Anda di halaman 1dari 6

BUKU JAWABAN UJIAN (BJU)

UAS TAKE HOME EXAM (THE)


SEMESTER 2021/22.1 (2021.2)

Nama Mahasiswa : Ferdinan Carlos Zendrato

Nomor Induk Mahasiswa/NIM : 040986759

Tanggal Lahir : 16 Agustus 1997

Kode/Nama Mata Kuliah : HKUM4402/Hukum Perjanjian

Kode/Nama Program Studi : 311/Ilmu Hukum S1

Kode/Nama UPBJJ : 12/ UPBJJ-UT Medan


Hari/Tanggal UAS THE : Senin, 20 Desember 2021

Tanda Tangan Peserta Ujian

Petunjuk

1. Anda wajib mengisi secara lengkap dan benar identitas pada cover BJU pada halaman ini.
2. Anda wajib mengisi dan menandatangani surat pernyataan kejujuran akademik.
3. Jawaban bisa dikerjakan dengan diketik atau tulis tangan.
4. Jawaban diunggah disertai dengan cover BJU dan surat pernyataan kejujuran akademik.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET,


DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS TERBUKA
BUKU JAWABAN UJIAN
UNIVERSITAS TERBUKA

Surat Pernyataan Mahasiswa

Kejujuran Akademik

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Mahasiswa : Ferdinan Carlos Zendrato


NIM : 040986759
Kode/Nama Mata Kuliah : HKUM4402/Hukum Perjanjian
Fakultas : 311/Ilmu Hukum S1
Program Studi : 311/Ilmu Hukum S1
UPBJJ-UT : 12/ UPBJJ-UT Medan

1. Saya tidak menerima naskah UAS THE dari siapapun selain mengunduh dari
aplikasi THE pada laman https://the.ut.ac.id.
2. Saya tidak memberikan naskah UAS THE kepada siapapun.
3. Saya tidak menerima dan atau memberikan bantuan dalam bentuk apapun dalam
pengerjaan soal ujian UAS THE.
4. Saya tidak melakukan plagiasi atas pekerjaan orang lain (menyalin dan
mengakuinya sebagai pekerjaan saya).
5. Saya memahami bahwa segala tindakan kecurangan akan mendapatkan hukuman
sesuai dengan aturan akademik yang berlaku di Universitas Terbuka.
6. Saya bersedia menjunjung tinggi ketertiban, kedisiplinan, dan integritas akademik
dengan tidak melakukan kecurangan, joki, menyebarluaskan soal dan jawaban UAS
THE melalui media apapun, serta tindakan tidak terpuji lainnya yang bertentangan
dengan peraturan akademik Universitas Terbuka.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari
terdapat pelanggaran atas pernyataan di atas, saya bersedia bertanggung jawab dan
menanggung sanksi akademik yang ditetapkan oleh Universitas Terbuka.

Gunungsitoli, 20 Desember 2021

Yang Membuat Pernyataan

Ferdinan Carlos Zendrato


BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

1.
a. Menurut analisa saya , :
Dalam hukum perjanjian terdapat suatu asas hukum , asas dalam hukum perjanjian/kontrak memiliki 2
(dua) fungsi, yaitu
1.membangun fondasi bagi kontruksi hukum kontrak yang kokoh, yang menempatkan kedudukan hukum
para pihak yang membuat kontrak dalam hubungan-hubungan hukum kontekstual yang setara, jelas dan
konkrit.
2 mengarahkan para pihak yang membuat perjanjian/kontrak untuk mementukan substansi (isi)-nya yang
memuat hak dan kewajiban serta hubungan hukum yang tidak bertentangan dengan undang-undang,
ketertiban umum dan kesusilaan.
Berdasarkan kasus diatas :
Asas konsensualisme didasarkan Pasal 1320 ayat (1) KUH Perdata yang menyebutkan salah satu syarat
dalam perjanjian adalah adanya “kesepakatan kedua pihak”. Walaupun terjadi kesepakatan . Walaupun
terjadi kesepakatan ,tetapi perlu diperhatikan unsur kehendak dalam melakukan kesepakatan tersebut.
Apabila kehendak melakukan perjanjian/kontrak atas dasar kedua belah pihak, maka perjanjian dianggap
sah. Namun, apabila perjanjian/kontrak yang dilakukan dengan adanya paksaan (conradictio interminis),
maka perjanjian/kontrak tersebut dapat dibatalkan dengan memohon kepada pengadilan. Di dalam
KUHPerdata terdapat hal-hal yang dapat dikategori dengan “cacat kehendak” yang membuat
perjanjian/kontrak dapat dibatalkan, yaitu :
a. Kesesatan (dwaling);
b. Penipuan atau (bedrog); serta
c. Paksaan atau (dwang).
Didalam Pasal 1321 KUHPerdata telah diatur : bahwa tiada kata sepakat yang sah apabila sepakat itu
diberikan karena kekhilafan, atau diperolehnya dengan paksaan atau penipuan .
Jadi dapat disimpulkan asas yang terdapat dalam kasus diatas adalah ASAS KONSESUALISME.

