SKRIPSI
OLEH :
ISNANI MAULY MASRURI
NIM. 14201.13.21083
SKRIPSI
OLEH :
ISNANI MAULY MASRURI
NIM. 14201.13.21083
i
HALAMAN PERSETUJUAN
SKRIPSI
Oleh:
NIM. 14201.13.21083
Menyetujui :
Pembimbing I Pembimbing II
ii
HALAMAN PENGESAHAN
SKRIPSI
Oleh:
Isnani Mauly Masruri
NIM. 14201.13.21083
Mengetahui:
Ketua Stikes hafshawaty Zainul Hasan Genggong
iii
HALAMAN KEASLIAN TULISAN
NIM : 14201.13.21083
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar
hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambil alihan tulisan atau pikiran
orang lain. Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa hasil skripsi ini adalah
jiblakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat taufik serta
hidayahnya atas terselesaikannya skripsi yang berjudul “Hubungan Tingkat
Kemandirian Dengan Resiko Jatuh Pada Pasien Stroke Di RSUD Waluyo Jati
Kraksaan Probolinggo”.
Skripsi ini disusun guna untuk memenuhi persyaratan dalam menyelesaikan
program Sarjana Keperawatan di STIKES Hafshawaty Pesantren Zainul Hasan
Probolinggo.
Pada penyusunan skripsi ini, tidak lepas dari kesulitan dan hambatan namun
berkat bimbingan pengarahan dan bantuan dari berbagai pihak, sehingga skripsi
ini dapat terselesaikan, untuk itu dengan segala hormat peneliti sampaikan terima
kasih kepada:
1. KH. Moh. Hasan Mutawakkil Alallah, S.H.,M.M. selaku Ketua Yayasan
Hafshawaty Zainul Hasan Genggong probolinggo.
2. Dr. H. Nur Hamim, SKM, S.Kep.Ns, M.Kes. selaku Ketua STIKES Hafshawaty
Pesantren Zainul Hasan Genggong Probolinggo.
3. Achmad Kusyairi, S.Kep.Ns, M.Kep. selaku Pembimbing 1 yang banyak
meluangkan waktu, pikiran serta petunjuk demi perbaikan skripsi ini.
4. Alwin W, S.Kep,Ns. M.Kep. selaku Pembimbing 2 yang banyak meluangkan
waktu, pikiran serta petunjuk demi perbaikan skripsi ini.
5. Bapak dan Ibu atas jasa-jasanya dan doa nya yang tidak pernah lelah dalam
mendidik dan memberikan cinta yang tulus dan ikhlas kepada saya.
6. Semua rekan seperjuangan dalam suka dan duka yang membantu demi
terselesaikannya skripsi ini.
v
ABSTRAK
vi
ABSTRACT
Masruri Isnaini Mauly. 2022. Relationship between the level of independence and
the risk of falling in stroke patients in Waluyo Jati General Hospital
Kraksaan Probolinggo. Thesis, Hafshawaty Institute of Health
Science Probolinggo. Advisors: (1) Achmad Kusyairi, S.Kep.Ns.,
M.Kep. (2) Alwin Widhiyanto S.Kep.Ns., M.Kes.
Stroke is the event of a blood vessel bursting so that blood flow is not
normal, namely hemorrhagic stroke, while the cessation of blood flow to the brain
due to a blockage is called ischemic. In stroke patients it will result in decreased
ADL (Activity Daily Living) caused by weakness in the limbs. The presence of limb
weakness in stroke patients can cause various risks, including the risk of falling.
This study aims to determine the relationship between the level of independence
and the risk of falling in stroke patients at Waluyo Jati Kraksaan Hospital,
Probolinggo.
