Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

“Menciptakan Iklim Kelas “

Disusun untuk memenuhi tugas

Mata kuliah: Managemen Kelas

Dosen Pengampu: Nurhasyiah,M.Pd.I

Oleh:

1. Asha Wulandari Syakri (211970)

2. Desi Nurjanah (211875)

3. Nurul Syafiqah (211789)

4. Suci Mei Liani (211983)

5. SilpiaNingsih (211947)

POGRAM STUDI PENDIDIKA AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SULTAN ABDURAHMAN


KEPULAUAN RIAU

TAHUN 2023 M / 1444 H


KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT Rabb semesta alam yang telah melimpahkan nikmat dan
karunia nya yang tak terhingga, sehingga kitab isa melaksanakan ibadah yang diperintahkannya
sholawat dan salam kepada nabi muhammad SAW, para sahabat dan keluargannya. Segala puji
bagi nya kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul”Menciptakan iklim kelas” ini guna
memenuhi tugas kelompok pada mata kuliah Managemen Kelas, dengan dosen pengampu ibu
Nurhasyiah,M.Pd.I

Terimakasih kami ucapkan kepadaibu nurhasyiah,M.Pd.I sebagai dosen pengampu mata


kuliah Managemen Kelas yang telah mempercayai kami dalam pembuatan makalah ini.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan endapatkan bantuan dari berbagai pihak
serta sumber bacaan, sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.Terlepas dari pada
itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah,
baik itu dalan segi penulisan, kalimat,maupun tata bahasannya.Oleh karena itu, kami sangat
menerima segala kritik dan saran dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah
ini.Akhir kata, kami berharap semoga makalah dengan judul “Menciptakan Iklim Kelas” ini
dapat memberikan banyak manfaat bagi para pembaca.

Bintan,8 Mei 2023

Penulis

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .............................................................................................................. 2
DAFTAR ISI............................................................................................................................. 3
BAB I ......................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN .................................................................................................................... 4
A. Latar Belakang ................................................................................................................ 4
B. Rumusan Masalah ........................................................................................................... 4
C. Tujuan Pembahasan ........................................................................................................ 5
BAB II ....................................................................................................................................... 6
PEMBAHASAN ....................................................................................................................... 6
A.Pengertian Iklim Kelas ....................................................................................................... 6
B. Pengaturan Kondisi Kelas dan Iklim Belajar .................................................................... 7
C. Kondisi Yang Mempengaruhi Penciptaan Iklim Belajar Yang Kondusif ......................... 9
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 12

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah
kemampuan siswa dalam menguasai materi pembelajaran yang diajarkan.Ada banyak faktor
yang mempengaruhi sukses tidaknya peserta didik dalam menguasai materi pembelajaran ,
salah satunya adalah kualitas proses pembelajaran.Proses pembelajran seharusnya mampu
menciptakan suasana kelas atau iklim kelas yang kondusif untuk mendukung terciptanya
kualitas proses pembelajaran. Namun sayangnya proses pembelajaran yang terjadi selama ini
masih cenderung satu arah, kurang memperhatikan partisipasi aktif siswa dalam proses
pembelajaran. Guru cenderung belum menempatkan dirinya sbagai fasilitatpr, motivator, dan
dinamisator dalam suatu proses pembelajaran yang lebih menepatkan peserta didik sebagai
subjek belajar.Guru lebih cenderung menempatkan dirinya sebagai satu satunya sumber
belajar., sehingga peserta didik selama ini lebih cenderung dianggap sebagai objek belajar yang
harus menerima segala sesuatu yang akan diberikan oleh guru. Iklim belajar demikian tentunya
kurang kondusif untuk mengembangkan kreatifitas, daya analisis, dan sikap kritis siswa dalam
prose pembelajaran. Akibat proses pembelajaran yang terjadi selama ini kurang bermakna bagi
siswa, sehingga belum mampu mengembangkan kompetensi dan potensi kemampuansecara
lebih optimal

Proses pembelajaran pada dasarnya merupkan suatu proses intreaksi belajar antara guru
dengan murid dan antara murid dengan murid lainnya.Berhasil tidaknya suatu intreaksi proses
pembelajaran dipengaruhi oleh banyak faktor, baik faktor dari guru sendiri,siswa, fasilitas
penunjang, maupun suasana proses intreaksi pembelajaran tersebut Iklim kelas adalah kondisi
lingkungan kelas dalam hubungannya dengan kegiatan pembelajaran. Iklim kelas merupakan
suasana yang ditandai oleh adanya pola intreaksi atau komunikasi antara guru-siswa,siswa-
guru dan siswa-siswa.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan di bahas adalah sebagai berikut:

a. Apa pengertian iklim kelas?


