PEMBARUAN ISLAM
DISUSUN OLEH:
1. HAFIZ TRIANDOZA (10)
2. HILYA SHAFWA NAJLA A (11)
3. INTAN WIDYA ASTUTI (12)
4. LEDYVA AQILAH PUTRI S (14)
5. NAFIDZA PRABUNINGRUM (22)
6. RENDY AGUNG KURNIAWAN (29)
7. RESKIKA PUTRI PALIDA (30)
XI MIPA 5
SMA NEGERI 5 KOTA BENGKULU 2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita haturkan kehadirat Allah SWT. Tuhan semesta alam yang
Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, berkat rahmat dan Hidayah-Nya, kami dapat
menyelesaikan tugas makalah berjudul Pembaruan Islam.
Adapun tujuan dari materi ini adalah untuk mengetahui beberapa hal seperti,
perkembangan islam pada masa modern, tokoh-tokoh pembaruan Islam pada masa
modern, serta pengaruh gerakan pembaruan terhadap perkembangan Islam di Indonesia.
Tak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak M. Rezki Pulungan
S.Pd selaku guru Agama Islam yang telah membimbing kami. Kami menyadari bahwa
masih banyak kekurangan dan kesalahan baik dari penulisan kata, kalimat, maupun materi
yang kami sampaikan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang diberikan akan sangat kami
hargai dan berusaha untuk memperbaiki makalah ini dengan lebih baik. Kami berharap
agar makalah ini dapat diterima dan bermanfaat bagi orang lain.
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Umat Islam tradisional hingga saat ini tampak ada perasaan masih belum menerima apa yang
dimaksud dengan pembaharuan Islam. Mereka memandang bahwa pembaruan Islam adalah
membuang ajaran Islam yang lama diganti dengan ajaran Islam baru, padahal ajaran Islam yang
lama itu berdasarkan pada hasil ijtihad para ulama besar yang dalam ilmunya, taat beribadah dan
unggul kepribadiannya, sedangkan ulama yang ada sekarang dipandang kurang mendalam ilmu
agamanya, kurang taat dalam ibadahnya dan kurang baik budi pekertinya. Oleh karena itu, umat
Islam tradisional beranggapan bahwa ulama abad lampau sudah cukup baik dan tidak perlu
diperbarui dengan ulama sekarang.
Adapula yang memahami pembaruan Islam dengan mengubah Al-Qur’an dan Al-Hadist,
memahami Al-Qur’an dan Al-Hadist menurut selera orang yang memahaminya, atau mencocokan
makna Al-Qur’an dan Al-Hadist sesuai penafsirnya. Dengan kata lain, pembaruan Islam
dipersepsikan dengan upaya mencocokan kehendak Al-Qur’an dan Al-Hadist dengan kehendak
orang yang menafsirkannya, bukan mengajak orang hidup sesuai Al-Quran dan Al-Hadist. Persepsi
demikian hingga kini tampak dipegang terus oleh sebagian umat Islam tradisional, tanpa berdialog
kembali dengan para tokoh pembaharu dalam Islam, maka muncullah kaum modernis dan kaum
tradisionalis.
Pembaruan sebenarnya bukanlah yang dipersepsikan oleh kaum tradisional. Pembaruan Islam
adalah upaya-upaya untuk menyesuaikan paham keagamaan Islam dengan perkembangan baru
yang ditimbulkan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi modern. Maka pembaruan Islam
bukan berarti mengubah, mengurangi atau menambahkan teks Al-Qur’an maupun teks Al-Hadist.
Melainkan hanya menyesuaikan paham atas keduanya sesuai dengan perkembangan zaman.
1.2 Tujuan
1
BAB II
ISI
Salah satu ciri kehidupan modern menurut Alfin Taffler adalah masyarakat
informasi. Perkembangannya telah melahirkan empat tipologi kehidupan manusia,
yaitu:
● Bertumpu kepada paham positivisme, sehingga pengembangan ilmu dan
teknologi kurang mempertimbangkan nilai-nilai etnis dan agama (value free).
● Mendorong manusia bersifat hedonisme dan konsumerisme, artinya
kesejahteraan hidup dilihat dari segi materi dan uang, sehingga menimbulkan
kegersangan rohani manusia.
● Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat cepat, sehingga
kehidupan manusia diperbudak oleh teknologi.
● Bersifat eksploitatif, artinya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi kurang
memperhatikan dampak terhadap lingkungan.
Ini menjadi kenyataan hidup di abad modern, sehingga apabila tidak ada gerakan
dan aksi nyata dari umat Islam yang cerdas dan kreatif dalam skala global, nilai-nilai
agama Islam semakin jauh dari kehidupan manusia. Akibatnya, dunia ini akan cepat
punah karena ulah tangan-tangan manusia yang semakin hingar-bingar dengan iptek,
tetapi jiwa manusia semakin kering dan gelap gulita.