Based on the results of the study of the relationship between the level of
independence and the risk of falling in stroke patients in Waluyo Jati General
Hospital Kraksaan Probolinggo, most of the patients had a level of full dependence
independence as many as 13 respondents (43.3%), and as many as 17 (56.7%)
patients had a high risk of falling. Spearman rank test results obtained p value =
0.000, < = 0.05. So it can be concluded that there is a relationship between the
level of independence and the risk of falling in stroke patients.
vii
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................... 2
1.3 Tujuan Penelitian......................................................................... 6
1.4 Manfaat Penelitian ...................................................................... 6
viii
BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESA PENELITIAN
3.1 Kerangka Konsep .......................................................................... 26
3.2 Hipotesis Penelitian ....................................................................... 27
ix
5.1.4 Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan ....................... 46
5.2 Data Khusus .................................................................................. 47
5.2.1 Karakteristik tingkat kemandirian pada pasien stroke. .............. 47
5.2.2 Karakteristik resikojatuh pada pasien stroke.............................. 47
5.3 Analisa Data .................................................................................. 47
BAB 6 PEMBAHASAN
6.1 Pembahasan ................................................................................. 49
6.1.1 Tingkat Kemandirian .................................................................. 49
6.1.2 Resiko jatuh ................................................................................ 50
6.1.3 Hubungan tingkat kemandirian dengan resiko jatuh .................. 51
6.2 Keterbatasan Penelitian ................................................................ 52
6.3 Implikasi Dalam Pelayanan, Pendidikan Dan kesehatan ............. 52
BAB 7 PENUTUP
7.1 Kesimpulan ................................................................................... 54
7.2 Saran ............................................................................................ 54
x
DAFTAR TABEL
xi
DAFTAR BAGAN
xii
DAFTAR SINGKATAN
ADL : Activity Daily Living
BAKESBANGPOL : Badan Badan Kesatuan Bangsa Dan Politik
CVA : Cerebro Vaskuler Accident
Dinkes : Dinas Kesehatan
H0 dierima : Tidak ada pengaruh / hubungan yang signifikan
H1 diterima : Ada Pengaruh / hubungan yang signifikan
Jatim : Jawa Timur
KEMENKES RI : Kementrian Kesehatan Republik Indonesia
Lansia : Lanjut Usia
PTM : Penyakit Tidak Menular
Riskesdas : Riset Kesehatan Dasar
RSUD : Rumah Sakit Umum Daerah
STIKES : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
WHO : World Health Organization
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
xiv
BAB 1
PENDAHULUAN
kelumpuhan saraf atau defisit neurologis akibat adanya gangguan aliran darah
menuju ke otak yang dapat muncul secara mendadak dan cepat dalam
sumbatan atau perdarahan pada salah satu bagian otak dan menyebabkan
stroke iskemik (non perdarahan) yang terjadi akibat suplai darah ke otak
1
2
mellitus, dan merokok sebagai faktor risiko utama. Insiden stroke secara
keseluruhan di Asia bervariasi antara 116 dan 483/100.000 per tahun (Turana
et al, 2019).
