Anda di halaman 1dari 21

Laporan Kasus

Blefaritis

Oleh :

Febdi Maulana NIM. 0808114750

Pembimbing :

dr. Ismet, Sp.A

K !ANI" #AAN K$INIK BA%IAN I$M& K S 'A"AN ANAK #S&( A#IFIN A)'MA( FAK&$"AS K (*K" #AN &NI+ #SI"AS #IA& ! KANBA#&

,01BAB I ! N(A'&$&AN

Blefaritis adalah radang pada kelopak mata. Radang yang sering terjadi pada kelopak merupakan radang kelopak dan tepi kelopak. Radang bertukak atau tidak pada tepi kelopak bisanya melibatkan folikel dan kelenjar rambut. Blefaritis ditandai dengan pembentukan minyak berlebihan di dalam kelenjar di dekat kelopak mata yang merupakan lingkungan yang disukai oleh bakteri yang dalam keadaan normal ditemukan di kulit. Blefaritis dapat disebabkan infeksi dan alergi yang biasanya berjalan kronis dan progresif sehingga dapat membuat kerusakan pada mata secara permeanen. Oleh karena itu diperlukan diagnosis dan terapi yang tepat untuk mengatasi penyakit tersebut.1,2

BAB II "IN.A&AN !&S"AKA II.1 (efinisi Blefaritis adalah radang pada kelopak mata. ecara anatomi, blefaritis dibagi menjadi 2 yaitu blefaritis anterior dan posterior. Pada Blefaritis anterior, proses inflamasi terutama terjadi di sekitar bulu mata dan folikel rambut !pilosebaseus", sedangkan blefaritirs posterior mengenai kelenjar meibomian. Blefaritis sering berhubungan dengan penyakit sisitemik, yaitu rosasea, dan dermatitis seboroik maupun penyakit pada mata yaitu dry eye sindromes, kala#ion, trichiasis, konjungti$itis dan keratitis.%,& II., ti/l/0i 5,1
1. Blefaritis anteri/r

'nfeksi bakteri !biasanya Staphylococcus. sp", disebabkan karena infeksi secara langsung, reaksi eksotoksin dari Staphylococcus maupun respon alergi terhadap antigen Staphylococcus

eboroik !gangguan pada kelenjar sebaseus siliaris (eis" 'nfestasi gigitan parasit Demodex folliculorum

,. Blep2aritis p/steri/r

)angguan kelenjar meiomian a. 'nfeksi secara tidak langsung !berhubungan dengan infestasi gigitan parasit Demodex brevis" b. *n#im lipase bakteri yang merusak lipid kelenjar meibomian c. ekresi kelenjar meibomian menjadi abnormal d. +ir mata menjadi tidak stabil

-.

)ampuran blefaritis anteri/r dan p/steri/r

II.- Klasifi3asi Blefaritis dibagi menjadi: ,

1. Blefaritis Staphylococcus -isebabkan oleh bakteri staphylococcus aureus dan staphylococcus epidermidis. Bakteri ini mengakibatkan inflamasi akut yang berat dalam .aktu singkat. Banyak terjadi pada daerah iklim panas dan sering mengenai .anita usia pertengahan. Berhubungan juga dengan hordeolum dan kala#ion. 2. Blefaritis seboroik !blefaritis skuamosa" /erupakan bagian dari kelainan kulit pada kepala, .ajah dan alis mata. Berupa kulit berminyak dan bersisik. 'nflamasi biasanya minimal. %. Blefaritis campuran !Staphylococcus dan seboroik" 0enis blefaritis yang jarang. -itandai dengan keratokonjungti$itis sekunder, hipertrofi papil dan folikel, injeksi konjungti$a dan krusta. &. Blefaritis seboroik meibomian -itandai dengan peningkatan sekresi kelenjar seboroik dan meibomian tanpa proses inflamasi akut. Perubahan sekresi kelenjar meibomian dapat menyebabkan injeksi bulbar. 1. Blefaritis seboroik dengan meibomianitis sekunder /erupakan episode jarang infeksi pada kelenjar meibomian yang menyebabkan sumbatan pada kelenjar meibomian dan kelenjar seboroik anterior. 'ni mengakibatkan terjadinya Unstable Preocular Tear Film !2P34" 5. 6eratokonjungti$itis meibomian /erupakan inflamasi kelopak mata yang paling berat. ering terjadi pada orangtua !usia 7 18 tahun", pada daerah dengan iklim dingin, dan sering berhubungan dengan rosasea. 3erjadi gangguan kelenjar sebaseus secara menyeluruh dengan sumbatan pada kelenjar meibomian. ,. Blefaritis angular Blefaritis akibat Staphylococcus dan Moraxella pada kantus kelopak mata luar 9. -emodikosis Reaksi inflamasi akibat infestasi parasit Demodex folliculorum !pada folikel rambut dan bulu mata serta Demodex brevis !pada kelenjar meibomian dan sebaeus".
4

