LAPORAN KASUS
KERATITIS ACANTHAMOEBA
Disusun Oleh :
Fransiska
11!"1#1"$
Narasu%&er :
.AKARTA
0
KATA PEN-ANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
karunia-Nya sehingga laporan kasus yang berjudul “Keratitis Acanthamoeba ini dapat
diselesaikan!
Adapun tujuan laporan kasus ini adalah untuk mengetahui secara lebih dalam
mengenai salah satu penyakit mata yaitu keratitis acanthamoeba! Pada laporan kasus ini akan
dibahas berbagai segi mengenai keratitis acanthamoeba mulai dari de"inisi# epidemiologi#
etiologi# pato"isiologi# diagnosis# penatalaksanaan# komplikasi# prognosis hingga pencegahan!
Tak lupa penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah banyak
membantu dalam penyusunan laporan kasus ini# khususnya kepada dr! Ernita T# $pM sebagai
pembimbing dalam penulisan laporan kasus ini!
Penulis menyadari sepenuhnya bah%a laporan kasus ini masih jauh dari sempurna!
&leh karena itu penulis memohon maa" yang sebesar-besarnya apabila terjadi kesalahan
dalam penulisan maupun dalam pembahasan materi! Penulis juga mengharapkan kritik dan
saran sebagai masukan untuk perbaikan demi kesempurnaan laporan kasus ini!
'emikianlah kata pengantar dari penulis! $emoga laporan kasus ini berman"aat untuk
menambah %a%asan kita semua! $ekian dan terima kasih!
Penulis
1
DAFTAR ISI
Hala%an
BAB I Pen'ahuluan222222222222222222222222222 #
..!)!) Epidemiologi111111111111111111111111 5
..!)!5 Penatalaksanaan1111111111111111111111! ,*
Da3(ar Pus(aka222222222222222222222222222 !!
2
BAB I
PENDAHULUAN
$pesies Acanthamoeba telah diisolasi dari berbagai sumber# seperti air ta%ar# air laut#
air kolam renang# dan lensa kontak! $ebagian besar strain tidak patogen! 0eberapa bentuk
patogen yang dikenal dapat bertahan hidup untuk %aktu yang lama di air ta%ar! Keberadaan
Acanthamoeba yang patogen di atmos"er merupakan "aktor penting dalam pre9alensi keratitis
Acanthamoeba# meskipun hal ini tidak bukan penyebab utama! Pasien dengan keratitis
Acanthamoeba biasanya pengguna lensa kontak lunak! Penggunaan air keran untuk membilas
lensa kontak sering mengandung spesies Acanthamoeba patogen! /ensa menyebabkan abrasi
kornea# yang mem"asilitasi masuknya Acanthamoeba!,#2
Tujuan penyusunan laporan kasus ini adalah untuk mengetahui secara umum
mengenai anatomi kornea# de"inisi# epidemiologi# etiologi# pato"isiologi# diagnosis#
penatalaksanaan# komplikasi# prognosis hingga pencegahan keratitis acanthamoeba!
3
BAB II
TIN.AUAN PUSTAKA
Kornea </atin cornum = seperti tanduk> adalah selaput bening mata# bagian selaput
mata yang tembus cahaya! Kornea merupakan lapis jaringan yang menutup bola mata sebelah
depan# berupa jaringan transparan dan a9askular# dengan bentuk seperti kaca arloji! 0entuk
kornea agak elips dengan diameter hori?ontal ,)#7 mm dan diameter 9ertikal ,,#* mm! (ari-
jari kelengkungan depan *#54 mm dan jari-jari kelengkungan belakang * mm! $epertiga
radius tengah disebut ?ona optik dan lebih cembung# sedangkan tepiannya lebih datar! Tebal
kornea bagian pusat +#7 mm dan tebal bagian tepi , mm! 4#
Kornea adalah suatu lenda cembung dengan kekuatan re"raksi <bias> sebesar @ 42
'ioptri! (ika kornea sembab karena suatu hal# maka kornea berubah si"at menjadi seperti
prisma yang dapat menguraikan cahaya sehingga penderita akan melihat halo! Kornea jernih
karena "aktor-"aktor seperti letak epitel kornea yang tertata sangat rapi# letak serabut kolagen
yang tertata sangat rapi dan padat# kadar airnya yang konstan# tidak adanya pembuluh
darah!)#2#4 Kornea terdiri atas lapisan4-*
,! /apisan Epitel
/apisan ini sangat halus dan tidak mengandung lapisan tanduk sehingga sangat peka
terhadap trauma %alaupun kecil! Epitel kornea merupakan non keratinizing squamous
layer # terdiri dari 4-7 lapis dengan ketebalan 4+-+ Bm# dan merupakan : dari seluruh
ketebalan kornea! Kornea berasal dari permukaan ectoderm masa gestasi -7 minggu!