sebanyak 3,9% dalam lima tahun terakhir dengan angka tertinggi di Provinsi
dengan puncak usia 75 tahun atau lebih (50,2%), dan prevalensi stroke pada
tidak hanya usia lanjut saja yang terkena penyakit stroke tetapi bisa
stroke semakin penting dan mendesak karena kini jumlah penderita Stroke di
disebabkan oleh stroke menduduki urutan kedua pada usia diatas 60 tahun
dan urutan kelima pada usia 15-59 tahun (healthy, 2013). Meski banyak
menimpa usia tua, stroke di usia muda ini harus diwaspadai. Gaya hidup tidak
sehat membuat mereka yang berusia muda, yaitu sekitar 18-45 tahun semakin
jatuh pada tahun 2021 sebanyak pasien. Dari Hasil wawancara dan pengujian
Kuesioner Barthel index kepada 10 pasien yang dirawat di ruang Rawaat Inap
resiko antara lain resiko jatuh. (Wahyu Anggara Putra, 2018). Pasien yang
maka akan beresiko untuk terjadinya jatuh jika dibandingkan dengan lansia
secara mandiri beresiko untuk terjadinya jatuh. Hal ini karena banyak pasien
dari pasien memiliki penyakit yang dapat mengganggu aktivitasnya dan juga
banyak pasien yang memakai alat bantu dalam melakukan aktivitas. Pasien
sehingga dapat membuat pasien itu memiliki resiko jatuh dalam melakukan
dengan baik terhadap kondisi dan dampak negatif dari serangan stroke,
berpikir bahwa hidupnya selalu bergantung pada orang lain dan merasa tidak
menumbuhkan rasa percaya diri dan keyakinan akan sembuh, dukungan yang
positif juga akan membantu menumbuhkan semangat pada pasien untuk terus
stroke hemoragik dan pasien stroke iskemik keduanya berada pada kategori
disebabkan oleh stroke. Perburukan kondisi pasien terparah terjadi pada jenis
stroke hemoragik, dengan perburukan kondisi tubuh yang parah maka akam
datar, tidak licin, bersih dari benda-benda kecil yang susah dilihat. Peralatan
5
rumah tangga yang sudah tidak aman (lapuk, dapat bergeser sendiri)
sehingga tidak mengganggu jalan atau tempat aktifitas lansia (Idris & Kurnia,
stroke maka dianjurkan untuk setiap individu meningkatkan gaya hidup sehat
asap rokok, Rajin aktifitas fisik, Diet sehat dan seimbang, Istirahat cukup, dan
Kelola stress. ANGELS Initiative bekerja sama dengan para ahli untuk
dengan Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2017, yang tahun ini difokuskan
pada kegiatan deteksi dini, peningkatan aktivitas fisik serta konsumsi buah
dengan resiko jatuh pada pasien stroke di RSUD Waluyo jati kraksaan
Probolinggo?”.
kraksaan Probolinggo.
kraksaan Probolinggo.
resiko jatuh pada pasien stroke di RSUD Waluyo jati kraksaan Probolinggo.
TINJAUAN PUSTAKA
terpengaruh pada orang lain dan bebas mengatur diri sendiri atau aktivitas
anggota keluarga yang lebih muda untuk menerima orang tua melakukan
aktivitas sehari-hari secara lengkap dan lambat. Lansia yang dalam keadaan
sakit akan mengalami gangguan dari kemandirian lansia atau lansia tersebut
8
9
sendiri tanpa pengaruh dan paksaan serta tidak tergantung orang lain
3. Gigih, tidak mengenal putus asa serta berusaha dengan giat untuk meraih
dihadapi.
lain.
10
mengadakan interaksi dengan orang lain dan tidak bergantung pada aksi
orang lain.
berikut :
terutama sekali dengan orang tua atau orang dewasa lainya yang banyak
2. Kesehatan fisiologis
daily living. 12
3. Fungsi Kognitif
4. Fungsi Psikososial
mengingat sesuatu hal yang lalu dan menampilkan informasi pada suatu
cara yang realistik. Proses ini meliputi interaksi yang kompleks antara
5. Pelayanan Kesehatan
lansia yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Pelayanan kesehatan
1. Makan
0 = Tidak mampu
10= Mandiri
2. Mandi
13
5 = Mandiri
3. Perwatan diri
4. Berpakaian
10 = Mandiri
10 = Kontinensia (teratur)
7. Penggunaan toilet
sendiri
10 = Mandiri
8. Berjalan
14
0 = Tidak mampu
15 =Mandiri
9. Berpindah
0 = Tidak mampu
10 = Mandiri
Nilai
NO Aktivitas Skore
Bantuan Bantuan
1. Makan
2. Mandi
3. Perawatan Diri
4 Berpakaian termasuk
mengenakan sepatu
5 Buang air kecil
6 Buang air besar
7 Penggunaan toilet
8 Berjalan
9 Berpindah
10 Naik turun tangga
Jumlah
15
Penilaian :
Nilai 0 - 20 : Ketergantungan penuh
Nilai 21 - 61 : Ketergantungan berat / sangat tergantung
Nilai 62 – 90 : Ketergantungan sedang
Nilai 91 - 99 : Ketergantungan ringan
Nilai 100 : Mandiri
2.2.1 Definisi
Jatuh merupakan salah satu masalah yang sering terjadi pada lansia
Akibat yang ditimbulkan oleh jatuh tidak jarang tidak ringan, seperti cedera
kepala, cedera jaringan lunak, sampai dengan patah tulang. Jatuh juga
tulang. Kematian dan kesakitan yang terjadi akibat patah tulang umumnya
Jatuh merupakan salah satu sindrom geriatri yang paling umum yang
1. Faktor Intrinsik
Faktor yang berasal dari dalam tubuh lansia, seperti faktor usia,
a. Usia
yang memiliki usia lebih dari 75 tahun lebih sering mengalami jatuh.
