Anda di halaman 1dari 82

LAPORAN

TUGAS PROJECT-BASED LEARNING


STRUKTUR BAJA 2

PERANCANGAN KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG DUA


LANTAI DENGAN MATERIAL BAJA KOMPOSIT

DOSEN PENGAMPU
1. Ir.ERNA SEPTIANDINI, M.T
2. INTAN PUSPAWANGI, M.T

TIM PENYUSUN
Kelompok 8B
1. Nabilla Eka Putri 1506521018

PROGRAM STUDI STr- TEKNOLOGI REKAYASA KONSTRUKSI BANGUNAN


GEDUNG
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
FEBRUARI 2023
PRAKATA

Puji syukur kehadirat Allah SWT Yang Maha Mendengar lagi Maha
Melihat dan atas segala limpahan rahmat, taufik, serta hidayah-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan karya tulis yang berbentuk Laporan Tugas Project-
Based Learning Struktur Baja 2 ini sesuai dengan waktu yang telah direncanakan.

Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada baginda Nabi


Besar Muhammad SAW beserta seluruh keluarga dan sahabatnya yang selalu
eksis membantu perjuangan beliau dalam menegakkan Dinullah di muka bumi ini.

Penyusunan Laporan Tugas Project-Based Learning Struktur Baja 2 ini


merupakan salah satu syarat untuk lulus pada matakuliah Struktur Baja 2.

Dalam penulisan skripsi ini, tentunya banyak pihak yang telah


memberikan bantuan baik moril maupun materil. Oleh karena itu penulis ingin
menyampaikan ucapan terimakasih kepada Ir. Erna Septiandini, M.T dan Intan
Puspawangi,M.T selaku dosen pengampu matakuliah Struktur Baja 2.

Ucapan terima kasih penulis kepada anggota kelompok yang telah kompak
dalam bekerja sama sehingga Laporan Tugas Project-Based Learning Struktur
Baja 2 ini dapat terselesasikan.

Penulis menyadari bahwa Laporan Tugas Project-Based Learning Struktur


Baja 2 ini masih jauh dari kesempurnaan, maka saran dan kritik yang konstruktif
dari semua pihak sangat diharapkan demi penyempurnaan selanjutnya.

Akhirnya hanya kepada Allah SWT kita kembalikan semua urusan dan
semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, khususnya bagi penulis
dan para pembaca pada umumnya, semoga Allah SWT meridhoi dan dicatat
sebagai ibadah disisi-Nya, amin.

Jakarta, 12 Februari 2023


DAFTAR ISI

PRAKATA 2

DAFTAR ISI 3

BAB I 4

PENDAHULUAN 4

1.1 Karakteristik Baja 4

1.2 Uraian Gambar Kerja 6

1.3 Panduan Pengerjaan Laporan 12

1.4 Tujuan 12

BAB II SUBPROYEK 2 13

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN Error! Bookmark not defined.

5.1 Kesimpulan Error! Bookmark not defined.

5.2 Saran Error! Bookmark not defined.

DAFTAR PUSTAKA Error! Bookmark not defined.

LAMPIRAN 1. GAMBAR KERJA Error! Bookmark not defined.

1. Subproyek 1 Error! Bookmark not defined.

2. Subproyek 2 dst Error! Bookmark not defined.

LAMPIRAN 2. HASIL RUNNING SAP Error! Bookmark not defined.

LAMPIRAN 3. LEMBAR ASISTENSI Error! Bookmark not defined.


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Karakteristik Baja

Baja diproduksi menggunakan perpaduan material seperti besi, kromium,


nikel, silicon, sulfur, mangan, nitrogen, karbon dan oksigen. Karena memiliki
daya tahan yang lumayan kuat dan biaya pembuatan yang tergolong rendah
makanya itu baja lebih banyak dipakai dalam pembangunan konstruksi bahkan
pagar hingga kanopi. Baja berbeda dengan besi, jika besi terdiri dari unsur tunggal
berbeda dengan baja yang terdiri dari material kombinasi. Dengan campuran
karbon yang kuran dari 2 persen membuat baja bisa dipakai dalam berbagai
keperluan.
Spesifikasi Dan Karakteristik meliputi:
 Sifat Fisik
Sifat secara fisiknya meliputi berat jenis, konduktivitas termal, berat dan
konduktivitas listrik. Namun, karena beban dan panas bisa merubah karakter baja
tersebut.
 Sifat Mekanis
Sifat secara mekanis maksudnya kemampuan material tersebut untuk
memberikan resistansi, resistansi disini maksudnya ketahanan baja dalam
menahan beban saat menopang suatu beban. Sifat mekanik terbagi dalam
beberapa jenis diantaranya:
 Kekuatan
Kekuatan tarik pada baja sangat penting karena saat baja dibebani bisa
berubah bentuknya bahkan melengkung. Pada saat baja dibebani terjadi yang
namanya deformasi. Pada deformasi awal baja tidak akan mengalami perubahan
bentuk namun jika beban dilepaskan makan baja akan kembali ke bentuk awalnya.
Hal ini disebabkan oleh deformasi yang sifatnya elastis.
 Keuletan
Keuletan mengacu pada saat baja berubah bentuk sebelum rusak. Hal ini
berkaitan dengan besarnya tegangan yang sifatnya permanen sebelum baja
tersebut diputus. Metode untuk mengujinya berupa uji tarik.
 Kekerasan
Sebuah baja memanglah seharusnya kuat maka dari pada itubaja harus bisa
menerima energi yang diterima. Semakin besar energi yang diserap baja, makan
baja akan semakin kuat begitu juga sebaliknya. Kita bisa mengujinya dengan
memberinya pukulan secara mendadak.
Kelebihan dan kekurangan baja yaitu:
1. Kelebihan
 Daya tahan yang tinggi
Misalnya, kita bisa memperkecil ukuran dari struktur untuk mengurangi
bebannya dan menggantinya dengan baja. Hal ini bisa diterapkan pada jembatan.
 Elastis
Pada tegangan yang cukup tinggi baja akan elastis. Berapapun bebannya
baja akan kembali ke bentuk awalnya asalkan tidak dipengaruhi oleh titik leleh.
 Mudah dalam Pengerjaanya
Penopang baja dapat dibentuk sesuai kebutuhan. Untuk menyambung baja
tinggal dipasang baut atau dengan pengelasan, hal ini membuat suatu proyek
menjadi lebih efisien.
 Daktilitas Baja Yang Baik
Karena daya tarik yang tinggi, sebelum suatu struktur itu runtuh maka baja
tersebut akan mengalami gaya tarik yang cukup besar.
2. Kekurangan
 Kualitas Menurun Akibat Suhu Yang Tinggi
Ketika baja terkena suhu yang tinggi seperti kebakaran, kualitas baja
tersebut sudah pasti akan menurun.
 Perawatan Yang Rutin
Untuk menjaga kualitasnya baja harus diberikan perawatan yang khusus
karena baja sering bersentuhan dengan air dan udara karena itu baja harus dicat
secara berkala.
 Tidak Terlalu Kuat Menahan Beban Pada Beban Yang Sangat Tipis.
Faktor yang mempengaruhi sifat baja:
Tingkatan mutu suatu baja ditentukan oleh jumlah kandungan suatu
karbon. Semakin banyak karbonnya makan baja tersebut akan semakin kuat
namun daktilitasnya akan semakin berkurang. Sifat baja berdasar karbonnya yaitu:
1. Dead Steel, karbon kurang dari 0,1 %.
2. Baja Lunak, karbon antara 0,1% sampai 0,25%.
3. Medium Carbon Steel, karbon antara 0,25% sampai 0,7%.
4. High Carbon Steel, karbon antara 0,7% sampai 1,5%.
1.2 Uraian Gambar Kerja

Dalam pengerjaan laporan subproyek 1 kami merencanakan bangunan


ruko 3 lantai yang berfungsi sebagaai bangunan ruko yang di fokuskan untuk
kantor minimalis dan untuk perusahaan level mid to low class.

