Anda di halaman 1dari 9

14.13.

Metode dan Pelaksanaan Plugging Terowong Pengelak

14.13.1. Umum
Pembetonan Sumbat (Plugging) pada Terowongan Pengelak Bendungan
Jatigede dilakukan dalam rangka pelaksanaan pengisian impounding waduk.
Plugging Terowongan Pengelak berfungsi menyumbat Saluran Pengelak dengan
menggunakan beton mutu tertentu yang bertujuan untuk menutup aliran air sungai
sehingga air akan mengisi area genangan waduk.
Pelaksanaan Plugging pada Terowongan Pengelak harus diselesaikan
sebelum air melimpah melalui intake gate maupun bangunan pengambilan air (water
way).
Pelaksanaan Pembetonan Plugging terdiri dari :

a. Pembetonan Primary Plugging dilakukan setelah pintu Terowongan Pengelak


ditutup
b. Pembetonan Main Plugging (Secondary Plugging) dilakukan setelah Primary
Plugging selesai dilaksanakan.

Kegiatan dalam Pelaksanaan Plugging :

 Pembetonan Tunnel Plug


 Drilling Grout Holes di Terowong Pengelak
Tabel 4.13.1. Kegiatan Pelaksanaan Pekerjaan Plugging di Terowongan Pengelak
Bendungan Jatigede, BBWS Cimanuk- Cisanggarung

NO. Kegiatan Pelaksanna Plugging

1 Plugging terowongan pengelak


Tunnel plugs
2 Boring grouting di terowongan pengelak
a. Pipa baja untuk pendinginan dan thermometers
b. Diversion tunnel set-up rig untuk drilling lubang grout
c. Tahap dari 0 ke 10 meter drilling lubang grout
d. Postcooling pada diversion tunnel plugs
  e. Diversion tunnel plugs set-up rig untuk drilling lubang grout
  f. Water testing lubang grout pada lubang plug diversion tunnel
  g. Diversion tunnel plug grouting hookup to hole
  h. Casing left permanently pada grout holes
  i. Diversion tunnel cement untuk pressure grouting
  j. Fine sand untuk pressure grouting
  k. Lubang drainase diameter 76 mm

13.2. Lokasi Plugging dan Typical Section of Plug.

a. Lokasi Plugging pada Terowongan Pengelak (Diversion Plugging)

b. Typical Section of Plug


1. Typical Section of Primary Plug
Pembetonan dilakukan setelah pintu terowongan pengelak ditutup.
2. Typical Section of Main Plug
Pembetonan main plugging (secondary plugging ) dilakukan setelah
pembetonan primary plugging.

13.3. Bagan Alir (Flow Chart) Pelaksanaan Plugging


Flow chart pelaksanaan untuk primary plugging dapat diidentikan dengan flow
chart pelaksanaan untuk main plugging.
13.4. Metode Pelaksanaan
Tahapan pelaksanaan pembetonan plugging adalah sebagai berikut :

13.4.1. Pekerjaan Persiapan


a. Pintu Penutup (Closure Gate) dan Jalan Akses (Access Road)
Sesaat setelah penutupan pintu penutup (closure gate), area ditepi kanan
kanan kolam terjun (right bank of plunge pool) hingga dimuka tunnel outlet
digunakan sebagai jalur akses pemuatan material dari atas. Jembatan
kantilever dibangun untuk mencapai bagian depan outlet terowongan.

b. Penggunaan Peralatan dan Material


Tabel di bawah ini menunjukkan penggunaan peralatan dan material utama.

Tabel 4.13.2 Peralatan dan Material untuk Pekerjaan Plugging Tunnel

Deskripsi Spesifikasi
Concrete Type G
Metal Seals Galvanised Steel Plate, t = 1,5 mm, w = 400 mm
Steel Reinforcement Bar JIS G3112
Grout Pipes 3/4 up to 2 inch
Supply : Steel Pipe, GSP dia. 1 and 3/4 inch
Contact Grout Riser : Steel Pipe. GSP dia. 3/4 inch
Grout Pipe : Steel Pipe Steel Pipe. GSP dia. 3/4 inch
Air Vent ( Control ) GSP, dia. 1 1/2 inch
Backfill Grout Supply : Steel Pipe, GSP dia. 2 inch
GSP, dia. 1 and 1 1/2 inch
Stop Valves
GSP, dia. 2 inch
Drainage Pipe GSP, dia. 200 mm
Anchor Bar D 12
Thermometer Pipe Stem Thermometer
Cooling System Steel Pipes, dia 1 x 1 inch
Black Steel Pipes, dia. 1 inch
Cooling Pipes Knee, dia. 1 inch
Socket, dia. 1 inch
Stop Valves GSP, dia. 1 inch
Water Tank 1500

