Anda di halaman 1dari 9

BUKU JAWABAN UJIAN (BJU)

UAS TAKE HOME EXAM (THE)


SEMESTER 2021/22.1 (2021.2)

Nama Mahasiswa : Fenny Zafitri

Nomor Induk Mahasiswa/NIM : 043091172

Tanggal Lahir : 8 Februari 1997

Kode/Nama Mata Kuliah : ADBI4235 / Kepabeanan dan Cukai

Kode/Nama Program Studi : 30 / Perpajakan

Kode/Nama UPBJJ : 77 / Denpasar

Hari/Tanggal UAS THE : Rabu / 29 Desember 2021

Tanda Tangan Peserta Ujian

Petunjuk

1. Anda wajib mengisi secara lengkap dan benar identitas pada cover BJU pada halaman ini.
2. Anda wajib mengisi dan menandatangani surat pernyataan kejujuran akademik.
3. Jawaban bisa dikerjakan dengan diketik atau tulis tangan.
4. Jawaban diunggah disertai dengan cover BJU dan surat pernyataan kejujuran akademik.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

Surat Pernyataan Mahasiswa


Kejujuran Akademik

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Mahasiswa : Fenny Zafitri


NIM : 043091172
Kode/Nama Mata Kuliah : ADBI4235 / Kepabeanan dan Cukai
Fakultas : Faskultas Hukum Ilmu Sosial & Ilmu Politik
Program Studi : DIII Perpajakan
UPBJJ-UT : Denpasar

1. Saya tidak menerima naskah UAS THE dari siapapun selain mengunduh dari aplikasi THE pada laman
https://the.ut.ac.id.
2. Saya tidak memberikan naskah UAS THE kepada siapapun.
3. Saya tidak menerima dan atau memberikan bantuan dalam bentuk apapun dalam pengerjaan soal ujian
UAS THE.
4. Saya tidak melakukan plagiasi atas pekerjaan orang lain (menyalin dan mengakuinya sebagai pekerjaan
saya).
5. Saya memahami bahwa segala tindakan kecurangan akan mendapatkan hukuman sesuai dengan aturan
akademik yang berlaku di Universitas Terbuka.
6. Saya bersedia menjunjung tinggi ketertiban, kedisiplinan, dan integritas akademik dengan tidak
melakukan kecurangan, joki, menyebarluaskan soal dan jawaban UAS THE melalui media apapun, serta
tindakan tidak terpuji lainnya yang bertentangan dengan peraturan akademik Universitas Terbuka.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari terdapat pelanggaran atas
pernyataan di atas, saya bersedia bertanggung jawab dan menanggung sanksi akademik yang ditetapkan oleh
Universitas Terbuka.
Denpasar, 29 Desember 2021

Yang Membuat Pernyataan

Fenny Zafitri
1. PT Aneka Tambang sebagai BUMN memesan barang kiriman untuk keperluan smelter atau tailingnya
yang nilainya menurut AWB US$2.500 dari Shanghai, China. NDPBM US$1 = Rp 14.000 disamping itu
diketahui pula bahwa PT Antam mempunyai NPWP dan API. Bea masuk sesuai dengan MFN adalah
12%. Hitung berapa total biaya pajak seluruhnya yang harus dibayarkan oleh PT Aneka Tambang!

Jawaban :

Untuk barang kiriman yang nilai pabeannya melebihi FOB US$1.500, penyelesaian dilakukan sebagai berikut
:
PIB, khusus barang kiriman penerimanya adalah Badan Usaha dengan menggunakan tarif BM sesuai MFN
dan tarif PPh Pasal 22 sebesar 2,5% (apabila memiliki API) dan 7,5% (Apabila non API).