2
B. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Perkembangan Islam Pada Masa Modern
1. Lahirnya berbagai gerakan pemurnian ajaran Islam
Artinya lahir gerakan yang menyerukan umat Islam untuk kembali kepada Al-Qur'an
dan Hadis serta menjauhkan diri dari berbagai bentuk tahayul, bid'ah, dan khurafat.
Karena, hal tersebut dipandang dapat menyesatkan umat Islam. Gerakan pemurnian
Islam ini juga melarang umat Islam untuk belajar dengan negara barat, karena kemajuan
negara barat jauh dari nilai-nilai Islam. Di antara gerakan pemurnian Islam yang lahir
pada abad modern adalah gerakan Wahabiyah di Saudi Arabia dan gerakan Sanusiyah di
Afrika Utara.
2. Lahirnya gagasan nasionalisme di dunia Islam dengan berdirinya partai- partai politik
Islam
Berdirinya partai-partai politik Islam, dipandang merupakan kekuatan baru dan
merupakan modal umat Islam dalam berjuang untuk mewujudkan negara Islam yang
merdeka yang terlepas dari cengkeraman negara barat. Usaha tersebut membawa hasil,
sehingga banyak negara Islam yang merdeka, seperti Pakistan, Mesir, Irak, Syiria,
Yordania, Lebanon, dan sebagainya.
3
kepemimpinan dengan ayahnya, yakni menjalankan roda pemerintahan dengan
pendekatan peperangan.
Dengan model dan gaya kepemimpinan seperti ini, satu persatu raja gugur
sehingga diadakan pergantian raja secara terus-menerus, mulai dari Sultan Akbar
hingga Aurangzeb. Pada masa Aurangzeb, kerajaan Mughal mencapai kejayaan.
Namun setelah wafatnya Aurangzeb di tahun 1707 M, beberapa raja pengganti tidak
dapat mempertahankan kejayaan kerajaan tersebut. Akibatnya, kerajaan ini tercatat
sebagai kerajaan Islam yang terus melemah. Kerajaan Mughal hanya dianggap
sebagai simbol dan lambang belaka. Hal ini karena raja digaji oleh kolonial Inggris
sebagai biaya hidup di istana. Akibatnya, kondisi umat Islam semakin terjepit. Dalam
kondisi demikian, umat Islam melakukan gerakan pembaharuan, seperti yang
dilakukan oleh Syah Waliyullah Dehalwi (abad ke-18) dan akhirnya menyebar ke
seluruh India.
Melalui partai Liga Muslim yang dibentuk oleh Nawab Vikarul Mulk dan Sir
Salimullah, pada tahun 1906, akhirnya mereka mampu mengantarkan pembentukan
negara Islam di India pada tanggal 15 Agustus 1947, dengan nama Pakistan. Presiden
pertama Pakistan adalah Muhammad Ali Jinnah.
4
Kerajaan Safawi di Persia, berada di puncak kajayaan pada masa kekuasaan
Abbas I. Banyak kemajuan yang dicapai kerajaan Safawi pada masa ini, antara lain;
dalam bidang politik, ekonomi, ilmu pengetahuan dan bidang pembangunan fisik dan
seni. Akan tetapi, setelah Abbas meninggal, kerajaan Safawi mengalami kemunduran
disebabkan karena raja yang memerintah sangat lemah, sehingga sering terjadi konflik
intern dalam perebutan kekuasaan. Ada tiga penyebab kehancuran kerajaan Safawi di
Persia; pertama, konflik yang berkepanjangan dengan kerajaan Turki Usmani, karena
kerajaan Safawi di Persia pengikut setia faham syi'ah', kedua, dekadensi moral
melanda para pemimpin kerajaan Safawi di Persia, seperti; mabuk-mabukan dan
perbuatan maksiat lainnya. Dan ketiga, pasukan tidak lagi memiliki semangat perang
yang tinggi, sehingga selalu kalah dalam menghadapi musuh.
Kerajaan Turki Usmani mencapai kemajuan pada masa Sultan Muhammad II.
Sultan Muhammad II memimpin Turki dari tahun 1785-1839 M. Semenjak
kepemimpinan Sultan Muhammad II, ia melakukan berbagai usaha agar umat Islam
dapat menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Berbagai usaha yang dilakukan
oleh Sultan Muhammad II adalah:
1. Melakukan modernisasi di bidang pendidikan dan pengajaran dengan cara
memasukkan kurikulum pengetahuan umum kepada lembaga-lembaga
pendidikan Islam.
2. Mendirikan lembaga Pendidikan "Mektebi Ma'arif' untuk mencetak tenaga-
tenaga ahli di bidang administrasi dan lembaga "Mektebi Ulumi Edebiyet,"
untuk menyediakan tenaga-tenaga ahli di bidang penterjemah.