c. Riwayat penyakit
2. Faktor Ekstrinsik
rapuh, lantai yang licin, dan alat bantu yang tidak kuat. (Cahayaningtyas,
2018).
roda, kruk dalam jangka waktu lama dapat menyebabkan jatuh karena
b. Lingkungan
di bawah, tempat tidur yang tinggi, kamar mandi yang licin, tangga
yang tidak ada pegangannya, lantai licin atau menurun, keset yang
yang tidak baik (kurang atau menyilaukan), lantai yang licin dan basah,
18
atau perlengkapan rumah tangga yang tidak stabil dan tereletak di bawah.
dan pintu masuk serta pintu keluar ke rumah tidak terdapat penerangan dan
ruang gerak yang cukup untuk keluar dari rumah, kabel listrik telanjang
2018).
psikologis. Kerusakan fisik yang paling ditakuti dari kejadian jatuh adalah
patah tulang panggul. Jenis fraktur lain yang sering terjadi akibat jatuh
adalah fraktur pergelangan tangan, lengan atas dan pelvis serta kerusakan
jaringan lunak. Dampak psikologis adalah walaupun cedera fisik tidak terjadi,
syok setelah jatuh dan rasa takut akan jatuh lagi dapat memiliki banyak
3. Kematian.
Aktivitas-aktivitas:
penelilitian ini yaitu menggunakan penilaian Morse Fall Scale (MFS) yang
terdiri dari 6 pertanyaan yang sudah terbukti mempunyai validitas yang dapat
bahwa MFS lebih sensitif dalam penilaian resiko jatuh, serta lebih cepat dan
1. Riwayat Jatuh
Ya (25) : jika pasien pernah mengalami jatuh selama < 3 minggu terakhir
2. Diagnosa Sekunder
Ya (15) : apabila pasien memiliki Riwayat penyakit lebih dari satu (DM,
4. Terapi intravena
5. Gaya berjalan
6. Status mental
Nilai 15: jika pasien tidak mampu mengingat kondisi dirinya sebenarnya
6 Status mental
- Lansia menyadari kondisi dirinya
- Lansia mengalami keterbatasan daya ingat
Sumber : Digital Repository Universtas Jember (Nisa, 2019)
Keterangan:
Indikasi:
rumah
2.3.1 Definisi
terjadi kematian sel-sel pada sebagian area di otak. Stroke adalah kondisi
2020).
neurologik fokal dan global, yang dapat memberat dan berlangsung lama
selama 24 jam atau lebih dan atau dapat menyebabkan kematian, tanpa
2.3.2 Gejala
Gejala stroke dapat berbeda pada tiap penderitanya, tetapi gejala yang
1. Kehilangan keseimbangan
3. Penglihatan kabur
23
4. Kebingungan mendadak
Selain itu, pasien stroke juga bisa mengalami gejala lain seperti
sangat bervariasi, mulai dari akibat adanya gumpalan darah pada pembuluh
darah di otak, pembuluh darah di otak pecah, tekanan darah tinggi, hingga
tinggi, berat badan berlebih, dan diabetes. Risiko yang sama juga dapat
jantung atau pembuluh arteri besar yang terangkut menuju otak. Stroke
berdekatan dengan permukaan otak dan darah bocor di antara otak dan
berkaitan erat dengan kelompok ras tertentu,umur tertentu dan jenis kelamin
(Kemenkes, 2019).
c. Ras tertentu
d. Berat badan
anak)
a. Aktivitas fisik
c. Hipertensi
d. Obesitas
e. Diabetes melitus
g. Penyalahgunaan obat
2.3.5 Komplikasi
1. Hipertensi
2. Penyakit Jantung
terganggu.
