Anda di halaman 1dari 11

Penggunaan Lembar Kerja berbasis Problem Based Learning

PENGGUNAAN LEMBAR KERJA BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING


TERHADAP KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH SISWA KELAS IV SDN
KERET KREMBUNG SIDOARJO

Kustiyo Rini
PGSD, FIP, Universitas Negeri Surabaya, (rkustiyo@gmail.com)

Ganes Gunansyah
PGSD, FIP, Universitas Negeri Surabaya

Abstrak
Lembar kerja merupakan salah satu bahan ajar yang sering digunakan dalam pembelajaran. Lembar kerja
memiliki peran penting untuk menunjang proses belajar siswa. Keberadaan lembar kerja dapat membantu
siswa memahami materi yang dipelajari. Lembar kerja yang disusun sesuai dengan materi, membuat siswa
mampu menguasai materi dan melatih kemampuan yang dimiliki siswa. Salah satunya yaitu kemampuan
memecahkan masalah. Karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh
penggunaan lembar kerja berbasis problem based learning terhadap kemampuan memecahkan masalah
siswa kelas IV SDN Keret Krembung Sidoarjo. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu.
Desain penelitian yang digunakan adalah nonequivalent control group design. Lokasi dari penelitian ini
adalah SDN Keret yang terletak di Kecamatan Krembung Kabupaten Sidoarjo. Penelitian ini dilaksanakan
pada semester genap tahun ajaran 2016/2017. Teknik pengambilan sampel yang digunakan yaitu sampel
jenuh, karena seluruh pupolasi dijadikan sampel. Sampel dari penelitian ini adalah siswa kelas IV A
dengan jumlah 25 siswa sebagai kelas eksperimen dan kelas IV B dengan jumlah 25 siswa sebagai kelas
kontrol. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara tes. Instrumen penelitian yang digunakan untuk
pengambilan data adalah soal pretest-posttest. Teknik analisis data menggunakan rumus t-test. Hasil dari
penelitian ini menunjukkan pengaruh yang signifikan pada nilai tes kemampuan memecahkan masalah
siswa yang menggunakan lembar kerja berbasis problem based learning, dibandingkan dengan siswa yang
belajar dengan pembelajaran konvensional. Rata-rata hasil nilai post-test pada kelas eksperimen lebih
tinggi dibandingkan rata-rata hasil nilai post-test kelas kontrol. Hasil thitung yang didapatkan diketahui lebih
tinggi dibandingkan ttabel. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa Ha diterima dan Ho ditolak.
Kata Kunci: Lembar Kerja, Problem Based Learning, Kemampuan Memecahkan Masalah.

Abstract
Worksheets are one of the teaching materials that are often used in learning. Worksheets have an
important role to support student learning process. The existence of worksheets can help students
understand the material learned. Worksheets are arranged in accordance with the material, making
students able to master the material and train the skills of students. One of them is the problem solving
skills. Therefore, this study aims to find out how the influence of the use of worksheets based on problem-
based learning on the problem solving skills of fourth grade students of SDN Keret Krembung
Sidoarjo.This type of research is a quasi-experimental research. The research design used is
nonequivalent control group design. The location of this research is SDN Keret located in Krembung,
Sidoarjo. This study was conducted in the even semester of the academic year 2016/2017. The sampling
technique used is saturated samples, because all of the pupolation is sampled. The sample of this research
is the students of class IV A with 25 students as the experimental class and class IV B with 25 students as
the control class. Technique of collecting data is done by test. The research instrument used for data
retrieval is a matter of pretest-posttest. Data analysis technique using t-test formula. The results of this
study indicate a significant influence on the value of problem-solving test of students using a worksheet
based on problem based learning, compared with students learning with conventional learning. The
average post-test result in the experimental class is higher than the average post-test result of the control
class. The result of tcount obtained is higher than ttable. Therefore it can be concluded that Ha accepted and Ho
rejected.
Keywords: Worksheet, Problem Based Learning, Problem Solving Skills.

