Anda di halaman 1dari 27

Kata Sambutan

Dari Direktur PSMK

Salam SMK Bisaaa……..


Puji Syukur kami panjatkan ke hadirat Alloh SWT, karena atas perkenan-Nya Buku
Pedoman Pembentukan BKK(BKK) di SMK telah tersusun. Saya menyambut
tersusunnya buku panduan ini dengan gembira. Semoga buku panduan ini dapat
menjadi pegangan bagi SMK dalam membentuk BKK. Panduan yang merupakan
salah satu cara meningkatkan manajemen Sekolah pada umumnya dan BKK pada
khususnya.

Tujuan dari disusunnya buku panduan ini adalah dengan harapan untuk menjadi
rujukan yang jelas dan sederhana tentang pembentukan BKK di SMK dan
menyamakan pemahaman, mengakomodasi harapan dan kepentingan semua pihak
yang terkait dengan BKK di SMK dan sekaligus menjadi bahan meningkatkan dan
memperkuat layanan BKK di SMK dalam menyalurkan lulusan peserta didik SMK ke
Dunia Usaha Dunia Industri (DUDI).

Panduan pembentukan Bursa Kerja Khusus (BKK) di SMK di cetak oleh subdit
Penyelarasan Kejuruan dan Kerjasama Industri, Direktorat Pembinaan Sekolah
Menengah Kejuruan, melalui kegiatan SMK yang menyediakan Layanan BKK yang
merupakan salah satu tahapan strategis guna mewujudkan peningkatan kualitas
SMK.

Buku panduan pembentukan BKK di SMK ini disusun sebagai acuan wajib
pembentukan BKK di SMK bagi SMK yang memiliki minimal 500 peserta didik
dengan harapan agar penyerapan lulusan SMK ke DUDI bisa optimal.

Kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
penyusunan panduan ini. Semoga Alloh SWT selalu melimpahkan rahmat-Nya agar

Pedoman Pengelolaan BKK hal 1


BKK di SMK dapat berkontribusi kepada kemajuan SMK khususnya dan kemajuan
bangsa Indonesia apada umumnya.
Melalui BKK di SMK saya memiliki optimisme akan peningkatan kemajuan SMK pada
masa yang akan datang.

Jakarta, Juli 2018


Direktur PSMK

Dr. Ir. M. Bakrun, MM.

Pedoman Pengelolaan BKK hal 2


Kata Pengantar

Bursa Kerja Khusus (BKK) di SMK menjadi salah satu instrumen penting dalam
mengukur keberhasilan pendidikan di SMK, karena BKK menjadi salah satu unit kerja
di SMK yang berperan mengoptimalkan penyaluran tamatan SMK. Pemberdayaan
BKK di SMK merupakan salah satu fungsi dalam manajemen sekolah yaitu sebagai
bagian pengembangan proses pembelajaran di SMK yang telah direncanakan dalam
upaya mencapai tujuan pendidikan SMK. Dimana tugas dan peran BKK di SMK
antara lain:
 Menjadi sumber informasi lowongan kerja dan informasi ketersediaan tenaga
kerja lulusan SMK di sekolah tersebut,
 Menyediakan lulusan SMK siap kerja,
 Menjembatani DUDI dalam merekrut tenaga kerja lulusan SMK,
 Membina dan mengembangkan hubungan kerjasama dengan Lembaga
Pemerintah dan DUDI serta alumni dalam pengadaan informasi penyaluran
tenaga kerja lulusan SMK.
 Menjadi umpan balik pengembangan dan penyempurnaan kurikulum di SMK
dalam menjawab tuntutan lapangan kerja serta meningkatkan peran tenaga
pengajar dalam proses pembelajaran di SMK.

Melalui pembinaan kerja sama Dunia Usaha Dunia Industri (DUDI) dan BKK di SMK
diharapkan kesenjangan kompetensi lulusan SMK yang belum dapat dipenuhi selama
proses pendidikan di SMK dapat diminimalisasi dan menjadi perbaikan berkelanjutan
bagi SMK.

SMK sebagai sub sistem pendidikan nasional yang bertanggungjawab dalam


penyiapan SDM tingkat menengah yang handal berketerampilan dan siap bekerja
dengan berorientasi memenuhi kebutuhan pasar sehingga dapat mewujudkan
kepuasan penggunanya.

Pedoman Pengelolaan BKK hal 3


Efektivitas pendidikan menengah kejuruan sangat bergantung dengan DUDI sebagai
penggunanya dan menjadi umpan balik SMK untuk mengetahui kualitas SMK dengan
kesesuaian kebutuhan DUDI. Jalinan Mutualisme antara sekolah pendidikan kejuruan
dengan DUDI pada umumnya ditujukan untuk menunjang proses pengembangan
pembelajaran kompetensi peserta didik SMK dan meminimalisir kesenjangan
kompetensi antara harapan DUDI dengan SMK dalam menghasilkan lulusan.

Sehubungan dengan fungsi strategis BKK di SMK, Direktorat PSMK menyediakan


layanan BKK melalui program kerja sama dengan Direktorat Jenderal Pembinaan
Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja telah menghasilkan
sebuah panduan dan sejumlah instrumen yang ditujukan untuk meningkatkan kualitas
dan efektivitas operasional BKK di SMK. Penggunaan panduan ini diharapkan BKK
di SMK akan semakin efektif, sehingga upaya untuk menyalurkan lulusan SMK dapat
terwujud secara optimal.

Jakarta, Juli 2018


Direktur PSMK

Dr. Ir. M. Bakrun, MM.

Pedoman Pengelolaan BKK hal 4


Mengapa Perlu Pedoman Pembentukan BKK di SMK?