b. Hak dan kewajiban yang harus dipenuhi berdasarkan kasus di atas :yang harus diperhatikan adalah
adanya hak dan kewajiban para pihak dalam hal sewa menyewa menurut Pasal 1548 KUHPerdata :
- bagi pihak yang menyewakan; menyerahkan benda sewaan kepada penyewa
- memelihara benda sewaan sedemikian rupa sehingga benda itu dapat dipakai untuk keperluan yang
dimaksud, dan menjamin penyewa untuk menikmati benda sewaan selama berlangsung sewa menyewa,
- sedangkan bagi pihak penyewa adalah: memakai benda sewaan sebagai penyewa yang baik sesuai
dengan tujuan yang diberikan pada benda itu menurut perjanjian,
-membayar uang sewa pada waktu yang telah ditentukan,
pengembalian benda sewaan dalam keadaan baik sebab jika pihak penyewa menerima benda sewaan
dalam keadaan baik, pengembalian pun dalam keadaan baik dan tidak mengulang sewakan atau
mengalihsewakan benda sewaan kepada pihak lain karena adanya larangan dalam perjanjian dengan
ancaman pembatalan dan pembayaran ganti kerugian.
Undang-undang telah tegas mengatur hak dan kewajiban para pihak dalam perjanjian sewa menyewa, baik
penyewa maupun pemilik ,yaitu mulai dari Pasal 1550 sampai Pasal 1600 KUHPerdata

c. Apabila salah satu pihak melanggar perjanjian sepeti contoh kasus diatas maka telah terjadi
wanprestasi yaitu bentuk ingkar janji dalam hal :
1. tidak melaksanakan prestasi sama sekali
2. melaksanakan tetapi tidak tepat waktu
3. melaksanakan tetapi tidak seperti yang dijanjikan dan/atau
4. melaksanakan yang menurut perjanjian tidak boleh dilakukan

Apabila sipenyewa telah melanggar perjanjian , sipemilik harus melakukan somasi atau berupa teguran,
dan apabila teguran tersebut dihiraukan penyewa maka pemilik dapat menuntut bentuk penggantian biaya,
kerugian dan bunga dan ini detegaskan dalam Pasal 1243 KUHPerdata dan apabila telah melakukan
tindakan melawan hukum atau perbuatan melawan hukum bisa terjaerat di Pasal 1365 KUHPerdata.
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