1
JPGSD. Volume 05 Nomor 03 Tahun 2017,

PENDAHULUAN mempelajari masalah rumit dan praktis yang mungkin


Proses pembelajaran yang dilakukan tenaga memiliki atau tidak memiliki jawaban benar. PBL adalah
kependidikan ditunjang dengan penggunaan berbagai pembelajaran yang dihasilkan dari proses bekerja menuju
jenis bahan ajar. Bahan ajar mempunyai peranan penting pemahaman dan resolusi masalah dalam konteks nyata
dalam kegiatan pembelajaran. Lembar kerja merupakan (Barrows & Tamblyn dalam Isrokijah, 2015:99).
satu dari sekian banyak bahan ajar yang sering digunakan Dinyatakan pula bahwa PBL merupakan metode
dalam kegiatan pembelajaran. Lembar kerja adalah salah pembelajaran yang dikatakan cocok untuk memberikan
satu bahan yang paling penting untuk mencapai tujuan para siswa pengetahuan untuk pemecahan masalah
kegiatan pendidikan (Kaymakci, 2012:57), lembar kerja (Schmidt dalam Isrokijah, 2015:99). Selain itu, Gijselaers
dianggap sebagai bahan yang baik dan dapat mendukung (dalam Isrokijah, 2015:100) menambahkan bahwa PBL
proses belajar mengajar (Isrokijah, 2015:104). Pada didasarkan pada teori bahwa pandangan belajar sebagai
kenyataannya, lembar kerja yang beredar saat ini masih proses di mana peserta didik secara aktif membangun
belum sesuai dengan kebutuhan siswa. Seperti yang pengetahuan. Hal ini dapat membantu siswa dengan baik,
dikatakan oleh Shobirin dkk (2013:64) LKS yang beredar karena setiap siswa dapat bekerja dengan kecepatan yang
saat ini masih memiliki banyak kekurangan dan berbeda sesuai dengan kemampuan mereka.
keterbatasan, sehingga keberadaannya semakin membuat LKS berbasis problem based learning ini dapat
siswa jenuh dan kesulitan dalam mempelajarinya. Muatan membantu mengatasi masalah yang muncul dalam proses
materi yang disajikan juga belum memberikan pembelajaran. Salah satunya masalah dalam
pembelajaran bermakna dan mampu menginspirasi siswa pembelajaran mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial
dalam proses pembelajaran di kelas. (IPS). Banyak faktor yang menyebabkan siswa
LKS seharusnya tidak menjadi beban bagi siswa, meengalami kesulitan dalam memahami pembelajaran
melainkan menjadi alat pendamping siswa untuk IPS. Guru seringkali membuat siswanya terpacu pada
memahami pengetahuan yang sedang mereka pelajari. buku teks saat mengajarkan ilmu pengetahuan sosial,
Hal ini didukung oleh pendapat Shobirin dkk (2013:64) padahal dikatakan oleh Isrokijah (2015:100) bahwa buku
LKS yang seharusnya menjadi pendamping belajar siswa, teks siswa tidak memberikan latihan yang sesuai dengan
kini berubah fungsi menjadi alat evaluasi dan acuan kebutuhan siswa. Guru yang masih mengajar dengan
utama dalam pembelajaran. Choo dkk (2011:520) juga terpacu buku teks cenderung akan menuntut siswanya
berpendapat bahwa lembar kerja merupakan alat untuk menghafal, sehingga kurang menguasai
instruksional yang terdiri dari serangkaian pertanyaan keterampilan yang lainnya. Selain itu metode mengajar
dan informasi, lembar kerja dirancang sebagai yang dilakukan guru masih menggunakan metode
pembimbing siswa agar mampu memahami ide-ide konvensional. Sedangkan menurut Nugraheni (2014:52)
kompleks, karena mereka bekerja melalui cara sistematis. pembelajaran yang berorientasi pada penguasaan materi
Menurut Choo dkk (2011:525), desain lembar kerja (hafalan) terbukti berhasil dalam kompetisi mengingat
dapat bervariasi, tidak diharuskan untuk selalu jangka pendek, namun pembelajaran dalam bentuk
menggunakan desain lembar kerja yang sama dengan hafalan terbukti gagal untuk membekali kemampuan
lembar kerja yang sudah lama beredar. Lembar kerja memecahkan persoalan anak dalam kehidupan jangka
dapat disusun dengn ide-ide yang baru. Ditegaskan pula panjang. Karenanya diperlukan bahan ajar yang dapat
oleh pendapat Shobirin dkk (2013:64) LKS yang beredar membantu, sehingga siswa bisa terlibat secara aktif
harus benar-benar berkualitas, karena LKS dimaksudkan selama proses pembelajaran.
untuk memberikan kemudahan siswa dalam memahami Seperti yang sudah diungkapkan sebelumnya, LKS
materi yang mereka pelajari. Oleh karena itu, pendidik PBL merupakan satu dari sekian banyak bahan ajar yang
harus melihat pengajaran dan pembelajaran dalam dapat digunakan untuk membantu mengatasi masalah.
konteks yang berbeda karena meningkatkan kebutuhan Disebutkan dalam Pariska dkk (2012:79), penerapan LKS
cara-cara inovatif (Muntean, 2012:19). Salah satu hal berbasis PBL dapat dijadikan salah satu akses kepada
yang bisa dilakukan oleh pendidik untuk peningkatan siswa untuk mengembangkan kemampuan berpikir
kebutuhan cara-cara inovatif adalah dengan dengan langkah pemberian masalah. Pariska juga
menggunakan lembar kerja siswa problem based learning menjelaskan menurut hasil belajar yang didapatkan
( LKS PBL). siswa, pembelajaran dengan LKS PBL yang
Dalam Isrokijah (2015:100) dinyatakan bahwa PBL dilakukannya terbukti efektif digunakan. Menurut
dianggap pendekatan instruksi berpusat pada siswa yang Isrokijah (2015:99) dengan LKS PBL dilakukan
mengilhami siswa untuk menerapkan kemampuan pembelajaran bermakna. Mereka belajar untuk
berpikir kritis melalui masalah simulasi untuk memecahkan masalah dengan menerapkan pengetahuan
Penggunaan Lembar Kerja berbasis Problem Based Learning

mereka atau mencoba untuk mengeksplorasi pengetahuan siswa. Adapun soal yang digunakan pada kedua tes
yang mereka butuhkan. Berdasarkan hasil penelitiannya, (pretest-posttest) dibuat berbeda. Desain penelitian
dinyatakan LKS PBL sesuai dengan kebutuhan guru dan Nonequivalent Control Group Design ini digambarkan
siswa dan dapat mendukung proses pembelajaran. Situasi sebagai berikut:
pembelajaran dalam PBL, membuat siswa terintegrasi
antara pengetahuan dan keterampilan secara bersamaan E O1 X O2
dan diterapkan dalam konteks yang relevan. K O3 O4
Penggunaan LKS berbasis PBL ini dapat melatih
Gambar 1 Nonequivalent Control Group Design
kemampuan siswa dalam memecahkan masalah. Siswa
Keterangan:
pada awalnya cenderung menemukan konsep-konsep dan
E : kelas eksperimen yang menggunakan LKS PBL
prinsip-prinsip yang sederhana, namun mereka
K : kelas kontrol tanpa menggunakan LKS PBL
mengalami kesulitan ketika menerapkannya, sehingga
X : perlakuan/treatment
tidak sedikit dari siswa yang lebih memilih untuk pasif
O1 dan O3 : keadaan awal kedua kelompok kelas
dalam proses pembelajaran. Savery & Duffy (dalam
sebelum diberikan perlakuan
Isrokijah, 2015:100) menjelaskan bahwa dalam
O2 dan O4 : keadaan akhir kedua kelompok kelas
pembelajaran berbasis masalah (problem based learning)
setelah diberikan perlakuan.
siswa tidak sebagai penerima pasif pengetahuan tetapi
(Sugiyono, 2013:116)
sebagai pemecah masalah yang bisa mengembangkan
disiplin pengetahuan dan strategi pemecahan untuk Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam
menghadapi masalah. penelitian ini yaitu sampel jenuh, dengan cara seluruh
Siswa yang berada dalam lingkungan belajar PBL, populasi dijadikan sampel. Populasi dari penelitian ini
memiliki kemampuan memecahkan masalah yang terlatih adalah seluruh siswa kelas IV di SDN Keret dengan
dengan baik. Selain itu, siswa dapat menggunakan semua jumlah 25 siswa di kelas IV A dan 25 siswa di kelas IV
kemampuan yang dimiliki dalam usaha pemecahan B, dengan jumlah total 50 siswa. Sedangkan sampel dari
masalah. Dalam lingkungan belajar PBL siswa bekerja penelitian ini adalah Siswa kelas IV A di SDN Keret
dalam kelompok kolaboratif untuk mengidentifikasi apa yang berjumlah 25 siswa dan siswa kelas IV B yang
yang mereka butuhkan untuk belajar dalam rangka berjumlah 25 siswa, jadi total sampel adalah 50 siswa,
memecahkan masalah. Oleh karena itu, melalui LKS PBL dengan kelas IV A sebagai kelas eksperimen dan kelas IV
ini siswa akan terbiasa untuk melatih kemampuan B sebagai kelas kontrol.
memecahkan masalah secara berkelompok. Instrumen yang akan digunakan dalam penelitian ini
Berdasarkan uraian masalah yang sudah dijelaskan, yaitu lembar pretest dan posttest. Pretest akan diberikan
dapat disimpulkan judul dari penelitian ini adalah kepada kedua kelompok sebelum diberikan perlakuan.
“Penggunaan Lembar Kerja Berbasis Problem Based Sedangkan untuk Posttest diberikan kepada kedua
Learning terhadap Kemampuan Memecahkan Masalah kelompok setelah keduanya diberikan perlakuan yang
Siswa Kelas IV SDN Keret Krembung Sidoarjo”. berbeda satu sama lainnya. Lembar pretest dan posttest
digunakan untuk mengetahui pengaruh penggunaan LKS
METODE
PBL terhadap kemampuan memecahkan masalah siswa.
Penelitian ini akan dilakukan dengan menggunakan
Instrumen penelitian merupakan alat ukur yang
metode penelitian kuantitatif. Jenis penelitian yang akan
digunakan dalam suatu penelitian, karena instrumen
digunakan yaitu jenis penelitian eksperimen semu atau
merupakan alat ukur dalam penelitian maka perlu diuji
quasi experiment. Jenis penelitian eksperimen semu
kevalidan dan reliabilitasnya. Oleh karena itu, instrumen
sering disebut juga dengan eksperimen pura-pura.
soal perlu melalui uji validitas dan uji reliabilitas terlebih
Peneliti menggunakan jenis penelitian eksperimen karena
dahulu sebelum digunakan untuk penelitian.
ingin membuktikan hubungan sebab-akibat dua variabel.
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan
Penelitian ini akan menggunakan desain
tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu
“Nonequivalent Control Group Design”. Pada penelitian
instrumen (Arikunto, 2013:211). Instrumen yang baik
ini terdapat dua kelompok yang dipilih, yaitu sebagai
memiliki tingkat validitas yang tinggi, dan sebaliknya
kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Kedua
instrumen yang kurang baik memiliki tingkat validitas
kelompok pada awalnya akan diberikan tes awal (pretest)
yang rendah. Rumus yang akan digunakan untuk
untuk mengetahui kemampuan awal siswa, kemudian di
menghitung validitas instrumen adalah rumus korelasi
akhir pembelajaran kedua kelompok siswa diberikan tes
product moment yang dikemukakan oleh Pearson, yaitu
akhir (posttest) untuk mengetahui pengaruh penggunaan
dengan rumus sebagai berikut:
LKS PBL terhadap kemampuan memecahkan masalah

