Anda di halaman 1dari 7

TUGAS PANCASILA

Nama : Danu Septian


Prodi : Teknik Industri R.2
NIM : 221210000434

Nilai – Nilai Dasar dan Identitas Negara India


Hind Swaraj (berasal dari kata Hind yang berarti bangsa India dan Swaraj yang berarti
pemerintahan sendiri), adalah ideologi yang digagas oleh Mohandas Karamchand Gandhi
(1869-1948). Ia dikenal sebagai Bapak dan Guru bangsa India yang wafat karena ditembak
pada tahun 1948. Sebagai sebuah ideologi, Hind Swaraj terdiri dari beberapa ide dasar yaitu
nasionalisme humanitis, Sarvodaya (kesejahteraan sosial), ekonomi Khadi serta pemerintahan
yang demokratis.
Nasionalisme humanitis Gandhi bertumpu pada ajaran ahimsa (prinsip menghormati
kehidupan, dalam arti khusus adalah tidak melakukan tindakan kekerasan apalagi
pembunuhan) dan satyagraha (prinsip kekuatan jiwa, cinta akan kebenaran). Dalam bahasa
Inggris sering dipadankan dengan passive resistance, non-violence atau perlawanan tanpa
kekerasan/pasif). Dengan kedua prinsip tersebut, gerakan kemerdekaan India di bawah Gandhi
memiliki ciri-ciri seperti tidak melakukan tindak kekerasan tapi lebih memilih aksi-aksi
semacam boikot dan mengedepankan peralihan kekuasaan secara damai melalui negosiasi dan
gentlemen agreement.
Sarvodaya (kesejahteraan milik semua). Hind Swaraj juga meliputi ide tentang tatanan
sosial-ekonomi yang ideal yakni kesejahteraan dan kesetaraan nasional bagi bangsa India. Ide
tentang kesejahteraan diangkat mengingat India masih menganut sistem kasta, dimana kaum
Pariahatau kaum Harijan (kelompok yang terpinggirkan) perlu diangkat, baik secara sosial
maupun ekonomi agar di dalam India yang merdeka, kelompok ini juga memiliki tempat dan
kekuatan.
Khadi adalah kain tenun yang ditenun dengan charka (alat tenun yang dijalankan
dengan tenaga manusia). Bagi Gandhi, kedua alat ini merupakan simbol sekaligus sarana untuk
mendukung sarvodaya, keduanya merupakan alat sederhana namun dapat menjadi tumpuan
jutaan rakyat miskin untuk memproduksi kain sendiri, hingga lepas dari ketergantungan kain
impor dari Inggris. Ekonomi Khadi merupakan simbol kemandirian ekonomi dan
simbol kebebasan dari eksploitasi sistem industri pabrik yang diyakini Gandhi dapat
menimbulkan pengangguran di desa-desa.Ide Ramrajya (negara yang demokratis) dan
Gram Swaraj (pemerintahan lokal berbasis desa), merupakan dua ide Gandhi tentang
negara dan kedaulatan negara yang dicirikan oleh desentralisasi kekuasaan. Bentuk-bentuk
pemerintahansemacam ini diyakini Gandhi dapat mewujudkan kedaulatan rakyat yang
sesungguhnya, serta dapat memberi ruang bagi semua bentuk aliran atau pemikiran individu
(Poerbasari, 2007:183-189).
Dalam konstitusi India, tidak semua ide-ide dasar Gandhi termaktub di dalamnya,
sebagai contoh ide tentang ekonomi Khadi sulit diadopsi, namun sebagai suatu jiwa atau
semangat kemandirian ekonomi, ide tersebut tetap hidup dalam kalbu bangsa India.