• Nilainya menurut AWB US$2.500


• China, dengan Freightnya = 10% × FOB (berasal dari Asia non-ASEAN)
• NDPDM US$1 = Rp. 14.000,-
• Punya NPWP dan API, maka PPh Pasal 22 sebesar 2,5%
• Bea masuk dengan MFN adalah 12%

FOB = USD 2,500


Freight = 10% x USD2,500 = USD250
Insurance = 0,5% x USD2,750 = USD13.75
CIF = USD2,763.75
Nilai Pabean = USD2,763.75 x Rp 14.000 = Rp 38.692.500
BM = 12% x Rp 40.074.375 = Rp 4.643.100
Nilai Impor = Nilai Pabean + Bea Masuk = Rp43.335.600
PPN = 10% x Rp43.335.600 = Rp4.333.560
PPh Ps 22 = 2,5% x Rp43.335.600 = Rp1.083.390
PDRI = PPN + PPh Ps 22 = Rp5.416.950
Total Pungutan= BM + PDRI = Rp10.060.050

Maka pajak yang harus ditanggung PT. Aneka Tambang sebesar Rp10.060.050

2. Di dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2006 pada Pasal 25 ayat 1 dan Pasal 26 ayat 2, pada kedua
Pasal itu (25 & 26) membahas tentang hal yang hampir sama saja. Apa sebenarnya perbedaan utama
dalam hal di kenakan untuk barang-barang apa saja? Apakah subjek, objek, dan mekanisme
pembebasan barang-barang tersebut bagi setiap pasalnya? Jelaskan secara lengkap!

Jawaban :

Dalam pasal 25 UU Nomor 17 Tahun 2006 diatur mengenai pembebasan mutlak, yang artinya bahwa
bentuk pembebasan atau peniadaan terhadap pemenuhan kewajiban pembayaran bea masuk yang
diberikan pemerintah bersifat permanen. Pembebasan bea masuk tersebut dikenakan untuk kategori
barang-barang yang bersifat non komersial. Subyek , objek dan mekanisme nya dapat dilihat pada tabel
dibawah ini :
Barang Subyek Objek Mekanisme
Barang Perwakilan a. Barang yang dipakai Permohonan
perwakilan diplomatik, untuk keperluan persetujuan diajukan
negara perwakilan resmi; oleh pemohon atau
asing konsuler, dan b. Barang yang kuasanya kepada
organisasi digunakan untuk Dirjen Protokol dan
internasional pendirian atau Konsuler Kementerian
(ASEAN Secretary, perbaikan gedung Luar Negeri
ASEAN Foudation, yang ditempati oleh menggunakan form PP
AIPA) perwakilan negara 8 Tahun 1957. Apabila
asing; persetujuan oleh
c. Barang pindahan milik Direktur Fasilitas
pejabat perwakilan Diplomatik telah
negara asing; diberikan, pemohon
d. Barang yang dipakai atau kuasa dapat
untuk keperluan langsung mengajukan
sendiri termasuk permohonan
pemakaianoleh pembebasan bea
anggota keluarga masuk kepada Kepala
pejabat perwakilan Kantorn Bea Cukai
negara asing tempat importasi
Barang Badan internasional a. Barang yang Permohonan
keperluan yang merupakan dipakai untuk persetujuan diajukan
badan suatu institusi resmi, keperluan resmi oleh pemohon atau
internasion para pejabat Badan b. Barang keperluan kuasanya kepada