3
JPGSD. Volume 05 Nomor 03 Tahun 2017,

melakukan uji beda adalah melalui uji normalitas dan uji


homogenitas. Uji normalitas dilakukan terlebih dahulu
sebelum menguji hipotesis. Uji normalitas dapat
dilakukan dengan 4 cara, yaitu lielifors, kolmogorof
smirnof (untuk N kecil), Chi Kuadrat (Chi-Square) untuk
Keterangan: N banyak, dan P-P Plot. Dalam penelitian ini, peneliti
menggunakan rumus Chi-Square, dengan rumus sebagai
x=X- berikut:

y=Y-

X = skor rata-rata dari X


Y = skor rata-rata dari Y
(Arikunto, 2013:213) Keterangan:
X2 = nilai chi-square
Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa fo = frekuensi yang diperoleh (obtained frequency)
sesuau instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan fe = frekuensi yang diharapkan (expected
sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut frequency)
(Winarsunu, 2009:88)
sudah baik (Arikunto, 2013:221). Instrumen yang sudah
teruji reliabilitasnya maka sudah tentu hasil penelitiannya Uji homogenitas perlu dilakukan untuk mengetahui
akan baik pula, untuk mencari reliabilitas instrumen apakah asumsi homogenitas pada masing-masing data
maka digunakan rumus Spearman-Brown. Penggunaan sudah terpenuhi atau belum. Jika homogenitasnya sudah
rumus ini diawali dengan langkah pembuatan tabel terbukti, maka bisa dilanjutkan untuk pembuktian analisis
analisis butir soal untuk nantinya dikelompokkan menjadi data. Rumus yang digunakan untuk menguji homogenitas
dua belah, yaitu belah ganjil-genap dan belah awal-akhir. adalah:
Rumusnya adalah sebagai berikut:

Sedangkan rumus yang digunakan untuk


Keterangan: menghitung varian adalah sebagai berikut:
r11 = reliabilitas instrument

= yang disebutkan sebagai indeks

korelasi antara dua belahan instrumen Keterangan:


(Arikunto, 2013:223) SD2 = nilai varian
X = rata-rata nilai
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam X2 = rata-rata nilai kuadrat
penelitian ini menggunakan teknik tes. Tes digunakan N = jumlah
untuk mengukur ada atau tidaknya serta besarnya (Winarsunu, 2009:100)
kemampuan objek yang diteliti (Arikunto, 2013:266).
Dalam penelitian ini, tes digunakan untuk mengetahui Uji hipotesis pada penelitian ini menggunakan
ada atau tidaknya peningkatan kemampuan memecahkan rumus t-test untuk membuktikan kebenaran hipotesis. T-
masalah siswa setelah penggunaan LKS PBL. Tes yang test digunakan untuk mengetahui koefisien perbedaan
dilakukan akan diberikan kepada kelas IV A dan kelas IV antara dua buah distribusi data (Winarsunu, 2009:81).
B. Teknik tes yang digunakan yaitu pretest-posttest. Tes Rumusnya sebagai berikut:
awal (pretest) diberikan kepada siswa di awal
pembelajaran untuk mengetahui kemampuan awal siswa,
sedangkan tes akhir (posttest) akan diberikan kepada
siswa di akhir pembelajaran untuk mengetahui
kemampuan siswa setelah diberikan perlakuan.
Proses pengumpulan data yang digunakan oleh Keterangan:
peneliti yaitu test, maka teknik analisis data yang
= mean pada distribusi sampel 1
digunakan adalah (t-test) uji beda, syarat sebelum
Penggunaan Lembar Kerja berbasis Problem Based Learning