3. Diabetes Melitus
Ini juga merupakan salah satu bahaya dari stroke. Aliran darah tidak
disebut hiperlipidema.
BAB 3
KERANGKA KONSEP
kerangka konsep dari penelitian ini dapat dijabarkan seperti gambar di bawah
ini:
STROKE
Resiko Jatuh :
1. Riwayat Jatuh Gejala stroke:
2. Diagnosa Sekunder a. Kehilangan keseimbangan
3. Alat Bantu Jalan b. Mengalami kelumpuhan pada wajah
4. Terapi Intra Vena c. Penglihatan kabur
5. Gaya Berjalan d. Kebingungan mendadak
6. Status Mental e. Lumpuh pada tangan dan kaki serta
mulut
f. Kehilangan kesadaran secara tiba-tiba.
Resiko Jatuh Tinggi
Resiko Jatuh Sedang
Resiko Jatuh Rendah /
Tidak Beresiko
Keterangan:
: Diteliti
: Tidak diteliti
: Garis penghubung
Bagan 3.1.Kerangka konseptual hubungan tingkat kemandirian pasien dengan resiko
jatuh pada pasien stroke di RSUD Waluyo jati kraksaan probolinggo
26
27
menyeluruh sebagai akibat dari gangguan aliran darah oleh karena sumbatan
sel otak kekurangan darah, oksigen atau zat-zat makanan dan akhirnya dapat
mandi, perawatan diri, berpakaian, buang air kecil, buang air besar,
tingkat kemandirian pasien stroke maka semakin tinggi resiko jatuh pada
pasien stroke.
H1: ada hubungan tingkat kemandirian pasien dengan resiko jatuh pada
METODE PENELITIAN
sedemikian rupa untuk mencapai satu tujuan atau untuk memperoleh jawaban
sectional adalah jenis penelitian variabel sebab akibat atau resiko dan akibat
atau kasus yang terjadi pada objek penelitian di ukur atau di kumpulkan dalam
waktu bersamaan.
satu kali pada satu saat. Pada jenis ini, variabel independen dan dependen
dinilai secara simultan pada suatu saat, jadi tidak ada tindak lanjut. Tentunya
tidak semua objek penelitian harus diobservasi pada hari atau pada waktu
yang sama, akan tetapi baik variabel independen maupun dependen dinilai
hanya satu kali saja. Dengan studi ini, akan diperoleh prevalensi atau efek
(Nursalam, 2016)
28
29
Kerangka kerja adalah suatu yang abstrak, logikal secara arti harfiah
Populasi
Seluruh penderita Stroke di RSUD Waluyo jati kraksaan Probolinggo
Sejumlah 30 Responden dari bulan April, Mei , Juni
.
Tehnik Sampling
Teknik sampling yang digunakan adalah Accidental Sampling
Sampel
Seluruh penderita Stroke di RSUD Waluyo jati kraksaan Probolinggo
Desain Penelitian
Analitik korelasional
Pengumpulan Data
Kuesioner
Pengolahan Data
Editing, Coding, Scoring, Tabulating
Analisa Data
Rank spearman
Kesimpulan
Waluyo jati kraksaan Probolinggo periode bulan April, Mei, Juni 2022.
jumlah dari karakteristik yang di miliki oleh populasi. kriteria sample meliputi
Waluyo Jati kraksaan Probolinggo Periode bulan April, Mei, Juni 2022.
periode tertentu.