al Internasional dan pribadidan barang Sekretasi Negara atau
Tenaga Ahli keperluan keahlian pejabat yang ditunjuk
bangsa asing Barang proyek dan (Biro Kerjasama
non proyek Teknik Luar Negeri)
dengan form PP19
Tahun 1955. Setelah
persetujuan diberikan,
pemohon atau kuasa
dapat langsung
mengajukan
permohonan
pembebasan bea
masuk kepada Kepala
Kantor Bea dan Cukai
tempat importasi
Barang Dalam kondisi Dalam kondisi bencana: Dalam kondisi
kiriman bencana: a. Barang-barang bencana:
hadiah atau a. Badan/lembaga berupa logistik Pemohon mengajukan
hibah b. Barang berupa permohonan kepada
yang bergerak di
peralatanyang Dirjen BC melalui
bidang ibadah
dikelompokkan Kepala Kantor Bea dan
b. Pemerintah pusat menjadi kelompok Cukai dengan
atau pemerintah kendaraan bermotor melampirkan daftar
daerah dan alat berat; serta barang yang telah
c. Lembaga kelompok selain ditandasahkan
internasional atau kendaraan bermotor BNPB/BPBD/Gubernur
lembaga asing dan alat berat , Gift Certificate,
non pemerintah Rekomendasi dari
Dalam kondisi Dalam kondisi normal: BNPB/BPBD/Gubernur
normal, barang a. Barang keperluan
hibah/hadiah kiriman ibadah untuk umum Dalam kondisi normal:
harus melalui Pemohon mengajukan
b. Barang keperluan
lembaga yang permohonan kepada
amal dan sosial
bergerak di bidang Dirjen BC melalui
ibadah umum, amal, c. Barang untuk
Kepala Kantor Bea dan
sosial, dan keperluan Cukai dengan
kebudayaan yang kebudayaan melampirkan rincian
memenuhi syarat: jumlah dan jenis
a. Badan hukum barang beserta nilai
yang pabean, Gift
berkedudukan di Certificate,dan
NKRI Rekomendasi dari
b. Pendiriannya Instansi Teknis Terkait
sesuai dengan
peraturan
perundangan
bersifat non profit
Barang Penumpang, awak a. Barang pribadi a. Penyelesaian
pribadi sarana pengangkut, penumpang formalitas barang
penumpang, pelintas batas b. Baranga wak sarana pribadi penumpang
awak sarana (penduduk yang pengangkut yang tiba bersama
pengangkut c. Barang pelintas batas penumpangwajib
bertempat tinggal
danbarang barang kiriman diberitahukan
dalam wilayah
kiriman pos kepada pejabat bea
perbatasan),dan dan cukai dengan
perusahaan jasa menggunakan
titipan yang Customs
memperoleh ijin Declarations (CD)
usaha jasa titipan b. Barang awak
sarana pengangkut
diberikan
pembebasan
dengan nilai
pabean paling
banyak FOB USD
50.00 per orang
c. Setiap pelintas
barang wajib
memiliki Kartu
Identitas Lintas
Batas (KILB) yang
dikeluarkan Kepala
Kantor Pabean
yang mengawasan
Pos Pelintas Batas
d. Penyelesaian
barang kiriman
dilakukan dengan
menggunakan
PIBT dan PPKP.
Barang diperiksa
oleh Pejabat BC
dengan melakukan
penelitian dokumen
dan pemeriksaan
fisik