Rincian gambar yang dimuat :

3.1 GAMBAR 3D

3.2 GAMBAR DENAH


3.3 GAMBAR TAMPAK
3.4 GAMBAR POTONGAN
3.5 DENAH BALOK
3.6 DENAH KOLOM
Dalam penggambaran proyek ini, kami menggunakan struktur baja dengan
kolom type WF 400X400 & balok induk tipe WF 400x200 dan balok anak type
WF 300 x 150, dengan fondasi tapak untuk struktur bawahnya, menggunakan
pelat komposit dengan ketebalan 16 cm, dan menggunakan dak beton untuk
struktur atapnya. Semua data masih data asumsi

1.3 Panduan Pengerjaan Laporan

Dalam pengerjaan laporan subproyek 1 kami merencanakan bangunan


ruko 3 lantai dengan struktur baja WF sebagai kolom, balok induk, dan balok
anaknya dengan profil baja yang sementara masih di asumsikan.

1. Mencari bangunan ruko atau yang lainnya minimal 3 lantai dengan


struktur baja
2. Membuat denah ruko untuk lokasi fondasi, kolom, balok induk, dan
balok anak menggunakan software Autoad
3. Membuat gambar bangunan 3D menggunakan software berbasis BIM
(Revit)

1.4 Tujuan

1. Mengetahui fitur-fitur software Autodesk Revit yang akan digunakan


untuk membantu pelaksanaan perencanaan konstruksi ruko 3 lantai
2. Mengetahui bagaimana cara menentukan ukuran keseluruhan
bangunan ruko 3 lantai menggunakan BIM yaitu dengan
menggunakan aplikasi Autodesk Revit
BAB II
SUBPROYEK 2
2.1 Perencanaan Pelat Lantai Komposit Menggunakan Dek Gelombang

1. Identifikasi beban

Berat sendiri beton 2400 kg/m^3 Beban Mati


Bentang
4 m
pendek (Lx)
Bentang panjang (Ly) 8 m
Identifikasi plat 1 arah
t plat beton 7.5 cm
t sparuh 2.5 cm
Beban Plat Beton 240 kg/m^2

Beban Mati

Tipe Bondek Lysaght Smartdek 51


depth (h) 51 mm
t 1 mm
t plat 75 mm
Berat sendiri 10.34 kg/m^2

Spesi (2 cm) 42 kg/m^2


lantai keramik 24 kg/m^2
rangka+plafond 18 kg/m^2
ME 25 kg/m^2
Total beban mati tambahan 109 kg/m^2
Total Beban Mati (1+2+3) 359.34 kg/m^2
Beban Hidup:

2. Cek persyaratan metode koefisien momen SNI 2847-2019


a. Jumlah bentang ≥ 2 = 6 (OK)
b. 3 x beban mati = 3 x 359.34 = 1078,02
c. Beban hidup < 3 x beban mati = 250 < 1078,02
d. Panjang bentang terbesar terhadap panjang bentang terpendek dari dua bentang yang
bersebelahan tidak melebihi 68.75% (hitung SAP)

3. Panjang momen penulangan negative


a. Kombinasi pembebanan. Beban rencana terfaktor
Wu = 1,2 DL + 1,6 LL
= (1,2 x 359.34) + (1,6 x 250)
= 831,208 kg/m2
Momen penulangan hanya dihitung untuk momen negative karena tulangan positif pelat
dilimpahkan ke bondek

b. Bentang bersih pelat Ln. Balok Menggunakan WF400x200 dan WF300x150


Ln = (bentang pendek) Lx – (width flange plat) b
Ln = 4000 mm – 175 = 3825 mm = 3,825 m
Mu-eksterior = 1542.86 kg.m x 9,8 = 15135.4566 Nm = 15.135 kNm
Mu-interior = 498.53 kg.m x 9,8 = 4890.5793 Nm = 4.890 kNm
Mu-interior = 232.59 kg.m x 9,8 = 2281.7079 Nm = 2.281 kNm
M negative max = 15.135 kNm

4. Perhitungan tulangan lentur negative


Nabilla Eka Putri Satuan
fy 400 Mpa
f'c 30 Mpa
E 200000 Mpa
t plat beton 100 mm
h total plat beton (rata rata) 125 mm
selimut beton 20 mm
b 1000 m
d tulangan digunakan 10 mm
t efektif(d)
1
(d) = 𝑡𝑒𝑏𝑎𝑙 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑡 − 𝑠𝑒𝑙𝑖𝑚𝑢𝑡 𝑏𝑒𝑡𝑜𝑛 − 𝑑 𝑡𝑢𝑙
2
10
= 100 − 20 − = 75 𝑚𝑚
2
75 mm

𝑀𝑢 15.135
 𝑀𝑛 = = = 16,81 kNm
∅ 0,9
𝑀𝑛 16,81
 𝑅𝑛 = 𝑏×𝑑2 = = 2,989 𝑘𝑁/𝑚𝑚
1000 ×752
𝑓𝑦 400
 𝑚 = 0,85×𝑓𝑐𝑟 = = 15,686
0,85×30
 𝑠𝑒ℎ𝑖𝑛𝑔𝑔𝑎 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ 𝑟𝑎𝑠𝑖𝑜 𝑡𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛
1 2𝑥𝑚 𝑥 𝑅𝑛 1 2 𝑥15.686 𝑥2,989
 𝜌 = 𝑚 [(1 − √1 )] = 15.686 [(1 − √1 )]
𝑓𝑦 400

= 0,00797

Untuk 28 Mpa < 𝑓𝑐 ′ < 56 𝑀𝑝𝑎,


30−28
 𝛽 = 0,85 − 0,05 7 = 0,836
0,85×𝑓𝑐 600
 𝜌𝑏 = × 𝛽 × |600+𝑓𝑦| = 0,032
𝑓𝑦
𝑓𝑦
0,003 +
 𝜌𝑏𝑚𝑎𝑥 = ( 𝐸𝑠
) 𝜌𝑏
0,008

400
0,003 +
200000
=( ) 0,032 = 0,019
0,008

𝜌𝑏𝑚𝑎𝑥 > 𝜌 (𝑜𝑘)

Tulangan minimum pelat satu arah diatur di SNI 2847 : 2019 pasal 7.6

(A minimum = 0,002 . Ag). Maka digunakan ρ = 0,03336

- h total pelat beton = 125 mm


- h pelat (rata-rata) = 100 mm
- Tinggi efektif d = 75 mm

 𝐴𝑠 = 𝜌 × 𝑏 × 𝑑
= 0,00797 × 1000 × 75

= 597,94 𝑚𝑚2 (𝑝𝑎𝑘𝑎𝑖 𝑖𝑛𝑖)

 𝐴𝑠 𝑚𝑖𝑛 = 0,002 × 𝑏 × 𝑑
= 0,002 × 1000 × 100

= 200 𝑚𝑚2

 Gunakan tulangan konvesional D8-150


Diameter (d) = 8 mm
Jarak (s) = 150 mm

1 𝑏
 Asd = 4 × 𝜋 × 𝑑2 × 𝑠
1 1000
= 4 × 3,14 × 82 × = 334,933 𝑚𝑚2
150

5. Konversi tulangan wiremesh


Fyd = 400 Mpa
Fyw = 500 Mpa
 Luas wiremesh
𝑓𝑦𝑑 400
𝐴 = 𝐴𝑠𝑑 × = 334 × = 267,947 𝑚𝑚2
𝑓𝑦𝑤 500
 Gunakan wiremesh M8-150
1 𝑓𝑦𝑑 1 1000
𝐴𝑠𝑤 = × 𝜋 × 𝑑 2 × = × 3,14 × 82 × = 334,933 𝑚𝑚2
4 𝑓𝑦𝑤 4 150

Luas wiremesh terpasang > Luas butuh = 334,933 > 267,947 (memenuhi)

Perhitungan tulangan positif (Bondek). Menggunakan Galvadeck W440 ketebalan


1mm. persyaratan lentur bondek :

Mru > Mu +Mru = kuat lentur bondek

 Wu = 831,208 kg/m2
2 2
 Mu + bentang pertama = 𝑊𝑢14𝐿𝑛 = 831,20814×3,825 = 868,649 𝑘𝑔𝑚 = 8,521𝑘𝑁𝑚
2 2
 Mu + bentang selanjutnya = 𝑊𝑢16𝐿𝑛 = 831,20816×3,825 = 760,068 𝑘𝑔𝑚 = 7,456𝑘𝑁𝑚
 𝑀𝑢 + 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑎𝑚𝑏𝑖𝑙 𝑖𝑎𝑙𝑎ℎ 8,521 𝑘𝑁𝑚
 Perhitungan kapasitas lentur bondek (Mru) dengan metode SDI-ANSI:

tinggi gelombang (dd) 51 mm


H= tinggi total pelat beton = 75 +51 = 126 mm 126 mm
d = h – ½ x dd = 126 - ½ x 51 = 100,5 mm
100.5 mm
Hc = h – dd = 126 – 51 = 75 mm 75 mm
fy 550 mpa
As(table material) 1222 Mm2/m
B(lebar efektif) 960 mm

