Draft Panduan BKK
Draft Panduan BKK
Tujuan dari disusunnya buku panduan ini adalah dengan harapan untuk menjadi
rujukan yang jelas dan sederhana tentang pembentukan BKK di SMK dan
menyamakan pemahaman, mengakomodasi harapan dan kepentingan semua pihak
yang terkait dengan BKK di SMK dan sekaligus menjadi bahan meningkatkan dan
memperkuat layanan BKK di SMK dalam menyalurkan lulusan peserta didik SMK ke
Dunia Usaha Dunia Industri (DUDI).
Panduan pembentukan Bursa Kerja Khusus (BKK) di SMK di cetak oleh subdit
Penyelarasan Kejuruan dan Kerjasama Industri, Direktorat Pembinaan Sekolah
Menengah Kejuruan, melalui kegiatan SMK yang menyediakan Layanan BKK yang
merupakan salah satu tahapan strategis guna mewujudkan peningkatan kualitas
SMK.
Buku panduan pembentukan BKK di SMK ini disusun sebagai acuan wajib
pembentukan BKK di SMK bagi SMK yang memiliki minimal 500 peserta didik
dengan harapan agar penyerapan lulusan SMK ke DUDI bisa optimal.
Kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
penyusunan panduan ini. Semoga Alloh SWT selalu melimpahkan rahmat-Nya agar
Bursa Kerja Khusus (BKK) di SMK menjadi salah satu instrumen penting dalam
mengukur keberhasilan pendidikan di SMK, karena BKK menjadi salah satu unit kerja
di SMK yang berperan mengoptimalkan penyaluran tamatan SMK. Pemberdayaan
BKK di SMK merupakan salah satu fungsi dalam manajemen sekolah yaitu sebagai
bagian pengembangan proses pembelajaran di SMK yang telah direncanakan dalam
upaya mencapai tujuan pendidikan SMK. Dimana tugas dan peran BKK di SMK
antara lain:
Menjadi sumber informasi lowongan kerja dan informasi ketersediaan tenaga
kerja lulusan SMK di sekolah tersebut,
Menyediakan lulusan SMK siap kerja,
Menjembatani DUDI dalam merekrut tenaga kerja lulusan SMK,
Membina dan mengembangkan hubungan kerjasama dengan Lembaga
Pemerintah dan DUDI serta alumni dalam pengadaan informasi penyaluran
tenaga kerja lulusan SMK.
Menjadi umpan balik pengembangan dan penyempurnaan kurikulum di SMK
dalam menjawab tuntutan lapangan kerja serta meningkatkan peran tenaga
pengajar dalam proses pembelajaran di SMK.
Melalui pembinaan kerja sama Dunia Usaha Dunia Industri (DUDI) dan BKK di SMK
diharapkan kesenjangan kompetensi lulusan SMK yang belum dapat dipenuhi selama
proses pendidikan di SMK dapat diminimalisasi dan menjadi perbaikan berkelanjutan
bagi SMK.
Berkembangnya SMK dengan jumlah lebih dari 13.900 SMK yang meluluskan rata-
rata sebanyak 1,5 juta peserta didik per tahun yang terdiri dari 146 spektrum
keahlian. Dari seluruh spektrum ini, terbagi dalam 110 spektrum keahlian untuk
program pendidkan 3 tahun dan 36 spektrum keahlian untuk program pendidikan 4
tahun yang tersebar di seluruh nusantara. Dengan jumlah SMK dan lulusan serta
keterampilan yang cukup komplek tersebut menjadi tantangan besar bagi Direktorat
Pembinaan SMK untuk menyalurkan lulusan SMK ke dunia kerja. Direktorat PSMK
memandang perlu mengoptimalkan peran BKK di SMK dalam penyaluran lulusannya
ke dunia kerja. Diharapkan keberadaannya berfungsi sebagai jembatan bagi para
lulusan SMK dalam mencari peluang mendapatkan pekerjaan.
Tujuan Pedoman
Pedoman ini disusun dengan tujuan:
Menyediakan rujukan yang jelas dan sederhana tentang pembentukan BKK di
SMK.
Menyamakan pemahaman, mengakomodasi harapan dan kepentingan semua
pihak yang terkait dengan BKK di SMK.
Pedoman Pengelolaan BKK hal 5
Untuk Siapa Pedoman Ini ?
