Anda di halaman 1dari 20

Perencanaan berbasis

Masyarakat Adat
untuk Pembangunan
yang Berkelanjutan

RETNO SUSANTI
UNIVERSITAS DIPONEGORO
▪ Tahun Internasional Masyarakat Adat pada tahun 1993
▪ AMAN (Aliansi Masyarakat Adat Nusantara), Aliansi Masyarakat Adat Nusantara, kongres perdana di Jakarta,
Maret 1999

masyarakat adat
Masyarakat Hukum Adat yang selanjutnya disebut Masyarakat Adat adalah kelompok masyarakat
Masyarakat Adat adalah sekelompok orang yang yang memiliki sejarah asal-usul dan menempati
hidup secara turun temurun di wilayah geografis wilayah adat secara turun-temurun. Masyarakat
tertentu, memiliki asal usul leluhur dan/atau Adat memiliki kedaulatan atas tanah dan
kesamaan tempat tinggal, identitas budaya, hukum kekayaan alam, kehidupan sosial-budaya yang
adat, hubungan yang kuat dengan tanah dan diatur oleh hukum adat, dan lembaga adat yang
lingkungan hidup, serta sistem nilai yang mempertahankan keberlanjutan kehidupan
menentukan pranata ekonomi, politik, sosial, Masyarakat Adat sebagai komunitas adat
budaya, dan hukum.

(https://aman.or.id/news/read/mengenal-siapa-itu-
(Draft RUU tentang Masyarakat Adat) masyarakat-adat)
penciri masyarakat adat

IDENTITAS BUDAYA SISTEM NILAI DAN


YANG SAMA PENGETAHUAN

MASYARAKAT
ADAT

HUKUM ADAT DAN


WILAYAH ADAT
KELEMBAGAAN ADAT
Issue masyarakat adat
• Kategori hukum internasional “masyarakat adat” perku diselaraskan dengan situasi Indonesia yang
terdiri dari beragam suku bangsa. Apakah masyarakat adat adalah semua penduduk asli nusantara?
Apakah masyarakat adat adalah pribumi?
• Tidak ada dalam sejarah kolonial atau pasca-kolonial di Indonesia tentang pencadangan tanah untuk
kelompok etnis atau budaya tertentu
• Membedakan Ras juga bukan idiom biasa untuk memahami perbedaan antar kelompok asli
Nusantara.
• Sebagian besar orang Indonesia mengklaim warisan budaya khas yang berakar di wilayah tertentu.
• Sementara fokus AMAN adalah pada orang-orang yang masih tinggal di tanah leluhur mereka.
Apakah akan mengecualikan yang mengidentifikasi diri mereka sebagai masyarakat adat tetapi
kebetulan tinggal di kota-kota? Bagaimana dengan (contoh:) orang-orang seperti Dayak yang telah
bermigrasi keluar dari pedalaman Kalimantan dan bertempat tinggal di pesisir pantai selama satu
abad terakhir?

• Masyarakat adat dan penguasaan hutan? Masyarakat adat dan pengendalian pemanfaatan ruang?
Bagaimana pelibatan masyarakat adat
dalam perencanaan ?
Pendataan dan pengakuan masyarakat adat
Memiliki komunitas tertentu

Mendiami suatu wilayah adat secara turun temurun


Pengakuan dilakukan
melalui tahapan:
Memiliki kearifan lokal dan identitas budaya yang sama identifikasi, verifikasi,
validasi, penetapan
Memiliki pranata/hukum yang ditaati kelompok

Memiliki Kelembagaan adat yang berfungsi


Memadukan pengetahuan lokal & pengetahuan profesional

• Fenster dan Yacobi (2005) membedakan antara pengetahuan


profesional yang diperoleh melalui studi formal dan pengetahuan
lokal (atau awam) penduduk.
• Haring (1996) menyatakan bahwa semua pengetahuan lokal
merupakan produk dari keadaan lokal dan spesifik
• Bradford (2005) berbicara tentang pengetahuan komunitas,
membedakan antara beberapa kategori pengetahuan: pengetahuan
komunitas; pengetahuan tentang masyarakat, dan pengetahuan yang
bertujuan untuk mengubah masyarakat.
Diagram Alir Pengetahuan Lokal
Pelibatan partisipasi masyarakat lokal