Garis netral penampang retak Ycc = 𝑑{√2𝜌𝑛 + (𝜌𝑛)2 − 𝜌𝑛} < ℎ𝑐


𝐸𝑠 20000
 𝑛 = 𝐸𝑐 = 4700√30 = 7,77
𝐴𝑠 855
 𝜌 = 𝑏×𝑑 = 960×100,5 = 0,012

 Ycc = 100,5{√2 × 0,012 × 7,77 + (0,012 × 7,77)2 − 0,012 × 7,77}

Ycc = 35,668 < 75 (oke)


 Ycs = d -ycc = 100,5 – 35,668 = 64,831mm
Galvadeck W440, lebar efektif b = 960 mm (sesuai pada data material)
𝑏
Inersia penampang retak Ic = 3𝑛 × 𝑌𝑐𝑐 3 + 𝐴𝑠 + 𝑌𝑐𝑠 2 + 𝐼𝑠𝑓
`

(𝐼𝑠𝑓 𝑡𝑒𝑟𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑑𝑎𝑡𝑎 𝑚𝑎𝑡𝑒𝑟𝑖𝑎𝑙)

𝑏
 Ic = 3𝑛 × 𝑌𝑐𝑐 3 + 𝐴𝑠 + 𝑌𝑐𝑠 2 + 𝐼𝑠𝑓
960
= × (35,668 )3 + 1222 + (64,831)2 + 545345
3 × 7,77
= 2.419.824 𝑚𝑚4

𝑓𝑦 𝑥 𝐼
 Mn = ℎ− 𝑌 𝑐
𝑐𝑐

550 𝑥 2419824
=
126− 35,668

= 14733497 N.mm ~ 14,73 kN. m


 Mru = 0,9 x 14,73 = 13,26 kN. m
Mru > Mu+ yaitu 13,26 𝑘𝑁𝑚 > 8,521 𝑘𝑁𝑚. Dek baja gelombang atau bondek
yang direncanakan memenuhi persyaratan kapasitas kuat lentur.

2.2 Perencanaan Balok Anak


1. Identifikasi beban balok anak sebelum komposit
WF 300x150x9x14
DATA PROFIL BALOK ANAK Nabilla Eka Putri Satuan
d 300 mm
bf 150 mm
tw 9 mm
tr 13 mm
As 46.78 cm2
w 36.7 kg/m
zx 728 cm3
r 13 mm
h 261 mm
Bj 41
fy 250 mpa
fu 410 mpa
f'c 30 mpa
hr 51 mm
Ix 7210 cm4

Kondisi Balok sebelum Komposit

Beban Mati:

Berat pelat bondek


= berat sendiri bondek x bentang pendek pelat = 10,34 kg/m2 x
4m = 41,36 kg/m
41.36 kg/m
Berat pelat beton = 0,09 x
2.400 kg/m2 x 4 m= 960 kg/m 960 kg/m
Berat sendiri profil (w) 36.7 kg/m
Sambungan dll = 10 %
x berat total 1+2+3
= 10 % x 41,36 kg/m2 + 960 kg/m2 + 36,70 kg/m
= 103.806 kg/m
103.806 kg/m
Total beban mati (qd) 1141.866 kg/m
1.141866
Beban Hidup:

beban hidup(SNI)
= 250 kg/m2 x 4
= 100 kg/m (ql)
1000 kg/m2
1

2. Kondisi Balok Sebelum Komposit


A. Kombinasi pembebanan. Beban rencana terfaktor
Wu = 1,2 DL + 1,6 LL= 2138.1459 kg/m2

 Analisis gaya dalam sebelum komposit.


Momen yang terjadi:
1
 𝑀𝑢 = 8 × 𝑤𝑢 × 𝐿2
1
𝑀𝑢 = × 2138.1459 × 82
8
𝑀𝑢 = 15204,59 𝑘𝑔𝑚

Geser yang terjadi :


1
 𝑉𝑢 = 2 × 𝑤𝑢 × 𝐿
1
𝑉𝑢 = × 2138.1459 × 8
2

𝑉𝑢 = 8552,58 𝑘𝑔𝑚

B. Analisis penampang balok sebelum komposit. kontrol kuat lentur. kontrol sayap
𝑏𝑓 150
 = 2 ×13 = 5,76
2𝑡𝑓

𝐸 2×105
 𝑝𝑓 = 0,38 × √𝑓𝑦 = 0,38 × √ = 10,75
250

kontrol badan

ℎ 261
 = = 29
𝑡𝑤 9
2 ×105
 𝜆𝑝𝑤 = 3,76 × √ = 106,34886
250

𝑏2𝑡𝑓 < 𝜆𝑝 𝑑𝑎𝑛 ℎ𝑡𝑤 < 𝜆𝑝, 𝑝𝑒𝑛𝑎𝑚𝑝𝑎𝑛𝑔 𝑘𝑜𝑚𝑝𝑎𝑘

5,76 < 29 < 106,34886, 𝑝𝑒𝑛𝑎𝑚𝑝𝑎𝑛𝑔 𝑘𝑜𝑚𝑝𝑎𝑘

Penampang profil kompak karena rasio kelangsingan sayap dan rasio tinggi badan memenuhu
persyaratan, maka Mn=Mp

Kontrol kuat lentur


 Mn = Mp = 𝑓𝑦 × 𝑍𝑥
𝑀𝑝 = 2500 x 728 = 1.820.000 kg.cm = 18.200 kg.m
Mn > Mu →  = 0,9
Mn → 0,9 x 18.200 = 16.380 kg.m
Syarat : Mn > Mu = 16.380 kg.m > 15.204,5 kg.m
Kontrol kuat geser

ℎ 261
 = = 29
𝑡𝑤 9

200.000
 2,24√ = 63,35
250

ℎ 𝐸
 < 32,24√𝑓𝑦 =29 <63,35 (Ok)
𝑡𝑤

Dengan terpenuhnya syarat tersebut, maka berlaku ketentua untuk nilai v dan nilai Cv1 adalah
sebagai berikut:
 Cv1 = 1,0 dan v = 1,0
Sehingga besaran nilai geser nominalnya adalah
 𝑉𝑛 = 0,6𝐹𝑦 𝐴𝑤 𝐶𝑣1 = 0,6 x 2500 x 27 x 1 = 40.500 kg. m
Syarat ǾVn > Vu = 40.500 > 8552,58 kg. m
Kontrol Lendutan

𝐿
Batas maks lendutan (fijin) = 360
𝐿 800
 fijin = 360 = 360 = 2,22 cm

Lendutan yang terjadi:


5 (𝑞𝑑+𝑞𝑙)𝑥 𝐿4 5 (1,14+1)𝑥 8004
 f° = 384 x ( ) = 384 x (2.000.000 𝑥 7210) = 0,79
𝐸 𝑥 𝐼𝑥

Syarat f° < fijin = 0,79 cm < 2,22 cm (Ok)

B. Kondisi balok setelah komposit.


beban mati:
Berat pelat bondek
= berat sendiri bondek x bentang pendek pelat =
10,34 kg/m2 x 4 m = 41,36
kg/m2 41.36 kg/m
Berat pelat beton
= 0,09x2400kg.m2x4m = 960 kg/m 960 kg/m
Berat sendiri profil (w) 36.7 kg/m
berat spasi (2cm)
= 2 x 21 kg/m2
= 42 kg/m2 x 4m
= 168 kg/m
168 kg/m
berat keramik
= 24 kg/m x 4m
= 96/m 96 Kg/m
berat rangka dan plafon
= 18 kg/m2 x 4m
=72 kg/m 72 Kg/m
Sambungan dll
=10%x berat total1+2+3+4+5+6 =137.406kg/m 137.406 Kg/m
total 1311.466 kg/m
1,311

beban hidup:

beban hidup
beban hidup(SNI)
=250 kg/m2 x 4m=1000 kg.m (ql 1000 kg/m2
1

1. Kombinasi pembebanan. Beban rencana terfaktor


Wu = 1,2 DL + 1,6 LL
= (1,2 x 1277.866) + (1,6 x 100) = 3173,75 kg/m2

2. Analisis gaya dalam sebelum komposit.


a. Momen yang terjadi:
1
 𝑀𝑢 = 8 × 𝑤𝑢 × 𝐿2
1
𝑀𝑢 = × 3133,43 × 82
8
𝑀𝑢 = 250390,07 𝑘𝑔𝑚
b. Geser yang terjadi :
1
 𝑉𝑢 = 2 × 𝑤𝑢 × 𝐿
1
𝑉𝑢 = × 3173,75 × 8
2

