Tugas Pancasila - Danu Septian
Tugas Pancasila - Danu Septian
• Kekurangan
a. Dapat Menimbulkan tafsir yang berbeda – beda.
b. Sulit diamalkan pada setiap individu.
Pancasila memiliki banyak aspek, sehingga tidak mudah untuk menjabarkan seluruh
kelemahan-kelemahannya. Jadi, dalam pembahasan ini saya hanya akan membahas kelemahan
Pancasila dari aspek penyusunan, penerapan, pembelajaran, dan pemahaman masyarakat
terhadap Pancasila.
Dari aspek penyusunan, dapat kita lihat bahwa Pancasila — tidak seperti ideologi lain yang
pada umumnya melalui tahap penyusunan dan pengkajian yang lama — disusun dalam keadaan
terburu-buru dan dalam kemelut ideologis para pemimpin Revolusi Indonesia kala itu. Karena
itulah, sila-sila dalam Pancasila mempunyai definisi yang umum dan luas. Alasannya, selain
dapat lebih mudah dipahami oleh masyarakat awam (sebenarnya disini terlihat indikasi bahwa
masyarakat Indonesia digiring menuju utopisme), generalisasi makna ini juga dimaksudkan
untuk menyatukan pandangan politik yang berbeda, yang biasa disebut konsensus politik.
Sehingga, bila generalisasi makna ini dihadapkan pada polemik penerapan Pancasila pada masa
Reformasi, maka yang timbul adalah saling klaim diri dan golongan sebagai "Pancasilais".
Selanjutnya, dari aspek penerapan. Dari generalisasi makna diatas, maka penerapan
Pancasila menjadi tidak jelas dan tidak terfokus. Maka, untuk menghindari kritik atas masalah
ini, ditambahkanlah atribut "Pandangan Hidup" bagi Pancasila. Dalam buku Bung Hatta
Menjawab, Bung Hatta menjelaskan bahwa Pancasila telah dipahami dalam hati dan pikiran
masyarakat Indonesia, namun belum dipahami dalam tindakan dan perilaku yang nyata.
Sehingga, pada taraf ini Pancasila tidak bisa disebut sebagai ideologi, melainkan sebagai
pandangan hidup.
Yang ketiga, dari aspek pembelajaran. Selama ini, pendidikan Pancasila di Indonesia
difokuskan pada hafalan dan sejarah politik Indonesia. Sehingga, sekali lagi istilah Pancasila
diartikan sebagai simbol persatuan, keteguhan, dan perjuangan bangsa (baca: romantik).
Kombinasi dari 3 aspek diatas (Kerancuan makna, klaim sepihak, pemahaman romantik)
menciptakan atmosfer "Ultra-Pancasilais" yang destruktif.
Terakhir, adalah pemahaman masyarakat Indonesia yang berlebihan terkait "sakralitas
Pancasila". Pancasila — bersama dengan negara Indonesia — dijunjung begitu tinggi hingga
menuntut pengorbanan nyawa untuk mempertahankannya. Dengan kata lain, kita dituntut mati
demi sesuatu yang masih tidak jelas. Dan tentunya, rentan dijadikan alat politik.
• Kekurangan
a. Dapat menghambat setiap individu sulit untuk mengembangkan diri, seperti yang kita
tahu bahwa paham ini mementingkan kebersamaan dan gotong royong, sehingga tidak
ada waktu bagi individu itu untuk berkembang.
b. Negara yang menganut ideologi sosialisme ini cenderung akan menyia-nyiakan
potensi anak bangsa dan tidak memanfaatkan kapabilitas mereka demi meningkatkan
hasil produksi dan peningkatan hasil devisa negara.
c. Terkadang hak asasi manusia diabaikan demi kepentingan bersama, itu disebabkan
karena adanya solidaritas yang tinggi tersebut.
Kritik sosialisme merujuk pada kritik terhadap model sosialis dari organisasi ekonomi,
kelayakannya, dan implikasi politik dan sosial dari penggunaan sistem tersebut. Beberapa kritik
tidak diarahkan kepada sosialisme sebagai sistem, tapi kepada gerakan sosialis, partai politik
sosialis, atau negara sosialis yang ada. Beberapa kritik menganggap sosialisme sebagai konsep
teoretis murni yang harus dikritisi dengan dasar teoretis (seperti dalam debat kalkulasi sosialis).
Kritik lainnya menggunakan beberapa contoh sejarah yang ada dan menganggap itu dapat
dikritisi dengan dasar praktikal.
DAFTAR PUSTAKA
https://profilbaru.com/Kritik_terhadap_sosialisme
https://www.rumuspelajaran.com/pengertian-ideologi-sosialisme/
https://binus.ac.id/character-building/2022/08/pancasila-liberalisme-dan-sosialisme/
https://id.wikipedia.org/wiki/Sosialisme_di_India
https://en.wikipedia.org/wiki/Hind_Swaraj_or_Indian_Home_Rule