Ideologi Sosialisme di India


Sosialisme di India didirikan pada awal abad ke-20 sebagai bagian dari gerakan
kemerdekaan India melawan penjajah Britania Raj. Ideologi tersebut bertumbuh dengan cepat
sebagai penyebab penentangan para petani dan buruh India terhadap zamindar, kelas
bangsawan dan perebut lahan. Sosialisme mempengaruhi prinsip ekonomi dan kebijakan sosial
pemerintah India setelah kemerdekaan sampai awal 1990an, ketika India berpindah pada
ekonomi berbasis pasar. Namun, ideologi tersebut tetap memiliki pengaruh pada politik India,
dengan sejumlah besar partai politik nasional dan wilayah yang menganut sosialisme
demokratik.
Kelompok revolusioner sosialis kecil berkembang di India sebagai akibat dari Revolusi
Oktober di Rusia. Partai Komunis India didirikan pada 1921, tetapi sosialisme sebagai ideologi
menyebar di seluruh negara terjadi setelah ideologi tersebut diperkenalkan oleh para pemimpin
nasionalis seperti Jawaharlal Nehru dan Subhas Chandra Bose. Para sosialis radisal adalah
salah satu golongan pertama yang menyatakan hak kemerdekaan India dari Britania. Dibawah
pemerintahan Nehru, Kongres Nasional India, partai politik terbesar di India, mengadopsi
sosialisme sebagai sebuah ideologu untuk kebijakan-kebijakan sosio-ekonomi pada 1936. Para
sosialis dan komunis radikal juga menteknisikan gerakan Tebhaga dari para petani di Bengal
menentang para perebut tanah. Namun, sosialisme India pada umumnya mengkoneksikan
dirinya dengan Gandhisme dan mengadopsi perjuangan damai kesejahteraan kelas.
Setelah kemerdekaan India pada 1947, pemerintah India di bawah pemerintahan
perdana menteri Nehru dan Indira Gandhi menyatakan reformasi lahan dan nasionalisasi
industri-industri utama dan sektor perbankan. Secara independen, aktivis Vinoba Bhave dan
Jayaprakash Narayan bekerja untuk redistribusi lahan secara damai di bawah gerakan
Sarvodaya, di mana para pemilik lahan merebut lahan dari para pekerja lahan dari lahan milik
mereka sendiri. Pada 1960an, Partai Komunis India membentuk pemerintahan komunis yang
dipilih secara demokrasi pertama di dunia ketika partai tersebut memenangkan pemilihan di
negara bagian Kerala dan kemudian Bengal Barat.

Perbandingan Nilai-Nilai Pancasila dengan Paham Sosialisme

Poin Pembeda Pancasila Sosialisme

Ideologi di mana sistem sosial


Ideologi yang mengakui hak
dan ekonomi ditandai dengan
Gagasan individu tanpa mengabaikan
kepemilikan bersama atas alat-
kepentingan bersama
alat produksi
Rasa perhatian, simpati dan
Kebebasan yang bertanggung
Prinsip Dasar empati antar-individu tanpa
jawab
memandang status
Masyarakat dan pemerintah punya
Merujuk ke koperasi,
hak dan kewajiban yang diatur
Kepemilikan kepemilikan umum, kepemilikan
dalam konstitusi UUD ’45 dan
Sosial negara, kepemilikan ekuitas, atau
turunannya, sejalan dengan amanat
kombinasinya
Pancasila dan bersifat resiprokal.
Cabang-cabang produksi yang
penting bagi negara dan yang
menguasai hajat hidup orang
banyak dikuasai oleh negara.
Kemajuan ekonomi dan
Demikian pula bumi dan air dan
kesetaraan akan tercapai hanya
Keterlibatan kekayaan alam yang terkandung di
jika kekuatan ekonomi dan
Negara dalamnya dikuasai oleh negara dan
politik sepenuhnya diserahkan
dipergunakan untuk sebesar-
kepada negara
besarnya kemakmuran dan
kesejahteraan rakyat. (Undang-
Undang Dasar 1945 Pasal 33 ayat
(2) dan ayat (3)
Ekonomi kerakyatan. Ekonomi Semua aspek ekonomi dianggap
Sistem Ekonomi yang berasaskan kekekeluargaan, sebagai milik bersama, tetapi
kegotong-royongan dan kerjasama. tidak berarti harus dimiliki
sepenuhnya secara bersama.
Boleh dimiliki secara pribadi
dengan syarat digunakan secara
sosialis.
Sesuai sila pertama dalam
Pancasila; bebas memilih
agama/kepercayaan, menjalankan Kebebasan beragama, termasuk
Agama
ibadah menurut agama/kepercayaan tanpa agama.
masing-masing dan menjunjung
tinggi toleransi agama.

Kelebihan dan Kekurangan Pancasila


• Kelebihan
a. Mencakup nilai – nilai positif yang diambil dari berbagai ideologi
b. Menutup kelemahan dari kedua ideology yang bertentangan.
c. Ekonomi yang menyangkut hajat hidup orang banyak dikuasai oleh Pemerintah
sehingga tidak mengorbankan rakyat
d. Bersifat fleksibel yang artinya mengikuti perkembangan Zaman.

• Kekurangan
a. Dapat Menimbulkan tafsir yang berbeda – beda.
b. Sulit diamalkan pada setiap individu.