𝑉𝑢 = 12695,03 𝑘𝑔𝑚

3. Menentukan gaya tekan yang terjadi pada pelat : Kriteria Penampang


ℎ 261
 = = 29
𝑡𝑤 9

200.000
 3,76 √ = 106,34
250

ℎ 𝐸
 < 3,76 √𝑓𝑦 =29 < 106,34 (Ok)
𝑡𝑤

4. Lebar Efektif
 Beff < 1/4L = ¼ x 800 = 200 cm =2000 mm
 Beff < S = 4m = 400 cm =4000mm
Maka beff = 2000 mm
 C = 0,85 x fc’x tplat x beff
= 0,85 x 300 x 22 x 4000 = 510000 kg
 T= As x Fy
= 46,78 x 2500 = 116950kg
T < C maka garis netral plastis terletak pada beton komposit

5. Menentukan jarak dari Centroid yang bekerja


𝐴𝑠 𝑥 𝑓𝑦 116950
 𝑎 = 0,85 𝑥 𝑓𝑐 ′ 𝑥 𝑏𝑒𝑓𝑓 = = 2,293 𝑐𝑚
0,85 𝑥 300 𝑥 200
𝑎 2,293
 𝑑1 = ℎ𝑟 + 𝑡𝑏 − 2 = 5,3 + 4,7 − = 8,853 𝑐𝑚
2

 d2 = 0 (profil baja tidak mengalami tekan) ∴ garis netral komposit jatuh dibeton.
𝐷 30
 d3 = 2 = = 15
2

Kontrol Lentur
 Mn= C (d3 + d1)= 510000(15 + 8,853 ) = 121652,5 kg.m
 Syarat  Mn > Mu = 0,9 x 121652,5 > 250.390,07
=109.487,25 kg.m > 250.390,07kg.m
Kekuatan nominal penampang komposit lebih besar daripada momen akibat beban berfaktor,
sehingga penampang mampu menahan beban yang terjadi.
6. Luasan Transformasi Baja
 Ec = 0,41 x w1,5x√𝑓𝑐′
= 0,41 x 24001,5x√30
= 264034,1 Mpa
 Es = 200000
𝐸𝑠 200000
 N = 𝐸𝑐 = 26403,5 = 7,57
𝑏𝑓𝑓 2000
 btr = = = 26,40 𝑐𝑚
𝑛 7,57

 atr = btr x t pelat = 26,40 x 4,7 = 124,09 cm2

Menentukan letak garis netral


𝑡𝑝𝑙𝑎𝑡 𝑑
(𝐴𝑡𝑟 𝑥 )+[𝐴𝑠 𝑥 (𝑡𝑝𝑙𝑎𝑡+ℎ𝑟+ )]
 𝑌𝑛𝑎 = 2 2
𝐴𝑡𝑟+𝐴𝑠
4,7 30
(124,09 𝑥 ) + [46,78 𝑥 (4,7 + 5,3 + )]
= 2 2 = 4,53 𝑐𝑚
124,09 + 46,78
Menentukan nilai momen nersia penampang transformasi
 Itr = [(1/12 x btr x tplat3) + Atr (Yna – tplat/2)2] + [Ix + As x ((tplat +hr + d/2) -Yna)2)
= [(1/12 x 26,40 x 4,73)+ 124,09 (4,53 – 4,7/2)2] + [7210 +46,78 x ((4,7 +5,3 + 30/2) -4,53)2)
= 8.464,49 cm4
Batas maks lendutan (f ijin) = L/360 = 800/360 = 2,22
5 (𝑞𝑑+𝑞𝑙)×𝐿4
 𝑓° = ×( )
384 𝐸 ×𝑙𝑡𝑟

5 (13,11 + 10) × 8004


𝑓° = ×( ) = 0,728𝑐𝑚
384 2 × 1.000.000 × 8.464,49

Syarat 𝑓° < 𝑓 𝑖𝑗𝑖𝑛 = 0,728 𝑐𝑚 < 2,22 𝑐𝑚

7. Kontrol Geser
ℎ 261
 = = 29
𝑡𝑤 9

200.000
 2,24 √ = 63,36
250

ℎ 𝐸
 < 2,24 √𝑓𝑦 =29 < 63,36
𝑡𝑤

Dengan terpenuhnya syarat tersebut, mka berlaku ketentuan untuk nilai ϕv dan nilai Cv1 adalah sebagi
berikut :
Cv1 = 1,0 dan v = 1,0
Sehingga besaran nilai geser nominalnya adalah:
 Vn = 0,6 Fy Aw Cv1
Kontrol kuat Geser
 Vn = 0,6 x Fy x Aw x Cv1
= 0,6 x 2500 x 27x 1 = 40.500
 Syarat ǾVn > Vu
= 0,9 x 40.500 > 16.358,98

= 36.450 > 16.358,98

Perencanaan Penghubung Geser Penghubung geser yang dipakai adalah tipe stud dengan: Ds = 19
mm

 Asc = 1/4 x 3,14 x 19 x 19 mm = 283,53 mm2


 fu = 410 Mpa = 41 kg/mm2
 Ec = 0,041 x Wc x 1,5 x √𝑓𝑐′
= 0,041 x 2400 x 1,5 √30 = 26403,5 Mpa
 Qn = 0,5 x Asc x √𝑓𝑐′ x Ec

= 0,5 x 283,53 x √30𝑥 26403,5 = 20.491.268 kg/stud


Syarat : Qn ≤ Asc x fu = 20.491.268 kg/stud ≤ 283,53 x 41

= 20.491.268 kg/stud > 116.187,85kg/stud

= Maka dipakai Qn = 116.187,85 kg/stud

Jumlah stud untuk tengah bentang :

Dari perhitungan Ts kuat lentur sebelumnya T = 725.000 kg

𝑇𝑚𝑎𝑥 116.950
 𝑁= = = 10,06 ~ 11 𝑏𝑢𝑎ℎ
𝑄𝑛 116.187,85

Jarak seragam (P) dengan stud pada masing-masing lokasi:

𝐿 800
 𝑃= = = 79,4 𝑐𝑚
𝑁 11

Jadi shear conector dipasang sejarak 80 cmsebanyak 11 buah untuk masing –masing setengah
bentang.
BAB III
SUB PROYEK 3

 Pembebanan
- Bentang Panjang =8m
- Bentang Pendek =4m
- Jumlah portal arah memanjang =2
- Jumlah portal atah melintang =1

1.1. BEBAN MATI


(Potongan A-A) = arah x
 Sebelum Komposit
Berat pelat bondek = 10,1 kg/m2 x 4 m = 40,4 kg/m
Berat pelat beton = 0,09 x 2.400 x 24m = 864 kg/m
Berat sendiri profil (w) = 36,70 kg/m +
Total Beban Mati = 941,1 kg/m

 Setelah Komposit
Berat plat bondek = 10,1 kg/m2 x 4 m = 40,4 kg/m
Berat plat beton = 0,09 x 2400 x 4 m = 864 kg/m
Berat sendiri profil (w) = 36,70 kg/m
Berat spesi (2cm) = 2 x 21 x 4 = 168 kg/m
Berat keramik = 1,24 x 4 = 4,96 kg/m
Berat rangka & plafond = 18 x 4 = 432 kg/m
Berat ducting & plumbing = 10 x 4 = 40 kg/m +
= 1586,06kg/m

(Potongan B-B) = arah y

 Sebelum Komposit
Berat pelat bondek = 10,1 kg/m2 x 4m = 40,4 kg/m
Berat pelat beton = 0,09 x 2.400 x 4m = 864 kg/m
Berat sendiri profil (w) = 36,70 kg/m +
Total Beban Mati = 941,1 kg/m