"abel 1. %e4ala, tanda serta 3/mpli3asi blefaritis 7

"abel ,. (es5ripti/n /f 5lini5al features /f blep2aritis b6 5ate0/r6 9


4eature *yelash loss *yelash misdirection *yelid deposits *yelid ulceration *yelid scarring ?hala#ia @ordeolum ?onjuncti$a +nterior *yelid Staphylococcal 4re:uent 4re:uent /atted, hard scales< collarattes >ith se$ere e=acerbations /ay occur Rare eborrhoeic Rare Rare Oily greasy !;" !;" Rare Posterior *yelid /eibomian )land -ysfunction !;" /ay occur .ith long;standing disease or *=ecess lipid, foamy discharge !;" /ay occur .ith long;standing disease Occasional to fre:uent, sometimes multiple !;" /ild to moderate injectionA papillary reaction to tarsal conjuncti$a

/ay occur !;" /ild to moderate /ild injection, injection phlyctenules may occur

+:ueous tear 4re:uent deficiency ?ornea 'nferior punctate epithelial, peripheral< marginal infiltrates, scarring, neo$asculari#ation and pannus, thinning, phyctenules !typically at 18, 2, &, 9 oBclock" -ermatologic +topy dermatitis disease

4re:uent 'nferior punctate epithelial erosions

4re:uent 'nferior punctate epithelial erotions, fine infiltrate superiorly and inferiorly, scarring, neo$asculari#ation and pannus, ulceration

eborrhoeic dermatitis

Rosacea

II.4 !enatala3sanaan II.4.1 N/nfarma3/l/0i 2,1,5,C 0aga kebersihan kelopak mata dan kelenjar meibomian dengan menggunakan shampo bayi, sodium bicarbonate solution, atau larutan pembersih kelopak mata !lid scrub". Bersihkan dengan cotton bud 2 kali sehari. 6ompres hangat untuk menghilangkan krusta @indari penggunaan kosmetik, e=: eye liner dan mascara 3erapi dermatitis seboroik dan dandruff dengan sampo yang mengandung selenium sulfida atau ketokona#ol -iet suplemen omega % kapsul 1888 mg %=1 untuk meningkatkan produksi dan stabilitas air mata II.4., Farma3/l/0i 2,1,5,9 +ntiinflamasi topikal !e=: siklosporin, loteprednol etabonate dan fluoromethalone" +ntibiotik lokal !e=: eritromisin solution, a#itromisin solution, kloramfenikol" 2 kali sehari +ntibiotic sistemik: )olongan tetrasiklin: o=ytetrasiklin, doksisiklin, minosiklin )olongan makrolida: eritomisin dan a#itromisin )olongan fluoro:uinolon: ciproflo=asin, mo=iflo=asin, gatiflo=acin

BAB III $A!*#AN KAS&S I( N"I"AS !ASI N Dama< Do. R/ 2mur 0enis kelamin +yah< 'bu uku +lamat 3anggal masuk ANAMN SIS (iberi3an *le2 Kelu2an &tama ; : 'bu kandung pasien : 6elopak mata kiri bengkak sejak 2 minggu /R : +n. D< 92 ,& 28 : , tahun : Perempuan : Ruslan < abarian : /elayu : 0l. Parit Eunus, -usun 0aya, 6ubu, Rokan @ulu : 25 eptember 281%