Sedangkan dalam pasal 26 UU Nomor 17 Tahun 2006 diatur mengenai pembebasan relatif, yang merupakan
bentuk fasilitas yang diberikan berdasarkan persyaratan dan tujuan tertentu sehingga terhadap barang impor
diberikan skema pembebasan atau hanya keringanan bea masuk saja. Subyek , objek dan mekanisme nya
dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Barang Subyek Objek Mekanisme


Pembangunan dan a. Perusahaan di Terhadap barang Perusahaan
pengembangan bidang industri yang dengan kriteria mengajukan
industri dalam menghasilkan barang pemberian fasilitas: permohonan yang
rangka penanaman b. Perusahaan di ditandatangani oleh
modal bidang Industri yang a. Fasilitas Kepala BPKM.
menghasilkan jasa, BKPM Persyaratan untuk
yang meliputi Industri diberikan barang mesin
pariwisata dan kepada mesin adalah akta
kebudayaan, yang pendirian
transportasi publik, digunakan perusahaan, surat
pelayanan kesehatan untuk persetujuan
public, pertambangan, pembanguna penanaman modal,
konstruksi, industri n dan NPWP dan PKP,
telekomunikasi, pengembang NIK, API, Daftar
kepelabuhan an industri mesin, Uraian
b. Fasilitas Ringkas Proses
BKPM Produksi
diberikan
kepada Persyaratan untuk
barang dan Barang dan Bahan
bahan yang adalah Surat
digunakan Pernyataan Instansi
sebagai Terkait, Daftar
bahan atau Barang dan Bahan,
komponen Pemberitahuan
untuk Pabean Impor
menghasilka Mesin/Faktur
n barang jadi Pembelian mesin
c. Barang yang dalam negeri
digunakan
untuk
pembanguna
n
d. Barang yang
digunakan
untuk
pengembang
an
perusahaan
Peralatan dan a. Perusahaan Pembebasan Importir mengajukan
Bahan yang industri,yang diberikan terhadap: permohonan kepada
digunakan untuk dalam proses a. Peralatan Menteri Keuangan
mencegah industri atau (instalasi, melalui Dirjen BC
pencemaran kegiatan mesin, dengan melampirkan
lingkungan usahanya permesinan, : Akta Pendirian
menimbulkan perlengkapan Badan Usaha,
limbah nya) NPWP, PKP,
b. Perusahaan b. Bahan(bahan SPT, Rincian
pengolah biologi atau Jumlah, Jenis dan
limbah bahan kimia Perkiraan Nilai
yang Pabean, Pernyataan
digunakan Pelabuhan Bongkar,
untuk dan Rekomendasi
memproses dari instansi terkait
limbah)
Bibit dan Benih a. Setiap orang yang Pembebasan Pemohon
untuk melakukan diberikan terhadap mengajukan
Pembangunan dan pengembangbiakan impor bibit dan benih permohonan kepada
pengembangan dalam rangka untuk Menteri Keuangan
industri pertanian, pengembangan pengembangbiakan melalui Dirjen BC
peternakan, atau bidang pertanian, dalamr angka dengan melampirkan
perikanan perkebunan, pengembangan : Akte Pendirian
kehutanan, bidang pertanian, Badan Usaha,
peternakan, atau perkebunan, NPWP, PKP,
perikanan kehutanan, SPT, Penetapan
b. Lembaga penelitian peternakan, atau barang impor
atau lembaga lain perikanan sebagai bibit benih
yang telah atau rekomendasi
memperoleh dari instansi teknis
rekomendasi dari terkait, sertifikat
instansi terkait Kesehatan
tumbuhan dan
hewan, rincian
jumlah, jenis dan
perkiraan nilai
pabean, pernyataan
Pelabuhan bongkar,
dan rekomendasi
dari instansi terkait
3. Salah satu tupoksi DJBC adalah sebagai pelindung perbatasan, dimana eksekutornya adalah Bea dan
Cukai untuk seluruh pelabuhan dan bandara di NKRI. Oleh sebab itu dalam rangka impor barang,
pengawasan terhadap barang impor diklasifikasikan dalam berapa kategori? Jelaskan secara lengkap!
Disamping itu ada berapa institusi atau lembaga pemerintah yang sesuai dengan lingkup tugas dan
tanggung jawabnya masing-masing yang menerapkan peraturan larangan dan pembatasan barang
impor? Jelaskan lengkap masing-masing lembaga atau institusi pemerintah apa saja yang dimaksud!

Jawaban :