Berdasarkan data yang diperoleh didapatkan hasil


= mean pada distribusi sampel 2
sebagai berikut: r hitung item 1 sebesar 0,443,
item 2 sebesar 0,210, item 3 sebesar 0,634, item 4
= nilai varian pada distribusi sampel 1 sebesar 0,481, item 5 sebesar 0,526, item 6
sebesar 0,602, item 7 sebesar 0,670, item 8
= nilai varian pada distribusi sampel 2 sebesar 0,800, item 9 sebesar 0,528, item 10
N1 = jumlah individu pada sampel 1 sebesar 0,431, item 11 sebesar 0,732, item 12
N2 = jumlah individu pada sampel 2 sebesar 0,607, item 13 sebesar 0,761. Hasil rhitung
(Winarsunu, 2009:82) menunjukkan diantara item 1 sampai item 13,
dapat diketahui bahwa item 2 dinyatakan tidak
Untuk mengetahui selisih antara nilai pretest- valid, karena rhitung ≤ rtabel. Oleh karena itu item soal
posttest, maka digunakan uji N-Gain, dengan rumus nomor 2 tidak dapat digunakan untuk
sebagai berikut: pengambilan data penelitian. Sedangkan item 1, 3,
4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13 dinyatakan valid
karena rhitung ≥ rtabel.
Uji Reliabilitas
Keterangan: Uji reliabilitas perlu dilakukan untuk
Spost = skor posttest mengetahui apakah instrumen yang digunakan
Spre = skor pretest dapat dipercaya (reliabel) atau tidak untuk
Smaks = skor maksimum ideal digunakan sebagai alat pengumpul data. Pada uji
(Hake dalam Jumiati dkk, reliabilitas ini digunakan rumus Spearman-Brown
2011:170) untuk menghitung data. Taraf signifikasi yang
digunakan adalah taraf signifikasi 5%. Pada tabel
Untuk mengetahui kriteria perolehan skor N- nilai-nilai rho dapat diketahui pada taraf
Gain, disajikan dalam tabel berikut ini: signifikasi 5% dengan N=25 tertuliskan nilai r tabel
Tabel 1 sebesar 0,409. Adapun hasil hitung yang
Kriteria Perolehan Skor N-Gain didapatkan melalui rumus Spearman-Brown
Batasan Kategori adalah sebesar 0,8733. Berdasarkan hasil tersebut
g > 0,7 Tinggi dapat diketahui bahwa rhitung ≥ rtabel, maka dapat
0,3 < g ≤ 0,7 Sedang disimpulkan bahwa instrumen penelitian
g ≤ 0,3 Rendah dinyatakan dapat dipercaya (reliabel) sebagai alat
(Hake dalam Jumiati dkk, pengumpul data.
2011:170) Hasil Analisis Data Penelitian
Hasil yang didapat oleh peneliti selama
HASIL DAN PEMBAHASAN melakukan penelitian di SDN Keret akan dibahas di
Hasil Penelitian dalam bab ini. Penelitian ini memiliki tujuan untuk
Hasil Analisis Butir Soal mendapatkan data secara kuantitatif melalui soal
Uji Validitas pretest-posttest yang diberikan kepada siswa objek
Penelitian ini menggunakan uji validitas untuk penelitian. Pertama-tama akan disajikan tabel rata-
mengetahui valid atau tidaknya instrumen rata hasil nilai siswa berdasarkan pretest-posttest
penelitian yang digunakan. Uji validitas dilakukan yang telah diberikan.
sebelum dilaksanakannya penelitian, agar pada Tabel 2
waktu penelitian instrumen yang digunakan sudah Rata-rata Hasil Nilai Pretest-Posttest Siswa
valid dan bisa digunakan untuk pengambilan data. Jumlah Hasil Rata-rata Nilai
Pada tahap ini, uji validitas dilakukan kepada Kelas
Siswa Pre-test Post-test
siswa kelas IV SDN Tambakrejo II Krembung Eksperimen 19 43 66
dengan jumlah 25 siswa. Kontrol 21 38 53
Dalam penelitian ini digunakan rumus korelasi
product moment dari Pearson untuk menghitung Berdasarkan tabel 2 dapat diketahui bahwa
tingkat kevalidan soal. Taraf signifikasi yang baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol
digunakan adalah pada taraf 5%, dengan rtabel = mengalami kenaikan nilai rata-rata pretest-posttest,
0,396 pada kolom jumlah N=25. Instrumen akan namun hasil pretest dan posttest yang didapat di
dikatakan valid dengan ketentuan rhitung ≥ rtabel.

5
JPGSD. Volume 05 Nomor 03 Tahun 2017,

kelas eksperimen lebih tinggi daripada hasil pretest keadaan akhir pada kedua kelompok, yaitu
dan posttest yang didapat di kelas kontrol. Selisih setelah kedua kelompok diberikan perlakuan
dari rata-rata nilai pretest-posttest pada kelas yang berbeda, kelompok eksperimen
eksperimen juga lebih tinggi dibandingkan dengan menggunakan lembar kerja berbasis problem
selisih rata-rata nilai pretest-posttest pada kelas based learning dan kelas kontrol tanpa
kontrol. Selanjutnya, untuk lebih jelasnya akan menggunakan lembar kerja berbasis problem
dibahas dibawah ini: based learning. Adapun perhitungannya
disajikan dalam tabel berikut ini:

Uji Normalitas Tabel 4


Uji normalitas dilakukan terlebih dahulu Uji Normalitas Data Post-test
sebelum menguji hipotesis. Uji ini dilakukan fo- (fo- (fo-
untuk mengetahui apakah populasi siswa yang Kelas fo fe
fe fe)2 fe)2/fe
diteliti memiliki distribusi normal atau tidak. Eksperim 66 50 16 256 5,12
Peneliti menggunakan rumus Chi Kuadrat (Chi- en
Square) untuk menghitungdata yang diperoleh. Kontrol 53 50 3 9 0,18
Perhitungan perolehan data dengan
11 10
menggunakan rumus Chi-Square adalah sebagai Jumlah - - 5,30
9 0
berikut:
Uji normalitas pre-test
Berdasarkan tabel 4 diketahui bahwa
Uji normalitas data dengan menggunakan
hasil perhitungan nilai chi-square adalah
soal pre-test dilakukan untuk mengetahui
5,30. Pada tabel nilai-nilai chi-square dapat
keadaan awal pada kedua kelompok, yaitu
diketahui bahwa dengan db=1 pada taraf
sebelum sampel diberikan perlakuan.
signifikasi 5% memiliki nilai sebesar 3,84.
Adapun perhitungannya disajikan dalam
Oleh karena nilai hitung lebih besar dari nilai
tabel berikut ini:
tabel pada taraf signifikasi 5%, maka dapat
Tabel 3
disimpulkan bahwa kedua kelompok kelas
Uji Normalitas Data Pre-test
memiliki distribusi normal.
fo- (fo- (fo-
Kelas fo fe Uji Homogenitas
fe fe)2 fe)2/fe
Uji homogenitas perlu dilakukan untuk
Eksperim 43 50 -7 49 0,98 mengetahui apakah asumsi homogenitas pada
en masing-masing data sudah terpenuhi atau belum.
Kontrol 38 50 -12 144 2,88 Jika homogenitasnya sudah terbukti, maka bisa
10 dilanjutkan untuk pembuktian analisis data.
Jumlah 81 - - 3,86
0 Untuk membuktikan homogenitas kedua
kelompok, maka perlu dicari nilai F max melalui
Berdasarkan tabel 3 dapat diketahui hasil perhitungan rumus nilai varian. Pada
perhitungan nilai chi-square adalah 3,86. perhitungan menggunakan rumus ini diperlukan
Untuk mengetahui hasil perhitungan sudah nilai F yang tidak signifikan untuk membuktikan
signifikan atau belum maka perlu dilakukan populasi homogen, karena apabila hasil nilai F
perbandingan dengan tabel nilai-nilai chi- signifikan maka berarti ada kelompok yang lebih
square. Pada tabel nilai-nilai chi-square dapat unggul (tidak homogen). Berikut ini akan
diketahui bahwa dengan db=1 (db=colom-1, disajikan tabel kerja untuk mencari nilai Fmax:
jadi db=2-1), pada taraf signifikasi 5% Tabel 5
memiliki nilai sebesar 3,84. Oleh karena nilai Tabel Kerja untuk Menghitung Fmax
hitung lebih besar dari nilai tabel pada taraf Pre-test Post-test
signifikasi 5%, maka dapat disimpulkan X X 2
X X2
bahwa kedua kelompok kelas memiliki 43 1849 66 4356
distribusi normal.
38 1444 53 2809
81 3293 119 7165
Uji normalitas post-test
Uji normalitas data dengan menggunakan
soal post-test dilakukan untuk mengetahui
Penggunaan Lembar Kerja berbasis Problem Based Learning

Hasil uji t-test pada pre-test memiliki


nilai hitung sebesar 1,098, sedangkan nilai
ttabel dengan db=38 (db=Ntotal – 2) pada taraf
signifikasi 5% memiliki nilai hitung sebesar
2,021, maka hasil perhitungan t-test pre-test
Menurut perhitungan yang sudah dilakukan (keadaan awal) masih belum signifikan,
di atas didapatkan nilai F hitung sebesar 6,76. karena kedua kelompok belum diberikan
Pada tabel nilai F diketahui bahwa nilai F perlakuan.
dengan db=1 pada taraf signifikasi 5% adalah Uji t-test post-test
sebesar 161. Nilai F hitung yang didapatkan Diketahui,
tidak lebih besar dari nilai F tabel (F hitung ≤ Ftabel)
= 66
yang berarti nilai F hitung tidak signifikan, maka
dapat disimpulkan kedua kelompok memiliki
sifat yang homogen. = 53
Uji Hipotesis
Uji hipotesis diperlukan pada perhitungan = 278,31
hasil penelitian untuk menentukan apakah
hipotesis kerja (Ha) ataukah hipotesis nihil (H o) = 206,76
yang akan diterima. Uji hipotesis pada penelitian N1 = 19
ini menggunakan rumus t-test untuk N2 = 21
membuktikan kebenaran hipotesis. Hasil t hitung
yang lebih tinggi dari ttabel akan membuktikan Ha
diterima dan Ho ditolak, dan sebaliknya apabila
hasil thitung yang lebih rendah dari ttabel akan
membuktikan Ho yang diterima dan Ha ditolak.
Berikut ini perhitungannya:
Uji t-test pre-test
Diketahui,

= 43

= 38

= 147,4

Hasil uji t-test pada post-test memiliki


= 250
nilai hitung sebesar 2,559, sedangkan nilai
N1 = 19 ttabel dengan db=38 pada taraf signifikasi 5%
N2 = 21 memiliki nilai hitung sebesar 2,021, maka
hasil uji t-test post-test signifikan pada taraf
signifikasi 5%, karena nilai thitung lebih besar
daripada ttabel (thitung ≥ ttabel). Berdasarkan hasil
thitung post-test, dapat disimpulkan hipotesis
yang diterima adalah hipotesis kerja (H a) dan
hipotesis nihil (Ho) ditolak, yang berarti
membuktikan ada pengaruh penggunaan
lembar kerja berbasis problem based
learning terhadap kemampuan memecahkan
masalah siswa kelas IV SDN Keret.
Uji N-Gain
Untuk mengetahui selisih antara nilai
pretest-posttest, maka digunakan uji N-gain. Uji