#i7a6at !en6a3it Se3aran0 ejak 2 minggu /R , mata kiri pasien terkena besi saat sedang bermain ayunan, kelopak mata kiri robek, bola mata utuh, mata merah !;", penglihatan kabur !;", pasien diba.a ke Puskesmas 6ubu, dilakukan pengobatan dan penjahitan sebanyak 1 jahitan. % hari setelah penjahitan, kelopak mata bengkak, mata belekan, mata tidak merah, penglihatan tidak kabur. Pasien kontrol untuk ganti perban. etelah 1% hari, pasien diba.a ke R 2- Bagan, diberi obat salep cendomycetin, namun karena keluhan tidak berkurang pasien lalu dirujuk ke R 2- ++. Pasien berobat ke Poli /ata R 2- ++, dikatakan kelopak mata pasien mengalami infeksi. Ri.ayat bintik kemerahan pada badan !;", kulit berminyak dan bersisik !;", demam !F" hilang timbul, ri.ayat alergi !;" #i7a6at !en6a3it da2ulu Pasien tidak pernah mengalami keluhan ini sebelumnya. #i7a6at !en6a3it Keluar0a 3idak ada anggota keluarga yang mengalami keluhan yang sama.
10

#i7a6at *ran0 tua +yah pasien bekerja sebagai petani dan ibu pasien sebagai ibu rumah tangga. #i7a6at Ke2amilan Pasien lahir normal cukup bulan, ditolong dukun kampung, selama ibu hamil : @3 !;", -/ !;". #i7a6at Ma3an dan Minum + ' usu 4ormula Bubur tim /akanan biasa #i7a6at Imunisasi Ri.ayat imunisasi lengkap. #i7a6at !ertumbu2an BBH PB : tidak diketahui : tidak diketahui BB 3B :11 kg : 11, cm : 8 G 5 bulan : 5 Bulan ; 1 tahun 5 bulan : 9 bulan ; 1 tahun : 1 tahun ; sekarang

#i7a6at !er3emban0an Perkembangan sesuai usia: /engangkat kepala -uduk tanpa dibantu Berdiri Berjalan dituntun ; ; ; ; : % bulan : 5 bulan : C bulan : 12 bulan

Keadaan !eruma2an dan "empat "in00al Pasien tinggal bersama keluarga di rumah permanen Hingkungan bersih, $entilasi dan pencahayaan cukup umber air minum dari air galon umber /?6 dari air sumur.

! M #IKSAAN FISIK Kesan umum Kesadaran : tampak sakit ringan : komposmentis


11

"anda8tanda 9ital 3uhu Dadi Dapas %i:i 3B BB H'H+ Hingkar kepala

: : 188<58 mm@g : %,,% 8? : C9 =<menit, isi cukup, reguler : 28 =<menit

: 11, cm : 11 kg : 1& cm : 11 cm

tatus gi#i !BB': 1% kg" : C2,%1 I !normal" 6epala Rambut /ata 6onjungti$a klera Pupil Refleks cahaya 3elinga @idung /ulut Bibir elaput lendir Palatum Hidah )igi Heher 6)B : pembesaran 6)B !;"
12

: normosefal : .arna hitam, lebat, tidak mudah dicabut : pucat !;<;" : ikterik !;<;" : bulat, isokor diameter 2 mm< 2 mm : !F<F" : bentuk normal, simetris, tidak ada sekret : bentuk normal, simetris, tidak ada sekret : basah : basah : utuh : tidak kotor : karies !;"

6aku kuduk Paru ; ; ; ; ; ; ; ; 'nspeksi Palpasi Perkusi +uskultasi 'nspeksi Palpasi Perkusi +uskultasi

: !;"

: gerakan dada simetris, retraksi !;" : $ocal fremitus kanan J kiri : sonor seluruh lapangan paru : $esikuler, ronkhi !;<;", .hee#ing !;<;" : perut datar : supel, nyeri tekan !;", nyeri lepas !;", hepatospenomegali !;" : timpani : bising usus !F" normal : -alam batas normal : edema !;<;", akral hangat, ?R3 K 2 detik : refle= fisiologis : !F<F" refle= patologis : !;<;"