 Setelah Komposit
Berat plat bondek = 10,1 kg/m2 x 4 m = 40,4 kg/m
Berat plat beton = 0,09 x 2400 x 4 m = 864 kg/m
Berat sendiri profil (w) = 36,70 kg/m
Berat spesi (2cm) = 2 x 21 x 4 = 168 kg/m
Berat keramik = 1,24 x 4 = 4,96 kg/m
Berat rangka & plafond = 18 x 4 = 432 kg/m
Berat ducting & plumbing = 10 x 4 = 40 kg/m +
= 1586,06kg/m

1.2. BEBAN HIDUP

(Potongan A-A)
 Sebelum Komposit
Beban hidup (Balok sebelum komposit = 100 kg/m2)

ql = 100 x 4m = 400 kg/m

 Setelah Komposit
Beban Hidup (Ruang rapat = 250kg/m2)
ql = 250 x 4 m = 1000 kg/m

(Potongan B-B)
 Sebelum Komposit
Beban hidup (Balok sebelum komposit = 100

kg/m2)ql = 100 x 4 m = 400 kg/m

 Setelah Komposit
Beban Hidup (Balok sesudah komposit = 250kg/m2)
ql = 250 x 4 m = 1000 kg/m

1.3. Beban Angin


Dalam perhitungan beban angin menggunakan SNI 1727- 2013 tentang beban minimum
untuk perancangan bangunan gedung dan struktru lain. adapun prosedur perhitungan beban
angin yang sesuai dengan SNI 1727-2013 Tabel 27.2-1 sebagai berikut:
1. Data Perencanaan :
Fungsi bangunan : Ruko
Tinggi bangunan : 12 m
Panjang bangunan : 16 m
Lebar bangunan :8m
Tinggi per lantai 1,2 dan 3 : 4 m

2. Kategori bangunan gedung


 Sesuai SNI 1727:2013 pasal 26.2
Termasuk bangunan gedung tertutup karena bangunan gedung tidak memenuhi
persyaratan untuk bangunan gedung terbuka dan bangunan gedung tertutupsebagian
 Sesuai SNI 1727:2013 pasal 26.2 dan 26.9.2
Termasuk bangunan kaku karena memenuhi persyaratan sebagai berikut
Penentuan Frekuensi
 Tinggi bangunan ≤ 91 𝑚
16 m ≤ 91 𝑚
 Tinggi bangunan ≤ 4 × 𝐿𝑒𝑓𝑓
Σℎ𝑖 𝐿1 192 𝑚2
𝐿𝑒𝑓𝑓 = = = 16 𝑚
Σℎ𝑖 12𝑚

Maka, 16 m ≤ 4 × 12 𝑚
16 m ≤ 48𝑚 (Ok)
Sehingga dapat dihitung sesuai dengan pasal 26.9.3 frekuensi alam perkiraan.
Untuk beton bangunan rangka penahan momen
43,5 43,5
𝑛𝑎 = = 0,9 = 4,648 𝐻𝑧
ℎ0,9 12

 Dari uraian diatas maka pembebanan angin pada bangunan gedung SPBAU
menggunakan prosedur pengarah (lihat SNI 1727:2013 pasal 27)
3. Menentukan kategori resiko bangunan gedung atau struktur lain (SNI 1727:2013
tabel 1.5-1)

Maka bangunan gedung termasuk dalam kategori resiko II

4. Menentukan kecepatan angin dasar (V)


Sesuai dengan prakiraan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika

30 𝑘𝑚
𝑉= = 8,33 𝑚/𝑠
𝑗𝑎𝑚
5. Menentukan faktor arah angin
Kd = 0,85

6. Kategori Eksposur
Sesuai dengan SNI 1727:2013 pasal 26.7
Maka termasuk dalam eksposur B

7. Faktor topografi
Sesuai dengan SNI 1727:2013 pasal 26.8.2
Kzt = 1

8. Faktor efek tiupan angin


Sesuai dengan SNI 1727:2013 pasal 26.9.1
Faktor efek tiupan angin untuk suatu bangunan gedung dan struktur lain yang kaku
diambil G = 0,85

9. Koefisien tekanan internal


Sesuai dengan SNI 1727:2013 tabel 26.11-1

Ruko ini termasuk dalam klasifikasi bangunan gedung tertutupMaka,


GCpi = + 0,18
= - 0,18
10. Koefisien eksposur tekanan velositas Sesuai dengan SNI 1727:2013 tabel 27.3-1

Tiggi bangunan (z) =12m

Interpolasi nilai z :
𝑥 − 𝑥1 𝑖 − 𝑖1
=
𝑥2 − 𝑥1 𝑖2 − 𝑖1
12 − 9,1 𝑖 − 0,98
=
12,2 − 9,1 1,04 − 0,98

𝑖 = 1,036

sesuai dengan SNI


1727:2013 tabel 26.9.1

eksposur B
𝛼=7
Zg = 365,76 m
Kz = 2,01 ( 12 / 365,76 ) 2/7
Kz = 0,62
Maka , kz = kh = 0,62 ( karena atap datar )
11. Menentukan tekanan velositas
Sesuai dengan SNI 1727:2013 pasal 27.3.2
qz=0,613×Kz×Kzt×Kd×V2
qz=0,613×0,622 ×1×0,85×8,332
qz= 22,49 N/m2

qh=0,613×Kh×Kzt×Kd×V2
qh=0,613×0,62 ×1×0,85×8,332
qh= 22,49 N/m2

12. Menentukan koefisien tekanan eksternal

Sesuai dengan SNI 1727:2013 gambar 27.4-1 untuk dinding dan atap rata

 Dinding di sisi angin datang (qz)


Cp= 0,8
 Dinding di sisi angin pergi (qh)
𝐿 16
𝐵
= 8
=2
Cp= - 0,3
 Dinding tepi (qh)
Cp= - 0,7

13. Tekanan angin pada setiap permukaan bangunan gedung kaku


Sesuai dengan SNI 1727:2013 persamaan 27.4-1

 Dinding di sisi angin datang


p = qz.G.Cpi-qi.(GCpi)
p = 22,49 × 0,85 × 0,8 – 0 .(+0,18)
p = 15,2932 N/𝑚2 = 1,52932 kg/m2

 Dinding di sisi angin pergi


p = q.G.Cpi-qi.(GCpi)
p = 22,49 × 0,85 × (-0,3) – 0 .(+0,18)
p = -5,735 N/m2= -0,5735 kg/m2

 Dinding di sisi angina tepi


p = qz.G.Cpi-qi.(GCpi)
p = 22,41 × 0,85 x -0,7 – 0 .(+0,18)
p = -13,38 N/m2 = -1,338 kg/m2

1.4. Beban Gempa

1) Faktor Keutamaan Struktur


Dari tabel faktor keutamaan bangunan (SNI 1726-2019), besarnya faktor keutamaan
struktur untuk bangunan industri diambil sebesar 1.

Sumber: SNI 1726-2019

Tabel Faktor Keutamaan Gempa

Sumber: SNI 1726-2019

2) Faktor Reduksi Gempa R


Dari tabel faktor reduksi gempa (SNI 1726-2019), Struktur beton bertulang dengan
sistem penahan gaya seismik yang digunakan adalah sistem rangka pemikul momen
khusu (SRPMK) koefisien modifikasi respon (R) = 8

Tabel Faktor Reduksi Gempa Sumber: SNI 1726-2019

a. Seismic design data


Kategori Resiko : II ( Tabel 1 SNI 1726:2019)
Faktor Keutamaan : 1,0 ( Tabel 2 SNI 1726:2019)

Ss (parameter respons spektral percepatan gempa MCER terpetakan untuk perioda


0,2 detik)
: 1 g (gambar 9 SNI 1726:2019)
S1 (parameter respons spektral percepatan gempa MCER terpetakan untuk perioda
1 detik)

: 0,4 g ((gambar 10 SNI 1726:2019)

Fa (Koefisien Situs) : 1,1 g ( Tabel 4 SNI 1726:2019)

Fv (Koefisien Situs) : 1,9 g ( Tabel 5 SNI 1726:2019)

SMS (Ss x Fa) (Paramater spektrum respons percepatan pada perioda pendek)

: 1,1 x 1 = 1,1 g

SM1 (S1 x Fv) (Paramater spektrum respons percepatan pada perioda 1 detik)

: 1,9 x 0,4 = 0,76 g

SDS ( SMS) (Parameter percepatan spektral desain untuk perioda pendek)

: x 1,1 = 0,7333 g

SD1( SM1) (Parameter percepatan spektral desain untuk perioda pendek)

