Anda di halaman 1dari 7

RANGKUMAN PEMBELAJARAN PKN

Perbedaan dan Persamaan antara Idealogi Pancasila dengan Idealogi Kapitalisme, Liberalisme,
Sosialisme

Dosen Pengampu :

HR. Himayatul islam M.Pd

Disusun oleh :

Riawati Astuti

INSTITUT AGAMA ISLAM NASIONAL LAA ROIBA


Perbedaan dan Persamaan antara Idealogi Pancasila dengan Idealogi Kapitalisme,
Liberalisme, Sosialisme

1. Ideologi Pancasila : adalah kumpulan nilai dan norma yang menjadi landasan keyakinan
dan cara berpikir untuk mencapai tujuan dengan berdasar kepada lima sila pancasila.

Ciri-ciri ideologi pancasila adalah:

-Berasal dari falsafah hidup masyarakat.


-Berdasarkan ketuhanan Yang Maha Esa.
-Menganut sistem pemerintahan demokrasi Pancasila.
-Menerapkan sistem pemerintahan dan semua aspek kehidupan berdasarkan hukum. –
-Bersifat terbuka,kreatif, dan dinamis.

2. Ideologi kapitalisme adalah sebuah ideologi yang memberikan kebebasan penuh bagi
setiap orang untuk mengendalikan kegiatan ekonomi dengan tujuan mendapatkan
keuntungan. Tokoh besar kapitalisme, Adam Smith menyatakan bahwa sebuah sistem akan
menciptakan kesejahteraan apabila pemerintah tidak melakukan intervensi terhadap
mekanisme dan kebijakan pasar.

Ciri-ciri kapitalisme adalah: Mementingkan diri sendiri atau self interest. Penjaminan atas
hak milik perseorangan. Kebebasan penuh kepada individu dalam melakukan aktivitas
ekonomi. Adanya persaingan bebas atau free competition. Harga sebagai penentu
mekanisme pasar atau price system.

Berikut perbedaan ideologi pancasila dan kapitalisme:

1. Bidang Politik dan Hukum Ideologi Pancasila: Menerapkan sistem demokrasi pancasila di
mana masyarakatnya memiliki hak dan kewajiban yang seimbang untuk berpartisipasi
dalam kehidupan bernegara. Hukum berlaku sebagai penjunjung tinggi keadilan dan
keberadaan individu dalam masyarakat. Ideologi Kapitalisme: Kebebasan ekonomi
(kapitalis) harus selaras dengan kebebasan politik (demokrasi) karena keduanya
merupakan ekspresi yang sama atas kebebasan individu dan menentang pemusatan
kekuasaan negara. Akan tetapi, intervensi para pemangku kebijakan sangat terbatas. 

2. Bidang Ekonomi Ideologi Pancasila: Ekonomi dalam ideologi pancasila sangat


menghindari adanya monopoli. Negara berperan sebagai pencegah terjadinya monopoli
yang akan merugikan masyarakat. Ideologi Kapitalisme: Perekonomian berdasarkan
mekanisme pasar untuk menentukan harga keseimbangan antara penawaran dan
permintaan barang atau jasa. Jika terjadi kemerosotan harga, negara tidak boleh melakukan
intervensi karena mekanisme pasar dengan sendirinya akan menentukan keseimbangan
harga yang baru. Sehingga peran negara sangat minim dalam perekonomian.

3. Bidang Agama Ideologi Pancasila: Masyarakat bebas memeluk salah satu agama yang diakui
oleh negara. Paham atheis atau paham yang tidak mempercayai adanya Tuhan tidak
diterima dalam ideologi pancasila. Agama harus menjiwai seluruh aspek kehidupan
masyarakat, bangsa, dan negara. Ideologi Kapitalisme: Tegaknya ideologi kapitalisme
berdasarkan atas pemisahan agama dengan kehidupan atau sering disebut sekularisme.
Berdasarkan hal ini, kapitalisme meyakini bahwa manusia sendirilah yang berhak
membuat peraturan atas hidupnya. Ideologi kapitalisme hanya memercayai Tuhan sebagai
sang pencipta.

3. Ideologi Liberalisme adalah ideologi yang menjunjung tinggi hak individu. Semua aspek
kehidupan berbangsa dan bernegara harus memerhatikan kebebasan individu.