b. Bagaimana pengaturan kondisi belajar dan iklim kelas?
c. Apa saja kondisi yang mempengaruhi iklim belajar yang kondusif?
4
C. Tujuan Pembahasan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui apa itu iklim kelas


b. Untuk mengetahui bagaimana pengaturan kondisi belajar dan iklim kelas
c. Untuk mengetahui apa saja kondisi yang mempengaruhi iklim belajar yang
kondusif

5
BAB II

PEMBAHASAN

A.Pengertian Iklim Kelas


Proses pembelajaran adalah proses interaksi belajar antara guru dan peserta didik, dan
antara peserta didik dan peserta didik yang lainnya. Dalam proses pembelajaran di kelas, upaya
guru unuk menciptakan iklim kelas juga menjadi faktor yang sangat penting dalam proses
pembelajaran tersebut. Menurut Hadiyanto, (2016:2) iklim sebenarnya merupakan terjemahan
kata “climate’ dalam bahasa inggris. Namun demikian, beberapa istilah kadang- kadang
digunakan secara bergantian dengan kata “climate”, seperti feel, atmosphere, ton, dan
environment. Dalam konteks ini, istilah” iklim kelas” digunakan untuk mewakili kata-kata
tersebu, dan kata-kata lain seperti learning environment, group climate dan classroom
environment.

Menurut Bloom (dalam Hadiyanto, 2016:3) mendifinisikan “iklim” sebagai kondisi,


pengaruh, dan ransangan dari luar yang meliputi pengaruh fisik, social, dan intelektual yang
mempengaruhi peserta didik. Dengan penggunaan “lingkungan kelas” selanjutnya Hadiyanto
(2016:3) mengatakan bahwa iklim kelas adalah organisasi sosial informal dan aktivitas guru
kelas yang secara spontan memengaruhi tingkah laku peserta didik. Di samping itu Hoy dan
Miskell menambahkan bahwa istilah “iklim” seperti halnya “kepribadian” pada manusia.
Apabila definisi Hoy dan Miskell tersebut di terapkan pada “kelas”, maka iklim kelas berarti
“kepribadian kelas”. Pengertian ini dapat diterima dengan alasan bahwa masing-masing kelas
mempunyai ciri (kepribadian) yang tidak samam dengan kelas-kelas lain, meskipun kelas itu
dibangun dengan fisik dan bentuk atau arsitektur yang sama. Moos (1987) dalam Hadiyanto
(2016:3) juga menambahkan, bahwa iklim kelas seperti halnya manusia, ada yang sangat
berorientasi pada tugas, demokratis, formal, terbuka, atau tertutup.

Dengan menyebut istilah “iklim kelompok”, Kinney dan Hurst (1980) dalam Hadiyanto
(2016:3) mengatakan bahwa iklim merupakan suasana kejiwaan dan social dari anggota
kelompok yang terjadi karena interaksi dan kerja sama kelompok, seperti perasaan, kesan atau
pengaruh, sikap, pola hubungan timbal balik, kepemimpinan dan reaksinya, moral, dan
prestasi.Dengan menyebut istilah “iklim kelompok”, Kinney dan Hurst (1980) dalam
Hadiyanto (2016:3) mengatakan bahwa iklim merupakan suasana kejiwaan dan social dari
anggota kelompok yang terjadi karena interaksi dan kerja sama kelompok, seperti perasaan,

6
kesan atau pengaruh, sikap, pola hubungan timbal balik, kepemimpinan dan reaksinya, moral,
dan prestasi.