+bdomen

+lat kelamin *kstremitas tatus neurologis

S"A"&S *!"'A$M*$*%I *( 28<21 Orthoforia 6e segala arah Dormal !cara palpasi" 3idak ada kelainan 3enang 0ernih 3enang -alam M 2 mm, bulat, reguler, sentral, reflek cahaya langsung !F", reflek cahaya tidak langsung !F" Lisus Posisi Bola /ata )erakan Bola /ata 3ekanan Bola /ata Palpebra 6onjungti$a 6ornea klera ?O+ *S 71<5 Orthoforia 6e segala arah Dormal !cara palpasi" *dema !F", hiperemis !F", secret !F", nyeri !F" 3enang 0ernih 3enang -alam M 2 mm, bulat, reguler, sentral, reflek cahaya langsung !F", reflek cahaya tidak langsung !F"
13

'ris < Pupil

0ernih 3idak dilakukan

Hensa 4undus

0ernih 3idak dilakukan

)ambar

$AB*#A"*#I&M -arah rutin: @b @t 2rin ; ; ; 4eses : ; ; /akroskopis : .arna kuning, konsistensi lunak, darah !;", lender !;" /ikroskopis : telur cacing !;", cacing !;", leukosit !;", eritrosit !;", amuba !;" (IA%N*SIS K #.A (IA%N*SIS %I<I ! NA"A$AKSANAAN /edikamentosa ; ; ; 'L4- -1;D 8,&1 I F 6?H ,,1 me: 5 tpm makro ?. 4lo=a ed 1 gtt<2jam )entamisin ed 1 gtt<2jam
14

: 18,1 g<dl : %1,1 I :

Heu Plt

: 9.C88 < ul : %18.888 < ul

/akroskopis : kuning jernih, endapan !;", darah !;" /ikroskopis : eritrosit !;", leukosit !;" 6imia urin : protein !;", glukosa !;", bilirubin !;"

; Blefaritis e5. p/st ruptur palpebral *S ; %i:i bai3 ;

! M #IKSAAN AN.&#AN ; kultur dan sensiti$itas

; )i#i:

'nj. 6loramfenikol % = &88 mg R-+ = BB' J 188 = 1% J 1%88 kkal< hari -iet : /B %=1

!#*%N*SIS Nuo ad $itam Nuo ad fungtionam : Bonam : Bonam

F*$$*= &! 0umaBt, 2,<8C<281% : O: kelopak mata kiri bengkak, mata belekan, mata merah !;", pandangan @RJ C9=<i, RRJ 28=<i, 3J%,,2o?, BBJ 11 kg
15

kabur !;", demam !;"

*( 28<21 Orthoforia 6e segala arah Dormal !cara palpasi" 3idak ada kelainan 3enang 0ernih 3enang -alam 'sokor, M 2 mm< 2 mm, R? F<F 0ernih +: P:

Lisus Posisi Bola /ata )erakan Bola /ata 3ekanan Bola /ata Palpebra 6onjungti$a 6ornea klera ?O+ 'ris < Pupil Hensa

*S 71<5 Orthoforia 6e segala arah Dormal !cara palpasi" *dema !F", hiperemis !F", secret !F", nyeri !F" 3enang 0ernih 3enang -alam 'sokor, M 2 mm< 2 mm, R? F<F 0ernih

Blefaritis ec. post ruptur palpebral O 'L4- -1;Da?l 8,&1I F 6?' ,,1 me: 5 tpm makro ?. 4lo=a ed 1 gtt<2jam )entamisin ed 1 gtt<2jam 'nj. 6loramfenikol % = &88 mg )anti perban

abtu, 29<8C<281% : O: kelopak mata kiri bengkak, mata belekan, mata merah !;", pandangan @RJ 182=<i, RRJ 28=<i, 3J%5,9o?, BBJ 11 kg Lisus Posisi Bola /ata )erakan Bola /ata 3ekanan Bola /ata Palpebra *S 71<5 Orthoforia 6e segala arah Dormal !cara palpasi" *dema !F", hiperemis !F", secret !F", nyeri !F"
16

kabur !;", demam !;" *( 28<21 Orthoforia 6e segala arah Dormal !cara palpasi" 3idak ada kelainan

3enang 0ernih 3enang -alam 'sokor, M 2 mm< 2 mm, R? F<F 0ernih +: P:

6onjungti$a 6ornea klera ?O+ 'ris < Pupil Hensa

3enang 0ernih 3enang -alam 'sokor, M 2 mm< 2 mm, R? F<F 0ernih

Blefaritis ec. post ruptur palpebral O 'L4- -1;Da?l 8,&1I F 6?' ,,1 me: 5 tpm makro ?. 4lo=a ed 1 gtt<2jam )entamisin ed 1 gtt<2jam 'nj. Lancomisin 118 mg<9jam !jika tidak ada, ganti clindamisin %=118 mg" )anti perban

/inggu, 2C<8C<281% : O: kelopak mata kiri bengkak, mata belekan, mata merah !;", pandangan @RJ C5=<i, RRJ 22=<i, 3J%,,1o?, BBJ 11 kg Lisus Posisi Bola /ata )erakan Bola /ata 3ekanan Bola /ata Palpebra 6onjungti$a 6ornea klera ?O+ 'ris < Pupil *S 71<5 Orthoforia 6e segala arah Dormal !cara palpasi" *dema !F", hiperemis !F", secret !F", nyeri !F" 3enang 0ernih 3enang -alam 'sokor, M 2 mm< 2 mm, R? F<F
17

kabur !;", demam !;" *( 28<21 Orthoforia 6e segala arah Dormal !cara palpasi" 3idak ada kelainan 3enang 0ernih 3enang -alam 'sokor, M 2 mm< 2 mm, R? F<F

0ernih +: P:

Hensa

0ernih

Blefaritis ec. post ruptur palpebral O 'L4- -1;Da?l 8,&1I F 6?' ,,1 me: 5 tpm makro ?. 4lo=a ed 1 gtt<2jam )entamisin ed 1 gtt<2jam 'nj. Lancomisin 118 mg<9jam )anti perban

enin, %8<8C<281% : O: kelopak mata kiri bengkak berkurang, mata belekan !;", mata merah !;", @RJ C9=<i, RRJ 19=<i, 3J%5,,o?, BBJ 11 kg Lisus Posisi Bola /ata )erakan Bola /ata 3ekanan Bola /ata Palpebra 6onjungti$a 6ornea klera ?O+ 'ris < Pupil Hensa *S 71<5 Orthoforia 6e segala arah Dormal !cara palpasi" *dema !F", hiperemis !F", secret !F", nyeri !F" 3enang 0ernih 3enang -alam 'sokor, M 2 mm< 2 mm, R? F<F 0ernih pandangan kabur !;", demam !;" *( 28<21 Orthoforia 6e segala arah Dormal !cara palpasi" 3idak ada kelainan 3enang 0ernih 3enang -alam 'sokor, M 2 mm< 2 mm, R? F<F 0ernih +: P:

Blefaritis ec. post ruptur palpebral O 'L4- -1;Da?l 8,&1I F 6?' ,,1 me: 5 tpm makro ?. 4lo=a ed 1 gtt<2jam
18

)entamisin ed 1 gtt<2jam 'nj. Lancomisin 118 mg<9jam )anti perban

elasa, 81<18<281% : O: kelopak mata kiri bengkak berkurang, mata belekan !;", mata merah !;", @RJ C&=<i, RRJ 28=<i, 3J%5,1o?, BBJ 11 kg Lisus Posisi Bola /ata )erakan Bola /ata 3ekanan Bola /ata Palpebra 6onjungti$a 6ornea klera ?O+ 'ris < Pupil Hensa *S 71<5 Orthoforia 6e segala arah Dormal !cara palpasi" *dema !F", hiperemis !F", secret !F", nyeri !F" 3enang 0ernih 3enang -alam 'sokor, M 2 mm< 2 mm, R? F<F 0ernih pandangan kabur !;", demam !;" *( 28<21 Orthoforia 6e segala arah Dormal !cara palpasi" 3idak ada kelainan 3enang 0ernih 3enang -alam 'sokor, M 2 mm< 2 mm, R? F<F 0ernih