Epitel kornea diliputi oleh tear film dengan tight junction antar epitel super"isial berguna
untuk mencegah penetrasi cairan "ilm! /apisan mucin pada tear film yang berkontak
langsung dengan epitel diproduksi oleh sel goblet konjungti9a! $el epitel kornea bisa
bertahan *-,+ hari# mele%ati "ase in9olusi# apoptosis dan deskuamasi yang berlangsung
setiap minggu! Membrane basalis epitel# kira-kira +#+ Bm# terdiri atas kolagen tipe .C
dan laminin yang disekresi oleh sel basal! (ika terjadi kerusakan epitel kornea# le9el
"ibronektin meningkat dan proses penyembuhan berlangsung dalam %aktu 7 minggu!
4
Pada saat penyembuhan# eptel terikat ddengan dasarnya# membran basalis yang baru
menjadi tidak stabil dan lemah!
)! Membran 0o%man
.ni merupakan selaput tipis yang terbentuk dari jaringan ikat "ibrosa! Membran
0o%man bukan membran sesungguhnya# namun merupakan hasil kondensasi aseluler
bagian depan stroma# dengan tebal , Bm! (ika rusak# membran 0o%man tidak bisa
regenerasi dan membentuk jaringan parut!
2! $troma
/apisan ini merupakan lapisan yang paling tebal <5+-5: dari seluruh ketebalan>#
yang terdiri atas serabut kolagen yang susunannya amat teratur dan padat yang
menyebabkan kornea a9askular dan jernih!
Terdiri atas lamel yang merupakan susunan kolagen yang sejajar satu dengan lainnya#
pada permukaan terlihat anyaman yang teratur sedang di bagian peri"er serat kolagen ini
bercabang; terbentuknya kembali serat kolagen memakan %aktu lama yang kadang-
kadang sampai , bulan!! $troma terdiri )++-)+ lamella! $troma peri"er lebih tebal
daripada stroma sentral! $aat terjadi edema stroma# terbentuk tonjolan asimetrik dari
stroma posterior sehingga terlihat gambaran striae yang merupakan lipatan 'escemet!
Keratosit merupakan sel stroma kornea yang merupakan "ibroblas terletak di antara
serat kolagen stroma! Keratosit berperan menjaga lingkungan matriks ekstrasel serta
membuat sintesis molekul kolagen dan glikoaminoglikan# dan membentuk MatriD
Metaoprotease untuk menjaga homeostasis stroma! Kebanyakan keratosit paad anterior
stroma berisikan kristalin yang merupakan )-2+: protein larut di dalam sel! Kristalin
bertanggung ja%ab menurunkan e"ek gelap pada cahaya dan menjaga kejernihan kornea!
4! Membran 'escement
Merupakan membran aselular dan merupakan batas belakang stroma komea
dihasilkan sel endotel dan merupakan membran basalnya! 0ersi"at sangat elastik dan
berkembang terus seumur hidup# mempunyai tebal 4+ Bm!
! /apisan Endotel
/apisan ini terdiri atas satu lapis endotel yang sel-selnya tidak bisa membelah! (ika
ada endotel yang rusak# maka endotel di sekitarnya akan mengalami hipertro"i untuk
menutup de"ek yang ditinggalkan oleh endotel yang rusak tadi! Endotel berperan penting
dalam mengatur kadar air kornea dengan cara mengeluarkan air dari kornea ke kamera
okuli anterior dengan en?im Na @-K @ ATP-ase! 0erasal dari mesotelium# berlapis satu#
bentuk heksagonal# besar )+-4+ Bm! Endotel melekat pada membran descement melalui
hemidesmosom dan ?onula okluden! Trauma atau penyakit yang merusak endotel akan
mengakibatkan sistem pompa endotel terganggu sehingga dekompensasi endotel dan
terjadi edema kornea! Endotel tidak mempunyai daya regenerasi!