Ciri-ciri ideologi liberalisme adalah: Kebebasan dan hak individu dinomorsatukan. Nilai-nilai
nasionalisme berada di bawah hak individu. Negara adalah alat untuk mencapai tujuan
individu. Hak individu diakui oleh negara, termasuk hak untuk menguasai hajat hidup orang
banyak.

Perbedaan ideologi pancasila dan ideologi liberalisme:

- Bidang Politik Perbedaan ideologi pancasila dengan liberalisme di bidang politik


adalah pancasila ; mengutamakan keseimbangan antara hak dan kewajiban, sementara
liberalisme mengutamakan kebebasan hak individu secara mutlak. Dalam ideologi
pancasila, hak dan kebebasan individu sangat dihargai, tetapi hak asasi dibatasi agar
tidak mengganggu kebebasan hak asasi orang lain.

- Sistem pemerintahan ideologi pancasila diharapkan dapat berjalan lebih lancar dengan
adanya sikap saling menghormati hak masing-masing. Sedangkan sistem
pemerintahan dengan ideologi liberalisme, negara tidak berhak mengganggu hak
individu. Sehingga, individu yang memiliki kekuasaan dan kelas ekonomi lebih tinggi
mempunyai hak lebih besar dibandingkan yang lain. Kesenjangan sosial dan ekonomi
dalam ideologi liberalisme sangat lebar dan terbuka karena peran negara sangat
sedikit dalam mengatur kehidupan bermasyarakat.

- Bidang Agama Ideologi pancasila berdasar kepada lima sila dalam pancasila. Sila
pertama pancasila menyatakan bahwa Indonesia berdasarkan Ketuhanan Yang Maha
Esa. Paham atheis atau paham yang tidak mempercayai adanya Tuhan tidak diterima
dalam ideologi pancasila. Sedangkan, ideologi liberalisme membebaskan
penduduknya untuk memilih. Penduduknya dapat memilih untuk meyakini Tuhan atau
memilih menjadi atheis. Kebebasan memilih ini juga dianggap sebagai wujud
kebebasan hak individu yang sangat dijunjung tinggi oleh liberalisme.

- Baca juga: Ekonomi Liberal: Definisi dan Ciri-Cirinya Bidang Sosial dan Ekonomi
Ideologi pancasila menghargai adanya kesamaan hukum dan kebebasan hak individu
yang dibatasi, maka Indonesia melalui ideologi pancasilanya sangat menghormati
keberagaman. Terlebih Indonesia termasuk negara yang memiliki tingkat
kemajemukan tinggi. Keragaman ras, suku bangsa, agama, budaya, warna kulit, dan
sebagainya. Sedangkan, ideologi liberalisme tidak demikian karena liberalisme
menganut kebebasan individu yang mutlak. Sehingga, penduduk dengan komunitas
terbesar akan lebih dihargai daripada penduduk minoritas. Selain itu, ideologi
pancasila mengatur hak atas kepemilikan sesuatu yang menguasai hajat hidup orang
banyak seperti air dan barang tambang. Tidak ada individu yang menguasainya untuk
kepentingan sendiri. Sebaliknya, dalam ideologi liberalisme, individu dapat

menguasai hal-hal penting negara. Maka, individu yang menguasainya akan menjadi
penguasa.  
Berikut adalah perbedaan umum antara Ideologi Pancasila, Liberalisme dan Sosialisme:

Poin Pembeda Pancasila Liberalisme Sosialisme

Ideologi yang Ideologi di mana


didasarkan pada sistem sosial dan
Ideologi yang mengakui hak
pemahaman bahwa ekonomi ditandai
Gagasan individu tanpa mengabaikan
kebebasan dan dengan kepemilikan
kepentingan bersama
persamaan hak adalah bersama atas alat-alat
nilai yang utama produksi

Kebebasan berpikir
Rasa perhatian,
individu, menolak
Kebebasan yang bertanggung simpati dan empati
Prinsip Dasar adanya pembatasan,
jawab antar-individu tanpa
khususnya dari
memandang status
pemerintah dan agama

Masyarakat dan pemerintah Kebebasan mayoritas


Merujuk ke koperasi,
punya hak dan kewajiban yang menjadi dasar utama
kepemilikan umum,
diatur dalam konstitusi UUD atas kepemilikan sosial
Kepemilikan Sosial kepemilikan negara,
’45 dan turunannya, sejalan karena masyarakatnya
kepemilikan ekuitas,
dengan amanat Pancasila dan tidak mengenal
atau kombinasinya
bersifat resiprokal. batasan

