LATAR BELAKANG
Bendungan Muara Juloi dimaksudkan untuk upaya penyelesaian masalah Pengelolaan
sumber air. Dimana dengan dibangunnya bendungan untuk menampung kelebihan air
dimusim hujan, dimungkinkan untuk membangkitkan energi listrik, pengendalian banjir
dengan meredam debit banjir di dalam waduk, ketersediaan air baku untuk musim kemarau,
upaya konservasi sumber daya air dan stabilisasi dasar sungai untuk navigasi.
GAMBARAN WILAYAH
Karakteristik alam Kabupaten Murung Raya dengan luas wilayah sekitar 23.700 km²,
didominasi oleh pegunungan dan perbukitan, hulu sungai, dan riam-riam. Kondisi topografi
yang demikian antara lain menyebabkan udaranya terasa dingin dan agak lembab dengan
curah hujan rata-rata sekitar 3.000 mm per tahun. Temperatur udara rata-rata berkisar 22º-
35ºC, dengan kelembaban nisbi rata-rata 85%.
Fungsi kawasan di bagian Utara wilayah ini menjadi sangat penting, terutama sebagai
hamparan emas hijau hutan hujan tropis yang masih asli dengan keanekaragaman hayati yang
tinggi, juga sebagai menara air (water reservoir) bagi sungai-sungai utama di wilayah
Kalimantan, khususnya Sungai Barito yang memiliki panjang mencapai 900 km.
Pada umumnya Kabupaten Murung Raya dari wilayah bagian selatan hingga bagian Timur
merupakan dataran agak rendah, sedangkan ke arah Utara dengan bentuk daerah berbukit-
bukit lipatan, patahan yang dikelilingi oleh hamparan pegunungan Muller/Schwaner.
Apabila dilihat dari tingkat ketinggiannya, maka sebagian besar (72,08%) dari luas wilayah
Kabupaten Murung Raya terletak pada ketinggian 500-1.000 meter dari permukaan laut,
terutama di daerah Kecamatan Sumber Barito. Kemudian 5,18% terletak pada ketinggian
100-500 meter dari permukaan laut.
Bagian wilayah dengan lereng atau kemiringan 0 - 2 % terdapat di bagian selatan tepi sungai
Barito, bagian wilayah dengan kemiringan 2 - 15% tersebar di semua kecamatan seluas 1.785
Km 2 (21,94% ), bagian wilayah dengan kemiringan 15 - 40% tersebar di semua kecamatan
seluas 4.275 Km 2 (52,55%) dan wilayah di atas 40% seluas 2.075 Km2 (25,51%).
Secara umum jenis tanah yang dominan terdapat di Kabupaten Murung Raya terdiri dari 3
jenis yaitu : Podsolik seluas 30,17%, Oksisol (Laterik) seluas 61,98% dan Litosol seluas
7,85%. Jenis tanah Podsolik terdapat di Kecamatan Laung Tuhup, Murung, Tanah Siang,
Permata Intan dan sedikit di Kecamatan Sumber Barito. Jenis tanah Oksisol (Laterik) banyak
ditemukan di Kecamatan Sumber Barito dan sedikit di Kecamatan Tanah Siang. Sedangkan
jenis tanah litosol hanya terdapat di Kecamatan Sumber Barito sebanyak 57,69% dari jenis
tanah sesuai untuk berbagai penggunaan seperti untuk perkebunan kelapa, kelapa sawit, karet,
tanaman pangan, persawahan dan permukiman.
Kabupaten Murung Raya termasuk daerah beriklim tropis yang lembab dan panas, karena
secara geografis terletak di garis khatulistiwa dengan curah hujan yang cukup tinggi (berkisar
dari 2.500 - 4.000 mm/tahun). Suhu pada siang hari rata-rata 26,5 derajat Celcius, sedangkan
pada malam hari rata-rata 23,2 derajat Celcius. Curah hujan rata-rata 2.909 mm/tahun dan
kelembaban nisbi (RH) sekitar 85%
Wilayah Kabupaten Murung Raya dilintasi oleh sungai Barito dan beberapa cabang anak
sungainya dengan panjang dan kedalaman dasar sungai sangat bervariasi. Sungai-sungai
tersebut berfungsi sebagai urat nadi transportasi untuk angkutan barang dan penumpang di
sebagian besar wilayah Kabupaten Murung Raya.