Dari pengertian tersebut, dapat diketahui bahwa iklim kelas adalah Iingkungan
keilmuan, sosial, emosional, dan lingkungan fisik dimana para peserta didik belajar. Iklim
ditentukan oleh konstelasi interaksi berbagai factor, mencakup interaksi antara guru dan peserta
didik. Dengan berdasarkan pada beberapa pengertian iklim atau iklim kelas di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa iklim kelas adalah segala situasi yang muncul akibat hubungan antara
pendidik dan peserta didik atau hubungan antar- peserta didik yang menjadi ciri khusus dari
kelas dan memengaruhi proses belajar mengajar. Situasi di sini dapat dipahami sebagai
beberapa skala (scales) yang ditemukan oleh beberapa ahli dengan istilah seperti kekompakan
(cohesiveness), kepuasan (satisfaction), kecepatan (speed), formalitas (formality), kesulitan
(difficulty), dan demokrasi (demoncracy) dari kelas. (Hadiyanto, 2016:4) Iklim kelas
merupakan bagian dari sekolah atau institusi yang dapat mempengaruhi motivasi belajar.
Terciptanya suasana belajar yang kondusif dapat menentukan keberhasilan proses belajar
mengajar bahwa iklim kelas merupakan kualitas lingkungan kelas yang terus menerus dialami
oleh guru yang mempengaruhi tingkah laku peserta didik dalam menciptakan proses
pembelajaran yang kondusif. Pada iklim kelas yang positif, peserta didik akan merasa nyaman
ketika memasuki ruang kelas, mereka mengetahui bahwa akan ada yang memperdulikan dan
menghargai mereka, dan mereka percaya bahwa akan mempelajari sesuatu yang berharga.
Namun sebaliknya, pada iklim kelas negatif, peserta didik akan merasa takut apabila berada
didalam kelas dan ragu apakah mereka akan mendapat pengalaman yang berharga.

B. Pengaturan Kondisi Kelas dan Iklim Belajar


Belajar dan pembelajaran adalah dua hal yang saling berhubungan erat dan tidak dapat
dipisahkan dalam kegiatan edukatif. Belajar dan pembelajaran dikatakan sebuah bentuk
edukasi yang menjadikan adanya suatu interaksi antara guru dengan siswa. Kegiatan belajar
mengajar yang dilakukan dalam hal ini diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu yang telah
dirumuskan sebelum pengajaran dilakukan. Lingkungan fisik di kelas meliputi pengaturan
ruang belajar yang didesain sedemikian rupa sehingga tercipta kondisi kelas yang
menyenangkan dan dapat menumbuhkan semangat dan keinginan untuk belajar dengan baik
seperti: pengaturan meja, kursi, lemari, gambar-gambar afirmasi, pajangan hasil karya siswa
yang berprestasi, alat-alat peraga, media pembelajaran dan jika perlu di iringi dengan nuansa
musik yang sesuai dengan materi pelajaran yang diajarkan atau nuansa musik yang dapat
membangun gairah belajar siswa.

7
Design ruang kelas yang baik dimaksudkan untuk menanamkan, menumbuhkan, dan
memperkuat rasa keberagamaan dan perilaku-perilaku spritual siswa. Dengan ruang kelas yang
baik, para siswa dapat berkomunikasi secara bebas, saling menghormati dan menghargai
pendapat masing-masing. Di samping itu, dengan ruang kelas yang tertata dengan baik, guru
akan leluasa memberikan perhatian yang maksimal terhadap setiap aktivitas siswa.
Pembelajaran yang efektif dapat bermula dari iklim kelas yang dapat menciptakan suasana
belajar yang menggairahkan, untuk itu perlu diperhatikan pengaturan/ penataan ruang kelas
dan isinya, selama proses pembelajaran. Lingkungan kelas perlu ditata dengan baik sehingga
memungkinkan terjadinya interaksi yang aktif antara siswa dengan guru, dan antar siswa.
Kondisi dan lingkungan yang perlu menjadi perhatian dan kepedulian dalam menunjang
terciptanya pembelajaran

Pembelajaran yang efektif membutuhkan kondisi kelas yang kondusif. Kelas yang
kondusif adalah lingkungan belajar yang mendorong terjadinya proses belajar yang intensif
dan efektif. Strategi belajar apapun yang ditempuh guru akan menjadi tidak efektif jika tidak
didukung dengan iklim dan kondisi kelas yang kondusif. Oleh karena itu guru perlu menata
dan mengelola lingkungan belajar di kelas sedemikian rupa sehingga menyenangkan, aman,
dan menstimulasi setiap anak agar terlibat secara maksimal dalam proses pembelajaran.
Pengaturan lingkungan belajar sangat diperlukan agar anak mampu melakukan kontrol
terhadap pemenuhan kebutuhan emosionalnya. Lingkungan belajar yang memberi kebebasan
kepada anak untuk melakukan pilihan-pilihan akan mendorong anak untuk terlibat secara fisik,
emosional, dan mental dalam proses belajar, dan karena itu, akan dapat memunculkan kegiatan-
kegiatan yang kreatif-produktif. ltulah sebabnya, mengapa setiap anak perlu diberi kebebasan
untuk melakukan pilihan-pilihan sesuai dengan apa yang mampu dan mau dilakukannya 1 .
Sebagai guru sudah menyadari apa yang sebaiknya dilakukan untuk menciptakan suasana yang
baik dalam mengajar dan dapat mengantarkan siswa ketujuan yang ingin dicapai dalam proses
pembelajaran di kelas. Tentu saja tugas guru berusaha menciptakan suasana belajar yang
mengairahkan dan menyenangkan bagi semua siswa.