1. Kriteria Inklusi
3) Penderita kooperatif
2. Kriteria Eksklusi
siapa saja pasien yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat
digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu
cocok sebagai sumber data. Sampel pada penelitian ini yaitu responden
september 2022
32
4.5.1 Lokasi
Probolinggo
Alimul,2018).
Tabel 4.1 Definisi Operasional Penelitian tingkat kemandirian dengan resiko jatuh pada
pasien stroke di RSUD Waluyo jati kraksaan Probolinggo
Definisi Alat
Variabel Indikator Skala Skor
operasional ukur
Independen
Tingkat Kemampuan 1. Makan Skor
kemandirian seseorang 2. Mandi 0 = Mandiri
3. Perawatan Kuesioner Ordinal 1 = Bantuan
yang sangat
diri
diperlukan 4. Berpakaian 1. 0–20:
untuk 5. Buang air Ketergantungan
memenuhi kecil penuh
kebutuhan 6. Buang air 2. 21–61:
aktivitas dan besar Ketergantungan
fungsi-fungsi 7. Penggunaa berat / sangat
n toilet tergantung
kehidupan
8. Berjalan 3. 62–90:
sehari-hari. 9. Berpindah Ketergantungan
10. Naik turun sedang
tangga 4. 91–99:
Ketergantungan
ringan
5. 100 : Mandiri
Dependen
Resiko Jatuh Kondisi 1. Riwayat Kuesioner Ordinal Skor
seseorang jatuh 0 = Ya
2. Diagnosa 1 = Tidak
yang
sekunder
ditimbulkan 2. Alat bantu 1. 0 – 24 : Tidak
oleh jalan Beresiko / Resiko
perubahan 3. Terapi Rendah
fungsi organ, intravena 2. 25 – 50 : Resiko
penyakit, 4. Gaya Sedang
dan faktor berjalan/ 3. > 51 : Resiko
gaya Tinggi
lingkungan
berpindah
yang dapat 5. Status
mengancam mental
kemandirian.
mendapatkan persetujuan.
Probolinggo.
dilaksanakan
9. Pengisian kuesioner
hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis
jatuh.
1. Uji validitas
mana alat ukur yang digunakan dalam suatu mengukur apa yang diukur.
sah, atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid
yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Uji validitas kuesioner dilakukan
sebanyak 30 responden
y1 = .956 = 0.956
y2 = .756 = 0.756
y3 = .921 = 0.921
y4 = .844 = 0.844
y5 = .459 = 0.459
y6 = .932 = 0.932
y7 = .956 = 0.956
y8 = .454 = 0.454
2. Uji Reliabilitas
secara empiris dikatakan reliabilitas jika Cronbach Alpha lebih besar 60%,
railbed pasien sebesar .804 yang artinya 80,4% dan dianggap reliabilitas
atau konsisten
4.9.1 Editing
4.9.2 Coding
terhadap data yang terdiri atas beberapa kategori.Pemberian kode ini sangat
dalam pemberian kode dibuat juga daftar kode dan artinya dalam satu buku
(code book) untuk memudahkan kembali melihat lokasi dan arti suatu kode
1. Data Umum
b) 41-60 tahun :2
c) 61-80 tahun :3
b) Perempuan :2
c. Tingkat Pendidikan : a) SD :1
b) SMP :2
c) SMA :3
d) Sarjana :4
e) Tidak sekolah :5
38
d. Pekerjaan : a) Petani :1
b) Guru :2
c) IRT :3
d) Pedagang :4
2. Data Khusus
a. Kemandirian
Kode 1 : Mandiri
b. Resiko jatuh
4.9.3 Scoring
perlu diberikan penilaian atau skor (Nursalam, 2016). Dalam penelitian ini
4.9.4 Tabulating
a. Tingkat Kemandirian :
e) 100 : Mandiri
b. Resiko Jatuh
b) 25 – 50 : Resiko Sedang
c) 51 : Resiko Tinggi
1. Analisa Univariat
2. Analisa Bivariat
yaitu independen dan dependen. Hal ini berguna untuk menguji hipotesis
hak-hak yang dimiliki oleh setiap orang yang terlibat dalam penelitian ini.