3. Mendirikan berbagai perguruan tinggi di bidang kedokteran, militer, dan
teknologi.
5
● Luasnya wilayah kekuasaan dan buruknya sistem pemerintahan,
menyebabkan hilangnya keadilan, korupsi merajalela, dan kriminalitas
meningkat.
● Heteroginitas penduduk dan agama
● Merosotnya perekonomian negara, sebagai akibat kekalahan perang di mana-
mana
2. Faktor Eksternal
● Munculnya gerakan nasionalisme, sehingga negara-negara bagian
memisahkan diri dari negara Turki
● Kurang canggihnya strategi politik negara Turki dibandingkan dengan negara
Eropa.
● Kurang canggihnya senjata perang tentara Turki dibandingkan dengan senjata
tentara Barat (Eropa).
6
cucu Nabi Muhammad melalui Fatimah dan Ali. Neneknya, Sayyid Hadi, adalah pembesar
istana di zaman Alamghir II (1754‒1759). ia memperoleh pendidikan tradisional dalam
pengetahuan agama.
Pemikiran Sayyid Ahmad Khan tentang pembaruan Islam adalah sebagai berikut.
a. Kemunduran umat Islam disebabkan tidak mengikuti perkembangan zaman dengan cara
menguasai sains dan teknologi.
b. ilmu dan teknologi modern adalah hasil pemikiran manusia.
c. islam adalah agama yang memiliki paham alam buatan Tuhan
d. Sumber ajaran Islam hanyalah al-Qur’ān dan hadis.
e. Ia menentang taklid dan perlu adanya ijtihad sehingga umat Islam dapat berkembang
seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi modern.
f. Ia berpendapat satu-satunya cara untuk mengubah pola pikir umat Islam dari
keterbelakangan adalah pendidikan.
7
2) Mendirikan sekolah Mektebi Ma’arif, untuk mencetak tenaga-tenaga ahli di bidang
administrasi. Selain itu, ia membangun sekolah Mektebi Ulumi Edebiyet, untuk
menyediakan tenaga- tenaga ahli penterjemah.
3) Mendirikan sekolah di bidang kedokteran, militer, dan teknik.
4) Menerapkan demokrasi dalam pemerintahannya.
5) Menghapus pengultusan sultan yang dianggap suci oleh rakyatnya.
8
3) Para ulama wajib belajar falsafat dan ilmu pengetahuan modern supaya sesuai
dengan syariat dan kebutuhan zaman.
4) Pendidikan bersifat universal bagi semua golongan.
5) Umat Islam wajib bersifat dinamis dan tidak statis.
C. Jamaluddin al-Afghani
Jamaludin Al-Afghani adalah tokoh pembaharu dari negara Afghanistan yang juga
membagikan pemikirannya di Mesir. Sewaktu berusia 22 tahun, ia dipekerjakan sebagai
pembantu dari Pangeran Dos Muhammad Khan di Afghanistan. Setelah tidak lagi bekerja
untuk Pangeran Dos, Jamaluddin diangkat sebagai penasihat Sher Ali Khan, Amir
Afghanistan, pada 1864. Beberapa tahun setelahnya, ia diangkat menjadi Perdana Menteri,
yang segera dihadapkan dalam suatu kondisi di mana Inggris mendesak dan mencampuri
urusan politik Afghanistan.
Selama tinggal di Mesir, beberapa pembaharuan yang ia buat yaitu:
1) Menentang pemerintah Mesir yang dicampuri oleh Inggris.
2) Bergabung dengan politikus Mesir dan membentuk Hizb Al-Wathani (Partai
Kebangsaan).
D. Muhammad Abduh
Tokoh pembaharu Islam di Mesir yang bernama lengkap Muhammad Abduh Ibn Hasan
Khairullah lahir di Gharbiyyah, Mesir, pada 1625 H. Sewaktu muda, ia mengenyam
pendidikan di Al-Azhar Mesir. Pada masa inilah, mulai muncul pemikiran-pemikiran baru
darinya mengenai Islam, terutama karena kondisi sosial dan pemahaman keagamaan umat
Islam di Mesir kala itu. Kondisi yang dimaksud adalah terjadinya pemikiran yang statis
dan jumus, serta sistem pendidikan yang bersifat dualistik.
Masalah-masalah itu muncul karena kurangnya pengetahuan umat Muslim pada saat itu
mengenai ajaran Islam yang sesungguhnya. Untuk itu, Muhammad Abduh melakukan
beberapa pembaharuan, seperti:
9
1) Mendirikan majalah Ar-Urwatul Wusqa bersama rekannya Jamaluddin al-Afghani.
2) Mengajak umat Islam untuk kembali pada ajaran Islam sejati.