Pengelolaan kelas yang baik, dapat dilakukan dengan enam cara sebagai berikut;
1) Penciptaan lingkungan fisik kelas yang kondusif
2) Penataan ruang belajar sebagai sentra belajar
3) Penciptaan atmosfir belajar yang kondusif

1 Aldy Fahriza, Dida Sulastri, dkk. “Iklim Belajar Pengelolaan Kelas yang Efektif”. Ilmu Pendidikan. (2020)

8
4) Penetapan strategi pembelajaran dan
5) Pemanfaatan media dan sumber belajar
6) Penilaian hasil belajar2.

Pengaturan iklim belajar yang baik dan berkualitas, terdapat banyak faktor yang perlu
diperhatikan guna meningkatkan prestasi belajar siswa. Adapun beberapa faktor yang perlu di
perhatikan yaitu: Pertama, pendekatan pembelajaran hendaknya berorientasi pada bagaimana
siswa belajar (student centered). Kedua, adanya penghargaan guru terhadap partisipasi aktif
siswa dalam setiap konteks pembelajaran. Ketiga, guru hendaknya bersikap demokratis dalam
me-manage kegiatan pembelajaran. Keempat, setiap permasalahan yang muncul dalam proses
pembelajaran sebaiknya dibahas secara dialogis. Kelima, lingkungan jeas sebaiknya di setting
sedemikian rupa sehingga memotivasi belajar siswa dan mendorong terjadinya proses
pembelajaran. Keenam, menyediakan berbagai jenis sumber belajar atau informasi yang
berkaitan dengan berbagai sumber belajar yang dapat diakses atau dipelajari siswa dengan
cepat.3

C. Kondisi Yang Mempengaruhi Penciptaan Iklim Belajar Yang Kondusif


Lingkungan sistem pembelajaran meliputi berbagai hal yang dapat memperlancar
proses belajar mengajar dikelas seperti: Kompetensi dan kreativitas guru dalam
mengembangkan materi pembelajaran, penggunaan metode dan strategi belajar yang
bervariasi, pengaturan waktu dalam proses belajar mengajar dan pengunaan media dan sumber
pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran serta penentuan evaluasi untuk
mengukur hasil belajar siswa. Keselurahan aspek yang dijelaskan di atas didesain sedemikian
rupa dalam proses pembelajaran. Yang menjadi penekanan dalam penciptaan atmosfir iklim
belajar yang kondusif adalah penciptaan suasana pembelajaran yaitu:

1) Menyenangkan dan mengasyikkan


Menyenangkan dan mengasyikkan terkait dengan aspek afektif perasaan. Guru
harus berani mengubah iklim dari suka ke bisa. Guru hendaknya dapat mengundang
dan mencelupkan siswa pada suatu kondisi pembelajaran yang disukai dan menantang
siswa untuk berkreasi secara aktif. Rancangan pembelajaran terpadu dengan materi

2Ibid
3Ali Muhtadi. “Menciptakan Iklim Kelas (Classroom Climate) yang Kondusif dan Berkualitas dalam Proses
Pembelajaran”. Majalah Ilmiah Pembelajaran. (2005)

9
pembelajaran yang kontekstual harus dikembangkan secara terus menerus dengan baik
oleh guru. Untuk keperluan itu guru-guru dilatih beberapa sikap antara lain:
a. Bersikap ramah
b. Membiasakan diri selalu tersenyum
c. Berkomunikasi dengan santun dan patut
d. Adil terhadap semua siswa
e. Senantiasa sabar menghadapi berbagai ulah dan perilaku siswanya.
f. Menciptakan kegiatan belajar yang kreatif melalui tema-tema yang menarik
g. Dekat dengan kehidupan siswa.
2) Mencerdaskan dan menguatkan