: x 0,76 = 0,507 g

KDS (Kategori Resiko) : D (Tabel 6& 7 SNI 1726:2019)

b. Periode Fundamental
Hitung periode fudamental pendekatan (Ta)

Ta = Ct hn x

Ct = 0.0466 (Tabel 18 SNI 03-1726-2019)

x = 0,9 (Tabel 18 SNI 03-1726-2019)

hn = 12 m

Ta = 0.737 detik

SD1 = 0.51 detik > 0,4 detik maka Cu = 1,4 ((Tabel 17 SNI 03-1726-2019)
Tmax = Cu Ta = 0.84 detik

T = Ct x 𝐻𝑛𝑋

Periode Minimum (Tmin) = Ct x 𝐻𝑛𝑋 = 0,0466 x 120,9 = 0,4361 detik

Periode Maksimum(Tmax) = Cu x Tmin = 1,4 x 0,4361 = 0,61054 detik

Jadi untuk nilai T diatas didapatkan = Tmax = 0,61054 detik.

c. Geser dasar Seismik (Base Shear)


𝑆𝐷𝑆 0,7333
𝐶𝑠 = 𝑅 = 8 = 0,0916
( ) ( 1)
1

𝐶𝑠 maksimum :

𝑆𝐷1
Karena 𝑇 ≤ 𝑇𝐿 maka 𝐶𝑠 = 𝑅
𝑇( )
𝐼𝑒

𝑆𝐷1 0,507
𝐶𝑠𝑚𝑎𝑥 = = = 0,103802
𝑅 8
𝑇 (𝐼 ) 0,61054 (1)
𝑒

𝐶𝑠 minimum :

𝐶𝑠𝑚𝑖𝑛 = 0,044𝑆𝐷𝑆 𝐼𝑒 ≥ 0,01

𝐶𝑠𝑚𝑖𝑛 = 0,044 × 0,7333 × 1 ≥ 0,01

𝐶𝑠𝑚𝑖𝑛 = 0,0322 ≥ 0,01

Kontrol :

𝐶𝑠𝑚𝑖𝑛 ≤ 𝐶𝑠 ≤ 𝐶𝑠𝑚𝑎𝑥 = 0,0322 < 0,0916 < 0,103802

Maka digunakan 𝐶𝑠𝑚𝑖𝑛 = 0,0322


d. Perhitungan berat seismic efektif (W)

1. Berat Lantai Atap (W3)

Pelat

Panjang bangunan 16 m

Lebar bangunan 8m

Tebal pelat 0,12 m

Berat volume beton 2400 𝑘𝑔/𝑚3

Total 36.864 kg

Berat Balok Induk 200/400

Berat volume beton 2400 kg/m^3

Lebar balok induk (ba) 0,2 m

Tinggi balok induk (ha) 0,4 m

Panjang total balok induk 56 m

Berat balok induk 200/400 10.752 kg

Berat Balok Anak 150/300

Berat volume beton 2400 kg/m^3

Lebar balok induk (ba) 0,15 m

Tinggi balok induk (ha) 0,3 m

Panjang total balok anak 38m

Berat balok induk 200/400 4.104 kg

Berat Kolom 400/400

Berat volume beton 2400 kg/m^3

Lebar kolom 0,4 m

Panjang kolom 0,4 m

Tinggi kolom 4m

Jumlah Kolom 6

Berat balok induk 200/400 9.216 kg


Berat Kolom Praktis 150/150 (K2)

Berat volume beton 2400 kg/m^3

Lebar kolom 0,15 m

Panjang kolom 0,15 m

Tinggi kolom 4m

Jumlah Kolom 4

Berat balok induk 200/400 864 kg

Berat Dinding

Koefisien berat dinding 250 kg/m^2

Tinggi dinding 4m

Total panjang dinding 55.5 m

Berat dinding bagian bawah 55.500 kg

Berat Palfond

Koefisien berat plafond 18 kg/m^2

Total luas plafon terpasang 128 m^2

Berat plafon 2.304 𝑘𝑔

Berat ME

Koefisien berat ME 25 kg/m^2

Total luas ME terpasang 128 m^2

Berat ME 3.200 𝑘𝑔

𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐴𝑡𝑎𝑝 (𝑊3) = 122.804 𝑘𝑔 = 1204,3 𝑘𝑁

2. Berat lantai 2 (W2)

Pelat

Panjang bangunan 16 m

Lebar bangunan 8m

Tebal pelat 0,12 m

Berat volume beton 2400 𝑘𝑔/𝑚3

Total 36.864 kg
Berat Balok Induk 200/400

Berat volume beton 2400 kg/m^3

Lebar balok induk (ba) 0,2 m

Tinggi balok induk (ha) 0,4 m

Panjang total balok induk 56 m

Berat balok induk 200/400 10.752 kg

Berat Balok Anak 150/300

Berat volume beton 2400 kg/m^3

Lebar balok induk (ba) 0,15 m

Tinggi balok induk (ha) 0,3 m

Panjang total balok anak 38m

Berat balok induk 200/400 4.104 kg

Berat Kolom 400/400

Berat volume beton 2400 kg/m^3

Lebar kolom 0,4 m

Panjang kolom 0,4 m

Tinggi kolom 4m

Jumlah Kolom 6

Berat balok induk 200/400 9.216 kg

Berat Kolom Praktis 150/150 (K2)

Berat volume beton 2400 kg/m^3

Lebar kolom 0,15 m

Panjang kolom 0,15 m

Tinggi kolom 4m

Jumlah Kolom 4

Berat balok induk 200/400 864 kg

Berat Dinding

Koefisien berat dinding 250 kg/m^2

Tinggi dinding 4m
Total panjang dinding 55.5 m

Berat dinding bagian bawah 55.500 kg

Berat Palfond

Koefisien berat plafond 18 kg/m^2

Total luas plafon terpasang 128 m^2

Berat plafon 2.304 𝑘𝑔

Berat ME

Koefisien berat ME 25 kg/m^2

Total luas ME terpasang 128 m^2

Berat ME 3.200 𝑘𝑔

Spesi

Koefisien berat ME 21 kg/m^2

Total luas Spesi 128 m^2

Berat Spesi 2.688𝑘𝑔

Kramik

Koefisien berat ME 48 kg/m^2

Total luas Spesi 128 m^2

Berat Spesi 6.144 𝑘𝑔

Berat lantai 2 (W2) = 131.636 kg = 1290,91 kN

3. Berat Lantai 1 (W1)


Pelat

Panjang bangunan 16 m

Lebar bangunan 8m

Tebal pelat 0,12 m

Berat volume beton 2400 𝑘𝑔/𝑚3

Total 36.864 kg

Berat Balok Induk 200/400


Berat volume beton 2400 kg/m^3

Lebar balok induk (ba) 0,2 m

Tinggi balok induk (ha) 0,4 m

Panjang total balok induk 56 m

Berat balok induk 200/400 10.752 kg

Berat Balok Anak 150/300

Berat volume beton 2400 kg/m^3

Lebar balok induk (ba) 0,15 m

Tinggi balok induk (ha) 0,3 m

Panjang total balok anak 38m

Berat balok induk 200/400 4.104 kg

Berat Kolom 400/400

Berat volume beton 2400 kg/m^3

Lebar kolom 0,4 m

Panjang kolom 0,4 m

Tinggi kolom 4m

Jumlah Kolom 6

Berat balok induk 200/400 9.216 kg

Berat Dinding

Koefisien berat dinding 250 kg/m^2

Tinggi dinding 4m

Total panjang dinding 55.5 m

Berat dinding bagian bawah 55.500 kg

Berat Palfond

Koefisien berat plafond 18 kg/m^2

Total luas plafon terpasang 128 m^2

Berat plafon 2.304 𝑘𝑔

Berat ME
Koefisien berat ME 25 kg/m^2

Total luas ME terpasang 128 m^2

Berat ME 3.200 𝑘𝑔

Spesi

Koefisien berat ME 21 kg/m^2

Total luas Spesi 128 m^2

Berat Spesi 2.688𝑘𝑔

Kramik

Koefisien berat ME 48 kg/m^2

Total luas Spesi 128 m^2

Berat Spesi 6.144 𝑘𝑔

Berat lantai 2 (W2) = 130,772 kg = 1282,44 kN

Total W= 1204,3 𝑘𝑁 + 1290,91 + 1282,44 = 3.777,65 kN

e. Distribusi Vertikal Gaya Gempa (Fx)


