Anda di halaman 1dari 6

BUKU JAWABAN UJIAN (BJU)

UAS TAKE HOME EXAM (THE)


SEMESTER 2021/22.1 (2021.2)

Nama Mahasiswa : Ulan Dari

Nomor Induk Mahasiswa/NIM : 041518986

Tanggal Lahir : 26 Desember 1998

Kode/Nama Mata Kuliah : HKUM4405/Hukum Acara Perdata

Kode/Nama Program Studi : 311/Ilmu Hukum S1

Kode/Nama UPBJJ : 11/Banda Aceh

Hari/Tanggal UAS THE : Sabtu/19 Desember 2021

Tanda Tangan Peserta Ujian

Petunjuk

1. Anda wajib mengisi secara lengkap dan benar identitas pada cover BJU pada halaman ini.
2. Anda wajib mengisi dan menandatangani surat pernyataan kejujuran akademik.
3. Jawaban bisa dikerjakan dengan diketik atau tulis tangan.
4. Jawaban diunggah disertai dengan cover BJU dan surat pernyataan kejujuran akademik.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN


KEBUDAYAAN UNIVERSITAS
TERBUKA
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

Surat Pernyataan Mahasiswa


Kejujuran Akademik

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Mahasiswa : Ulan Dari


NIM : 041518986
Kode/Nama Mata Kuliah : HKUM4405/Hukum Acara Perdata
Fakultas : Ilmu Hukum
Program Studi : Ilmu Hukum S1
UPBJJ-UT : 11/Banda Aceh

1. Saya tidak menerima naskah UAS THE dari siapapun selain mengunduh dari aplikasi THE pada laman
https://the.ut.ac.id.
2. Saya tidak memberikan naskah UAS THE kepada siapapun.
3. Saya tidak menerima dan atau memberikan bantuan dalam bentuk apapun dalam pengerjaan soal ujian
UAS THE.
4. Saya tidak melakukan plagiasi atas pekerjaan orang lain (menyalin dan mengakuinya sebagai pekerjaan
saya).
5. Saya memahami bahwa segala tindakan kecurangan akan mendapatkan hukuman sesuai dengan aturan
akademik yang berlaku di Universitas Terbuka.
6. Saya bersedia menjunjung tinggi ketertiban, kedisiplinan, dan integritas akademik dengan
tidak melakukan kecurangan, joki, menyebarluaskan soal dan jawaban UAS THE melalui media
apapun, serta tindakan tidak terpuji lainnya yang bertentangan dengan peraturan akademik
Universitas Terbuka.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari terdapat
pelanggaran atas pernyataan di atas, saya bersedia bertanggung jawab dan menanggung sanksi akademik yang
ditetapkan oleh Universitas Terbuka.
Blangkejeren, 19 Desember 2021
Yang Membuat Pernyataan

Ulan Dari
NASKAH UAS-THE
UJIAN AKHIR SEMESTER-TAKE HOME EXAM (THE)
UNIVERSITAS TERBUKA
SEMESTER: 2021/22.1 (2021.2)

Hukum Acara Perdata


HKUM4405
No. Soal
1. Contoh Kasus

B membeli sebidang tanah kepada M dengan harga Rp. 150.000.000.- (seratus lima puluh juta rupiah). Luas
tanah tersebut 225 M2 dan berlokasi di kota K. Para pihak ini (B dan M) tinggal di kota yang berbeda. B
bertempat tinggal dikota Z dan M bertempat tinggal dikota S. Dalam proses jual beli ini B tidak membayar
sekaligus akan tetapi mencicil selama 6 (enam) bulan kepada M. Dengan perjanjian setelah pembayaran
dilunasi sertifikat tanah tersebut akan diserahkan kepada B. Setelah pembayaran pembelian tanah dilunasi
oleh B, sertifikat tanah tersebut tidak diserahkan oleh M kepada B. Setiap kali diminta, M selalu mengelak
dengan berbagai alasan. Merasa M mempermainkan dirinya, akhirnya B berniat mengajukan gugatan ke
Pengadilan Negeri.

Pertanyaan:
Berdasarkan contoh kasus di atas, analisa serta tentukankanlah ke Pengadilan Negeri kota mana B akan
mengajukan gugatannya! Sertakan dasar hukumnya!