Protokol etik dalam penelitian ini berdasarkan kriteria atau standart universal
Nilai sosial atau nilai klinis adalah nilai suatu penelitian dapat diterima
dan kepada siapa hasil penelitian akan diterapkan. Parameter nilai sosial
yang didapatkan.
41
penelitian.
Nilai ilmiah adalah nilai suatu penelitian dapat diterima secara etis
sudah ada.
mungkin terjadi) dan manfaat yang dihasilkan dari suatu penelitian lebih
manfaat dan beban terbagi secara merata, tidak ada status atau kelompok
tertentu yang mendapatkan risiko atau beban lebih besar atupun manfaat
yang lebih besar. Subjek dalam penelitian dipilih atas dasar pertimbangan
Potensi risiko dan manfaat adalah standar atau kriteria etik dalam
antara risiko dan manfaat yang didapatkan dari suatu penelitian, dengan
merujuk pada teori moral, etik dasar sebelumnya dan pernyataan kode etik
seperti pekerjaan. Dalam hal ini, nama pasien akan diberikan inisial R1,
yang mungkin terjadi, dan alternatif lain yang dapat terjadi selama
lembar persetujuan dan jika responden tidak bersedia maka peneliti harus
Bab ini disajikan seluruh hasil penelitian dan pembahasan sesuai dengan
rumusan masalah dan tujuan penelitian yang ada pada bab sebelumnya.
Penelitian ini disajikan berdasarkan pengumpulan data dari lembar kuesioner yang
September 2022.
Adapun data yang disajikan dalam penelitian ini berupa data umum yang
pendidikan, pekerjaan dan data khusus yang memuat komponen utama berupa
tentang kesenjangan antara teori dengan hasil penelitian. Dari data penelitian yang
45
46
responden (43.3%).
Berdasarkan tabel 5.6 diatas jumlah resiko jatuh pada pasien stroke
Analisa bivariat dilakukan dengan uji chi square (x²) untuk mengetahui
(α, < 0,05) hubungan dikatakan bermakna apabila nilai p ≤ 0,05 (Sugiyono,
2011).
tinggi.
software program SPSS 16 for windows, dari hasil uji korelasi tersebut di
yang bermakna antara tingkat kemandirian dengan resiko jatuh pada pasien
PEMBAHASAN
6.1 Pembahasan
Dari hasil penelitian ini berdasarkan dari tabel 5.5 didapatkan bahwa
Activity Daily Living bukan hanya masalah fisik, namun juga dapat karena
orang lain, tidak terpengaruh pada orang lain dan bebas mengatur diri sendiri
kesehatan atau penyakit. Mandiri juga dikatakan merawat diri sendiri atau
AKS ADL pekerjaan rutin sehari-hari seperti halnya ; makan, minum, mandi,
tetap berusaha mandiri untuk pergi ke toilet walaupun sudah tidak mampu
untuk berjalan dengan normal. Maka dari itu kita sebagai tenaga kesehatan
perlu memberi edukasi pasien dan keluarga untuk tidak melakukan aktifitas
49
50
Menurut Miller (2014) risiko jatuh pada pasien stroke meningkat seiring
dengan bertambahnya faktor risiko jatuh yaitu usia, kondisi patologis dan
faktor lingkungan. otot, yaitu terjadi penurunan kekuatan dan kontraksi otot,
terjadinya jatuh pada pasien stroke, sehingga yang aktif akan memiliki risiko
memiliki resiko jatuh tinggi, maka dari itu kita sebagai tenaga kesehatan
wajib melakukan skoring resiko jatuh dan melakukan intervensi resiko jatuh
kemandirian dengan resiko jatuh menunjukkan bahwa nilai p value 0,000 <
bertindak, tidak tergantung pada orang lain, tidak terpengaruh pada orang
lain dan bebas mengatur diri sendiri atau aktivitas seseorang baik individu
kekuatan otot.