@asil kultur : Staphylococcus hominis +: P: Blefaritis Staphylococcus ec. post ruptur palpebral O 'L4- -1;Da?l 8,&1I F 6?' ,,1 me: 5 tpm makro ?. 4lo=a ed 1 gtt<2jam )entamisin ed 1 gtt<2jam 'nj. Lancomisin 118 mg<9jam )anti perban

19

BAB I+ ! MBA'ASAN -ilaporkan seorang anak perempuan berumur , tahun masuk R 2- ++ pada tangggal 25 eptember 281% dengan keluhan kelopak mata kiri bengkak sejak 2 minggu /R . -iagnosis pada pasien ini didasarkan atas anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang. -ari anamnesis didapatkan ri.ayat trauma pada kelopak mata kiri akibat terkena besi saat bermain ayunan. Pasien telah dilakukan pengobatan dan penjahitan pada luka, namun kelopak mata masih bengkak dan belekan, demam hilang timbul. Ri.ayat bintik kemerahan pada badan !;", kulit berminyak dan bersisik !;", ri.ayat alergi !;", sehingga kelainan kulit yang mendasari penyakit mata dapat disingkirkan. Pada pemeriksaan fisik tampak kelopak mata kiri edema !F", hiperemis !F", sekret !F", nyeri !F", $isus normal, injeksi !;". @al ini mengarahkan diagnosis pasien blefaritis ec post ruptur palpebra O . 2ntuk memastikan diagnosis pasien dianjurkan dilakukan pemeriksaan penunjang berupa kultur dan sensiti$itas. -ari hasil kultur didapatkan bakteri Staphylococcus hominis. @al ini mendukung diagnosis pasien blefaritis Staphylococcus. Pada pasien dilakukan pengobatan berupa pemberian antibiotik tetes mata c. flo=a dan gentamisin serta antibiotik sistemik $ancomisin. Berdasarkan pedoman pengobatan blefaritis, pilihan obat yang digunakan secara berurutan adalah a#itromisin solution 1 I, kemudian diikuti doksisiklin oral, antiinflamasi !siklosporin, loteprednol etabonate, kombinasi de=amethason;tobramisin", basitracin, eritromisin dan golongan fluoro:uinolon !mo=iflo=acin, gatiflo=acin, ciproflo=acin".2 Pemberian antibiotik pada pasien ini sudah tepat karena sesuai

20

dengan hasil kultur dan sensiti$itas bakteri. -imana $ancomisin masih sensitif terhadap bakteri Staphylococcus hominis.

(AF"A# !&S"AKA 1. 'yas, idharta. lefaritis dalam ilmu penya!it mata. 4akultas 6edokteran 2ni$ersitas 'ndonesia. 288C. @al. 9C;18% 2. +lda$e +, et al. " #M$ mono%raph lepharitis update on research and mana%ement. 3he ne. york eye and ear infirmary institute for continuing medical education. 2818 %. Ho.ery, cott. "dult blepharitis. -epartment of Pediatric Ophthalmology and trabismus, 2ni$ersity of +rkansas for /edical ciences ?ollege of /edicine, +rkansas ?hildrenOs @ospital. /edscape. 281% &. ?he. E?, +mrith , undar ). lepharitis& more than an irritation. 4ocus D@) *ye 'nstitute. 288C 1. +merican +cedemy of Ophtalmology. ?linical management guidelines. lepharitis 'inflammation of the lid mar%in(. an 4ransisco, ?+: +merican +cademy of ophtalmology. 2889. +$ailable at: http:<<....aao.org<ppp 5. ?arr, 0oanne and 4airman, 4ances. )phtalmolo%y referral %uidelines of blepharitis. D@ O=fordshire. 2812 ,. +merican Optometric +ssociation. *uic! reference %uide& care of the patient +ith blepharitis. 2&% D. Hindberg Bl$d. t. Houis, /O 5%1&1. 2882 9. +merican +cademy of Ophthalmology. #ornea,external disease panel. Preferred practice pattern %uidelines. lepharitis-limited revision. an fransisco, ?+: +merican +cademy of Ophthalmology. 2811. +$ailable at: http:<<....aao.org<ppp C. 4oulks )D, et al. lepharitis& the ne+ consensus. " revie+ of posterior blepharitis and its treatment. +lcon Haboratories 'nc. 2811

21

Anda mungkin juga menyukai