7
JPGSD. Volume 05 Nomor 03 Tahun 2017,

N-gain akan dilakukan pada masing-masing perlakuan berupa lembar kerja berbasis problem based
kelompok. Berikut ini perhitungannya: learning.
Setelah diberikan perlakuan, yaitu kelas eksperimen
N-Gain kelas eksperimen: dengan menggunakan lembar kerja berbasis problem
based learning dan kelas kontrol tanpa menggunakan
lembar kerja berbasis problem based learning, kemudian
kedua kelompok kelas mengalami peningkatan rata-rata
nilai post-test yang baik pada kelas eksperimen, yaitu
dengan rata-rata nilai sebesar 66. Pada kelas kontrol
peningkatan rata-rata nilai post-test yang didapatkan
N-Gain kelas kontrol: sudah cukup baik, yaitu dengan rata-rata nilai sebesar 53.
Ini membuktikan bahwa penggunaan lembar kerja
berbasis problem based learning memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap kemampuan memecahkan masalah
siswa.
Hasil uji N-gain untuk kelas eksperimen
Pada awal pembelajaran, kedua kelompok kelas
memiliki hasil hitung sebesar 0,264, sedangkan
belum menguasai kemampuan memecahkan masalah
hasil uji N-gain untuk kelas kontrol adalah
dengan baik. Hal ini terbukti dilihat dari rata-rata nilai
0,163. Berdasarkan kriteria perolehan skor N-
pre-test yang didapat oleh kedua kelompok. Rata-rata
gain, kedua hasil hitung dari kelas eksperimen
nilai pre-test pada kelas eksperimen dan rata-rata nilai
maupun kelas kontrol memiliki nilai kurang dari
pre-test kelas kontrol memiliki hasil yang rendah.
0,3 (≤ 0,3), sehingga kedua kelompok memiliki
Rendahnya kemampuan memecahkan masalah pada
hasil N-gain rendah.
kedua kelompok juga terlihat pada pembelajaran pertama,
karena siswa nampak masih belum terlalu memahami
Pembahasan
cara menyelesaikan tugas yang diberikan, kemudian
Berdasarkan hasil penelitian, peneliti telah siswa juga belum mampu menyelesaikan masalah secara
membahas hasil penelitian yang diperoleh dari hasil baik karena mereka masih memiliki banyak kesulitan.
temuan selama penelitian menggunakan analisis data tes Penelitian penggunaan lembar kerja berbasis
kemampuan memecahkan masalah (pretest-posttest). problem based learning ini dilakukan oleh peneliti
Penelitian dilakukan dengan melaksanakan pembelajaran melalui proses pembelajaran. Proses pembelajaran
di kelas eksperimen dan juga kelas kontrol. Pembelajaran dilakukan sebanyak 3 kali pertemuan pada masing-
dilaksanakan menggunakan perangkat dan instrumen masing kelas. Hal tersebut dilakukan untuk
pembelajaran. mempermudah proses pengambilan data pada kedua
Pada pembahasan ini akan dibahas mengenai kelompok kelas, yaitu dengan tujuan tidak ada perbedaan
pengaruh penggunaan lembar kerja berbasis problem jumlah pertemuan pada kedua kelompok kelas, karena
based learning terhadap kemampuan memecahkan yang berbeda terletak pada perlakuan yang diberikan oleh
masalah siswa kelas IV SDN Keret Krembung Sidoarjo. peneliti. Pada penelitian ini digunakan materi tentang
Data yang diperoleh dalam bentuk kuantitatif, data pemanfaatan sumber daya alam. Dengan ini diharapkan
tersebut diperoleh dari hasil pretest-posttest yang siswa mampu meningkatkan kemampuan memecahkan
diberikan di awal pembelajaran (pre-test) dan diakhir masalah yang dimiliki.
pembelajaran (post-test). Soal pretest-posttest diberikan Kaymakci (2012:57) berpendapat bahwa lembar
untuk mengetahui kemampuan memecahkan masalah kerja dianggap sebagai bahan yang baik dan dapat
siswa sebelum dan sesudah diberikan perlakuan. mendukung proses pembelajaran. Selain itu diperkuat
Rata-rata peningkatan nilai kemampuan oleh pendapat Isrokijah (2015:104) yang menyatakan
memecahkan masalah siswa berdasarkan pretest-posttest lembar kerja sebagai bahan yang baik dan dapat
dari kelas eksperimen dan kelas kontrol mengalami mendukung proses belajar mengajar. Lembar kerja
kenaikan rata-rata nilai. Pada kelas kontrol memiliki nilai merupakan salah satu bahan ajar yang sering digunakan
rata-rata pre-test yang sangat rendah dengan jumlah rata- oleh guru untuk menunjang kelancaran proses
rata nilai 38. Begitu juga dengan kelas eksperimen pembelajaran demi tercapainya tujuan pembelajaran yang
memiliki nilai rata-rata pre-test yang sangat rendah diinginkan.
dengan jumlah rata-rata nilai 43 sebelum diberikan Terdapat kesamaan antara pendapat di atas dengan
penelitian ini. Dalam penelitian ini diharapkan
Penggunaan Lembar Kerja berbasis Problem Based Learning

penggunaan lembar kerja berbasis problem based Penggunaan lembar kerja dalam proses
learning dapat meningkatkan kemampuan memecahkan pembelajaran mempunyai beberapa kelebihan, karena
masalah siswa, karena dalam pembelajaran berbasis lembar kerja mempunyai beberapa fungsi, diantaranya
masalah siswa diharapkan untuk aktif dalam pemecahan yaitu: 1) lembar kerja membuat siswa terlibat secara aktif
masalah. Hal ini dapat diterapkan pada materi dalam proses pembelajaran; 2) siswa dapat memahami
pemanfaatan sumber daya alam yang seringkali masih materi sesuai kompetensi yang akan dicapai; 3) siswa
disalahgunakan dalam penggunaannya. Dalam penelitian dapat berlatih soal-soal dan mempunyai minat baca; 4)
ini, materi disusun berdasarkan masalah-masalah menambah semangat belajar siswa; 5) lembar kegiatan
pemanfaatan sumber daya alam yang masih sering terjadi pengamatan dan penemuan untuk memecahkan masalah;
di lingkungan sekitar. Masalah-masalah tersebut 6) melatih kemampuan berpikir siswa.
disajikan dalam bentuk lembar kerja berbasis problem Lembar kerja dianggap sebagai bahan ajar yang
based learning pada kelas eksperimen, sedangkan pada baik dalam penelitian ini untuk membantu
kelas kontrol pembelajaran dilaksanakan secara mengembangkan kemampuan memecahkan masalah pada
konvensional. siswa. Lembar kerja yang dapat didesain sesuai dengan
Masalah pemanfataan sumber daya alam ini menjadi materi yang akan diajarkan membuatnya lebih mudah
salah satu penyebab terganggunya kesejahteraan digunakan untuk semua mata pelajaran, termasuk untuk
manusia. Salah satu contoh misalnya masalah materi pemanfaatan sumber daya alam ini. Seperti yang
pembuangan sampah di sungai yang membuat air dikatakan oleh Choo dkk (2011:525) bahwa desain
tercemar dan tidak bisa digunakan secara benar untuk lembar kerja dapat bervariasi, tidak diharuskan untuk
kehidupan, padahal air sungai memiliki nilai manfaat selalu menggunakan desain lembar kerja yang sama.
yang tinggi seperti misalnya untuk pengairan sawah, Lembar kerja berbasis problem based learning
selain itu sungai yang tercemar akan menimbulkan bau disusun sesuai dengan tahapan pemecahan masalah pada
busuk yang dapat mengganggu kesehatan pernafasan dan model pembelajaran problem based learning. Sehingga
juga dapat mencemari udara sekitar daerah sungai. selama menggunakan lembar kerja berbasis problem
Dengan masalah-masalah sederhana yang disajikan based learning siswa akan melakukan usaha pemecahan
dalam lembar kerja, diharapkan siswa dapat masalah melalui tahap demi tahap. Dimulai dari tahap
mengembangkan kemampuan memecahkan masalah identifikasi masalah, tahap analisis masalah, tahap
mereka. merumuskan hipotesis, tahap mengumpulkan dan
Penelitian ini dilakukan sebanyak 3 kali mengelompokkan data, tahap pembuktian hipotesis, dan
pembelajaran di kelas eksperimen dan juga 3 kali tahap membuat kesimpulan. Untuk mendapatkan hasil
pembelajaran di kelas kontrol. Hal tersebut dilakukan pemecahan masalah yang maksimal, siswa harus melalui
agar tidak ada halangan dalam proses pengambilan data, tahap-tahap tersebut.
kemudian hasil yang didapatkan menjadi maksimal. Selain itu, penggunaan lembar kerja berbasis
Dalam melaksanakan pembelajaran dengan menerapkan problem based learning menciptakan suasana aktif di
lembar kerja berbasis problem based learning, siswa dalam kelas, karena dalam problem based learning siswa
dapat melatih kemampuan memecahkan masalah mereka dituntut untuk aktif. Menurut pendapat Piagget dan
secara bertahap mulai dari awal pertemuan sampai akhir Vygotsky dalam teori kontruktivisme dijelaskan bahwa
pertemuan. Sehingga penggunaan lembar kerja berbasis siswa dalam segala usia secara aktif terlibat dalam proses
problem based learning ini dapat berfungsi secara perolehan informasi dan membangun pengetahuan sendiri
optimal, karena memang seharusnya LKS menjadi (Putra, 2013:77). Hal tersebut didukung oleh pendapat
pendamping belajar siswa (Shobirin dkk, 2013:64). Putra (2013:68-69) yang menguraikan bahwa PBL
Berdasarkan hasil analisis data pada pembahasan berfokus pada penyajian suatu permasalahan, kemudian
hasil penelitian, dapat diketahui bahwa penggunaan siswa diminta mencari pemecahan masalah melalui
lembar kerja berbasis problem based learning telah serangkaian penelitian dan investigasi. Ketika siswa
memberikan pengaruh terhadap kemampuan disajikan suatu masalah, maka secara otomatis mereka
memecahkan masalah siswa kelas IV SDN Keret. bekerja sama untuk memecahkan masalah yang ada dan
Pengaruh lembar kerja berbasis problem based learning menjadikan belajar menjadi menyenangkan karena
terhadap kemampuan memecahkan masalah siswa juga dilakukan bersama-sama.
dapat dilihat dari rata-rata nilai hasil tes. Hasil rata-rata Selama proses pembelajaran, sikap positif tumbuh
nilai tes kelas eksperimen memiliki selisih yang cukup pada diri siswa. Hal tersebut terbukti dari respon siswa
signifikan. kepada guru. Siswa dapat memperhatikan penjelasan
yang diberikan oleh guru dengan baik, kemudian mereka