5
'e"ek epitel kornea cepat menutup dengan cara migrasi dan mitosis sel! Kornea
di9askularisasi oleh arteri siliares yang membentuk arkade! Kornea dipasok oleh pembuluh
darah halus dari tepi kornea yang dipasok dari arteri o"talmika dan cabang dari arteri "ascialis
melalui cairan auous dan tear film! .ner9asinya oleh n! siliaris <cabang ner9us trigeminus>!
$ara" kornea sensiti" untuk rasa nyeri dan dingin! Kornea mempunyai sensiti9itas ,++ kali
dibanding konjungti9a! $erabut sara" sensorik menyebar dari sara" siliaris longus dan
membentuk anyaman subepitelial! 'ener9asi ner9us trigeminus mampu menimbulkan
lepasnya epitel dari desmosom# iregularitas dan erosi epitel# sindrom mata kering# dan de"ek
epitel persisten! Karena kornea bersi"at a9askular# maka pemberian makan kornea akan
melalui air mata <terutama untuk penyediaan oksigen># cairan auous dan pembuluh darah
limbus <secara di"usi>! $i"at a9askular ini penting dalam transplantasi kornea oleh resipien
dari donor siapapun tanpa memandang si"at dan perbedaan genetis! Kornea merupakan
bagian kecil dari bola mata yang sangat peka karena si"at kejernihannya# kelengkungannya!
Perubahan struktural maupun bentuk kornea yang minimal sudah menimbulkan gangguan
penglihatan!
6
7
Penetrasi obat melalui kornea yang utuh terjadi secara bi"asik! $ubstansi larut lemak
dapat melalui epitel utuh dan substansi larut air dapat melalui stroma yang utuh! (adi# agar
dapat melalui kornea# obat harus larut lemak sekaligus larut air!5
Epitel adalah sa%ar yang e"isien terhadap masuknya mikroorganisme ke dalam
kornea! Namun# sekali kornea ini cedera# stroma yang a9askular dan membran 0o%man
mudah terin"eksi oleh berbagai macam organisme# seperti bakteri# amuba# dan jamur!5
II!1 De3inisi
II!! E+i'e%i6l6i
8
$erikat# meskipun jumlah tersebut ber9ariasi antara dari ,#7-)#+, per , juta populasi hingga
, per ,+!+++ orang yang memakai lensa kontak! 6#,+#,,
II!# E(i6l6i
.n"eksi kornea dengan acanthamoeba berasal dari kontak langsung kornea dengan
material atau air yang terkontaminasi dengan organisme! $ituasi yang menyebabkan keratitis
acanthamoeba)#,2#,4
,! Penggunaan lensa kontak lunak# termasuk lensa hydrogel silicon atau lensa kontak rigid
yang dipakai semalaman! Pemakaian lensa kontak yang jarang dibersihkan!
)! Pemakai lensa kontak yang menggunakan larutan salin buatan sendiri <dari air keran yang
terkontaminasi dan garam tablet> adalah situasi yang paling umum yang menyebabkan
in"eksi acanthamoeba di negara-negara barat!
2! Trauma ringan# seperti terpapar dengan materi sayuran yang terkontaminasi# air kolam
renang# tanah yang tercemar# tiupan angin kontaminan!
4! .n"eksi &portunistik! Keratitis acanthamoeba juga dapat terjadi sebagai in"eksi
oportunistik pada pasien dengan keratitis herpes# keratitis bakteri# keratopati bulosa dan
keratitis neuroparalitik!
9
II!5 Pa(6enesis
/ensa kontak# bila ditempatkan pada mata# dapat diekspose oleh patogen melalui
abrasi yang sebelumnya disebabkan oleh lensa kontak! Hampir dapat dipastikan bah%a
trauma ini berkontribusi untuk onset dan perkembangan in"eksi amoeba# meskipun cara
in"eksi ini tidak bertanggung ja%ab menyebabkan keratitis Acanthamoeba# karena dapat juga
terjadi pada orang yang tidak memakai lensa kontak! ,
10
11
Tro"o?oit telah terbukti mengikuti respon kemotaksis terhadap neuron kornea dan
dapat menyebabkan respon sitolitik dan apoptosis# yang menyebabkan gejala klinis
neuritis radial! 'alam sebagian besar kasus# ini adalah tahap akhir dari peradangan!
Tro"o?oit belum ditemukan dapat mengganggu sel-sel endotel kornea dan masuk ke
camera okuli anterior secara in 9i9o meskipun terdapat e"ek sitolitik dan apoptosis secara
in 9itro! $ehingga# kasus Acanthamoeba endophthalmitis jarang terjadi!