JAWABAN :

Gugatan harus diajukan dengan surat gugat yang ditandatangani oleh penggugat atau kuasanya yang
sah dan ditujukan kepada Ketua Pengadilan Negeri. Gugatan disampaikan kepada Pengadilan Negeri,
kemudian akan diberi nomor dan didaftarkan da lam buku Register setelah penggugat membayar panjar
biaya perkara, yang besarnya ditentukan oleh Pengadilan Negeri (pasal 121 HIR). Bagi Penggugat yang
benar-benar tidak mampu membayar biaya perkara, hal mana harus di buktikan dengan surat keterangan
dari Kepala Desa yang bersangkutan, dapat mengajukan gugatannya secara prodeo. Penggugat yang tidak
bisa menulis dapat mengajukan gugatannya secara lisan dihadapan Ketua Pengadilan Negeri, yang akan
menyuruh mencatat gugatan tersebut (pasal 120 HIR).
Pengadilan Negeri berwenang memeriksa gugatan yang daerah hukumnya, meliputi :
 Dimana tergugat bertempat tinggal;
 Dimana tergugat sebenarnya berdiam (jikalau tergugat tidak diketahui tempat tinggalnya);
 Salah satu tergugat bertempat tinggal, jika ada banyak tergugat yang tempat tinggalnya tidak dalam satu
daerah hukum Pengadilan Negeri;
 Tergugat utama bertempat tinggal, jika hubungan antara tergugat-tergugat adalah sebagai yang berhutang
dan penjaminnya;
Penggugat atau salah satu dari penggugat ber tempat tinggal dalam hal :
 tergugat tidak mempunyai tempat tinggal dan tidak diketahui dimana ia berada;
tergugat tidak dikenal;
 Dalam hal tersebut diatas dan yang menjadi objek gugatan adalah benda tidak bergerak (tanah),
maka ditempat benda yang tidak bergerak terletak;
 Ketentuan HIR dalam hal ini berbeda dengan Rbg. Menurut pasal 142 RBg, apabila objek gugatan
adalah tanah, maka gugatan selalu dapat diajukan kepada Pengadilan Negeri dimana tanah itu
terletak.
Dalam hal ada pilihan domisili secara tertulis dalam akta, jika penggugat menghendaki, di tempat domisili
yang dipilih itu. Apabila tergugat pada hari sidang pertama tidak mengajukan tangkisan (eksepsi) tentang
wewenang mengadili secara relatif ini, Pengadilan Negeri tidak boleh menyatakan dirinya tidak berwenang.
(Hal ini adalah sesuai dengan ketentuan Pasal 133 HIR, yang menyatakan, bahwa eksepsi mengenai
kewenangan relatif harus di ajukan pada permulaan sidang, apabila diajukan terlambat, Hakim dilarang
untuk memperhatikan eksepsi tersebut).
2. Contoh Kasus

Di Kabupaten “Antah Berantah” sejak Desember 2019 berdiri sebuah pabrik karet dengan nama
perusahaan PT. Angin Ribut. Setiap hari limbah dari pengolahan karet tersebut dibuang oleh PT. Angin
Ribut tersebut ke sungai BT. Akibat dari pembuangan limbah tersebut terjadi pencemaran pada sungat BT.
Selama ini air sungai BT ini dimanfaatkan oleh masyarakat di 3 desa (desa Melati, desa Anggrek dan desa
Mawar) untuk kebutuhan sehari-hari seperti: mencuci, mandi dan mengairi persawahan.
Sejak pabrik Karet ini berdiri masyarakat di 3 desa tersebut sering mengalami gata-gatal pada kulit mereka.
Sehingga masyarakat tidak berani lagi melakukan aktivitas mencuci dan mandi di sungai BT tersebut. Untuk
memenuhi kebutuhan tersebut masyarakat di 3 desa tersebut membeli air bersih yang dijual dalam jerigen.
Hal ini menyebabkan ada pengeluaran tambahan yang dialami oleh masyarakat dan jelas-jelas
menimbulkan kerugian pada masyarakat yang berada di 3 desa tersebut. Kepala Desa dan pemuka
masyarakat di 3 desa ini sudah 2 kali melakukan pertemuan (negosiasi) dengan pihak PT. Angin Ribut, hasil
dari pertemuan tersebut pihak PT. Angin Ribut berjanji akan membuat tempat penambungan limbah dan
diolah dulu menjadi air yang bersih sebelum dibuang ke aliran sungai BT. Tapi, kenyataannya Pihak PT.
Angin Ribut tidak melakukan kesepakatan yang telah dibuat tersebut, sehingga masyarakat di 3 desa
tersebut berniat mengajukan gugatan ke Pengadilan Negeri setempat.

Pertanyaan.
Berdasarkan ilustrasi kasus di atas, analisa dan tentukanlah siapa yang dapat mengugat serta siapa yang
dapat diwakili dalam mengugat PT. Angin Ribut tersebut ke Pengadilan Negeri setempat mengingat ada 3
desa yang dirugikan! Sertakan dengan dasar hukumnya!