9
JPGSD. Volume 05 Nomor 03 Tahun 2017,

aktif terlibat dalam penyelesaian pemecahan masalah pengembangan lembar kerja berbasis problem based
secara bersama-sama dengan masing-masing kelompok. learning, menurut penelitiannya lembar kerja berbasis
Dalam hal ini masalah disajikan dalam bentuk lembar problem based learning terbukti sesuai dengan kebutuhan
kerja berbasis problem based learning. Lembar kerja guru dan siswa serta dapat mendukung proses
yang didesain dengan menarik membuat mereka secara pembelajaran. Beberapa penelitian di atas relevan dengan
antusias menyelesaikan lembar kerja yang diberikan oleh penelitian ini, yaitu tentang lembar kerja berbasis
guru dan berusaha semaksimal mungkin untuk problem based learning, namun penelitian di atas lebih
menyelesaikan tugas. Selain itu mereka juga aktif menekankan pada pengembangan lembar kerja dan
bertanya apabila mendapatkan kesulitan dalam diterapkan untuk mata pelajaran yang berbeda dengan
menyelesaikan tugas. Dengan suasana pembelajaran yang penelitian ini.
sedemikian rupa, membuat suasana hati siswa menjadi Penelitian ini lebih terfokus pada penggunaan
senang dan lebih mudah untuk menerima informasi yang lembar kerja siswa berbasis problem based learning
diberikan, sehingga dapat meningkatkan kemampuan untuk materi pemanfaatan sumber daya alam pada mata
memecahkan masalah yang dimiliki siswa. pelajaran IPS. Penggunaan lembar kerja ini diharapkan
Dikatakan oleh Khairunnisa (2016:285), lembar mampu melatih kemampuan memecahkan masalah siswa,
kerja merupakan suatu bahan ajar yang digunakan untuk karena kemampuan memecahkan masalah merupakan
memudahkan penyampaian materi dari guru kepada salah satu indikator tujuan pembelajaran IPS. Selama
siswa. Lembar kerja disusun berdasarkan kebutuhan dari proses pembelajaran siswa akan terlibat secara aktif
materi pembelajaran dan mata pelajaran yang akan dalam upaya penyelesaian masalah. Masalah disajikan
diajarkan. Lembar kerja dalam penelitian ini disusun secara sederhana dalam lembar kerja berbasis problem
secara menarik agar dapat menarik perhatian siswa, based learning. Lembar kerja yang disajikan pada setiap
sehingga siswa akan lebih termotivasi dengan desain pertemuan akan membantu melatih kemampuan
lembar kerja yang menarik tersebut, karena itu siswa memecahkan masalah siswa secara bertahap.
akan terlibat secara aktif dalam pembelajaran. Seperti Penelitian yang telah dilakukan ini memliki
yang dikatakan oleh Sulistyani (2016:25), lembar kerja beberapa batasan dalam pelaksanaannya, yaitu sebagai
akan lebih melibatkan siswa dalam pembelajaran, berikut: 1) penelitian ini hanya dilakukan pada siswa
terutama apabila susunan lembar kerja disesuaikan kelas IV SDN Keret Krembung Sidoarjo dengan sistem
dengan kondisi dan kemampuan siswa. kurikulum 2013; 2) lembar kerja hanya digunakan pada
Prastowo (dalam Rahmawati, 2015) mengatakan KD IPS dengan materi pemanfaatan sumber daya alam;
penyusunan lembar kerja memiliki empat tujuan, 3) keterbatasan dalam kemampuan, peneliti menyadari
diantaranya yaitu: 1) lembar kerja disajikan untuk bahwa peneliti memiliki kemampuan pengalaman yang
mempermudah peserta didik berinteraksi dengan materi; kurang dalam melakukan penelitian, namun peneliti
2) dalam isi lembar kerja disajikan tugas-tugas dengan mendapat bimbingan dari bidang ahli agar penelitian
tujuan membantu meningkatkan pemahaman peserta dapat terencana dan berjalan dengan baik.
didik terhadap materi; 3) mampu membantu peserta didik Tidak semua variabel terkontrol secara ketat,
untuk berlatih belajar secara mandiri; 4) mempermudah penelitian ini dapat dilakukan oleh peneliti lain
guru untuk menyampaikan tugas pada peserta didik. menggunakan variabel yang berbeda. Meskipun terdapat
Menggunakan lembar kerja dapat membantu siswa beberapa batasan, namun batasan tersebut berusaha
memahami informasi yang diberikan oleh guru. Lembar diatasi dengan baik agar mempermudah jalannya
kerja menjadi alat bantu belajar yang baik untuk penelitian. Berdasarkan seluruh pembahasan yang
mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan. Dalam dilakukan, maka dapat dikatakan bahwa terdapat
penelitian ini lembar kerja adalah bahan ajar yang efektif pengaruh penggunaan lembar kerja berbasis poblem
untuk membantu guru mencapai tujuan melatih based learning terhadap kemampuan memecahkan
kemampuan memecahkan masalah siswa. masalah siswa, karena siswa dapat menyelesaikan
Sesuai dengan penelitian yang sebelumnya, yaitu masalah yang diberikan dengan cara tahap demi tahap.
penelitian yang dilakukan oleh Pariska dkk pada tahun Berdasarkan hal tersebut maka dapat disimpulkan bahwa
2012, penelitiannya yaitu tentang pengembangan lembar Ha diterima dan Ho ditolak.
kerja yang berbasis masalah, pada penelitiannya Pariska
menyatakan bahwa lembar kerja yang digunakannya
terbukti efektif digunakan, hal itu diketahui dari hasil PENUTUP
belajar yang diperoleh siswa. Kemudian penelitian lain Simpulan
dari Isrokijah pada tahun 2015 yang membahas tentang Berdasarkan pembahasan hasil penelitian dan
pembahasan, dapat disimpulkan bahwa penelitian
Penggunaan Lembar Kerja berbasis Problem Based Learning