II!/ Dian6sis
12
Pasien dengan keratitis amuba muncul dengan berbagai keluhan sakit mata parah
biasanya tidak sesuai dengan temuan klinisnya# "oto"obia# kemerahan# ble"arospasme#
penglihatan kabur# adanya sensasi benda asing# keluarnya air mata biasanya pada satu
mata!)#,)
,! Pada tahap a%al# dalam bulan pertama# berupa limbitis# epiteliopati unilateral meliputi
keratopati pungtata# pseudodendritis# in"iltrat epitel atau subepitel# radial keratoneuritis
dalam bentuk in"iltrat sepanjang sara" kornea <in"iltrat perineural>
)! Pada tahap lanjut tampak central atau paracentral ring-shaped lesion dengan in"iltrat
stroma dan de"ek epitel <ring infiltrates> atau u9eitis anterior# yang akhirnya tampak
sebagai ring abscess yang dapat berlanjut menjadi perlunakan kornea dan per"orasi!
Tanda-tanda lain yang mungkin ada penurunan sensasi kornea# iritis# hipema# hipopion#
peningkatan tekanan intraokular# skleritis!
13
8ambar 7! Flserasi epitel dan in"iltrasi stroma kornea pada keratitis acanthamoeba
akut
14
0ahan kerokan kornea di%arnai oleh acridine orange atau calco"lour %hite!
Pe%arnaan calco"lour %hite menyebabkan kista ber%arna hijau cerah di ba%ah mikroskop
"luoresen! Fntuk melihat double-walled polygonal cysts# dengan pe%arnaan potassium
hidroksida# HJE atau PA$! Agar non-nutrien yang dilapisi oleh scerichia coli atau
.aerogenes adalah media pilihan untuk kultur amuba# yang memperlihatkan tro"o?oit dalam
45 jam dan secara bertahap berubah menjadi kista! Acanthamoeba juga dapat tumbuh pada
agar darah# agar coklat atau bu""ered charcoal-yeast eDtract agar! Pengambilan bahan lebih
baik dilakukan dengan biopsi kornea daripada kerokan kornea karena kemungkinan
diperlukan pemeriksaan histopatologik untuk menemukan bentuk-bentuk amuba <tro"o?oit
atau kista>!5#,)#,4
15
memungkinkan kita dapat melihat secara detail bahkan di kornea yang tidak jelas! Mikroskop
con"ocal bersi"at non in9asi" sehingga menjadi modalitas penting untuk diagnosis keratitis
acanthamoeba secara cepat dan dapat digunakan berulang kali# tidak hanya untuk diagnosis
tetapi juga untuk pengobatan dan follow up! 0entuk kista Acanthamoeba lebih jelas dan
tampak sebagai bentuk bulat hingga o9al yang sangat re"lekti"# dengan ukuran ,,-,++ Bm dan
bilayer# tampak seperti biji kopi!Tro"o?oit memiliki bentuk seperti pear atau baji yang
ireguler# ukuran )2 hingga lebih dari ,++ Bm! Keterbatasan mikroskop con"ocal biaya! ,)
8ambar 6! <a> Kista Acanthamoeba pada phase-contrast microscope! <i> Agar non-
nutrient menujukkan kista Acanthamoeba <ii> Kista Acanthamoeba yang berasal dari
agar non-nutrient dilihat di ba%ah phase-contrast microscope! <b> Tro"o?oit
Acanthamoeba pada agar non-nutrient dilihat di ba%ah phase-contrast microscope!