• Partisipasi publik yang aktif adalah pengakuan nilai pengetahuan lokal dalam
perencanaan dan intervensi terhadap pengetahuan profesional yang dianggap
sebagai solusi terbaik di bidang sosial (Churchman dan Sadan 2003).
• Demokrasi yang mengabaikan pendapat warga negara dan tidak diekspresikan
dalam kebijakan, tidak akan berhasil mengurangi konflik antara yurisdiksi dan
warga negara.
• Kegagalan memasukkan pengetahuan lokal ke dalam hasil perencanaan akan
berdampak pada pemberdayaan dan partisipasi public serta kebijakan yang
disusun.
• Pengertian kearifan lokal merupakan penjabaran konseptual dari istilah
antropologis indigenous knowledge (UN 2007), yang telah diperluas dan
disesuaikan dengan perubahan global dalam struktur sosial, industrialisasi,
urbanisasi, dan globalisasi.
Tangga partisipasi dan intervensi pengetahuan lokal
menetapkan identifikasi territorial adat
masyarakat adat dan dibantu pendukung yang melakukan pekerjaan mendokumentasikan aturan dan
peraturan adat dan menyiapkan peta yang menunjukkan batas teritorial dan zona penggunaan lahan.

Peraturan Badan Informasi Geospasial


Nomor 12 Tahun 2017 Tentang
Pedoman Pemetaan Wilayah
Masyarakat Hukum Adat

Diagram alur mekanisme pembentukan peta usulan wilayah


Masyarakat Hukum Adat

Pedoman pemetaan wilayah masyarakat hukum adat merupakan acuan bagi pemerintah daerah, masyarakat
hukum adat, dan fasilitator dalam pemetaan wilayah masyarakat hukum adat.
Pedoman pemetaan wilayah masyarakat hukum adat terdiri atas tahapan:
a. pembentukan peta usulan wilayah masyarakat hukum adat; dan
b. pembentukan peta usulan penetapan wilayah masyarakat hukum adat
Pemetaan partisipatif
▪ memotret pengelolaan, pemanfaatan dan penguasaan lahan berbasis kearifan lokal di suatu
wilayah adat untuk mengetahui dinamika perubahan yang terjadi di tingkat tapak saat ini.
▪ menggunakan metode pemetaan partisipatif
▪ keterlibatan aktif masyarakat adat setempat dalam menuangkan pengetahuan tentang ruang
yang mereka tinggali

Peta sketsa Kampung Asei


Kredit foto: Hendrika Wulan/WRI
Indonesia

https://brwa.or.id/wa/
Manfaat pemetaan partisipatif

Membuka ruang
Potret tata
kolaborasi yang
ruang yang
efektif dan
detail
efisien
Alat perencanaan
dan pengakuan

Kesempatan penyelesaian
berbagi permasalahan
pengetahuan batas wilayah
kepada adat berbasis
masyarakat lokal kearifan lokal
Memperkuat Lembaga adat

• Lembaga adat menyelenggarakan


fungsi adat istiadat dan menjadi
bagian dari susunan asli Desa yang
tumbuh dan berkembang atas
prakarsa masyarakat Desa.
• Lembaga kemasyarakatan dan
Lembaga Adat erat kaitannya dengan
modal sosial, untuk terciptanya tata
kelola desa demokratis, transparan,
partisipatif dan efektif.
Akses untuk mengelola sumberdaya alam
• Keberadaan masyarakat adat di akui hak-
hak adat dan sistem hukumnya, termasuk
sumber daya alam yang ada di wilayahnya.
• Masyarakat adat perlu diberikan
kesempatan untuk mengelola dan
memanfaatkan sumberdaya alam di
wilayahnya sesuai dengan kearifan lokal
yang dimilikinya.
• Kebijakan, rencana, dan/atau program
pembangunan harus dijiwai oleh
kewajiban melakukan pelestarian
lingkungan hidup dan mewujudkan tujuan
pembangunan pemberdayaan masyarakat
hukum adat melalui pembangunan
ekonomi secara berkelanjutan.
(Matuankotta, 2018) Perempuan Adat Montong Baan Lestarikan Jamu
KAWASAN KEUNIKAN BUDAYA SUKU BABONGKO,
TOGEAN TA’A, SALUAN, BAJO
Revitalisasi Lobo, di desa Toro, Kecamatan Kulawi, Kabupaten Sigi
Revitalisasi Rumah Adat di desa Uekuli, Kecamatan Tojo, Kabupaten Tojo Una Una
Terima kasih

retno.susanti@pwk.undip.ac.id

▪ Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik, Universitas


Diponegoro
▪ Program Studi D3 Perencanaan Tata Ruang Wilayah dan Kota Kampus Pekalongan,
PSDKU Universitas Diponegoro

Anda mungkin juga menyukai