Anda di halaman 1dari 17

METODE SURVEY & ANALISA

CULTURAL MAPPING
PERANCANGAN KOTA #3
ALTIM SETIAWAN
DEFINISI
“CULTURAL MAPPING”

• Sebuah pendekatan penyelesaian bermacam-macam masalah yang


kompleks dalam wilayah kota. Pendekatan ini juga memasukkan
faktor-faktor non fisik ( sejarah, budaya, sosial, ekonomi dan budaya)
sebuah kawasan. Sehingga buka hanya faktor fisik saja dan mencari
kemungkinan-kemungkinan untuk mengintegrasikan nilai-nilai ini ke
dalam proses perencanaan yang konvensional.
• Tujuan Cultural Mapping: untuk membantu komunitas mengenal,
menyelenggarakan dan membantu perbedaan sosial untuk ekonomi,
sosial untuk perkembangan ekonomi. Dengan menghubungkan nilai-
nilai budaya kepada faktor sosial ekonomi dan kecenderungan
teknologi akan meningkatkan komunitas tersebut.
Budaya
• culture arises from the community may not be fully aware of it. it encompasses our entire mode of life, our ethics, our institutions,
our manner, and our routines, not only interpreting our world but shaping it... culture, then concern the identity of the nation,
communities, and individuals. We seek to preserve our culture because it is fundamental to our understanding of who we were. It
is the name we go by, the house in which we live. Culture is that which give us a sense of ourselves

budaya yang muncul dari masyarakat mungkin tidak sepenuhnya


disadari. itu mencakup seluruh cara hidup kita, etika kita, institusi kita,
cara kita, dan rutinitas kita, tidak hanya menafsirkan dunia kita tetapi
membentuknya ... budaya, kemudian menyangkut identitas bangsa,
komunitas, dan individu. Kami berusaha untuk melestarikan budaya kami
karena itu adalah dasar untuk pemahaman kami tentang siapa kami. Itu
adalah nama yang kami pakai, rumah tempat kami tinggal. Budaya
adalah yang memberi kita rasa tentang diri kita sendiri
Mapping
• Pendekatan yang digunakan dalam membuat peta
(merekam berjenis-jenis informasi dengan layer
berbeda.
• Layer dapat berupa data sejarah, informasi yang
terbarukan seperti jumlah penduduk, pola lalu lintas,
aspirasi pemerintah setempat, peristiwa khusus
kebudayaan, dll.
• Setiap jenis satu informasi direkam dalam format
peta yang baku dan peta-peta jenis lain dapat
digabungkan lalu dibandingkan dan hubungan
antara berjenis-jenis informasi dapat mulai terlihat.
• Hubungan awalnya yang tidak berkaitan menjadi
dan memberikan ide untuk menyelesaikan masalah
secara kreatif untuk wilayah tersebut di masa yang
akan datang.
Assessment
• Informasi yang dikumpulkan dan direkam dalam format peta
• Dibuat analisis tiap-tiap layer tersebut. Sebagai contoh, informasi
sejarah dapat dianalisis lewat kriteria UNISCO untuk penilaian
signifikasi suatu kawasan.
• Semua informasi harus mengacu kepada pernyataan yang
berhubungan dengan identitas budaya kawasan tersebut.
• Informasi yang terbaru, termasuk data mengenai pariwisata dan
proposal pengembangan dapat dianalisis dalam hubungannya
dengan dampak yang ditimbulkan kepada identitas budya
yang sudah ada.
implementasi

Pendekatan ini akan mengenali adanya kesenjangan yang terjadi


antara nilai-nilai budaya dan proposal. Mekanisme yang
dibutuhkan akan menjembatani perbedaan ini. Ada sebuah
aturan untuk pemerintah dalam mengimplementasi pemetaan
budaya
PROSES
• Memetakan Informasi
Kawasan yang dipetakan harus memiliki peta yang jelas (peta data harus
tersedia).
Peta dasar tersebut bisa digunakan untuk memetakan informasi yang
berbeda. Akan berguna jika informasi yang dibutuhkan dikelompokkan
dan dikumpulkan dalam peta dasar yang di-copy. Kelompok yang
dimaksud adalah:
Past : Peta-peta yang berisikan informasi sejarah
Present : Peta-peta yang berisi informasi mengenai topik yang
terbaru atau kejadian budaya atau data statistik
Future : Sebuah peta yang menyimpulkan ide-ide mengenai
komunitas untuk kawasan tersebut di masa yang akan datang. Peta ini
harus disiapkan bersama-sama dengan community workshop (FGD)
• Penilaian terhadap informasi
Setiap kelompok informasi harus dinilai, dianalisa dan disimpulkan.
Informasi sejarah dapat dinilai dalam hubungannya dengan
kriteria penilaian UNISCO untuk menentukan signifikasi kawasan
lokal, regional, dan nasional, lalu disimpulkan dalam sebuah
statement of significance
• Mengambil Keputusan
Penting untuk mengundang para pelaku yang terlibat dalam pengembangan
kebudayaan yang kawasannya dipetakan. Para pelaku ini adalah:
1. Pemerintah setempat