Efektivitas dan efesiensi dalam hal penyaluran lulusan SMK dan penelusuran
keberadaan lulusan SMK ditentukan oleh komitmen dan kemampuan para pemangku
kepentingan yang terlibat dalam pengelolaannya. Atas dasar pemikiran tersebut
pedoman ini dikembangkan untuk mendukung pembentukan BKK di SMK agar lebih
optimal. Para pemangku kepentingan tersebut di atas antara lain:
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), sebagai pihak utama pada pembentukan
BKK, tentu saja SMK menjadi target utama panduan ini.
Dinas yang bertanggungjawab bidang tenaga kerja di tingkat
kabupaten/kota/provinsi, sebagai pihak pemberi persetujuan pembentukan BKK
dan penerima laporan penyerapan lulusan SMK di dunia kerja di daerah.
Dinas yang bertanggungjawab bidang pendidikan menengah kejuruan di
kab/kota/provinsi, sebagai pemberi rekomendasi pendirian BKK di SMK.
Kementerian Ketenagakerjaan Republik Indonesia, sebagai pihak pemberi konten
lowongan kerja dan penerima laporan penyerapan lulusan SMK di dunia Kerja di
seluruh Indonesia.
Direktorat Pembinaan SMK, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia, sebagai penyedia layanan web BKK online berbasis dapodikmen dan
penerima laporan penyerapan lulusan SMK di dunia kerja.
Peserta didik, sebagai penerima informasi terkait proses administrasi dan
berbagai hal lain yang diperlukan oleh para peserta didik selama mengikuti
program BKK di SMK.
BKK adalah lembaga yang mempunyai fungsi mempertemukan antara pencari kerja
dengan pengguna tenaga kerja. Kegiatannya, memberikan Informasi pasar kerja,
pendaftaran pencari kerja, memberi penyuluhan dan bimbingan jabatan serta
penyaluran dan penempatan tenaga kerja.
Dasar perundangan dan aturan yang juga menjadi acuan dalam pengelolaan BKK
adalah : Undang undang Nomor 7 Tahun 1981 tentang wajib lapor ketenagakerjaan
di perusahaan, Undang undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan,
Keppres Nomor 4 Tahun 1980 tentang wajib lapor lowongan kerja, Keppres Nomor
36 Tahun 2002 tentang pengesahan konvensi ILO no. 88 th. 1948 tentang lembaga
pelayanan penempatan tenaga kerja, dan Kepmenakertrans Nomor
kep-230/men/2003 tentang golongan dan jabatan tertentu yang dapat dipungut biaya
penempatan tenaga kerja. Permenakertrans nomor 07 th. 08 tentang penempatan
tenaga kerja, dan Keputusan Dirjen PPTKDN No. Kep-131/dpptkdn/xi/2004 tentang
petunjuk teknis Bursa Kerja Khusus.
Peraturan Menteri Ketenagakerjaan RI No. 39 tahun 2016, tentang Penempatan
Tenaga kerja. Selain penempatan tenaga kerja yang dilakukan oleh pemerintah dan
lembaga swasta berbadan hukum, pelayanan penempatan tenaga kerja dapat
dilakukan di bursa kerja khusus yang berada di satuan pendidikan menengah,
pendidikan tinggi dan lembaga pelatihan kerja (pasal 31).
Tujuan BKK
1. Berkontribusi dalam pertumbuhan ekonomi daerah dan nasional.
2. Meningkatkan keterserapan lulusan SMK di DUDI.
3. Penelusuran Lulusan SMK.
4. Memberi peluang saling bersinergi antara BKK SMK, DUDI dan instansi terkait
untuk mempromosikan lulusan SMK sesuai dengan kaidah sistem antar kerja
dan peraturan Ketenagakerjaan.
5. Meningkatkan hubungan kerjasama penelusuran dan penempatan tenaga
kerja lulusan melalui pendekatan pengelola BKK dengan DUDI.
6. Meningkatkan wawasan lulusan SMK tentang peluang kerja di DUDI, sehingga
lulusan dapat memilih peluang kerja sesuai kompetensinya.
7. Melakukan rekrutmen sesuai dengan jabatan dan kompetensi yang
dibutuhkan.
Dalam pengelolaan BKK secara profesional dan akuntabel, pengelola BKK perlu
menguasai hal-hal sebagai berikut :
1. Peraturan perundang-undangan tentang ketenagakerjaan, pemahaman situasi di
industri dan kemampuan berkomunikasi serta kemampuan penyelenggaraan
rekruitmen.
2. Manajemen pengembangan BKK
a. Mengadministrasikan kegiatan BKK secara tertib.
b. Melakukan klasifikasi lulusan SMK berdasarkan kebutuhan.
3. Penyusunan program kerja BKK dalam pengelolaan calon tenaga kerja
a. Pendataan calon alumni SMK berbasis komputerisasi basis data .
b. Membuat evaluasi program kerja yang secara periodik.