16
II!8 Pena(alaksanaan
'ebridement epitel bisa berman"aat pada tahap a%al penyakit# lalu diikuti dengan
terapi anti amuba jangka pendek <2-4 bulan>! Prognosis untuk penyembuhan 9isual dengan
keterlibatan stroma yang ringan adalah sangat baik! $etelah in"iltrat stroma muncul# eradikasi
organisme lebih sulit dan mungkin memerlukan pengobatan 7-,) bulan! ,)
17
+#+):>! &leh karena itu# biguanid dianggap sebagai pengobatan lini pertama untuk keratitis
acanthamoeba baik digunakan sendiri atau dalam kombinasi dengan diamidin! ,)
$teroid topikal tidak perlu pada kebanyakan kasus yang didiagnosis dini tetapi dapat
dipertimbangkan pada pasien dengan in"lamasi persisten <scleritis anterior# nyeri hebat# ulkus
indolen# in"lamasi kornea# in"lamasi bilik mata depan>! $teroid topikal dapat diberikan jika
minimal ) minggu pengobatan biguanida telah selesai! ,)
/imbitis sering pada di a%al dan akhir penyakit! /imbitis mungkin menyebabkan
nyeri yang signi"ikan yang dapat diatasi oleh anti in"lamasi non-steroid oral! $cleritis
merupakan komplikasi parah yang dianggap sebagai "enomena autoimun# untungnya tidak
sering! 0isa berlanjut menjadi nekrosis sklera yang menyebabkan rasa sakit yang tak
terkendali yang tidak berespon dengan N$A.'! Kortikosteroid sistemik dosis tinggi dengan
siklosporin sistemik telah terbukti membantu!,)
'e"ek epitel persisten sering ditemukan pada kasus berat!(ika bacterial superinfection
dan J atau Acanthamoeba persisten dikesampingkan maka terapi yang paling topikal harus
dihentikan selama beberapa hari! Antibiotik tetes mata spektrum luas harus diberikan! Terapi
anti-amuba mungkin diberikan kembali setelah re-epitelisasi! 'ebridement epitel pada daerah
yang terkena harus dilakukan lebih a%al# ketika penyakit ini masih intraepithelial untuk
memperoleh bahan kultur dan histologi! Hal ini meningkatkan permeabilitas obat pada kornea
dan e"ek terapeutik!,)
Fntuk kultur positi" keratitis acanthamoeba persisten yang tidak responsi" terhadap
terapi di atas maka cryotherapy dapat dilakukan! 'alam percobaan in 9itro telah
18
menunjukkan bah%a cryotherapy dapat mengeradikasi tro"o?oit# bukan kista# kecuali bila
dikombinasikan dengan terapi topikal! ,)
Mungkin diperlukan keratoplasti pada penyakit yang telah lanjut untuk menghentikan
progresi9itas in"eksi# atau setelah penyakit mengalami resolusi dan terbentuk parut untuk
memulihkan penglihatan! "enetrating keratoplasty pada in"eksi akti" biasanya memberikan
hasil yang buruk! &leh karena itu# harus hanya diperuntukkan untuk kasus-kasus dengan
respon yang buruk terhadap terapi medis! $ejak diperkenalkannya biguanides sebagai terapi
medis# keratoplasti belum direkomendasikan sebagai pengobatan dalam mengeliminasi
organisme! Transplantasi membran amnion untuk lesi kornea progresi" dengan de"ek epitel
persisten mungkin juga e"ekti" dalam mengendalikan peradangan dan menunda penetrating
keratoplasty! 'alam kasus di mana keratoplasti harus dilakukan# maka steroid sistemik harus
diberikan sebelum operasi jika disertai dengan limbitis atau skleritis! Kemudian steroid di
tapering ketika in"lamasi terkontrol pada periode post-gra"t! Tidak seperti cangkok untuk
in"eksi kornea lainnya# yang harus cukup besar untuk membuang semua jaringan yang
terkontaminasi# maka pada keratitis acanthamoeba hanya diperlukan ukuran yang minimum
untuk membuang semua jaringan ulserasi dan nekrosis# mempertahankan jaringan sehat
secara klinis! Hal ini karena adanya risiko penolakan dengan cangkok besar dan karena
pencangkokan berulang mungkin diperlukan dalam kasus rekuren; pencangkokan lebiih
lanjut dapat menjadi sumber makanan baru untuk organisme dan dapat digunakan untuk
menarik amuba sisa! Terapi anti-amuba harus digunakan pre dan pasca operasi karena sisa
Acanthamoeba dapat menjadi hospes fresh corneal graft !,)
II!9 Pr6n6sis
II!1" K6%+likasi
Keratitis merupakan in"eksi lokal yang tidak menyebabkan in"eksi sistemik atau
kematian namun dapat menimbulkan komplikasi seperti katarak# hipopion# nekrosis kornea#
peningkatan tekanan intraocular dan dapat mengancam penglihatan!,,
19
II!11 Peneahan
BAB III
20
KESIMPULAN
Keratitis Acanthamoeba bukanlah penyakit yang umum tapi merugikan dan sulit
dalam mendiagnosis maupun mengobatinya! Keratitis acanthamoeba sering ditemukan pada
pemakai lensa kontak# namun juga dapat ditemukan pada non-pemakai lensa kontak seperti
pada trauma ringan mata# misalnya terpapar air atau tanah yang terkontaminasi! Anamnesis
yang cermat# pemeriksaan klinis yang tepat# pemeriksaan laboratorium yang sesuai dan
tingkat kecurigaan yang tinggi diperlukan untuk membuat diagnosis dini dan mencapai hasil
yang lebih baik! Adanya PIG dan con"ocal microscopy dapat lebih membantu dalam
menegakan diagnosis! Pengobatan berupa biguanid dan diamidin topikal sebagai terapi utama
pada kasus keratitis acanthamoeba pada umumnya! $teroid dapat digunakan pada kasus-kasus
dengan in"lamasi yang signi"ikan! (ika keratitis acanthamoeba menunjukan respon yang
buruk terhadap terapi medis# maka dapat dilakukan tindakan penetrating keratoplasty!