Gaya seismic lateral Fx di sebarang tingkat harus ditentukan dari persamaan berikut :
 𝑘
𝑥 − 𝑥1 𝑘 − 𝑘1
=
𝑥2 − 𝑥1 𝑘2 − 𝑘1
0,7333 − 0,5 𝑘 − 1
=
4 − 0,5 2−1
0,233 𝑘 − 1
=
3,5 1

K= 1,066

 ℎ𝑖 𝑘
ℎ𝑖 𝑘 = 121,066 = 14,138
ℎ𝑖 𝑘 = 81,066 = 9,176
ℎ𝑖 𝑘 = 41,066 = 4,383

 𝑊 = 3.777,65 kN
 𝑊𝑖

𝑊𝑖 = 1204,3 𝑘𝑁
𝑊𝑖 = 1290,91 𝑘𝑁
𝑊𝑖 = 1282,44
 𝑊𝑖ℎ𝑖 𝑘
𝑊𝑖ℎ𝑖 𝑘 = 1204,3 𝑥14,138 = 17027,15 𝑘𝑁
𝑊𝑖ℎ𝑖 𝑘 = 1290,91 x 9,176 = 11864,49 𝑘𝑁
𝑊𝑖ℎ𝑖 𝑘 = 1282,44 x 4,383 = 34494,89 𝑘𝑁

 𝐶𝑉𝑋

𝑊𝑋 ℎ𝑥 𝑘 17027,15
𝐶𝑉1 = = = 0,493
∑𝑛𝑖−1 𝑊𝑖 ℎ𝑖 𝑘 34494,89

𝑊𝑋 ℎ𝑥 𝑘 11864,49
𝐶𝑉1 = 𝑘 = = 0,343
∑𝑛𝑖−1 𝑊𝑖 ℎ𝑖 34494,89

𝑊𝑋 ℎ𝑥 𝑘 34494,89
𝐶𝑉1 = = = 0,162
∑𝑛𝑖−1 𝑊𝑖 ℎ𝑖 𝑘 34494,89

 Cs = 0,0916
 V = 0,0916 x 3.691,03 kN = 346,03274 kN
 𝐹𝑖𝑥𝑦
𝐹𝑖𝑥𝑦 = 0,493 x 346,03274 = 170,80 kN
𝐹𝑖𝑥𝑦 = 0,343 x 346,03274 = 118,83 kN
𝐹𝑖𝑥𝑦 = 0,162 x 346,03274 = 56,38 kN
 Fix
170,80
𝐹𝑖𝑥 = = 85,40
2
118,83
𝐹𝑖𝑥 = = 59,41
2
56,38
𝐹𝑖𝑥 = = 28,19
2
 Fiy
170,80
𝐹𝑖𝑦 = = 56,93
3
118,83
𝐹𝑖𝑦 = = 39,6
3
56,38
𝐹𝑖𝑦 = = 18,79
3

Diketahui :

 Cvx = faktor distribusi vertikal,


 V = gaya lateral disain total atau geser di dasar struktur (kN)
 wi dan wx = bagian berat seismik efektif total struktur (W) yang
ditempatkan atau dikenakan pada tingkat i atau x;
 hi dan hx = tinggi dari dasar sampai tingkat i atau x (m)
 k = eksponen yang terkait dengan perioda struktur sebagai berikut: 1)
untuk struktur yang mempunyai T ≤ 0,5 detik k = 1

2) untuk struktur yang mempunyai T ≥ 2,5 detik k = 2

3) untuk struktur yang mempunyai 0,5 < T > 2,5 detik, k ditentukan
dengan interpolasi linier sehingga :

Nabil a Tiap Portal(kN)


Lantai hx Fix Fiy
Atap 12 14,13862606 1204,3 17027,14736 0,493613556 170,8064512 85,4032256 56,9355
Lantai 3 8 9,176856194 1290,91 11846,49543 0,343427505 118,8371605 59,41858024 39,6124
Lantai 2 4 4,383247066 1282,44 5621,251367 0,162958939 56,38912831 28,19456416 18,7964
JUMLAH 3777,65 34494,89416 1 346,03274 173,01637 115,344

MENGHITUNG GAYA DALAM MENGGUNAKAN SOFTWARE SAP 2000


(SEBELUM KOMPOSIT)

I. Masukan BJ 41 ke dalam SAP 2000

II. Masukan Material properties balok


III. Masukan Material properties kolom

IV. Masukan beban mati


V. Masukan beban hidup

VI. Masukan beban angin datang,pergi, tepi

VII. Masukan beban gempa


VIII. Kombinasi Beban

NILAI GAYA DALAM PADA SETIAP KOMBINASI

a.Gaya Normal (sebelum komposit)


1.Kombinasi 1.2 D + 1.6 L (kN)

2. Kombinasi 1.2 D + 1.6 L + 0.5 W ( kN )

3. Kombinasi 0.9 D + 1.0 E ( kN )


b.Gaya Lintang (sebelum komposit)

1.Kombinasi 1.2 D + 1.6 L (kN)

2. Kombinasi 1.2 D + 1.6 L + 0.5 W ( kN )


3. Kombinasi 0.9 D + 1.0 E ( kN )

C.Gaya Momen(sebelum komposit)

1.Kombinasi 1.2 D + 1.6 L (kN)


2. Kombinasi 1.2 D + 1.6 L + 0.5 W ( kN )

3. Kombinasi 0.9 D + 1.0 E ( kN )


MENGHITUNG GAYA DALAM MENGGUNAKAN SOFTWARE SAP 2000
(SETELAH KOMPOSIT)

I. Masukan BJ 41 ke dalam SAP 2000


II. Masukan Material properties balok

III. Masukan Material properties kolom

IV. Masukan beban mati


V. Masukan beban hidup

VI. Masukan beban angin datang,pergi, tepi


VII. Masukan beban gempa
VIII. Kombinasi Beban

NILAI GAYA DALAM PADA SETIAP KOMBINASI

a.Gaya Normal (sebelum komposit)

1.Kombinasi 1.2 D + 1.6 L (kN)

2. Kombinasi 1.2 D + 1.6 L + 0.5 W ( kN )


3. Kombinasi 0.9 D + 1.0 E ( kN )

b.Gaya Lintang (sesudah komposit)

1.Kombinasi 1.2 D + 1.6 L (kN)


2. Kombinasi 1.2 D + 1.6 L + 0.5 W ( kN )

3. Kombinasi 0.9 D + 1.0 E ( kN )


C.Gaya Momen(sesudah komposit)

1.Kombinasi 1.2 D + 1.6 L (kN)

2. Kombinasi 1.2 D + 1.6 L + 0.5 W ( kN )


3. Kombinasi 0.9 D + 1.0 E ( kN )
MENGHITUNG GAYA DALAM MENGGUNAKAN SOFTWARE ETABS
(SEBELUM KOMPOSIT)

I. Masukan BJ 41 ke dalam Etabs

II. Masukan Material properties balok


III. Masukan Material properties kolom

IV. Masukan beban mati


V. Masukan beban hidup

VI. Masukan beban angin datang,pergi, tepi


VII. Masukan beban gempa
VIII. Kombinasi Beban

NILAI GAYA DALAM PADA SETIAP KOMBINASI

a.Gaya Normal (sebelum komposit)

1.Kombinasi 1.2 D + 1.6 L (kN)


2. Kombinasi 1.2 D + 1.6 L + 0.5 W ( kN )

3. Kombinasi 0.9 D + 1.0 E ( kN )


b.Gaya Lintang (sesudah komposit)

1.Kombinasi 1.2 D + 1.6 L (kN)

2. Kombinasi 1.2 D + 1.6 L + 0.5 W ( kN )


3. Kombinasi 0.9 D + 1.0 E ( kN )

C.Gaya Momen(sesudah komposit)

1.Kombinasi 1.2 D + 1.6 L (kN)

2. Kombinasi 1.2 D + 1.6 L + 0.5 W ( kN )


3. Kombinasi 0.9 D + 1.0 E ( kN )
MENGHITUNG GAYA DALAM MENGGUNAKAN SOFTWARE ETABS
(SEBELUM KOMPOSIT)

I. Masukan BJ 41 ke dalam Etabs

II. Masukan Material properties balok

III. Masukan Material properties kolom


IV. Masukan beban mati

V. Masukan beban hidup


VI. Masukan beban angin datang,pergi, tepi

VII. Masukan beban gempa


VIII. Kombinasi Beban
NILAI GAYA DALAM PADA SETIAP KOMBINASI

a.Gaya Normal (setelah komposit)