Pancasila memiliki banyak aspek, sehingga tidak mudah untuk menjabarkan seluruh
kelemahan-kelemahannya. Jadi, dalam pembahasan ini saya hanya akan membahas kelemahan
Pancasila dari aspek penyusunan, penerapan, pembelajaran, dan pemahaman masyarakat
terhadap Pancasila.
Dari aspek penyusunan, dapat kita lihat bahwa Pancasila — tidak seperti ideologi lain yang
pada umumnya melalui tahap penyusunan dan pengkajian yang lama — disusun dalam keadaan
terburu-buru dan dalam kemelut ideologis para pemimpin Revolusi Indonesia kala itu. Karena
itulah, sila-sila dalam Pancasila mempunyai definisi yang umum dan luas. Alasannya, selain
dapat lebih mudah dipahami oleh masyarakat awam (sebenarnya disini terlihat indikasi bahwa
masyarakat Indonesia digiring menuju utopisme), generalisasi makna ini juga dimaksudkan
untuk menyatukan pandangan politik yang berbeda, yang biasa disebut konsensus politik.
Sehingga, bila generalisasi makna ini dihadapkan pada polemik penerapan Pancasila pada masa
Reformasi, maka yang timbul adalah saling klaim diri dan golongan sebagai "Pancasilais".
Selanjutnya, dari aspek penerapan. Dari generalisasi makna diatas, maka penerapan
Pancasila menjadi tidak jelas dan tidak terfokus. Maka, untuk menghindari kritik atas masalah
ini, ditambahkanlah atribut "Pandangan Hidup" bagi Pancasila. Dalam buku Bung Hatta
Menjawab, Bung Hatta menjelaskan bahwa Pancasila telah dipahami dalam hati dan pikiran
masyarakat Indonesia, namun belum dipahami dalam tindakan dan perilaku yang nyata.
Sehingga, pada taraf ini Pancasila tidak bisa disebut sebagai ideologi, melainkan sebagai
pandangan hidup.
Yang ketiga, dari aspek pembelajaran. Selama ini, pendidikan Pancasila di Indonesia
difokuskan pada hafalan dan sejarah politik Indonesia. Sehingga, sekali lagi istilah Pancasila
diartikan sebagai simbol persatuan, keteguhan, dan perjuangan bangsa (baca: romantik).
Kombinasi dari 3 aspek diatas (Kerancuan makna, klaim sepihak, pemahaman romantik)
menciptakan atmosfer "Ultra-Pancasilais" yang destruktif.
Terakhir, adalah pemahaman masyarakat Indonesia yang berlebihan terkait "sakralitas
Pancasila". Pancasila — bersama dengan negara Indonesia — dijunjung begitu tinggi hingga
menuntut pengorbanan nyawa untuk mempertahankannya. Dengan kata lain, kita dituntut mati
demi sesuatu yang masih tidak jelas. Dan tentunya, rentan dijadikan alat politik.

Kelebihan dan Kekurangan Sosialisme


• Kelebihan
a. Dapat menciptakan masyarakat sosialis dengan kejernihan dan kejelasan argumen
bukan dengan cara-cara kekerasan dan revolusi.Kesejahteraan masyarakat yang lebih
besar
b. Rasa solidaritas dan kebersamaan dalam gotong royong yang sangat tinggi antar
rakyat.
c. Setiap masalah diselesaikan dengan cara demokratis.
d. Adanya pemerataan sosial, sehingga tidak terjadi kesenjangan antara yang kaya dan
miskin atau budak dan majikan.

• Kekurangan
a. Dapat menghambat setiap individu sulit untuk mengembangkan diri, seperti yang kita
tahu bahwa paham ini mementingkan kebersamaan dan gotong royong, sehingga tidak
ada waktu bagi individu itu untuk berkembang.
b. Negara yang menganut ideologi sosialisme ini cenderung akan menyia-nyiakan
potensi anak bangsa dan tidak memanfaatkan kapabilitas mereka demi meningkatkan
hasil produksi dan peningkatan hasil devisa negara.
c. Terkadang hak asasi manusia diabaikan demi kepentingan bersama, itu disebabkan
karena adanya solidaritas yang tinggi tersebut.

Kritik sosialisme merujuk pada kritik terhadap model sosialis dari organisasi ekonomi,
kelayakannya, dan implikasi politik dan sosial dari penggunaan sistem tersebut. Beberapa kritik
tidak diarahkan kepada sosialisme sebagai sistem, tapi kepada gerakan sosialis, partai politik
sosialis, atau negara sosialis yang ada. Beberapa kritik menganggap sosialisme sebagai konsep
teoretis murni yang harus dikritisi dengan dasar teoretis (seperti dalam debat kalkulasi sosialis).
Kritik lainnya menggunakan beberapa contoh sejarah yang ada dan menganggap itu dapat
dikritisi dengan dasar praktikal.
DAFTAR PUSTAKA

https://profilbaru.com/Kritik_terhadap_sosialisme
https://www.rumuspelajaran.com/pengertian-ideologi-sosialisme/
https://binus.ac.id/character-building/2022/08/pancasila-liberalisme-dan-sosialisme/
https://id.wikipedia.org/wiki/Sosialisme_di_India
https://en.wikipedia.org/wiki/Hind_Swaraj_or_Indian_Home_Rule

Anda mungkin juga menyukai