Berkembangnya SMK dengan jumlah lebih dari 13.900 SMK yang meluluskan rata-
rata sebanyak 1,5 juta peserta didik per tahun yang terdiri dari 146 spektrum
keahlian. Dari seluruh spektrum ini, terbagi dalam 110 spektrum keahlian untuk
program pendidkan 3 tahun dan 36 spektrum keahlian untuk program pendidikan 4
tahun yang tersebar di seluruh nusantara. Dengan jumlah SMK dan lulusan serta
keterampilan yang cukup komplek tersebut menjadi tantangan besar bagi Direktorat
Pembinaan SMK untuk menyalurkan lulusan SMK ke dunia kerja. Direktorat PSMK
memandang perlu mengoptimalkan peran BKK di SMK dalam penyaluran lulusannya
ke dunia kerja. Diharapkan keberadaannya berfungsi sebagai jembatan bagi para
lulusan SMK dalam mencari peluang mendapatkan pekerjaan.

Sedemikian strategisnya fungsi BKK di SMK sehingga pemerintah mendorong semua


SMK untuk membentuk BKK di SMK. Kebijakan semacam ini sangatlah logis adanya,
mengingat BKK di SMK memiliki peran yang sangat vital dalam penyaluran dan
penelusuran keberadaan lulusan SMK di DUDI dan diharapkan dapat meningkatkan
angka penyerapan lulusan SMK di DUDI.

Dalam konteks penyaluran dan penelusuran keberadaan lulusan SMK di DUDI


memerlukan sinergi antara Direktorat Pembinaan SMK, Ditjen Pembinaan
Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan kerja, Kementerian Tenaga
Kerja dengan SMK sangat perlu ditingkatkan. Berdasarkan kondisi tersebut pedoman
pembentukan BKK di SMK ini ditujukan untuk meningkatkan efektivitas dan efesiensi
perjalinan kerja sama antara berbagai lembaga pendidikan dengan pemerintah .

Tujuan Pedoman
Pedoman ini disusun dengan tujuan:
 Menyediakan rujukan yang jelas dan sederhana tentang pembentukan BKK di
SMK.
 Menyamakan pemahaman, mengakomodasi harapan dan kepentingan semua
pihak yang terkait dengan BKK di SMK.
Pedoman Pengelolaan BKK hal 5
Untuk Siapa Pedoman Ini ?
Efektivitas dan efesiensi dalam hal penyaluran lulusan SMK dan penelusuran
keberadaan lulusan SMK ditentukan oleh komitmen dan kemampuan para pemangku
kepentingan yang terlibat dalam pengelolaannya. Atas dasar pemikiran tersebut
pedoman ini dikembangkan untuk mendukung pembentukan BKK di SMK agar lebih
optimal. Para pemangku kepentingan tersebut di atas antara lain:
 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), sebagai pihak utama pada pembentukan
BKK, tentu saja SMK menjadi target utama panduan ini.
 Dinas yang bertanggungjawab bidang tenaga kerja di tingkat
kabupaten/kota/provinsi, sebagai pihak pemberi persetujuan pembentukan BKK
dan penerima laporan penyerapan lulusan SMK di dunia kerja di daerah.
 Dinas yang bertanggungjawab bidang pendidikan menengah kejuruan di
kab/kota/provinsi, sebagai pemberi rekomendasi pendirian BKK di SMK.
 Kementerian Ketenagakerjaan Republik Indonesia, sebagai pihak pemberi konten
lowongan kerja dan penerima laporan penyerapan lulusan SMK di dunia Kerja di
seluruh Indonesia.
 Direktorat Pembinaan SMK, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia, sebagai penyedia layanan web BKK online berbasis dapodikmen dan
penerima laporan penyerapan lulusan SMK di dunia kerja.
 Peserta didik, sebagai penerima informasi terkait proses administrasi dan
berbagai hal lain yang diperlukan oleh para peserta didik selama mengikuti
program BKK di SMK.

Pedoman Pengelolaan BKK hal 6


Apa itu Bursa Kerja Khusus (BKK)

BKK adalah lembaga yang mempunyai fungsi mempertemukan antara pencari kerja
dengan pengguna tenaga kerja. Kegiatannya, memberikan Informasi pasar kerja,
pendaftaran pencari kerja, memberi penyuluhan dan bimbingan jabatan serta
penyaluran dan penempatan tenaga kerja.

Dalam perjanjian kerjasama antara Departemen Pendidikan dan Depnaker No.


076/u/1993 dan Kep 215/men/1993 tentang Pembentukan Bursa Kerja dan
Pemanduan Penyelenggara Bursa Kerja di Satuan Pendidikan Menengah dan Tinggi
dalam pasalnya disebutkan antara lain : Bursa kerja di satuan pedidikan menengah &
tinggi bertujuan untuk memberikan pelayanan antar kerja kepada peserta didik dan
mahapeserta didik serta lulusan satuan pendidikan menengah dan tinggi.
Pemanduan penyelenggara bursa kerja di satuan pendidikan tersebut bertujuan
untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas penyelenggaraan bursa kerja agar mampu
memberikan bimbingan pemilihan karier, pelayanan antar kerja, perencanaan tenaga
kerja, informasi pasar kerja dan analisis jabatan .

Selanjutnya disebutkan bahwa : pelaksanaan kegiatan bursa kerja dan pemanduan


bursa kerja di satuan pendidikan tersebut diatur oleh Dirjen Dikdasmen dan Dirjen
Binapenta, sedangkan untuk pendidikan tinggi diatur oleh Dirjen Dikti dan Dirjen
Binapenta.

Keputusan bersama Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan


dan Kebudayaan dan Dirjen Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja Depnaker No.
009/c/kep/u/1994 dan Kep 02/bp/1994 tentang Pembentukan Bursa Kerja di Satuan
Pendidikan Menengah dan pemanduan penyelenggara Bursa Kerja, dalam pasalnya
antara lain disebutkan bahwa : Terbentuknya Bursa Kerja ditujukan kepada pencari
kerja bagi peserta didik dan lulusan Sekolah Menengah yang bersangkutan dalam
rangka mempertemukan antara kesempatan kerja dan pencari kerja, sedangkan

Pedoman Pengelolaan BKK hal 7


pemanduan bursa kerja untuk mempersiapkan penyelenggara bursa kerja agar
terampil dalam pelayanan antar kerja.