Cabang-cabang produksi yang


Kemajuan ekonomi
penting bagi negara dan yang
dan kesetaraan tidak
menguasai hajat hidup orang
membutuhkan Kemajuan ekonomi
banyak dikuasai oleh negara.
keterlibatan penuh dari dan kesetaraan akan
Demikian pula bumi dan air
negara, karena negara tercapai hanya jika
dan kekayaan alam yang
hanya boleh kekuatan ekonomi
Keterlibatan Negara terkandung di dalamnya
mengambil alih sebuah dan politik
dikuasai oleh negara dan
lembaga untuk alasan sepenuhnya
dipergunakan untuk sebesar-
dan tujuan memastikan diserahkan kepada
besarnya kemakmuran dan
warga negara secara negara
kesejahteraan rakyat.
bebas memperoleh
(Undang-Undang Dasar 1945
manfaatnya
Pasal 33 ayat (2) dan ayat (3)

Sistem Ekonomi Ekonomi kerakyatan. Ekonomi Aspek ekonomi Semua aspek


yang berasaskan dijalankan dengan ekonomi dianggap
kekekeluargaan, kegotong- prinsip masyarakat sebagai milik
royongan dan kerjasama. pasar bebas atau free bersama, tetapi tidak
market, sehingga berarti harus dimiliki
masyarakatnya sepenuhnya secara
menolak campur bersama. Boleh
tangan langsung dimiliki secara
pemerintah dalam pribadi dengan syarat
perdagangan atau digunakan secara
sektor ekonomi sosialis.

Sistem multipartai,
Demokrasi konstitusional. Sistem partai tunggal
karena setiap individu
Kedaulatan rakyat/masyarakat (monopartai). Tidak
bebas mendirikan
Sistem Politik termanifestasi dalam ada kebebasan rakyat
partai politik untuk
pemilihan parlemen dan untuk memilih secara
berpartisipasi dalam
presiden setiap lima tahun. langsung.
pemilihan

Sesuai sila pertama dalam


Pancasila; bebas memilih
Menjunjung tinggi
agama/kepercayaan, Kebebasan beragama,
sekularisme, yaitu
Agama menjalankan ibadah menurut termasuk tanpa
memisahkan urusan
agama/kepercayaan masing- agama.
agama dengan negara.
masing dan menjunjung tinggi
toleransi agama.