2. Rio merupakan seorang pengusaha kuliner di Bogor. Rio mengalami penurunan omset yang
sangat signifikan selama pandemi. Hal itu menyebabkan Rio meminjam uang kepada Ratna
sebesar 150 juta untuk membayar gaji karyawan dan biaya opersaional lain. Ketika tempo
pembayaran sudah tiba, Rio beralasan belum ada uang dan akan membayar hutang
tersebut 2 bulan lagi. Dua minggu setelah Rio ditagih hutang, Rio berencana untuk menjual
restoran miliknya kepada Dion karena tidak ada progres sama sekali. Mendengar hal
tersebut Ratna mencegah Rio menjual restorannya. Dalam hal ini, jual beli antara Rio dan
Dion dicampuri oleh pihak ketiga (Ratna).
a) Ya, diperbolehkan. Mengapa demikian, karena tindakan yang dilakukan Rio sebagai
debitur telah melanggar hak yang diberikan undang undang kepada kreditur (Ratna)
dimana Rio sebagai pihak debitur melakukan pengurangan asetnya yang
pailit/bankrupt estate sehingga menyebabkan pembayaran hutang Rio kepada ratna
dapat terhambat karena berkurang total aset yang dimiliki oleh Rio sebagai wadah
untuk melakukan pelunasan utangnya. Keadaan bisa disebut dengan istilah Aksio
Pauliana yang erat kaitannya dengan utang piutang, Pada pasal 1131 KUH Perdata
memuat ketentuan yang mengatur bahwa segala kebendaan debitur menjadi
tanggungan untuk segala perikatan perorangan. Aksio Pauliana adalah hak yang
diberikan oleh undang-undang kepada pihak kreditur dalam mengajukan permohonan
kepada pengadilan untuk pembatalan segala perbuatan yang tidak diwajibkan untuk
dilakukan oleh pihak debitur terhadap harta kekayaannya yang diketahui oleh pihak
debitur, dan perbuatan tersebut merugikan pihak kreditur.
b) Yang terjadi apabila Rio tetap menjual restorannya adalah Ratna bisa menuntut Rio
karena menjual aset yang dimilikinya sedangkan dia memiliki utang dengan Ratna
sehingga Ratna mengalami kerugian karena Rio tidak bisa membayar utangnya dengan
maksimal.
c) Aksi di atas berkaitan dengan kasus Actio Pauliana karena Perbuatan yang dilakukan
Rio (Debitur) dengan menjual aset yang dimilikinya kepada pihak lain sedangkan dia
memiliki utang piutang dengan Ratna (Kreditur) sehingga mengakibatkan kerugian
kepada Ratna karena pembayaran utang oleh Rio tidak maksimal. Karena secara
hukum bahwasanya Barang-Barang Debitur yang Menjadi Jaminan. Dimana Actio
Pauliana adalah pembatalan segala perbuatan hukum yang dilakukan oleh Debitur
terhadap harta kekayaannya melalui Pengadilan berdasarkan permohonan Kreditur
(Kurator apabila dalam Kepailitan) yang diketahui oleh Debitur perbuatan tersebut
merugikan Kreditur Soal barang-barang yang menjadi jaminan, ketentuan Pasal 1131
jo. Pasal 1132 KUH Perdata yang berbunyi:
• Pasal 1131 KUH Perdata
Segala barang-barang bergerak dan tak bergerak milik debitor, baik yang sudah
ada maupun yang akan ada, menjadi jaminan untuk perikatan-perikatan
perorangan debitur itu.
• Pasal 1132 KUH Perdata
Barang-barang itu menjadi jaminan bersama bagi semua kreditor terhadapnya
hasil penjualan barang-barang itu dibagi menurut perbandingan piutang
masing-masing kecuali bila di antara para kreditur itu ada alasan-alasan sah
untuk didahulukan.
Jadi berdasarkan ketentuan di atas, segala aset milik Debitur menjadi jaminan bersama
bagi semua Kreditur.
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

3. Bu Raya merupakan seorang pengusaha catering. Ia sudah melakukan perjanjian dengan Bunga
sebagai supplier beras dan sayuran untuk memenuhi kebutuhan catering Bu Raya. Hari ini
seharusnya dari pihak Bunga mengirimkan beras dan sayuran untuk Bu Rosa. Akan tetapi, beras
dan sayuran dari pihak Bunga belum datang hingga pukul 10.30 pagi. Padahal, makanan harus
dikirim pukul 11.00 ke sebuah hajatan. Hingga pukul 11.00 beras tak kunjung tiba. Tidak lama
kemudian, Bunga menelpon dan mengabarkan bahwa kurir yang seharusnya mengantar beras &
sayuran ke Bu Raya tertimpa kecelakaan di perjalanan hingga menimbulkan luka-luka yang
cukup berat dan menimbulkan beras yang dibawanya tumpah
Pertanyaan:
a. Berdasarkan bacaan di atas, analisilah apakah kasus tersebut dikategorikan dalam keadaan memaksa
yang bersifat permanen atau sementara? Kemukakan alasan Anda!