JAWABAN :
Gugatan Kelompok (Class Action)
Istilah class action (CA) atau yang disebut pula dengan actio popularis diartikan dalam bahasa Indonesia
secara beragam disebut dengan gugatan perwakilan, gugatan kelompok atau ada juga yang menyebutnya
gugatan yang berwakil. Terminologi ini pada awalnya merupakan terminologi hukum acara yang dipakai
dalam sistem common law. Sistem Hukum Acara Perdata Indonesia yang didasarkan pada HIR (Herziene
Indlands Reglement) atau RBg (Reglement Buitengewesten) pada dasarnya tidak mengenal mekanisme
gugatan class action. Hanya kebanyakan negara-negara yang bersistem anglo-saxon yang mengenal
lembaga tersebut.27 Dalam hukum lingkungan keperdataan tidak selalu terdapat sengketa lingkungan antar
individu, tetapi juga atas nama kelompok masyarakat dengan kepentingan yang sama melalui gugatan
kelompok (class action)
atau yang di Amerika dikenal dengan “actio popularis”. Gugatan perdata dalam perkara lingkungan tidak
saja menyangkut hak milik atau kerugian, tetapi juga kepentingan lingkungan yang baik dan sehat bagi
masyarakat.
Peranan class action penting dalam kasus pencemaran yang menyangkut a mass of people,
dipedesaan, yaitu rakyat biasa yang awam dalam ilmu.28 Mahkamah Agung (PERMA) RI No.1 Tahun 2002
tentang Acara Gugatan Perwakilan Kelompok. Dalam Pasal 1 huruf a Peraturan Mahkamah Agung ini
ditentukan bahwa:29 “Gugatan Perwakilan kelompok adalah suatu tata cara pengajuan, dalam mana satu
orang atau lebih yang mewakili kelompok mengajukan gugatan untuk diri atau diri-diri mereka sendiri dan
sekaligus mewakili sekelompok orang yang jumlahnya banyak, yang memiliki kesamaan fakta atau dasar
hukum antara wakil kelompok dan anggota kelompok yang dimaksud.”
3. Contoh kasus

Pada bulan Februari 2020 Bobby meminjamkan uang kepada Toni sebesar Rp. 50.000.000.- (Lima Puluh
Juta Rupiah). Toni berjanji akan mengembalikan pinjaman tersebut pada bulan Agustus 2020. Perjanjian
pinjam meminjam tersebut tidak dilakukan dihadapan pejabat yang berwenang, akan tetapi hanya
dilakukan antara para pihak saja (antara Bobby dan Toni).

Pertanyaan:
Dari contoh kasus di atas, analisa serta jelaskanlah kekuatan pembuktian akta perjanjian pinjam meminjam
antara Bobby dan Toni tersebut, apabila terjadi sengketa dan Toni mengajukan gugatan ke Pengadilan
dikarenakan Bobby tidak mengakui pernah meminjam kepada Toni serta tidak mengakui tanda tangan di
akta perjanjian tersebut! Serta jelaskanlah perjanjian pinjam meminjam ini disebut sebagai akta apa!

JAWABAN :

Kekuatan pembuktian akta di bawah tangan dalam perkara perdata, sepanjang akta di bawah tangan
tidak disangkal atau dipungkiri oleh para pihak maka akta di bawah tangan memiliki kekuatan hukum yang
sama dengan akta otentik, sedangkan apabila kebenaran tanda tangan dalam akta di bawah tangan di
sangkal akan kebenarannya maka akta tersebut harus dibuktikan kebenarannya dengan menggunakan alat
bukti yang lain seperti saksi, persangkaan dan pengakuan. Akta di bawah tangan adalah akta yang dibuat
tanpa bantuan pejabat umum, melainkan dibuat dan ditandatangani oleh para pihak saja.
Setiap akta di bawahtangan diwajibkan dibubuhi dengan surat pernyataan yang bertanggal dari seorang
notaris atau seorang pegawai lain yang ditunjuk oleh Undang-Undang. Fungsi akta di bawah tangan yang
dilegalisasi notaris adalah mengenai kepastian tanda tangan sebagaimana bahwa memang pihak dalam
menandatanganinya pasti bukan orang lain.
perjanjian pinjam meminjam ini disebut Akta Bawah Tangan karena hanya dibuat oleh oleh orang-orang
yang bersengketa dan dan biasanya akan ditambahkan dengan tanda tangan saksi sehingga akta menjadi
sedikit lebih kuat. Akta Bawah Tangan diatur dalam Pasal 101 Ayat B Undang-undang No. 5 tahun 1986
tentang Peradilan Tata Usaha Negara. Pasal ini secara rinci menyebutkan bahwa “Akta Bawah tangan
merupakan surat yang dibuat dan ditandatangani oleh pihak-pihak yang bersangkutan dengan maksud
untuk dipergunakan sebagai alat bukti tentang peristiwa hukum yang tertera di dalamnya”. Perjanjian kredit
dibawah tangan Perjanjian di bawah tangan adalah perjanjian yang sengaja dibuat oleh para pihak untuk
pembuktian tanpa bantuan dari seorang pejabat pembuat akta dengan kata lain perjanjian di bawah tangan
adalah perjanjian yang dimasukkan oleh para pihak sebagai alat bukti, tetapi tidak dibuat oleh atau di
hadapan pejabat umum pembuat akta.
4. Contoh Kasus