4. Ideologi Fasisme
Setidaknya para pelopor fasisme meninggalkan jejak ajaran mereka perihal fasisme. Hitler
menulis Mein Kampft, sedangkan Mussolini menulis Doktrine of Fascism. Ajaran fasis
model Italia-lah yang kemudian menjadi pegangan kaum fasis didunia, karena wawasannya
yang bersifat moderat. Menurut Ebenstein, unsur-unsur pokok fasisme terdiri dari tujuh
unsur:
Pertama, ketidakpercayaan pada kemampuan nalar. Bagi fasisme, keyakinan yang bersifat
fanatik dan dogmatic adalah sesuatu yang sudah pasti benar dan tidak boleh lagi didiskusikan.
Terutama pemusnahan nalar digunakan dalam rangka “tabu” terhadap masalah ras, kerajaan
atau pemimpin.
Kedua, pengingkaran derajat kemanusiaan. Bagi fasisme manusia tidaklah sama, justru
pertidaksamaanlah yang mendorong munculnya idealisme mereka. Bagi fasisme, pria
melampaui wanita, militer melampaui sipil, anggota partai melampaui bukan anggota partai,
bangsa yang satu melampaui bangsa yang lain dan yang kuat harus melampaui yang lemah.
Jadi fasisme menolak konsep persamaan tradisi yahudi-kristen (dan juga Islam) yang
berdasarkan aspek kemanusiaan, dan menggantikan dengan ideology yang mengedepankan
kekuatan.
Ketiga, kode prilaku yang didasarkan pada kekerasan dan kebohongan. Dalam pandangan
fasisme, negara adalah satu sehingga tidak dikenal istilah “oposan”.Jika ada yang
bertentangan dengan kehendak negara, maka mereka adalah musuh yang harus dimusnahkan.
Dalam pendidikan mental, mereka mengenal adanya indoktrinasi pada kamp-kamp
konsentrasi. Setiap orang akan dipaksa dengan jalan apapun untuk mengakui kebenaran
doktrin pemerintah. Hitler konon pernah mengatakan, bahwa “kebenaran terletak pada
perkataan yang berulang-ulang”. Jadi, bukan terletak pada nilai obyektif kebenarannya.
Keempat, pemerintahan oleh kelompok elit.Dalam prinsip fasis, pemerintahan harus dipimpin
oleh segelintir elit yang lebih tahu keinginan seluruh anggota masyarakat. Jika ada
pertentangan pendapat, maka yang berlaku adalah keinginan si-elit.
Kelima, totaliterisme. Untuk mencapai tujuannya, fasisme bersifat total dalam meminggirkan
sesuatu yang dianggap “kaum pinggiran”. Hal inilah yang dialami kaum wanita, dimana
mereka hanya ditempatkan pada wilayah 3 K yaitu: kinder (anak-anak), kuche (dapur) dan
kirche (gereja). Bagi anggota masyarakat, kaum fasis menerapkan pola pengawasan yang
sangat ketat.Sedangkan bagi kaum penentang, maka totaliterisme dimunculkan dengan aksi
kekerasan seperti pembunuhan dan penganiayaan.
Keenam, Rasialisme dan imperialisme. Menurut doktrin fasis, dalam suatu negara kaum elit
lebih unggul dari dukungan massa dan karenanya dapat memaksakan kekerasan kepada
rakyatnya. Dalam pergaulan antar negara maka mereka melihat bahwa bangsa elit, yaitu
mereka lebih berhak memerintah atas bangsa lainnya. Fasisme juga merambah jalur
keabsahan secara rasialis, bahwa ras mereka lebih unggul dari pada lainnya, sehingga yang
lain harus tunduk atau dikuasai. Dengan demikian hal ini memunculkan semangat
imperialisme.
Terakhir atau ketujuh, fasisme memiliki unsur menentang hukum dan ketertiban
internasional. Konsensus internasional adalah menciptakan pola hubungan antar negara yang
sejajar dan cinta damai. Sedangkan fasis dengan jelas menolak adanya persamaan tersebut.
Dengan demikian fasisme mengangkat perang sebagai derajat tertinggi bagi peradaban
manusia. Sehingga dengan kata lain bertindak menentang hukum dan ketertiban
internasional.
5. Perbedaan idiologi Pancasila dengan idiologi markisme
Dalam idiologi Pancasila agama harus menjiwai seluruh aspek kehidupan
masyarakat,bangsa dan negara sementara komunisme meyakini bahwa agama harus di
jauhkan dari masyarakat yang tidak mempercayai keberadaan tuhan atau atheis.
6. Pancasila dengan feminisme
Dalam feminisme Pancasila semua perjuangan kesetaraan gender harus sesuai dengan
sifat Pancasila yang meliputi kesadaran sebagai makhluk tuhan, kesadaran sebagain
manusia yang beradab dan berkeadialn, kesadaran sebagai makhluk sosial, Bersatu
dan berbangsa dan kemampuan bermusyawarah mufakat.
Jika ada yang bertanya siapa yang paling Pancasila maka mungkin salah satunya
adalah dia yang mengaku dirinya sebagai feminislah, jawabannya
Karena seorang feminis dengan femenismenya selaku berangkat dari rasa
keprihatinan atau ketimpangan dan ketidak adilan .seorang feminis tak melulu adalah
seorang puan. Siapapun bisa menjadi feminis,feminis tak tersekat jenis kelamin atau
gender tertentu dan jika landasannya adalah konstitusi yang berasaskan Pancasila dan
UUD 1945 maka seorang feminis sudah berada di jalur yang benar karna sejatinya
segala yang tertuang pada keduanya sangatlah feminis.
7. Pancasila dengan anarkisme
Anarkisme atau di eja anarkhisme yaitu suatu petuah yang mempercayai bahwa segala
bentuk negara pemerintahan dengan kekuasaannya merupakan lembaga -lembaga
yang menumbuh suburkan penindasan terhadap kehidupan. Oleh karena itu negara
pemerintahan beserta perangkatnya mesti di hilangkan di hancurkan
Secara spesifik pada sektor ekonomi politik dan administrative.anarki faedahnya
koordinasi dan fengelolaan ,tanpa aturan birokrasi yang di rumuskan secara lapang
sebagai pihak yang superior dalam wilayah ekonomi politik dan administratif (baik
pada ranah public maupun privat).

Anda mungkin juga menyukai