Menurut saya Ya karena karena keadaan memaksa (overmacht) adalah keadaan di mana debitur
gagal menjalankan kewajibannya pada pihak kreditur dikarenakan kejadian yang berada di luar kuasa
pihak yang bersangkutan, misalnya karena gempa bumi, tanah longsor, epidemik, kerusuhan, perang,
dan sebagainya. sebagaimana diatur mengenai force majeure (keadaan memaksa) diatur dalam pasal
1244 KUHPerdata dan pasal 1245 KUHPerdata. Berikut adalah kutipannya:
1. pasal 1244 KUHPerdata “Jika ada alasan untuk itu, si berutang harus dihukum mengganti biaya,
rugi, dan bunga apabila ia tak dapat membuktikan, bahwa hal tidak atau tidak pada waktu yang
tepat dilaksanakannya perikatan itu, disebabkan suatu hal yang tak terduga, pun tak dapat
dipertanggungjawabkan padanya, kesemuanya itu pun jika itikad buruk tidaklah ada pada
pihaknya.”
2. pasal 1245 KUHPerdata “Tidak ada penggantian biaya, kerugian, dan bunga, bila karena keadaan
memaksa atau karena hal yang terjadi secara kebetulan, debitur terhalang untuk memberikan atau
berbuat sesuatu yang diwajibkan, atau melakukan suatu perbuatan yang terlarang baginya“.

b. Jika dalam kasus di atas yang terjadi adalah Bunga tidak dapat mengirim pasokan sayuran dan buah
di jam itu, sedangkan stok Bu Raya masih aman, dan Bunga berjanji akan mengirim pasokan sayuran
dan beras pada sore harinya maka kasus tersebut dikategorikan dalam keadaan memaksa yang
bagaimana? Jelaskan!

Kasus diatas dapat dikategorikan dalam keadaan memaksa Berdasarkan sifat yaitu bahwa suatu
perjanjian tidak mungkin dilaksanakan atau tidak dapat dipenuhi sama sekali, bersifat sementara
adalah keadaan memaksa yang mengakibatkan pelaksanaan suatu perjanjian ditunda dari pada waktu
yang ditentukan.

Dari kategori tersebut, maka para pihak dapat mempertimbangkan kondisi-kondisi yang seperti apa
sajakah yang kiranya akan dapat diklaim oleh debitur sebagai keadaan memaksa. Hal ini dapat dipakai
sebagai antisipasi oleh kreditur tentang tidak dapat dipenuhinya prestasi dalam kontrak oleh debitur
dengan alasan keadaan memaksa, yang bisa saja akan dijadikan pertimbangan oleh hakim saat
kreditur dan debitur membawa sengketa mereka ke pengadilan.
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

4 a.Berdasarkan kasus diatas analisa apakah jaminan dari sari kepada dika aman? Berikan pendapat anda,

Berdasarakan pasal 1131 KUH Perdata menyatakan bahwa segala barang-barang bergerak dan tak
bergerak
milik debitur,baik yang sudah ada,maupun yang akan ada,menjadi jaminan untuk perjanjian yang dilakukan
debitur.Hal Ini berarti semua barang milik debitur dapat dijadikan jaminan dalam suatu perjanjian.
Meskipun demikian dari kasus diatas jamlanan debitur seringkali dianggap kurang aman karena kekayaan
debitur pada waktu bisa habis. Selain itu jaminan tersebut berlaku untuk semua kreditur sehingga jika ada
banyak kreditur maka kemungkinan beberapa dari kreditur tidak mendapat bagian. Seperti dalam kasus
diatas sari bisa saja menjaminkan hasil panennya kepada orang lain. Menurut penjelasan diatas jaminan
yang diberikan oleh sari tidak aman.

4.b.Coba anda analisis apakah penanggungan utang diperlukan dalam kasus diatas? Seringkali seorang
kreditor minta diberikan jaminan khusus berupa jaminan kebendaan (hipotik,gadal,fidusia) dan bisa juga
berupa jaminan perorangan. Jaminan perorangan disebut juga penanggungan utang.

Menurut pasal 1820 KUH Perdata,penanggungan adalah suatu perjanjian dimana seorang pihak ketiga,guna
kepentingan debitur, mengikatkan diri untuk memenuhi perjanjian debitur jika debitur sendiri tidak
memenuhinya, Tidak ada penanggungan,jika tidak ada perjanjian pokok yang sah hal ini menunjukkan
bahwa penanggungan merupakan perjanjian accessoir yaitu bahwa eksistensi atau adanya penanggungan
itu tergantung dari adanya suatu perjanjian pokok. Tidak ada penanggungan, jika tidak ada suatu perjanjian
pokok yang sah.

Anda mungkin juga menyukai