Dasar perundangan dan aturan yang juga menjadi acuan dalam pengelolaan BKK
adalah : Undang undang Nomor 7 Tahun 1981 tentang wajib lapor ketenagakerjaan
di perusahaan, Undang undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan,
Keppres Nomor 4 Tahun 1980 tentang wajib lapor lowongan kerja, Keppres Nomor
36 Tahun 2002 tentang pengesahan konvensi ILO no. 88 th. 1948 tentang lembaga
pelayanan penempatan tenaga kerja, dan Kepmenakertrans Nomor
kep-230/men/2003 tentang golongan dan jabatan tertentu yang dapat dipungut biaya
penempatan tenaga kerja. Permenakertrans nomor 07 th. 08 tentang penempatan
tenaga kerja, dan Keputusan Dirjen PPTKDN No. Kep-131/dpptkdn/xi/2004 tentang
petunjuk teknis Bursa Kerja Khusus.
Peraturan Menteri Ketenagakerjaan RI No. 39 tahun 2016, tentang Penempatan
Tenaga kerja. Selain penempatan tenaga kerja yang dilakukan oleh pemerintah dan
lembaga swasta berbadan hukum, pelayanan penempatan tenaga kerja dapat
dilakukan di bursa kerja khusus yang berada di satuan pendidikan menengah,
pendidikan tinggi dan lembaga pelatihan kerja (pasal 31).

Membangun Kerja Sama yang Efektif


Pedoman pembentukan BKK di SMK disusun untuk membantu pembentukan dan
pelaksanaan BKK di SMK yang lebih efektif dan efesien. Pedoman ini dapat
diterapkan dalam pembentukan baru dan/atau pelaksanaan BKK di SMK guna
mengembangkan dan meningkatkan kualitas kinerja BKK di SMK yang sedang
berjalan. BKK yang efektif akan sangat bermanfaat bagi pihak-pihak terkait, sebagai
berikut:
1. Pihak Pemerintah
a. Kementerian Ketenagakerjaan,
Memberikan Pelayanan Informasi Pasar Kerja, yaitu kegiatan memberikan
keterangan mengenai perusahaan/penyedia lapangan kerja yang telah
tervalidasi. Melalui informasi tentang lowongan pasar kerja tersebut

Pedoman Pengelolaan BKK hal 8


Kementerian Tenaga Kerja membagi informasi tentang kebutuhan/permintaan
tenaga kerja/lowongan pekerjaan tersebut kepada Direktorat Pembinaan SMK,
Ditjen Dikdasmen, Kemdikbud.
b. Direktorat Pembinaan SMK, Ditjen Dikdasmen, Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan
1. Menyediakan data peserta didik dan data lulusan SMK berdasarkan daerah,
keterampilan, jenjang dan tahun kelulusan yang sistematis dan terintegrasi
dengan dapodikdasmen guna mendukung pembangunan ekonomi atau
sosial secara nasional, daerah maupun sektoral.
2. Membuat laporan keterserapan lulusan SMK secara periodik minimal 1
(satu) tahun kepada Direktur Jenderal yang membidangi pendidikan
menengah.
3. Monitoring dan Evaluasi Kinerja BKK di SMK.

c. Dinas yang menangani tenaga kerja di tingkat kabupaten/kota


1. Dinas di kabupaten/kota mendukung proses persetujuan pendirian BKK di
SMK yang dapat membuka peluang kesempatan lapangan kerja maupun
birokrasi persyaratan angkatan kerja lulusan peserta didik SMK yang
terampil.
2. Mendapatkan laporan penerimaan dan penempatan lulusan SMK di DU/DI

d. Dinas yang menangani Pendidikan Menengah Kab/Kota/Provinsi


1. Membina BKKdi SMK
2. Mendapatkan tembusan pelaporan penyaluran lulusan peserta didik SMK
dari BKK di SMK.

2. Pihak Sekolah Menengah Kejuruan


a. Sekolah Menengah Kejuruan
Pihak sekolah melalui kepala sekolah menyediakan dan memfasilitasi unit
kerja BKK di SMK yang mewadahi penyaluran lulusan SMK di sekolah dan
menjadi data keberadaan lulusan SMK setelah lulus.
b. BKK di SMK

Pedoman Pengelolaan BKK hal 9


Mempertemukan pencari kerja lulusan SMK yang memerlukan pekerjaan
dengan pengusaha/industri yang membutuhkan tenaga kerja terampil,
sehingga tercapai suatu hubungan kerja yang sesuai dengan prinsip dasar
sistem antar kerja dan memberikan laporan kepada Dinas yang membidangi
tenaga kerja serta memberi tembusan laporan kepada Dinas yang membidangi
Pendidikan di Kab/kota/provinsi.
3. Pihak Penyedia Lapangan Kerja
c. Penyedia lapangan kerja memberikan informasi kebutuhan tenaga terampil
untuk tingkat SMK kepada:
1. Kementerian yang membidangi tenaga kerja.
2. Dinas yang membidangi tenaga kerja di kab/kota/provinsi.
3. BKKdi SMK.
b. Memberikan data dan informasi perusahaan (profil perusahaan) yang
sebenar-benarnya, kepada:
1. Kementerian yang membidangi Tenaga Kerja.
2. Dinas yang membidangi tenaga kerja di kab/kota/provinsi.
3. BKKdi SMK.
c. Menerima dan memperkerjakan pencari kerja melalui BKK sesuai dengan
peraturan dan perundang-undangan ketenagakerjaan yang berlaku di
Republik Indonesia.

Visi dan Misi BKK di SMK


Visi BKK adalah mewujudkan penelusuran dan keterserapan lulusan SMK ke
DUDI
.
Misi BKK adalah :
1. Menyediakan basis data dan informasi lulusan di SMK yang bersangkutan.
2. Menyediakan informasi sesuai dengan kualifikasi yang dibutuhkan DUDI
kepada lulusan SMK pencari kerja.
3. Berkerjasama dengan DUDI dan instansi terkait dalam penyaluran lulusan
SMK.