stakeholder
stakeholder
stakeholder
2. Anggota kelompok masyarakat atau kelompok agama
3. Penguasa lokal, pejabat pemerintahan
4. Organisasi-organisasi yang potensial dalam pemberian dana
5. Orang-orang lain yang menarik untuk dimintai pendapat
• Menganalisis informasi
Tujuan:
1. Mendapatkan konsensus dari para pelaku yang relevan
2. Memastikan bahwa semua isu sudah diuji kebenarannya
3. Mengembangkan peta yang ideal untuk kawasan
Kegiatan >>>> mengumpulkan dan menyebarkan informasi, maka
analisa sudah dilakukan sejak awal proses, bukan pada akhir
• Mengembangkan Rencana Aksi

o Saat peta yang ideal telah diformulasikan, sebuah rencana aksi harus
dikembangkan untuk memastikan apakah ide tadi dapat diimplementasikan
atau tidak.
o Rencana aksi adalah mengubah ide untuk masa akan datang menjadi
kebijakan yang jelas atau menjadi proposal.
o Setiap proposal harus dinilai oleh penguasa yang bertanggungjawab untuk
memastikan apakah proposal ini operasional atau tidak.
o Rencana aksi dapat disimpulkan dalam pertanyaan berikut:
Apa : Apakah proposal yang spesifik untuk masa yang akan datang?
Siapa : siapa yang akan mengimplementasikan proposal?
Kapan : kapan diimplementasikan? bagaimana rencana kerja
implementasi?
Bagaimana : apakah proposal itu membutuhkan dana dan bila ya dimana
akan didapatkan dana?
Apakah : apakah proposal membutuhkan kontrol dari pemerintah?
Akankah : Akankah proposal berdasarkan pada komunitas yang mampu
bekerja sama?
Collect information

Past maps Present

People Workshop
Statement cultural identity

Workshop
FUTURE MAP

Community Need Support


Professionals ACTION PLANS of all players
Gaverment

IMPLEMENTATION
Case
“Braga Bandung” dan sekitarnya”
Topik2 yang dianalisis:
Tata informasi, elemen lansekap, lalu
lintas sistem pencahayaan, braga
square,kampung braga
Historis aspect
• 1920 – 1930an: pusat perbelanjaan perancis style, showroom
Mercedes, dan restoran terbuka. Bangunan-bangunan
menampilkan gaya eropa terakhir. Beberapa bangunan
menjadi ciri kawasan
• 1970an: karakter BRAGA berubah dengan pembangunan yang
tidak terencana dan teratur pada sepanjang jalan BRAGA. Lalu
lintas semakin ramai dan menimbulkan kemacetan. Usaha
dagang tidak berjalan dengan baik.
• Keadaan ini HARUS diperbaiki, karena NILAI SEJARAH jalan
BRAGA yang tinggi.
IDEA
• IDE dasar: bagaimana menjadikan kawasan dapat kembali
memberikan sumbangan bagi pertumbuhan ekonomi kota dan
pemilik toko di sepanjang jalan BRAGA

VISI PROJECT:
1. Membuat penggunaan yang terbaik pada bangunan-bangunan
bergaya eropa. Hal ini dapat menjadi daya tarik bagi turis lokal dan
manca
2. Mengakui & menghargai bangunan2 yang ada harus sesuai dengan
gaya hidup orang indonesia.
3. Mengakui & menghargai keberadaan penduduk kampung belakang
di Jalan BRAGA & para pedagang k5, yang memberikan sumbangan
bagi kehidupan di jalan BRAGA
4. Mengenal bahwa terlalu banyak ‘penanda’ lalu lintas di sepanjang
jalan, yang mengganggu kenyamanan pejalan, dan menurunkan
visual kawasan
5. Menyadari bahwa pengawasan dan pengendalian perlu
diberlakukan di jalan BRAGA agar pembangunan yang baru tidak
merusak karakter yang telah ada
Metodologi project
Menggunakan langkah2 dalam conservation plan2
1. Menganalisa sejarah tempat tersebut, apakah hal-hal yang penting
kesejarahan nya?
2. Analisa situasi yang terjadi sekarang. Bagaimana kondisi tempat
sekarang? Sebuah pertanyaan mengenai arti jalan BRAGA
(Statement of Significance). Apakah hal yang terpenting pada
tempat ini secara keseluruhan?
3. Kebijakan dan rekomendasi untuk melindungi peninggalan yang
bersejarah dan berarti.
4. Sebuah rencana aksi untuk mengimplementasikan kebijakan yang
telah dibuat

2. kerr, James Semple. “The Conservation Plan”, National Trust of Australia (NSW. 1990)
Tugas
• Membuat Kelompok maks 6 orang/kelompok

Tugas melakukan survey pada

1. Pasar Manonda

2. Pasar Masomba

3. Koridor Hasanuddin

4. Pasar Bambaru

5. Koridor Gajahmada-iman bonjol

Tugas anda membuat “CULTURAL MAPPING”

IDETIFIKASI PERSOALAN2, POTENSI2, DAN Statement of Significance pada lokasi survey ANDA…

Anda mungkin juga menyukai