Contoh Kasus CFC
Contoh Kasus CFC
Diminta :
Penyelesaian :
1
Pengalihan Penghasilan melalui CFC
Setoran modal
500 M
Negara “A” (Indonesia) Pinjaman 500 M
Untuk menghindari beban pajak sebesar Rp 40 milyar tersebut, Perusahaan ABC melakukan
skema transaksi melalui pendirian controlled foreign corporation (CFC) seperti dicontohkan
di bawah ini.
1. Membuat perusahaan anak (Perusahaan DEF) dengan kepemilikan saham 100% dengan
jumlah nominal sebesar Rp 500 milyar;
2. Perusahaan anak (Perusahaan DEF) tersebut didirikan di Negara C, negara tax haven,
yang menganut teritorial system (negara yang tidak mengenakan pajak atas penghasilan
yang tidak bersumber dari negaranya). Diasumsikan tidak ada perjanjian penghindaran
pajak berganda antara Negara Indonesia dan Negara S;
3. Kemudian uang sebesar Rp 500 milyar tersebut oleh perusahaan anak (Perusahaan DEF)
dipinjamkan kepada Perusahaan PQR dengan tingkat suku bunga, misal 8% per tahun.
Dengan demikian, jumlah bunga sebesar 8% x Rp 500 milyar = Rp 40 milyar;
4. Ketika Perusahaan PQR membayar bunga kepada Perusahaan DEF, Perusahaan PQR
melakukan pemotongan pajak atas dasar Pasal 26 UU PPh (karena tidak ada perjanjian
penghindaran pajak berganda) sebesar 20% x Rp 40 milyar = Rp 8 milyar;
5. Di Negara C, penghasilan sebesar Rp 40 milyar tersebut tidak dikenakan pajak (menganut
teritorial system). Dengan demikian, beban pajak efektif sebesar 20% x Rp 40 milyar =
Rp 8 milyar.
6. Jadi, penghematan pajak yang didapat oleh Perusahaan D dengan cara melakukan skema
CFC adalah sebesar Rp 10 milyar – Rp 8 milyar = Rp 2 M.