4.2. Pemasangan Steel Galvanized Plate (Grout Stopper)


a. Alur Grout Stopper
Setelah penutupan intake terowongan pengelak, pemasangan plat baja galvanis
dibantu dengan perancah (scaffolding), yang kemudian dibongkar setelah
pemasangan plat baja galvanis selesai.
b. Pelat Baja Galvanis (Grout Stopper)
Pelat galvanis baja (steel galvanized plate) untuk grout stopper terdiri dari 8
bagian dan sambungan setiap bagian dilas dengan 50 mm.
c. Pemasangan Grout Pipe
Setelah pemasangan steel galvanized plate selesai, grout pipe, termasuk riser
pipes (pipa pelepas tekanan), pipa backfill, dan T-Type socket dipasang dan
diperkuat oleh u bolts pada 10 cm center to center pada posisi yang benar.
d. Pemasangan Pipa Drainase , diameter 200 mm.
Pipa Drainase dipasang dibagian bawah terowongan sebelum tahap pertama
menempatkan beton .
Shut-off gate diikat dengan tali kawat berdiameter 12 mm, dipasang di pipa
drainase ujung hulu. Tali kawat diikat dengan belokan putar dari ujung hilir pipa
drainase. Setelah selesai closing-plugging pipa drainase, pipa drainase dialiri
melalui pipa grout.
Proporsi campuran semen grout : air = 1 : 1.

e. Begesting (Formwork) pada Bagian Hulu (Upstream Side) Plug Primer


Setelah pemasangan pipa drainase selesai, form bagian hulu dipasang seperti
yang diuraikan di bawah ini :

- Gambar di bawah ini menunjukkan pengaturan tipikal dari bentuk akhir


bagisan hulu untuk beton pengangkat pertama (lapisan pertama dari blok A).
- Bekisting (forms) dipasang dan dikencangkan dengan kuat menggunakan
balok kayu, palang penegang untuk menghindari pergeseran atau deformasi.
Semua kayu pendukung dan anchor bar dibagian atas form untuk semua
(sampai lapisan ke-5 blok A1) harus dipasang dengan kencang sebelum
pengecoran beton.
- Setelah penempatan beton angkatan (lift) ke-2, form untuk beton angkatan
ke-1 dapat dihilangkan.
- Gambar di bawah juga menunjukkan pengaturan tipikal dari beton angkatan
ke-10 (lapisan ke-5 dari blok A1).
- Form untuk beton angkat ke-6 dipasang pada posisi yang benar dan dengan
kencang dipasang menggunakan balok kayu, batang baja tulangan, dan
palang penahan untuk menghindari pergeseran atau deformasi selama
penempatan beton.
- Begisting ujung hulu (upstream end forms) untuk beton angkatan ke-6
(lapisan ke-4) tidak akan dihilangkan.

f. Instalasi Pipa Pendingin dan Pipa Thermometer


Gambar-gambar berikut menunjukkan susunan pipa-pipa pendingin dan
menunjukkan detil pipa pendingin untuk setiap blokplug sekunder. Selain itu,
pipa thermometer dan thermometer tertanam dalam beton plug pada posisi
yang diarahkan seperti yang ditunjukkan pada gambar untuk mengukur suhu
beton sampai suhu beton telah mencapai 26° c. suhu mencapai 26°c setelah
turun dari titik suhu tertinggi.
Gambar-gambar pemantauan untuk plug harus ditambahkan seperti misalnya
gambar tentang suhu dan meteran bersama.
Semua pipa pendingin diuji untuk kebocoran di bawah tekanan 3.5 kgf/cm².
g. Pemasangan Begisting Ujung Hilir (Downstream End Forms) Plug Primer
Setelah pemasangan pipa pendingin selesai, form downstream end dipasang
seperti yang diuraikan di bawah ini :

1) Form terbuat dari kayu, gambar berikut menunjukkan pengaturan khas


downstream end forms.
2) Downstream end forms dipasang dengan kuat menggunakan balok kayu,
jangkar dan palang penegang untuk menghindari pergeseran atau deformasi
selama setiap penempatan beton.
3) Penghapusan form adalah 24 jam setelah pengosongan atau seperti yang
disebutkan dari spesifikasi teknis.
h. Pembetonan (Concrete Placing)
Metode Pelaksanaan

- Beton yang dipakai adalah Tipe G sebagaimana disebutkan dalam Tabel


4.13.4.
- Perencanaan penempatan beton pada plug untuk plug primer dan plug utama
- Jumlah angkatan beton untuk plug primer dan sekunder adalah 5 lift.
- Beton dicampur di batching plant
- Beton diangkut oleh truk pengaduk ke pompa beton di outlet Terowongan
Pengelak.
- Volume total beton adalah seperti yang ditunjukkan pada Tabel 4.13.3.
Tabel 4.13.3. Volume Total Beton

Primary Plug A1 Secondary Plug B1 Secondary Plug B2


Lift
Zone ( L= 10 m) Zone ( L = 15,50 m) Zone ( L = 15,50 m)
3 144,90 m³ 224,60 m³ 224,60 m³
2nd 187,90 m³ 291,25 m³ 291,25 m³
3rd 198,00 m³ 306,90 m³ 306,90 m³
4th 166,00 m³ 257,30 m³ 257,30 m³
5th 88,50 m³ 137,18 m³ 137,18 m³
Total (m³) 785,40 m³ 1.217,23 m³ 1.217,23 m³
Tabel 4.13.4. Proporsi Campuran Beton untuk Plug Beton