Pedoman Pengelolaan BKK hal 10


4. Menjadi bagian unit kerja sekolah dalam menjembatani lulusan SMK dengan
DUDI.
5. Menjalin dan membina hubungan dengan lulusan yang telah bekerja di DUDI.
6. Memberikan pembekalan dan keterampilan terkait kesiapan memasuki dunia
kerja kepada lulusan.

Tujuan BKK
1. Berkontribusi dalam pertumbuhan ekonomi daerah dan nasional.
2. Meningkatkan keterserapan lulusan SMK di DUDI.
3. Penelusuran Lulusan SMK.
4. Memberi peluang saling bersinergi antara BKK SMK, DUDI dan instansi terkait
untuk mempromosikan lulusan SMK sesuai dengan kaidah sistem antar kerja
dan peraturan Ketenagakerjaan.
5. Meningkatkan hubungan kerjasama penelusuran dan penempatan tenaga
kerja lulusan melalui pendekatan pengelola BKK dengan DUDI.
6. Meningkatkan wawasan lulusan SMK tentang peluang kerja di DUDI, sehingga
lulusan dapat memilih peluang kerja sesuai kompetensinya.
7. Melakukan rekrutmen sesuai dengan jabatan dan kompetensi yang
dibutuhkan.

Persyaratan Mendirikan BKK


Dalam mendirikan BKK di SMK, SMK harus memenuhi syarat legal formal
berdirinya BKK, dengan mengikuti prosedur pendirian BKK sebagai berikut :
1. Mengajukan surat persetujuan pendaftaran yang ditujukan kepada Kepala Dinas
yang membidangi Ketenagakerjaan Kabupaten/Kota dengan tembusan kepada :
a. Direktur yang membidangi BKK di kementrian yang membidangi
ketenagakerjaan.
b. Kepala Dinas yang membidangi ketenagakerjaan di tingkat Provinsi.
c. Kepala Dinas yang membidangi Pendidikan kejuruan di tingkat Provinsi.
2. Surat permohonan persetujuan dilampiri :
a. Surat izin pendirian dan surat izin operasional sekolah.

Pedoman Pengelolaan BKK hal 11


b. Surat Keputusan Kepala Sekolah pembentukan BKK di sekolah.
c. Surat Pernyataan Penyediaan lokasi/Ruangan untuk BKK di sekolah
(bermaterei Rp. 6000,00).
d. Struktur Keputusan Kepala Sekolah tentang susunan organisasi dan nama-
nama pengelola BKK di sekolah.
Struktur organisasi sekurang-kurangnya terdiri dari Penangungjawab
(Wakahubin), Ketua Operasional BKK, Operator yang menangani
Dapodikdasmen di sekolah dan tata usaha BKK.
e. Pas photo Penanggungjawab ukuran 3 x 4 sebanyak 3 (tiga) lembar.
f. Rencana penyaluran tenaga kerja/ Program kerja selama satu tahun.
g. Daftar sarana dan prasarana untuk penyelenggaraan kegiatan BKK.
h. Surat pernyataan Jaminan dari Kepala Sekolah untuk ketersedianya jaringan
sambungan internet untuk BKK di sekolah.
i. Mempunyai laman website sekolah.
j. Denah lokasi dan ruang BKK.

3. Data peserta didik yang aktif.


4. Memasang papan nama dengan ukuran 100 x 60 cm, dengan dasar putih dan
tulisan hitam bagi BKK yang telah memiliki persetujuan pendirian dari Dinas
yang membidangi ketenagakerjaan.
5. Memiliki stempel BKK.
6. Surat persetujuan pendirian BKK berlaku selama 5 tahun dan dapat diperpanjang
dengan persyaratan yang sama

Tugas, Fungsi, dan Tanggungjawab BKK di SMK


BKK SMK memiliki tugas utama sebagai berikut :
1.Memperbarui data peserta didik kelas XII atau XIII sesuai kebutuhan dunia kerja
berdasarkan Dapodikdasmen.
2.Memperbarui data keberadaan alumni yang sudah bekerja, kuliah, wiraswasta
dan tidak bekerja berdasarkan Dapodikdasmen.

Pedoman Pengelolaan BKK hal 12


3.Memberi pelayanan ketenagakerjaan kepada peserta didik dan alumni yang
akan memasuki lapangan kerja.
4.Membangun, mengembangkan, dan membina hubungan kerjasama antara SMK
dan DUDI.
5.Berkerjasama dengan lembaga pendidikan dan pelatihan terkait dengan BKK
dan penyaluran tenaga kerja SMK.
6.Melaksanakan koordinasi terkait BKK dengan Dinas yang membidangi tenaga
kerja dan Dinas yang membidangi pendidikan kab/kota/provinsi.
7.Melaksanakan kegiatan yang berkaitan dengan proses rekruitment dan
seleksi calon tenaga kerja dari SMK atas permintaan DUDI sesuai regulasi
yang ada.
8.Membina hubungan antara alumni yang telah bekerja atau berwirausaha
dalam rangka membantu menyalurkan dan menempatkan alumni baru yang
memerlukan pekerjaan.
9.Memberi masukan atau rekomendasi kepada Kepala Sekolah, Dinas Pendidikan
kab/kota/prop dan kementerian yang membidangi pendidikan terkait tuntutan
DUDI.
10. Pengembangan SDM perserta didik dan alumni SMK yang berhubungan
dengan ketenagakerjaan yang meliputi hard skill dan soft skill.
11. Membuat dan memberi laporan hasil pelaksanaan penyaluran tanaga kerja
terampil lulusan SMK ke dinas yang bertanggungjawab terhadap tenaga kerja
di kabupaten/kota.
12. Membuat pertanggungjawaban kegiatan operasional BKK kepada Kepala
Sekolah.
13. Menjaga kerahasiaan data personal pencari kerja.