1.Kombinasi 1.2 D + 1.6 L (kN)

2. Kombinasi 1.2 D + 1.6 L + 0.5 W ( kN )


3. Kombinasi 0.9 D + 1.0 E ( kN )

b.Gaya Lintang (sesudah komposit)

1.Kombinasi 1.2 D + 1.6 L (kN)


2. Kombinasi 1.2 D + 1.6 L + 0.5 W ( kN )

3. Kombinasi 0.9 D + 1.0 E ( kN )


C.Gaya Momen(sesudah komposit)

1.Kombinasi 1.2 D + 1.6 L (kN)

2. Kombinasi 1.2 D + 1.6 L + 0.5 W ( kN )


3. Kombinasi 0.9 D + 1.0 E ( kN )
VALIDASI

(SELISIH GAYA DALAM ANTAR 2 METODE TIDAK BOLEH LEBIH DAIR 3%)

POTONGAN A-A (MEMANJANG)

SEBELUM KOMPOSIT
Batang SAP 2000 ETABS SELISIH GAYA DALAM (%)
MOMEN GESER NORMAL MOMEN GESER NORMAL MOMEN GESER NORMAL
(Mmax) (Vmax) (Pmax) (Mmax) (Vmax) (Pmax)
K1 40.53 -115,2 -562,10 39.53 -110,38 -562,10 0,98 0,242 0,008
K2 -56,55 90,1 -361,4 -56,55 88,94 -358,43 0,015 0,061 0,032
K3 85,05 -85,89 -180,9 82,05 -82,89 -176,19 0,3688 0,11 0,003
K4 40,55 -122,63 -950,94 39,55 -122,63 -940,94 0,5958 0,089 0,008
K5 -56,77 121,90 -600,34 -56,77 121,90 -599,23 0,0249 0,069 0,014
K6 82,21 -115,1 -315,72 82,21 -110,85 -305,72 0,17 0,031 0,45
K7 38,35 111,71 -701,71 38,35 109,66 -629,74 0,037 0,003 0,041
K8 -58,23 116,74 -426,43 -58,23 116,74 -426,74 0,024 0,007 0,84
K9 92,90 110,57 -210,32 92,90 110,57 -210,32 0,78 0,019 0,083
B1 142,45 -14,52 11,85 142,45 -16,52 9,85 0,61 0,083 0,086
B2 83,73 -30,56 6,4 83,73 -25,56 5,1 0,024 0,70 0,554
B3 90,12 40,30 -44,12 90,12 39,30 -41,11 0,011 0,53 0,165
B4 141,71 -26,91 16,6 141,71 -26,91 13,86 0,029 0,003 0,561
B5 105,97 35,4 16,2 105,97 33,10 13,59 0,016 0,30 0,009
B6 120,75 30,1 -52,1 116,75 26,93 -53,02 0,015 0,20 0,042

Batang SAP 2000 ETABS SELISIH GAYA DALAM (%)


MOMEN GESER NORMAL MOMEN GESER NORMAL MOMEN GESER NORMAL
(Mmax) (Vmax) (Pmax) (Mmax) (Vmax) (Pmax)
K1 80,3 -213,57 -1145,1 75,43 -213,57 -1145,1 0,016 0,30 0,009
K2 70,2 -218,79 -761,438 67,28 -218,79 -761,438 0,015 0,20 0,042
K3 156,88 -202,60 -372,6158 156,88 -202,60 -372,6158 0,38 0,32 0,003
K4 78,3 -234,51 -2075,1079 75,35 -234,51 -2075,1079 0,58 0,89 0,008
K5 65,65 -296,5992 -1432,3516 67,69 -296,5992 -1432,3516 0,024 0,70 0,014
K6 160,73 -313,46 -732,6818 157,73 -313,46 -732,6818 0,011 0,03 0,15
K7 69,1 209,61 -1515,165 69,1 209,61 -1515,165 0,029 0,003 0,51
K8 86,3 370,84 -1135,2573 86,3 370,84 -1135,2573 0,034 0,074 0,58
K9 216,41 354,1 -559,426 216,41 354,1 -559,426 0,0278 0,19 0,83
B1 272,39 -56,54 32,83 272,39 -56,54 32,83 0,0161 0,45 0,60
B2 259,17 -48,72 34,75 259,17 -48,72 34,75 0,054 0,76 0,014
B3 270,32 -74,99 -115,31 270,32 -74,99 -115,31 0,016 0,55 0,45
B4 268,33 61,1 54,75 268,33 61,1 54,75 0,079 0,003 0,51
B5 380,70 77,93 81,44 380,70 77,93 81,44 0,074 0,074 0,58
B6 416,03 -75,40 -180,44 416,03 -75,40 -180,44 0,029 0,003 0,51

Rumus : presentase selisih gaya dalam = 𝑠𝑒𝑙𝑖𝑠𝑖ℎ 𝑔𝑎𝑦𝑎 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑑𝑎𝑟𝑖 𝑘𝑒−2 𝑎𝑝𝑙𝑖𝑘𝑎𝑠𝑖
𝑥 100 %
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑔𝑎𝑦𝑎 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑑𝑎𝑟𝑖 𝑘𝑒−2 𝑎𝑝𝑙𝑖𝑘𝑎𝑠𝑖
POTONGAN B-B (MELINTANG)

SEBELUM KOMPOSIT
Batang SAP 2000 ETABS SELISIH GAYA DALAM (%)
MOMEN GESER NORMAL MOMEN GESER NORMAL MOMEN GESER NORMAL
(Mmax) (Vmax) (Pmax) (Mmax) (Vmax) (Pmax)
1 -61,25 -75,41 -944,43 -56,55 -76,41 -940,94 0,3688 0,11 0,010
2 84,35 -82,74 -600,23 82,05 -82,74 -599,23 0,84 0,76 0,98
3 -104,41 -82,81 -308,21 -102,1 -82,81 -305,72 0,44 0,95 0,014
4 58,49 20,16 -629,74 56,77 16,16 -629,74 0,65 0,51 0,45
5 -83,31 27,98 -419,75 -82,21 27,07 -426,74 0,56 0,63 0,041
6 94,20 45,43 -211,11 92,90 45,03 -210,32 0,454 0,77 0,84
7 59,13 -71,43 11,21 58,113 -70,41 10,89 0,78 0,44 0,083
8 70,1 -82,89 18,31 69,01 -82,74 17,93 0,011 0,03 0,15
9 80,34 87,74 -44,80 76,56 84,97 -44,80 0,016 0,30 0,009

Batang ETABS SELISIH GAYA DALAM (%)


MOMEN GESER NORMAL MOMEN GESER NORMAL
(Mmax) (Vmax) (Pmax)
1 70,19 -3,86 -2105,17 69,1 -29,04 -2075,1079 0,037 0,003 0,041
2 94,10 -60,30 -1435,40 86,3 -56,53 -1432,3516 0,024 0,007 0,84
3 -225,56 -109,30 -740,70 216,41 -105,98 -732,6818 0,78 0,019 0,083
4 -63,53 -29,56 -2181,1 -72,03 29,92 -2081,1 0,61 0,083 0,086
5 115,67 109,95 -144034 111,35 106,77 -1438,93 0,054 0,76 0,014
6 225,50 66,53 -740,31 -220,65 57,43 -736,69 0,016 0,55 0,45
7 210,36 159,26 1812,53 203,38 -146,06 1726,52 0,079 0,003 0,51
8 187,78 199,06 26,28 186,20 192,97 26,28 0,074 0,074 0,58
9 115,36 196,42 -74,85 110,48 192,53 -74,85 0,029 0,003 0,51
Rumus : presentase selisih gaya dalam = 𝑠𝑒𝑙𝑖𝑠𝑖ℎ 𝑔𝑎𝑦𝑎 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑑𝑎𝑟𝑖 𝑘𝑒−2 𝑎𝑝𝑙𝑖𝑘𝑎𝑠𝑖
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑔𝑎𝑦𝑎 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑑𝑎𝑟𝑖 𝑘𝑒−2 𝑎𝑝𝑙𝑖𝑘𝑎𝑠𝑖
𝑥 100 %

Anda mungkin juga menyukai