CULTURAL MAPPING
PERANCANGAN KOTA #3
ALTIM SETIAWAN
DEFINISI
“CULTURAL MAPPING”
stakeholder
stakeholder
stakeholder
2. Anggota kelompok masyarakat atau kelompok agama
3. Penguasa lokal, pejabat pemerintahan
4. Organisasi-organisasi yang potensial dalam pemberian dana
5. Orang-orang lain yang menarik untuk dimintai pendapat
• Menganalisis informasi
Tujuan:
1. Mendapatkan konsensus dari para pelaku yang relevan
2. Memastikan bahwa semua isu sudah diuji kebenarannya
3. Mengembangkan peta yang ideal untuk kawasan
Kegiatan >>>> mengumpulkan dan menyebarkan informasi, maka
analisa sudah dilakukan sejak awal proses, bukan pada akhir
• Mengembangkan Rencana Aksi
o Saat peta yang ideal telah diformulasikan, sebuah rencana aksi harus
dikembangkan untuk memastikan apakah ide tadi dapat diimplementasikan
atau tidak.
o Rencana aksi adalah mengubah ide untuk masa akan datang menjadi
kebijakan yang jelas atau menjadi proposal.
o Setiap proposal harus dinilai oleh penguasa yang bertanggungjawab untuk
memastikan apakah proposal ini operasional atau tidak.
o Rencana aksi dapat disimpulkan dalam pertanyaan berikut:
Apa : Apakah proposal yang spesifik untuk masa yang akan datang?
Siapa : siapa yang akan mengimplementasikan proposal?
Kapan : kapan diimplementasikan? bagaimana rencana kerja
implementasi?
Bagaimana : apakah proposal itu membutuhkan dana dan bila ya dimana
akan didapatkan dana?
Apakah : apakah proposal membutuhkan kontrol dari pemerintah?
Akankah : Akankah proposal berdasarkan pada komunitas yang mampu
bekerja sama?
Collect information
People Workshop
Statement cultural identity
Workshop
FUTURE MAP
IMPLEMENTATION
Case
“Braga Bandung” dan sekitarnya”
Topik2 yang dianalisis:
Tata informasi, elemen lansekap, lalu
lintas sistem pencahayaan, braga
square,kampung braga
Historis aspect
• 1920 – 1930an: pusat perbelanjaan perancis style, showroom
Mercedes, dan restoran terbuka. Bangunan-bangunan
menampilkan gaya eropa terakhir. Beberapa bangunan
menjadi ciri kawasan
• 1970an: karakter BRAGA berubah dengan pembangunan yang
tidak terencana dan teratur pada sepanjang jalan BRAGA. Lalu
lintas semakin ramai dan menimbulkan kemacetan. Usaha
dagang tidak berjalan dengan baik.
• Keadaan ini HARUS diperbaiki, karena NILAI SEJARAH jalan
BRAGA yang tinggi.
IDEA
• IDE dasar: bagaimana menjadikan kawasan dapat kembali
memberikan sumbangan bagi pertumbuhan ekonomi kota dan
pemilik toko di sepanjang jalan BRAGA
VISI PROJECT:
1. Membuat penggunaan yang terbaik pada bangunan-bangunan
bergaya eropa. Hal ini dapat menjadi daya tarik bagi turis lokal dan
manca
2. Mengakui & menghargai bangunan2 yang ada harus sesuai dengan
gaya hidup orang indonesia.
3. Mengakui & menghargai keberadaan penduduk kampung belakang
di Jalan BRAGA & para pedagang k5, yang memberikan sumbangan
bagi kehidupan di jalan BRAGA
4. Mengenal bahwa terlalu banyak ‘penanda’ lalu lintas di sepanjang
jalan, yang mengganggu kenyamanan pejalan, dan menurunkan
visual kawasan
5. Menyadari bahwa pengawasan dan pengendalian perlu
diberlakukan di jalan BRAGA agar pembangunan yang baru tidak
merusak karakter yang telah ada
Metodologi project
Menggunakan langkah2 dalam conservation plan2
1. Menganalisa sejarah tempat tersebut, apakah hal-hal yang penting
kesejarahan nya?
2. Analisa situasi yang terjadi sekarang. Bagaimana kondisi tempat
sekarang? Sebuah pertanyaan mengenai arti jalan BRAGA
(Statement of Significance). Apakah hal yang terpenting pada
tempat ini secara keseluruhan?
3. Kebijakan dan rekomendasi untuk melindungi peninggalan yang
bersejarah dan berarti.
4. Sebuah rencana aksi untuk mengimplementasikan kebijakan yang
telah dibuat
2. kerr, James Semple. “The Conservation Plan”, National Trust of Australia (NSW. 1990)
Tugas
• Membuat Kelompok maks 6 orang/kelompok
1. Pasar Manonda
2. Pasar Masomba
3. Koridor Hasanuddin
4. Pasar Bambaru
IDETIFIKASI PERSOALAN2, POTENSI2, DAN Statement of Significance pada lokasi survey ANDA…