4. Membangun kemitraan dan keterampilan berkomunikasi dengan DUDI dan
instansi terkait.
a. Promosi BKK ke DUDI melalui surat / kunjungan / internet untuk kerjasama.
b. Memelihara hubungan baik dengan DUDI.
c. Membangun komunikasi yang harmonis dengan Kepala Sekolah/Guru
/Karyawan, Disdik, Disnaker, pemerintah daerah dan lain-lain.
d. Mengadakan kerjasama/membangun komunikasi antar BKK melalui
asosiasi/forum komunikasi BKK SMK
5. Proses monitoring dan evaluasi serta penyusunan laporan penempatan.
2. Pembina
Kepala Sekolah:
a. Memberikan rekomendasi pendirian BKK ke Dinas terkait.
b. Memfasilitasi ruangan operasional rutin BKK di sekolah.
c. Mengangkat dan memberhentikan Ketua BKK dan Jajarannya.
d. Memberi pembinaan teknis penyelenggaraan BKK.
4. Ketua BKK:
a. Merencanakan dan membuat program kerja BKK.
b. Mengkonsultasikan program kerja BKK.
7. Operator BKK
a. Menginput dan memperbarui data lulusan SMK pencari kerja berdasarkan
dapodikdasmen sesuai kebutuhan penyaluran lulusan SMK.
b. Melakukan pengimputan pendaftaran dan pendataan canaker berdasarkan
dapodikdasmen.
c. Melakukan pendataan penempatan lulusan SMK yang telah diterima.
9. Petugas Administrasi
a. Membantu sekretaris.
b. Menerima surat masuk.
c. Menyampaikan informasi dari luar kepada yang berkompeten.
d. Membuat daftar lowongan kerja yang tersedia.
e. Membuat dan menyerahkan laporan bulanan.
f. Melayani pendaftaran calon tenaga kerja.
g. Mendata dan mencari lulusan yang belum bekerja.
Catatan:
Struktur Organisasi BKK di SMK disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi
sekolah masing-masing.
Larangan
BKK di SMK dilarang untuk:
1. Memungut biaya kepada calon pencari kerja/pencari kerja dengan cara apapun.
2. Memberi data personal pencari kerja kepada pihak yang tidak bertanggungjawab.
EVALUASI
Sebagai evaluasi terhadap kinerja dari BKK, maka perlu monitoring dan evaluasi
terhadap kegiatan tersebut. Indikator keberhasilan BKK dapat diukur dengan kriteria sebagai
berikut :
1. Tercapainya pelayanan informasi ketenagakerjaan untuk lulusan SMK yang
bermanfaat untuk memudahkan akses lowongan pekerjaan sesuai dengan
relevansi kompetensi, potensi, dan analisis jabatan.
2. Tersedianya data keterserapan lulusan SMK yang valid sesuai dengan paket
keahlian.
3. Terjalinnya hubungan kerjasama dengan DUDI yang dibuktikan dengan adanya
MoU.
4. Tersedianya data informasi DUDI sebagai bahan sinkronisasi program sekolah.
Secara umum manajemen adalah suatu seni dan ilmu dalam perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, pemotivasian dan pengendalian terhadap orang dan
mekanisme kerja untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Dengan demikian agar tujuan tersebut dapat tercapai, diperlukan suatu proses
manajemen yang meliputi perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing),
pelaksanaan (actuating) dan pengawasan (controlling) terhadap semua kegiatan agar
sesuai dengan tujuan bersama.
A. Perencanaan BKK
Merupakan cara berpikir dan bertindak secara sistimatis dalam sistem
ketenagakerjaan yang mencakup kegiatan-kegiatan merekrut, memberi motivasi,
menyediakan kesempatan kerja, mencocokkan kesempatan kerja dengan
kemampuan, mengetahui hak dan kewajiban calon tenaga kerja dan
meningkatkan kemampuan calon tenaga kerja.
Ada beberapa bentuk rencana yang dapat dibedakan menjadi :
1. Kebijakan, yaitu rencana yang menerangkan seluruh batasan kegiatan secara
umum dan komprehensif menjadi pegangan dalam pelaksanaan kegiatan.
2. Prosedur, yaitu rencana yang mendifinisikan tata cara mengerjakan suatu
kegiatan secara kronologis.
3. Metode, yaitu rencana yang menerangkan tindakan-tindakan yang harus
dilakukan untuk menjalankan suatu kegiatan.