Ruang Lingkup Kegiatan


Ruang lingkup kegiatan BKK meliputi :
1. Mendaftar dan mendata lulusan SMK pencari kerja serta mengupayakan
penempatan tenaga kerja bagi lulusannya.
2. Mendaftar dan mendata keberadaan lulusan SMK yang tidak mencari kerja.

Pedoman Pengelolaan BKK hal 13


3. Mendata lowongan kesempatan kerja dan melaksanakan penempatan tenaga
kerja dengan pengguna tenaga kerja dalam rangka mengisi lowongan
kesempatan kerja berdasarkan Sistem Antar Kerja.
4. Melaksanakan bimbingan kepada pencari kerja untuk mengetahui bakat,
minat, dan kemampuannya, sesuai dengan kebutuhan pengguna tenaga kerja
atau berusaha mandiri.
5. Melakukan penawaran kepada pengguna tenaga kerja mengenai persediaan
tenaga kerja.
6. Melakukan pengiriman untuk memenuhi permintaan tenaga kerja.
7. Mengadakan verifikasi sebagai tindak lanjut pengiriman tenaga kerja yang
dilakukan.
8. Melakukan kerjasama dengan Instansi/Badan/Lembaga Masyarakat dalam
rangka pembinaan kepada pencari kerja untuk berusaha mandiri.
9. Melaksanakan kerjasama dengan Dinas yang membidangi ketenagakerjaan
dan Dinas yang membidangi ketenagakerjaan Kabupate/Kotan serta instansi
terkait dalam rangka mencari Informasi Pasar Kerja (IPK), Bursa Kerja dan
Informasi Ketenagakerjaan lainnya.
10. Melakukan pelaporan keterserapan tenaga kerja kepada Dinas yang
membidangi tenaga kerja di kab/kota/provinsi dan tembusan kepada Dinas
yang membidangi pendidikan menengah di kab/kota/provinsi.

Pengembangan dan Pengelolaan BKK


BKK di SMK merupakan unit kerja di SMK yang mempunyai tugas menyalurkan
lulusan ke DUDI. Salah satu indikator kesuksesan sebuah SMK tidak hanya berdasar
pada tingkat kelulusan yang tinggi tetapi juga oleh jumlah keterserapan di DUDI atau
berwirausaha. Pengembangan dan pengelolaan BKK harus dilakukan terus menerus
disesuaikan dengan situasi dan kondisi ketenagakerjaan saat ini. Oleh karena itu
memerlukan manajemen pengelolaan BKK yang profesional dan akuntabel sesuai
dengan prinsip-prinsip ketenagakerjaan yang berlaku di Indonesia.

Pedoman Pengelolaan BKK hal 14


Dalam melakukan tugas dan tanggungjawabnya, BKK melakukan pendekatan ke
DUDI secara kelembagaan maupun pendekatan antar personal, sehingga terjadi
hubungan yang harmonis dan profesional.

Dalam pengelolaan BKK secara profesional dan akuntabel, pengelola BKK perlu
menguasai hal-hal sebagai berikut :
1. Peraturan perundang-undangan tentang ketenagakerjaan, pemahaman situasi di
industri dan kemampuan berkomunikasi serta kemampuan penyelenggaraan
rekruitmen.
2. Manajemen pengembangan BKK
a. Mengadministrasikan kegiatan BKK secara tertib.
b. Melakukan klasifikasi lulusan SMK berdasarkan kebutuhan.
3. Penyusunan program kerja BKK dalam pengelolaan calon tenaga kerja
a. Pendataan calon alumni SMK berbasis komputerisasi basis data .
b. Membuat evaluasi program kerja yang secara periodik.
4. Membangun kemitraan dan keterampilan berkomunikasi dengan DUDI dan
instansi terkait.
a. Promosi BKK ke DUDI melalui surat / kunjungan / internet untuk kerjasama.
b. Memelihara hubungan baik dengan DUDI.
c. Membangun komunikasi yang harmonis dengan Kepala Sekolah/Guru
/Karyawan, Disdik, Disnaker, pemerintah daerah dan lain-lain.
d. Mengadakan kerjasama/membangun komunikasi antar BKK melalui
asosiasi/forum komunikasi BKK SMK
5. Proses monitoring dan evaluasi serta penyusunan laporan penempatan.

Struktur Organisasi BKK di SMK


Struktur organisasi merupakan susunan dan hubungan antara tiap bagian serta
fungsi posisi yang ada pada suatu organnisasi dalam menjalankan kegiatan
operasional untuk mencapai suatu tujuan. Struktur organisasi dapat digunakan untuk
mengetahui karakteristik, dapat memperlihatkan gambaran pekerjaan/tugas dan
dapat untuk merumuskan rencana kerja yang ideal sebagai pedoman untuk dapat
mengetahui jalur koordinasi.
Pedoman Pengelolaan BKK hal 15
Adapun Struktur atau Uraian Tugas Pengurus BKK adalah sebagai berikut:
1. Pelindung
Kepala Dinas yang membidangi ketenagakerjaan kabupaten/kota dan Kepala
Dinas yang membidangi pendidikan Menengah di Provinsi masing-masing untuk:
a. Memberikan persetujuan pendirian BKK.
b. Memberi pembinaan teknis penyelenggaraan BKK.
c. Menerima laporan penyaluran tenaga kerja dari BKK.

2. Pembina
Kepala Sekolah:
a. Memberikan rekomendasi pendirian BKK ke Dinas terkait.
b. Memfasilitasi ruangan operasional rutin BKK di sekolah.
c. Mengangkat dan memberhentikan Ketua BKK dan Jajarannya.
d. Memberi pembinaan teknis penyelenggaraan BKK.

3. Penanggung jawab/Wakil penanggung jawab


Waka Humas/ Hubinmas:
a. Melakukan kerjasama pemasaran lulusan SMK dengan instansi terkait.
b. Melakukan kerjasama dengan dunia kerja (DUDI) terkait.
c. Bertanggung jawab penuh dalam pelaksanaan kegiatan BKK.
d. Memberi arahan dalam perencanaan program BKK.
e. Mengawasi dan memberikan petunjuk dalam pelaksanaan BKK.
f. Menetapkan kebijakan BKK.
g. Mengelola dana untuk kegiatan BKK.
h. Melaporkan kegiatan BKK ke kepala Dinas yang membidangi tenaga kerja
dengan sepengetahuan kepala sekolah.
i. Melaporkan penempatan dan keberadaan lulusan peserta didik SMK kepada
dinas dan kementerian yang menenangani pendidikan menengah.