3) Ajaran kemasyarakatan dalam Islam disesuaikan dengan zaman.
4) Menghapus taklid dan menumbuhkan ijtihad (sumber hukum setelah Alquran dan
hadis).
5) Menghendaki akal dan waktu.
Gerakan Pembaruan Islam yang muncul di Mesir, India, dan Turki pada abad modern,
secara langsung atau tidak langsung, berpengaruh pada gerakan Islam di Asia Tenggara.
Pengaruh tersebut diakui oleh para tokoh Islam dan intelektual Islam di Indonesia berikutnya
dalam bentuk tulisan-tulisan. Misalnya, pada tahun 1961, Haji Abdul Malik Karim Amrullah
(HAMKA), mantan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI), menulis buku berjudul Pengaruh
Muhammad Abduh di Indonesia. Pada tahun 1969, H.A. Mukti Ali, mantan Menteri Agama
Republik Indonesia menulis buku berjudul Alam Pikiran Islam Modern di Indonesia.
Dari buku H.A. Mukti Ali dapat diketahui adanya lima faktor yang mendorong
munculnya gerakan pembaruan Islam di Indonesia, yaitu :
1. Adanya kenyataan ajaran Islam yang bercampur dengan kebiasaan yang bukan Islam
2. Adanya lembaga-lembaga pendidikan Islam yang kurang efisien
3. Adanya kekuatan misi dari luar Islam yang mempengaruhi gerak dakwah Islam
4. Adanya gejala dari golongan intelegensia tertentu yang merendahkan Islam
5. Adanya kondisi politik, ekonomi, dan sosial Indonesia yang buruk akibat penjajahan
Melihat pada lima realitas tersebut, maka para ulama pembaru Islam melakukan lima gerakan
besar pembaruan, yaitu :
1. Membersihkan Islam di Indonesia dari pengaruh dan kebiasaan yang bukan Islam
2. Mereformulasi doktrin Islam dengan pandangan alam pikiran modern
3. Mereformasi penafsiran-penafsiran terhadap ajaran dan kondisi pendidikan Islam
4. Mempertahankan Islam dari desakan-desakan dan pengaruh kekuatan luar Islam
5. Melepaskan Indonesia dari belenggu penjajahan.
Pada akhir abad ke-19 ada banyak kaum Muslim muda Indonesia yang belajar ke
Mekkah dan Mesir. Di sana mereka bersentuhan dengan ide-ide pembaruan. Mereka membaca
majalah-majalah yang diterbitkan khusus untuk misi pembaruan Islam, seperti majalah Al-
Urwat Al-Wusqa dan Al-Manar yang terbit di Mesir.
Ada banyak tokoh Islam di Indonesia yang sepaham dengan misi pembaruan tersebut, diantara
mereka adalah :
1. Syeikh Muhammad Tahir Jalaluddin asal Padang yang hijrah ke Singapura. Tokoh ini
memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap gerakan pembaruan di Asia Tenggara.
2. Haji Abdullah Ahmad dan Haji Abdul Malik Karim Amrullah (HAMKA). Kedua tokoh ini
dipandang penting sebab keduanya menjadi pelopor pembaruan Islam di Minangkabau.
3. K.H. Ahmad Dahlan, pendiri organisasi atau Persyarikatan Muhammadiyah pada tanggal 18
November 1912 di Yogyakarta.
4. K.H. Hasyim Asy'ari, pendiri organisasi Nahdlatul Ulama (NU) pada tanggal 31 Januari
1926 di Jombang Jawa Timur.
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Perkembangan Islam pada masa modern dimulai dari tahun 1.800 dan berlangsung sampai
sekarang yang ditandai dengan gerakan pembaruan dalam berbagai bidang. Tokoh-tokoh yang
memelopori gerakan pembaruan Islam, antara lain; Muhammad bin Abdul Wahab, Syah Waliyullah,
Muhammad Ali Pasya, Al-Tahtawi, Jamaludin Al-Afghani, Muhammad Abduh, Rasyid Rida, Sayyid
Ahmad Khan, dan Sultan Mahmud II. Saat Islam mengalami kemunduran, bangsa Eropa justru
mengalami kemajuan luar biasa dalam lapangan kebudayaan, ekonomi, ilmu pengetahuan, dan
teknologi. Sementara kondisi dunia Islam berada di bawah pengaruh kolonialisme dan imperialisme
Eropa.
3.2 Saran
Dengan adanya materi Pembaruan Islam diharapka kita semua bangga terhadap generasi
sebelumnya, meningkatkan semangat untuk selalu berjuang demi menegakkan keislaman, meraih
kemajuan yang hakiki dengan landasan keimanan dan ketakwaan, memegang prinsip hidup yang kuat,
serta memahami hakikat hidup dan kehidupan.
11