Pemeriksaan barang impor harus dilakukan secara selektif, salah satunya dengan adanya penetapan jalur
merah, kuning, hijau, dan Mita (Mitra Utama Kepabeanan).
Tindakan penetapan jalur atas pengeluaran barang impor didasarkan pada profil importir/komoditas
barang impor. Profil importir disusun oleh bagian pencegahan. Sementara itu, profil komoditas disusun
berdasarkan perkembangan importasi jenis barang yang banyak terjadi pelanggaran. Perpaduan antara
profil importir dengan profil komoditas tersebut selanjutnya menghasilkan penjaluran barang impor.
Melansir laman resmi Kementerian Keuangan, penjaluran barang impor tersebut terklasifikasi ke dalam 4
jalur.
a) Jalur merah, merupakan mekanisme pelayanan dan pengawasan pengeluaran barang impor dengan
dilakukan pemeriksaan fisik dan penelitian dokumen sebelum penerbitan Surat Persetujuan Pengeluaran
Barang (SPPB). Jalur merah ditetapkan berdasarkan beberapa kriteria di antaranya, importir baru,
importir/barang impor termasuk kategori berisiko tinggi, barang impor sementara, barang re-impor,
terkena pemeriksaan acak, dan barang impor tertentu yang ditetapkan pemerintah
b) Jalur kuning, merupakan mekanisme pelayanan dan pengawasan pengeluaran barang impor dengan
tidak dilakukan pemeriksaan fisik. Namun, barang impor tersebut tetap dilakukan penelitian dokumen
sebelum penerbitan SPPB. Jalur kuning ditetapkan apabila dalam hal importir berisiko tinggi mengimpor
komoditas berisiko rendah, importir berisiko menengah yang mengimpor komoditas berisiko menengah,
atau Mita nonprioritas mengimpor komoditas berisiko tinggi. Jalur kuning juga dapat ditetapkan jika
terdapat kekurangan dalam dokumen pemberitahuan pabean beserta dokumen pelengkapnya, serta
terdapat persyaratan administrasi lain yang masih kurang dan harus dilengkapi oleh importir.
c) Jalur hijau, merupakan mekanisme pelayanan dan pengawasan pengeluaran barang impor dengan tidak
dilakukan pemeriksaan fisik. Kendati demikian tetap akan dilakukan penelitian dokumen setelah
penerbitan SPPB. Jalur hijau ditetapkan dalam hal importir berisiko menengah mengimpor barang berisiko
rendah, importir berisiko rendah mengimpor barang berisiko rendah atau menengah. Jalur hijau juga
dapat ditetapkan jika importir atau barang yang diimpor tidak termasuk dalam kriteria jalur kuning dan
merah.
d) Jalur MIta atau jalur prioritas, Jalur ini diperuntukkan bagi mitra utama (Mita), yaitu importir yang diseleksi
dan ditetapkan Direktur Teknis Kepabeanan atas nama Dirjen Bea dan Cukai. Jalur Mita ini diklasifikasikan
kembali menjadi dua jenis, yaitu jalur Mita prioritas dan nonprioritas. Jalur MIta prioritas dan nonprioritas
sama-sama merupakan mekanisme pelayanan dan pengawasan pengeluaran barang impor dengan
langsung diterbitkan SPBB tanpa dilakukan pemeriksaan fisik dan penelitian dokumen. Importir yang
mendapatkan jalur ini ditetapkan pemerintah. Perbedaan di antara keduanya adalah khusus untuk
importir jalur Mita nonprioritas akan tetap dilakukan pemeriksaan untuk barang re-impor, barang yang
terkena pemeriksaan acak, barang berisiko tinggi, dan barang impor sementara.

Berkaitan dengan peraturan larangan dan pembatasan barang impor (LARTAS), terdapat beberapa
Instansi Teknis Terkait, yakni Kementerian atau lembaga pemerintah non kementerian tingkat pusat, yang
menetapkan peraturan LARTAS impor dan menyampaikan peraturan tersebut kepada Menteri Keuangan.
Berikut ini beberapa instansi yang menetapkan LARTAS :
ü Kementerian Perdagangan
ü Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan
ü Badan Karantina Pertanian (Karantina Hewan dan Tumbuhan)
ü BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan)
ü Kementerian Kesehatan
ü BAPETEN (Badan Pengawas Tenaga Nuklir)
ü POLRI
ü Mabes TNI
ü Bank Indonesia
ü Direktorat Jenderal
ü Kementerian ESDM
ü Kementerian Pertanian
ü Kementerian Kehutanan
ü Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan
ü Direktorat Jenderal Pos dan Telekomunikasi
ü Kementerian Kelautan dan Perikanan
ü Kementerian Budaya dan Pariwisata
ü Kementerian Lingkungan Hidup
ü Kementerian Perindustrian
ü Kementerian Pertahanan

4. Harga jual pabrik per bungkus rokok produksi PT Bentoel Rokok Indonesia adalah Rp20.000,-
Berdasarkan harga tersebut ditentukan cukai sebesar 275% dan laba penyalur yang diperbolehkan hanya
12%. Berdasarkan keterangan tersebut, hitunglah Harga Eceran (HE) rokok tersebut!

Jawaban :

Harga rokok per bungkus = Rp 20.000

Pungutan cukai =
= 275% x 20.000
= Rp 55.000

PDRD =
= 10% x 55.000
= Rp 5.500

PPN =
= 9,1% x 55.000
= Rp 5.005

Laba Penyalur =
= 12% x 55.000
= Rp 6.600

Harga Eceran Perbungkus =


= Cukai + PDRD + PPN + Laba
= Rp55.000+ Rp5.500 + Rp5.005 + Rp6.600
= Rp72.105

Anda mungkin juga menyukai