4. Ketua BKK:
a. Merencanakan dan membuat program kerja BKK.
b. Mengkonsultasikan program kerja BKK.

Pedoman Pengelolaan BKK hal 16


c. Mengkoordinir pelaksanaan program kerja BKK.
d. Melaporkan kegiatan BKK kepada penanggungjawab dan pembina.

5. Petugas Informasi Pasar Kerja dan Kunjungan ke DUDI:


a. Menawarkan lulusan ke DUDI.
b. Menerima permintaan tenaga kerja.
c. Menjalin hubungan dengan DUDI, Disnakertrans, P2TKIS dan BKK lain.
d. Melakukan pengiriman tenaga kerja.

6. Pertugas Pendaftaran Lowongan Pekerjaan


a. Mencatat lowongan pekerjaan
b. Mengumumkan formasi lowongan pekerjaan yang ada.
c. Melaporkan lowongan pekerjaan yang ada ke dinas terkait.
d. Mengkonfirmasi validitas lowongan ke DUDI.

7. Operator BKK
a. Menginput dan memperbarui data lulusan SMK pencari kerja berdasarkan
dapodikdasmen sesuai kebutuhan penyaluran lulusan SMK.
b. Melakukan pengimputan pendaftaran dan pendataan canaker berdasarkan
dapodikdasmen.
c. Melakukan pendataan penempatan lulusan SMK yang telah diterima.

8. Tata Usaha BKK


a. Melakukan pengadministrasian dan pendokumentasian kegiatan operasional
BKK.
b. Melakukan kegiatan wawancara terhadap calon tenaga kerja.
c. Membuat kesimpulan potensi canaker untuk analisis jabatan.
d. Memberikan pertimbangan kepada tim seleksi tentang potensi dan
kesesuaian canaker dengan kualifikasi pekerjaan yang diminta.
e. Menerima, mencatat, dan menyimpan hasil wawancara.
f. Memberi pembekalan kepada calon tenaga kerja yang akan dikirim.
g. Memberikan pendidikan dan pelatihan tentang soft skill dan hard skill.
Pedoman Pengelolaan BKK hal 17
h. Menganalisa jenis pekerjaan dan jabatan yang akan dimasuki oleh calon
tenaga kerja.
i. Memberikan layanan konsultasi kepada lulusan yang sudah bekerja maupun
yang belum kerja.

9. Petugas Administrasi
a. Membantu sekretaris.
b. Menerima surat masuk.
c. Menyampaikan informasi dari luar kepada yang berkompeten.
d. Membuat daftar lowongan kerja yang tersedia.
e. Membuat dan menyerahkan laporan bulanan.
f. Melayani pendaftaran calon tenaga kerja.
g. Mendata dan mencari lulusan yang belum bekerja.

Catatan:
Struktur Organisasi BKK di SMK disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi
sekolah masing-masing.

Pembiayaan Operasional BKK di SMK


Dalam sebuah unit kerja di SMK, unsur pembiayaan merupakan salah satu
komponen yang sangat menentukan keberhasilan kegiatan/program. Dalam
pelaksanaan kegiatan pengelolaan BKK, dapat meggunakan sumber dana dari
berbagai sumber yang tidak menyimpang dari ketentuan dan peraturan yang berlaku
di Indonesia. Adapun sumber dana yang dapat digunakan antara lain:
1. Bersumber dari dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
a. Pengunaan secara proposionalitas.
b. Masuk dalam Rencana kerja Sekolah.
2. Anggaran Sekolah dalam rangka memenuhi tujuan utama SMK yaitu
keterserapan lulusan di DUDI.

Pedoman Pengelolaan BKK hal 18


3. Bantuan dari DUDI perekrut lulusan dengan catatan disepakati kedua
belah pihak sejak awal sampai akhir proses perekrutan sehingga tidak
mengganggu kerjasama yang terjalin.
4. Sumbangan / hibah yang sifatnya tidak mengikat.

Pelaporan Penyerapan Lulusan SMK di DUDI


1. Ditjen Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan kerja,
Kementerian Tenaga Kerja.
2. Direktorat Pembinaan SMK, Kemdikbud.
3. Dinas yang bertanggungjawab di bidang ketenagakerjaan di kab/kota/provinsi.
4. Dinas yang bertanggungjawab di bidang pendidikan menengah di kab/
kota/provinsi.

Pembinaan BKK di SMK


1. Pembinaan Fungsional
Pembinaan fungsional BKK dilakukan oleh Dirjen yang menangani BKK
Kemenaker,Dirjen yang membidangi pendidikan menengah,dan Dinas yang
membidangi ketenagakerjaan Provinsi serta instansi terkait.
2. Pembinaan Teknis Operasional
Pembinaan teknis operasional BKK dilakukan oleh Dinas yang membidangi
ketenagakerjaan Kabupaten atau Kota, dilaksanakan oleh Petugas Pengantar
Kerja, meliputi :
a. Organisasi dan kelembagaan;
b. Regulasi yang terkait dengan BKK;
c. Pengembangan tenaga pelaksana BKK;
d. Teknis operasional Antar Kerja;

Larangan
BKK di SMK dilarang untuk:
1. Memungut biaya kepada calon pencari kerja/pencari kerja dengan cara apapun.
2. Memberi data personal pencari kerja kepada pihak yang tidak bertanggungjawab.

Pedoman Pengelolaan BKK hal 19


3. Menyalahgunakan BKK untuk kepentingan pribadi dan kelompok tertentu.
4. Menyalurkan alumni dari sekolah lain.
5. Menyalurkan alumni bekerja ke luar Negeri.