Abraham dan Soni adalah 2 sahabat karib. Abraham tinggal di komplek Perumahan B dimana rumah
tersebut masih belum lunas dan masih dalam proses mencicil kepada pihak Bank pada tiap bulannya.
Suatu saat Abraham kesulitan dalam keuangan dan menjual rumahnya yang masih terikat dengan pihak
Bank tersebut kepada Soni. Dan selanjutnya untuk proses pembayaran cicilan rumah tersebut sampai lunas
dilanjutkan oleh Soni dengan kata lain dikenal dengan istilah take over credit. Walaupun Soni yang
melanjutkan pembayaran, Soni masih mengizinkan Abraham untuk menempati dirumah tersebut tanpa
meminta bayaran (dikontrakan) sampai rumah tersebut lunas.

Dalam perjanjian jual beli rumah antara Abraham dan Soni tersebut hanya dilakukan di bawah tangan (tidak
dihadapan pejabat yang berwenang) dengan kata lain yang terikat dengan pihak Bank masih atas nama
Abraham, hal ini mereka lakukan karena mereka berdua bersahabat karib dan hanya berdasarkan
kepercayaan. Salah satu poin dalam perjanjian jual beli rumah tersebut dituliskan bahwa apabila
pembayaran rumah tersebut sudah lunas, maka Abraham akan pindah dan mengosongkan rumah tersebut,
akan tetapi disaat rumah tersebut telah lunas, disinilah muncul persoalan, Abraham tidak mau untuk keluar
dari rumah tersebut dan mengosongkannya. Berbagai usaha telah dilakukan Toni agar Abraham bisa
menepati isi perjanjian sesuai dengan yang telah disepakati, akan tetapi tidak ada hasil, akhirnya Toni
menggugat Abraham ke pengadilan dan putusan Hakim dimenangkan oleh Toni. Hasil putusan tersebut
adalah Abraham diharuskan mengosongkan rumah tersebut sesuai dengan yang sudah ditetapkan dalam
amar putusan pengadilan.

Pertanyaan.
Berdasarkan contoh kasus di atas, analisa serta jelaskanlah eksekusi yang dapat dilakukan apabila
Abraham tidak mau menjalankan putusan dari pengadilan, untuk segera mengosongkan rumah tersebut,
sesuai dengan amar putusan pengadilan!

JAWABAN :

Pada prinsipnya, dalam perkara perdata pelaksanaan putusan pengadilan dilakukan oleh pihak yang
dikalahkan. Akan tetapi, terkadang pihak yang kalah tidak mau menjalankan putusan secara sukarela. Di
dalam peraturan perundang-undangan tidak diatur jangka waktu jika putusan akan dilaksanakan secara
sukarela oleh pihak yang kalah. Pihak yang menang dapat meminta bantuan pihak pengadilan untuk
memaksakan eksekusi putusan berdasarkan Pasal 196 HIR
“Jika pihak yang dikalahkan tidak mau atau lalai untuk memenuhi isi keputusan itu dengan damai, maka
pihak yang menang memasukkan permintaan, baik dengan lisan, maupun dengan surat, kepada ketua,
pengadilan negeri yang tersebut pada ayat pertama pasal 195, buat menjalankan keputusan itu Ketua
menyuruh memanggil pihak yang dikalahkan itu serta memperingatkan, supaya ia memenuhi keputusan itu
di dalam tempo yang ditentukan oleh ketua, yang selama-lamanya delapan hari.”
Jika setelah jangka waktu yang telah ditetapkan, putusan masih juga tidak dilaksanakan, maka Ketua
Pengadilan memerintahkan agar disita barang-barang milik pihak yang kalah sampai dirasa cukup akan
pengganti jumlah uang yang tersebut di dalam keputusan itu dan ditambah pula dengan semua biaya untuk
menjalankan keputusan itu (Pasal 197 HIR).

Anda mungkin juga menyukai