4. Standar, yaitu suatu gambaran pencapaian yang diharapkan dari suatu
kegiatan yang direncanakan.
5. Anggaran, yaitu rencana mengenai penerimaan dan pengeluaran uang dalam
suatu kegiatan.
6. Program, yaitu komprehensif yang menyangkut pemakaian penggunaan
sumber daya secara terintegrasi termasuk jadwal pelaksanaan kegiatan.
B. Pengorganisasian BKK
Pengorganisasian adalah proses dan rangkaian kegiatan dalam pembagian
pekerjaan yang direncanakan untuk diselesaikan oleh anggota kelompok,
penentuan hubungan pekerjaan yang baik diantara mereka serta pemeliharaan
lingkungan kerja dan fasilitas pekerjaan yang pantas (struktur organisasi BKK
minimal).
C. Pelaksanaan
Pelaksanaan adalah melakukan aktivitas yang sudah direncanakan sesuai
dengan tujuan yang telah ditetapkan.
Langkah-langkah praktis dalam melaksanakan aktivitas:
1. Menempatkan sumber daya manusia sesuai dengan kapasitasnya.
2. Mengoptimalkan sumberdaya yang dimiliki oleh organisasi.
3. Menyusun rencana kerja dan dikoordinasikan dengan instansi dan DUDI.
4. Melakukan pencatatan administrasi setiap aktivitas yang dilakukan.
5. Melaksanakan koordinasi dengan instansi dan DUDI secara
berkesinambungan atau rutin.
6. Memfasilitasi pelaksanaan kegiatan perekrutan.
7. Mendapatkan feedback hasil perekrutan.
8. Memonitor tamatan yang sudah direkrut oleh DUDI.
D. Pengendalian
Pengendalian adalah proses reviu dalam penempatan tamatan sesuai dengan
rencana yang sudah ditetapkan. Ada beberapa pengendalian, yaitu:
1. Pengendalian kuantitas.
2. Pengendalian waktu.
3. Pengendalian biaya operasional BKK secara proporsional.
E. BKKOnline
BKKonline merupakan hasil kerjasama antara Ditjen Pembinaan Penempatan
Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan kerja, Kementerian Tenaga Kerja dan
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan. BKKonline merupakan aplikasi berbasis internet untuk pendataan dan
pelaporan penyaluran lulusan SMK yang terintegrasi dengan Dapodikdasmen yang
dapat diakses oleh BKK yang telah mendapatkan persetujuan dari Dinas yang
bertanggungjawab ketenagakerjaan di kab/kota dan diberi akses login dari Direktorat
Pembinaan SMK, Kemdikbud.
Tujuan dari BKKonline adalah untuk memudahkan operasional BKK di SMK dalam
pendataan dan pelaporan kepada Kementerian Tenaga Kerja dan Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan dalam melakukan penyaluran lulusan SMK. Adapun
peran pihak-pihak dalam BKK online sebagai berikut:
Pedoman Pengelolaan BKK hal 23
a. Direktorat Pembinaan SMK, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
1. Menyediakan dan mengelola layanan aplikasi berbasis web BKK online untuk
SMK
2. Menjadi Master Administrasi dalam aplikasi BKK online
3. Memberikan hak user login dan password BKK di SMK
4. Menerima laporan penempatan kerja lulusan SMK dari BKK di SMK
FKBKK dapat dibentuk pada tingkat Kabupaten/Kota dan Provinsi di wilayah masing-
masing di bawah naungan Dinas yang membidangi Ketenakerjaan. Pengurusnya
ditetapkan dalam bentuk Surat Keputusan yang dikeluarkan oleh Pimpinan Daerah.
FKBKK diwajibkan memiliki laman website yang diharapkan melalui laman website
juga sebagai media komunikasi ke masyarakat dan membantu tata kelola BKK.
Buku Pedoman ini disusun oleh Direktorat Pembinaan SMK, Ditjen Dikdasmen,
Kemdikbud dan Direktorat Penempatan Pasar Kerja Dalam Negeri, Kemnaker
sebagai acuan bagi SMK dalam pembentukan BKK di SMK.
Penyusunan Buku Pedoman ini dilakukan dalam rangka mengoptimalkan peran BKK
di SMK untuk meningkatkan penyerapan lulusan SMK. Peran dan fungsi BKKyang
ada di SMK sangat diperlukan agar BKK dapat berjalan dan berhasil dengan baik
sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
Diharapkan Buku Pedoman ini dapat bermanfaat bagi SMK maupun institusi terkait,
sehingga dapat memperlancar pelaksanaan program penempatan dan penelusuran
lulusan SMK melalui BKK di SMK.