penggunaan lembar kerja berbasis problem based Kaymakci, Selahattin. (2012). A Review of Studies on
learning ini memiliki pengaruh terhadap kemampuan Worksheets in Turkey (online). US-China
memecahkan masalah siswa kelas IV SDN Keret Education Review A, 1, 57-64, ISSN 1548-6613
(http://www.davidpublishing.com/davidpublishing
Krembung Sidoarjo. Hal tersebut dapat dibuktikan
/Upfile/4/6/2012/2012040667954601.pdf, diakses
dengan perolehan thitung yang lebih besar dibandingkan pada 24 Januari 2017, 11:14).
ttabel. Hasil tersebut menunjukkan bahwa Ha yang
menyatakan terdapat pengaruh penggunaan lembar kerja Khairunnisa, dkk. (2016). Pengembangan LKS Berbasis
Problem Based Learning Bermuatan Sikap
berbasis problem based learning terhadap kemampuan
Spiritual pada Materi Pengukuran untuk
memecahkan masalah siswa diterima dan Ho yang Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa
berbunyi tidak terdapat pengaruh penggunaan lembar (online). Jurnal Ilmiah Mahasiswa, Vol. 1, No. 4,
kerja berbasis problem based learning terhadap 284-291 (http://etd.unsyiah.ac.id/index.php?
kemampuan memecahkan masalah siswa ditolak. p=show_detail&id=26960, diakses pada 04 Maret
2017, 10:59).
Saran Muntean, Liliana Hildegarde. (2012). Research on
Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan di Increasing Interest for Biology by Using
atas, peneliti akan memberikan saran mengenai Worksheets (online). Annals of West University of
penggunaan lembar kerja berbasis problem based Timisoara, Vol. XV (1), pp. 19-26
(http://www.oalib.com/paper/2603422#.WM9O9d
learning terhadap kemampuan memecahkan masalah.
LyjIU, diakses pada 28 November 2016, 20:44).
Adapun saran yang dapat disampaikan oleh peneliti yaitu Nugraheni, Sri Hadi. (2014). Pengembangan Perangkat
hendaknya guru menggunakan lembar kerja yang sesuai Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
dalam pembelajaran, yang dimaksud sesuai yaitu dalam SMP Berbasis Situs Sejarah Lokal (online).
segi materi, desain, dan kemampuan yang dimiliki siswa Journal of Educational Social Studies, 3 (2)
yang mengerjakannya. Misalnya dengan menggunakan (https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jess/artic
lembar kerja berbasis problem based learning ini. Oleh le/view/6656, diakses pada 10 Januari 2017,
09:35).
karena penggunaan lembar kerja yang tepat dapat
Pariska, Ike Suci, dkk. (2012). Pengembangan Lembar
membantu tercapainya tujuan pembelajaran. Kerja Siswa Berbasis Masalah (online). Jurnal
Pendidikan Matematika, Vol. 1, No. 1, hal. 75-80
(http://ejournal.unp.ac.id/students/index.php/pmat/
article/viewFile/1167/859, diakses pada 05 Maret
DAFTAR PUSTAKA 2017, 08:00).

Arikunto, Suharsimi. (2013). Prosedur Penelitian Suatu Putra, S. R. (2013). Desain Belajar Mengajar Kreatif
Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Berbasis Sains. Jogjakarta: Diva Press.

Choo, Serene, dkk. (2011). Effect of Worksheet Scaffolds Rahmawati, Evita. 2015. LKS Berbasis Problem Based
on Student Learning in Problem Based Learning Learning Berbantuan Peta Konsep untuk
(online). Adv in Health Sci Educ, 16, 517–528 Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif
(https://www.mendeley.com/catalog/effect- Siswa. Skripsi Online. Universitas Negeri
worksheet-scaffolds-student-learning- Semarang. (06 Maret 2017, 07:05).
problembased-learning/, diakses pada 26 januari Shobirin, Ma’as, dkk. (2013). Pengenbangan Lembar
2017, 11:34). Kerja Siswa Bahasa Inggris Bermuatan Nilai
Isrokijah. (2015). Developing Problem Based Learning Pendidikan Karakter Kelas V Madrasah
(PBL) Worksheets for the Eight Grade Students at Ibtidaiyah Semarang (online). Journal of Primary
Junior High School (online). LLT Journal, Vol. Educational, 2 (2)
18, No. 2, ISSN 1410-7201 (http://e- (http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jpe/article
journal.usd.ac.id/index.php/LLT/article/view/251, /view/3065, diakses pada 21 Januari 2017, 12:32).
diakses pada 26 Januari 2017, 15:18). Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan:
Jumiati, dkk. (2011). Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
dengan Menggunakan Model Numbereds Heads Bandung: Alfabeta.
Together (NHT) pada Materi Gerak Tumbuhan di Winarsunu, Tulus. (2009). Statistik dalam Penelitian
Kelas VIII SMP Sei Putih Kampar (online). Psikologi & Pendidikan. Malang: UMM Press.
Lectura, Volume 02, Nomor 02
(https://www.unilak.ac.id/media/file/73452042508
Martalasari-jumiati-dian.pdf, diakses pada 17
Maret 2017, 21:24).

11

Anda mungkin juga menyukai