PELAPORAN DAN EVALUASI


PELAPORAN
Minimal setiap 6 (enam) bulan sekali, kegiatan yang dilakukan oleh BKK harus
dilaporkan dengan sepengetahuan kepala sekolah kepada :
1. Instansi yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan Kabupaten/Kota
setempat dengan tembusan kepada u.p. Direktur Jenderal Pembinaan dan
Penempatan Tenaga Kerja Dalam Negeri.
2. Instansi yang bertanggung jawab di bidang pendidikan menengah kejuruan
Kabupaten/Kota/Provinsi setempat dengan tembusan kepada u.p. Direktur
Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Kemdikbud.

EVALUASI
Sebagai evaluasi terhadap kinerja dari BKK, maka perlu monitoring dan evaluasi
terhadap kegiatan tersebut. Indikator keberhasilan BKK dapat diukur dengan kriteria sebagai
berikut :
1. Tercapainya pelayanan informasi ketenagakerjaan untuk lulusan SMK yang
bermanfaat untuk memudahkan akses lowongan pekerjaan sesuai dengan
relevansi kompetensi, potensi, dan analisis jabatan.
2. Tersedianya data keterserapan lulusan SMK yang valid sesuai dengan paket
keahlian.
3. Terjalinnya hubungan kerjasama dengan DUDI yang dibuktikan dengan adanya
MoU.
4. Tersedianya data informasi DUDI sebagai bahan sinkronisasi program sekolah.

Pedoman Pengelolaan BKK hal 20


MANAJEMEN PENGEMBANGAN BKK

Secara umum manajemen adalah suatu seni dan ilmu dalam perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, pemotivasian dan pengendalian terhadap orang dan
mekanisme kerja untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Dengan demikian agar tujuan tersebut dapat tercapai, diperlukan suatu proses
manajemen yang meliputi perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing),
pelaksanaan (actuating) dan pengawasan (controlling) terhadap semua kegiatan agar
sesuai dengan tujuan bersama.

A. Perencanaan BKK
Merupakan cara berpikir dan bertindak secara sistimatis dalam sistem
ketenagakerjaan yang mencakup kegiatan-kegiatan merekrut, memberi motivasi,
menyediakan kesempatan kerja, mencocokkan kesempatan kerja dengan
kemampuan, mengetahui hak dan kewajiban calon tenaga kerja dan
meningkatkan kemampuan calon tenaga kerja.
Ada beberapa bentuk rencana yang dapat dibedakan menjadi :
1. Kebijakan, yaitu rencana yang menerangkan seluruh batasan kegiatan secara
umum dan komprehensif menjadi pegangan dalam pelaksanaan kegiatan.
2. Prosedur, yaitu rencana yang mendifinisikan tata cara mengerjakan suatu
kegiatan secara kronologis.
3. Metode, yaitu rencana yang menerangkan tindakan-tindakan yang harus
dilakukan untuk menjalankan suatu kegiatan.
4. Standar, yaitu suatu gambaran pencapaian yang diharapkan dari suatu
kegiatan yang direncanakan.
5. Anggaran, yaitu rencana mengenai penerimaan dan pengeluaran uang dalam
suatu kegiatan.
6. Program, yaitu komprehensif yang menyangkut pemakaian penggunaan
sumber daya secara terintegrasi termasuk jadwal pelaksanaan kegiatan.

Pedoman Pengelolaan BKK hal 21


Adapun langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam menyusun perencanaan
secara umum adalah sebagai berikut:
1. Mendefinisikan persoalan yang direncanakan dengan jelas dan baik.
2. Mengumpulkan informasi-informasi yang berkenaan dengan kegiatan BKK.
3. Melakukan analisis terhadap informasi dan diklasifikasikan sesuai
kepentingan.
4. Menyiapkan langkah-langkah pelaksanaan yang lebih rinci serta terjadual.
5. Melakukan pemeriksaan ulang terhadap rencana yang diusulkan.

B. Pengorganisasian BKK
Pengorganisasian adalah proses dan rangkaian kegiatan dalam pembagian
pekerjaan yang direncanakan untuk diselesaikan oleh anggota kelompok,
penentuan hubungan pekerjaan yang baik diantara mereka serta pemeliharaan
lingkungan kerja dan fasilitas pekerjaan yang pantas (struktur organisasi BKK
minimal).

C. Pelaksanaan
Pelaksanaan adalah melakukan aktivitas yang sudah direncanakan sesuai
dengan tujuan yang telah ditetapkan.
Langkah-langkah praktis dalam melaksanakan aktivitas:
1. Menempatkan sumber daya manusia sesuai dengan kapasitasnya.
2. Mengoptimalkan sumberdaya yang dimiliki oleh organisasi.
3. Menyusun rencana kerja dan dikoordinasikan dengan instansi dan DUDI.
4. Melakukan pencatatan administrasi setiap aktivitas yang dilakukan.
5. Melaksanakan koordinasi dengan instansi dan DUDI secara
berkesinambungan atau rutin.
6. Memfasilitasi pelaksanaan kegiatan perekrutan.
7. Mendapatkan feedback hasil perekrutan.
8. Memonitor tamatan yang sudah direkrut oleh DUDI.

Hal pokok dalam melakukan aktivitas adalah :


1. Koordinasi.
Pedoman Pengelolaan BKK hal 22
2. Kerjasama.
3. Proses seleksi dan pengiriman.
4. Monitoring dan evaluasi kepuasan DUDI.
(Hal ini perlu ditunjang dengan adanya panduan dan job deskripsi)

D. Pengendalian
Pengendalian adalah proses reviu dalam penempatan tamatan sesuai dengan
rencana yang sudah ditetapkan. Ada beberapa pengendalian, yaitu:
1. Pengendalian kuantitas.
2. Pengendalian waktu.
3. Pengendalian biaya operasional BKK secara proporsional.

