialah carnician mangostana.
PERTEMUAN 6
1. Berikanlah contoh dalam kalimat kata yang memiliki makna denotatif dan
konotatif
Jawab:
Kalimat Konotatif
Suhu politik di Indonesia semkain memanas ( Memanas : Suasana tegang
atau penuh ketegangan )
Emosi anggi meluap ketika adiknya di pukulin ( Meluap : Menjadi -
jadi )
Pengalaman pahit yang aku rasakan mejadi penyemangat kesuksesan ku
( Pahit : Tidak menyenangkan hati )
Kalimat Denotatif
Rizki mengerjakan pekerjaan rumahnya dalam waktu setengah jam
Tempat tinggal Restu berada di dataran rendah
Diki menjual kambing hitam miliknya
PERTEMUAN 7
1. Jelaskan dengan contoh tata cara penulisan kata depan, kata ulang, kata
majemuk, dan kata gabungan kata yang mendapat satu imbuhan dan dua
imbuhan!
Jawab:
kata depan
Kata depan “di”, “ke”, dan “dari”, tidak boleh disambung, sehingga harus
dipisah dengan kata belakangnya ketika menunjukkan arah, tempat, waktu, dan
tempat. Contoh aturan kata depan ini adalah: di luar, di sana, di siang hari, ke
toko, ke luar, dari belakang, dari Surabaya, dan lain-lain.
kata ulang
kata “ulang” yaitu kata yang terjadi sebagai hasil reduplikasi. Contohnya,
sehari-hari, dedaunan dan lain sebagainya. Berdasarkan itu bisa diambil
kesimpulan bahwa, kata ulang ialah kata yang terjadi pengulangan pada kata
dasarnya.
kata majemuk
Kata majemuk adalah kata yang terdiri dari dua kata sebagai unsurnya di
samping itu, ada juga kata majemuk yang terdiri dari satu kata dan satu pokok
kata sebagai unsurnya. Misalnya daya tahan, daya juang, kamar tunggu, kamar
kerja, ruang baca, dan sebagainya.
kata gabungan
Gabungan kata berarti terdiri dari sejumlah kata yang digabungkan dan
membentuk makna baru Contohnya: rumah sakit, meja makan, tumpang tindih.
Adalah gabungan dua atau lebih kata yang sifatnya tidak predikatif.
kata imbuhan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, imbuhan adalah bubuhan (yang
berupa awalan, sisipan, akhiran) pada kata dasar untuk membentuk kata baru;
afiks. Prefiks atau awalan merupakan imbuhan yang terletak di awal kata
dasar, misalnya me-, di-, ber-, ter , dan lainnya
2. Perbaiki kalimat di bawah ini!
Jawab:
Rapat itu dihadiri Gubernur Seindonesia.
Firza sedang membaca buku konsep dan aplikasi bahasa Indonesia untuk
Perguruan Tinggi karya I putu gede Sutrisna, S.Pd.,M.Pd
PERTEMUAN 10
PERTEMUAN 12
1. Jelaskan kaitan Bahasa Indonesia yang baik dan benar dengan Bahasa Indonesia
baku
Jawab:
agam pemakaian bahasa seperti kata baku tercipta karena dalam konteks
komunikasi, penutur akan mempertimbangkan lawan bicara, isi pembicaraan,
dan kondisi pembicaraan. Sebab itulah, kata baku digunakan sebagai acuan resmi
dalam kaidah bahasa agar masyarakat memiliki rujukan ragam bahasa yang
sama.
2. Bahasa Indonesia baku memiliki 3 sifat yaitu kemantapan dinamis,kecendekiaan,
dan keseragaman jelaskan dengan 3 sifat tersebut?
Jawab:
Kemantapan dinamis
Mantap artinya sesuai dengan kaidah bahasa. Kalau kata rasa dibubuhi
awalan pe-, akan berbentuk kata perasa. Kata raba dibubuhi pe-, akan
terbentuk kata peraba. Oleh karena itu menurut kemantapan bahasa, kata
rajin dibubuhi pe-, akan menjadi perajin, bukan pengrajin. Kalau kita
berpegang pada sifat mantap, kata pengrajin tidak dapat kita terima. Bentuk-
bentuk lepas tangan, lepas pantai, dan lepas landas merupakan contoh
kemantapan kaidah bahasa baku.
Dinamis artinya tidak statis, tidak kaku. Bahasa baku tidak menghendaki
adanya bentuk mati. Kata langganan mempunyai makna ganda, yaitu orang
yang berlangganan dan toko tempat langganan. Dalam hal ini, tokonya
disebut langganan dan orang yang berlangganan itu disebut pelanggan.
Kecendengkiaan
Ragam baku bersifat cendekia karena ragam baku dipakai pada tempat-
tempat resmi. Pewujud ragam baku ini adalah orang-orang yang terpelajar.
