Anda di halaman 1dari 2

Nama Mahasiswa : Oktavianus Prayoga

Nomor Induk Mahasiswa/NIM : 042990643


Nama Mata Kuliah : Arbitrase, Mediasi dan Negosiasi HKUM 4409
Kode/Nama UPBJJ : 47/ PONTIANAK

1. Menurut saudara, penyelesaian dengan mekanisme apa yang dimaksud Hakim


PNMalang tersebut. Sebutkan dengan menyertakan dasar hukumnya serta jelaskan
pendapatsaudara, bahwa dalam sengketa di atas apakah prosesnya dapat dilakukan jika
salah satu pihakmenolak melaksanakannya?
Jawab :
mekanisme apa yang dimaksud Hakim PN Malang yaitu : APS yang putusannya win-win
danarbitrase yang win-lose sehingga keduanya perlu dipisahkan. Pembedaan ini juga
sesuaidengan Undang- Undang Nomor 30 Tahun 1999 tentang Arbitrase dan Alternatif
PenyelesaianSengketa.Tidak bisa, sebab dalam Pasal 6 ayat (2) UU No. 30 Tahun 1999
disebutkan bahwa"Penyelesaian sengketa atau beda pendapat melalui alternatif penyelesaian
sengketadiselesaikan dalam pertemuan langsung oleh para pihak dalam waktu paling lama 14
(empat belas) hari dan hasilnya dituangkan dalam suatu kesepakatan tertulis." Tidak ada
penjelasanlebih jauh tentang hal yang dimaksud dengan "pertemuan langsung" itu. Jadi, secara
subjektifdapat ditafsirkan bahwa yang dimaksud dengan penyelesaian sengketa dengan cara
bertemusecara langsung.Referensi :Soemartono, R.M. Gatot P. & Suyud Margono. 2017.
Arbitrase, Mediasi dan Negosiasi.Tanggerang Selatan, Penerbit : UT, hal. 1.4 - 1.5
2. Bagaimanakah konsekuensi hukumnya, apabila upaya sebagaimana dimaksud dalam
pertanyaan huruf a tidak menemukan solusinya?
Jawab :
Ditindak kembali secara hukum di Pengadilan, sebab dalam Pasal 1 angka 10 UU No. 30
Tahun1999 disebutkan bahwa: "Alternatif Penyelesaian Sengketa adalah lembaga
penyelesaiansengketa atau beda pendapat melalui prosedur yang disepakati oleh para pihak,
yakni penyelesaian di luar pengadilan dengan cara konsultasi, negosiasi, mediasi, konsiliasi, atau
penilaian ahli." Oleh karena itu jika tidak terjadi penyelesaian melalui cara ini
malahdikembalikan lagi perkaranya ke pengadilan.Referensi :Soemartono, R.M. Gatot P. &
Suyud Margono. 2017. Arbitrase, Mediasi dan Negosiasi.Tanggerang Selatan, Penerbit : UT, hal.
1.5
3. Jelaskan pengertian terkait penyelesaian yang dimaksud oleh Hakim PN Malang di
atas.Menurut saudara, apakah penggunaan mekanisme penyelesaian pada kasus di
atasmemungkinkan bagi para pihak menemukan kesepakatan?
Jawab :
Mekanisme yang dimaksud oleh Hakim PN Malang di atas yaitu :Arbitrase, arbitrase merupakan
cara penyelesaian sengketa diluar peradilan, berdasarkan pada perjanjian arbitrase yang dibuat
oleh para pihak, dan dilakukan oleh arbiter yang dipilih dandiberi kewenangan mengambil
keputusan. Arbitrase merupakan pilihan yang paling menarik,khususnya bagi kalangan
pengusaha. Bahkan, arbitrase dinilai sebagai suatu "pengadilan pengusaha" yang independen
guna menyelesaikan sengketa yang sesuai dengan keinginan dankebutuhan mereka.Dalam Pasal
5 ayat (1) Undang-Undang No. 30 Tahun 1999 tentang Arbitrase dan AlternatifPenyelesaian
Sengketa (untuk selanjutnya disingkat UU No. 30 Tahun 1999) disebutkan bahwa: "Sengketa
yang dapat diselesaikan melalui arbitrase hanya sengketa di bidang perdagangan dan hak yang
menurut hukum dan peraturan perundang-undangan dikuasaisepenuhnya oleh pihak yang
bersengketa." Dengan demikian, sengketa seperti kasus-kasuskeluarga atau perceraian, yang hak
atas harta kekayaan tidak sepenuhnya dikuasai oleh masing-masing pihak, tidak dapat
diselesaikan melalui arbitrase.Bisa saja apabila kedua belah pihak berkomitmen untuk
menyelesaikan sengketa tersebut.Karena komitmen para pihak lah kunci kesepakatan pada cara
ini.Referensi :Soemartono, R.M. Gatot P. & Suyud Margono. 2017. Arbitrase, Mediasi dan
Negosiasi.Tanggerang Selatan, Penerbit : UT, hal. 1.7 & 1.9
4. Jelaskan produk hukum apakah yang akan diterbitkan jika terjadi kesepakatan
antarakedua belah pihak dalam perkara di atas dan bagaimana kekuatan hukumnya bagi
para pihak..
Jawab :
Pelaksanaan putusan (eksekusi) arbitrase merupakan produk hukum dari suatu lembaga(Institusi)
dilaksanakan oleh lembaga (Institusi) lain. Dalam hal ini putusan lembaga arbitrasedilaksanakan
oleh badan peradilan yaitu Pengadilan Negeri, sehingga menjadikan putusanlembaga arbitrase
bersifat final and binding, dengan implikasi tidak ada upaya hukum atas putusan arbitrase,
mengikat para pihak, efisiensi dan efektivitas merupakan karakteristik dari proses arbitrase.

Anda mungkin juga menyukai