52
bagaimana terhadap resiko jatuh, hal itu bisa terlihat dari tingkat pendidikan
pasien,
jatuh.
melakukan penelitian.
1. Pelayanan Keperawatan
2. Pendidikan
3. Tentang Kesehatan
PENUTUP
dan diberikan saran mengenai hubungan tingakt kemandirian dengan resiko jatuh
7.1 KESIMPULAN
resiko jatuh pada pasien stroke di RSUD Waluyo Jati Probolinggo dengan
7.2 SARAN
54
55
resiko jatuh.
DAFTAR PUSTAKA
Halawa F, Buulolo P budi, Gulo MA, Dachi PK, Nurhayati EL. Hubungan motivasi
keluarga dengan efikasi diri. J Keperawatan. 2019;9
Marselina, Finni Alfisyah, Hasanah, Muh. Jusman Rau, 2021. Faktor-faktor yang
Berhubungan dengan Tingkat Kemandirian Activity Daily Living (ADL) pada
Pasien Pasca Stroke di UPT. RSUD Undata Provinsi Sulawesi Tengah.
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT VOLUME 12 NOMOR 2 (2021), 304
– 322
56
57
Tatali, A. J., Kundre, R., Studi, P., Keperawatan, I., Kedokteran, F., Sam, U., &
Manado, R. (2018). HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN
TINGKAT KEMANDIRIAN ACTIVITY DAILY LIVING ( ADL ) PADA PASIEN
PASCA STROKE DI POLIKLINIK KASIH MANADO. E-Journal Keperawatan
(e-Kep), 6(1), 2–6.
Yuda Turana MD, PhD, Jeslyn Tengkawan MD, Arieska Ann Soenarta MD, 2019.
Asian management of hypertension: Current status, home blood pressure,
and specific concerns in Indonesia. August 2019. DOI: 10.1111/jch.13681
Lampiran 1
Lampiran 2
Lampiran 3
Lampiran 4
LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN
Kepada
Yth
Di Tempat
( )
Lampiran 6
LEMBAR KUESIONER
HUBUNGAN TINGKAT KEMANDIRIAN DENGAN RESIKO JATUH PADA
PASIEN STROKE DI RSUD WALUYO JATI KRAKSAAN
PROBOLINGGO
A. Petunjuk pengisian identitas
1. Pertanyaan berikut ini adalah mengenai data pribadi
2. Isilah jawaban yang tepat yang telah disediakan
3. Berikan tanda (√)
3. Pendidikan terakhir
4. Pekerjaan
Petani
Guru
IRT
Pedagang
KUESIONER KEMANDIRIAN
Petunjuk:
1) Bacalah pertanyaan dibawah ini dengan benar
2) Isilah lembar kuesioner ini dengan jujur dan sesuai dengan keaadaan
3) Berilah tanda centang di kolom yang sesuai
Sumber: Jurnal Peningkatan Kemandirian Berdasarkan Barthel Index (Dewi, 2015)
Nilai
no Aktivitas Skore
Bantuan Mandiri
Total
Petunjuk:
1. Bacalah pertanyaan dibawah ini dengan benar
2. Isilah lembar kuesioner ini sesuai dengan arahan dari peneliti
No. Pengkajian Skala Nilai
ya tidak
Riwayat jatuh: Apakah bapak/ ibu pernah jatuh
1 dalam 3 bulan terakhir?
Usia Responden
Pekerjaan Responden
Ketergantungan
6 20.0 20.0 56.7
Berat/tergantung
6. Resiko Jatuh
Total
Resiko
Count Resiko Tinggi Resiko Sedang Rendah
Ketergantungan Penuh 13 0 0 13
Total 17 10 3 30
Correlations
N 30 30
N 30 30
N 30 30
N 30 30