Kekuatan
Maximum Water - Minimum Vement
Karakteristik Lokasi
Jenis Campuran Cement Rasio Content per Unit (Mpa)
    Volume of Concrete    
    ( kg / m³ )    
Tunne
l
linings
G 0.6 320 20
;
tunnel
plugs

i. Pendinginan Pembetonan
Pendinginan beton untuk concrete plug harus dilakukan sesuai dengan
Spesifikasi Teknis sebagaimana yang ditentukan.
Pendinginan harus dimulai segera setelah penempatan beton.
Air pendingin harus teru menerus disediakan oleh pompa melalui pipa pendingin
dari saat menempatkan beton sampai suhu beton turun ke 26° c. Pengosongan
air harus dikontrol agar tidak melebihi 50° c dari suhu beton. Air pendingin pada
dasarnya tidak disirkulasikan kembali. Air ini dibuang setelah setiap sirkulasi
disisi downstream dari plug concrete.
Arah aliran melalui pipa pendingin dibalikkan setiap 24 jam. Namun, air
pendingin disirkulasikan ulang selama tahap awal pendinginan untuk
menghindari berbagai perbedaan suhu antara air pendingin dan beton yang
akan didinginkan.
Tabel 4.13.5. menunjukkan laju pendinginan untuk plug concrete selama
pendinginan seperti yang disebutkan dalam Spesifikasi Teknis.

Tabel 4.13.5. Tingkat Pendinginan

Nilai Maksimum dari


Hari Setelah
Pendinginan
Penempatan Beton
( °C/Day )
2~5 1.0
5 ~ 10 0.8
10 ~ 20 0.6
20 ~ 30 0.3
30 ~ 40 0.2
Lebih besar dari 40 0.1

j. Pekerjaan Grouting

1) Backfill Grouting
Backfill Grouting harus dilakukan setelah menempatkan lift ke-4 dari beton
untuk mengisi agar kekosongan tidak mencapai beton, khususnya pada ujung
hulu.
Backfill Grouting dilakukan sesuai dengan Spesifikasi Teknis.
Mortar disuntikkan melalui pipa grout backfill. Proporsi campuran mortar
harus sama atau lebih tebal dari jenis beton Tipe G (beton Tipe G tanpa
agregat kasar). Proporsi akan diputuskan mengingat kemampuan kerjanya.
Tekanan maksimum yang diijinkan untuk mengisi ulang grouting adalah 2
kg/cm². Grouting harus dilanjutkan sampai laju injeksi menurun hingga nol di
bawah tekanan maksimum yang diijinkan.

2) Contact Grouting
Setelah menyelesaikan pendinginan concrete plug, contact grouting
dilakukan sesuai dengan Spesifikasi Teknik
- Sebelum injeksi, dilakukan sirkulasi air melalui pipa pasokan dan ventilasi
untuk menghindari gangguan di dalam pipa griut setelah menempatkan
beton.
- Konsentrasi grout yang akan digunakan dengan rasio air / semen dari 2 : 1
hingga 1 : 1.
- Bila injeksi grout bocor dari ujung pipa kembali, katup penghenti ditutup
satu persatu, sampai semua pipa kembali akhirnya tertutup.
- Tekanan yang diijinkan adalah 2 - 4 kg / cm².
- Ketika tekanan maksimum telah mencapai 2 kg / cm², laju injeksi telah
menurun menjadi nol pada tekanan yang diijinkan.
- Jika tekanan maksimum dapat dipertahankan selama 30 menit, maka
grouting dianggap telah selesai.

3) Consolidation Grouting

Grouting konsolidasi dilakukan melalui lubang grout yang dibor di lokasi


seperti yang ditunjukkan pada gambar di bawah ini, untuk memotong
kebocoran air disepanjang terowongan dengan kedalaman 6 m dari muka
bagian dalam lapisan beton, tekanan grout maksimum yang akan diterapkan
oleh pabrik akan menjadi 5 kg / cm², proposal grout cair (rasio air semen)
dan kriterian perubahan harus mengikuti manual grouting.

13.5. Sumber Daya yang Digunakan


Sumber daya yang digunakan (peralatan, material, dan sumber daya manusia )
pada pembetonan dan grouting plugging identik dengan sumber daya yang
digunakan pada pembetonan dan pekerjaan grouting pada Terowongan
Pengelak (lihat pada Sub Bab 4.4.2).

13.6. Kesehatan, Keselamatan Kerja, dan Lingkungan (K3L) Pekerjaan Plugging


K3L untuk pelaksanaan pekerjaan plugging identik dengan pelaksanaan K3L
pembetonan Terowongan (lihat Sub Bab 4.4.2).

Anda mungkin juga menyukai