Mencerdaskan bukan hanya terkait dengan aspek kognitif, melainkan juga


dengan kecerdasan majemuk (multiple intelligence). Tidak kalah pentingnya adalah
bagaimana guru dapat mengalirkan pendidikan normatif ke dalam mata pelajaran
sehingga menjadi adaptif dalam keseharian anak. Inilah yang merupakan tujuan utama
dari fundamen pendidikan kecakapan hidup (life skill). Oleh karena itu, guru dilatih
untuk:

a. Memilih tema-tema yang dapat mengajak anak bukan hanya sekedar


berpikir, melainkan juga dapat merasa dan bertindak untuk menyelesaikan
tugas-tugas yang menjadi tanggung jawabnya.
b. Teknik-teknik penciptaan suasana yang menyenangkan dalam
pembelajaran, karena jika anak senang dan asyik, tentu saja bukan hanya
kecerdasan yang diperoleh, melainkan juga mekamnya “kepribadian anak”
yang menguatkan mereka sebagai pembelajar.
c. Memberikan pemahaman yang cukup akan pentingnya memberikan
keleluasaan bagi siswa dalam proses pembelajaran.
d. Jangan terlalu banyak aturan yang dibuat oleh guru dan harus ditaati oleh
anak akan menyebabkan anak-anak selalu diliputi rasa takut dan sekaligus
diselimuti rasa bersalah.

Beberapa praktik penciptaan atmosfir iklim belajar yang baik (good practice)
dikemukakan berikut ini yaitu:

a. Sebelum memulai pelajaran, dengan sikap yang ramah dan penuh senyuman
guru menyapa beberapa orang siswa dan menanyakan mengenai keadaan

10
dan kesiapan masing-masing siswa untuk belajar. Bahkan ada guru yang
membuka pelajaran diawali dengan nyanyian pendek dan selanjutnya
menugaskan seseorang siswa melanjutkan lagu tersebut.
b. Di awal pelajaran, guru membiasakan siswa untuk berdoa secara bersama
agar senantiasa memberikan kesehatan dan kemudahan dalam memahami
pelajaran. Selanjutnya, guru juga tidak lupa memberikan pencerahan-
pencerahan rohani kepada para siswa agar mereka senantiasa saling
menghormati dan menghargai, kejujuran dan tanggung jawab bagi setiap
tugas yang diberikan.
c. Selama proses pembelajaran berlangsung, guru senantiasa mengembangkan
bentuk komunikasi yang efektif, agar siswa dapat bertanya atau
mengemukakan pendapat dalam suasana yang menyenangkan dan merasa
tidak tertekan, tidak takut atau merasa bersalah.
3) Menghidupkan dan memberikan kebebasan

Lingkungan belajar yang memberi kebebasan kepada anak untuk melakukan


pilihan-pilihan akan mendorong anak untuk terlibat secara fisik, emosional, dan mental
dalam proses belajar, dan karena itu, akan dapat memunculkan kegiatan-kegiatan yang
kreatif-produktif Itulah sebabnya, mengapa setiap anak perlu diberi kebebasan untuk
melakukan pilihan-pilihan sesuai dengan apa yang mampu dan mau dilakukannya.

Prakarsa anak untuk belajar (the will to learn) akan mati bila kepadanya
dihadapkan pada berbagai macam aturan yang tak ada kaitannya dengan belajar.
Sebagaimana ditemukan dalam paradigma behavioristik. Banyaknya aturan yang
seringkali dibuat oleh guru dan harus ditaati oleh anak akan menyebabkan anak-anak
selalu diliputi rasa takut dan sekaligus diselimuti rasa bersalah. Lebih jauh lagi, anak-
anak akan kehilangan kebebasan berbuat dan melakukan kontrol diri (Kontrol diri,
dalam hal ini, bisa menjadi modal awal penumbuhan penghargaan pada keragaman).

11
DAFTAR PUSTAKA

Aldy Fahriza, D. S. (2020). Iklim Belajar Pengelolaan Kelas yang Efeltif. Ilmu Pendidikan, 1-
47.

Educhannel. 16 November 2022. Iklim Kelas. Diakses pada 7 Mei 2023, dari
https://educhannel.id/blog/artikel/iklim-kelas.html

Muhtadi, A. (2005). Menciptakan Iklim Kelas (Classroom Climate) yang Kondusif dan
Berkualitas dalam Proses Pembelajaran. Majalah Ilmiah Pembelajaran, 199-209.

12

Anda mungkin juga menyukai