Beberapa cabang atau anak sungai yang dapat dilayari yaitu : Sungai Laung sepanjang 35,75
km, Sungai Babuat sepanjang 29,25 km, Sungai joloi sepanjang 40,75 km dan Sungai Busang
sepanjang 75,25 km. Kedalaman dasar berkisar antara 3-8 m dan lebar badan sungai lebih
dari 25 m.
PENGENDALIAN BANJIR
Sungai Barito sebagai sungai besar yang DAS nya melalui banyak wilayah kabupaten di
Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan merupakan ancaman banjir yang potensial, oleh
karena itu pembangunan dam ini salah satu upaya nyata dalam penanggulangan banjir
disepanjang DAS Barito. Pada saat terjadi banjir dengan kala ulang 200 tahun, maka terjadi
reduksi debit puncak banjir :
Qi = 7,627.04 m3/det
Qo = 3,690.96 m3/det
Sehingga debit banjir yang tereduksi di waduk Muara Juloi adalah sebesar 3,936.08 m3/det.
IRIGASI
Sungai Barito bagian hulu kurang memegang dalam pelayanan irigasi karena irigasi banyak
diambilkan dari anak-anak sungainya
Untuk bagian tengah dan hilir DAS, irigasi sangat tergantung pada tinggi rendahnya muka air
sungai Barito karena banyak terdiri dari daerah rawa pasang surut.
AIR BAKU
Kandungan BOD, COD, melebihi batas syarat yang distandarkan dalam kualifikasi kualitas
air.
HASIL
NO PARAMETER SATUAN
ANALISIS
1 Temperatur °C 26.7
2 Residu Terlarut mg/L 24
3 Residu Tersuspensi mg/L 96
4 Kadar Sedimen mg/L 74
5 pH - 6.10
6 BOD mg/L 3.81
7 COD mg/L 23.2
8 DO mg/L 4.78
9 Total Fosfat sbg P mg/L tt
10 NO3 sbg N mg/L 0.258
11 NH3-N mg/L 0.019
12 Kobalt mg/L 0.008
13 Boron mg/L 0.035
14 Kadmium mg/L tt
15 Khrom (VI) mg/L tt
16 Tembaga mg/L 0.005
17 Besi mg/L 1.16
18 Timbal mg/L tt
19 Mangan mg/L 0.015
20 Air Raksa mg/L tt
21 Seng mg/L 0.012
22 Khlorida mg/L 9.18
23 Fluorida mg/L KU
24 Nitrit sbg N mg/L 0.028
25 Sulfat mg/L 9.24
26 Minyak dan Lemak µg/L tt
27 Senyawa fenol sbg µg/L tt
fenol
NAVIGASI SUNGAI
Kebudayaan sungai merupakan sesuatu yang dikembangkan dan masih dilestarikan oleh
masyarakat di Pulau Kalimantan. Salah satu unsur budaya yang terpenting adalah
pemanfaatan sungai sebagai prasarana transportasi. Jalur sungai menjadi penting terutama
pada saat musim hujan jalan darat tergenang oleh rawa-rawa yang meluap dan sulit dilalui.
Sungai barito sebagai sungai dengan mainstream terpanjang di Kalimantan Selatan dan
Kalimantan Tengah memegang peranan penting dalam transportasi antar daerah di sepanjang
alirannya.
LOKASI BENDUNGAN
Bendungan direncanakan dibangun di Desa Muara Juloi, dengan memanfaatkan sungai
Busang yang merupakan anak sungai Barito yang berada di Kecamatan Sumber
Barito/Seribu Riam, Kabupaten Murung Raya Provinsi Kalimantan Tengah pada koordinat
00o04’34,17”LS dan 114o02’05,05”BT dengan luas Daerah Aliran Sungai 7.975 KM2
KLIMATOLOGI
DEBIT ANDALAN
KALIBRASI KOEFISIEN TANK
SITUASI BENDUNGAN
(sumber: Studi Kelayakan dan Rona Lingkungan Awal Bendungan Muara Juloi)