Ragam baku dapat dengan tepat memberikan gambaran apa yang ada dalam
otak pembicara atau penulis.Contoh kalimat yang tidak cendekia adalah
sebagai berikut:Rumah sang jutawan yang aneh akan dijual.Makna rumah
sang jutawan yang aneh mengandung konsep ganda, yaitu rumahnya yang
aneh atau sang jutawan aneh. Dengan demikian, kalimat itu tidak
memberikan informasi yang jelas. Agar menjadi cendekia kalimat tersebut
harus diperbaiki sebagai berikut. - Rumah aneh milik sang jutawan akan
dijual. - Rumah sang jutawan aneh akan dijual.
Keseragaman
Ragam baku bersifat seragam. Pada hakikatnya, proses pembakuan bahasa
adalah proses penyeragamaan bahasa. Dengan kata lain, pembakuan bahasa
adalah pencarian titik-titik keseragaman. Pelayan kapal terbang dianjurkan
untuk memakai istilah pramugara
tetapi kata tersebut sampai saat ini tidak disepakati untuk dipakai. Yang
timbul dalam masyarakat ialah pramugara dan pramugari.
3. Kalimat kalimat berikutb tergolong tidak baku karena bersifar pleonostik,
perbaikilah!
a. Para guru sedang mengikuti rapat
b. Kebodohan adalah merupakan kemiskinan
c. Tamu itu saling bersalam salaman dengan presiden
d. Dalam kita membentuk rumah tangga kita harus siap mental
Jawab:
PERTEMUAN 13
1. Kejelasan (Clarity), Karangan ilmah harus konkret dan jelas, mudah dipahami,
mudah dibaca serta tidak memberi ruang untuk disalahtafsirkan, tidak boleh
bersifat samar-samar. Tidak boleh kabur, tidak boleh ada wilayah abu-abu (tidak
jelas) alias gamblang.
2. Ketepatan (accuracy), Karangan ilmiah menjunjung tinggi keakuratan atau
ketepatan. Hasil penelitian ilmiah dan cara penyajian hasil penelitian itu harus
tepat dan akurat. Maka penulis dan atau peneliti harus sangat cermat, sangat
teliti, tidak boleh sembrono atau ‘main-main dengan ilmu’.
3. Keringkasan (brevity), Karangan ilmiah harus ringkas. Ringkas tidak sama
dengan pendek. Karangan setebal 500 halaman dapat dikatakan ringkas sejauh
isinya tidak terdapat bentuk-bentuk kebahasaan yang bertele-tele, kalimat yang
bertumpukan, sarat dengan kemubaziran dan kerancuan.
4. Menulis pada hakikatnya merupakan sebuah proses yang terdiri atas beberapa
tahap, jelaskan tahap tahap tersebut
Jawab:
Tahap Pratulis
Tahapan menulis pratulis atau tahap menulis pramenulis ini merupakan tahap
siap menulis. Tahapan menulis atau penemuan menulis ini diyakini bahwa 20
persen atau lebih waktu akan tersita pada tahapan ini (Murray: 1985). Pada
tahapan pratulis ini, penulis juga akan melalui tahapan menulis lainnya
meliputi, (1) memilih topik, (2) memilikirkan tujuan, bentuk, dan audiens, dan
(3) memanfaatkan dan mengorganisasikan gagasan-gagasan.
Tahap Pembuatan
Tahapan menulis yang kedua adalah tahap pembuatan. Pada tahap ini tulisan
penulis sudah mulai bisa mengembangkan kerangka tulisan menjadi draf
tulisan yang disusun secara kasar. Pada proses ini, penulis akan mulai lebih
mengutamakan isi tulisan daripada tata tulisnya, sehingga semua pikiran,
gagasan, dan perasaan mampu tertuang ke dalam tulisan.
Tahap Revisi
Tahapan menulis yakni tahap revisi atau tahap perbaikan ini merupakan tahap
di mana penulis dapat memperbaiki tulisannya. Mulai dari menambah data
atau mengurangi data, kalimat, atau aspek tulisan lain yang memang harus
diperbaiki, kemudian menambah atau mengurangi informasi pada tulisan,
mempertajam perumusan tulisan, mengubah urutan penulisan, dan lain
sebagainya.
Tahap Penyuntingan
Berbeda dengan tahapan menulis yakni tahap revisi, tahap penyuntingan ini
dilakukan oleh penulis dengan maksud membaca lagi keseluruhan isi draf atau
tulisan yang sudah utuh atau sudah selesai. Dalam tahapan menulis draf kasar,
sudah dijelaskan bila diperlukan berbagai perbaikan dan juga penyempurnaan
yang dilakukan melalui tahap revisi.
PERTEMUAN 14
1. Identitas buku:
Judul : Strategi: Konsep dan Aplikasinya
Jakarta 13220