Proses pengendalian tersebut dapat diterangkan sebagai berikut :


1. Sebagai langkah pertama untuk melakukan pengukuran terhadap kinerja
yang telah dilaksanakan dalam jangka waktu pengendalian tertentu.
2. Hasil yang dicapai tersebut dibandingkan dengan standar rencana yang
sudah ditetapkan untuk menentukan ketidaksesuaian yang terjadi, sehingga
proses manajemen harus dilakukan perbaikan.

E. BKKOnline
BKKonline merupakan hasil kerjasama antara Ditjen Pembinaan Penempatan
Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan kerja, Kementerian Tenaga Kerja dan
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan. BKKonline merupakan aplikasi berbasis internet untuk pendataan dan
pelaporan penyaluran lulusan SMK yang terintegrasi dengan Dapodikdasmen yang
dapat diakses oleh BKK yang telah mendapatkan persetujuan dari Dinas yang
bertanggungjawab ketenagakerjaan di kab/kota dan diberi akses login dari Direktorat
Pembinaan SMK, Kemdikbud.
Tujuan dari BKKonline adalah untuk memudahkan operasional BKK di SMK dalam
pendataan dan pelaporan kepada Kementerian Tenaga Kerja dan Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan dalam melakukan penyaluran lulusan SMK. Adapun
peran pihak-pihak dalam BKK online sebagai berikut:
Pedoman Pengelolaan BKK hal 23
a. Direktorat Pembinaan SMK, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
1. Menyediakan dan mengelola layanan aplikasi berbasis web BKK online untuk
SMK
2. Menjadi Master Administrasi dalam aplikasi BKK online
3. Memberikan hak user login dan password BKK di SMK
4. Menerima laporan penempatan kerja lulusan SMK dari BKK di SMK

b. Ditjen Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan kerja,


Kementerian Tenaga Kerja
1. Memberi konten informasi lowongan pekerjaan yang sudah tervalidasi untuk
SMK
2. Mengelola layanan BKK online yang terkait dengan informasi lowongan
pekerjaan dan penempatan lulusan SMK
3. Memberikan hak user login dan password Dinas yang bertanggungjawab
pada bidang ketenagakerjaan di kab/kota/provinsi
4. Menerima laporan pencari kerja lulusan SMK dari BKK di SMK
5. Menerima laporan penempatan kerja lulusan SMK dari BKK di SMK

c. Dinas yang bertanggungjawab pada bidang ketenagakerjaan di kab/kota/provinsi


1. Mendapatkan hak user login
2. Menerima laporan pencari kerja lulusan SMK dari BKK di SMK
3. Menerima laporan penempatan kerja lulusan SMK dari BKK di SMK

d. Dinas yang bertanggungjawab pada bidang pendidikan menengah di


kab/kota/provinsi
1. Mendapatkan hak user login
2. Menerima laporan pencari kerja lulusan SMK dari BKK di SMK
3. Menerima laporan penempatan kerja lulusan SMK dari BKK di SMK

e. Sekolah Menengah Kejuruan


1. Menyediakan layanan jaringan internet kepada BKK
2. Menyediakan tempat conten BKK dalam website sekolah

Pedoman Pengelolaan BKK hal 24


f. BKK SMK
1. Mendapatkan user login dengan mendaftar kepada Direktorat Pembinaan
SMK dengan melampirkan persyaratan terkait pembentukan BKK.
2. Bertanggungjawab atas hak user login dan password yang telah di berikan
oleh Direktorat Pembinaan SMK
3. Menambahkan data peserta didik terkait kebutuhan penyaluran lulusan SMK
4. Memperbarui data penempatan kerja lulusan SMK
5. Memberikan laporan penempatan kerja lulusan SMK dari BKK di SMK

F. Forum Komunikasi/Komunitas BKK


Forum Komunikasi BKK (FKBKK) adalah sebuah wadah yang dibentuk untuk
mersinergikan dan berinteraksi bagi anggotanya dengan tujuan saling berbagi
informasi, tanya jawab dan menjalin hubungan antara pengelola BKK di SMK melalui
media elektronik online maupun offline.

FKBKK dapat dibentuk pada tingkat Kabupaten/Kota dan Provinsi di wilayah masing-
masing di bawah naungan Dinas yang membidangi Ketenakerjaan. Pengurusnya
ditetapkan dalam bentuk Surat Keputusan yang dikeluarkan oleh Pimpinan Daerah.

FKBKK diwajibkan memiliki laman website yang diharapkan melalui laman website
juga sebagai media komunikasi ke masyarakat dan membantu tata kelola BKK.

G. Pembinaan dan sanksi


BKK yang tidak melakukan kegiatan selama 6 bulan berturut–turut dilakukan
pembinaan, sedangkan apabila tidak melakukan kegiatan selama 12 bulan berturut-
turut dapat dicabut Surat Tanda Daftar BKK nya.
 Pembinaan dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Pembinaan Penempatan
Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan, dan Direktorat Jenderal Pendidikan
Dasar dan Menengah.
 Sanksi sesuai dengan peraturan ketenagakerjaan Republik Indonesia.

Pedoman Pengelolaan BKK hal 25


PENUTUP

Buku Pedoman ini disusun oleh Direktorat Pembinaan SMK, Ditjen Dikdasmen,
Kemdikbud dan Direktorat Penempatan Pasar Kerja Dalam Negeri, Kemnaker
sebagai acuan bagi SMK dalam pembentukan BKK di SMK.

Penyusunan Buku Pedoman ini dilakukan dalam rangka mengoptimalkan peran BKK
di SMK untuk meningkatkan penyerapan lulusan SMK. Peran dan fungsi BKKyang
ada di SMK sangat diperlukan agar BKK dapat berjalan dan berhasil dengan baik
sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.

Diharapkan Buku Pedoman ini dapat bermanfaat bagi SMK maupun institusi terkait,
sehingga dapat memperlancar pelaksanaan program penempatan dan penelusuran
lulusan SMK melalui BKK di SMK.

Pedoman Pengelolaan BKK hal 26


Lampiran-lampiran :

Pedoman Pengelolaan BKK hal 27

Anda mungkin juga menyukai