Transplantasi membran amnion untuk lesi kornea progresi" dengan de"ek epitel persisten
mungkin juga e"ekti" dalam mengendalikan peradangan dan menunda penetrating
keratoplasty! Prognosis keratitis Acanthamoeba berhubungan dengan keparahan penyakit dan
onset pengobatan! Keratitis acanthamoeba dapat menimbulkan komplikasi seperti katarak#
hipopion# peningkatan tekanan intraocular dan dapat mengancam penglihatan! Pemakai lensa
kontak seharusnya menjaga kebersihan lensa kontak dengan menghindari menggunakan
larutan natrium klorida buatan sendiri dan jangan berenang sambil mengenakan lensa kontak!
DAFTAR PUSTAKA
21
,! Kumar G# /loyd '! Gecent ad9ances in the treatment o" acanthamoeba keratitis! Col 2!
)++)! 'iunduh dari httpJJcid!oD"ordjournals!orgJcontentJ2J4J424!"ullLabstract-,# ))
Agustus )+,!
)! Khurana AK! Iomprehensi9e ophthalmology! 4 th edition! .ndia Ne% Age .nternational
<P> /imited# )++*!p!,+7-*!
2! Ilarke 0# $inha A# Parmar 'N# $ykakis E! Ad9ances in the diagnosis and treatment o"
acanthamoeba keratitis! )+,)! 'iiunduh dari
httpJJ%%%!hinda%i!comJjournalsJjophJ)+,)J45456)J# )) Agustus )+,!
4! .lyas $! .lmu penyakit mata! Edisi ke-2! (akarta 0alai Penerbit 3KF.# )+,+!h!!h!4-7# ,4*!
! $uhardjo# Hartono! .lmu kesehatan mata! Edisi ke-)! Yogyakarta 0agian .lmu Kesehatan
Mata 3akultas Kedokteran Fni9ersitas 8adjah Mada# )+,)!h!)-4# )5-24!
7! ijana N! .lmu penyakit mata! (akarta Abadi Tegal# ,662!h!52-6+!
*! Artini # Hutauruk (A# Yudisianil! Pemeriksaan dasar mata! (akarta 0adan Penerbit
3KF.# )+,,!h!2-4!
5! $usanto '# penyunting! &"talmologi umum Caughan Asbury! Edisi ke-,*! (akarta
E8I# )+,+!h! ,)-2!
6! /ang 8K! &phthalmology! Ne% York $tuttgart# )+++!p!,27-*!
,+! 0erger $! .n"ectious diseases o" the Fnited $tates! F$A 8.'E&N .n"ormatics#
)+,!p!47!
,,! Iian"lone N3I! Acanthamoeba treatment management! ) (uli )+,2! 'iunduh dari
httpJJemedicine!medscape!comJarticleJ),,),4# )) Agustus )+,!
,)! 8ra""i $# Peret? A# (abaly H# Na"tali M! Acanthamoeba keratitis! Col ,! April )+,2!
'iunduh dari httpsJJ%%%!ima!org!ilJ3ilesFploadJ.MA(J+J4J)*,,6!pd" # )) Agustus
)+,!
,2! 0artlett ('# (aanus $'! Ilinical ocular pharmacology! F$A Else9ier Health $ciences#
)++5!p!),-*!
14.$chlote T# Mielke (# 8rueb M# Gohrbach (M! Pocket atlas o" ophthalmology! Ne% York
Thieme# )++7!p!,++-,
22